J O H A N E S M AY O LU S D AV Y P U T R A 1 0 2 0 1 0 1 9 7
Kasus Diabetes Melitus Tipe 2
SKENARIO 1
Seorang laki-laki berusia 44 tahun datang ke
poliklinik dengan keluhan sering lemas sejak 1,5 bulan yang lalu. Pada malam hari
RUMUSAN MASALAH
Seorang laki-laki berusia 44 tahun,
mengalami keluhan sering lemas dan pada malam hari terbangun untuk buang air kecil 3-4 kali per hari
HIPOTESIS
Seorang laki-laki berusia 44 tahun
ANAMNESIS
Identitas Pasien
Keluhan Utama (poliuria, polifagi, polidipsi) Kenaikan berat badan
Riwayat infeksi pada kaki
Riwayat penggunaan obat-obatan (kortikosteroid) Riwayat penyakit dahulu
Riwayat penyakit keluarga
Riwayat penyakit penyerta
Riwayat sosial (pola hidup, kebiasaan dan
PEMERIKSAAN FISIK
Tanda Vital (TTV)
TD : 140/75
BB :80 kg
TB : 150 cm
Ada moon face
PEMERIKSAAN PENUNJANG
GDP : 130
GD 2 jam PP : 230
DIAGNOSIS BANDING
Diabetes Melitus tipe 1 DM yang paling jarang
ditemukan
3P (Polyuria, Polydipsia, Polyphagia).
Terjadi slm usia 30 thn,
Penurunan BB Kesemutan/mati rasa pada ujung syaraf
ditelapak tangan & kaki.
EPIDEMIOLOGI
Kejadian tahunan
penyakit cushing endogen telah
diperkirakan sebesar 13 kasus perjuta
individu. Dari kasus-kasus lain, sekitar 80% disebabkan
hyperplasia adrenal bilateral oleh
hipersekresi ACTH hipofisis atau produksi ACTH oleh tumor non-endokrin (pituitary
ACTH-producing tumor),
15% karena ACTH ektopik dan 15%
KOMPLIKASI CUSHING SYNDROM
Osteoporosis dan nekrosis aseptik
kepala femoral dapat menyebabkan
kecacatan
Kerusakan lokal (misalnya, penurunan
DIABETES MELITUS
DIABETES MELITUS CUSHING SYNDROMECUSHING SYNDROME
Terawat baik,
prognosisnya baik
pada pasien Diabetes Melitus usia lanjut yang jatuh dalam keadaan koma
hipoglikemik atau hiperosmolar,
prognosisnya
kurang baik.
Tidak diobati akan
KESIMPULAN
Pasien menderita diabetes melitus dengan
cushing syndrome
Berat badannya meningkat, moon face dan
memiliki kebiasaan minum prednison s
Tubuh akan memberi efek terhadap
kortikosteroid
Disertai peningkatan gula darah puasa dan 2
jam post prandial
Obesitas (kegemukan) merupakan predisposisi
terjadinya diabetes melitus tipe 2