• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KOTA SURABAYA TAHUN 2016

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KOTA SURABAYA TAHUN 2016"

Copied!
111
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN KINERJA

PEMERINTAH KOTA SURABAYA

TAHUN 2016

(2)
(3)

2

Daftar Isi

3

Kata Pengantar ... i

Daftar Isi ... ii

Daftar Tabel ... iii

Daftar Grafik... iv

Daftar Bagan ... v

Daftar Gambar ... vi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. LATAR BELAKANG ... 1

B. GAMBARAN UMUM KOTA SURABAYA ... 2

C. PROFIL EKONOMI KOTA SURABAYA ... 3

D. PERANGKAT DAERAH KOTA SURABAYA ... 5

E. PROFIL PEGAWAI PEMERINTAH KOTA SURABAYA ... 12

F. ISU-ISU STRATEGIS ... 17

G. SISTEMATIKA PENULISAN ... 24

BAB II PERENCANAAN KINERJA ... 25

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA ... 34

A. CAPAIAN KINERJA PEMERINTAH KOTA SURABAYA ... 34

B. EVALUASI DAN ANALISIS CAPAIAN KINERJA ... 36

C. AKUNTABILITAS KEUANGAN ... 61

BAB IV PENUTUP ... 71

A. SIMPULAN ... 71

B. SARAN ... 71 LAMPIRAN

(4)

4

Daftar Tabel

Tabel 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Surabaya, Jawa Timur, dan Nasional ... 3

Tabel 1.2 Inflasi Kota Surabaya ... 4

Tabel 1.3 Perubahan Nomenklatur Organisasi Perangkat Daerah ... 5

Tabel 1.4 Lembaga Daerah (Pelaksana dan Penunjang) Kota Surabaya ... 6

Tabel 1.5 Komposisi Kelembagaan Tahun 2016 dan 2017 ... 8

Tabel 1.6 Jumlah PNS Menurut Jabatan Struktural dan Fungsional... 12

Tabel 2.1 Tabel Keterkaitan Misi, Tujuan, dan Sasaran ... 27

Tabel 2.2 Indikator Kinerja Daerah Kota Surabaya ... 31

Tabel 3.1 Target Tahun 2016 Indikator Kinerja Utama ... 34

Tabel 3.2 Capaian Indikator Kinerja Utama ... 35

Tabel 3.3 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) ... 37

Tabel 3.4 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) ... 39

Tabel 3.5 Indeks Gini ... 40

Tabel 3.6 Indeks Pembangunan Gender (IPG) ... 42

Tabel 3.7 Indeks Kualitas Lingkungan Hidup dan Persampahan (IKLHS) .. 43

Tabel 3.8 Nilai SAKIP ... 47

Tabel 3.9 Rata-Rata Nilai Kepuasan Masyarakat ... 49

Tabel 3.10 Indeks Ketimpangan Wilayah ... 52

Tabel 3.11 Pertumbuhan PDRB /LPE ... 57

Tabel 3.12 Ekspor Bersih Perdagangan Kota Surabaya ... 59

Tabel 3.13 Capaian Anggaran Per Indikator Kinerja Utama ... 61

(5)

5

Daftar Grafik

Grafik 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Surabaya, Jawa Timur, dan Nasional .. 3

Grafik 1.2 Inflasi Kota Surabaya, Jawa Timur, dan Nasional ... 4

Grafik 1.3 Jumlah PNS Menurut Jabatan Struktural dan Fungsional ... 13

Grafik 1.4 PNS Struktural Menurut Golongan ... 13

Grafik 1.5 PNS Fungsional Menurut Golongan ... 14

Grafik 1.6 PNS Struktural Menurut Jenis Kelamin ... 14

Grafik 1.7 PNS Fungsional Menurut Jenis Kelamin ... 15

Grafik 1.8 Pegawai Struktural Menurut Pendidikan ... 15

Grafik 1.9 PNS Fungsional Menurut Tingkat Pendidikan ... 16

Grafik 1.10 PNS Struktural Menurut Usia ... 16

(6)

6

Daftar Bagan

Bagan 1.1 Reorganisasi Kelembagaan ... 7 Bagan 2.1 Keterkaitan Indikator Kinerja Utama sebagai Indikator Kinerja

Utama Kota Surabaya dengan Misi dan Tujuan ... 32 Bagan 2.2 Keterkaitan Indikator Kinerja Utama sebagai Indikator Kinerja

(7)

7

Daftar Gambar

Gambar 1.1 Peta Surabaya ... 2 Gambar 2.1 Tampilan Aplikasi Urun Rembug ... 25

(8)

BAB I

(9)

1 BAB I PENDAHULUAN

Laporan kinerja merupakan wujud akuntabilitas instansi pemerintah dalam menjalankan kinerja pemerintahan selama satu tahun. Penyusunan laporan kinerja didasarkan pada perencanaan kinerja yang telah disusun pada tahun sebelumnya dan dituangkan dalam perjanjian kinerja.

Tujuan dan sasaran strategis yang telah dirumuskan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Surabaya dan diturunkan dalam Rencana Kinerja Pemerintah Daerah dengan indikator kinerja pada masing-masing sasaran merupakan sarana untuk mengukur capaian kinerja pemerintah kota Surabaya.

Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Surabaya 2016-2021 mengadopsi penyusunan perencanaan yang partisipatif yaitu melibatkan pihak-pihak terkait baik dalam forum-forum diskusi publik sampai pada aplikasi “urun rembug” yang semua pihak baik akademisi, para pemangku kepentingan, kalangan dunia usaha sampai masyarakat umum dapat menyampaikan usulan dalam penyusunan RPJMD Kota Surabaya 2016-2021 maupun Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kota Surabaya.

(10)

Gambar 1.1 Peta Surabaya

Kota Surabaya memiliki luas 33.451,14 Ha yang membentang dari 7°9’ s.d. 7°21’ lintang selatan dan 12°36’ s.d. 12°54’ bujur timur. Secara topografi, wilayah Surabaya terdiri atas 80,72% daratan rendah dengan ketinggian 3 - 6 meter diatas permukaan air laut; 12,77% perbukitan landai di wilayah barat; dan 6,52% wilayah berketinggian 25 - 50 meter diatas permukaan air laut.

Batas Geografis

Sebelah Utara : Laut Jawa dan Selat Madura Sebelah Timur : Selat Madura

Sebelah Selatan : Kabupaten Sidoarjo Sebelah Barat : Kabupaten Gresik

Pemerintahan

Kecamatan : 31 Kecamatan

Kelurahan : 154 Kelurahan

Rukun Warga : 1.405 Rukun Warga

Rukun Tetangga : 9.271 Rukun Warga

Lembaga Ketahanan Masyarakat Kelurahan : 160 LKMK

Jumlah Penduduk : 3.307.300 jiwa

(11)

Pertumbuhan ekonomi kota Surabaya tahun 2012 ke 2013 naik secara konstan. Namun, mengalami penurunan pada tahun 2014 dan 2015. Meskipun terdapat penurunan, pertumbuhan ekonomi kota Surabaya masih berada diatas pertumbuhan ekonomi provinsi Jawa Timur dan nasional, yang tersaji dalam tabel dan grafik berikut:

Tabel 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Surabaya, Jawa Timur, dan Nasional

Tahun Surabaya Jawa Timur Nasional

2012 7.35 6.64 6.23 2013 7.58 6.08 5.78 2014 6.73 5.86 5.02 2015 5.97 5.44 4.79 2016* 6.07 5.55 5.02 2017** 5.9-6.3 5.5-5.9 5.3

Sumber : Badan Pusat Statistik, 2016 *) Angka Sementara **) Data Proyeksi

Grafik 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Surabaya, Jawa Timur, dan Nasional

Sumber : Badan Pusat Statistik, 2016 7.35 7.58 6.73 5.97 6.07 6.3 6.64 6.08 5.86 5.44 5.55 5.9 6.23 5.78 5.02 4.79 5.02 5.3 4.5 5 5.5 6 6.5 7 7.5 8 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 P E RT UM BUHA N E KO NO M I ( % ) TAHUN Surabaya Jawa Timur Nasional

(12)

Sedangkan inflasi kota Surabaya, sejak tahun 2012 sampai 2016 mengalami kenaikan dan penurunan secara fluktuatif yang tersaji pada tabel, sebagai berikut :

Tabel 1.2 Inflasi Kota Surabaya

TAHUN INFLASI (%) 2012 4.39 2013 7.52 2014 7.9 2015 3.43 2016 3.22 2017* 4.0-5.0

Sumber : Badan Pusat Statistik, 2016 *) Data Proyeksi

Dibanding dengan inflasi provinsi Jawa Timur dan inflasi nasional pada tahun 2012 dan 2013, inflasi kota Surabaya lebih baik karena nilainya lebih kecil. Tahun 2014, walaupun inflasi kota Surabaya lebih besar daripada provinsi Jawa Timur, namun masih di bawah inflasi. Data komparasi inflasi kota Surabaya, provinsi Jawa Timur dan nasional, sebagai berikut :

Grafik 1.2 Inflasi Kota Surabaya, Jawa Timur, dan Nasional

Sumber : Badan Pusat Statistik, 2016 *) Data Proyeksi 4.5 7.59 7.77 3.08 2.74 4-5 4.39 7.52 7.9 3.43 3.22 4-5 4.3 8.38 8.36 3.35 3.02 4-5 2.5 3 3.5 4 4.5 5 5.5 6 6.5 7 7.5 8 8.5 9 2012 2013 2014 2015 2016 2017* IN FLA SI (% ) TAHUN

(13)

Menindaklanjuti Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah, Pemerintah Kota Surabaya telah menyusun Peraturan Daerah Nomor 14 Tahun 2016 tentang Pembentukan Susunan Perangkat Daerah Kota Surabaya. Beberapa perangkat daerah mengalami perubahan nomenklatur maupun tugas pokok dan fungsinya. Daftar nomenklatur perangkat daerah kota Surabaya tersaji dalam tabel berikut : Tabel 1.3 Perubahan Nomenklatur Organisasi Perangkat Daerah

