• Tidak ada hasil yang ditemukan

BUPATI ACEH TIMUR PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 21 TAHUN 2009 TENTANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BUPATI ACEH TIMUR PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 21 TAHUN 2009 TENTANG"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

BUPATI ACEH TIMUR

PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 21 TAHUN 2009

TENTANG

PEDOMAN PENGELOLAAN DANA SHARING BANTUAN KEUANGAN PEUMAKMUE GAMPONG (DS-BKPG) DALAM KABUPATEN ACEH TIMUR

TAHUN 2009

Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan Ketentuan Pasal 8 ayat (2) Peraturan Gubernur Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam Nomor : 25 Tahun 2009 Tanggal 06 Maret 2009 Tentang Pedoman Pengelolaan Bantuan Keuangan Peumakmu Gampong (BKPG) Dalam Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam;

b. bahwa untuk menunjang pengelolaan Bantuan Keuangan Peumakmu Gampong yang bersumber dari Pemerintah Provinsi Aceh maka Pemerintah Kabupaten Aceh Timur telah menyediakan Dana Sharing/Pendamping;

c. bahwa perlu mencabut Peraturan Bupati Aceh Timur Nomor 14 Tahun 2009 tentang Pedoman Pengelolaan Dana Sharing Bantuan Keuangan Peumakmue Gampong (DS-BKPG) Dalam Kabupaten Aceh Timur Tahun 2009 karena tidak relevan lagi;

d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, huruf b dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Bupati Aceh Timur tentang Pedoman Pengelolaan Dana Sharing Bantuan Keuangan Peumakmue Gampong (DS-BKPG) Dalam Kabupaten Aceh Timur Tahun 2009.

Menimbang : 1. Undang-Undang Nomor 7 Drt Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah Otonom Kabupaten-Kabupaten Dalam Lingkungan Daerah Propinsi Sumatera Utara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1956 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1092);

2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara Yang Bersih dan Bebas Dari Korupsi, Kolusi, Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 3. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan

Keistimewaan Propinsi Daerah Istimewa Aceh (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 172, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3839);

4. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389);

(2)

5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah untuk kedua kalinya dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 6. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan

Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 7. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan

Aceh (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 62, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4633); 8. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan

Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);

9. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 158, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4587); 10. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2008 tentang Kecamatan

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4826); 11. Qanun Aceh Nomor 1 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Keuangan

Aceh (Lembaran Daerah Nanggroe Aceh Darussalam Tahun 2008 Nomor 1, Tambahan Lembaran Daerah Nanggroe Aceh Darussalam Nomor 11);

12. Qanun Kabupaten Aceh Timur Nomor 3 Tahun 2008 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Kabupaten Aceh Timur (Lebaran Daerah Kabupaten Aceh Timur Tahun 2008 Nomor 3, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Aceh Timur Aceh Timur Nomor 9);

13. Qanun Kabupaten Aceh Timur Aceh Timur Nomor 9 Tahun 2008 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Aceh Timur Aceh Timur (Lembaran Daerah Kabupaten Aceh Timur Tahun 2008 Nomor 9, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Aceh Timur Aceh Timur Nomor 12);

14. Qanun Kabupaten Aceh Timur Nomor 1 Tahun 2009 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Kabupaten Aceh Timur Tahun Anggaran 2009 (Lembaran Daerah Kabupaten Aceh Timur Aceh Timur Tahun 2009 Nomor 1).

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN DANA SHARING BANTUAN KEUANGAN PEUMAKMUE GAMPONG (DS-BKPG) DALAM KABUPATEN ACEH TIMUR TAHUN ANGGARAN 2009

(3)

BAB I

KETENTUAN UMUM Pasal 1

Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan:

1. Otonomi Daerah adalah hak, wewenang dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan..

2. Daerah otonom yang selanjutnya disebut Daerah adalah Kabupaten Aceh Timur.

3. Pemerintahan Kabupaten adalah Penyelenggaraan urusan pemerintahan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten dan Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Aceh sesuai dengan fungsi dan kewenangan masing-masing.

4. Pemerintah Daerah Kabupaten yang selanjutnya disebut Pemerintah Kabupaten adalah unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah Kabupaten Aceh Timur yang terdiri atas Bupati dan Perangkat Daerah Kabupaten Aceh Timur.

