• Tidak ada hasil yang ditemukan

PELAKSANAAN PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DI DIVISI CIVIL PT. DUA KELINCI PATI JAWA TENGAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PELAKSANAAN PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DI DIVISI CIVIL PT. DUA KELINCI PATI JAWA TENGAH"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PELAKSANAAN PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DI DIVISI CIVIL PT. DUA KELINCI PATI JAWA TENGAH

Noor Sulistya Azasa1, Sri Wahyuningsih2, Eko Prasetyo3, , ¹־3 Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat

Jl. Lingkar Raya kudus – Pati Km 5 Jepang Kec. Mejobo Kudus Kode Pos Email : noorsulistyaazasa@gmail.com: Swahyuningsih59@gmail.com

ABSTRACT

Occupational safety and health management system is one of the important things in the company, where planning and implementation must be in accordance with established rules. Planning and implementation must include at least HR experts in the field of K3 and identify potential hazards, assessments and control risks. This research uses qualitative. Data collection techniques used survey instruments in this study, namely interview guides, recording devices and the number of informants 3 people. Based on the results of the study note that K3 in the Civil Division of PT. Two Rabbits have been going well according to the SOP, but supervision must be carried out to make it more optimal, while the constraints of personal protective equipment for workers have also been provided in accordance with the standards, although in the Civil Division there are still a number of work accidents, the accident includes a group minor accident.

Keyword : K3, Civil Division

INTISARI

Sistem Managemen keselamatan dan kesehatan kerja merupakan salah satu hal yang penting dalam perusahaan, yang mana perencanaan dan pelaksanaan harus sesuai dengan aturan yang ditetapkan. Perencanaan dan pelaksanan minimal harus memuat SDM yang ahli di bidang K3 dan mengidentifikasi potensi bahaya, penilaian, dan pengendalian Resiko. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan survei dan wawancara. Instrumen dalam penelitian ini yaitu panduan wawancara dan ceklist. Jumlah informan dalam penelitian ini ada 3 orang. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa kegiatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Divisi Civil PT. Dua Kelinci sudah berjalan dengan baik sesuai dengan SOP. Namun dalam pelaksanaannya harus tetap dilakukan pengawasan agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, misalnya kecelakaan akibat kerja. Adapun permasalahan yang ditemukan pada tempat penelitian adalah sudah tersediaalat pelindung diri bagi para pekerja yang sesuai dengan standar,akan tetapi para karyawan masih enggan menggunakan alat pelindung diri dikarenakan kesulitan bergerak jika menggunakannya.Hal tersebut menjadikan terjadinya kecelakaan ringan di Divisi Civil. Kata Kunci :K3, Divisi Civil

(2)

LATAR BELAKANG

Sistem Managemen keselamatan dan kesehatan kerja merupakan salah satu hal yang penting dalam perusahaan, yang mana perencanaan dan pelaksanaan harus sesuai dengan aturan yang ditetapkan. Perencanaan dan pelaksanan minimal harus memuat SDM yang ahli di bidang K3 dan mengidentifikasi potensi bahaya, penilaian, dan pengendalian Resiko.

Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan hal yang penting bagi perusahaan, karena dampak kecelakaan dan penyakit kerja tidak hanya merugikan karyawan, tetapi juga perusahaan baik secara langsung maupun tidak langsung. Terdapat beberapa pengertian tentang keselamatan dan kesehatan kerja yang didefinisikan oleh beberapa ahli, dan pada dasarnya definisi tersebut mengarah pada interaksi pekerja dengan mesin atau peralatan yang digunakan, interaksi pekerja dengan lingkungan kerja, dan interaksi pekerja dengan mesin dan lingkungan kerja. Keselamatan kerja berarti proses merencanakan dan mengendalikan situasi yang berpotensi menimbulkan kecelakaan kerja melalui persiapan prosedur operasi standar yang menjadi acuan dalam bekerja (Rika Ampuh Hadiguna, 2009). Prabu Mangkunegara (2001) mendefinisikan kesehatan kerja adalah kondisi bebas dari gangguan fisik, mental, emosi atau rasa sakit yang disebabkan lingkungan kerja.