NO SEMULA MENJADI

1 Sekretariat Daerah Sekretariat Daerah

*Staf Ahli *Staf Ahli

- Staf Ahli Bidang Hukum, Politik dan Pemerintahan

- Staf Ahli Bidang Hukum, Politik dan Pemerintahan

- Staf Ahli Bidang Pembangunan, Ekonomi dan Keuangan

- Staf Ahli Bidang Pembangunan, Ekonomi dan Keuangan

- Stah Ahli Bidang Kemasyarakatan dan Sumber Daya Manusia

- Stah Ahli Bidang Kemasyarakatan dan Sumber Daya Manusia

Asisten Pemerintahan Asisten Pemerintahan

- Bagian Pemerintahan dan Otoda - Bagian Administrasi Pemerintahan dan Otoda

- Bagian Hukum - Bagian Hukum - Bagian Organisasi dan Tata Laksana - Bagian Organisasi

Asisten Perekonomian dan Pembangunan

Asisten Perekonomian dan Pembangunan

- Bagian Perekonomian dan Usaha Daerah

- Bagian Administrasi Perekonomian dan Usaha Daerah

- Bagian Bina Program - Bagian Administrasi Pembangunan - Bagian Kerjasama - Bagian Administrasi Kerjasama

Asisten Administrasi Umum Asisten Administrasi Umum

- Bagian Umum dan Protokol - Bagian Umum dan Protokol

- Bagian Perlengkapan - Bagian Layanan Pengadaan dan Pengelolaan Aset

Asisten Kesejahteraan Rakyat

- Bagian Hubungan Masyarakat - Bagian Hubungan Masyarakat

- Bagian Kesejahteraan Rakyat - Bagian Administrasi Kesejahteraan Rakyat

2 Sekretariat DPRD Sekretariat DPRD

- Bagian Umum - Bagian Umum - Bagian Rapat dan

Perundang-undangan

- Bagian Rapat dan Perundang-undangan - Bagian Informasi dan Protokol - Bagian Informasi dan Protokol

3 Inspektorat Inspektorat

Sumber : Bagian Organisasi dan Tata Laksana, 2016

(14)

Tabel 1.4 Lembaga Daerah (Pelaksana dan Penunjang) Kota Surabaya

NO SEMULA MENJADI

1 Satuan Polisi Pamong Praja Satuan Polisi Pamong Praja

2 Dinas Pendidikan Dinas Pendidikan

3 Dinas Kesehatan Dinas Kesehatan

4 Dinas Sosial Dinas Sosial

5 Dinas Tenaga Kerja Dinas Tenaga Kerja

6 Dinas Perhubungan Dinas Perhubungan

7 Dinas Kependudukan dan Pencatatan

Sipil Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil

8 Dinas Koperasi dan UMKM Dinas Koperasi dan Usaha Mikro

9 Dinas Pertanian

Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian

10 Kantor Ketahanan Pangan

11 Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Dinas Kebudayaan dan Pariwisata

12 Dinas Pemuda dan Olah Raga Dinas Kepemudaan dan Olah Raga

13 Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan

Pematusan

Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Pematusan

14 Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan

Tata Ruang

Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman, Cipta Karya dan Tata Ruang

15 Dinas Pengelolaan Bangunan dan tanah Dinas Pengelolaan Bangunan dan tanah

16 Dinas Perdagangan dan Perindustrian Dinas Perdagangan

17 Dinas Komunikasi dan Informatika Dinas Komunikasi dan Informatika

18 Dinas Kebakaran Dinas Pemadam Kebakaran

19 Dinas Pendapatan dan Pengelolaan

Keuangan

Badan Pengelolaan Keuangan dan Pajak Daerah

20 Badan Kepegawaian dan Diklat Badan Kepegawaian dan Diklat

21 Badan Perencanaan Pembangunan Badan Perencanaan Pembangunan

22 Badan Pemberdayaan Masyarakat dan

Keluarga Berencana

Dinas Pengendalian Penduduk, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

23 Badan Arsip dan Perpustakaan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan

24 Badan Koordinasi Pelayanan dan

Penanaman Modal

Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu

25 Badan Kesatuan Bangsa, Politik, dan

Perlindungan Masyarakat

Badan Kesatuan Bangsa,Politik dan Perlindungan Masyarakat

Badan Penanggulangan Bencana dan Perlindungan Masyarakat

26 Badan Lingkungan Hidup Dinas Lingkungan Hidup

27 Dinas Kebersihan dan Pertamanan Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau

28 RSUD Bhakti Dharma Husada RSUD Bhakti Dharma Husada

29 RSUD dr. Mohammad Soewandhie RSUD dr. Mohammad Soewandhie Sumber : Bagian Organisasi dan Tata Laksana, 2016

Karena perubahan nomenklatur tersebut, terdapat banyak dampak positif untuk Pemerintah Kota Surabaya, antara lain sebagai berikut :

(15)

Bagan 1.1 Reorganisasi Kelembagaan EFISIENSI

BIROKRASI

Perampingan Kelembagaan

 Pengurangan belanja pegawai untuk Kasie Kecamatan dan pejabat struktural di UPTD yang dimerger.

 Penghematan belanja operasional kantor UPTD dan Kecamatan.

 Memotong rantai birokrasi serta memudahkan koordinasi internal dan eksternal SKPD.

 Memudahkan pengawasan teknis tugas pokok dan fungsi SKPD.

MANFAAT

SEMULA

Kasi Kelurahan berjumlah 4

Jumlah kecamatan 163

Jumlah UPTD/UPTB 107

Jumlah kecamatan 154 MENJADI

Kasi kelurahan berjumlah 3

(16)

Berdasarkan reorganisasi kelembagaan tersebut, terdapat perbedaan jumlah perangkat daerah di kota Surabaya. Komparasi komposisi kelembagaan kota Surabaya pada tahun 2016 dengan 2017, sebagai berikut :

Tabel 1.5 Komposisi Kelembagaan Tahun 2016 dan 2017

KOMPOSISI KELEMBAGAAN TAHUN 2016 TAHUN 2017

SEKRETARIAT DAERAH 10 Bagian 10 Bagian

DINAS 18 Dinas 21 Dinas

BADAN 7 Badan 5 Badan

INSPEKTORAT 1 Inspektorat 1 Inspektorat

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) 2 RSUD 2 RSUD

SEKRETARIAT DPRD 1 Sekwan 1 Sekwan

KANTOR 1 Kantor -

SATUAN POLISI PAMONG PRAJA 1 Satpol PP 1 Satpol PP

KECAMATAN 31 Kecamatan 31 Kecamatan

KELURAHAN 154 Kelurahan 154 Kelurahan

UPTD PERHUBUNGAN 8 UPTD 4 UPTD

UPTD PENDIDIKAN 5 UPTD 5 UPTD

UPTD PEMADAM KEBAKARAN 5 UPTD 5 UPTD

UPTD KEPEMUDAAN DAN OLAH RAGA 1 UPTD -

UPTD KETAHANAN PANGAN DAN PERTANIAN 2 UPTD -

UPTD PERDAGANGAN 1 UPTD 1 UPTD

UPTD KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA 2 UPTD 2 UPTD

UPTD KEBERSIHAN DAN RUANG TERBUKA HIJAU

5 UPTD 4 UPTD

UPTD PENGELOLAAN BANGUNAN DAN TANAH

3 UPTD 1 UPTD

UPTD KESEHATAN 65 UPTD 63 UPTD

UPTD SOSIAL 5 UPTD 3 UPTD

UPTD PEKERJAAN UMUM BINA MARGA DAN PEMATUSAN

1 UPTD 1 UPTD

UPT BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN PAJAK DAERAH

8 UPTB 5 UPTB

UPTD LINGKUNGAN HIDUP 1 UPTD -

(17)

Perubahan nomenklatur tersebut, juga berdampak pada berubahnya tugas dan fungsi perangkat daerah kota Surabaya. Tugas dan fungsi perangkat daerah kota Surabaya berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2016 dijabarkan, sebagai berikut :

1. Sekretariat Daerah

Dipertegas dalam Peraturan Walikota Nomor 44 Tahun 2016, Sekretariat Daerah mempunyai tugas membantu walikota dalam penyusunan kebijakan dan pengoordinasian administratif terhadap pelaksanaan tugas perangkat daerah serta pelayanan administratif. Dalam pelaksanaan tugas tersebut, Sekretariat Daerah menyelenggarakan fungsi :

a. pengoordinasian penyusunan kebijakan daerah;

b. pengoordinasian pelaksanaan tugas perangkat daerah; c. pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan daerah;

d. pelayanan administratif dan pembinaan aparatur sipil negara pada instansi daerah; dan

e. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh walikota terkait dengan tugas dan fungsinya.

2. Sekretariat DPRD

Dipertegas dalam Peraturan Walikota Nomor 45 Tahun 2016, Sekretariat DPRD mempunyai tugas menyelenggarakan administrasi kesekretariatan dan keuangan, mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi DPRD, serta menyediakan dan mengkoordinasikan tenaga ahli yang diperlukan oleh DPRD dalam melaksanakan hak dan fungsinya sesuai dengan kebutuhan. Dalam pelaksanaan tugas tersebut, Sekretariat DPRD menyelenggarakan fungsi :

a. penyelenggaraan administrasi kesekretariatan DPRD; b. penyelenggaraan administrasi keuangan DPRD; c. fasilitasi penyelenggaraan rapat-rapat DPRD; dan

d. penyediaan dan pengoordinasian tenaga ahli yang diperlukan oleh DPRD.

(18)

3. Inspektorat Daerah

Dipertegas dalam Peraturan Walikota Nomor 46 Tahun 2016, Inspektorat memiliki tugas melaksanakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah dan tugas pembantuan. Dalam pelaksanaan tugas tersebut, Inspektorat menyelenggarakan fungsi :

a. perumusan kebijakan teknis bidang pengawasan dan fasilitasi pengawasan;

b. pelaksanaan pengawasan internal terhadap kinerja dan keuangan melalui audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan lainnya;

c. pelaksanaan pengawasan untuk tujuan tertentu atas penugasan walikota;

d. penyusunan laporan hasil pengawasan;

e. pelaksanaan administrasi Inspektorat kota; dan

f. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh walikota terkait dengan tugas dan fungsinya.

