TIPE TEORI PADA ARSITEKTUR NUSANTARA TIPE TEORI PADA ARSITEKTUR NUSANTARA
MENURUT JOSEF PRIJOTOMO MENURUT JOSEF PRIJOTOMO
Oleh : Oleh :
Bakhtiar Bakhtiar
( Alumni UNKHAIR
( Alumni UNKHAIR Ternate/MahaTernate/Mahasiswa Prodi Arsitektur Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi )siswa Prodi Arsitektur Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi )
Judy O. Waani Judy O. Waani
( Staf Pengajar Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik / ( Staf Pengajar Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik / Prodi Magister Arsitek
Prodi Magister Arsitektur Pascasarjantur Pascasarjana Universitas Sam Raa Universitas Sam Ratulangitulangi ) ) Joseph Rengkung
Joseph Rengkung
( Staf Pengajar Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik / ( Staf Pengajar Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik / Prodi Magister Arsitek
Prodi Magister Arsitektur Pascasarjatur Pascasarjana Universitas Sam Rana Universitas Sam Ratulangi )tulangi )
Abstrak Abstrak
Arsitektur
Arsitektur dan dan manusia manusia adalah adalah timbal-balik timbal-balik dalam dalam hubungannya. hubungannya. Ini Ini berarti berarti bahwa bahwa satu satu tinjauantinjauan dapat dikatakan bahwa arsitektur itu bergantung pada manusia penghadir arsitektur. Arsitektur Nusantara dapat dikatakan bahwa arsitektur itu bergantung pada manusia penghadir arsitektur. Arsitektur Nusantara yang hadir merupakan ha
yang hadir merupakan ha sil cipta dan sil cipta dan rasa dari pengetahuan kelisanan arasa dari pengetahuan kelisanan a nakbangsa Nusantara. Perwujudannakbangsa Nusantara. Perwujudan dari pengetahuan kelisanan yang terdiri dari aspek-aspek tan-ragawi (gagasan, norma, status maupun nilai dari pengetahuan kelisanan yang terdiri dari aspek-aspek tan-ragawi (gagasan, norma, status maupun nilai perlambangan)
perlambangan) dimanifestasikan dimanifestasikan ke ke dalam dalam bentukan bentukan arsitektural arsitektural (baik (baik berupa berupa persolekan/dekorasi- persolekan/dekorasi-ornamnetasi, maupun warna). Di sini, pengetahuan tan-ragawi (esensi) maupun ragawi (bentuk) menjadi ornamnetasi, maupun warna). Di sini, pengetahuan tan-ragawi (esensi) maupun ragawi (bentuk) menjadi suatu rekaman-rekaman pengetahuan
suatu rekaman-rekaman pengetahuan arsitektur Nusantara yang arsitektur Nusantara yang sudah ditumbuhkembangkan sudah ditumbuhkembangkan sejak sebelumsejak sebelum republik ini dibentuk. Mengutip pernyataan Prijotomo (2004) bahwa, “..arsitektur Nusantara dibangun republik ini dibentuk. Mengutip pernyataan Prijotomo (2004) bahwa, “..arsitektur Nusantara dibangun sebagai
sebagai sebuah sebuah pengetahuan pengetahuan yang yang berlandaskan berlandaskan dan dan dipangkalkan dipangkalkan dari dari filsafat, filsafat, ilmu ilmu dan dan pengetahuanpengetahuan arsitektur..”.
arsitektur..”.
Studi ini mengkaji te
Studi ini mengkaji tentang Teori arsitektur ntang Teori arsitektur Nusantara menurut Nusantara menurut pemikiran Josef Prpemikiran Josef Prijotomo. Jenisijotomo. Jenis penelitian
penelitian yang yang digunakan digunakan adalah adalah Kualitatif Kualitatif dengan dengan pendekatan pendekatan teori teori kritis. kritis. Pemilihan Pemilihan sampel sampel secarasecara bertujuan (purposive sample). Analisis data menggunakan analisis isi (content analisys). Data hasil analisis bertujuan (purposive sample). Analisis data menggunakan analisis isi (content analisys). Data hasil analisis kemudian dikomparasikan dengan kajian Tipe
kemudian dikomparasikan dengan kajian Tipe teori arsitektur. Tujuannya adalah menemukan Tipe teori pteori arsitektur. Tujuannya adalah menemukan Tipe teori p adaada arsitektur Nusantara.
arsitektur Nusantara. Hasil
Hasil penelitian penelitian menunjukkan menunjukkan bahwa bahwa arsitektur arsitektur Nusantara Nusantara menempatkan menempatkan posisinya posisinya pada pada tipetipe “Theory In Architecture” dari Edward Robbins, teori Normatif dari Jon Lang dan teori Preskriptif dari Kate “Theory In Architecture” dari Edward Robbins, teori Normatif dari Jon Lang dan teori Preskriptif dari Kate Nesbitt.
Nesbitt. Kata Kunci :
Kata Kunci : arsitektur Nusantara, tipe teori, pengetahuan a arsitektur Nusantara, tipe teori, pengetahuan a rsitekturrsitektur
I.
I. PENDAHULUANPENDAHULUAN
Beberapa pengertian dan fungsi teori Beberapa pengertian dan fungsi teori antara lain adalah merupakan pengetahuan antara lain adalah merupakan pengetahuan ilmiah yang mencakup penjelasan mengenai ilmiah yang mencakup penjelasan mengenai suatu faktor tertentu dari sebuah disiplin suatu faktor tertentu dari sebuah disiplin keilmuan. Seperangkat proposisi yang keilmuan. Seperangkat proposisi yang terintegrasi secara sintaksis, maksudnya terintegrasi secara sintaksis, maksudnya adalah mengikuti aturan tertentu yang dapat adalah mengikuti aturan tertentu yang dapat dihubungkan secara logis satu dengan lainnya dihubungkan secara logis satu dengan lainnya dengan data dasar yang dapat diamati dan dengan data dasar yang dapat diamati dan berfungsi
berfungsi sebagai sebagai wahana wahana untuk untuk meramalkanmeramalkan dan menjelaskan fenomena yang diamati. dan menjelaskan fenomena yang diamati. (Wahid dan Alamsyah, 2013:1). Teori-teori (Wahid dan Alamsyah, 2013:1). Teori-teori yang berupa spekulasi-spekulasi yang sampai yang berupa spekulasi-spekulasi yang sampai saat ini yang tidak dapat ditolak saat ini yang tidak dapat ditolak
kebenarannya dan memiliki manfaat bagi kebenarannya dan memiliki manfaat bagi kehidupan. Walaupun demikian, teori di kehidupan. Walaupun demikian, teori di dalam ilmu pengetahuan masih mutlak dalam ilmu pengetahuan masih mutlak keberadaannya.
keberadaannya.
Tulisan ini berisi laporan hasil studi Tulisan ini berisi laporan hasil studi pemikiran
pemikiran teori teori dan dan metoda metoda perancanganperancangan arsitektur Nusantara menurut Prijotomo. arsitektur Nusantara menurut Prijotomo. Arsitektur Nusantara memang bukanlah Arsitektur Nusantara memang bukanlah arsitektur tradisional, walaupun keduanya arsitektur tradisional, walaupun keduanya menunjuk pada sosok arsitektur yang sama menunjuk pada sosok arsitektur yang sama yakni, arsitektur yang ditumbuh kembangkan yakni, arsitektur yang ditumbuh kembangkan oleh demikian banyak anak bangsa atau oleh demikian banyak anak bangsa atau suku-suku bangsa di Indonesia. Arsitektur suku bangsa di Indonesia. Arsitektur Nusantara
Nusantara ini ini telah telah menempatkan menempatkan dirinyadirinya menjadi salah satu kekayaan jatidiri menjadi salah satu kekayaan jatidiri
kemanusiaan dan arsitektur menempatkan kemanusiaan dan arsitektur menempatkan dirinya sebagai salah satu pernyataan jatidiri dirinya sebagai salah satu pernyataan jatidiri anak bangsa Nusantara.
anak bangsa Nusantara.
Pengkinian arsitektur Nusantara Pengkinian arsitektur Nusantara menjadi langkah pokok dalam menjaga menjadi langkah pokok dalam menjaga kesinambungan antara asitektur masa lampau kesinambungan antara asitektur masa lampau (baca: arsitektur Klasik Indonesia) dengan (baca: arsitektur Klasik Indonesia) dengan masa kini dan masa mendatang. Pengkinian masa kini dan masa mendatang. Pengkinian bukan berarti
bukan berarti kembali ke kembali ke masa lamasa lampau, tetapimpau, tetapi arsitektur masa lampu dijadikan sebagai arsitektur masa lampu dijadikan sebagai sumber kreatifitas dan akar kearsitekturan di sumber kreatifitas dan akar kearsitekturan di Indonesia. atas dasar inilah, arsitektur Indonesia. atas dasar inilah, arsitektur Nusantara
Nusantara dibangun dibangun sebagai sebagai sebuahsebuah pengetahuan
pengetahuan yang yang dilandaskan dilandaskan dandan dipangkalkan dari filsafat, ilmu dan dipangkalkan dari filsafat, ilmu dan pengetahuan
pengetahuan arsitektur. arsitektur. DenganDengan memanfaatkan globalisasi sebagai memanfaatkan globalisasi sebagai kesempatan untuk mengglobalkan arsitektur kesempatan untuk mengglobalkan arsitektur Nusantara
Nusantara sebagai sebagai sebuah sebuah sumbangansumbangan internasional di bidang pengtahuan arsitektur. internasional di bidang pengtahuan arsitektur. Sungguh disayangkan apabila Sungguh disayangkan apabila arsitektur klasik Indonesia sebagai arsitektur klasik Indonesia sebagai pengtahuan anak
pengtahuan anak bangsa Nusabangsa Nusantara, dipahamintara, dipahami sebagai buah dari budaya atau “arsitektur sebagai buah dari budaya atau “arsitektur sebagai cerminan kebudayaan”. Pemahaman sebagai cerminan kebudayaan”. Pemahaman seperti ini tentunya menempatkan seperti ini tentunya menempatkan pengetahuan
pengetahuan arsitektur arsitektur Klasik Klasik Indonesia Indonesia didi dalam posisi yang terpinggirkan untuk dalam posisi yang terpinggirkan untuk ditumbuh dan menjadi barang pusaka yang ditumbuh dan menjadi barang pusaka yang dikeramatkan.
dikeramatkan.
