• Tidak ada hasil yang ditemukan

KECEMASAN KELUARGA TERHADAP KEBIJAKAN PEMBELAJARAN DARING DI MASA PANDEMI COVID-19

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KECEMASAN KELUARGA TERHADAP KEBIJAKAN PEMBELAJARAN DARING DI MASA PANDEMI COVID-19"

Copied!
132
0
0

Teks penuh

(1)

i SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Program Studi Pendidikan Sosiologi

Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar

OLEH :

Nurul Alfiani Zitra 105381119316

PROGRAM STUDY PENDIDIKAN SOSIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FEBRUARI, 2021

(2)
(3)
(4)

iv

Makassar 90221 www.fkip-unismuh-info

SURAT PERNYATAAN

Mahasiswa yang bersangkutan:

Nama : Nurul Alfiani Zitra Stambuk : 105381119316 Jurusan : Pendidikan Sosiologi

Dengan Judul : Kecemasan Keluarga Terhadap Kebijakan Pembelajaran

Daring Di Masa Pandemi Covid-19 (Studi Naratif Dua Keluarga Pedagang Pasar Di Desa Arungkeke Kabupaten Jeneponto)

Dengan menyatakan bahwa Skripsi yang saya ajukan di depan Tim Penguji adalah hasil karya sendiri dan bukan hasil ciptaan orang lain atau dibuatkan oleh siapapun. Demikian pernyataan ini saya buat dan saya bersedia menerima sanksi apabila pernyataan ini tidak benar.

Makassar, 03 Februari 2021

Yang Membuat Pernyataan

(5)

v

Makassar 90221 www.fkip-unismuh-info

SURAT PERJANJIAN

Mahasiswa yang bersangkutan:

Nama : Nurul Alfiani Zitra

Stambuk : 105381119316

Jurusan : Pendidikan Sosiologi

Fakultas : Keguruandan Ilmu Pendidikan

Dengan ini menyatakan perjanjian sebagai berikut:

1. Mulai dari penyusunan proposal sampai selesai skripsi ini, saya akan menyusun sendiri skripsi saya (tidak dibuatkan oleh siapapun)

2. Dalam penyusunan skripsi, saya akan selalu melakukan konsultasi dengan pembimbing yang telah ditetapkan oleh pemimpin fakultas

3. Saya tidak akan melakukan penjiplakan (plagiat) dalam menyusun skripsi. 4. Apabila saya melanggar perjanjian seperti pada butir 1, 2 dan 3 saya

bersedia menerima sanksi sesuai dengan aturan yang berlaku.

Demikian perjanjian ini saya buat dengan penuh kesadaran.

Makassar, 03 Februari 2021 Yang Membuat Perjanjian

(6)

vi

Senjatamu adalah pendidikanmu, masa bodohmu adalah penyesalanm di masa depan. (Nurul Alfiani Zitra)

PERSEMBAHAN

Alhamdulillah, atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Karya sederhana ini penulis persembahkan untuk:

Kedua orang tua, Rusman dan Mirnawati yang selalu memberikan dukungan, memberiku motivasi dalam segala hal serta memberikan kasih sayang yang teramat besar yang tak mungkin bisa kubalas dengan apapun bahkan dengan materi.

Terima kasihku juga kepada seluruh keluarga besar terutama kepada saudara-saudaraku yang tak henti-hentinya dalam mensuport kesuksesan karir dalam tercapainya cita-cita dan pendidikan saya.

Dan yang terakhir penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada teman-teman seperjuagan.

(7)

vii

Dibimbing oleh Kaharuddin dan Nur Riswandy Marsuki.

Kebijakan Pembelajaran daring yang diterapkan pemerintah ini agar dapat mencegah meluasnya penularan covid-19 pada warga sekolah khususnya dan masyarakat. Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui kecemasan keluarga pedagang pasar terhadap belajar daring dimasa pandemi covid-19 di Desa Arungkeke Pallantikang Kab Jeneponto dan Untuk mengetahui persepsi keluarga pedagang pasar terhadap kebijakan pembelajaran daring.

Metode penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah kualitatif dengan pendekatan naratif dimana populasi dalam penelitian ini adalah orang yang mempunyai anak sekolah dan berprofesi sebagai pedagang. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Kecemasan keluarga pedagang pasar terhadap belajar daring dimasa pandemi covid-19 di Desa arungkeke pallantikang Kab Jeneponto yakni, Kurangnya pemahaman dan minat belajar bagi siswa terhadap pelajaran yang disampaikan oleh guru lewat forum belajar daring, Meningkatnya pengeluaran bagi keluarga pedagang pasar seperti pembelian paket internet untuk anak, Kurangnya akses jaringan internet karena banyaknya siswa yang mengakses forum belajar daring, dan kurangnya pemahaman teknologi. Sedangkan persepsi keluarga pedagang pasar pembelajaran daring yaitu Pembelajaran daring siswa bisa menjadikan alasan untuk tidak membantu karena hanya dapat mendorong siswa untuk bermain game di HP, Pembelajaran daring kurang efesien dibandingkan dengan belajar secara langsung serta kurang mencerdaskan siswa, kemudian kebijakan pemerintah mengenai hal ini merupakan solusi yang tepat untuk mencegah peneluran covid–19, dan pembelajaran daring dapat menjalin kedekatan antara orang tua dan siswa.

(8)

viii

Training and Education, Muhammadiyah University of Makassar. Supervised by

Kaharuddin and Nur Riswandy Marsuki.

This online learning policy implemented by the government is in order to prevent the spread of covid-19 transmission to school residents in particular and the community. The purpose of this study was to determine family anxiety market traders towards online learning during the Covid-19 pandemic in Arungkeke Pallantikang Village, Jeneponto Regency and to find out the perceptions of market merchant families towards online learning policies.

The research method used by the researcher is qualitative with a narrative approach where the population in this study are people who have school children and work as traders. The results of this study indicate that the market trader family anxiety regarding online learning during the Covid-19 pandemic in the village of Arungkeke Pallantikang, Jeneponto Regency, namely, the lack of understanding and interest in learning for students about the lessons conveyed by teachers through online learning forums, Increased expenses for market merchant families such as purchasing internet packages for children, lack of internet network access due to the large number of students accessing online learning forums, and a lack of understanding of technology. Whereas the perception of the family of traders in the online learning market, namely that student online learning can make an excuse not to help because it can only encourage students to play games on cellphones, online learning is less efficient than learning directly and less educating students, Then the government policy on this matter is the right solution to prevent covid-19 spawning, and online learning can build closeness between parents and students.

(9)

ix

Puji syukur penulis lantunkan atas kehadirat Allah Azza wa Jalla atassegala nikmat dan hidayah-Nya Sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas dan kewajiban akademik dalam bentuk skripsi. Shalawat serta salam selalutercurahkan kepada baginda Rasulullah SAW karena berkat kerasulannya sehingga Islam tetap berjaya hingga saat ini.

Dalam penyusunan skripsi ini penulis telah banyak mengalami halangandan rintangan disebabkan keterbatasan penulis sendiri baik dari hal pengetahuan,waktu dan biaya,akan tetapi karena istiqamah yang kuat dan petunjuk oleh Allah SWT serta bantuan dari berbagai pihak sehingga semangat penulis tetap terjaga hingga penyelesaian skripsi ini.

Dalam penyusunan dan penyelesaian skripsi ini, tidak sedikit mendapat hambatan dan kesulitan yang dialami penulis. Namun, berkat bantuan dan dorongan dariberbagai pihak sehingga hambatan dan kesulitan dapat diatasi.Oleh karena itu, patutkiranya dalam kesempatan ini penulis menghaturkan terima kasih dan penghargaan kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan.

Penulis ucapkan terima kasih kepada: Bapak Prof. DR. H. Ambo Asse., M. Ag. Rektor Unismuh Makassar, Bapak Erwin Akib, S.Pd., M.Pd.,Ph.D, Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar, Bapak Drs. H. Nurdin, M.Pd. ketua Jurusan Pendidikan Sosiologi dan Bapak Kaharuddin, S.Pd., M.Pd, Ph.D Seketaris Jurusan Pendidikan Sosiologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar, Bapak

(10)

x

Jurusan Pendidikan Sosiologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar atas bekal ilmu yang telah diberikan kepada penulis sejak pertama menjadi mahasiswa.

Dan ucapan terima kasih kepada kedua orang tua saya bapak Rusman dan ibu Mirnawati yang selalu memberikan dukungan dan juga teman-teman seperjuangan yang selalu menemani dalam suka maupun duka, sahabat saya yang yang terkasih serta seluruh rekan mahasiswa Jurusan Pendidikan Sosiologi atas segala motivasi, kebersamaan, saran serta bantuannya.