4. Dinas Daerah

Dinas daerah memiliki tugas melaksanakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah dan tugas pembantuan. Dalam pelaksanaan tugas tersebut, dinas daerah menyelenggarakan fungsi :

a. perumusan kebijakan sesuai dengan lingkup tugasnya; b. pelaksanaan kebijakan sesuai dengan lingkup tugasnya;

c. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan sesuai dengan lingkup tugasnya; d. pelaksanaan administrasi dinas sesuai dengan lingkup tugasnya; dan e. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh walikota terkait dengan

(19)

5. Badan Daerah

Badan Daerah mempunyai tugas membantu walikota dalam melaksanakan fungsi penunjang urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah kota. Dalam pelaksanaan tugas tersebut, badan daerah menyelenggarakan fungsi :

a. penyusunan kebijakan teknis sesuai dengan lingkup tugasnya;

b. pelaksanaan tugas dukungan teknis sesuai dengan lingkup tugasnya; c. pemantauan, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas dukungan

teknis sesuai dengan lingkup tugasnya;

d. pembinaan teknis penyelenggaraan fungsi-fungsi penunjang urusan pemerintahan daerah sesuai dengan lingkup tugasnya; dan

e. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya.

6. Kecamatan

Dipertegas dalam Peraturan Walikota Nomor 73 Tahun 2016, kecamatan dalam rangka meningkatkan koordinasi penyelenggaraan pemerintahan, pelayanan publik, dan pemberdayaan masyarakat, dan Kelurahan mempunyai tugas :

a. menyelenggarakan urusan pemerintahan umum;

b. mengkoordinasikan kegiatan pemberdayaan masyarakat;

c. mengkoordinasikan upaya penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban umum;

d. mengkoordinasikan penerapan dan penegakan peraturan daerah dan peraturan walikota;

e. mengkoordinasikan pemeliharaan prasarana dan sarana pelayanan umum;

f. mengkoordinasikan penyelenggaraan kegiatan pemerintahan yang dilakukan oleh perangkat daerah di tingkat kecamatan;

g. membina dan mengawasi kegiatan di kelurahan;

h. melaksanakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah yang tidak dilaksanakan oleh unit kerja daerah yang ada di kecamatan;

(20)

i. melaksanakan tugas-tugas lain yang diperintahkan oleh peraturan perundang-undangan;

j. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Dalam pelaksanaan tugas tersebut, kecamatan menyelenggarakan fungsi : a. penyusunan rencana program dan petunjuk teknis;

b. pelaksanaan rencana program dan petunjuk teknis;

c. pelaksanakan koordinasi dan kerjasama dengan lembaga dan instansi lain;

d. pelaksanaan pengawasan dan pengendalian;

e. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas;

f. pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh walikota sesuai tugas dan fungsinya.

Jumlah Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Pemerintah Kota Surabaya berdasarkan data Badan Kepegawaian dan Diklat Kota Surabaya sampai dengan bulan Maret 2017 adalah 14.849 orang, yang terdiri atas 6.290 pegawai struktural dan 8.559 pegawai fungsional. Masing-masing struktural dan fungsional dibagi menurut golongan, jenis kelamin, pendidikan, dan usia dengan rincian, sebagai berikut :

Tabel 1.6 Jumlah PNS Menurut Jabatan Struktural dan Fungsional

NO. JABATAN JUMLAH

1. STRUKTURAL 6.290 Orang

2. FUNGSIONAL 8.559 Orang

TOTAL 14.849 orang

Sumber : Badan Kepegawaian dan Diklat, 2017

(21)

Grafik 1.3 Jumlah PNS Menurut Jabatan Struktural dan Fungsional

Sumber : Badan Kepegawaian dan Diklat, 2017

Dari 6.290 orang, jumlah terbesar PNS struktural menurut golongan adalah golongan II c sebanyak 1.399 orang, jumlah terkecil adalah golongan I a sebanyak 21 orang. Data pegawai negeri struktural menurut golongan jabatan secara rinci, sebagai berikut :

Grafik 1.4 PNS Struktural Menurut Golongan

Sumber : Badan Kepegawaian dan Diklat, 2017 6,290 orang 8,559 orang

STRUKTURAL FUNGSIONAL

Gol. I a, 21 orang Gol. I b, 41 orang

Gol. I c, 231 orang Gol. I d, 94 orang Gol. II a, 536 orang Gol. II b, 753 orang Gol. II c, 1399 orang Gol. II d, 303 orang Gol. III a, 332 orang Gol. III b, 683 orang Gol. III c, 738 orang Gol. III d, 925 orang Gol. IV a, 115 orang Gol. IV b,

(22)

Dari 8.559 orang, jumlah terbesar PNS fungsional menurut golongan adalah golongan IV b sebanyak 2.515 orang, jumlah terkecil adalah golongan I c sebanyak 4 orang. Data pegawai negeri struktural menurut golongan jabatan secara rinci, sebagai berikut :

Grafik 1.5 PNS Fungsional Menurut Golongan

Sumber : Badan Kepegawaian dan Diklat, 2017

Menurut jenis kelamin, pegawai struktural laki-laki lebih banyak daripada perempuan. Jumlah pegawai struktural menurut jenis kelamin, sebagai berikut:

Grafik 1.6 PNS Struktural Menurut Jenis Kelamin

Sumber : Badan Kepegawaian dan Diklat, 2017

Gol. I c, 4 orang Gol. II a, 93 orang

Gol. II b, 82 orang Gol. II c, 765 orang Gol. II d, 606 orang Gol. III a, 1275 orang Gol. III b, 505 orang Gol. III c, 813 orang Gol. III d, 564 orang Gol. IV a, 1143 orang Gol. IV b, 2515 orang Gol. IV c, 166 orang

Gol. IV d, 22 orang Gol. IV e, 6 orang

4031 2259 0 1000 2000 3000 4000 5000 Laki-laki Perempuan JUMLAH PNS

(23)

Menurut jenis kelamin, pegawai fungsional laki-laki lebih sedikit daripada perempuan. Jumlah pegawai fungsional menurut jenis kelamin, sebagai berikut:

Grafik 1.7 PNS Fungsional Menurut Jenis Kelamin

Sumber : Badan Kepegawaian dan Diklat, 2017

Menurut tingkat pendidikan, mayoritas PNS struktural berpendidikan Sekolah Lanjutan Menengah Atas (SLTA) sebanyak 2.888 orang dan minoritas berpendidikan diploma II sebanyak 3 orang. Jumlah pegawai struktural berdasarkan tingkat pendidikan, sebagai berikut :

Grafik 1.8 Pegawai Struktural Menurut Pendidikan

Sumber : Badan Kepegawaian dan Diklat, 2017

2199 6360 0 1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000 LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH PNS SD, 310 orang SLTP, 441 orang SLTA, 2888 orang DIPLOMA I, 14 orang DIPLOMA II, 3 orang DIPLOMA III, 237 orang DIPLOMA IV, 42 orang STRATA I, 1812 orang STRATA II, 537 orang STRATA III, 6 orang

(24)

Menurut tingkat pendidikan, mayoritas PNS fungsional berpendidikan Strata I sebanyak 5.553 orang dan minoritas berpendidikan Sekolah Lanjutan Menengah Pertama (SLTP) sebanyak 5 orang. Jumlah pegawai fungsional berdasarkan tingkat pendidikan, sebagai berikut :

Grafik 1.9 PNS Fungsional Menurut Tingkat Pendidikan

Sumber : Badan Kepegawaian dan Diklat, 2017

Berdasarkan usia, mayoritas PNS struktural berusia antara 40-50 tahun sebanyak 2.735 orang dan minoritas berusia 20-30 tahun sebanyak 153 orang. Jumlah pegawai struktural berdasarkan usia, sebagai berikut :

Grafik 1.10 PNS Struktural Menurut Usia

Sumber : Badan Kepegawaian dan Diklat, 2017

SLTP, 5 orang SLTA, 1160 orang DIPLOMA I, 19 orang DIPLOMA II, 785 orang DIPLOMA III, 747 orang DIPLOMA IV, 41 orang STRATA I, 5553 orang STRATA II, 249 orang Usia 20-30, 153 orang Usia 30-40, 1253 orang Usia 40-50, 2735 orang Usia 50-60, 2149 orang

(25)

Berdasarkan usia, mayoritas PNS fungsional berusia antara 51-60 tahun sebanyak 4.451 orang dan minoritas berusia diatas 60 tahun sebanyak 2 orang. Jumlah pegawai fungsional berdasarkan usia, sebagai berikut :

Grafik 1.11 PNS Fungsional Menurut Usia

Sumber : Badan Kepegawaian dan Diklat, 2017

Isu strategis merupakan penelaahan terhadap permasalahan pembangunan pada level lokal, regional, nasional maupun internasional. Rumusan isu strategis yang perlu menjadi perhatian dalam pelaksanaan pembangunan. Memperhatikan permasalahan yang dihadapi kota Surabaya seiring dengan dinamika dan pengembangan kota serta menelaah isu-isu di lingkup Provinsi Jawa Timur, nasional dan global, maka beberapa isu strategis kota, antara lain:

Usia 20-30 tahun, 433 orang Usia 31-40 tahun, 1267 orang Usia 41-50 tahun, 2406 orang Usia 51-60 tahun, 4451 tahun >60 tahun, 2 orang

F. ISU-ISU STRATEGIS

(26)

1. Kebutuhan Sumber Daya Masyarakat Kota yang Mampu Menjawab Tantangan Global

Isu strategis “Kebutuhan Sumber Daya Masyarakat Kota yang Mampu Menjawab Tantangan Global“ menyangkut urusan pendidikan dan kesehatan, pangan, tenaga kerja, kepemudaan dan olahraga, sosial, pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak serta pemberdayaan masyarakat dan desa.