II.
II. TINJAUAN TEORI DANTINJAUAN TEORI DAN KEPUSTAKAAN
KEPUSTAKAAN
A.
A. Teori Dalam ArsitekturTeori Dalam Arsitektur
Menurut Nesbitt (1996:16-20) bahwa, Menurut Nesbitt (1996:16-20) bahwa, di dalam disiplin arsitektur, teori adalah di dalam disiplin arsitektur, teori adalah wacana yang menjelaskan praktek dan wacana yang menjelaskan praktek dan produksi
produksi arsitektur arsitektur dan dan menguraikanmenguraikan
tantangan. Teori juga membahas tentang tantangan. Teori juga membahas tentang arsitektur dan alam yang dikembangkan arsitektur dan alam yang dikembangkan melalui pembangunan bangunan, merombak melalui pembangunan bangunan, merombak sifat fluktuasi dari simpati, harmoni dan sifat fluktuasi dari simpati, harmoni dan intergritas dari alam.
intergritas dari alam.
Attoe (dalam Snyder,1979:37-38) Attoe (dalam Snyder,1979:37-38) memberikan beberapa dasar pemikiran memberikan beberapa dasar pemikiran tentang teori arsitektur sebagai berikut:
tentang teori arsitektur sebagai berikut:
-- Teori dalam arsitektur membicarakanTeori dalam arsitektur membicarakan apakah arsitektur, apa yang harus dilakukan apakah arsitektur, apa yang harus dilakukan (dicapai), dan bagaimana merancang (dicapai), dan bagaimana merancang sejarah yang berkaitan dengan arsitektur, sejarah yang berkaitan dengan arsitektur, membicarakan teori-teori, peristiwa-membicarakan teori-teori, peristiwa- peristiwa
peristiwa (sejarah), (sejarah), metode-metodemetode-metode perancangan dan bangunan-bangunan. perancangan dan bangunan-bangunan. -- Teori dalam arsitektur canderung tidakTeori dalam arsitektur canderung tidak
seteliti dan setepat teori dalam ilmu seteliti dan setepat teori dalam ilmu pengetahuan.
pengetahuan.
-- Salah satu ciri penting dari teori ilmiahSalah satu ciri penting dari teori ilmiah yang tidak terdapat dalam arsitektur ialah yang tidak terdapat dalam arsitektur ialah pembuktian
pembuktian yang yang terperinci. terperinci. Attoe Attoe JugaJuga memberikan kejelasan bahwa agar dapat memberikan kejelasan bahwa agar dapat diterima oleh kalangan sarjana atau diterima oleh kalangan sarjana atau akademik, maka teori dalam arsitektur akademik, maka teori dalam arsitektur harus ditunjang dengan fakta yang jelas dan harus ditunjang dengan fakta yang jelas dan pada mulanya diterangkan sec
pada mulanya diterangkan sec ara terperinci.ara terperinci. -- Teori dalam arsitektur adalah hipotesa,Teori dalam arsitektur adalah hipotesa, harapan dan dugaan-dugaan tentang apa harapan dan dugaan-dugaan tentang apa yang
yang terjadi terjadi bila bila semua semua unsur unsur yangyang menjadikan bangunan dikumpul dalam menjadikan bangunan dikumpul dalam suatu cara, tempat dan waktu tertentu
suatu cara, tempat dan waktu tertentu
-- Teori dalam arsitektur mengemukakan arah,Teori dalam arsitektur mengemukakan arah, tapi tidak dapat menjamin hasilnya. tapi tidak dapat menjamin hasilnya. Arsitektur tidak memilahkan bagian-bagian Arsitektur tidak memilahkan bagian-bagian namun mencerna dan memadukan beragam namun mencerna dan memadukan beragam unsur dalam cara dan keadaan baru, unsur dalam cara dan keadaan baru, sehingga hasilnya tidak seluruhnya dapat sehingga hasilnya tidak seluruhnya dapat diramalkan.
-- Teori-teori tentang apakah sebenarnyaTeori-teori tentang apakah sebenarnya arsitektur itu meliputi identifikasi arsitektur itu meliputi identifikasi variabel-variabel penting seperti ruang, struktur atau variabel penting seperti ruang, struktur atau proses-proses
proses-proses kemasyarakatan kemasyarakatan di di manamana bangunan-bangunan seharusnya dinilai. bangunan-bangunan seharusnya dinilai.
Menurut Abraham Kaplan (dalam Menurut Abraham Kaplan (dalam Lang, 1987:15) bahwa teori adalah praktek Lang, 1987:15) bahwa teori adalah praktek dan harus berdiri dan jatuh dengan dan harus berdiri dan jatuh dengan kepraktisan asalkan modus dan konteks kepraktisan asalkan modus dan konteks aplikasi akan sesuai ditentukan. Hal ini aplikasi akan sesuai ditentukan. Hal ini ditambahkan oleh Jon Lang 1987, jika teori ditambahkan oleh Jon Lang 1987, jika teori adalah praktek, maka hal ini terutama berlaku adalah praktek, maka hal ini terutama berlaku untuk bidang terapan seperti arsitektur dan untuk bidang terapan seperti arsitektur dan arsitektur
arsitektur lansekap. lansekap. Jika Jika teori teori tidaktidak melakukan hal ini berarti teori tidak relevan. melakukan hal ini berarti teori tidak relevan.
1.
1. Tipe Teori Menurut Jon LangTipe Teori Menurut Jon Lang
Abraham Kaplan (dalam Lang, Abraham Kaplan (dalam Lang, 1987:15) menyatakan bahwa, teori adalah 1987:15) menyatakan bahwa, teori adalah praktek
praktek dan dan harus harus berdiri berdiri dan dan jatuh jatuh dengandengan kepraktisan
kepraktisan asalkan asalkan modus modus dan dan kontekskonteks aplikasi akan sesuai ditentukan. hal ini aplikasi akan sesuai ditentukan. hal ini ditambahkan oleh Jon Lang 1987, jika teori ditambahkan oleh Jon Lang 1987, jika teori adalah praktek, maka Hal ini terutama adalah praktek, maka Hal ini terutama berlaku
berlaku untuk untuk bidang bidang terapan terapan sepertiseperti arsitektur dan arsitektur lansekap, Jika teori arsitektur dan arsitektur lansekap, Jika teori tidak m
tidak melakukan helakukan hal al ini ini berarti teori berarti teori tidaktidak relevan, hal ini sependapat dengan Nezbit relevan, hal ini sependapat dengan Nezbit (dalam Johannes,2012:81), bahwa teori (dalam Johannes,2012:81), bahwa teori adalah wacana yang menjelaskan praktek dan adalah wacana yang menjelaskan praktek dan produksi arsitektur.
produksi arsitektur. Menurut
Menurut Lang Lang (1987:18), (1987:18), ada ada duadua jenis
jenis teori teori arsitektur, arsitektur, yaitu yaitu teori teori positif positif dandan teori normatif, penjelasan ini dijabarkan teori normatif, penjelasan ini dijabarkan sebagai berikut:
sebagai berikut:
a.
a. Teori PositifTeori Positif
Menurut Lee (dalam Lang, 1987:15), Menurut Lee (dalam Lang, 1987:15), bahwa
bahwa Teori Teori positif positif sering sering kali kali disajikandisajikan
sebagai bebas nilai “
sebagai bebas nilai “value Freevalue Free”. Banyak”. Banyak orang telah menantang ini sebagai orang telah menantang ini sebagai sangkaan
sangkaan dan dan cukup cukup benar. benar. Tujuan Tujuan daridari teori positif adalah menjadi bebas nilai, teori positif adalah menjadi bebas nilai, untuk menghindari bias dan mencari untuk menghindari bias dan mencari penjelasan
penjelasan alternatif alternatif serta serta untukuntuk menerapkan aturan metode ilmiah untuk menerapkan aturan metode ilmiah untuk pengamatan
pengamatan dan dan penjelasan. penjelasan. Hal Hal ini ini didi susun definisi operasional dari susun definisi operasional dari variabel-variabel yang dianalisis sehingga tidak variabel yang dianalisis sehingga tidak ada ambiguitas dalam penafsiran istilah, ada ambiguitas dalam penafsiran istilah, diikuti oleh observasi terkontrol dan diikuti oleh observasi terkontrol dan observasi berulang. Teori positif dibidang observasi berulang. Teori positif dibidang desain, penerapan pengambilan keputusan desain, penerapan pengambilan keputusan terdiri dari dua komponen yaitu teori terdiri dari dua komponen yaitu teori substantif dan teori prosedural. Teori substantif dan teori prosedural. Teori Subtantive menekannkan pada sifat Subtantive menekannkan pada sifat fenomena dimana arsitek dan desainer fenomena dimana arsitek dan desainer harus bekerja secara sistematis dan harus bekerja secara sistematis dan spesifik.
spesifik.
b.
b. Teori NormatifTeori Normatif
Menurut Lang, (1987:15-16) bahwa. Menurut Lang, (1987:15-16) bahwa. Teori normatif adalah istilah yang ambigu Teori normatif adalah istilah yang ambigu Teori normatif yang dibangun dari teori Teori normatif yang dibangun dari teori positif,
positif, keduanya keduanya didasarkan didasarkan padapada persepsi
persepsi tentang tentang bagaimana bagaimana dunia bedunia be kerjakerja tetapi kedua hal ini didasarkan juga pada tetapi kedua hal ini didasarkan juga pada persepsi
persepsi tampilan tampilan yang yang baik baik dan dan benarbenar atau salah, yang diinginkan dan tidak atau salah, yang diinginkan dan tidak diinginkan, apa yang bekerja dengan baik diinginkan, apa yang bekerja dengan baik dan apa yang bekerja buruk. Teori dan apa yang bekerja buruk. Teori Normatif
Normatif dibidang dibidang desain desain adalahadalah bersangkutan
bersangkutan juga juga dengan dengan isu-isuisu-isu substantif dan prosedural. Berbeda substantif dan prosedural. Berbeda dengan teori positif, teori normatif yang dengan teori positif, teori normatif yang bersangkutan
bersangkutan dengan dengan posisi posisi yang beyang berbedarbeda telah diambil atau mungkin diambil dari telah diambil atau mungkin diambil dari lingkungan hidup peran desainer adalah, lingkungan hidup peran desainer adalah,
apa lingkungan yang baik, dan bagaimana apa lingkungan yang baik, dan bagaimana proses desain harus dilakukan.
proses desain harus dilakukan.