Penulis berharap skripsi ini dapat menjadi masukan yang bermanfaat, khususnya bagi penulis selaku calon pendidik dan pembaca pada umunya.Semoga segala jerih payah serta kerja keras kita bernilai ibadah di sisi Allah SWT. Aamiin……

Billahi fii sabilil haq fastabiqul khaerat wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Makassar, 03 Februari 2021

(11)

xi

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

SURAT PERSETUJUAN ... iii

SURAT PERNYATAAN... iv

SURAT PERJANJIAN ... v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... vi

ABSTRAK BAHASA INDONESIA ... vii

ABSTRAK BAHASA INGGRIS ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1 B. Rumusan Masalah ... 6 C. Tujuan Penelitian ... 6 D. Manfaat Penelitian ... 7 E. Definisi operasional... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Konsep ... 9

(12)

xii

5. Tantangan proses pembelajaran daring dari rumah ... 16

6. Kecemasan keluarga pedagang pasar terhadap pembelajaran daring... 17

7. Upaya peningkatan kualitas proses pembelajaran daring dari rumah... 18

8. Persepsi keluarga terhadap kebijakan Pembelajaran daring... 19

B. Kajian Teori ... 20

1. Teori Perubahan sosial ... 20

2. Teori psikologi sosial ... 21

3. Teori pembelajaran kontruktivisme...22

C. Kerangka Fikir ... 23

D. Penelitian Relevan...25

BAB III METEDOLOGI PENELITIAN A. Jenis Dan Pendekatan Penelitian ... 29

B. LokasiDan Waktu Penelitian ... 31

C. Fokus Penelitian ... 32

D. Informan Penelitian ... 32

E. Jenis Dan Sumber Data ... 34

F. Instrumen Penelitian ... 34

(13)

xiii

BAB IV GAMBARAN HISTORIS LOKASI PENELITIAN

A. Gambaran Umum Desa Arungkeke Pallantikang ... 43

B. Letak Geografis ... 44

C. Keadaan Sosial...45

D. Keadaan Pendidikan...48

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian a. Kecemasan keluarga pedagang pasar terhadap belajar daring di masa pandemic covid-19 ... 57

b. Persepsi keluarga pedagang pasar terhadap kebijakan pembelajaran daring... 64

B. Pembahasan a. Kecemasan keluarga pedagang pasar terhadap belajar daring di masa pandemic covid-19...69

b. Persepsi keluarga pedagang pasar terhadap kebijakan pembelajaran daring.... ... 72

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 77

B. Saran ... 78

(14)
(15)

xv

(16)

xvi

1. Dokumentasi... 84 2. Pedoman dan Transkip Wawancara...88 3. Data Informan...105

(17)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kehidupan manusia tidak akan terlepas dari yang namanya pembelajaran. Pembelajaran merupakan usaha sadar untuk menumbuh kembangkan potensi sumber daya manusia peserta didik dengan cara mendorong dan memfasilitasi kegiatan belajar mereka (Syah, 2017). Pembelajaran sebagaimana kita ketahui bahwasanya mempunyai nilai-nilai dan aturan yang harus dipatuhi oleh siswa dan guru.

Pembelajaran adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, bangsa dan negara (UU RI No.20 Tahun 2001). Di negara kita, Sebelum maraknya wabah Covid-19 sistem pembelajaran dilakukan disekolah secara langsung. Namun, dilihat dari fenomena ini Pemerintah membuat suatu kebijakan proses pembelajaran daring. Seperti yang di ketahui bahwa pembelajaran daring adalah pembelajaran yang dilakukan secara online, menggunakan aplikasi pembelajaran maupun jejaring sosial. Pembelajaran ini dilaksanakan selama pandemi covid-19.

Covid-19 merupakan sebuah penyakit yang disebabkan oleh virus severe

acute respiratory syndrome coronavirus (SARS-CoV-2) yang dapat menyebabkan

(18)

infeksi paru-paru, seperti pneumonia. Covid-19 merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh jenis coronavirus, dan bisa menyerang siapa saja baik dari lansia sampai anak kecil dan mengakibatkan kematian.

Dalam rangka mencegah meluasnya penularan Covid-19 pada warga sekolah khususnya dan masyarakat luas pada umumnya, kementerian pembelajaran dan kebudayaan (Kemendikbud) menerbitkan beberapa surat edaran terkait pencegahan dan penanganan covid-19. Pertama, surat edaran Nomor 2 Tahun 2020 tentang pencegahan dan penanganan covid-19 di lingkungan Kemendikbud. Kedua, surat edaran nomor 3 tahun 2020 tentang pencegahan covid-19 pada satuan pembelajaran. Ketiga, surat edaran nomor 4 tahun 2020 tentang pelaksanaan kebijakan pembelajaran dalam masa darurat penyebaran

Coronavirus Disease (Covid-19) yang antara lain memuat arahan tentang proses daring di rumah saja.

Sekolah, di mana setiap hari terjadi aktivitas berkumpul dan berinteraksi antara guru dan siswa dapat menjadi sarana penyebaran covid-19. Guna melindungi warga sekolah dari paparan covid-19, berbagai wilayah menetapkan kebijakan daring dari rumah. Dibeberapa daerah proses daring dari rumah dilihat dari sisi sumber daya manusia pendidik maupun peserta didik ada yang memang sudah siap. Tetapi banyak pula yang terpaksa harus siap menghadapi pembelajaran yang biasanya dilaksanakan secara tatap muka berubah menjadi sistem pembelajaran secara daring. Bagi sekolah yang telah terbiasa menggunakan perangkat teknologi dalam kegiatan belajar mengajar tentu tidak banyak menghadapi kendala, tetapi tidak demikian bagi sekolah yang belum

(19)

pernah melaksanakan pembelajaran daring sebelumnya terutama di daerah dengan fasilitas yang terbatas. Kemudian persiapan pembelajaran daring pada era pandemi covid-19 seharusnya lebih diutamakan pada persiapan jaringan teknologi agar tidak terjadi amputasi jaringan pada setiap proses belajar daring apalagi daerah yang susah terjangkau oleh jaringan. (Kaharuddin, 2020). Kebijakan pembelajaran daring Ini ditetapkan oleh pemerintah, jadi disini pemerintah memiliki tanggung jawab dalam pembagian kuota selama pandemi covid-19, dan peserta didik juga mampu menyesuaikan jaringan connect yang ada di daerahnya masing-masing.

Proses pembelajaran dalam bidang pembelajaran harus terus berlangsung meski saat ini tengah terjadi pandemi Covid-19 tetapi kebijakan pemerintah terhadap pembelajaran secara daring tetap dilaksanakan agar generasi emas tidak ketinggalan pengetahuan dalam belajar dan tetap melakukan pembelajaran demi kemajuan generasi penerus sebagai tunas kemajuan bangsa dimasa mendatang (Rifa Afiva Firyal, 2020). Disamping itu orang tua juga berperan dalam memberikan motivasi kepada anaknya yang melakukan pembelajaran daring dan tetap semangat mengerjakan tugas-tugas dari guru agar tidak ketinggalan pelajaran.

Keluarga menjadi unit terkecil dalam lingkup masyarakat yang memiliki pengaruh yang sangat kuat terhadap suatu kondisi. Dalam ruang lingkup keluarga terdapat sistem-sistem yang menyeluruh dalam menjalankan fungsi-fungsinya, karena keluarga merupakan kesatuan yang utuh akan menciptakan dinaminasi dalam berinteraksi, memberikan keputusan, dan pemecahan masalah. Jika dalam

(20)

keluarga mengalami kesulitan keluarga maka akan mempengaruhi sistem yang terdapat dalam keluarga tersebut.

Setiap manusia dituntut untuk memenuhi kebutuhan hidup kesejahteraan, kesehatannya dan bisa memenuhi kebutuhan pokok yang menyangkut kelangsungan hidup anak dan keluarga. Dalam melaksanakan pekerjaannya, tidak jarang pedagang merasakan kondisi tubuh yang tidak sehat/cenderung sakit dan harus memeriksakan diri ke pelayanan kesehatan. Harapan para pedagang tentunya sempurna jasmani rohani serta mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai peraturan yang ada.

Dunia kerja dan dunia kesehatan, bagi pedagang cenderung dijadikan tiang harapan yang lebih menjanjikan untuk mencukupi kebutuhan sandang, papan, pangan, nyaman, aman (kebutuhan fisik) dan cinta kasih sayang, aktualisasi diri (kebutuhan psikologis). Walaupun banyak bermunculan toko dan swalayan namun keberadaan pasar tetap diminati oleh pembeli lokal maupun berbagai daerah. Hal ini membuat para pedagang pasar tetap bekerja. Hal tersebut menyebabkan rentannya kesehatan pedagang. Pekerjaan sebagai pedagang di pasar dilakukan mulai pagi hari sampah siang hari.

Peranan pedagang pasar cukup tinggi antara lain memiliki peran penting dalam upaya peningkatan pendapatan keluarga, selain itu juga tentunya menjaga kesehatan keluarga dan dirinya, namun pada kenyataannya kurang mendapatkan perhatian baik dari bidang kesehatan maupun pemerintah. Adanya anggapan pula bahwa masyarakat pedagang mempunyai kedudukan yang rendah. Dalam hal ini para pedagang mengalami suatu kecemasan yang diakibatkan oleh maraknya isu

(21)

wabah covid-19. Risiko penularan covid-19 dari orang yang tidak ada gejala sama sekali sangatlah rendah. Namun, banyak orang yang terjangkit covid-19 hanya mengalami gejala-gejala ringan, terutama pada tahap-tahap awal. Karena itu, covid-19 dapat menular dari orang. Misalnya, hanya batuk ringan tetapi merasa sehat.