5. Bupati adalah Bupati Aceh Timur.

6. Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan dan Keluarga Sejahtera yang selanjutnya disingkat BPMPKS adalah Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan dan Keluarga Sejahtera Kabupaten Aceh Timur Aceh Timur.

7. Kepala Badan adalah Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan dan Keluarga Sejahtera Kabupaten Aceh Timur.

8. Dinas Pengelola Keuangan dan Kekayaan Daerah yang selanjutnya disingkat DPKKD adalah Dinas Pengelola Keuangan dan Kekayaan Daerah Kabupaten Aceh Timur.

9. Kecamatan adalah wilayah kerja Camat sebagai Perangkat Daerah Kabupaten Aceh Timur.

10. Camat adalah pemimpin dan koordinator penyelenggaraan pemerintahan di wilayah kerja Kecamatan yang dalam pelaksanaan tugasnya memperoleh pelimpahan kewenangan dari Bupati untuk menangani sebagian urusan otonomi daerah dan menyelenggarakan tugas umum pemerintahan.

11. Mukim adalah kesatuan masyarakat hukum dalam Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam yang terdiri atas gabungan beberapa Gampong yang mempunyai batas-batas wilayah tertentu dan harta kekayaan sendiri, berkedudukan langsung dibawah Kecamatan, yang dipimpin oleh Imeum Mukim.

12. Imuem Mukim adalah Kepala Pemerintahan Mukim.

13. Gampong adalah kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai organisasi pemerintahan terendah langsung berada dibawah mukim yang menempati wilayah tertentu, yang dipimpin oleh Keuchik dan berhak menyelenggarakan urusan rumah tangganya sendiri.

14. Pemerintahan Gampong adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh Pemerintah Gampong dan Tuha Peut Gampong dalam mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia. 15. Pemerintah Gampong adalah Keuchik dan Perangkat Gampong

(4)

16. Keuchik adalah Kepala Pemerintah Gampong dalam Kabupaten Aceh Timur.

17. Tuha Peut Gampong adalah lembaga perwujudan demokrasi dalam penyelenggaraan Pemerintahan Gampong sebagai unsur penyelenggaraan Pemerintah Gampong yang terdiri dari unsur ulama, tokoh adat, pemuka masyarakat dan cerdik pandai yang ada di Gampong.

18. Qanun Gampong adalah peraturan perundang-undangan yang dibuat oleh Tuha Peut bersama Keuchik.

19. Bantuan Keuangan Peumakmue Gampong yang selanjutnya disingkat dengan BKPG adalah bantuan yang diberikan oleh Pemerintah Provinsi dalam rangka percepatan pembangunan, percepatan penanggulangan kemiskinan dan pemberdayaan masyarakat di gampong.

20. Dana Sharing adalah dana yang dialokasikan oleh Pemerintah Kabupaten Aceh Timur untuk menunjang kegiatan BKPG, Pemerintah Gampong, Tuha Peut Gampong, PKK Gampong, Remaja Gampong, Pembangunan Gampong/PNPM, Pembinaan Gampong dan Keluarga Sejahtera.

21. Anggaran Pendapatan dan Belanja Kabupaten yang selanjutnya disingkat APBK adalah Anggaran Pendapatan dan Belanja Kabupaten Aceh Timur.

BAB II

MAKSUD, TUJUAN DAN SASARAN PENGELOLAAN DS BKPG

Pasal 2

Dana Sharing Bantuan Keuangan Peumakmue Gampong yang selanjutnya disingkat DS-BKPG dimaksudkan untuk membiayai program Pemerintah Gampong dalam upaya melaksanakan kegiatan penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan, pembinaan, pemberdayaan masyarakat dan kesejahteraan keluarga.

Pasal 3 DS-BKPG bertujuan:

a. meningkatkan pemerataan pendapatan, kesempatan bekerja dan berusaha bagi masyarakat gampong dalam rangka menurunkan jumlah penduduk miskin;

b. meningkatkan kemampuan lembaga kemasyarakatan gampong dalam bidang perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan pembangunan partisipatif sesuai dengan potensi gampong;

c. meningkatkan kapasitas dan kinerja Pemerintah Gampong dalam penyelenggaraan pelayanan kepada masyarakat dan pengelolaan pembangunan;

d. meningkatkan kemandirian, swadaya, dan gotong royong masyarakat;

e. meningkatkan kemajuan dan perkembangan pembangunan gampong;

f. meningkatkan kesehatan dan kesejahtraan keluarga; dan g. meningkatkan kualitas dan kemandirian remaja.