2.
2. Tipe Teori Menurut Kate NesbittTipe Teori Menurut Kate Nesbitt
Nesbitt
Nesbitt membagi membagi beberapa beberapa tipe tipe teoriteori dalam arsitektur yang dicirikan oleh beberapa dalam arsitektur yang dicirikan oleh beberapa sikap terhadap presentasi yang membedakan sikap terhadap presentasi yang membedakan pada
pada sikap sikap “netral” “netral” posisi posisi deskriptif. deskriptif. AdaAda empat tipe teori terhadap sikap penyajian empat tipe teori terhadap sikap penyajian masalah subjeknya, antara lain:
masalah subjeknya, antara lain:
a.
a. Teori PreskriptifTeori Preskriptif
Teori ini menawarkan penyelesaian baru Teori ini menawarkan penyelesaian baru dan menghidupkan kembali solusi untuk dan menghidupkan kembali solusi untuk masalah-masalah
masalah-masalah khusus. khusus. Teori Teori iniini berfungsi
berfungsi membentuk membentuk norma-norma norma-norma barubaru untuk praktek. Jenis teori ini dapat kritis untuk praktek. Jenis teori ini dapat kritis bahkan
bahkan radikal, radikal, atau atau afirmatif afirmatif status status quoquo (konservatif).
(konservatif).
b.
b. Teori ProskriptifTeori Proskriptif
Teori ini memiliki kesamaan dengan teori Teori ini memiliki kesamaan dengan teori preskriptif.
preskriptif. Teori Teori ini ini menawarkan menawarkan normanorma atau standar yang dihindari dalam desain. atau standar yang dihindari dalam desain. Zonasi fungsional adalah contoh dari teori Zonasi fungsional adalah contoh dari teori proskriptif.
proskriptif.
c.
c. Teori Afirmatif (Konservatif Teori Afirmatif (Konservatif ) )
Teori ini mengatur mutu konsisten dengan Teori ini mengatur mutu konsisten dengan membatasi
membatasi ahan ahan dan dan pilihan pilihan gaya,gaya, kemunduran dan pengumpulan gaya. kemunduran dan pengumpulan gaya.
d.
d. Teori kritisTeori kritis
Teori ini mengandung perenungan Teori ini mengandung perenungan spekulatif dibandungkan dengan teori spekulatif dibandungkan dengan teori deskriptif dan preskriptif, mengandung deskriptif dan preskriptif, mengandung pertanyaan,
pertanyaan, dan dan kadang-kadang kadang-kadang utopiautopia (idaman).
(idaman). Teori Teori ini ini menilai menilai dunia dunia yangyang dibangun dan hubungannya terhadap dibangun dan hubungannya terhadap masyarakat yang dilayaninya, teori kritis masyarakat yang dilayaninya, teori kritis
dapat secara ideology didasarkan pada dapat secara ideology didasarkan pada Marxisme atau Feminisme.
Marxisme atau Feminisme.
3.
3. Tipe Teori Menurut Edward RobbinsTipe Teori Menurut Edward Robbins
Edward Robbins (dalam Prijotomo, Edward Robbins (dalam Prijotomo, 2004 yang dikutip dari Iwan Sudrajat,1997), 2004 yang dikutip dari Iwan Sudrajat,1997), menyatakan bahwa ada tiga kelompok teori menyatakan bahwa ada tiga kelompok teori arsitektur yaitu:
arsitektur yaitu: theory in architecture, theorytheory in architecture, theory of architectur
of architectur e dane dan theory ebout architecturetheory ebout architecture.. Sebagai berikut :
Sebagai berikut :
a.
a. Theory In ArchitectureTheory In Architecture
Jenis teori ini pada umumnya mengamati Jenis teori ini pada umumnya mengamati aspek-aspek formal, tektonik, struktural, aspek-aspek formal, tektonik, struktural, representasional, dan prinsip-prinsip representasional, dan prinsip-prinsip estetik yang melandasi gubahan arsitektur, estetik yang melandasi gubahan arsitektur, serta berusaha merumuskan dan serta berusaha merumuskan dan mendefinisikan prinsip-prinsip teoretis mendefinisikan prinsip-prinsip teoretis dan praktis yang penting bagi penciptaan dan praktis yang penting bagi penciptaan desain bangunan yang baik.
desain bangunan yang baik.
b.
b. Theory of architectureTheory of architecture
Jenis teori ini berusaha menjelaskan Jenis teori ini berusaha menjelaskan bagaimana
bagaimana para para arsitek arsitek mengembangkanmengembangkan prinsip-prinsip
prinsip-prinsip dan dan menggunakanmenggunakan pengetahuan,
pengetahuan, teknik, teknik, dan dan sumber-sumbersumber-sumber dalam proses desain dan produksi dalam proses desain dan produksi bangunan.
bangunan. Isu Isu pokok pokok di di sini sini bukanlahbukanlah prinsip-prinsip
prinsip-prinsip umum umum yang yang memandumemandu desain, tetapi bagaimana dan mengapa desain, tetapi bagaimana dan mengapa arsitek mendesain, menggunakan media, arsitek mendesain, menggunakan media, dan bertindak, serta mengapa di antara dan bertindak, serta mengapa di antara mereka bisa terjadi keragaman historis mereka bisa terjadi keragaman historis maupun budaya.
maupun budaya.
c.
c. Theory about architectureTheory about architecture
Jenis teori ini bertujuan menjelaskan Jenis teori ini bertujuan menjelaskan makna dan pengaruh arsitektur, makna dan pengaruh arsitektur, mendudukkan arsitektur dalam konteks mendudukkan arsitektur dalam konteks
sosial budayanya, memberikan bagaimana sosial budayanya, memberikan bagaimana arsitek bekerja sebagai produser budaya, arsitek bekerja sebagai produser budaya, atau memahami bagaimana arsitektur atau memahami bagaimana arsitektur digunakan dan diterima oleh masyarakat. digunakan dan diterima oleh masyarakat. Dengan kata lain, teori ini berusaha Dengan kata lain, teori ini berusaha menjelaskan bagaimana arsitektur menjelaskan bagaimana arsitektur
berfungsi,
berfungsi, dipahami dipahami dan dan diproduksikandiproduksikan secara sosial budaya.
secara sosial budaya.
Penjelasan-penjelasan tipe teori Penjelasan-penjelasan tipe teori tersebut, dibuat suatu kesimpulan sederhana tersebut, dibuat suatu kesimpulan sederhana untuk
untuk melihat melihat perbandingan perbandingan antar antar tipe tipe teoriteori (tabel1).
(tabel1).
Tabel 1. Tabel 1.
Perbandingan Tipe Teori dalam arsitektur Perbandingan Tipe Teori dalam arsitektur
No
No Pemikiran Pemikiran Tipe Teori Tipe Teori DeskripsiDeskripsi
1. Lang 1. Lang
Teori positif Teori positif
(subtantive dan Procedural) (subtantive dan Procedural)
mengarah
mengarah ke ke teori atateori atau normau norma, , dalam dalam pengambilanpengambilan keputusan atas isu-isu yang desainer atau arsitek atas keputusan atas isu-isu yang desainer atau arsitek atas fenomena yang terjadi
fenomena yang terjadi Teori Normatif
Teori Normatif
(subtantive dan Procedural) (subtantive dan Procedural)
Mengarah pada praktek dan profesi, Metode merancang Mengarah pada praktek dan profesi, Metode merancang (bagaimana desainer dan arsitek
(bagaimana desainer dan arsitek bekerja)bekerja)
2 Nesbitt 2 Nesbitt Preskriptif Preskriptif (bersifat mengatur) (bersifat mengatur)
Menawarkan penyelesaian dalam bentuk-bentuk norma Menawarkan penyelesaian dalam bentuk-bentuk norma untuk praktek arsitektur
untuk praktek arsitektur Proskriptif
Proskriptif
(bersifat melarang) (bersifat melarang)
Fungsional, menawarkan norma atau standar yang Fungsional, menawarkan norma atau standar yang dihindari dalam desain
dihindari dalam desain Efirmatif
Efirmatif (menyetujui) (menyetujui)
mengatur mutu konsisten dengan membatasi bahan dan mengatur mutu konsisten dengan membatasi bahan dan pilihan gaya pilihan gaya Kritis Kritis (mengkritisi) (mengkritisi) mengandung perenungan
mengandung perenungan spekulatif dalam spekulatif dalam menilai duniamenilai dunia yang dibangun dan hubungannya terhadap masyarakat yang dibangun dan hubungannya terhadap masyarakat yang dilayaninya
yang dilayaninya
3 Attoe 3 Attoe
Teori arsitektur
Teori arsitektur Mengemukakan arah namun tidak seperinti teori ilmiah,Mengemukakan arah namun tidak seperinti teori ilmiah, sehingga tidak dapat
sehingga tidak dapat menjamin hasilnyamenjamin hasilnya Teori Ilmu pengetahuan
Teori Ilmu pengetahuan Teori-teori ilmiah dengan kebenaran-kebenaran terbuktiTeori-teori ilmiah dengan kebenaran-kebenaran terbukti (sebab-akibat) (sebab-akibat) 4 4 EdwardEdward Robbins Robbins Theory In Architecture Theory In Architecture
Bagaimana merumuskan dan mendefinisikan Bagaimana merumuskan dan mendefinisikan prinsip- prinsip teoretis dan
prinsip teoretis dan praktis yang penting praktis yang penting bagi penciptaanbagi penciptaan desain bangunan yang baik
desain bangunan yang baik
Theory Of Architecture Theory Of Architecture
bagaimana
bagaimana dan dan mengapa mengapa arsitek arsitek mendesain,mendesain, menggunakan media, dan bertindak, serta mengapa di menggunakan media, dan bertindak, serta mengapa di antara mereka bisa terjadi keragaman historis maupun antara mereka bisa terjadi keragaman historis maupun budaya.
budaya. Theory about architecture:
Theory about architecture: bagaimana bagaimana arsitektur arsitektur berfungsi, berfungsi, dipahami dipahami dandan diproduksikan secara sosial budaya.
diproduksikan secara sosial budaya.