Dilihat dari fenomena yang terjadi saat ini, masyarakat yang berprofesi sebagai pedagang pasar merasakan kecemasan yang diakibatkan oleh covid-19. Kemendikbud telah menetapkan tata cara proses pembelajaran daring, dalam pembelajaran tersebut tentu membutuhkan dukungan dari pemerintah, sekolah, guru dan orang tua. Pembelajaran daring memiliki beberapa keuntungan dan kerugian yang berpengaruh terhadap proses dan hasil pembelajaran. Berikutnya siswa belajar menghargai waktu yang ada sehinga siswa lebih giat dalam mengerjakan tugas yang diberikan guru. Orang tua bisa lebih memantau dan mengetahui perkembangan belajar anaknya dan lebih peduli dengan tugas-tugas anaknya yang diberikan oleh guru disamping itu orang tua juga memiliki kendala terhadap biaya dan jaringan internet. Namun, hal ini juga memberikan dampak kepada siswa merasa jenuh belajar di rumah dan ingin segera bertatap muka dengan guru dan teman-temannya, karena siswa bosan dengan kondisi dan situasi yang ada memaksa mereka untuk tetap berada di dalam rumah.

Sebagai seorang peneliti tentu memiliki harapan terhadap kebijakan pembelajaran daring, di mana program belajar secara daring ini dapat memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi siswa, tanpa terbebani

(22)

tuntutan menuntaskan seluruh capaian kurikulum untuk kenaikan kelas maupun kelulusan.

Berdasarkan fenomena diatas, maka peneliti sangat tertarik untuk mengkaji lebih dalam mengenai

“Kecemasan Keluarga Terhadap Kebijakan Pembelajaran Daring Di Masa Pandemi Covid-19 (Studi Naratif Dua Keluarga Pedagang Pasar Di Desa Arungkeke Pallantikang Kabupaten Jeneponto)”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Bagaimanakah kecemasan keluarga pedagang pasar terhadap belajar

daring di masa pandemi covid-19 di Desa Arungkeke Pallantikang

Kabupaten Jeneponto?

2. Bagaimanakah persepsi keluarga pedagang pasar terhadap kebijakan pembelajaran daring?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui kecemasan keluarga pedagang pasar terhadap belajar

daring di masa covid-19 di Desa Arungkeke Pallantikang Kabupaten

Jeneponto.

2. Untuk mengetahui persepsi keluarga pedagang pasar terhadap kebijakan pembelajaran daring

(23)

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah: 1. Manfaat Praktis

Hasil penelitian diharapkan dapat digunakan sebagai informasi dalam implementasi mengenai kecemasan keluarga pedagang pasar terhadap kebijakan pembelajaran daring di masa pandemi covid-19 yang dilakukan di Desa Arungkeke Pallantikang Kabupaten Jeneponto. Serta dapat menjadi bahan evaluasi maupun pengembangan bagi keluarga pedagang pasar dalam meningkatkan motivasi belajar bagi anak.

2. Manfaat Teoritis

a. Memberikan kontribusi dan masukan untuk pengembangan penelitian khususnya dalam bidang pembelajaran.

b. Dapat dijadikan sebagai bahan acuan atau sumber informasi ilmiah bagi penelitian yang berkaitan dengan kecemasan keluarga pedagang pasar terhadap kebijakan pembelajaran daring di masa pandemi covid-19 khususnya di Desa Arungkeke Pallantikang, Kecamatan Arungkeke, Kabupaten Jeneponto.

E. Definisi Operasional

Definisi operasional dari judul yang penulis konsepkan bertujuan untuk memperoleh gambaran yang jelaskan untuk menghindari kesalahpahaman dalam penelitian, adapun istilah-istilah adalah sebagai berikut:

(24)

Studi naratif adalah metode riset yang menceritakan sebuah cerita tentang individu atau kelompok, mengenai kehidupannya dalam berbentuk lisan atau tulisan.

2. Kecemasan

Suatu perasaan yang sifatnya umum, di mana seseorang merasa ketakutan atau kehilangan kepercayaandiri yang tidak jelas asal maupun wujudnya (Sutardjo Wiramihardja, 2005).

3. Keluarga

Unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan.

4. Pedagang

Orang yang melakukan perdagangan menjual belikan barang yang tidak diproduksi sendiri, untuk memperoleh suatu keuntungan.

5. Pembelajaran daring

Pembelajaran yang menggunakan model interaktif berbasis internet dan

learning manajemen system (LSM).

6. Covid-19

Penyakit menular yang disebabkan oleh virus corona yang baru-baru ini ditemukan.

(25)

9 BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

A. Kajian Konsep

1. Definisi Analisis Kebijakan

Analisis kebijakan merupakan suatu prosedur berpikir yang sudah lama dikenal dan dilakukan dalam sejarah manusia. Menurut MacRae (1976) analisis kebijakan adalah sebagai suatu disiplin ilmu sosial terapan yang menggunakan argumentasi rasional dengan menggunakan fakta-fakta untuk menjelaskan, menilai, dan membuahkan pemikiran dalam rangka upaya memecahkan masalah publik (Suryadi dan Tilar, 1994: 40). Lebih lanjut suryadi, dan Tikar menegaskan bahwa analisis kebijakan adalah sebagai suatu cara atau prosedur dalam menggunakan pemahaman manusia terhadap dan untuk pemecahan masalah kebijakan.

Kebijakan pembelajaran jika dilihat merupakan perangkat aturan yang berkepihakannya dimiliki oleh pemerintah demi terciptanya pembelajaran yang sesuai dengan cita-cita sehingga sampai dengan tujuan yang diinginkan. Pembelajaran saat ini sudah menjadi dasar kemajuan pembangunan generasi bangsa. Di mana Indonesia juga sedang menghadapi wabah pandemic covid-19 maka dari itu pemerintah menerapkan kebijakan Pembelajaran daring saja di mana peserta didik diharuskan belajar di rumah untuk menghindari penularan covid-19.

(26)

10 2. Pembelajaran Daring Yang Ideal

Suyono (2011) mengatatakan bahwa belajar adalah aktivitas yang selalu dilakukan dan dialami manusia di dalam kandungan, buaian, tumbuh berkembang dari anak-anak, remaja sehingga menjadi dewasa, sampai keliang lahat, sesuai dengan pembelajaran sepanjang hayat. Belajar juga dapat diartikan sebagai segala aktivitas psikis yang dilakukan oleh setiap individu sehingga tingkah lakunya berbeda antara sebelum dan sesudah belajar. Basri (2013: 201) mengatakan bahwa belajar perubahan tingkah laku atau penampilan dengan serangkaian kegiatan.

Berdasarkan pendapat ini, belajar dapat diartikan sebagai proses panjang yang dialami oleh manusia sejak manusia ada sampai manusia tiada. Konsep belajar ini biasanya dikenal sebagai belajar sepanjang hayat. Belajar tidak menganalistilah waktu, kapan pun dan dimana pun belajar dapat dilakukan oleh manusia. Konsep belajar sepanjang hayat menjadikan seseorang tidak boleh putus semangat dalam belajar walaupun ada halang datang dalam berbagai bentuk.

Pembelajaran harus tetap berlangsung, walau pun terjadi bencana pandemi Covid-19. Solusi paling tepat adalah pembelajaran daring. Pembelajaran daring pada dasarnya adalah pembelajaran yang dilakukan secara virtual/nyata melalui aplikasi virtual yang tersedia. Walaupun demikian, pembelajaran daring harus tetap memperhatikan kompetensi yang akan diajarkan. Guru harus menyadari bahwa pembelajaran memiliki sifat yang sangat kompleks karena melibatkan aspek pedagogis, psikologis, dan didaktis secara bersamaan. Oleh karena itu, pembelajaran daring bukan sekedar materi yang dipindahkan melalui media internet, bukan juga sekedar tugas dan soal-soal yang dikirimkan melalui aplikasi

(27)

media sosial. Pembelajaran daring harus direncanakan, dilaksanakan, serta di evaluasi sama halnya dengan pembelajaran yang terjadi dikelas.

Majid (2011: 17) mengatakan bahwa perencanaan dapat diartikan sebagai proses penyusunan materi pelajaran, penggunaan pendekatan dan metode pengajaran, dan penilaian dalam suatu alokasi waktu yang akan dilaksanakan pada masa tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Berdasarkan pernyataan ini, perencanaan pembelajaran daring yang ideal pun harus mengikuti pola-pola yang telah disebutkan. Seorang guru terlebih dahulu harus menyusun materi pembelajaran yang sesuai. Materi pembelajaran diturunkan dari indikator pencapaian kompetensi, sehingga racikan materi yang disajikan oleh guru akan mengimplementasikan standar isi pada kurikulum 2013. Perlu diingat bahwa materi pembelajaran daring juga harus tetap mempertimbangkan teori kontruktivisme yang menjadikan siswa berperan aktif. Oleh karena itu, materi yang disajikan bukanlah materi yang kompleks atau materi yang utuh, melainkan materi-materi dalam bentuk rangsangan atau stimulus untuk menjembatani siswa menyusun sebuah simpulan dari kompotensi yang akan dikuasai.

