BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Lokasi, Subjek dan Waktu Penelitian
Subjek yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas X Teknik
Audio Video Bidang Keahlian Teknologi dan Rekayasa pada semester II tahun
pelajaran 2013/2014 yang berjumlah 60 siswa dan terbagi menjadi dua kelas yaitu
kelas X 1 dan X 2, yang masing-masing kelas berjumlah 30 siswa.
Pengambilan subjek penelitian dilakukan secara “purposive sampling”. Purposive sampling merupakan pengambilan subjek berdasarkan tujuan atau disesuaikan dengan tujuan penelitian (Sukmadinata, 2010: 254). Peneliti memilih
subjek berdasarkan kebutuhan dan menganggap bahwa subjek tersebut
berlangsung pembelajaran kimia mengenai konsep korosi. Penelitian ini
dilaksanakan pada salah satu SMK Negeri di kabupaten Majalengka.
B. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan adalah Nonequivalent control group design, (Sugiyono, 2002: 56). Dalam desain ini terdiri dari dua kelompok, kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yang tidak dipilih secara random.
Kedua kelompok diberi pretest dan posttest dengan butir soal yang sama. Kemudian kelompok eksperimen diberi perlakuan pembelajaran berbasis masalah,
sedangkan kolompok kontrol diberi perlakuan pembelajaran konvensional. Hasil
tes kedua kelompok tersebut dianalisis dan dideskripsikan untuk melihat sejauh
mana dampak model pembelajaran yang telah diimplementasikan terhadap
pemahaman konsep dan kemampuan berpikir kreatif siswa. Desain penelitian
tersebut dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
Tabel 3.1 Desain penelitian
Kelompok Pretest Perlakuan Postest
Eksperimen O1 X O2
Keterangan
O1 = Pretest
O2 = Postest
X = Perlakuan pembelajaran berbasis masalah
- = Pembelajaran konvensional (digunakan metode ceramah)
C. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah qua si eksperimen yang bertujuan untuk melihat akibat perlakuan yang diberikan (Sukmadinata, 2010: 59). Alasan peneliti menggunakan metode tersebut karena
dengan menggunakan metode ini, peneliti mencoba untuk menganalisis pengaruh
pembelajaran berbasis masalah terhadap kemampuan berpikir kreatif dan
pemahaman konsep siswa.
D. Definisi Operasional
Untuk menghindari berbagai penafsiran, maka bagian ini perlu dikemukakan
beberapa definisi operasional yang terkait dengan penelitian ini, agar tidak terjadi
salah pengertian dan diperoleh kesamaan pandangan. Adapun definisi operasional
tersebut adalah:
1. Pembelajaran berbasis masalah dalam penelitian ini adalah pembelajaran
yang meliputi penemuan masalah (meeting the problem), analisis masalah dan isu pembelajaran (problem analysis and learning issues), menemukan dan melaporkan hasil temuan (discovery a nd reporting), solusi, mempresentasikan dan refleksi (solution, presentation and reflection), merangkum, memadukan, dan mengevaluasi (overview, integration, and evaluation).
2. Pembelajaran konvensional dalam penelitian ini adalah pembelajaran yang
tidak menggunakan pembelajaran berbasis masalah.
3. Kemampuan berpikir kreatif yaitu kemampuan berpikir banyaknya gagasan
yang diterima (fluency), variasi (flexisibility), orisinal (originality), dan rinci /elaboration.
4. Pemahaman konsep dalam penelitian ini adalah ukuran kemampuan siswa
proses kongnitif memahami, mengaplikasikan, menganalisis, mengevaluasi
dan mencipta.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan untuk memperoleh data dalam penelitian ini terdiri
atas:
1. Butir Soal
a. Soal uraian, digunakan untuk mengetahui sejauhmana kemampuan siswa
dalam berpikir kreatif melalui pembelajaran berbasis masalah (Lampiran B.1
halaman 188). Kisi-kisi soal instrumen kemampuan berpikir siswa
diperlihatkan dalam tabel 3.2 berikut:
Tabel 3.2 Kisi-kisi Soal Kemampuan Berpikir Kreatif
Indikator dengan lancar mengenai pengertian korosi atau pun jawaban yang bervariasi mengenai ungkapan yang baru atau unik dan menghasilkan ide yang tidak biasa
Tabel 3.2 Kisi-kisi Soal Kemampuan Berpikir Kreatif (lanjutan) tentang suatu ide atau gagasan
5 4
b. Soal pilihan ganda digunakan untuk mengukur pemahaman konsep korosi
siswa. Tes berjumlah 18 soal dengan 5 alternatif pilihan. Kisi-kisi soal
instrumen pemahaman konsep siswa diperlihatkan dalam tabel 3.3.