B.
B. Arsitektur NusantaraArsitektur Nusantara
Di bawah ini adalah Di bawah ini adalah penjelasan- penjelasan
penjelasan yang yang membahas membahas mengenaimengenai arsitektur Nusantara oleh beberapa peneliti, arsitektur Nusantara oleh beberapa peneliti, antara lain penelitian dari Maria I. Hidayatun antara lain penelitian dari Maria I. Hidayatun (2003) dengan judul “Belajar Arsitektur (2003) dengan judul “Belajar Arsitektur Nusantara
Nusantara dari dari Gereja Gereja Puhsarang Puhsarang Kediri,Kediri, Tinjauan
Tinjauan ke-Bhineka ke-Bhineka Tunggal Tunggal Ika-an” Ika-an” dandan
penelitian
penelitian dari dari Galih Galih Widjil Widjil Pangarsa Pangarsa (2008)(2008) dengan judul “Bahtera Kemanusiaan dengan judul “Bahtera Kemanusiaan Nusantara Di laut Karawitan ar
Nusantara Di laut Karawitan ar sitektur”.sitektur”. Dalam penelitian yang pertama, Dalam penelitian yang pertama, Hidayatun (2003:1&6) menjelaskan beberapa Hidayatun (2003:1&6) menjelaskan beberapa prinsip
prinsip dasar dasar arsitektur arsitektur Nusantara, Nusantara, dengandengan uraian sebagai berikut.
uraian sebagai berikut.
Pertama, Arsitektur Nusantara Pertama, Arsitektur Nusantara merupakan sebuah pernyataan yang merupakan sebuah pernyataan yang
mengandung beribu gambaran dan persepsi. mengandung beribu gambaran dan persepsi. Belajar dari pengetahuan yang pernah Belajar dari pengetahuan yang pernah dipelajari sejak sekolah dasar Nusantara dipelajari sejak sekolah dasar Nusantara merupakan sebuah setting tempat yang luas, merupakan sebuah setting tempat yang luas, terdiri dari beberapa pulau dan berisikan terdiri dari beberapa pulau dan berisikan penduduk dengan latar
penduduk dengan latar belakang budaya belakang budaya yangyang sangat beragam. Di dasari oleh pengetahuan sangat beragam. Di dasari oleh pengetahuan sejarah yang diberikan sejak mulai sejarah yang diberikan sejak mulai dikenalkan dengan setting dimana Nusantara dikenalkan dengan setting dimana Nusantara itu berada, adalah berawal dari kekuasaan itu berada, adalah berawal dari kekuasaan masa Majapahit. Dengan demikian, maka kita masa Majapahit. Dengan demikian, maka kita akan menjadi paham apabila batasan tentang akan menjadi paham apabila batasan tentang tempat menjadi sangat luas. Bicara tentang tempat menjadi sangat luas. Bicara tentang Nusantara,
Nusantara, kita kita diingatkan diingatkan oleh oleh sebuah sebuah karyakarya besar Gaj
besar Gajah Mada ah Mada yakni sumpah Pyakni sumpah P alapa yangalapa yang antara lain berisi tentang ke-Bineka Tunggal antara lain berisi tentang ke-Bineka Tunggal Ika-an yang menunjukkan bahwa tempat Ika-an yang menunjukkan bahwa tempat yang begitu luas dihuni oleh berbagai suku yang begitu luas dihuni oleh berbagai suku bangsa
bangsa dengan dengan berbagai berbagai latar latar belakangbelakang budaya,
budaya, namum namum tetap tetap dalam dalam satu satu naungannaungan yakni Nusantara. Oleh karena itu pemahaman yakni Nusantara. Oleh karena itu pemahaman terhadap aarsitektur Nusantara harus pula terhadap aarsitektur Nusantara harus pula dipahami seperti “Sumpah Palapa” yang tidak dipahami seperti “Sumpah Palapa” yang tidak menutup kemungkinan adanya pertalian dari menutup kemungkinan adanya pertalian dari berbagai
berbagai suku basuku bangsa sengsa seperti perti misalnya misalnya antaraantara Jawa-Madura-Sumba-Timor-Batak dsb. Jawa-Madura-Sumba-Timor-Batak dsb. Adalah sebuah pencarian tentang hakekat Adalah sebuah pencarian tentang hakekat berarsitektur dalam bumi Nusanatara
berarsitektur dalam bumi Nusanatara ini.ini. Kedua, belajar tentang arsitektur Kedua, belajar tentang arsitektur Nusantara
Nusantara adalah adalah bagaimana bagaimana mempelajarimempelajari kebergaman atau ke-Bineka Tunggal Ika-an kebergaman atau ke-Bineka Tunggal Ika-an dalam sebuah kacamata atau dalam dalam sebuah kacamata atau dalam kebersatuan. Memang tidaklah mudah, tetapi kebersatuan. Memang tidaklah mudah, tetapi satu sikap yang seharusnya dibina sejak awal satu sikap yang seharusnya dibina sejak awal mencoba mengerti dalam sebuah pemahaman mencoba mengerti dalam sebuah pemahaman yang hakiki, berbicara tentang dasar, prinsip yang hakiki, berbicara tentang dasar, prinsip dan pedoman. Oleh karena itu yang ditelusuri dan pedoman. Oleh karena itu yang ditelusuri bukan
bukan dalam dalam perbincangan perbincangan fisik fisik saja, saja, tetapitetapi
lebih pada pengetahuan dasar yang melatar lebih pada pengetahuan dasar yang melatar belakangi
belakangi sebuah sebuah fungsi, fungsi, seperti seperti misalnyamisalnya bukan
bukan berbicara berbicara dengan dengan dasar dasar sebuah sebuah kamarkamar tidur atau bilik, melainkan berbicara tentang tidur atau bilik, melainkan berbicara tentang sebuah pernaungan dengan nilai-nilai yang sebuah pernaungan dengan nilai-nilai yang berada dibalik pernaungan itu.
berada dibalik pernaungan itu.
Dalam penelitian yang kedua, Dalam penelitian yang kedua, Pangarsa (2008:8) menjelaskan arti dari Pangarsa (2008:8) menjelaskan arti dari Nusantara
Nusantara bahwa bahwa Dari Dari kata kata Kawi Kawi ““nuswanuswa”” atau “
atau “nusyanusya” yang berarti pulau, dan” yang berarti pulau, dan ““antaraantara”: menunjuk area berpulau-pulau”: menunjuk area berpulau-pulau mulai Semenanjung Malaka di Barat, Papua mulai Semenanjung Malaka di Barat, Papua di Timur, Pulau Formosa di Utara pada batas di Timur, Pulau Formosa di Utara pada batas garis lintang 23½º LU, dan Pulau Rote yang garis lintang 23½º LU, dan Pulau Rote yang terletak di batas paling Selatan Indonesia. Itu terletak di batas paling Selatan Indonesia. Itu sering dilihat sebagai wilayah dimana bahasa sering dilihat sebagai wilayah dimana bahasa dan tradisi Malayo-Melanesia-Polynesian dan tradisi Malayo-Melanesia-Polynesian cukup dominan. Pengarsa (2008:2,3da&4) cukup dominan. Pengarsa (2008:2,3da&4) mencoba menampilkan ciri utama dari mencoba menampilkan ciri utama dari arsitektur di wilayah Nusantara melalaui arsitektur di wilayah Nusantara melalaui beberapa poin dengan uraian seb
beberapa poin dengan uraian seb agai berikut.agai berikut. Pertama, Berdaun sepanjang tahun: Pertama, Berdaun sepanjang tahun: arsitektur pernaungan. Ruang-luar Arsitektur arsitektur pernaungan. Ruang-luar Arsitektur Nusantara
Nusantara adalah adalah ruang ruang berkehidupanberkehidupan bersama.
bersama. Itulah Itulah yang yang menunjukkan menunjukkan bahwabahwa pernaungan
pernaungan adalah adalah arsitektur arsitektur bagi bagi fitrahfitrah manusia. Arsitektur Nusantara bagai bayi di manusia. Arsitektur Nusantara bagai bayi di dalam perlindungan rahim batas teritori yang dalam perlindungan rahim batas teritori yang kokoh, meski sebenarnya. ia hanya bernaung kokoh, meski sebenarnya. ia hanya bernaung saja di dalamnya. Di dalam kekokohan saja di dalamnya. Di dalam kekokohan perlindungan
perlindungan rahim, rahim, ia ia tetap tetap terkait terkait dengandengan dunia-luar lewat jasad sang ibu. Arsitektur dunia-luar lewat jasad sang ibu. Arsitektur pernaungan
pernaungan ada ada dalam dalam kerangka-strukturalkerangka-struktural dan kaitan-sistemik dengan lingkungannya. dan kaitan-sistemik dengan lingkungannya. Inilah universalitas yang sebenarnya dapat Inilah universalitas yang sebenarnya dapat dipakai di mana pun di muka bumi. Maka dipakai di mana pun di muka bumi. Maka dapat dipahami, sangat sulit menerapkan dapat dipahami, sangat sulit menerapkan konsep arsitektur pernaungan di belahan konsep arsitektur pernaungan di belahan
bumi
bumi sub-tropik sub-tropik empat empat musim musim yang yang hanyahanya berlingkungan-daun
berlingkungan-daun seperempat seperempat tahun tahun saja.saja. Tiga perempat tahun yang lain, iklim dingin Tiga perempat tahun yang lain, iklim dingin lebih banyak mendesak-paksa. manusianya lebih banyak mendesak-paksa. manusianya untuk masuk ke dalam ruang perlindungan. untuk masuk ke dalam ruang perlindungan. Ruang-luarnya sulit dimanfaatkan sebagai Ruang-luarnya sulit dimanfaatkan sebagai ruang bersama yang bernuansa akrab. ruang bersama yang bernuansa akrab. Arsitektur pernaungan adalah konsep yang Arsitektur pernaungan adalah konsep yang sangat tergantung pada sifat dan keadaan sangat tergantung pada sifat dan keadaan struktur dan sistem di luar tapak. Ketika struktur dan sistem di luar tapak. Ketika keadaan eksternal berubah, kualitas keadaan eksternal berubah, kualitas pernaungan itu pun ikut berubah.
pernaungan itu pun ikut berubah.