3. Kebijakan Pembelajaran Daring dan Kendalanya

Pembelajaran merupakan investasi yang paling utama bagi setiap bangsa apalagi bagi bangsa yang sedang berkembang yang giat membangun negaranya. Pembangunan hanya dapat dilakukan oleh manusia yang dipersiapkan melalui pembelajaran, guna mencapai esensi kemanusiaan yaitu sebagai khalifah diatas bumi. Pengembangan pembelajaran tidak terlepas dari tanggung jawab seorang pendidik, bagaimana pendidik tersebut melakukan transformasi ilmu yang

(28)

dimiliki dengan bahan ajar yang telah ada, serta dengan memperhatikan metode-metode pengajaran yang mudah diterima oleh peserta didik sehingga tujuan tercapai sesuai dengan apa yang di harapkan.

Pembelajaran daring sebagai model dari pembelajaran daring bukanlah model pembelajaran yang baru. Latar belakang diadakannya pembelajaran daring adalah bagi orang yang setiap harinya bekerja dengan memiliki waktu kerja yang padat, bertempat tinggal dan bekerja jauh dari lembaga pembelajaran akan sangat merasakan berapa banyak kemungkinan biaya yang hilang jika harus mengikuti pembelajaran secara konvensional pada lembaga pembelajaran tersebut. Untuk itu dilakukan berbagai upaya yang mendukung terwujudnya pembelajaran teknologi informasi dan komunikasi.

Seiring dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang pesat pembelajaran daring melalui internet. Pelaksanaan daring membutuhkan komunikasi yang baik antara siswa, orang tua, dan sekolah dikarenakan jarak yang tidak memungkinkan antara siswa, orang tua dengan sekolah bisa bertemu muka secara terus-menerus. Komunikasi antar siswa dengan sekolah dilakukan secara virtual atau dunia maya. Media yang digunakan adalah beberapa media sosial yaitu Whatsapp, google, zoom, dll. Sedangkan antara orang tua dan sekolah lebih banyak kepada konsultasi, diskusi, maupun sharing mengenai perkembangan belajar anak selama mengikuti pembelajaran daring dan kelanjutan pembelajaran siswa setelah lulus nanti juga dikonsultasikan kepada sekolah.

Menurut Ali Taufik dalam jurnalnya, dalam mempersiapkan komponen proses pelaksanaan pembelajaran daring yang diterapkan maka komponen

(29)

pelaksana perguruan tinggi dengan pemerintah daerah setempat menerapkan sistem kerja sama aktif melalui pelaksanaan inventarisasi kebutuhan proses peningkatan sumber daya manusia di setiap wilayah lokasi melalui penerapan komponen mekanisme yang ditetapkan. Komponen tersebut mencakup inventarisasi sumber daya manusia terdidik, terampil, dan terlatih. Dari kebutuhan masukan tersebut maka kerja sama dilanjutkan dengan membangun sistem disesuaikan dengan komponen proses pelaksanaan. Penyajian kerangka pelaksanaan kegiatan pembelajaran daring yang diterapkan di optimalkan untuk membangun kreativitas dan pengetahuan dilingkungan wilayah masing-masing dengan komponen proses secara spesifik mendukung pembangunan daerah tersebut baik dalam lingkup pembangunan pengetahuan maupun teknologi terapan yang mempercepat proses pembangunan dalam menciptakan kesejahteraan masyarakat sekitarnya.

Komponen proses pelaksanaan secara analisis yang menjadi kendala proses pelaksanaan pembelajaran adalah masih kurangnya pemahaman proses pelaksanaan pembelajaran daring dilingkungan masyarakat sebagai langkah upaya pelaksanaan yang cepat dan akurat sebagai solusi memberdayakan tingkat pembelajaran dilingkungannya. Hal ini di perlukan penyadaran dan pengertian secara pemahaman yang matang. Kebutuhan pelaksana teknik pendidik menunjukkan kesiapan tenaga pelaksana yang dapat secara mendasar mengerti proses pelaksanaan kegiatan secara umum, dengan dasar aturan serta mekanisme yang mendasar dalam pelaksanaan kerja. Untuk tenaga terlatih dibutuhkan secara spesifik pengembangan keahlian tertentu dalam menunjang proses pembangunan

(30)

sesuai dengan kebutuhan yang diterapkan di wilayah pembangunan tersebut secara karakter kebutuhan penerapan teknik yang akan dilaksanakan.

Dari kebutuhan tersebut maka perguruan tinggi akan memilah proses penyelenggaraan kegiatan pembelajaran daring sesuai dengan kebutuhan masing-masing wilayah. Hal ini disebabkan kebutuhan di masing-masing-masing-masing wilayah pemerintahan akan berbeda-beda. Hal ini menjadi kendala pengembangan proses pembelajaran daring mengingat kesiapan dan persiapan tenaga pendidik dan mekanisme yang diterapkan kurang memenuhi standar kompetensi pelaksanaan mengingat masih terstrukturnya pola pembelajaran sentralisasi dan kurang mengembangkan pola penerapan teknologi yang mempercepat proses penyelenggaraan pembelajaran. Mekanisme pembelajaran yang belum distandarisasi mengakibatkan kurangnya kesiapan pelaksana pembelajaran dan diperlukan pembelajaran khusus pelaksanaan teknik kegiatan pembelajaran daring secara menyeluruh mendetail dan terukur dengan baik.

Dalam pelaksanaan pembelajaran daring, sering kali ditemukan kendala ataupun ketidaksesuaian dengan pembelajaran yang seharusnya, banyak yang mengira tanggung jawab pengajar dalam melaksanakan pembelajaran daring jauh lebih ringan ketimbang dengan pembelajaran tradisional. Saat ini pembelajaran mendapat banyak masalah, dalam masa pandemi Covid-19 pembelajaran di Indonesia dialihkan menjadi pembelajaran daring, namun kurangnya peralatan, personal, sumber daya, dan keterbatasan teknologi pembelajaran, kuota bagi peserta didik serta keterampilan dan kualitas yang dimiliki pengajar belum mencukupi. Penggunaan media internet memiliki kendala yang cukup besar,

(31)

koneksi jaringan dan kesalahan teknis seperti server down eror menghambat keberhasilan pembelajaran.

Bukan hanya sekedar membuat kerja sama penyedia kuota antar perusahaan tanpa memperhatikan jaringan tiap daerah. Seharusnya era pandemik ini, mengutamakan pemetaan jaringan tiap daerah melalui kerja sama perusahaan telkomsel agar penyediaan kuota tidak sia-sia atau mubazir.

4. Pembelajaran Selama Pandemi Covid-19

Dunia pembelajaran saat ini tengah mendapatkan pengalaman yang sangat berharga, proses pembelajaran yang biasa berpusat disebuah gedung bernama sekolah dengan adanya sosial distancing Covid-19 ini akhirnya proses belajar berpindah menjadi di dalam rumah siswa. Peristiwa ini peristiwa yang sangat langka di tengah wabah Covid-19, proses pembelajaran siswa setidaknya didampingi sepenuhnya oleh orang tua yang mungkin sebagian besar juga melaksanakan work form home. Disini suatu momentum muncul kepermukaan, karena orang tua akan bertemu dengan kewajiban dasarnya kembali sebagai pendidik utama sekaligus penanggung jawab proses pembelajaran dari anak-anaknya. Sebelumnya, untuk sebagian orang tua yang di sibukkan dengan berbagai urusan pekerjaan seperti dipasar, banyak yang memberikan kewenangan kepada sekolah seutuhnya sebagai tumpuan proses pembelajaran bagi anak-anaknya. Kondisi akibat Covid-19 ini memberikan kesempatan kepada orang tua untuk membangun kedekatan serta terlibat langsung dalam pembelajaran anak-anaknya di rumah.

(32)

Covid-19 ini sangat berdampak untuk seluruh sektor di Indonesia, baik sosial, ekonomi, dan bahkan politik semua terkena dampak dari penyebaran wabah Covid-19 ini, secara sosial ini sangat terlihat perubahan di Indonesia, mulai dari di liburkan seluruh lembaga pembelajaran, pelarangan berkumpul di tempat umum. Pola pembelajaran daring semenjak ada himbauan dari kementerian pembelajaran dan kebudayaan agar sekolah dan perguruan tinggi menetapkan pembelajaran di rumah. Banyak sekolah dan perguruan tinggi belum siap sehingga banyak menggunakan aplikasi media sosial dan juga aplikasi gratis lainnya. Bagi beberapa perguruan tinggi telah mempunyai website e-learning sehingga tidak terlalu kaget dengan adanya instruksi belajar dari rumah ataupun konsep pembelajaran daring.