Keselamatan dan kesehatan kerja tidak hanya menjadi salah satu unsur perlindungan tenaga kerja yang bertujuan untuk menjamin keselamatan bagi para pekerja saja, namun juga untuk menjamin agar sumber-sumber produksi dapat digunakan secara aman dan efisien serta menjamin kelancaran proses produksi yang merupakan faktor penting dalam meningkatkan produksi dan produktivitas. Dalam upaya melindungi sumber daya manusia yang dimiliki, maka setiap perusahaan diwajibkan merencakan dan melaksanakan program keselamatan dan kesehatan kerja serta meningkatkan mutu lingkungan kerja. Para pengusaha wajib menyediakan sarana dan fasilitas pengaman untuk mencegah berbagai bentuk kecelakaan kerja dan mendirikan Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3). Peraturan tersebut berdasar pada Undang-undang Dasar Tahun 1945 pasal 27 ayat (2), yang berbunyi: “tiaptiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak”. Lebih lanjut, dalam Undang-undang No. 14 Tahun 1969 juga membahas mengenai ketentuan-ketentuan pokok tenaga kerja yang berbunyi: “tiap tenaga kerja berhak mendapat perlindungan atas keselamatan, kesehatan, kesusilaan, pemeliharaan moril kerja serta perlakuan yang sesuai dengan martabat manusia dan moril agama”. Selain itu Undang-undang ketenagakerjaan No 25 Tahun 1997 pasal 108 ayat (1a) dan (2) yang berbunyi:(1a) “setiap pekerja mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas keselamatan dan kesehatan kerja”, (2) “untuk melindungi kesehatan kerja guna mewujudkan produktivitas kerja yang optimal diselenggarakan upaya kesehatan kerja”

Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan sistem Managemen Keselamatan dan kesehatan kerja di divisi Civil PT, Dua Kelinci apakah sudah berjalan dengan baik sesuai dengan Standar Operasional Procedure.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan dengan wawancara mendalam. Tujuannya untuk mengetahui Pelaksanaan Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di divisi Civil PT. Dua Kelinci Pati Jawa Tengah. Informan dalam penelitian ini terdiri dari tiga orang yaitu kepala devisi Civil PT.Dua Kelinci,

(3)

Kepala K3, dan karyawan (buruh). Instrumen dalam penelitian ini adalah panduan wawancara dan lembar survey.

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil

a) Hasil penelitian wawancara mengenai perencanaan K3, Divisi Civil PT. Dua Kelinci Pati Jawa Tengah

Hasil wawancara tentang perencanaan K3, divisi civil sebagai berikut:

“Tentu saja perencanaannya disesuaikan dengan SOP, Perencanaan K3 meliputi: 1. Sosialisasi pelakasanaan K3 disetiap awal mulai kerja bersama di tim internal divisi civil” 2. “Menjadwalkan tim dari divisi civil untuk mengikuti training K3 yang diadakan oleh tim HSE” 3. ” Mengidentifikasi potensi bahaya, penilaian, dan pengendalian Resiko” 4. Menyusun Perencanaan Program K3 di Divisi Civil”5.”Pembentukan tim K3 di internal divisi Civil dan, 6.“Memberikan laporan perencanaan program K3 ke tim HSE tentang proses pekerjaan”. (INF- 1)

Berdasarkan jawaban dari informan bahwa perencanaan K3 di Divisi Civil PT. Dua Kelinci sudah berjalan dengan baik sesuai dengan SOP, namun harus tetap dilakukan pengawasan agar lebih maksimal.

b) Melakukan pengarahansebelum bekerja kepada para pekerja.

Hasil wawancara mengenai pengarahan sebelum bekerja, sebagai berikut:

Berdasarkan hasil wawancara setiap pagi dilakukan pengarahan sebelum bekerja untuk memberikan penyuluhan maupun pelatihan kepada karyawan. c) Pelaksanaan K3 di Divisi Civil PT. Dua Kelinci

Hasil wawancara mengenai pelaksanaan K3, sebagai berikut:

“Pelaksanaan K3 di Divisi Civil antara lain: sosialisasi pelaksanaan K3 yang dilakukan pada saat breeving pagi. Training K3 disiapkan oleh tim training HRD yang mendatangkan dari tim pecinta alam. Pengawasan dilaksanakn oleh tim internal divisi civil mulai dari level kasubsie, kasi, kabag, assman,& manager dan mengenai pembuatan laporan berupa lampiran foto kegiatan yang dilengkapi dengan penggunaan APD” (INF-2) a. Pemakaian APD sesuai standar K3

Hasil wawancara mengenai Pemakaian APD, sebagai berikut:

“Ya, setiap pagi selalu dilakukan pengarahan K3 sebelum bekerja yang meliputi penyuluhuhan K3 disemua Karyawan, pelatihan K3 yang disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing individu juga di sampaikan” (Inf-2).