Kedua, Arsitektur Nusantara Kedua, Arsitektur Nusantara berkembang
berkembang dari dari tradisi tradisi berhuni berhuni didi lingkungan berpohon-pohon, bukan di lingkungan berpohon-pohon, bukan di lingkungan bergua-gua . dua tipologi tradisi lingkungan bergua-gua . dua tipologi tradisi berhuni
berhuni prasejarah prasejarah itu itu sudah sudah terbukti terbukti secarasecara arkeologis. Arsitektur Nusantara yang arkeologis. Arsitektur Nusantara yang pernaungan
pernaungan ialah ialah hasil hasil kristalisasikristalisasi pengalaman
pengalaman empirik empirik selama selama ribuan ribuan tahun.tahun. Hampir seluruh penelitian mutakhir tentang Hampir seluruh penelitian mutakhir tentang budaya
budaya bermukim bermukim di di Asia Asia tropis tropis lembab,lembab, menunjukkan bahwa ruang bersama tempat menunjukkan bahwa ruang bersama tempat kehidupan sosial penuh keakraban bagi kehidupan sosial penuh keakraban bagi masyarakat manusia tropis lembab adalah masyarakat manusia tropis lembab adalah pada
pada jalan jalan lingkungan, lingkungan, gang, gang, halamanhalaman bersama, ruang-bersa
bersama, ruang-bersa ma desa, sekitar pundèn,ma desa, sekitar pundèn, ruang antar-émpèran rumah. Singkatnya: ruang antar-émpèran rumah. Singkatnya: ruang-terbuka-bersama. Jika ada atap, ruang-terbuka-bersama. Jika ada atap, batang-kayu
batang-kayu kolom kolom strukturnya strukturnya tetaptetap memberi karakter terbuka dan dapat menjalin memberi karakter terbuka dan dapat menjalin pertautan
pertautan spasio-visual spasio-visual dengan dengan ruang ruang lain.lain. Kolom-kolom rumah panggung berupa garis, Kolom-kolom rumah panggung berupa garis, esensinya tak mengkomsumsi ruang; lantai esensinya tak mengkomsumsi ruang; lantai yang didukung kolom-kolom itu justru yang didukung kolom-kolom itu justru memproduksi ruang.
memproduksi ruang.
Kini arsitektur bangunan gedung di Kini arsitektur bangunan gedung di Indonesia dapat digolongkan menjadi “ Indonesia dapat digolongkan menjadi “ AC
AC --tektur” dari golongan berpunya yang dari tektur” dari golongan berpunya yang dari awal memang sudah menolak berjendela, awal memang sudah menolak berjendela, tertutup rapat serta menjadi benteng tertutup rapat serta menjadi benteng perlindungan
perlindungan dari dari iklim-mikro iklim-mikro kota kota yangyang makin panas-ganas dengan jalan pintas untuk makin panas-ganas dengan jalan pintas untuk dirinya sendiri. Golongan kedua adalah dirinya sendiri. Golongan kedua adalah “non- AC
AC -tektur” dari golongan tak berpunya-tektur” dari golongan tak berpunya lemah-papa dalam segala pengertian: sumpek, lemah-papa dalam segala pengertian: sumpek, sumuk, dan semrawut. Nusantara sungguh sumuk, dan semrawut. Nusantara sungguh beruntung
beruntung (di (di masa masa lalu) lalu) dianugerahi dianugerahi alamalam ramah.
ramah.
Ketiga, Pulau-pulau Arsitektur Bahari Ketiga, Pulau-pulau Arsitektur Bahari Mentawai dan Nias berbeda ciri meski letak Mentawai dan Nias berbeda ciri meski letak geografisnya dekat; Madura dan Jawa Timur geografisnya dekat; Madura dan Jawa Timur pedalaman
pedalaman pun pun tak tak dapat dapat dipersamakan.dipersamakan. Keunikan lokalitas tak kenal jarak, tetapi Keunikan lokalitas tak kenal jarak, tetapi ditentukan oleh eksklusifitas jejaring ditentukan oleh eksklusifitas jejaring peradaban
peradaban yang yang di di masa masa lalu, lalu, terbatasi terbatasi oleholeh air laut. Satuan hunian ruang budaya di air laut. Satuan hunian ruang budaya di Nusantara
Nusantara terbentuk terbentuk lewat lewat eksklusifitaseksklusifitas pulau-pulau.
pulau-pulau. Dengan Dengan demikian, demikian, padapada hamparan lautnya nan luas, kemajuan hamparan lautnya nan luas, kemajuan teknologi. Berkaitan pula dengan teknologi. Berkaitan pula dengan pertumbuh-kembangan arsitekturnya masing-masing. kembangan arsitekturnya masing-masing.
Bagi masyarakat Arsitektur Nusantara Bagi masyarakat Arsitektur Nusantara Bahari ada kaitan antara arsitektur dengan Bahari ada kaitan antara arsitektur dengan kemajuan teknologinya: mulai dari perahu kemajuan teknologinya: mulai dari perahu bergalah,
bergalah, berdayung, berdayung, bercadik bercadik tunggal tunggal atauatau ganda, kemudian berkembang dengan layar, ganda, kemudian berkembang dengan layar, dan seterusnya. Pinisi berlayar merupakan dan seterusnya. Pinisi berlayar merupakan loncatan teknologi dari perahu berdayung loncatan teknologi dari perahu berdayung Majapahit.
Majapahit.
III.
III.METODEMETODE
Adapun alur metodik pada studi ini Adapun alur metodik pada studi ini dijelaskan melalui gambar (diagram alur dijelaskan melalui gambar (diagram alur proses studi). J
proses studi). J enis penelitian yang enis penelitian yang digunakandigunakan adalah kualitatif dengan pendekatan teori adalah kualitatif dengan pendekatan teori
kritis. Menurut Guba, Denzin dan Lincoln, kritis. Menurut Guba, Denzin dan Lincoln, serta Crotty (dalam Dedy,2002) menyatakan serta Crotty (dalam Dedy,2002) menyatakan bahwa Se
bahwa Secara cara ontologi, teori ontologi, teori Kritis berKritis berangkatangkat dari Realitas yang teramati merupakan dari Realitas yang teramati merupakan realitas “semu” (
realitas “semu” (virtual realityvirtual reality).).
Untuk pemilihan sampel digunakan Untuk pemilihan sampel digunakan teknik sampel bertujuan (
teknik sampel bertujuan ( purposive purposive samplesample).). Menurut Moleong (2004) bahwa pada sampel Menurut Moleong (2004) bahwa pada sampel bertujuan,
bertujuan, jumlah jumlah sampel sampel ditentukan ditentukan oleholeh pertmbangan-pertimbangan
pertmbangan-pertimbangan informasi informasi yangyang diperlukan. Lebih lanjut dikatakan bahwa, diperlukan. Lebih lanjut dikatakan bahwa, penentuan
penentuan sampel, sampel, besar besar sampel sampel dan dan strategistrategi sampling
sampling tergantung tergantung pada pada penetapan penetapan satuansatuan kajian (konteks). Penentuan sampel bertujuan kajian (konteks). Penentuan sampel bertujuan pada penelitian ini ada
pada penelitian ini ada lah tulisan-tulisan/bukulah tulisan-tulisan/buku dari Josef Prijotomo mengenai arsitektur dari Josef Prijotomo mengenai arsitektur Nusantara.
Nusantara. penentuan penentuan jumlah jumlah tulisan/bukutulisan/buku didasarkan pada permasalahan penelitian didasarkan pada permasalahan penelitian yaitu tipe teori arsitektur Nusantara, sehingga yaitu tipe teori arsitektur Nusantara, sehingga pengumpulan
pengumpulan data data terpusat terpusat pada pada kontekskonteks permasalahan yang diangkat.
permasalahan yang diangkat.
Gambar 1. Gambar 1.
Diagram Alir Proses Studi Diagram Alir Proses Studi
Untuk analisis data penelitian Untuk analisis data penelitian digunakan analisis isi (
digunakan analisis isi (content analisyscontent analisys).). Muhadjir (2002:68) yang mengetengahkan Muhadjir (2002:68) yang mengetengahkan pendapat
pendapat Barcus, Barcus, yang yang menyatakan menyatakan bahwabahwa content analisys
content analisys merupakan analisis ilmiah merupakan analisis ilmiah tentang
tentang isi pesan isi pesan suatu ksuatu komunikasi. omunikasi. SebagaiSebagai mana yang dinyatakan oleh Guba dan Lincoln mana yang dinyatakan oleh Guba dan Lincoln (dalam Moleong,2004) mengenai analisis isi (dalam Moleong,2004) mengenai analisis isi pada
pada peneltian peneltian kualitatif, kualitatif, bahwa bahwa kajian kajian isiisi adalah teknik apapun yang digunakan untuk adalah teknik apapun yang digunakan untuk menarik kesimpulan (generalisasi) melalui menarik kesimpulan (generalisasi) melalui usaha menemukan karakteristik pesan. Hasil usaha menemukan karakteristik pesan. Hasil analisis isi kemudian di analisis lagi analisis isi kemudian di analisis lagi menggunakan analisis komparasi (analisis menggunakan analisis komparasi (analisis perbandingan) untuk mene
perbandingan) untuk mene mukan generalisasimukan generalisasi antara hasil analisis data dengan kajian teori. antara hasil analisis data dengan kajian teori.