5. Tantangan Proses Pembelajaran Daring dari Rumah

Proses pembelajaran dari rumah melalui pembelajaran daring idealnya tetap dapat mengakomodasi kebutuhan belajar siswa untuk mengembangkan bakat dan minat sesuai dengan jenjang pembelajarannya. Untuk mewujudkan hal tersebut diperlukan kesiapan pendidik, kurikulum yang sesuai, ketersediaan sumber belajar, serta dukungan peranti dan jaringan yang stabil sehingga komunikasi antar peserta didik dan pendidik dapat efektif. Kondisi pembelajaran

daring saat ini belum dapat disebut ideal sebab masih terdapat berbagai hambatan

yang dihadapi. Hambatan tersebut sekaligus menjadi tantangan dalam pelaksanaan pembelajaran daring mengingat pelaksanaan pembelajaran daring merupakan keharusan agar kegiatan pembelajaran tetap dapat terselenggara di tengah darurat pandemi Covid-19 yang terjadi saat ini.

(33)

Banyak keluhan baik dari peserta didik maupun orang tua siswa terkait pelaksanaan daring dari rumah. Banyak orang tua siswa mengeluhkan terbatasnya ketersediaan sarana teknologi, kemampuan pengoperasian maupun keterbatasan jaringan internet.

6. Kecemasan Keluarga Pedagang Pasar Terhadap Pembelajaran Daring

Kecemasan orang tua muncul karena mereka merasa terbebani dengan kegiatan pembelajaran daring. Di satu sisi, mereka harus mencari nafkah seperti ke pasar untuk mencari mata pencaharian sehari-hari. Sebelum pandemi waktu pagi sampai sore orang tua siswa bekerja secara stabil. Menganggap bahwa pembelajaran daring itu tidak efektif, orang tua keluarga atau orang tua siswa cemas dengan masa depan anaknya. Mereka khawatir, anak mereka tidak memiliki keterampilan yang cukup untuk mencari kerja dan bersosialisasi dimasa mendatang. Di sebagian besar orang tua memiliki kendala dalam mendampingi anak-anaknya belajar daring, seperti, kesulitan mengkondisikan anak, keterbatasan waktu, dan kendala faktor lingkungan serta sumber daya yang di miliki. Tentu ada dampak kecemasan orang tua terhadap anak-anak mereka, tanda-tanda munculnya kecemasan orang tua antara lain, mereka jadi lebih sensitif dan mudah marah (karena merasa terbebani) dan sering menganggap sepele apa yang diajarkan lewat pembelajaran daring.

Kecemasan ini memiliki beberapa hal yang dapat mengatasi rasa cemasnya orang tua terhadap proses pembelajaran daring, di mana orang tua:

(34)

b. Paham bahwa mengajarkan anak adalah memang tugas orang tua c. Perbanyak referensi soal kelebihan belajar daring dan trik-triknya d. Orang tua jangan lupa untuk mengistirahatkan diri

e. Tak perlu khawatir dengan predikat tak sempurna jika ada pekerjaan rumah seperti harus bekerja sebagai pedagang pasar untuk biaya kehidupan sehari-hari.

7. Upaya Peningkatan Kualitas Proses Pembelajaran Daring dari Rumah

Menanggapi berbagai keluhan terkait kendala akses internet maupun aktivitas belajar yang memberatkan orang tua dan peserta didik. Kemendikbud mengimbau untuk mewujudkan pembelajaran bermakna yang tidak hanya fokus pada capaian aspek akademik atau kognitif. Dimana proses ini dilaksanakan untuk memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi siswa, di fokuskan pada pembelajaran kecakapan hidup antara lain mengenai pandemi Covid-19, aktivitas maupun tugas pembelajaran dapat bervariasi antar siswa sesuai minat dan kondisi masing-masing termasuk mempertimbangkan kesenjangan akses/fasilitas belajar dirumah.

Dalam rangka peningkatan kualitas pembelajaran daring secara keberlanjutan beberapa hal penting yang harus diupayakan, antara lain, pertama, lembaga pembelajaran harus mulai meningkatkan sarana dan prasarana pendukung pembelajaran daring seperti infrastruktur. Kedua, peningkatan kapasitas pendidik yang mendukung pelaksanaan pembelajaran pembelajaran

(35)

konektivitas serta pengelolaan pembelajaran daring. Ketiga, perluasan dukungan teknologi secara berkesinambungan untuk mendukung pembelajaran daring. Dukungan berbagai teknologi untuk kegiatan pembelajaran diharapkan dapat terus berlanjut hingga setelah masa darurat Covid-19 telah berakhir. Beberapa upaya tersebut dilakukan untuk mempersiapkan agar pembelajaran daring dapat terlaksana secara optimal, bukan hanya situasi darurat tetapi juga untuk peningkatan kualitas pembelajaran di tengah pesatnya perkembangan teknologi.

8. Persepsi Keluarga Terhadap Kebijakan Pembelajaran Daring

Wabah yang terjadi dalam skala global di tahun 2019-2020 ini merupakan wabah yang menjadi perhatian dunia secara serius. Usaha pemerintah untuk menekankan kebijakan pembelajaran daring dalam penyebaran covid-19. Hal ini dilakukan karena virus ini menular dengan cepat dan diharapkan dengan mengurangi aktivitas sosial seperti sektor pembelajaran bisa mengurangi penyebaran covid-19.

Para siswa kemudian melaksanakannya dengan pendampingan orang tua dirumah. Orang tua berkewajiban mendampingi dan kemudian melaporkannya kepada guru melalui jaringan online juga. Persepsi orang tua siswa atau keluarga siswa tentang kebijakan pembelajaran daring sebagai dampak dari adanya penyebaran covid-19. Semua orang tua berharap wabah yang disebabkan oleh adanya covid-19 atau corona virus segera selesai sehingga kegiatan bisa kembali normal seperti sedia kala. Termasuknya anak-anak bisa kembali berangkat sekolah dan belajar bersama guru dan teman-temannya disekolah. Selanjutnya ada sebagian besar orang tua menyatakan nyaman dengan metode pemberian tugas

(36)

yang diberikan oleh guru. Sebagian kecil orang tua menyatakan kurang nyaman dengan metode seperti ini. Diketahui mayoritas orang tua merasa nyaman dengan adanya program kebijakan pembelajaran daring di rumah. Mereka menyadari bahwa hal ini terjadi karena adanya penyebaran virus corona atau covid-19. Meskipun demikian, orang tua juga berharap agar virus ini segera selesai sehingga anak-anak bisa belajar lagi di rumah.

B. Kajian Teori

1. Teori Perubahan Sosial

Peneliti menggunakan teori perubahan sosial. Kingsey Davis mendefinisikan perubahan sosial sebagai perubahan-perubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi masyarakat. Sedangkan Mac Iver sebagaimana yang dikutip oleh Arifin, mengartikan perubahan sosial sebagai perubahan terhadap keseimbangan (equilibrium) hubungan sosial. Gillin mengatakan perubahan-perubahan sosial sebagai variasi dari cara-cara hidup yang telah diterima, baik karena perubahan-perubahan kondisi geografis, kebudayaan material, komposisi penduduk, ideologi maupun karena adanya difusi ataupun penemuan-penemuan baru dalam masyarakat. Sedangkan menurut Selo Soemarjan, perubahan sosial adalah perubahan yang terjadi pada lembaga kemasyarakatan didalam suatu masyarakat yang mempengaruhi sistem sosial, termasuk didalamnya nilai-nilai, sikap-sikap dan pola perilaku di antara kelompok dalam masyarakat .menurutnya, antara perubahan sosial dan perubahan kebudayaan memiliki satu aspek yang sama yaitu keduanya bersangkut paut dengan suatu penerimaan cara-cara baru atau suatu perbaikan cara masyarakat dalam memenuhi kebutuhannya. Dan

(37)

perubahan sosial bisa disebabkan dari berbagai sumber seperti pertambahan penduduk yang akan menimbulkan perubahan ekologi dan dapat menyebabkan perubahan tata hubungan antar kelompok sosial. (Miftahul Huda, 2015:174)

2. Teori Psikologi Sosial

merupakan teori yang dikembangkan oleh Sigmund Freud dalam menganalisis psikologis manusia. Menurutnya, tingkah laku manusia justru didominasi oleh alam bawah sadar yang berisi id, ego dan super ego. Dalam pembelajaran juga perlu mempertimbangkan konsep-konsep psikoanalisis dalam mengembangkan dan mendidik siswanya, salah satunya dengan memperhatikan konsep dari psikoanalisis yang menyatakan bahwa manusia merupakan makhluk yang memiliki keinginan dan kebutuhan dasar.

Hal lain yang diterapkan dalam proses pembelajaran adalah dengan menggunakan berbagai pendekatan dalam proses bimbingan kepada para siswa. Pada perkembangannya teori psikologi banyak di implementasikan dalam dunia pembelajaran. Beberapa diantaranya diurai pada jabaran berikut ini : pertama, berbicara tentang konsep kecemasan yang dikemukakan oleh Freud, tentu saja berkaitan pula dengan proses pembelajaran. Kecemasan merupakan fungsi ego untuk memperingatkan individu tentang kemungkinan suatu bahaya sehingga dapat disiapkan reaksi adaptif (menyesuaikan diri dengan lingkungan) yang sesuai. Dalam pembelajaran, konsep kecemasan pada tiap individu dapat diolah dan dikembangkan oleh para pengajar demi kebaikan peserta didik. Dengan konsep ini pula, peserta didik dibantu untuk menghargai diri dan orang lain serta

(38)

lingkungannya. Dengan kata lain konsep kecemasan diarahkan ke pembelajaran karakternya.