(5)

Pasal 4

(1). Lokasi sasaran DS-BKPG meliputi seluruh gampong dalam Kabupaten Aceh Timur sesuai dengan jumlah yang telah ditetapkan.

(2). Kelompok sasaran dari DS-BKPG adalah masyarakat di perdesaan, lembaga pembina dan kelembagaan masyarakat lainnya

BAB III

DS-BKPG DAN PENGGUNAANNYA Pasal 5

(1). Pemerintah Kabupaten mengalokasikan DS-BKPG sejumlah Rp. 50.000.000,- (Lima Puluh Juta Rupiah) pergampong untuk seluruh gampong dalam Kabupaten Aceh Timur pada APBK Tahun Anggaran 2009.

(2). Jumlah gampong dalam Kabupaten Aceh Timur yang mendapat dana BKPG adalah 511 gampong.

(3). Besarnya DS-BKPG sebagaimana dimaksud pada ayat (1) untuk tahun-tahun berikutnya ditetapkan lebih lanjut dengan Keputusan Bupati berdasarkan kemampuan APBK.

Pasal 6 DS-BKPG digunakan untuk:

a. Tunjangan Aparatur Pemerintah Gampong (TAPG) sebesar Rp. 12.540.276.000 (dua belas milyar lima ratus empat puluh juta dua ratus tujuh puluh enam ribu rupiah);

b. biaya penunjang Tim Pengelolaan Kegiatan Dana BKPG sebesar Rp. 4.088.000.000,- (empat milyar delapan puluh delapan juta

rupiah) untuk 511 Gampong;

c. biaya Tim Koordinasi BKPG gampong sebesar Rp. 4.088.000.000,- (Empat milyar delapan puluh delapan juta rupiah) untuk 511 gampong;

d. biaya pendukung kegiatan PKK gampong sebesar Rp. 689.850.000,- (enam ratus delapan puluh sembilan juta delapan ratus lima puluh ribu rupiah) untuk 511 gampong;

e. biaya pendukung kegiatan Karang Taruna sebesar Rp. 664.300.000,- (enam ratus enam puluh empat juta tiga ratus ribu rupiah) untuk 511 gampong;

f. biaya pendukung kegiatan TPA gampong sebesar Rp. 408.800.000,- (empat ratus delapan juta delapan ratus ribu rupiah) untuk 511 gampong;

g. Biaya Pendukung (BOP) Pemerintah Gampong sebesar Rp. 766.500.000,- (tujuh ratus enam puluh enam juta lima ratus ribu rupiah) untuk 511 gampong;

h. Biaya Pendukung (BOP) Tuha Peut Gampong sebesar Rp. 766.500.000,- (tujuh ratus enam puluh enam juta lima ratus ribu rupiah) untuk 511 Gampong;

(6)

i. Biaya Pendukung (BOP) Gampong Persiapan sebesar Rp. 1.000.000,- (satu juta rupiah) untuk 1 Gampong Persiapan;. j. Tunjangan Aparatur Pemerintah Gampong Persiapan (TPAGP)

sebesar Rp. 15.600.000,- (lima belas juta enam ratus ribu rupiah) untuk 1 Gampong Persiapan;

k. Biaya Pendukung (BOP) Tuha Peut Gampong Persiapan sebesar Rp. 1.000.000,- (satu juta rupiah) untuk 1 Gampong Persiapan; l. biaya Tim Koordinasi BKPG Kecamatan sebesar Rp.

209.040.000,- (Dua ratus sembilan juta empat puluh ribu rupiah) untuk 24 Kecamatan;

m. biaya operasional pembinaan/Tim Koordinasi Kabupaten Aceh Timur BKPG/ADG Rp. 292.785.000,- (dua ratus sembilan puluh dua juta tujuh ratus delapan puluh lima ribu rupiah);

n. biaya pembinaan kelompok masyarakat pembangunan gampong sebesar Rp. 75.000.000,- (tujuh puluh lima juta rupiah);

o. penyelenggaraan lomba gampong sebesar Rp. 90.400.000,- (sembilan puluh juta empat ratus ribu rupiah);

p. pembinaan dan peningkatan biaya administrasi PNPM-MP sebesar Rp. 678.400.000,- (enam ratus tujuh puluh delapan juta empat ratus ribu rupiah); dan

q. fasilitasi pembentukan kelompok masyarakat peduli Keluarga Berencana (KB) sebesar Rp. 174.600.000,- (seratus tujuh puluh empat juta enam ratus ribu rupiah).