Perumusan isu Kebutuhan Sumber Daya Masyarakat Kota yang Mampu Menjawab Tantangan Global merupakan hasil penelaahan terhadap beberapa permasalahan pembangunan, yaitu: Kualitas layanan pendidikan; Ketersedian pendidik dan tenaga kependidikan; Kerjasama penyelenggaraan pendidikan; Kesehatan lingkungan;

Aksesibilitas dan kualitas layanan

kesehatan; Ketersediaan, standarisasi dan kualitas sarana

prasarana serta tata kelola layanan kesehatan; Ketersediaan dan kualitas konsusmsi pangan masyarakat; Peran pemuda sebagai penggerak pembangunan dan capaian prestasi olahraga; Kualitas angkatan kerja yang berkarakter dan berdaya saing global, khususnya pada aspek peningkatan daya saing angkatan kerja, perluasan kesempatan kerja serta penciptaan hubungan industrial yang harmonis; Penanganan PMKS, pemberdayaan masyarakat, pengarusutamaan gender dan perlindungan anak.

2. Surabaya sebagai Barometer Stabilitas Keamanan dan Ketertiban Umum Isu strategis “Surabaya sebagai

barometer stabilitas keamanan dan ketertiban umum“ menyangkut urusan Ketenteraman dan Ketertiban Umum serta Perlindungan Masyarakat.

Perumusan isu Surabaya sebagai barometer stabilitas keamanan dan ketertiban umum merupakan hasil penelaahan terhadap permasalahan

Pemeliharaan keamanan, ketertiban dan ketenteraman sebagai sendi pembangunan dan kesejahteraan masyarakat, khususnya pada aspek perwujudan kerjasama di lingkup RT/RW untuk menjamin ketenteraman dan ketertiban serta membangkitkan karakter peduli, toleransi, menghargai dan gotong royong.

(27)

3. Keseimbangan Pembangunan dan Pelestarian Lingkungan dalam Mendukung Keberlanjutan Ekologi

Isu strategis “Keseimbangan pembangunan dan pelestarian lingkungan dalam mendukung keberlanjutan ekologi“ menyangkut urusan pekerjaan umum dan penataan ruang, pertanahan, perumahan dan kawasan permukiman, lingkungan hidup, energi dan sumberdaya mineral.

Perumusan isu Keseimbangan pembangunan dan pelestarian lingkungan dalam mendukung keberlanjutan ekologi merupakan hasil penelaahan terhadap

beberapa permasalahan pembangunan, yaitu : Kualitas

penataan ruang dan pertanahan, khususnya pada aspek penyusunan rencana tata ruang yang dapat menjadi pedoman pembangunan kota serta penyediaan lahan aset bagi kepentingan umum; Sistem penanggulangan bencana kawasan

perkotaan dan peningkatan kualitas lingkungan hidup, yang mencakup sistem penanggulangan bencana kebakaran, sistem pengelolaan dan pengolahan sampah baik skala kota maupun regional, pengelolaan RTH,

pengendalian pencemaran lingkungan; Perumahan dan permukiman yang layak dan berkualitas, khususnya pada aspek layanan sarana dan prasarana pada perumahan dan permukiman untuk mendukung universal access pemenuhan target 0% permukiman kumuh dan 100 % sanitasi; Pemanfaatan energi secara efektif dan efisien, khususnya pada aspek konservasi energi dan pengembangan energi alternatif, penyediaan infrastruktur berbasis ekologi dan pengelolaan sumber daya secara berkelanjutan.

4. Melestarikan Budaya Lokal untuk Mencegah Pengaruh Budaya yang Negatif Isu strategis “Melestarikan budaya

lokal untuk mencegah pengaruh budaya yang negatif” menyangkut urusan perpustakaan dan kebudayaan.

Perumusan isu Melestarikan budaya lokal untuk mencegah pengaruh

budaya yang negatif merupakan hasil penelaahan terhadap permasalahan Penggalian dan penguatan budaya dan tradisi lokal, termasuk upaya peningkatan minat dan budaya baca masyarakat.

(28)

5. Posisi Strategis Kota Surabaya yang Berpotensi sebagai Penghubung Perekonomian dalam Skala Nasional dan Internasional

Isu strategis “Posisi strategis Kota Surabaya yang berpotensi sebagai penghubung perekonomian dalam skala nasional dan internasional” menyangkut urusan perdagangan, koperasi, usaha kecil dan menengah, kelautan dan perikanan; pertanian, pariwisata, dan penanaman modal.

Perumusan isu Posisi strategis Kota Surabaya yang berpotensi sebagai penghubung perekonomian dalam skala nasional dan internasional merupakan hasil penelaahan terhadap beberapa permasalahan pembangunan, yaitu:

Pengembangan Surabaya sebagai penghubung perdagangan/jasa antar pulau, nasional dan regional, khususnya pada aspek penciptaan hubungan strategis antara pemangku kepentingan untuk mendukung iklim dan aktivitas investasi, perdagangan dan industri; Pembangunan dan pengembangan sistem transportasi, khususnya

pada aspek penciptaan sistem manajemen transportasi yang berkualitas; Peningkatan kinerja dan daya saing aktivitas ekonomi lokal, khususnya pada aspek peningkatan volume usaha UMKM serta kualitas

kelembagaan koperasi, Pengembangan pertanian bernilai

tambah tinggi (tanaman hortikultura) dan pemanfaatan teknologi; Pengembangkan pertanian sebagai RTH untuk menggantikan nilai ekologis yang hilang akibat alih fungsi lahan pertanian; Perubahan pola pencaharian nelayan menjadi pelaku budidaya perikanan darat karena penurunan hasil tangkapan laut; Pemanfaatan teknologi untuk menjaga hasil produksi perikanan; Pengawasan peredaran barang dan jasa; Peningkatan realisasi PMA, PMDN dan investasi daerah; Peningkatan kualitas infrastruktur dan utilitas penunjang sektor pariwisata.

(29)

6. Peningkatan Infrastruktur untuk Mendukung Peran dan Daya Saing Kota Surabaya dalam Menghadapi Persaingan Global

Isu strategis “Peningkatan Infrastruktur untuk Mendukung Peran dan Daya Saing Kota Surabaya dalam Menghadapi Persaingan Global” menyangkut urusan perhubungan, pekerjaan umum dan penataan ruang, teknologi Informasi dan Komunikasi. Perumusan isu Peningkatan Infrastruktur untuk Mendukung Peran dan Daya Saing Kota Surabaya dalam Menghadapi Persaingan Global merupakan hasil penelaahan terhadap beberapa permasalahan pembangunan, yaitu: Pembangunan dan pengembangan sistem transportasi, khususnya pada aspek Pengembangan sistem angkutan masal cepat perkotaan

secara terpadu dan terintegrasi antar moda serta penyediaan dan penuntasan jaringan jalan yang terpadu serta peningkatan kapasitas jalan secara memadai; Pembangunan sarana prasarana pematusan; Peningkatan pelayanan utilitas kota, khususnya pada aspek Pelayanan air bersih melalui pemenuhan kapasitas produksi dengan optimalisasi idle capacity dan penurunan kebocoran pada pemanfaatan sumber air baku kali surabaya, mata air umbulan dan pandaan untuk mendukung universal access pemenuhan target 100 % pelayanan air bersih, Pengembangan utilitas penerangan jalan umum dan utilitas kota lainnya.

7. Tuntutan Masyarakat terhadap Tata Kelola Pemerintahan yang Baik Isu strategis “Tuntutan masyarakat

terhadap tata kelola pemerintahan yang baik” menyangkut urusan komunikasi dan informatika, Administrasi Kependudukan dan Pencatatan Sipil, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana, Statistik, Kearsipan, Kepegawaian serta Pendidikan dan Pelatihan, Pengawasan, Kebijakan dan Koordinasi Perangkat Daerah,

Perencanaan serta Penelitian dan Pengembangan.

Perumusan isu Tuntutan masyarakat terhadap tata kelola pemerintahan yang baik merupakan hasil penelaahan terhadap permasalahan peningkatan pelayanan publik berbasis teknologi

informasi, khususnya pada aspek penyediaan layanan publik berbasis TIK yang dapat diakses dengan

(30)

mudah oleh seluruh lapisan

masyarakat, penyediaan infrastruktur TIK penunjang

pelayanan publik, perwujudan tertib administrasi pemerintahan kecamatan dan kelurahan,serta peningkatan sistem administrasi kependudukan, Penyediaan data statistik daerah (kota) yang dapat dipertanggungjawabkan, aman, dan update; Kompetensi SDM aparatur; Pengembangan assessment centre; Penanganan Disiplin Aparatur; Penanganan Tata Kelola Administrasi Keuangan; Kualitas

Standar Pelayanan yang tersusun; Fungsi evaluasi terhadap Prosedur Operasional Standar (POS) dan Standar Pelayanan (SP) Perangkat Daerah; Kerjasama antar daerah dan luar negeri; Pemanfaatan kajian di semua sektor sebagai dasar kebijakan; Penyebarluasan dan evaluasi produk hukum daerah; Ketepatan Waktu Pelaksanaan kegiatan; Kualitas Penyusunan Perencanaan Strategis serta Monitoring dan Evaluasi; Kualitas dokumen perencanaan tahunan SKPD.