Tabel 3.3 Kisi-kisi Soal Pemahaman Konsep Siswa
No Indikator Pembelajaran No
Soal
Jenjang Kognitif
1. Menjelaskan pengertian korosi logam 1,2 C2
2. Mendeskripsikan proses kimia terjadi pada korosi 3,4, 5 C4
3. Menjelaskan cara mencegah terjadinya korosi 6 C2
4. Menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi
korosi
5. Menentukan cara-cara pencegahan terjadinya
korosi
10, 16 11
C4 C2
6. Mendesain cara mencegah terjadinya korosi 12, 18 C6
7. Mengklasifikasikan logam yang mengalami korosi 13, 14 C3
2. Format penilaian Lembar Kerja Siswa (LKS)
Lembar Kerja siswa digunakan untuk menggali kemampuan siswa dalam
proses pembelajaran berbasis masalah dan kemampuan berpikir kreatif
(Lampiran A.2 halaman 140).
3. Angket
Angket (lampiran B.6 halaman 230) digunakan untuk mengungkap tanggapan
siswa dan guru tentang keterlaksanaan pembelajaran berbasis masalah.
pembelajaran. Angket yang dikembangkan dalam penelitian ini berupa skala
likert, dengan menggunakan empat kategori respon yaitu: sangat setuju (SS),
setuju (S), tidak setuju (TS) dan sangat tidak setuju (STS).
4. Format observasi kegiatan siswa dan guru
Format observasi kegiatan siswa dan guru digunakan untuk mengungkap
aktivitas guru dan siswa selama diterapkannya pembelajaran berbasis masalah.
Lembar observasi berisi daftar isian yang mengungkap kegiatan siswa dan guru
pada tahapan-tahapan pembelajaran berbasis masalah (lampiran B4 halaman
227 dan B5 halaman 229).
F. Proses Pengembangan Instrumen
Instrumen yang digunakan adalah tes kemampuan berpikir kreatif berupa soal
uraian untuk menjaring indikator kemampuan berpikir kreatif siswa dan soal
pilihan ganda untuk menjaring kemampuan pemahaman konsep siswa dengan
5 alternatif. Pembuatan instrumen dalam penelitian dilakukan melalui
tahapan-tahapan sebagai berikut:
1. Menyusun Kisi-Kisi Tes
Pembuatan kisi-kisi ini bertujuan utuk menentukan konsep-konsep yang
akan diukur yang sesuai dengan indikator yang sudah ditentukan.
Selanjutnya menyusun pokok uji yang sesuai dengan konsep dan indikator
pembelajaran.
2. Melakukan Validasi Pokok Uji
Validasi merupakan proses sebagai kesahihan suatu instrumen
(Arikunto,1999: 59). Validitas instrumen yang digunakan untuk mengukur
kemampuan berpikir kreatif dan pemahaman konsep siswa pada penelitian
ini adalah validitas isi dengan cara judgement oleh dosen ahli untuk melihat kesesuaian standar isi materi yang ada dalam instrumen tes dan validitas
3. Melakukan Uji Coba Butir Soal
Sebelum digunakan dalam penelitian, instrumen diuji coba terlebih dahulu
di kelas XI Teknik Audio Video yang telah mempelajari materi korosi. Uji
coba soal dilakukan 2 kali pada 35 siswa. Hasil uji coba instrumen
kemudian dianalisis guna mengetahui dan menyeleksi perangkat yang sesuai
dan dapat digunakan untuk memperoleh data yang diperlukan.