BAB IV

MEKANISME PENCAIRAN DAN PENYALURAN DS-BKPG Pasal 7

(1) Penyaluran Tunjangan Aparatur Pemerintah Gampong (TAPG): a. Camat menyampaikan data Aparat Pemerintah Gampong

untuk diusulkan pencairan dana tunjangan kepada Bupati melalui BPMPKS;

b. BPMPKS selanjutnya meneliti, menyempurnakan dan mengamprah untuk diteruskan ke Bupati melalui DPKKD; dan

c. Bupati melalui BPMPKS menyalurkan tunjangan aparatur Pemerintah Gampong ke Rek. Kecamatan untuk selanjutnya diberikan oleh Camat kepada Aparat Pemerintah Gampong. (2) Penyaluran BOP Gampong dan BOP Tuha Peut Gampong:

a. Keucik/Ketua Tuha Peut Gampong mengusulkan dana kepada Bupati melalui Camat dengan melampirkan rencana penggunaan dana;

b. Selanjutnya Camat meneruskan usulan Keucik/Ketua Tuha Peut kepada Bupati melalui BPMPKS;

c. BPMPKS membuat amprahan atas usulan Camat kepada DPKKD untuk dapat dicairkan; dan

d. Bupati melalui BPMPKS menyalurkan dana BOP Gampong/Tuha Peut ke Rekening Kecamatan untuk selanjutnya disalurkan ke Pemerintah Gampong dan Tuha Peut Gampong.

(3) Penyaluran dana pendukung kegiatan Karang Taruna dan TPA: a. Ketua Karang Taruna/Ketua TPA menyampaikan usulan

kepada Camat atas sepengetahuan Keucik dengan melampirkan rencana penggunaan dana;

(7)

b. Camat selanjutnya menyampaikan usulan tersebut ke Bupati melalui BPMPKS;

c. Selanjutnya BPMPKS membuat amprahan ke DPKKD untuk dapat mencairkan dana tersebut; dan

d. Bupati melalui BPMPKS menyalurkan dana tersebut ke rekening gampong untuk selanjutnya disalurkan ke pengurus Karang Taruna/TPA Gampong.

(4) Penyaluran dana pendukung kegiatan PKK:

a. Ketua PKK Gampong membuat usulan dengan melampirkan rencana penggunaan dana kepada Bupati melalui Camat atas persetujuan Keucik;

b. Camat meneruskan usulan Ketua PKK Gampong terebut ke Bupati melalui BPMPKS untuk diteliti atas usulan Ketua PKK Gampoeng;

c. Selanjutnya BPMPKS membuat amprahan ke DPKKD untuk pencairkan dana; dan

d. Bupati melalui BPMPKS menyalurkan dana tersebut ke rekening gampong untuk disalurkan ke pengurus PKK Gampong.

(5) Penyaluran Biaya Penunjang Tim Pengelolaan Dana BKPG: a. Membuka rekening gampong (Spesimen Keucik dan

Bendarawan Gampong) pada Bank Pembangunan Daerah terdekat;

b. Tim Pengelola BKPG menyampaikan usulan kebutuhan dana tahap pertama 50 % dengan melampirkan rencana penggunaan dana, Keputusan Keucik tentang pembentukan Tim Pengelola dan Keputusan Keucik tentang Penetapan Bendaharawan Gampong kepada Bupati melalui Camat; c. Camat memeriksa kelengkapan administrasi dan

meneruskannya kepada Bupati melalui BPMPKS;

d. BPMPKS meneliti berkas yang disampaikan untuk selanjutnya menyerahkan amprahan kepada Bupati melalui DPKKD; dan

e. Bupati melalui BPMPKS mentransfer dana yang diusulkan ke rekening gampong untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

(6) Penyaluran biaya Tim Koordinasi Kecamatan:

a. Camat menyampaikan usulan kebutuhan dana kepada Bupati melalui BPMPKS dengan melampirkan rencana penggunaan dana dan Surat Keputusan Camat tentang Tim Koordinasi Kecamatan;

b. BPMPKS memeriksa dan meneliti kelengkapan berkas usulan untuk selanjutnya membuat amprahan ke DPKKD; dan

c. Bupati melalui BPMPKS mentransfer dana yang diusulkan ke rekening kecamatan untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