Isu-isu strategis yang telah diuraikan di atas menurunkan tujuan, sasaran dan program RPJMD. Program-program tersebut akan dinilai kelayakannya dengan menggunakan isu-isu Kajian Lingkungan Hidup Strategis sebagai berikut:

1. Belum optimalnya penataan dan perbaikan kawasan permukiman kumuh dan pinggiran kota serta penyediaan rumah tinggal yang terjangkau bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR);

2. Meningkatnya ancaman intrusi air laut ke daerah perkotaan;

3. Tingginya tingkat pencemaran air sungai yang dapat mengancam penyediaan sumber air baku;

4. Meningkatnya ancaman penurunan kualitas kawasan pesisir;

5. Meningkatnya pencemaran udara yang berpotensi menyebabkan efek gas rumah kaca dan perubahan iklim;

6. Belum terintegrasinya jaringan infrastruktur perkotaan dan pemenuhan Prasarana, Sarana, dan Utilitas (PSU) terutama terhadap perkembangan kawasan permukiman, perdagangan jasa dan industri;

7. Belum optimalnya kinerja sistem transportasi yang terkait jaringan jalan, layanan angkutan publik, serta optimlaisasi jalur barang dan orang;

(31)

9. Perlu peningkatan upaya sistem mitigasi bencana dan penanggulangan terhadap bencana banjir, kebakaran dan bencana sosial;

10. Kurangnya peningkatan upaya konservasi energi dan pemanfaatan potensi energi alternatif dari berbagai sumber;

11. Belum optimalnya kontribusi dunia usaha didalam pembentukan pendapatan daerah;

12. Rendahnya daya saing usaha pelaku UMK (Usaha Mikro Kecil) serta membanjirnya produk substitusi impor dengan harga yang lebih kompetitif; 13. Belum optimalnya upaya pengembangan potensi pariwisata yang menjadi

ciri khas Kota Surabaya;

14. Belum optimalnya pendidikan karakter untuk mendukung terciptanya Sumber Daya Manusia yang unggul dan memiliki daya tahan terhadap pengaruh budaya asing;

15. Meningkatnya kasus/penyakit degeneratif yang disebabkan karena rendahnya kesadaran masyarakat untuk berpola hidup sehat;

16. Makin banyaknya penduduk kota yang bermasalah secara sosial karena tekanan hidup kawasan urban;

(32)

Sistematika penyusunan Laporan Kinerja Pemerintah Kota Surabaya Tahun 2016 terdiri dari 4 bab yaitu:

BAB I PENDAHULUAN

Menyampaikan secara ringkas latar belakang disusunnya Laporan Kinerja Pemerintah Kota Surabaya, gambaran umum Kota Surabaya, profil ekonomi, perangkat daerah, kepegawaian, serta isu-isu strategis yang dihadapi oleh Pemerintah Kota Surabaya.

BAB II PERENCANAAN KINERJA

Menyampaikan ringkasan perencanaan sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Surabaya 2016-2021 dan Perjanjian Kinerja Walikota Surabaya Tahun 2016 sebagai dasar Laporan Kinerja Pemerintah Kota Surabaya Tahun 2016.

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

Menyampaikan capaian kinerja berdasarkan realisasi yang telah dicapai dari target yang telah ditetapkan dalam perjanjian kinerja 2016 dan penjelasan atas capaian dimaksud dengan data-data pendukung serta membandingkan capaian tersebut dengan data capaian tahun-tahun sebelumnya. Selain itu, juga menyampaikan faktor-faktor yang mempengaruhi capaian indikator kinerja tersebut dan rencana tindak lanjut dalam mengatasi tantangan dan hambatan tersebut. Realisasi realisasi anggaran juga disajikan dalam bab ini.

BAB IV PENUTUP

Menyampaikan kesimpulan secara umum atas capaian kinerja Pemerintah Kota Surabaya serta harapan dan upaya yang akan dilaksanakan pada tahun-tahun kedepan dalam rangka peningkatan kinerja.

(33)

BAB II

(34)

2 BAB II PERENCANAAN KINERJA

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Surabaya Tahun 2016-2021 telah ditetapkan pada tanggal 18 Agustus 2016 melalui Peraturan Daerah Kota Surabaya Nomor 10 Tahun 2016. Sebagai dokumen perencanaan 5 tahun, penyusunan RPJMD tersebut telah mengalami penyempurnaan dibandingkan RPJMD periode sebelumnya. Penyempurnaan tersebut antara lain dengan memberikan indikator pada tujuan dan sasaran sesuai saran dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi.

Penyusunan Perencanaan 5 tahun dan perencanaan tahunan telah menyerap aspirasi dari pemangku kepentingan, masyarakat secara umum, serta warga kota Surabaya. Penghimpunan aspirasi ini, dilakukan melalui aplikasi urun rembug yang dapat di akses melalui website Badan Perencanaan Pembangunan Kota Surabaya di bappeko.surabaya.go.id/urunrembug. Diharapkan aspirasi dari pemangku kepentingan dan masyarakat tersebut dapat bermanfaat bagi perencanaan pembangunan Kota Surabaya.

Selain itu, seiring dengan perkembangan teknologi informasi, pelaksanaan birokrasi di Pemerintah Kota Surabaya sudah menerapkan beberapa aplikasi dalam perencanaan, pengukuran dan monitoring evaluasi pelaksanaan program. Penyusunan Rencanaan Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Surabaya Tahun 2016 – 2021 telah mengalami penyempurnaan dibanding periode sebelumnya Tahun 2010 – 2015 sesuai arahan dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi sehingga Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Program, Kegiatan dan Sub Kegiatan sudah disusun sesuai dengan deployment tahapan diatasnya. Kelemahan dan kekurangan dalam penyusunan RPJMD pada periode sebelumnya telah diperbaiki dan disempurnakan.

(35)

Sesuai dengan RPJMD 2016-2021 Kota Surabaya memiliki visi, yaitu:

Dari Visi tersebut diterjemahkan dalam 10 misi, yaitu:

Misi 1

• Mewujudkan sumber daya masyarakat yang berkualitas;

Misi 2

• Memberdayakan masyarakat dan menciptakan seluas-luasnya

kesempatan berusaha;

Misi 3

• Memelihara keamanan dan ketertiban umum;

Misi 4

• Mewujudkan penataan ruang yang terintegrasi dan

memperhatikan daya dukung kota;

Misi 5

• Memantapkan sarana dan prasarana lingkungan dan

permukiman yang ramah lingkungan;

Misi 6

• Memperkuat nilai-nilai budaya lokal dalam sendi-sendi

kehidupan masyarakat;

Misi 7

• Mewujudkan Surabaya sebagai pusat penghubung perdagangan

dan jasa antar pulau internasional;

Misi 8

• Memantapkan tata kelola pemerintahan yang baik;

Misi 9

• Memantapkan daya saing usaha-usaha ekonomi lokal, inovasi

produk dan jasa, serta pengembangan industri kreatif;

Misi 10

• Mewujudkan infrastruktur dan utilitas kota yang terpadu dan

efisien.

“SURABAYA KOTA SENTOSA YANG

BERKARAKTER DAN BERDAYA SAING GLOBAL BERBASIS EKOLOGI”

(36)

Misi-misi tersebut dijabarkan dalam tujuan dan sasaran, sebagai berikut :

Tabel 2.1 Tabel Keterkaitan Misi, Tujuan, dan Sasaran

VISI : SURABAYA KOTA SENTOSA YANG BERKARAKTER DAN BERDAYA SAING GLOBAL BERBASIS EKOLOGI

No MISI TUJUAN SASARAN

1 Misi 1 Mewujudkan sumber daya masyarakat yang berkualitas Meningkatkan kualitas pendidikan Mewujudkan pemerataan aksesibilitas dan kualitas pendidikan

formal

Mewujudkan pemerataan aksesibilitas dan kualitas pendidikan

nonformal Meningkatkan

derajat kesehatan masyarakat

Meningkatkan aksesibilitas dan kualitas pelayanan kesehatan masyarakat bagi warga miskin

Meningkatnya kualitas layanan kesehatan ibu dan anak

Meningkatkan kualitas sarana, prasarana, serta tata kelola layanan kesehatan

Mewujudkan lingkungan sehat di masyarakat

Meningkatnya kualitas layanan KB dasar

Meningkatkan ketahanan pangan

Meningkatkan ketersediaan, kualitas konsumsi, dan keamanan pangan Meningkatkan distribusi pangan Meningkatkan

kualitas dan prestasi generasi muda

Meningkatkan potensi pemuda dan organisasi pemuda dalam hal wawasan dan karakter kebangsaan agar mampu berpartisipasi dalam pelaksanaan pembangunan

Meningkatkan dan mempertahankan prestasi olahraga di tingkat regional, nasional dan internasional

Meningkatkan kompetensi angkatan kerja untuk mengurangi pengangguran Meningkatkan pemenuhan kesempatan kerja bagi angkatan

kerja

Menciptakan hubungan antar pemangku kepentingan dalam lingkup industrial yang harmonis

2 Misi 2 Memberdayakan masyarakat dan Meningkatkan penanganan PMKS Meningkatkan pelayanan pemenuhan kebutuhan dasar dan

(37)

VISI : SURABAYA KOTA SENTOSA YANG BERKARAKTER DAN BERDAYA SAING GLOBAL BERBASIS EKOLOGI

No MISI TUJUAN SASARAN

menciptakan seluas-luasnya kesempatan berusaha Menurunkan PMKS melalui pemberdayaan PMKS usia produktif dalam kelompok-kelompok usaha Meningkatkan keterampilan PMKS usia produktif Meningkatkan pemberdayaan perempuan, serta perlindungan perempuan dan anak Meningkatkan pemberdayaan perempuan Meningkatkan perlindungan perempuan dan anak

3 Misi 3 Memelihara keamanan dan ketertiban umum Meningkatkan ketentraman dan ketertiban umum untuk mendukung pelaksanaan pemerintahan daerah

Meningkatkan kualitas dan intensitas pengawasan dan pengendalian pelaksanaan peraturan daerah

4 Misi 4 Mewujudkan penataan ruang yang terintegrasi dan memperhatikan daya dukung kota Mewujudkan sinkronisasi sistem penataan ruang dan sistem pertanahan

Meningkatkan sinkronisasi dan integrasi rencana rinci dan rencana induk sektoral dengan rencana tata ruang wilayah (RTRW)

Mewujudkan penyediaan lahan untuk pembangunan bagi kepentingan umum

Meningkatnya pengamanan dan pengelolaan aset tanah dan/atau bangunan

Meningkatkan

kualitas lingkungan hidup kota yang bersih dan hijau

Meningkatkan manajemen pengelolaan dan kualitas Ruang

Terbuka Hijau (RTH)

Optimalisasi sistem pengelolaan kebersihan dan persampahan secara terpadu yang berbasis masyarakat dengan penerapan teknologi tepat guna dan ramah lingkungan

Meningkatkan kualitas udara dan air Mewujudkan sistem

ketahanan yang handal terhadap bencana

Pengembangan sistem penanggulangan bencana yang

(38)