IV.
IV. HASIL DAN PEMBAHASANHASIL DAN PEMBAHASAN
A.
A. Hasil Kajian Teori ArsitekturHasil Kajian Teori Arsitektur Nusantara Menurut Prijotomo Nusantara Menurut Prijotomo
Hasil kajian pemikiran teori arsitektur Hasil kajian pemikiran teori arsitektur Nusantara
Nusantara menurut menurut Prijotomo Prijotomo sebagaisebagai berikut:
berikut:
1.
1. IdeologiIdeologi
Arsitektur Nusantara berpedoman Arsitektur Nusantara berpedoman pada
pada semboyang semboyang ke-ke- Bhineka Bhineka-an.-an. Bhinneka Bhinneka Tunggal Ika
Tunggal Ika melihat Toraja adalah Indonesia,melihat Toraja adalah Indonesia, Jawa adalah Indonesia. (Prijotomo, 1988:41). Jawa adalah Indonesia. (Prijotomo, 1988:41).
2.
2. Menghargai Sejarah Masa LampauMenghargai Sejarah Masa Lampau
Arsitektur Nusantara menjadikan Arsitektur Nusantara menjadikan arsitektur Klasik Indonesia (percandian dan arsitektur Klasik Indonesia (percandian dan Tradisional) sebagai akar kearsitekturan. Tradisional) sebagai akar kearsitekturan. Penempatan sebagai sumber dan akar sama Penempatan sebagai sumber dan akar sama sekali tak boleh harus kembali ke masa sekali tak boleh harus kembali ke masa lampau, tetapi arsitektur Klasik Indonesia itu lampau, tetapi arsitektur Klasik Indonesia itu saling dikawinkan (dikombinasikan). Di sini, saling dikawinkan (dikombinasikan). Di sini,
Kajian teori Kajian teori Permasalahan&Tujuan: Permasalahan&Tujuan:
Tipe teori
Tipe teori arsitekturarsitektur Nusantara menurut Nusantara menurut Prijotomo Prijotomo Tipe teori Tipe teori arsitektur arsitektur Arsitektur Arsitektur Nusantara Nusantara DATA DATA Sampel bertujuan Sampel bertujuan (purposive (purposive sample): sample): Tulisan/buku Tulisan/buku Prijotomo tentang Prijotomo tentang teori Arsitektur teori Arsitektur Nusantara Nusantara Analisis data: Analisis data: content analisys content analisys TEMUAN: TEMUAN: Pemikiran Pemikiran Teori arsitektur Nusantara Teori arsitektur Nusantara
menurut Prijotomo menurut Prijotomo
Komparasi
Komparasi (uji makna (uji makna empiris) empiris)
Kesimpulan Kesimpulan
proses
proses stilisasi stilisasi menjadi bamenjadi bagian penting gian penting dalamdalam menghadirkan suatu bentukan baru yang menghadirkan suatu bentukan baru yang Indonesiawi
Indonesiawi 3.
3. Arsitektur Arsitektur Nusantara Nusantara SebuahSebuah Pengetahuan dari Disiplin Arsitektur Pengetahuan dari Disiplin Arsitektur
Arsitektur Nusantara bukan sebagai Arsitektur Nusantara bukan sebagai pengetahuan
pengetahuan yang yang mengklaim mengklaim disiplin disiplin lainlain sebagai disiplinnya sendiri. Misalnya saja di sebagai disiplinnya sendiri. Misalnya saja di dalam arsitektur diberlakukan rumus yang dalam arsitektur diberlakukan rumus yang mengatakan bahwa pergerakan udara terjadi mengatakan bahwa pergerakan udara terjadi kalau terdapat selisih tekanan udara, tetapi kalau terdapat selisih tekanan udara, tetapi rumus ini tetap saja tidak dikatakan sebagai rumus ini tetap saja tidak dikatakan sebagai rumus arsitektur, melainkan rumus fisika. rumus arsitektur, melainkan rumus fisika.
4.
4. Arsitektur Arsitektur yang yang BerkelanjutanBerkelanjutan ((ContinuationContinuation))
Keberkelanjutan arsitektur Klasik Keberkelanjutan arsitektur Klasik Indonesia menuntut adanya pengkinian. Indonesia menuntut adanya pengkinian. Tujuan dari pengkinian arsitektur Nusantara Tujuan dari pengkinian arsitektur Nusantara adalah menjaga kesinambungan dan adalah menjaga kesinambungan dan keharmonisan antar arsitektur percandian keharmonisan antar arsitektur percandian maupun etnik Nusantara, (Prijotomo maupun etnik Nusantara, (Prijotomo 2004:115). Menurut Hidayatun pemahaman 2004:115). Menurut Hidayatun pemahaman terhadap arsitektur Nusantara harus pula terhadap arsitektur Nusantara harus pula dipahami seperti “Sumpah Palapa (
dipahami seperti “Sumpah Palapa ( Bhineka Bhineka Tunggal Ika
Tunggal Ika)” )” yang yang tidak tidak menutupmenutup kemungkinan adanya pertalian dari berbagai kemungkinan adanya pertalian dari berbagai suku bangsa seperti misalnya antara suku bangsa seperti misalnya antara Jawa-Madura-Sumba-Timor-Batak dsb. Adalah Madura-Sumba-Timor-Batak dsb. Adalah sebuah pencarian tentang hakekat sebuah pencarian tentang hakekat berarsitektur dalam bumi Nusanatar
berarsitektur dalam bumi Nusanatar a inia ini
5.
5. Arsitektur Arsitektur Nusantara Nusantara MenerimaMenerima Teknologi Modern
Teknologi Modern
Teknologi modern tetap dijadikan Teknologi modern tetap dijadikan sebagai tamu (eksternal), untuk itu perlu sebagai tamu (eksternal), untuk itu perlu distilir kedalam gagasan arsitektur distilir kedalam gagasan arsitektur Nusantaran
Nusantaran (internal). (internal). Artinya,Artinya, pengkombinasian
pengkombinasian (tranformasi (tranformasi dandan
modifikasi) antara gagasan modern dengan modifikasi) antara gagasan modern dengan gagasan arsitektur Klasik untuk mencapai gagasan arsitektur Klasik untuk mencapai suatu karya arsitektur yang berciri Nusantara suatu karya arsitektur yang berciri Nusantara di sini, arsitektur Nusantara dapat di sini, arsitektur Nusantara dapat diglobalkan (memodernkan arsitektur diglobalkan (memodernkan arsitektur Indonesia). Contoh dari pengkombinasian ini Indonesia). Contoh dari pengkombinasian ini dapat dilihat pada hasil penelitian Maria I. dapat dilihat pada hasil penelitian Maria I. Hidayatun (2003) pada karya Gereja Hidayatun (2003) pada karya Gereja Puhsarang karya Mclaine Pont.
Puhsarang karya Mclaine Pont.
6.
6. Arsitektur PernaunganArsitektur Pernaungan
Lingkungan masyarakat dua musim Lingkungan masyarakat dua musim seperti Indonesia, bangunan diperlukan bukan seperti Indonesia, bangunan diperlukan bukan untuk melindungi diri dari ancaman iklim untuk melindungi diri dari ancaman iklim yang mematikan, melainkan sebagai penaung yang mematikan, melainkan sebagai penaung terhadap iklim yang hanya menghadirkan terhadap iklim yang hanya menghadirkan kemarau yang terik dan penghujan yang lebat. kemarau yang terik dan penghujan yang lebat. Bagi sebuah pernaungan, atap adalah Bagi sebuah pernaungan, atap adalah penaung
penaung yang yang diperlukan, diperlukan, dan dan daerahdaerah bayangan
bayangan yang yang terjadi terjadi oleh oleh adanya adanya penaungpenaung tadi menjadi ruang-ruang dasar yang tadi menjadi ruang-ruang dasar yang dimunculkan. menyatakan bahwa dimunculkan. menyatakan bahwa Keberadaan bangunan sebagai penaung itu Keberadaan bangunan sebagai penaung itu sekaligus juga merupakan pernyataan sekaligus juga merupakan pernyataan masyarakat Nusantara mengenai hubungan masyarakat Nusantara mengenai hubungan dan sikap manusia Nusantara terhadap iklim dan sikap manusia Nusantara terhadap iklim dan ekologinya. Hidup bukanlah penguasaan dan ekologinya. Hidup bukanlah penguasaan alam tetapi adalah bersama alam, (Prijotomo, alam tetapi adalah bersama alam, (Prijotomo, 2004:209).
2004:209).
7.
7. Arsitektur Tanpa Paku, TanggapArsitektur Tanpa Paku, Tanggap Gempa dan Konservasi
Gempa dan Konservasi
Bangunan Nusantara adalah adalah Bangunan Nusantara adalah adalah bangunan
bangunan dengan dengan sistem sistem konstruksikonstruksi (tektonika) sambungan (pasak-lubang dan (tektonika) sambungan (pasak-lubang dan pen-lubang).Cara
pen-lubang).Cara penyambungan penyambungan pasak pasak dan- dan-lubang maupun pada pen-dan-lubang. lubang maupun pada pen-dan-lubang. Keduanya tidak dilakukan dengan tingkat Keduanya tidak dilakukan dengan tingkat ketepatan (presisi) yang tinggi, sehingga ketepatan (presisi) yang tinggi, sehingga
sambungan-sambungan ini bisa sambungan-sambungan ini bisa bergerak-gerak. Prijotomo (dalam Hikmansyah, dkk. gerak. Prijotomo (dalam Hikmansyah, dkk. 2010:8), Dengan menamakan konstruksi di 2010:8), Dengan menamakan konstruksi di Nusantara
Nusantara ini ini sebagai sebagai konstruksi konstruksi goyanggoyang (sebagai lawan dari konstruksi mati, sebutan (sebagai lawan dari konstruksi mati, sebutan bagi
bagi konstruksi konstruksi yang yang menggunakan menggunakan paku),paku), kehandalan dari arsitektur Nusantara menjadi kehandalan dari arsitektur Nusantara menjadi semakin terbukti bila dihadapkan dengan semakin terbukti bila dihadapkan dengan gempa.
gempa.