(7) Penyaluran biaya Tim Koordinasi Gampong Gampong:

a. Ketua Tim Koordiasi BKPG gampong menyampaikan usulan kebutuhan dana kepada Bupati melalui BPMPKS atas persetujuan Camat dengan melampirkan rencana penggunaan dana dan Surat Keputusan Keucik tentang Tim Koordinasi BKPG Gampong;

(8)

c. BPMPKS kemudian membuat amprahan dana ke DPKKD untuk proses pencairan; dan

d. BPMPKS selanjutnya mentransfer dana ke rekening gampong untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

BAB V

PERTANGGUNG JAWABAN DAN PELAPORAN Pasal 8

(1) Pertanggungjawaban penggunaan dana untuk tunjangan Aparatur Pemerintah Gampong:

a. BPMPKS melalui Camat dalam menyalurkan tunjangan Aparatur Pemerintah Gampong membuat daftar tanda terima sesuai dengan jumlah dana, aparat gampong dan bulan yang telah disalurkan; dan

b. Daftar tanda terima dimaksud disampaikan ke Bupati melalui BPMPKS untuk disampaikan ke DPKKD dalam rangkap 4. (2) Pertanggungjawaban penggunaan dana untuk BOP Gampong dan

Tuha Peut Gampong:

a. Keucik dan Ketua Tuha Peut Gampong membuat pertanggungjawaban sesuai dengan daftar usulan rincian penggunaan dana;

b. Pertanggungjawaban sebagaimana dimaksud pada huruf a dengan melampirkan bukti penggunaan secara sah sebanyak rangkap 4 (empat);

c. Berkas pertanggungjawaban yang telah dibuat disampaikan kepada Bupati melalui Camat; dan

d. Camat selanjutnya memeriksa kelengkapan administrasi dan meneruskan usulan kepada Bupati melalui BPMPKS untuk diteliti kembali dan disampaikan ke DPKKD.

(3) Pertanggungjawaban untuk biaya penunjang Tim Pengelola Dana BKP:

a. Tim Pengelola membuat pertanggungjawaban dana 50 % tahap pertama berdasarkan usulan rincian penggunaan dana dengan melampirkan tanda bukti yang sah atau kuitansi dalam rangkap 4 (empat);

b. Laporan pertanggungjawaban disampaikan kepada Camat untuk diteliti dan selanjutnya diteruskan kepada Bupati melalui BPMPKS;

c. BPMPKS meneliti dan menyerahkan berkas pertanggungjawaban kepada Bupati melalui DPKKD; dan d. Untuk 50 % berikutnya laporan pertanggungjawaban dibuat

seperti pada ketentuan 50 % tahap pertama dengan mempedomani usulan rincian pengunaan dana.

(4) Pertanggungjawaban untuk biaya Tim Koordinasi Kecamatan: a. Camat membuat pertanggungjawaban kepada Bupati melalui

BPMPKS berdasarkan rincian penggunaan dana yang telah diusulkan dengan melampirkan tanda bukti/kuitansi dan Keputusan Tim Koordinasi Kecamatan yang ditanda tangani oleh Camat; dan

b. BPMPKS meneliti berkas yang telah disampaikan dan selanjutnya menyerahkan kepada Bupati melalui DPKKD.

(9)

(5) Pertanggungjawaban penggunaan dana bantuan PKK Gampong: a. Ketua PKK Gampong membuat pertanggungjawaban sesuai

dengan daftar usulan rincian penggunaan dana yang telah diajukan;

b. Pertanggungjawaban sebagaimana dimaksud pada huruf a dengan melampirkan bukti penggunaan secara sah sebanyak rangkap 4 (empat);

c. Berkas pertanggungjawaban yang telah dibuat disampaikan kepada Bupati melalui Camat; dan

d. Camat selanjutnya memeriksa kelengkapan administrasi dan meneruskan usulan kepada Bupati melalui BPMPKS untuk diteliti kembali dan disampaikan kepada DPKKD.