(4)

“Ya..sudah kalau alat pelindung disini memang sudah disediakan bagi para pekerja sesuai dengan standar.“( INF 3)

Berdasarkan informan, alat pelindung diri sudah disediakan oleh perusahaan sesuai standar yang ditetapkan.

d) Kecelakaan Kerja selama tahun 2018

Hasil wawancara berapa Jumlah Kecelakaan Kerja Di Divisi Civil, sebagai berikut:

“Untuk kecelakaan kerja sering terjadi karena kelalaian pekerja. Misalnya kaki terluka menginjak paku pada saat perbaikan palet kayu, mata yang pedih saat melakukan pengelasan, tangan terluka saat memotong kayu dengan mesin dan masih ada beberapa yg lain.” (INF 3)

e) Langkah – langkah untuk antisipasi Kecelakaan Kerja

Hasil wawancara langkah – langkah apa saja yang dilakukan untuk mengantisipasi kecelakaan kerja Di Divisi Civil, sebagai berikut:

“Langkah-langkah yang biasa dilakukan antara lain : pertama, sosialisasi pemakaian Alat Pelindung Diri. Kedua, menyediakan perlengkapan APD. Ketiga, melakukan pengawasan dan yang keempat melaksanakan training K3.”(INF 2)

Berdasarkan jawaban dari informan bahwa pelaksanaan K3 di Divisi Civil PT. Dua Kelinci sudah berjalan dengan baik. Salah satunyapelaksanaan training K3 dengan mendatangkan instruktur dari tim pecinta alam. Selain itu alat pelindung diri bagi para pekerja juga sudah disediakan sesuai dengan standar.

Pembahasan

Berdasarkan hasil wawancara gambaran system manajemen keselamatan dan kesehatan kerja di divisi civil PT. Dua Kelinci dibandingkan dengan PP No. 50 tahun 2012, sebagai berikut :

1. Perencanaan keselamatan dan kesehatan kerja (K3)

Berdasarkan hasil wawancara kepada informan mengenai perencanaan K3 di divisi Civil PT. Dua Kelinci. Pimpinan Divisi sudah menyusun dan menganalisa konsep perencanaan program K3.Perencanaan K3 meliputi:

a. Sebelum bekerja setiap pagi dilakukan sosialisasi pelaksanaan K3, do’a bersama di tim internal divisi civil.

b. Menjadwalkan tim dari divisi civil untuk mengikuti training K3 yang diadakan oleh tim HSE.

c. Mengidentifikasi potensi bahaya, penilaian, dan pengendalian Resiko d. Menyusun Perencanaan Program K3 di Divisi Civil”

e. Pembentukan tim K3 di interval divisi Civil dan

f. Memberikan laporan ke tim HSE tentang proses pekerjaan.

g. Memberikan laporan perencanaan program K3 ke tim HSE tentang proses pekerjaan.

(5)

Agar proses perencanaan K3 berjalan dengan lancar dibentuklah tim ahli K3 di internal Divisi Civiluntuk mengidentifikasi potensi bahaya, penilaian, dan pengendalian Resiko sesuai kebutuhan masing-masing sehingga dapat membuat perencanaan program K3 (Moloeng, 2012).

Perencanaan Program K3 di divisi Civil PT. Dua Kelincisudah berjalan dengan baik yang sesuai dengan Pasal 9 Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2012 tentang Perencanaan K3 dinyatakan ayat (4) Pengusaha dalam menyusun rencana K3 sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus melibatkan Ahli K3, Panitia Pembinaan K3, Wakil pekerja / buruh, dan pihak lain yang terkait di perusahaan. Rencana K3 paling sedikit memuat :

a. Tujuan dan sasaran b. Skala prioritas

c. Upaya pengendalian bahaya d. Penetapan sumber daya e. Jangka waktu pelaksaan f. Indicator pencapaian, dan g. System pertanggungjawaban.

2. Pelaksanaan Program Keselamatan dan kesehatan kerja (K3)

Berdasarkan hasil wawancara terhadap informan, pelaksanaan program K3 di divisi civil PT. Dua Kelinci yang meliputi sebagai berikut:

a. Sosialisasi pelaksanaan K3 dilakukan pada saat pengarahan pagi setiap harinya. b. Training K3 disiapkan oleh tim training HRD yang mendatangkan dari tim

pecinta alam.

c. Pengawasan dilaksanakn oleh tim internal divisi civil mulai dari level kasubsie, kasi, kabag, assman, & manager

d. Pembuatan laporan berupa lampiran foto kegiatan yang dilengkapi dengan penggunaan APD

e. Melakukan pengawasan pelaksanaan K3 terhadap karyawan Divisi Civil terutama pada saat inspeksi keliling