Sebagai mana yang dinyatakan oleh Sebagai mana yang dinyatakan oleh Pradipto (dalam Budihardjo,2009:120) bahwa, Pradipto (dalam Budihardjo,2009:120) bahwa, belajar
belajar dari dari dari dari bencana bencana 27 27 Mei Mei 2006,2006, bencana tektonis
bencana tektonis di Yogyakarta di Yogyakarta menunjukkanmenunjukkan bahwa
bahwa kerusakan kerusakan dan dan kehancuran kehancuran bangunanbangunan terutama pada konstruksi beton atau batuan. terutama pada konstruksi beton atau batuan. Bangunan yang menggunakan kayu dan Bangunan yang menggunakan kayu dan bambu
bambu hanya hanya mengalami mengalami keurakan keurakan relatifrelatif kecil. Bangunan dengan menggunakan bahan kecil. Bangunan dengan menggunakan bahan tumbuhan setempat sudah banyak tumbuhan setempat sudah banyak membuktikan kekuatan dan ketahannya membuktikan kekuatan dan ketahannya terhadap kondisi iklim dan alam.
terhadap kondisi iklim dan alam.
Bukti bahwa arsitektur Nusantara Bukti bahwa arsitektur Nusantara tanggap terhadap gempa, dapat dilihat pada tanggap terhadap gempa, dapat dilihat pada Penelitian yang telah dilakukan Penelitian yang telah dilakukan oleh.Prithatmadji (2007) dengan judul oleh.Prithatmadji (2007) dengan judul “Perilaku Rumah Tradisional Jawa (Joglo) “Perilaku Rumah Tradisional Jawa (Joglo) terhadap Gempa”.
terhadap Gempa”.
8.
8. Kebaharian NusantaraKebaharian Nusantara
Nusantara
Nusantara menempatkan menempatkan diri diri sebagaisebagai arsitektur yang dalam posisi generiknya arsitektur yang dalam posisi generiknya menunjuk pada arsitektur kelautan dan menunjuk pada arsitektur kelautan dan arsitektur kedaratan. Sementara ihwal arsitektur kedaratan. Sementara ihwal arsitektur kedaratan telah berlimpah dengan arsitektur kedaratan telah berlimpah dengan informasi kultural, tidaklah demikian halnya informasi kultural, tidaklah demikian halnya dengan arsitektur kelautan. Bumi Nusantara dengan arsitektur kelautan. Bumi Nusantara belumlah
belumlah sebutan sebutan yang yang lengkap lengkap bagibagi
Nusantara.
Nusantara. Selengkapnya Selengkapnya haruslah haruslah bumi-lautbumi-laut Nusantara, (Prijotomo, 2004).
Nusantara, (Prijotomo, 2004).
Laut atau perairan adalah adalah Laut atau perairan adalah adalah penghubung pulau
penghubung pulau dengan puladengan pulau dan u dan daratan,daratan, bukan
bukan sebagai sebagai pemisal pemisal (pengisolasi),(pengisolasi), (Prijotomo, dalam Hikmansyah, Dkk.2010). (Prijotomo, dalam Hikmansyah, Dkk.2010). Dengan penguasaan laut dan pemanfaatannya, Dengan penguasaan laut dan pemanfaatannya, sama sekali tak tertutup kemungkinan untuk sama sekali tak tertutup kemungkinan untuk mendapatkan pertalian antara Batak dengan mendapatkan pertalian antara Batak dengan Toraja; lalu, antara Toraja; lalu, antara Jawa-Madura-Sumba-Timor Leste, lalu pertalian Timor Leste, lalu pertalian Jepang-Taiwan-Sulawesi, Pasifik-Papua-Maluku-Nusa Sulawesi, Pasifik-Papua-Maluku-Nusa Tenggara Timur-Nusa Tenggara Tenggara Timur-Nusa Tenggara Barat-Bali-Jawa. Di sini, transformasi (transformation) Jawa. Di sini, transformasi (transformation) atau evolusi bentuk arsitektur tidak hanya atau evolusi bentuk arsitektur tidak hanya bercorak
bercorak internal, yakni internal, yakni pengembangan “diripengembangan “diri --sendiri”, tetapi juga merupakan malihan sendiri”, tetapi juga merupakan malihan (transformation) yang mengkombinasikan (transformation) yang mengkombinasikan dua sumber bentukan.
dua sumber bentukan.
9.
9. Tradisi Tanpa TulisanTradisi Tanpa Tulisan
Masyarakat Nusantara adalah Masyarakat Nusantara adalah masyarakat dari tradisi lisan, bukan dari masyarakat dari tradisi lisan, bukan dari tradisi tulis. Di dalam masyarakat lisan, tradisi tulis. Di dalam masyarakat lisan, ucapan dan benda menjadi medium yang ucapan dan benda menjadi medium yang digunakan untuk mencatat dan merekam digunakan untuk mencatat dan merekam pengetahuannya.
pengetahuannya. Rekaman-rekaman Rekaman-rekaman ini ini tentutentu tidak lagi dikatakan sebagai “sistem tidak lagi dikatakan sebagai “sistem kepercayaan” tetapi “keping-keping kepercayaan” tetapi “keping-keping pengetahuan”. Pe
pengetahuan”. Pe nyampaian-penyampaian innyampaian-penyampaian inii tentu saja dengan ragam cara yang dilakukan tentu saja dengan ragam cara yang dilakukan yakni, rupa-rupa cerita (cerita rakyat hingga yakni, rupa-rupa cerita (cerita rakyat hingga mitos dan legenda), nyayian, puisi lisan, mitos dan legenda), nyayian, puisi lisan, hikayat, babad, pepatah dan petuah maupun hikayat, babad, pepatah dan petuah maupun matra dan doa.
matra dan doa.
Pada masyarakat yang tidak bisa Pada masyarakat yang tidak bisa menunjukkan tulisan mengenai arsitektur menunjukkan tulisan mengenai arsitektur daerahnya, penjelasan aspek tan-ragawi ini daerahnya, penjelasan aspek tan-ragawi ini
selalu dapat mereka berikan lewat aspek selalu dapat mereka berikan lewat aspek ragawi dari arsitektur. Pada masyarakat ini, ragawi dari arsitektur. Pada masyarakat ini, pada
pada saat saat mereka mereka menjelaskan menjelaskan bentuk,bentuk, bangun,
bangun, detail, detail, dan dan ornamen, ornamen, atau atau pun pun tatatata letak; bersamaan dengan penjelasan itu letak; bersamaan dengan penjelasan itu me-reka sampaikan pula nilai, perlambang, reka sampaikan pula nilai, perlambang, fungsi, arti sosial dan budaya, serta berbagai fungsi, arti sosial dan budaya, serta berbagai hal yang ada di kawasan aspek tan-ragawi hal yang ada di kawasan aspek tan-ragawi tadi. Dengan demikian dapat dikatakan tadi. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pa
bahwa pada da masyarakat ini masyarakat ini pun aspek pun aspek ragawiragawi dan aspek tan-ragawi terdapat dalam dan aspek tan-ragawi terdapat dalam arsitektur mereka, satu sama lain diperkaitkan arsitektur mereka, satu sama lain diperkaitkan menjadi satu kesatuan yang arsitektural. menjadi satu kesatuan yang arsitektural.
Rekaman-rekaman tersebut Rekaman-rekaman tersebut menunjukkan
menunjukkan bahwa bahwa sebagian potensisebagian potensi arsitektur Nusantara untuk menunjukkan arsitektur Nusantara untuk menunjukkan bahwa
bahwa dirinya dirinya berlandaskan berlandaskan padapada pengetahuan
pengetahuan TeoriTeori In In architecturearchitecture.. Pengetahuan-pengetahuan teori
Pengetahuan-pengetahuan teori inin architecture
architecture pada arsitektur Nusantara ini pada arsitektur Nusantara ini merupakan
merupakan Pengetahuan Pengetahuan yang yang mendasarkanmendasarkan pemahamannya
pemahamannya atas atas arsitektur arsitektur anak anak bangsabangsa Nusantara
Nusantara (Prijotomo (Prijotomo dalam dalam HikmansyahHikmansyah 2010).
2010).
10.
10. Menggunakan Ornamen dan DekorasiMenggunakan Ornamen dan Dekorasi
Pada arsitektur klasik Indonesia dalam Pada arsitektur klasik Indonesia dalam hal ornamen adalah kenyataan bahwa kita hal ornamen adalah kenyataan bahwa kita memiliki khasanah yang sangat kaya dan memiliki khasanah yang sangat kaya dan beraneka
beraneka ragam. Maragam. Masing-masing anak sing-masing anak bangsabangsa ataupun daerah memiliki kekhususan dalam ataupun daerah memiliki kekhususan dalam ornamennya. Ornamen-ornamen diperlukan ornamennya. Ornamen-ornamen diperlukan kehadirannya untuk menyempurnakan kehadirannya untuk menyempurnakan penampilan,
penampilan, memperkaya memperkaya teknikteknik penyelesaian, dan
penyelesaian, dan mempertinggi kesan estemempertinggi kesan estetiktik dart arsitektur itu sendiri. Jika ini disadari dart arsitektur itu sendiri. Jika ini disadari oleh para arsitek Indonesia, tidaklah mustahil oleh para arsitek Indonesia, tidaklah mustahil untuk dikatakan bahwa di arsitektur untuk dikatakan bahwa di arsitektur
Indonesia ornamennya jauh lebih kaya Indonesia ornamennya jauh lebih kaya daripada semua Jenis ornamen yang ada di daripada semua Jenis ornamen yang ada di Barat, (Prijotomo, 1988).
Barat, (Prijotomo, 1988).