VISI : SURABAYA KOTA SENTOSA YANG BERKARAKTER DAN BERDAYA SAING GLOBAL BERBASIS EKOLOGI

No MISI TUJUAN SASARAN

5 Misi 5 Memantapkan sarana dan prasarana lingkungan dan permukiman yang ramah lingkungan Memantapkan sarana prasarana pada kawasan perumahan dan permukiman untuk mewujudkan lingkungan yang berkualitas

Meningkatkan penyediaan serta pengelolaan lingkungan perumahan dan kawasan permukiman layak huni

Meningkatkan upaya pengembangan dan pemanfaatan energi alternatif yang ramah lingkungan

Meningkatkan upaya penerapan teknologi dan peran serta masyarakat dalam pengembangan dan pemanfaatan energi alternatif

Meningkatkan

upaya konservasi energi

Meningkatkan upaya penerapan konservasi energi 6 Misi 6 Memperkuat nilai-nilai budaya lokal dalam sendi-sendi kehidupan masyarakat Melestarikan budaya lokal Meningkatkan perlindungan, pengembangan dan pemanfaatan

budaya lokal Meningkatkan minat

dan budaya baca masyarakat

Mewujudkan peningkatan minat dan budaya baca masyarakat melalui peningkatan akses baca

Memantapkan

wawasan, karakter, dan nilai-nilai kebangsaan

Mewujudkan wawasan, karakter dan nilai-nilai kebangsaan 7 Misi 7 Mewujudkan Surabaya sebagai pusat penghubung perdagangan dan jasa antar pulau dan internasional

Meningkatkan arus perdagangan

internasional dan antar pulau dari dan menuju Surabaya

Peningkatan sistem manajemen city logistik

Meningkatnya jaringan bisnis (G to G dan G to B) jasa dan perdagangan komoditi barang dalam skala internasional dan antar pulau yang ditunjang dengan pusat pelayanan informasi yang terintegrasi

8 Misi 8 Memantapkan tata kelola pemerintahan yang baik Meningkatkan kinerja penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik

Meningkatkan kapasitas dan kompetensi aparatur pemerintahan

Meningkatkan tata kelola administrasi pemerintahan yang baik

Meningkatkan kualitas pelayanan publik

Memantapkan kemandirian

Meningkatkan dan mengoptimalkan pengelolaan sumber penerimaan

(39)

VISI : SURABAYA KOTA SENTOSA YANG BERKARAKTER DAN BERDAYA SAING GLOBAL BERBASIS EKOLOGI

No MISI TUJUAN SASARAN

9 Misi 9 Memantapkan daya saing usaha- usaha ekonomi lokal, inovasi produk dan jasa, serta pengembangan industri kreatif

Mendorong

pemantapan daya saing UMKM pada sektor pertanian, barang dan jasa serta koperasi melalui peningkatan produktivitas dan pengembangan

industri kreatif

Meningkatkan produktivitas UMKM sektor produksi barang dan jasa Meningkatkan produktivitas koperasi Meningkatkan produktivitas sektor pertanian

Meningkatkan produktivitas sektor kelautan dan perikanan

Meningkatkan pertumbuhan dan produktivitas pelaku sektor industri kreatif Meningkatkan kinerja pariwisata dalam rangka mewujudkan daya saing global

Meningkatkan jumlah transaksi keuangan yang dilakukan wisatawan

Meningkatkan

kinerja investasi dalam rangka

mewujudkan daya

saing global

Meningkatkan realisasi PMA dan PMDN (SPIPISE dan non SPIPISE)

10 Misi 10 Mewujudkan infrastruktur dan utilitas kota yang terpadu dan efisien Mengembangkan dan mengoptimalkan kinerja sistem drainase kota

Penyediaan sistem drainase kota yang terpadu, efektif dan efisien

Meningkatkan

jaringan dan pelayanan

transportasi kota yang terpadu

Menyediakan dan meningkatkan kinerja jaringan jalan

Menyediakan sistem manajemen transportasi yang berkualitas

Penyediaan dan optimalisasi sistem angkutan umum massal yang berkualitas dan ramah lingkungan Meningkatkan

pembangunan dan pelayanan utilitas kota secara terpadu dan merata

Meningkatnya sistem jaringan dan kualitas layanan air bersih

Meningkatnya sistem jaringan dan kualitas PJU

Meningkatnya pelayanan utilitas kota lainnya

(40)

Adapun Indikator Kinerja Utama Pemerintah Kota Surabaya sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Surabaya Tahun 2016-2021 adalah Indikator Kinerja Daerah yang terbagi dalam 3 aspek yaitu aspek kesejahteraan rakyat, aspek pelayanan umum dan aspek daya daya saing daerah.

Sehingga Perjanjian Kinerja Walikota Surabaya pada tahun 2016 mengambil dari Indikator Kinerja Daerah yang telah tertuang dalam dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Surabaya Tahun 2016-2021 sebagai berikut:

Tabel 2.2 Indikator Kinerja Daerah Kota Surabaya

Aspek/Fokus/Bidang Urusan/Indikator Kinerja

Pembangunan Daerah Target 2016

A. Aspek Kesejahteraan Masyarakat

1 IPM (Indeks Pembangunan Manusia) 79-80 2 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) 6,87% 3 Indeks Ketertiban dan Ketentraman Kota 0,90

4 Indeks Gini 0,38-0,37

B. Aspek Pelayanan Umum

1 IPG (Indeks Pembangunan Gender) 93,66

2 IKLHS (Indeks Kualitas Lingkungan Hidup dan

Persampahan) 60,25

3 Persentase Luas Kawasan Permukiman Kumuh 0,78%

4 Nilai SAKIP B

5 Rata-rata Nilai Kepuasan Masyarakat 73,00

6 Indeks Ketimpangan Wilayah 0,82-0,83

C. Aspek Daya Saing Daerah

1 Indeks Budaya Lokal 69,45

2 Pertumbuhan PDRB/LPE 5,8-6,2%

3 Tingkat pertumbuhan volume komoditi keluar-masuk

(41)

Keterkaitan antara Indikator Kinerja Daerah sebagai Indikator Kinerja Utama Kota Surabaya dengan Misi dan Tujuan ditampilkan pada bagan dibawah ini:

Bagan 2.1 Keterkaitan Indikator Kinerja Utama sebagai Indikator Kinerja Utama Kota Surabaya dengan Misi dan Tujuan

Tujuan 1.1

Meningkatkan kualitas pendidikan

IPM (Indeks Pembangunan

Manusia)

Tujuan 1.2

Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat

Tujuan 5.1

Memantapkan sarana prasarana pada kawasan perumahan dan permukiman untuk mewujudkan

lingkungan yang berkualitas

Tujuan 5.3

Meningkatkan upaya konservasi energi Tujuan 5.2

Meningkatkan upaya pengembangan dan pemanfaatan energi alternatif yang ramah lingkungan

Tujuan 4.3

Mewujudkan sistem ketahanan yang handal terhadap bencana

Tujuan 4.2

Meningkatkan kualitas lingkungan hidup kota yang bersih dan hijau

Tujuan 4.1

Mewujudkan sinkronisasi sistem penataan ruang dan sistem pertanahan

Tujuan 3.1

Meningkatkan ketentraman dan ketertiban umum untuk mendukung pelaksanaan pemerintahan daerah

Tujuan 2.2

Menurunkan PMKS melalui pemberdayaan PMKS usia produktif dalam kelompok-kelompok usaha

Tujuan 2.3

Meningkatkan pemberdayaan perempuan, serta perlindungan perempuan dan anak

Tujuan 2.1

Meningkatkan penanganan PMKS Tujuan 1.5

Meningkatkan kompetensi angkatan kerja untuk mengurangi pengangguran

Tujuan 1.3

Meningkatkan ketahanan pangan Tujuan 1.4

Meningkatkan kualitas dan prestasi generasi muda

TPT (Tingkat Pengangguran Terbuka) Persentase Luas Kawasan Permukiman Kumuh IKLHS (Indeks Kualitas Lingkungan Hidup dan Persampahan) IPG (Indeks Pembangunan Gender) Indeks Gini Indeks Ketertiban dan Ketentraman Kota Misi 1 : Mewujudkan sumber daya masyarakat yang berkualitas Misi 2 : Memberdayakan masyarakat dan menciptakan seluas-luasnya kesempatan berusaha Misi 3 : Memelihara keamanan

dan ketertiban umum

Misi 4 : Mewujudkan penataan ruang yang terintegrasi dan memperhatikan daya dukung kota

Misi 5 : Memantapkan sarana dan prasarana lingkungan dan permukiman yang ramah lingkungan

(42)

Bagan 2.2 Keterkaitan Indikator Kinerja Utama sebagai Indikator Kinerja Utama Kota Surabaya dengan Misi dan Tujuan (Lanjutan)

Tujuan 9.1

Mendorong pemantapan daya saing UMKM pada sektor pertanian, barang dan jasa serta koperasi melalui peningkatan

produktivitas dan pengembangan industri kreatif

Tujuan 6.3

Memantapkan wawasan, karakter, dan nilai-nilai kebangsaan

Tujuan 6.2

Meningkatkan minat dan budaya baca masyarakat Tujuan 6.1

Melestarikan budaya lokal

Tujuan 9.2

Meningkatkan kinerja pariwisata dalam rangka mewujudkan daya saing global

Tujuan 10.2

Meningkatkan jaringan dan pelayanan transportasi kota yang terpadu

Tujuan 9.3

Meningkatkan kinerja investasi dalam rangka mewujudkan daya saing global

Tujuan 8.2

Memantapkan kemandirian keuangan daerah

Tujuan 10.1

Mengembangkan dan mengoptimalkan kinerja sistem drainase kota

Tujuan 8.1

Meningkatkan kinerja penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik

Tujuan 7.1

Meningkatkan arus perdagangan internasional dan antar pulau dari dan menuju Surabaya

Tujuan 10.3

Meningkatkan pembangunan dan pelayanan utilitas kota secara terpadu dan merata

Tingkat pertumbuhan volume komoditi keluar-masuk Kota Surabaya Pertumbuhan PDRB/LPE Indeks Budaya Lokal Indeks Ketimpangan Wilayah Rata-rata Nilai Kepuasan Masyarakat Nilai SAKIP Misi 6 : Memperkuat nilai-nilai budaya lokal

dalam sendi-sendi kehidupan masyarakat Misi 7 : Mewujudkan Surabaya sebagai pusat penghubung perdagangan dan

jasa antar pulau dan internasional Misi 8 : Memantapkan tata kelola pemerintahan yang baik Misi 9 : Memantapkan daya saing usaha- usaha ekonomi lokal, inovasi produk dan jasa, serta pengembangan industri kreatif

Misi 10 : Mewujudkan infrastruktur dan utilitas kota yang

terpadu dan efisien

(43)

BAB III

(44)

3 BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

Untuk melihat keberhasilan atau ketidak berhasilan kinerja pemerintah maka dapat dilihat capaian atas target kinerja yang telah ditetapkan dalam perjanjian kinerja kepala daerah. Kinerja Pemerintah Kota Surabaya sesuai dengan RPJMD Kota Surabaya tahun 2016-2021 dapat diukur dengan melihat realisasi dari target indikator kinerja utama yang telah dituangkan dalam perjanjian kinerja tahun 2016.