Sesuai perencanaan dimana alat pelindung diri merupakan hal yang harus ada dalam K3, dalam hal ini karyawan PT. Dua Kelinci khususnya divisi civil sudah mengunakan Alat Pelindung Diri dalam bekerja dan setiap pagi mendapatkan motivasi dari pimpinan.Menurut Arianto Sitompul (2015) dalam Annisa Dewi (2017) motivasi bisa didapatkan dari perusahaan agar karyawannya tetap semangat dalam bekerja. memiliki kinerja yang tinggi dan motivasi kerja yang baik pada perusahaan sehingga perusahaan dapat menyusun berbagai rencana strategis pengembangan dengan lebih tepat dan berkesinambungan merupakan salah satu faktor penentu dalam meningkatkan kinerja karyawan dan kualitas produk didalam suatu perusahaan(Rosnasari & Dewi, 2017).

Pelaksanaan Program K3 di divisi Civil PT. Dua Kelincisudah berjalan dengan baik yang sesuai dengan Pasal 10 Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Rencanaan K3 dinyatakan ayat (2) Pengusaha dalam melaksanakan rencana K3 didukung oleh sumber daya manusia di bidang K3, prasarana, dan sarana.Hal tersebut diatas sesuai dengan penelitian Moloeng 2013 bahwa pelaksanaan

(6)

program K3 harus didukung oleh sumber daya manusia di bidang K3, prasarana, dan sarana.

Berdasarkan data hasil wawancara dari informan diatas, kecelakaan kerja yang terjadi selama kurungwaktu 2018 termasuk kecelakaan ringan, meliputi : Kaki terluka menginjak paku pada saat perbaikan palet kayu; Mata pedih saat melakukan pekerjaan pengelasan; Tangan terluka pada saat memotong kayu dengan mesin gerinda; Tangan terluka pada saat pembongkaran kaca jendela; Tangan terluka saat memotong material acrylic menggunakan cutter; Tangan terluka pasa saat pembongkaran atap seng bekas.

Meskipun demikian sebisa mungkin pihak perusahaan maupun pengawas bisa melakukan minimalisasi kecelakaan yang terjadi. Ada beberapa langkah yang dilakukan oleh manajemen K3 untuk mengantisipasi kecelakaan kerja yaitu:

a. Sosialisasi pemakaian Alat Pelindung Diri. b. Penyediaan perlengkapan Alat Pelindung Diri. c. Melakukan pengawasan langsung.

d. Melakukan training K3

Hal tersebut sesuai dengan penelitian Santoso,G (2012) yang menyatakan bahwa pemakaian APD pada pekerja dapat mencegah atau meminimalisir terjadinya kecelakaan kerja. Penerapan keselamatan dan kesehatan kerja sangat penting sebagai upaya pencegahan kecelakaan kerja di lingkungan kerja. Hal ini merupakan bentuk upaya dalam menciptakan lingkungan kerja yang aman, nyaman dan sehat, serta dapat menekan angka kecelakaan akibat kerja dan penyakit akibat kerja. Tujuan keselamatan dan kesehatan kerja ini tidak mungkin terwujud jika keselamatan dan kesehatan kerja belum menjadi budaya di lingkungan kerja (Prasetyo,2016)

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

1. Perencanaan Program K3 di Divisi Civil PT. Dua Kelinci Pati sudah berjalan dengan baik sesuai dengan PP No. 50 Tahun 2012 Pasal 9 tentang Perencanaan K3 dinyatakan ayat (4) Pengusaha dalam menyusun rencana K3 sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus melibatkan Ahli K3, Panitia Pembinaan K3, Wakil pekerja / buruh, dan pihak lain yang terkait di perusahaan. Dari ketujuh point Rencana K3 yang tidak sesuai dengan perencanaan program K3 di Divisi Civil PT. Dua Kelinci Pati adalah Skala prioritas dan Jangka waktu pelaksanaan.

2. Pelaksanaan SMK3 di Divisi Civil PT. Dua Kelinci juga sudah berjalan dengan baik sesuai dengan PP No. 50 Tahun 2012 Pasal 10 tentang Pelaksanaan Rencanaan K3 dinyatakan ayat (2) Pengusaha dalam melaksanakan rencana K3 didukung oleh sumber daya manusia di bidang K3, prasarana, dan sarana.