Kedua, dalam ranah yang lebih luas teori psikologi juga digunakan pada proses pembelajaran yang berbasis kecerdasan majemuk. Setiap individu memiliki kecerdasan yang berbeda-beda. Tidak akan ada dua pribadi yang berbeda walaupun anak kembar memiliki kecerdasan yang sama. Sebuah pembelajaran seharusnya menjembatani setiap kecerdasan yang dimiliki peserta didik. Mengembangkan bakat dan minat sesuai dengan kebutuhannya tentu sejalan dengan teori Freud yang menyebut bahwa manusia sebagai makhluk yang memiliki keinginan dan kebutuhan dasar.

Ketiga, konsep psikologi yang menyatakan bahwa manusia merupakan makhluk yang memiliki kebutuhan dan keinginan dasar. Dengan konsep ini pengajar dapat mengimplementasikan ke dunia pembelajaran. Berbagai elemen dalam pembelajaran dapat dikembangkan dengan berbasis pada konsep ini. Kurikulum atau perangkat pembelajaran misalnya, pendidik harus melakukan berbagai analisis kebutuhan dan tujuan agar apa yang diajarkan nanti sesuai dengan kebutuhan dan pengembangannya peserta didik, hal ini sudah lumrah digunakan dalam berbagai proses pembelajaran dan penelitian pengembangan. (Helaluddin Syahrul Syawal, 2018).

3. Teori Pembelajaran Konstruktivisme

Peneliti menggunakan teori pembelajaran konstruktivisme. Hill mengatakan, sebagai pembelajaran yang bersifat generatif, yaitu tindakan mencipta suatu makna dari apa yang dipelajari. Menurut Hill konstruktivisme

(39)

merupakan bagaimana menghasilkan sesuatu dari apa yang dipelajarinya, dengan kata lain bahwa bagaimana memadukan sebuah pembelajaran dengan melakukan atau mempraktikkan dalam kehidupannya supaya berguna untuk kemaslahatan. Sedangkan Shymansky mengatakan konstruktivisme adalah aktivitas yang aktif, di mana peserta didik membina sendiri pengetahuannya, mencari arti dari apa yang mereka pelajari, dan merupakan proses menyelesaikan konsep dan ide-ide baru dengan kerangka berpikir yang telah ada dimilikinya. Berdasarkan pendapatnya diatas, maka dapat dipahami bahwa konstruktivisme merupakan bagaimana mengaktifkan siswa dengan cara memberikan ruang yang seluas-luasnya untuk memahami apa yang mereka telah pelajari dengan cara menerapkan konsep-konsep yang diketahuinya kemudian mempraktikkannya ke dalam kehidupan sehari-harinya. Berdasarkan pendapat para ahli diatas, maka dapat dibuat sebuah kesimpulan yaitu konstruktivisme merupakan sebuah teori yang memberikan keluasan berpikir kepada siswa dan memberikan siswa dituntut untuk bagaimana mempraktikkan teori yang sudah diketahuinya dalam kehidupannya. (Suparlan, 2019).

C. Kerangka Pikir

Saat ini corona menjadi pembicaraan yang hangat. Di belahan mana pun,

corona masih mendominasi ruang publik. Dalam waktu singkat saja, namanya

menjadi trending topik. Hal tersebut membuat pemerintah daerah memutuskan menerapkan kebijakan untuk meliburkan dan mulai menerapkan metode belajar dengan sistem daring. Sistem pembelajaran dilaksanakan melalui perangkat yang terhubung dengan koneksi jaringan internet. Guru dapat melakukan pembelajaran

(40)

bersama di waktu yang sama menggunakan grup di media sosial seperti Whatsapp (WA), Instagram, aplikasi Zoom, ataupun media lainnya. Dunia pembelajaran berdampak karena corona. Dilihat dari kejadian sekitar yang sedang terjadi, baik siswa maupun orang tua yang tidak memiliki handpone untuk menunjang kegiatan pembelajaran daring ini merasa cemas dan kebingungan, sehingga pihak sekolah ikut mencari solusi untuk mengantisipasi hal tersebut. Beberapa siswa tidak memiliki handpone melakukan pembelajaran secara berkelompok, sehingga mereka melakukan aktivitas pembelajaran secara bersama. Mulai belajar melalui

video call yang dihubungkan dengan guru yang bersangkutan, diberi pertanyaan

satu persatu.

Permasalahan yang terjadi bukan hanya terdapat pada sistem media pembelajaran akan tetapi ketersediaan kuota yang membutuhkan biaya cukup tinggi harganya bagi siswa dan guru guna memfasilitasi kebutuhan pembelajaran

daring. Kuota yang dibeli untuk kebutuhan internet menjadi melonjak dan banyak

di antara orang tua siswa yang hanya sebagai pedagang pasar biasa yang penghasilan tidak stabil karena pandemi ini cemas dan tidak siap untuk menambah anggaran dalam menyediakan jaringan internet.

Hal ini pun menjadi permasalahan yang sangat penting bagi siswa, jam berapa mereka belajar dan bagaimana data (kuota) yang mereka miliki, sedangkan orang tua mereka yang berpenghasilan rendah atau dari kalangan menengah bawah (kurang mampu). Hingga akhirnya hal seperti ini dibebankan kepada orang tua siswa yang ingin anaknya tetap mengikuti pembelajaran daring.

(41)

Adapun orang tua menceritakan pengalaman selama mendampingi anak-anankya belajar baik positif maupun negatif. Seperti misalnya, ada orang tua siswa yang sering marah-marah karena mendapatkan anaknya yang sulit diatur sehingga mereka tidak tahan dan menginginkan anak mereka belajar kembali disekolah.

Solusi atas permasalahan ini adalah pemerintah harus memberikan kebijakan dengan membuka gratis layanan aplikasi daring bekerja sama provider internet dan aplikasi untuk membantu proses pembelajaran daring ini.

Gambar 2.1 Skema Kerangka Berfikir

D. Penelitian Relevan

Penelitian mengenai kecemasan keluarga terhadap pandemi covid merupakan penelitian yang tidak banyak dilakukan. Oleh sebab itu peneliti hanya menemukan dua penelitian yang relevan dari studi literature dan beberapa

Kepala Keluarga Hasil Kecemasan Keluarga Kebijakan Daring Daring

(42)

penelitian berupa skripsi dan buku-buku yang mendukung terhadap penelitian ini, diantaranya sebagai berikut :

1. Pembelajaran Karakter Pada Pembelajaran Daring

Skripsi yang berjudul diatas adalah karya Santika yang dibuat pada tahun 2020. Metode yang digunakan dalam penelitian kualitatif deskriptif. Berdasarkan hasil penelitian pembelajaran karakter memiliki 3 fungsi. 1. Fungsi pembentukan dan pengembangan potensi pembelajaran karakter dan mengembangkan potensi siswa agar berpikiran baik, berhati baik, dan berperilaku sesuai dengan falsafah pancasila.2 fungsi perbaikan dan penguatan. Pembelajaran karakter memperbaiki dan memperkuat peran keluarga, satuan pembelajaran, masyarakat dan pemerintah untuk ikut berpartisipasi dan bertanggung jawab dalam pengembangan potensi warga negara dan pembangunan bangsa menuju bangsa yang maju, mandiri dan sejahtera. 3 fungsi penyaring. Pembelajaran karakter memilih budaya dan bangsa sendiri dan menyaring budaya bangsa lain yang tidak sesuai dengan nilai-nilai budaya bangsa yang karakter dan karakter bangsa yang bermartabat.

2. Analisis Kebijakan Pembelajaran Terkait Implementasi Pembelajaran Jarak Jauh Pada Masa Darurat Covid-19

Hasil penelitian dari Sari, dkk. (2020) metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif. Dengan judul penelitian Analisis kebijakan pembelajaran terkait implementasi pembelajaran jarak jauh pada masa darurat Covid-19. Berdasarkan hasil penelitian sistem pembelajaran jarak jauh adalah salah satu dari sekian banyak model pembelajaran. Meskipun begitu, sistem pembelajaran jarak jauh masih asing di telinga dikarenakan masih jarang

(43)

lembaga pembelajaran yang menerapkannya sebelum masa pandemi. Karena itu, sistem pembelajaran jarak jauh ini sangat berpengaruh terhadap prestasi atau keberhasilan pembelajaran siswa, peningkatan keberhasilan pembelajaran masih kecil dan tidak efektif. Selama implementasi pembelajaran jarak jauh ini sering kali ditemukan kendala apapun ketidaksesuaian dengan pembelajaran yang seharusnya. Banyak yang mengira tanggung jawab pengajar dalam melaksanakan pembelajaran jarak jauh lebih ringan ketimbang pembelajaran tradisional. Penggunaan media internet memiliki kendala yang cukup besar, koneksi jaringan dan kesalahan teknis seperti server down and eror menghambat keberhasilan pembelajaran.