Ada 13 indikator kinerja utama untuk menggambarkan kinerja pemerintah kota Surabaya yang secara umum dibagi dalam 3 sasaran strategis utama yaitu:

Tabel 3.1 Target Tahun 2016 Indikator Kinerja Utama

NO. STRATEGIS SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET 2016 1. Kesejahteraan Masyarakat 1. IPM (Indeks Pembangunan Manusia) 79-80 2. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) 6,87%

3. Indeks Ketertiban dan

Ketentraman Kota 0,90 4. Indeks Gini 0,38 – 0,37

2. Pelayanan Umum 1. IPG (Indeks

Pembangunan Gender) 93,66 2. IKLHS (Indeks Kualitas

Lingkungan Hidup dan Persampahan) 60,25 3. Persentase Luas Kawasan Permukiman Kumuh 0,78% 4. Nilai SAKIP B

5. Rata-rata nilai kepuasan

masyarakat 73,00

6. Indeks Ketimpangan

Wilayah 0,82 – 0,83

3. Daya Saing Daerah 1. Indeks Budaya Lokal 69,45 2. Pertumbuhan PDRB/LPE 5,8 – 6,2% 3. Tingkat Pertumbuhan

Volume Komoditi Keluar-Masuk Kota Surabaya

5%

A. CAPAIAN KINERJA PEMERINTAH KOTA SURABAYA

(45)

Capaian dari indikator-indikator yang telah ditetapkan tersebut adalah sebagai berikut:

Tabel 3.2 Capaian Indikator Kinerja Utama

NO. SASARAN

STRATEGIS

INDIKATOR

KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN

1. Kesejahteraan Masyarakat 1. IPM (Indeks Pembangunan Manusia) 79-80 80,07 100,09% 2. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) 6,87% 7,01% 97,96% 3. Indeks Ketertiban dan Ketentraman Kota 0,90 1,26 140,00% 4. Indeks Gini 0,38 – 0,37 0,38 100,00% 2. Pelayanan Umum 1. IPG (Indeks Pembangunan Gender 93,66 93,66 100,00% 2. IKLHS (Indeks Kualitas Lingkungan Hidup dan Persampahan) 60,25 62,09 103,05% 3. Persentase Luas Kawasan Permukiman Kumuh 0,78% 0,78% 100,00% 4. Nilai SAKIP B B 100,00% 5. Rata-rata nilai kepuasan masyarakat 73,00 82,67 113,24% 6. Indeks Ketimpangan Wilayah 0,82 – 0,83 0,67 118,29% 3. Daya Saing Daerah 1. Indeks Budaya Lokal 69,45 69,37 99,88% 2. Pertumbuhan PDRB/LPE 5,8 – 6,2% 6,07% 100,00% 3. Tingkat Pertumbuhan Volume Komoditi Keluar-Masuk Kota Surabaya 5,00% 7,89% 157,80%

(46)

Sesuai dengan visi dan misi RPJMD Kota Surabaya tahun 2016-2021, telah ditetapkan 3 sasaran strategis yang akan dicapai dengan 13 indikator kinerja utama. Adapun program, kendala/hambatan, upaya dan dukungan yang dilaksanakan pada masing-masing indikator kinerja utama per sasaran strategis diuraikan sebagai berikut:

Sasaran strategis 1 ‘kesejahteraan masyarakat’ memiliki 4 indikator kinerja utama, yaitu IPM (Indeks Pembangunan Manusia), Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT), Indeks Ketertiban dan Ketentraman Kota, dan Indeks Gini. Rinciannya, sebagai berikut :

1. IPM (Indeks Pembangunan Manusia)

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) atau Human Development Index (HDI) merupakan indeks komposit yang meliputi aspek kesehatan melalui pengukuran angka harapan hidup saat lahir, pendidikan melalui pengukuran angka harapan sekolah dan rata-rata lama sekolah, serta aspek kesejahteraan melalui pengukuran daya beli atau pengeluaran per kapita.

Indikator Kinerja Indeks Pembangunan Manusia ini didukung oleh program: 1. Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan;

2. Program Pendidikan Anak Usia Dini;

3. Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun; 4. Program Pendidikan Menengah;

5. Program Peningkatan Prestasi Non Akademik; 6. Program Pendidikan Non Formal;

7. Program Pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin;

8. Program peningkatan keselamatan ibu melahirkan dan anak; 9. Program Perbaikan Gizi Masyarakat;

10. Program Pengadaan, Peningkatan dan Perbaikan Sarana dan Prasarana

B. EVALUASI DAN ANALISIS CAPAIAN KINERJA

KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

(47)

11. Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan;

12. Program Pengadaan, Peningkatan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit/Rumah Sakit Jiwa/Rumah Sakit Paru-Paru/Rumah Sakit Mata;

13. Program Obat dan Perbekalan Kesehatan; 14. Program Upaya Kesehatan Masyarakat; 15. Program Keluarga Berencana;

16. Program Bina Keluarga;

17. Program Peningkatan Ketahanan Pangan (Pertanian/ Perkebunan); 18. Program Peningkatan Peran serta Kepemudaan;

19. Program Pembinaan dan Pemasyarakatan Olah Raga.

Data Indeks Pembangunan Manusia 5 tahun terakhir adalah sebagai berikut:

Tabel 3.3 Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

TAHUN 2012 2013 2014 2015 2016

NILAI IPM 78,05 78,51 78,87 79,47 80,07*)

Sumber: BPS Kota Surabaya (Buku Saku Ekonomi Bappeko Surabaya) *) data sangat sementara per 31 Desember 2016 Bappeko Surabaya

Target Nilai Indikator Kinerja IPM Tahun 2016 adalah sebesar 79-80 dan terealisasi sebesar 80,07 sehingga capaian kinerjanya adalah 100,09%. Angka IPM tahun 2016 merupakan angka proyeksi yang diolah berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2015 dan jumlah penduduk tahun 2016.

Meskipun indikator Indeks Pembangunan Manusia tercapai 100,09% namun beberapa permasalahan yang dihadapi diantaranya :

1. Kegiatan ujian sertifikasi kompetensi untuk siswa Sekolah Menengah Kejuruan pada tahun 2016 tidak dapat dilaksanakan karena adanya proses pelimpahan P2D (Personil, Peralatan dan Dokumen) ke Provinsi Jawa Timur.

2. Beberapa tenaga kesehatan yang teregistrasi belum maksimal karena adanya beberapa tenaga kesehatan yang habis masa berlaku Surat Tanda Registrasi (STR) yang dimiliki dan masih menunggu proses perpanjangan STR di PTSP Provinsi Jawa Timur.

(48)

Upaya tindak lanjut atas hambatan/permasalahan:

1. Kegiatan ujian sertifikasi kompetensi untuk siswa Sekolah Menengah Kejuruan pada tahun berikutnya dihapus karena kewenangan Penyelenggaran Pendidikan Menengah diserahkan ke Pemerintah Provinsi. 2. Solusi terhadap permasalahan pada Urusan Wajib Kesehatan adalah

terlepas dari waktu yang dibutuhkan untuk pengurusan STR, Dinas Kesehatan dan RSUD secara aktif melakukan updating terhadap data tenaga kesehatan, termasuk di dalamnya tenaga kesehatan yang masa berlaku STR-nya akan habis serta melakukan sosialisasi pada tenaga kesehatan terkait. Dengan demikian, Dinas Kesehatan dan RSUD telah mengupayakan antisipasi terhadap tenaga kesehatan yang tidak memiliki STR/masa berlaku STR-nya habis.

2. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)

Dengan semakin bertambahnya penduduk maka tidak bisa dipungkiri bahwa jumlah penduduk usia kerja (tenaga kerja) dari tahun ke tahun semakin meningkat, namun hal ini belum diiringi dengan perkembangan lapangan pekerjaan sehingga menimbulkan pengangguran. Perkembangan tingkat pengangguran terbuka dalam kurun waktu tahun 2012-2016 cukup fluktuatif.Beberapa faktor yang menyebabkan semakin tingginya tingkat pengangguran di Kota Surabaya antara lain faktor kependudukan yang terdiri dari jumlah penduduk usia produktif yang cukup tinggi namun tidak dibekali dengan ketrampilan dan mental kerja, tingkat pendidikan rendah, tingkat urbanisasi yang tinggi serta faktor jumlah lapangan kerja yang terbatas, faktor tenaga kerja kontrak (outsourcing), dan faktor pemutusan hubungan kerja.

Indikator Kinerja Tingkat Pengangguran Terbuka ini didukung oleh program: 1. Program Peningkatan Kesempatan Kerja;

2. Program peningkatan kompetensi tenaga kerja dan produktivitas; 3. Program Pengembangan Hubungan Industrial dan Syarat Kerja; 4. Program Pengawasan dan Perlindungan Ketenagakerjaan.

(49)

Data Tingkat Pengangguran Terbuka 5 tahun terakhir adalah sebagai berikut:

Tabel 3.4 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)

TAHUN 2012 2013 2014 2015 2016

NILAI TPT 5,07 5,28 5,82 7,01 7,01*)

Sumber: BPS Kota Surabaya (Buku Saku Ekonomi Bappeko Surabaya) *) data per 31 Desember 2015 Bappeko Surabaya

Target Nilai Indikator Kinerja TPT Tahun 2016 adalah sebesar 6,87% dan terealisasi sebesar 7,01% sehingga capaian kinerjanya adalah 97,96%.