3. Kecelakaan kerja yang terjadi di Divisi Civil selama kurung waktu 2018 termasuk kecelakaan ringan seperti : Kaki terluka menginjak paku pada saat perbaikan palet kayu; Mata pedih saat melakukan pekerjaan pengelasan; Tangan terluka pada saat memotong kayu dengan mesin gerinda; Tangan terluka pada saat pembongkaran kaca jendela; Tangan terluka saat memotong material acrylic menggunakan cutter; Tangan terluka pasa saat pembongkaran atap seng bekas.

(7)

Saran

1. Bagi Divisi Civil PT. Dua Kelinci Lebih mengoptimalkan pelaksanaan program Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Divisi Civil PT. Dua Kelinci supaya dapat mengurangi resiko kecelakaan kerja di perusahaan tersebut.

2. Bagi peneliti selanjutnya dapat menggunakan metode penelitian kuantitatif agar diperoleh data yang lebih akurat.

DAFTAR PUSTAKA

Anggraini, Astari Mayang. 2014. Tantangan Ganda Tahun 2015 Bagi Praktisi Kesehatan Indonesia. <http://thejavanomadspost.com/tag/meal> diakses 4 Februari 2015.

Depkes RI, 2004. Rencana Strategi Departemen Kesehatan. Jakarta: Depkes RI

Kemenkes, R. (2014). Profil Kesehatan Indonesia 2014. Jakarta: Kementrian Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2013.

Moelong, 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset

Mukti AG. 2013. Pelayanan Kesehatan Untuk Semua (Universal Health Coverage) Kesiapan Menghadapi Jaminan Kesehatan Nasional.

Notoatmojdo, Soekijdo (2010). Kesehatan Masyarakat Ilmu & seni. Rineka Cipta : Jakarta

Notoatmojdo, Soekijdo (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka cipta : Jakarta Peraturan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan Nomor 1 Tahun 2014

Tentang Penyelenggara Jaminan Kesehatan.

Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2012 tentang Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) dinyatakan bahwa “Setiap perusahaan yang memperkerjakan pekerja / buruh paling sedikit 100 orang atau mempunyai potensi bahaya tinggi sesuai peraturan perundangan wajib menerapkan SMK3”

Rosnasari, A. D., & Dewi, E. R. (2017). HUBUNGAN PENGETAHUAN MOTIVASI DAN SIKAP KERJA DENGAN PELAKSANAAN PROGRAM 5R UNIT PAPER MILL 5/6/9 PT. PURA BARUTAMA KUDUS. Prosiding HEFA Stikes Cendekia Utama, 55-61. Retrieved from

<http://prosiding.stikescendekiautamakudus.ac.id/index.php/pros/article/view/22 8/8> diakses tanggal 6 Maret 2019

(8)

Sugiyono, 2012. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kualitatif, dan R & D). CV Alfabeta, Bandung

Prasetyo, E. and Budiati, R.E., 2016. Analisis Program Inspeksi Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Sebagai Bentuk Upaya Promosi Budaya K3 Di Lingkungan Kerja. JKM (Jurnal Kesehatan Masyarakat) Cendekia Utama.

Referensi

Dokumen terkait

Mahasiswa membuat peta konsep ( mind map  mind map  ) dari rumusan kasus di atas ) dari rumusan kasus di atas sehingga dari peta konsep tersebut tergambar

(1) jenis dan jumlah karbohidrat serta konsentrasi vitamin A dalam suplemen PBS menggunakan metode HPLC, konsentrasi seng menggunakan metode AAS, dan jumlah

Penelitian sebelumnya mengenai pengaruh durasi bermain advergame terhadap level of comprehension dari brand message pada game Cool Cubes (Estha, 2015: 98)

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRODUKTIVITAS DAN KONTRIBUSI PENGHASILAN TENAGA KERJA WANITA PEMETIK TEH..

disimpulkan bahwa hasil peramalan JST-AG dengan jumlah 94 neuron pada lapisan tersembunyi memiliki nilai MAPE yang paling baik yaitu 1,412 %, sedangkan nilai MAPE

Aturan prioritas digunakan untuk mengurangi waktu penyelesaian, jumlah pekerjaan dalam sistem, dan keterlambatan kerja melalui penggunaan mesin yang optimal, sehingga

tanaman Pengadaan bibit tanaman Belanja bibit tanaman Barang 80.000.000,00 1 Paket Binjai. Belanja pengadaan

Permasalahan semakin kompleks ketika tidak adanya penegakan hukum yang dilakukan secara terintegrasi untuk mengatasi pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan oleh pelaku