(6) Pertanggungjawaban penggunaan dana bantuan TPA dan Karang Taruna gampong:

a. Ketua TPA dan/atau Karang Taruna gampong membuat pertanggungjawaban sesuai dengan daftar usulan rincian penggunaan dana yang telah diajukan;

b. Pertanggungjawaban sebagaimana dimaksud pada huruf a dengan melampirkan bukti penggunaan secara sah sebanyak rangkap 4 (empat);

c. Berkas pertanggungjawaban yang telah dibuat disampaikan kepada Bupati melalui Camat; dan

d. Camat selanjutnya memeriksa kelengkapan administrasi dan meneruskan usulan kepada Bupati melalui BPMPKS untuk diteliti kembali dan disampaikan kepada DPKKD.

(7) Pertanggungjawaban untuk biaya Tim Koordinasi Gampong: a. Tim Koordinasi Gampong membuat pertanggungjawaban

kepada Bupati melalui Camat berdasarkan rincian penggunaan dana yang telah diusulkan dengan melampirkan tanda bukti/kuitansi dan Keputusan Camat tentang Tim Koordinasi Gampong yang ditandatangani oleh Ketua dan Bendahara dalam rangkap 4 (empat);

b. Camat selanjutnya meneliti berkas yang telah disampaikan dan selanjutnya menyerahkan kepada BPMPKS; dan

c. BPMPKS meneliti kembali berkas pertanggungjawaban untuk selanjutnya disampaikan kepada Bupati melalui DPKKD.

BAB VI PENGAWASAN

Pasal 9

(1) Pengawasan pelaksanaan kegiatan BKPG dilakukan oleh instansi yang tunjuk oleh Bupati berdasarkan tugas dan fungsinya.

(2) Pengawasan dilakukan pada aspek administrasi, mekanisme dan hasil kegiatan di lapangan baik itu prasarana yang dibangun maupun penggunaan dana bergulir.

(3) Hasil laporan pengawasan diupayakan bisa diakses oleh masyarakat dengan tujuan agar dapat menjadi media pembelajaran bagi masyarakat dalam melaksanakan kegiatan dan mengawasi proses penyelesaiaan terhadap setiap temuan.

(10)

BAB VII

KETENTUAN PENUTUP Pasal 10

Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan peraturan ini dengan penempatkan dalam Berita Daerah Kabupaten Aceh Timur.

Ditetapkan di Idi

pada tanggal 21 April 2009 M 25 Rabiul Akhir 1430 H

BUPATI ACEH TIMUR,

MUSLIM HASBALLAH Diundangkan di Idi

pada tanggal 22 April 2009 M 26 Rabiul Akhir 1430 H

SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN ACEH TIMUR,

AKMAL SYUKRI

Referensi

Dokumen terkait

menerangkan pelan atau perancangan pengajaran dalam aktiviti berkaitan dengan pembelajaran awal matematik kanak-kanak diperingkat pra sekolah. Aktiviti yang dapat menarik

Sementara itu pada penelitian yang berjudul Lokasi Optimal Pembangunan Pasar di Kota Lahat Berdasarkan Kajian Faktor-faktor Lokasi Penentu Pasar dan Analisa

Peraturan OJK Nomor X.K.1 tentang Keterbukaan Informasi Yang Harus Segera Diumumkan Kepada Publik dan Peraturan OJK Nomor X.K.2 tentang Penyampaian Laporan Keuangan Berkala

Bank Kustodian akan menerbitkan Surat Konfirmasi Transaksi Unit Penyertaan yang menyatakan antara lain jumlah investasi yang dialihkan dan dimiliki serta Nilai Aktiva Bersih

Belum layak Pasien autoimun tidak dianjurkan untuk diberikan vaksinasi Covid sampai hasil penelitian yang lebih jelas telah dipublikasi... HIV Layak (dengan

sangat menakjubkan.Gunung-gunung dan hutan adalah rumah-rumah bagi nung dan hutan adalah rumah-rumah bagi flora dan flora dan fauna unik.Anoa, tarsius, burung maleo, dan babi

secara terpadu dan terintegrasi antar moda serta penyediaan dan penuntasan jaringan jalan yang terpadu serta peningkatan kapasitas jalan secara memadai; Pembangunan

Serta perubahan berbusana itu dapat berdampak bagi generasi umat Hindu kedepan seperti kurangnya pemahanan Tattva/filosofi dan etika yang terkandung dalam setiap busana