Berdasarkan kedua penelitian terdahulu diatas, dapat dilihat letak perbedaan dari segi fokus dan metode penelitian. adapun perbedaan tersebut peneliti rangkum dalam bentuk tabel perbedaan penelitian sebagai berikut :

Tinjauan Perbedaan Penelitian Sebelumnya

TINJAUAN PERBEDAAN PENELITIAN SEBELUMNYA PENELITIAN DILAKUKAN Penelitian I Penelitian 2 JUDUL PENELITIAN Pembelajaran Karakter Pada Pembelajaran Daring Analisis Kebijakan Pembelajaran Terkait Implementasi Pembelajaran Jarak Jauh Pada Masa Darurat Covid-19 Kecemasan Keluarga Terhadap Kebijakan Pembelajaran Daring di Masa Pandemi Covid19 (Studi Naratif Dua Keluarga Pedagang Pasar di Desa Arungkeke Pallantiang,

(44)

Objek dan Subjek Penelitian

Karakter Siswa Pada Pembelajaran

Daring di Masa

Pandemi Covid-19

Pembelajaran Jarak Jauh Pada Masa Darurat Covid-19

Pembelajaran daring untuk dua keluarga siswa pedagang pasar

M E T O D E Pendekatan

Penelitian Kualitatif Kualitatif Kualitatif Naratif Jenis

Penelitian Deskriptif Deskriptif Deskriptif

Teknik Pengumpulan Data Observasi, Wawancara, Dan Dokumentasi Observasi, Wawancara, Dan Dokumentasi Observasi, Wawancara, Dan Dokumentasi Teknik Analisis Data

Induktif (dari data ke teori)

Induktif (dari data ke teori)

Induktif (dari data ke teori) Hasil Penelitian Pembelajaran karakter memperbaiki dan memperkuat peran keluarga, satuan pembelajaran, masyarakat dan pemerintah untuk ikut berpartisipasi dan bertanggung jawab dalam pengembangan potensi warga negara dan pembangunan bangsa menuju bangsa yang maju.

Sistem pembelajaran jarak jauh ini sangat berpengaruh terhadap prestasi atau keberhasilan pembelajaran siswa, peningkatan keberhasilan pembelajaran masih kecil dan tidak efektif. Kecemasan keluarga pedagang pasar terhadap belajar daring di masa pandemic covid-19 kurangnya pemahaman dan minat

belajar bagi siswa, meningkatnya pengeluaran bagi keluarga pedagang pasar seperti pembelian paket internet, dan kurangnya akses jaringan internet. Sumber : Olah data Sekunder (buku, majalah dan jurnal), Oktober 2020.

(45)

29 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Menurut Sugiyono, metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah (natural setting) di mana posisi peneliti sebagai instrument kunci. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bertujuan untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian, misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain, secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah. Penelitian kualitatif dituntut untuk dapat menggali data berdasarkan apa yang diucapkan, dirasakan, dan dilakukan oleh sumber data dan harus memperoleh data berdasarkan sebagaimana adanya yang terjadi dilapangan, yang dialami, dirasakan dan dipikirkan oleh sumber data bukan berdasarkan apa yang dipikirkan oleh peneliti.

Suharsimi Arikunto menyatakan bahwa penelitian deskriptif tidak dimaksudkan untuk menguji hipotesis tertentu, tetapi hanya menggambarkan “apa adanya” tentang suatu variabel, gejala atau keadaan. Penelitian kualitatif deskriptif

memberikan gambaran yang menyeluruh dan jelas terhadap situasi sosial yang diteliti, komparatif berbagai peristiwa dari situasi sosial satu dengan situasi sosial yang lain atau dapat menemukan pola-pola hubungan antara aspek tertentu dengan aspek yang lain dan dapat menemukan hipotesis dan teori. Namun, penelitian

(46)

yang dilakukan ini tidak dimaksudkan untuk menemukan suatu teori baru akan tetapi peneliti hanya ingin mendeskripsikan suatu fenomena sosial atau suatu lingkungan sosial yang terdiri atas tempat, pelaku, dan aktivitas. Olehnya itu, keaslian kondisi sangat dijaga, artinya peneliti berinteraksi dengan informan dalam konteks yang alami, sehingga tidak memunculkan kondisi yang seolah-olah di manipulasi atau dikendalikan oleh peneliti.

Penelitian kualitatif deskriptif yang peneliti maksud adalah penelitian untuk menghasilkan informasi yang deskriptif yang berupa gambaran yang sistematis, cermat, mendalam, dan menyeluruh terhadap situasi dan pelaksanaan proses pembelajaran secara daring yang dialami oleh siswa di Desa Arungkeke Pallantikang, Kabupaten Jeneponto serta untuk mengungkap kecemasan keluarga terhadap kebijakan pembelajaran daring di masa pandemi covid 19. Selain itu, dapat memaparkan persepsi keluarga pedagang pasar terhadap kebijakan pembelajaran daring.

Pendekatan penelitian yang digunakan peneliti adalah naratif. Menurut Webster dan Metrova (2007) narasi atau narative adalah suatu metode penelitian didalam ilmu-ilmu sosial. Inti dari metode ini adalah kemampuannya untuk memahami identitas dan pandangan dunia seseorang dengan mengacu pada cerita-cerita atau (narasi) yang ia dengarkan ataupun tuturkan didalam aktivitasnya sehari hari. Dengan demikian penelitian naratif dapat di artikan sebagai studi tentang cerita yang menceritakan dan menjelaskan suatu kejadian yang menjadi pusat perhatian peneliti berdasarkan urutan waktu tertentu secara rinci. Cerita

(47)

ditulis melalui proses mendengarkan dari orang lain atau bertemu secara langsung dengan informan melalui wawancara.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian Peneliti

Setelah dengan matang dan berdasarkan penjajakan lapangan, sekaligus memadukan penulis mempertimbangkan informasi-informasi faktual sebelumnya, sehingga kondisi sosial geografis dan situasi internal dilokasi penelitian, penulis sudah mendapat gambaran tentang kesesuaian masalah yang diteliti dengan kenyataan dilokasi. Hal ini penulis hubungkan dengan pendapat Bogdan yang membagi model pentahapan sebuah penulisan kualitatif kepada tiga hal yaitu; 1) pra lapangan, 2) kegiatan lapangan, dan 3) Analisis intensif. Atas dasar inilah maka penulis dua keluarga siswa pedagang pasar di Desa Arungkeke Pallantikang, Kabupaten Jeneponto sebagai lokasi penelitian, yang terletak di Kecamatan Arungkeke, Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan.

Berdasarkan dengan hal tersebut, maka yang menjadi alasan pemilihan lokasi penelitian ini di pertimbangan yaitu:

a. Desa Arungkeke Pallantikang, Kabupaten Jeneponto letaknya sangat strategis, bila dibandingkan dengan lokasi lain. Kemudian jarak tempat tinggal peneliti ke lokasi penelitian sangat dekat, serta kebanyakan orang tua siswa berprofesi sebagai pedagang.

b. Desa Arungkeke Pallantikang, Kabupaten Jeneponto merupakan lokasi di mana peneliti bertempat tinggal.

Penelitian ini dilaksanakan dalam jangka waktu kurang lebih 2 bulan. Jalannya penelitian dilakukan secara bertahap, yaitu tahap persiapan, pelaksanaan

(48)

dan penyelesaian. Dengan sasaran penelitian adalah langkah-langkah inovatif yang dilakukan oleh sekolah dalam mengoptimalkan pembelajaran. Menurut informasi awal dengan metode yang diterapkan oleh pemerintah telah banyak memberikan dampak positif maupun negatif terhadap kemampuan siswa untuk memahami materi yang disampaikan serta menjadi problematika yang dihadapi oleh keluarga yang berprofesi sebagai pedagang di Desa Arungkeke Pallantikang, Kabupaten Jeneponto sehingga menarik untuk diteliti guna mengetahui keadaan yang sebenarnya.

Kemudian waktu yang akan digunakan selama penelitian yaitu kurang lebih selama dua bulan setelah pengesahan judul. Yaitu dilaksanakan pada Juli hingga Agustus 2020.

C. Fokus Penelitian

Berdasarkan judul penelitian, maka penelitian ini di fokuskan pada hal-hal terkait dengan kecemasan keluarga terhadap kebijakan pembelajaran daring dimasa pandemi covid-19, yakni : (1) Kecemasan keluarga pedagang pasar terhadap belajar daring di masa pandemi covid-19 di Desa Arungkeke Pallantikang Kabupaten Jeneponto. (2) Persepsi keluarga pedagang pasar terhadap kebijakan pembelajaran daring.

D. Informan Penelitian

Adapun informan dalam penelitian ini ditentukan secara snowball

sampling (bertujuan). Dalam penentuan sampel, pertama-tama dipilih satu atau

dua orang sampel, tetapi karena dengan dua orang sampel ini belum merasa lengkap terhadap data yang diberikan, maka peneliti mencari orang lain yang

(49)

dipandang lebih tahu dan dapat melengkapi data yang diberikan oleh dua orang sampel sebelumnya. Begitu seterusnya, sehingga jumlah sampel semakin banyak.