Permasalahan yang dihadapi pada pelaksanaan indikator Tingkat Pengangguran Terbuka ini adalah tidak seimbangnya pertumbuhan lapangan pekerjaan dibanding pertumbuhan usia angkatan kerja sehingga beberapa tenaga kerja usia angkatan kerja tidak terserap di lapangan kerja yang ada. Beberapa program yang sudah dilaksanakan mungkin belum sepenuhnya dapat meningkatkan serapan tenaga kerja di kota Surabaya. Kegiatan Job Fair yang dilaksanakan melalui Dinas Tenaga Kerja sesungguhnya diharapkan dapat mempertemukan para pencari kerja dengan perusahaan yang sedang membutuhkan tenaga kerja.

3. Indeks Ketertiban dan Ketentraman Kota

Stabilitas keamanan daerah merupakan salah satu parameter yang digunakan oleh seorang investor apabila hendak melakukan investasi di suatu wilayah. Frekuensi terjadinya demonstrasi merupakan indikasi bahwa potensi terjadinya masalah ketertiban yang berdampak pada masalah ketentraman masyarakat kota cukup tinggi.

Indikator Kinerja Indeks Ketertiban dan Ketentraman Kota ini didukung oleh program:

1. Program Pemeliharaan Kantrantibmas dan Pencegahan Tindak Kriminal; 2. Program Peningkatan Keamanan dan Kenyamanan Lingkungan.

Indikator ini diukur dengan mengambil data dari kejadian anarkis per 10.000 penduduk dan pelanggaran peraturan daerah per 1.000 penduduk. Indikator ini merupakan indikator makro yang baru digunakan sehingga data tahun-tahun

(50)

sebelumnya masih belum ada. Data yang tersedia baru ada pada tahun 2016 dan diperoleh angka indeks ketertiban dan ketentraman kota surabaya sebesar 1,26 (sumber : Bappeko Surabaya).

Target Nilai Indikator Kinerja Indeks Ketertiban dan Ketentraman Kota Tahun 2016 adalah sebesar 0,90 dan terealisasi sebesar 1,26 sehingga capaian kinerjanya adalah 140,00%.

Penyelenggaraan ketertiban dan ketentraman umum telah diatur dalam Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2014 yang bertujuan agar masyarakat kota Surabaya dapat melaksanakan kegiatan dengan tentram, tertib, dan teratur. Namun, budaya masyarakat dan pemahaman terhadap peraturan daerah tersebut berpengaruh terhadap realisasi indikator kinerja indeks ketertiban dan ketentraman kota.

4. Indeks Gini

Tingkat pemerataan distribusi pendapatan sering diukur dengan koefisien gini. Koefisien Gini bernilai nol, jika pendapatan secara nyata menyebar merata, dan mendekati 1 jika secara nyata distribusi pendapatan menyebar tidak merata. Berdasarkan nilai gini ratio, terdapat tiga kelompok ketimpangan yaitu ketimpangan tinggi jika nilai koefisien gini ratio 0,5 atau lebih, sedang jika nilainya antara 0,30 - 0,49 dan rendah jika kurang dari 0,30.

Indikator Kinerja Indeks Gini ini didukung oleh program: 1. Program pelayanan dan rehabilitasi kesejahteraan sosial; 2. Program pemberdayaan kelembagaan kesejahteraan sosial; 3. Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat.

Data Indeks Gini 5 tahun terakhir adalah sebagai berikut:

Tabel 3.5 Indeks Gini

TAHUN 2012 2013 2014 2015 2016

NILAI INDEKS GINI 0,40 0,37 0,39 0,42 0,38*)

Sumber: BPS Kota Surabaya (Buku Saku Ekonomi Bappeko Surabaya) *) data sangat sementara per 31 Desember 2016 Bappeko Surabaya

(51)

Target Nilai Indikator Kinerja Indeks Gini Tahun 2016 adalah sebesar 0,38 – 0,37 dan terealisasi sebesar 0,38 sehingga capaian kinerjanya adalah 100,00%. Indeks Gini Ratio tahun 2016 merupakan angka proyeksi yang dihitung berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2015 dan jumlah penduduk tahun 2016.

Permasalahan yang dihadapi dalam pencapaian indikator ini antara lain Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial usia produktif yang memiliki usaha omzetnya ≥ 1 juta rupiah per bulan yang menjadi target dalam pelaksanaan program peningkatan keberdayaan belum maksimal karena diantaranya:

a. Peserta banyak yang memilih tetap melanjutkan bekerja di pabrik/ di toko; b. Peserta memilih bekerja sebagai baby sitter (pengasuh bayi);

c. Peserta kembali bekerja sebagai guru/bunda PAUD; d. Peserta dilarang oleh suaminya;

e. Lebih memilih untuk mengasuh anak/cucu; f. Peserta sakit/hamil;

g. Peserta tidak berminat lagi (orientasi pada bantuan modal).

Kelompok Usaha Ekonomi Masyarakat (UEM) yang berdaya melebihi target yang telah ditentukan pada program peningkatan dan keberdayaan masyarakat karena tingginya jumlah kelompok masyarakat yang melakukan kegiatan ekonomi dikarenakan adanya fasilitasi pemasaran melalui Rukmaya (Rumah Kreatif masyarakat Surabaya) dan pameran-pameran insidentil.

Upaya tindak lanjut atas hambatan/permasalahan adalah dengan melakukan assessment untuk meningkatkan partisipasi dan kesiapan peserta pada kegiatan-kegiatan yang disiapkan oleh Pemerintah Kota Surabaya.

Sasaran strategis 2 ‘pelayanan umum’ memiliki 6 indikator kinerja utama, yaitu IPG (Indeks Pembangunan Gender), IKLHS (Indeks Kualitas Lingkungan Hidup dan Persampahan), Persentase Luas Kawasan Permukiman Kumuh, Nilai

PELAYANAN UMUM

(52)

SAKIP, Rata-rata Nilai Kepuasan Masyarakat, dan Indeks Ketimpangan Wilayah. Rinciannya, sebagai berikut :

1. IPG (Indeks Pembangunan Gender)

Indeks Pembangunan Gender (IPG) sebagai ukuran keterlibatan perempuan dalam pengambilan keputusan dari waktu ke waktu menunjukkan kecenderungan yang semakin meningkat, meski relatif lambat. IPG digunakan untuk mengukur persamaan peranan antara perempuan dan laki-laki dalam kehidupan ekonomi, politik dan pengambilan keputusan.

Indikator Kinerja Indeks Pembangunan Gender (IPG) ini didukung oleh Program Peningkatan Kualitas Hidup dan Perlindungan Perempuan dan Anak dengan beberapa kegiatan yaitu:

1. Pengembangan Sistem Pendataan Dinamika Gender; 2. Fasilitasi Pencapaian Indikator Kota Layak Anak;

3. Fasilitasi Penanganan Permasalahan Perempuan Dan Anak;

4. Penguatan dan Pengembangan Jaringan Pengarusutamaan Gender; 5. Penguatan dan Pengembangan Jaringan Pengarusutamaan Gender;

6. Penguatan Kelembagaan Pengarusutamaan Gender Dan Anak di 31 Kecamatan.

Data Indeks Pembangunan Gender (IPG) 5 tahun terakhir adalah sebagai berikut:

Tabel 3.6 Indeks Pembangunan Gender (IPG)

TAHUN 2012 2013 2014 2015 2016

NILAI IPG 93,49 93,64 93,65 N/A 93,66*)

Sumber: BPS Kota Surabaya (Buku Saku Ekonomi Bappeko Surabaya) *) data sangat sementara per 31 Desember 2016 Bappeko Surabaya

Target Nilai Indikator Kinerja Indeks Pembangunan Gender (IPG) Tahun 2016 adalah sebesar 93,66 dan terealisasi sebesar 93,66 sehingga capaian kinerjanya adalah 100,00%. Indeks Pemberdayaan Gender (IPG) merupakan angka proyeksi yang dihitung berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2014 dan jumlah penduduk tahun 2016.

Gambar

Gambar 1.1 Peta Surabaya
Grafik 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Surabaya, Jawa Timur, dan Nasional
Grafik 1.2 Inflasi Kota Surabaya, Jawa Timur, dan Nasional
Tabel 1.4 Lembaga Daerah (Pelaksana dan Penunjang) Kota Surabaya
+7

Referensi

Dokumen terkait

Mila Pujiati. Analisis Aspek Kepribadian Tokoh Utama Dalam Novel Cinta dalam Ikhlas Karya Kang Abay: Tinjauan Psikologi Sastra. Program Studi Pendidikan Bahasa dan

Tanah merupakan lapisan permukaan bumi yang berasal dari bebatuan yang telah mengalami serangkaian pelapukan oleh gaya-gaya alam, sehingga membentuk regolith /

Bahan ajar gamifikasi pada materi himpunan yang dikembangkan memiliki kelebihan, yaitu: (1) Penyajian materi pembelajarannya berupa gambar atau percakapan tentang

Jika barang/jasa publik mempunyai efek eksternalitas positif yang besar pada masyarakat lain, barang/jasa tersebut akan disediakan oleh pemerintah daerah dalam

Give one blank line below keyword paragraph and apply Normal style to it. This can be done by clicking Page Layout from the main menu, select Section

Pemetaan dilakukan untuk mengetahui daya tarik yang terdapat di kawasan Kotagede sesuai rute yang direkomendasikan.. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengelola membagi menjadi

Kegiatan Pengadaan Lampu Hias Jalan dilaksanakan melalui Pelelangan Umum pada LPSE yang telah direncanakan pada Rencana Umum Pengadaan (RUP) tahun anggaran 2014. Untuk proses

sistematis menunjukkan bahwa angka kejadian berhentinya kejang dalam 10 menit pada subyek yang diberikan midazolam buccal sama dengan yang diberikan diazepam IV dengan