Sebagai pembuktian bahwa arsitektur Sebagai pembuktian bahwa arsitektur Nusantara
Nusantara adalah adalah arsitektur arsitektur yang beroyang berornamenrnamen dan berdekorasi, dapat dilihat pada hasil dan berdekorasi, dapat dilihat pada hasil peneltian
peneltian Prijtotomo Prijtotomo (1995) (1995) mengenaimengenai persolekan
persolekan arsitektur arsitektur Biak Biak melalui melalui kajiankajian penafsiran (interpretasi)
penafsiran (interpretasi)..
11.
11. RuangRuang Asymmetrical-Symmetry Asymmetrical-Symmetry ( (UnityUnity))
Praktis tak ada arsitektur klasik Praktis tak ada arsitektur klasik Indonesia yang tidak tampil dengan Indonesia yang tidak tampil dengan setangkup. Baik pada penataan ruangan di setangkup. Baik pada penataan ruangan di dalam bangunan maupun pada penataan dalam bangunan maupun pada penataan gugus bangunan dari suatu unit permukiman gugus bangunan dari suatu unit permukiman (seperti misalnya Tanean Lanjang di Madura), (seperti misalnya Tanean Lanjang di Madura), kesetangkupan ini dengan nyata ditampilkan. kesetangkupan ini dengan nyata ditampilkan. Meski bila diamati lebih seksama Meski bila diamati lebih seksama kesetangkupan ini sebenarnya adalah kesetangkupan ini sebenarnya adalah ““asymmetrical-symmetryasymmetrical-symmetry” (yakni setangkup” (yakni setangkup yang tak sepenuhnya) namun bukanlah ihwal yang tak sepenuhnya) namun bukanlah ihwal setangkup itu yang ditonjolkan oleh arsitektur setangkup itu yang ditonjolkan oleh arsitektur klasik Indonesia. Dalam kesetangkupan tadi, klasik Indonesia. Dalam kesetangkupan tadi, ruang yang dipotong oleh garis ruang yang dipotong oleh garis kesetangkupan itulah yang ditonjolkan, sebab, kesetangkupan itulah yang ditonjolkan, sebab, pada
pada ruangan ruangan itulah itulah diletakkan diletakkan bagian bagian yangyang disucikan, diagungkan, dituakan dan disucikan, diagungkan, dituakan dan dihormati. Bandingkanlah misalnya, sentong dihormati. Bandingkanlah misalnya, sentong tengah rumah Jawa dengan langgar dari tengah rumah Jawa dengan langgar dari Tanean Lanjang permukiman di Madura. Tanean Lanjang permukiman di Madura. Juga, umum ditemukan pada arsitektur klasik Juga, umum ditemukan pada arsitektur klasik Indonesia, bagian ini di samping berada pada Indonesia, bagian ini di samping berada pada poros
poros kesetangkupan kesetangkupan juga juga terletak terletak di di tempattempat yang paling jauh dari titik arah masuk yang paling jauh dari titik arah masuk rumah/permukiman (Madura, Toraja, Batak). rumah/permukiman (Madura, Toraja, Batak). Di Jawa dan Bali dalam skala desa, konsep Di Jawa dan Bali dalam skala desa, konsep ini juga tampil dengan meletakkan pusat desa. ini juga tampil dengan meletakkan pusat desa.
B.
B. Komparasi (Dialog)Komparasi (Dialog)
1.
1. Arsitektur NusantaraArsitektur Nusantara
Telah dijelaskan oleh Prijotomo, Telah dijelaskan oleh Prijotomo, bahwa arsite
bahwa arsitektur Nusantara ktur Nusantara berpedoman padaberpedoman pada semboyang
ke-semboyang ke- Bhineka Bhineka Tungga Tungga IkaIka-an. hal-an. hal ini memiliki kesamaan pandangan dengan ini memiliki kesamaan pandangan dengan Hidayatun (2003) yang menyatakan bahwa, Hidayatun (2003) yang menyatakan bahwa, Arsitektur Nusantara merupakan sebuah Arsitektur Nusantara merupakan sebuah pernyataan
pernyataan yang yang mengandung mengandung beribuberibu gambaran dan persepsi. Belajar dari gambaran dan persepsi. Belajar dari pengetahuan
pengetahuan yang yang pernah pernah dipelajari dipelajari sejaksejak sekolah dasar Nusantara merupakan sebuah sekolah dasar Nusantara merupakan sebuah setting tempat yang luas, terdiri dari beberapa setting tempat yang luas, terdiri dari beberapa pulau
pulau dan dan berisikan berisikan penduduk penduduk dengan dengan latarlatar belakang
belakang budaya budaya yang yang sangat sangat beragam. beragam. ke- ke- Bineka
Bineka Tunggal Tunggal IkaIka-an yang menunjukkan-an yang menunjukkan bahwa
bahwa tempat tempat yang yang begitu begitu luas luas dihuni dihuni oleholeh berbagai
berbagai suku suku bangsa bangsa dengan dengan berbagai berbagai latarlatar belakang
belakang budaya, budaya, namum namum tetap tetap dalam dalam satusatu naungan yakni Nusantara.
naungan yakni Nusantara.
2.
2. Arsitektur PernaunganArsitektur Pernaungan
Pemikiran Prijotomo mengenai Pemikiran Prijotomo mengenai arsitektur pernaungan tak terlepas dari arsitektur pernaungan tak terlepas dari keadaan iklim Nusantara itu sendiri yakni, keadaan iklim Nusantara itu sendiri yakni, iklim tropis dan lembab. Arsitektur iklim tropis dan lembab. Arsitektur pernaungan
pernaungan adalah adalah arsitektur arsitektur yang yang bersamabersama alam, bukan mengisolasi alam (arsitektur alam, bukan mengisolasi alam (arsitektur perlindungan).
perlindungan). lingkungan lingkungan masyarakat masyarakat duadua musim seperti Indonesia, bangunan musim seperti Indonesia, bangunan diperlukan bukan untuk melindungi diri dari diperlukan bukan untuk melindungi diri dari ancaman iklim yang mematikan, melainkan ancaman iklim yang mematikan, melainkan sebagai penaung. pemikiran Prijotomo ini, sebagai penaung. pemikiran Prijotomo ini, memiliki kesamaan pendapat dengan memiliki kesamaan pendapat dengan Pangarsa (2008), Ruang-luar Arsitektur Pangarsa (2008), Ruang-luar Arsitektur Nusantara
Nusantara adalah adalah ruang ruang berkehidupanberkehidupan bersama.
bersama. Itulah Itulah yang yang menunjukkan menunjukkan bahwabahwa pernaungan
pernaungan adalah adalah arsitektur arsitektur bagi bagi fitrahfitrah
manusia. Arsitektur pernaungan ada dalam manusia. Arsitektur pernaungan ada dalam kerangka-struktural dan kaitan-sistemik kerangka-struktural dan kaitan-sistemik dengan lingkungannya. Inilah universalitas dengan lingkungannya. Inilah universalitas yang sebenarnya dapat dipakai di mana pun yang sebenarnya dapat dipakai di mana pun di muka bumi.
di muka bumi.
Perbincangan mengenai arsitektur Perbincangan mengenai arsitektur Pernaungan, bukan dilihat dari fisik saja, Pernaungan, bukan dilihat dari fisik saja, tetapi lebih pada pengetahuan dasar yang tetapi lebih pada pengetahuan dasar yang melatar belakangi sebuah fungsi, seperti melatar belakangi sebuah fungsi, seperti misalnya bukan berbicara dengan dasar misalnya bukan berbicara dengan dasar sebuah kamar tidur atau bilik, melainkan sebuah kamar tidur atau bilik, melainkan berbicara
berbicara tentang tentang sebuah sebuah pernaungan pernaungan dengandengan nilai-nilai yang berada dibalik pernaungan itu, nilai-nilai yang berada dibalik pernaungan itu, (Hidayatun,2003).
(Hidayatun,2003).
3.
3. Arsitektur BahariArsitektur Bahari
Pemikiran Prijotomo tentang Pemikiran Prijotomo tentang kebaharian Nusantara tentunya bertolak kebaharian Nusantara tentunya bertolak bahwa,
bahwa, laut laut dan dan perairan perairan merupakan merupakan jalurjalur komunikasi antar pulau dan daratan, bukan komunikasi antar pulau dan daratan, bukan sebagai pemutus hubungan (mengisolasi) sebagai pemutus hubungan (mengisolasi) antar pulau. Pemikiran ini diperkuat dengan antar pulau. Pemikiran ini diperkuat dengan penjelasan
penjelasan Pangarsa Pangarsa (2008), (2008), bahwa bahwa arti arti daridari Nusantara
Nusantara berasal berasal Dari Dari kata kata Kawi Kawi ““nuswanuswa”” atau “
atau “nusyanusya” yang berarti pulau, dan” yang berarti pulau, dan ““antaraantara”: menunjuk area berpulau-pulau.”: menunjuk area berpulau-pulau. Bagi masyarakat Arsitektur Nusantara Bahari Bagi masyarakat Arsitektur Nusantara Bahari ada kaitan antara arsitektur dengan kemajuan ada kaitan antara arsitektur dengan kemajuan teknologinya: mulai dari perahu bergalah, teknologinya: mulai dari perahu bergalah, berdayung,
berdayung, bercadik bercadik tunggal tunggal atau atau ganda,ganda, kemudian berkembang dengan layar, dan kemudian berkembang dengan layar, dan seterusnya. Pinisi berlayar merupakan seterusnya. Pinisi berlayar merupakan loncatan teknologi dari perahu berdayung loncatan teknologi dari perahu berdayung Majapahit. Cakupan kebaharian Nusantara Majapahit. Cakupan kebaharian Nusantara mulai Semenanjung Malaka di Barat, Papua mulai Semenanjung Malaka di Barat, Papua di Timur, Pulau Formosa di Utara pada batas di Timur, Pulau Formosa di Utara pada batas garis lintang 23½º LU, dan Pulau Rote yang garis lintang 23½º LU, dan Pulau Rote yang terletak di batas paling Selatan Indonesia. Itu terletak di batas paling Selatan Indonesia. Itu