Penelitian akan mengumpulkan data melalui informan diatas sesuai teknik pengumpulan data dalam penelitian ini. Penentuan informan selanjutnya dilakukan secara snowball sampling. Artinya, aktor-aktor yang terlibat dalam menentukan orang-orang yang akan diwawancarai dari setiap actor dilakukan secara snowball. Artinya, setelah penulis tiba diaktor yang telah ditentukan, penulis akan mencari tahu di lokasi tersebut pedagang yang mengalami problematika dalam pembelajaran online:

1. Informan kunci

yaitu orang-orang yang sangat memahami permasalahan yang diteliti. Adapun yang dimaksud informan kunci dalam hal ini adalah kepala keluarga sebagai pelaksana pembelajaran daring di Desa Arungkeke Pallantikang Kabupaten Jeneponto.

2. Informan utama

yaitu yaitu orang-orang yang terlibat langsung dalam permasalahan yang diteliti. Informan utama dalam hal ini adalah anak yang melaksanakan pembelajaran daring di Desa Arungkeke Pallantikang Kabupaten Jeneponto.

3. Informan pendukung

yaitu mereka yang dapat memberikan informasi walaupun tidak langsung terlibat dalam interaksi sosial yang diteliti. Informan tambahan dalam

(50)

penelitian ini adalah ibu rumah tangga yang berprofesi sebagai pedagang pasar di Desa Arungkeke Pallantikang Kabupaten Jeneponto.

E. Jenis dan Sumber Data

Yang dimaksud dengan sumber data dalam penelitian ini adalah subyek dari mana data dapat diperoleh. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan dua sumber data yaitu:

1. Sumber data primer, yaitu data yang langsung dikumpulkan oleh peneliti dari sumber pertamanya. Dengan menggunakan teknik observasi dan wawancara dengan narasumber yang meliputi, pedagang dan peserta didik.

2. Sumber data sekunder, yaitu data yang langsung dikumpulkan oleh peneliti sebagai penunjang dari sumber pertama. Dapat juga dikatakan data yang bersumber dari dokumen-dokumen, buku, blog, dan jurnal. Dalam penelitian ini, dokumentasi dan angket merupakan sumber data sekunder.

F. Instrumen Penelitian

Upaya untuk memperoleh data informasi yang sesuai dengan sasaran penelitian menjadikan kehadiran peneliti dalam setting penelitian merupakan hal penting karena sekaligus melakukan proses empiris. hal tersebut disebabkan karena instrumen utama adalah penelitian kualitatif adalah peneliti sendiri sehingga peneliti secara langsung melihat dengan mata kepala sendiri apa yang terjadi dan mendengar dengan telinga sendiri. Kehadiran peneliti dalam setting sebagai instrumen utama, mengingat data informasi yang akan digali dalam

(51)

sebuah proses ditinjau dari berbagai dimensi dan dinamika yang ikut mewarnai perjalanan tersebut. Kehadiran peneliti dalam setting berperan sebagai instrumen utama dimaksudkan, untuk menjaga objektivitas dan akurasi data yang dibahas.

Pada pelaksanaan pengumpulan data penelitian kualitatif instrumen utamanya adalah peneliti sendiri, penulis mempergunakan beberapa alat atau instrumen yang disesuaikan dengan sifat data yang dikumpulkan, sehingga data yang diharapkan akan dapat diperoleh data dan pembahasan yang memiliki validitas yang akurat, juga akan menghasilkan suatu karya ilmiah yang dapat di pertanggung jawabkan keilmuannya. Untuk mendapatkan data yang relevan dengan masalah yang diteliti, maka penulis mempergunakan beberapa instrumen yang dianggap dapat atau tepat digunakan pada saat penelitian yaitu, observasi, wawancara (intervew) dan dokumentasi.

1. Pedoman observasi (Pengamatan)

Observasi digunakan dalam rangka mengumpulkan data dalam suatu penelitian dengan observasi langsung, yakni observasi dilakukan tanpa perantara, terhadap objek yang diteliti seperti mengadakan kunjungan awal sebelum melakukan penelitian, mengadakan pertemuan dengan kepala keluarga pedagang pasar dan siswa.

2. Pedoman wawancara

Pedoman wawancara ini penulis gunakan sebagai panduan dalam mewawancarai beberapa informan untuk mengetahui kecemasan dua keluarga pedagang pasar dan sejauh mana pengaruhnya terhadap kebijakan pembelajaran daring. Pedoman wawancara ini berisi sejumlah pertanyaan

(52)

yang nantinya akan ditanyakan kepada informan untuk mendapatkan data yang benar-benar akurat. Jadi pedoman wawancara ini digunakan untuk mendapatkan jawaban atau penjelasan. Tujuan diadakannya pedoman wawancara ini, untuk dapat menciptakan proses wawancara yang terarah pada sasaran yang akan dicapai, pedoman yang digunakan secara terlampir.

3. Untuk memperkuat data wawancara peneliti juga menggunakan alat bantu berupa alat

4. Peneliti itu sendiri yang membuat pertanyaan wawancara, menganalisis, dan menafsirkan, selain itu keuntungannya adalah hanya instrumen berupa manusia yang mampu merasakan serta menghayati interaksi yang ada pada diri obyek penelitian.

G. Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini memperoleh data dan informasi yang valid, olehnya itu penulis melaksanakan pengumpulan dengan teknik :

1. Observasi

Observasi atau yang disebut pula dengan pengamatan, yakni kegiatan memusatkan perhatian terhadap suatu obyek yang diteliti sambil mengamati dan mencatat secara sistematis hal-hal yang dianggap penting dan berkaitan dengan penelitian dengan menggunakan seluruh panca indera. Dalam konteks penelitian kualitatif, observasi tidak untuk menguji kebenaran tetapi untuk mengetahui kebenaran yang berhubungan dengan aspek/kategori sebagai aspek studi yang dikembangkan peneliti.

(53)

2. Wawancara Mendalam (In-Depth Interview)

Wawancara sering juga disebut dengan kuesioner lisan yaitu suatu kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan informasi secara langsung dengan cara mengungkapkan daftar pertanyaan pada informan secara lisan. Wawancara harus dilakukan dengan efektif, artinya dalam kurun waktu yang sesingkat-singkatnya dapat diperoleh data sebanyak-banyaknya. Bahasa harus jelas, terarah. Suasana harus tetap rileks agar data yang diperoleh yaitu data yang objektif dan dapat dipercaya.

Wawancara yang dilakukan oleh peneliti adalah wawancara mendalam (in

depth interview), yaitu peneliti bebas mengembangkan pertanyaan tentang fokus

penelitian sedetail-detailnya kepada informan yang mengetahui atau mempunyai informasi tentang fokus yang dibahas. Pertanyaan yang diajukan berusaha untuk mengungkap kondisi yang sebenarnya, bagaimana dan mengapa hal itu terjadi. Teknik wawancara ini digunakan untuk menemukan data tentang permasalahan secara lebih terbuka, pihak responden diminta pendapat dan ide-idenya, sedangkan peneliti mendengarkan secara teliti dan mencatat apa yang dikemukakan oleh responden. Dalam hal ini wawancara bertujuan untuk memperoleh data dan penjelasan secara langsung tentang bagaimana kecemasan dua keluarga pedagang pasar terhadap kebijakan pemerintah mengenai pembelajaran daring dimasa pandemi covid-19 di Desa Arungkeke Pallantikang, Kabupaten Jeneponto.

Dalam pelaksanaan wawancara penulis melakukannya dalam dua bentuk.

Gambar

Tabel II.2    Tinjauan Perbedaan Penelitian Sebelumnya........................28
Gambar 2.1 Skema Kerangka Berfikir
Gambar 2.2 Penelitian Relevan
Gambar 1.1 wawancara atas nama Suparman sebagai pedagang pakaian di pasar
+5

Referensi

Dokumen terkait

Hasil analisis data penelitian menunjukkan bahwa nilai rata-rata hasil belajar fisika selama dilaksanakannya pembelajaran daring di era pandemi covid-19 peserta didik

Penelitian bertujuan mengetahui hubungan dukungan keluarga dan teman sebaya terhadap kecemasan dalam proses pembelajaran saat pandemi covid 19 pada siswa di SMPN 5 Depok.. Desain

Berdasarkan hasil data tersebut dapat disimpulkan bahwa, tingkat kesulitan belajar pada pembelajaran daring di masa pandemi Covid-19 siswa kelas tinggi UPT SD Negeri 1

Beberapa penelitian yang telah mengkaji mengenai masalah belajar daring selama pandemi adalah sebagai berikut (1) Dampak Pandemi Covid-19 Terhadap Proses

Dari data yang diperoleh dan berdasarkan analsis yang dilakukan, dapat diambil kesimpulan bahwa variabel fungsi keluarga (OR=3,575;P=0,023) berpengaruh terhadap tingkat kecemasan

Dengan demikian kerjasama yang baik antara guru, siswa, orangtua siswa dan pihak sekolah/madrasah menjadi faktor penentu agar pembelajaran daring lebih efektif.

Berdasarkan hasil wawancara terkait persepsi mahasiswa pendidikan matematika terhadap pembelajaran daring (online) pada masa pandemi covid-19 di STKIP Budidaya Binjai,

Abstrak; Penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang bertujuan untuk mengetahui minat belajar siswa terhadap pembelajaran daring pada masa pandemi COVID-19 di UPT