4. Melakukan Analisis Butir Soal Hasil Uji Coba
Alat ukur yang baik harus memenuhi persyaratan diantaranya validitas dan
reliabilitas. Adapun analisis lain yang dilakukan pada soal adalah daya
pembeda dan taraf kesukaran.
a. Validitas Empiris
Menurut Arikunto (1999: 65) sebuah data atau informasi dapat dikatakan
valid apabila sesuai dengan keadaan sebenarnya. Tes disebut valid
apabila tes itu dapat mengukur apa yang hendak diukur. Menurut
Mardapi (dalam Rasyid dan Mansur, 2009: 133) untuk dikatakan valid
suatu tes harus mengukur sesuatu dan melakukannya dengan cermat.
Validitas empiris menggunakan teknik korelasi product moment yang dikemukakan oleh Pearson sebagai berikut:
Keterangan:
r
xy = koefisien korelasi antara variabel x dan variabel yN = Jumlah peserta tes
X = skor siswa pada tiap butir soal
Y = skor total
Menurut Arikunto (1999: 75) bahwa interpretasi besarnya koefisien
korelasi berdasarkan kriteria yang sering diikuti adalah seperti tabel 3.4
Tabel 3.4 Kriteria validitas butir soal
Batasan Kategori
0,80 < rxy ≤ 1,00 Sangat tinggi
0,60 < rxy ≤ 0,80 Tinggi
0,40 < rxy ≤ 0,60 Cukup
0,20 < rxy ≤ 0,40 Rendah
0,00 < rxy ≤ 0,20 Sangat rendah
Batasan Kategori
0,80 <
r
xy≤ 1,00 Sangat tinggi
0,60 <
r
xy ≤ 0,80 Tinggi0,40 <
r
xy ≤ 0,60 Cukup0,20 <
r
xy ≤ 0,40 Rendah0,00 <
r
xy ≤ 0,20 Sangat rendahb. Analisis Reliabilitas Soal
Menurut Rasyid dan Mansur (2009: 146) sifat reliabel dari sebuah alat
ukur berhubungan dengan kemampuan alat ukur tersebut memberikan
hasil yang konsisten dan stabil. Suatu tes memiliki reliabilitas yang tinggi
apabila tes tersebut memberikan hasil yang konsisten pada kelompok
yang sama walaupun diteskan pada waktu dan kesempatan yang berbeda.
Metode yang digunakan adalah metode belah dua, oleh karena itu untuk
mengukur reliabilitas soal tes dapat digunakan kembali rumus product moment dari Pearson. Reliabilitas seluruh tes dihitung berdasarkan rumus Spearman-Brown sebagai berikut:
Keterangan:
r
⁄
⁄ = Korelasi antar skor-skor setiap belahan tes
Nilai r11 yang diperoleh dapat diinterpretasikan untuk menentukan
reliabilitas instrumen dengan menggunakan kriteria pada tabel 3.8
(Arikunto, 2008: 75) ).
Tabel 3.5 Interpretasi Reliabilitas
Koefisien Korelasi Kriteria
0,80 < r11
≤ 1,00
Sangat tinggi0,60 < r11
≤ 0,80
Tinggi0,40 < r11
≤ 0,60
Sedang0,20 < r11
≤ 0,40
Rendah0,00 < r11
≤ 0,20
Sangat rendahc. Perhitungan daya pembeda pada setiap butir soal dapat digunakan rumus
daya pembeda yang terdapat dalam Arikunto (1999: 213) berikut:
Keterangan:
D = Daya pembeda
BA = Jumlah peserta pada kelompok atas yang menjawab soal dengan
benar
BB = Jumlah peserta pada kelompok bawah yang menjawab soal dengan
benar
JA = Jumlah seluruh siswa kelompok atas
JB = Jumlah seluruh siswa kelompok bawah
PA = Proporsisi peserta kelompok atas yang menjawab benar
PB = Proporsisi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
Adapun klasifikasi daya pembeda yang sering diikuti menurut Arikunto
Tabel 3.6 Kriteria interpretasi daya pembeda
Batasan Kategori
0,00 < D ≤ 0,20 Jelek 0,20 < D ≤ 0,40 Cukup
0,40 < D ≤ 0,70 Baik
0,70 < D ≤ 1,00 Baik Sekali
d. Analisis Tingkat Kesukaran
Tingkat kesukaran dari tiap item soal dihitung berdasarkan jawaban
seluruh siswa yang mengikuti tes. Rumus yang digunakan untuk
menghitung tingkat kesukaran adalah rumus yang terdapat dalam
Arikunto (1999: 208):
Keterangan:
P = Indeks kesukaran
B = Jumlah siswa yang menjawab soal dengan benar
JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes
Adapun kriteria yang sering diikuti menurut Arikunto (1999: 210)
adalah:
Tabel 3.7 Kriteria Interpretasi Indeks Kesukaran
Batasan Kategori
0,00 < P ≤ 0,30 Sukar
0,30 < P ≤ 0,70 Sedang
G. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini sampel akan diberi perlakuan pembelajaran berbasis
masalah. Sampel akan diberi pretest untuk mengetahui pengetahuan dan
kemampuan awal siswa, kemudian dilanjutkan dengan pemberian perlakuan
yaitu berupa penerapan model pembelajaran berbasis masalah dan setelah tiga
pertemuan pembelajaran, terakhir kedua kelas diberi posttest dengan menggunakan instrumen yang sama seperti pada pretest. Instrumen yang digunakan sebagai pretest dan postest dalam penelitian ini merupakan instrumen untuk mengukur kemampuan berpikir kreatif dan pemahaman
konsep yang telah dijudgement oleh Dosen ahli dan diuji cobakan terlebih dahulu.
Untuk mengumpulkan data tentang keterlaksanaan model pembelajaran
berbasis masalah maka digunakan lembar pengamatan. Lembar pengamatan
yang digunakan berupa lembar pengamatan aktivitas guru dan lembar
pengamatan aktivitas siswa. Lembar pengamatan digunakan untuk
mengetahui sejauh mana aktivitas siswa saat pembelajaran dan
keterlaksanaan pembelajaran berbasis masalah.
Selanjutnya, untuk mengetahui tanggapan siswa tentang penerapan model
pembelajaran berbasis masalah, seluruh siswa akan diberi angket yang berisi
tentang tanggapan siswa mengenai model pembelajaran berbasis masalah
yang meliputi: (1) persepsi siswa terhadap model pembelajaran berbasis
masalah, (2) persepsi siswa terhadap bahan ajar yang digunakan dalam model
pembelajaran berbasis masalah, (3) minat dan motivasi siswa mempelajari
kimia, (4) minat dan motivasi siswa mempelajari masalah lingkungan, (5)
minat dan motivasi siswa mencari data, (6) minat dan motivasi siswa
melakukan penyelidikan, dan (7) model pembelajaran berbasis masalah
meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa.
H. Analisis Data
Pengolahan data dan analisis data baik pengujian instrumen sampai
mendapatkan data penelitian digunakan secara kuantitatif dan kualitatif.
kemampuan berpikir kreatif dan pemahaman konsep dan hasil pengolahan
data. Sedangkan hasil observasi aktivitas guru dan siswa di kelas, digunakan
secara kualitatif.
1. Hasil Uji Coba Instrumen
Hasil uji coba instrumen dianalisis dengan software komputer Anates V4. Kriteria pada masing-masing hasil uji coba instrumen dilihat dari validitas,
reliabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran butir soal. Instrumen
diujicobakan pada 35 siswa dan dilakukan dua kali. Hasil analisis soal
dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.8 Hasil Ujicoba Pilihan Ganda
Keterangan Hasil Uji Coba 1 Hasil Uji Coba 2
Korelasi XY 0,58 0,68
Reliabilitas Tes 0,73 0,81
Jumlah Soal Pilihan Ganda 22 22
Dari hasil ujicoba 1 dan 2 menunjukkan reliabilitas soal pilihan ganda
yang diperoleh pada ujicoba pertama dengan kriteria tinggi, sedangkan
ujicoba soal 2 dengan kriteria sangat tinggi.
Hasil uji coba instrumen tes uraian (hanya dilakukan satu kali) ditampilkan
pada tabel 3.9 sebagai berikut:
Tabel 3.9 Hasil Ujicoba Tes Uraian
Keterangan Hasil Uji Coba
Korelasi XY 0,5
Reliabilitas Tes 0,607
Jumlah Soal Uraian 5
Dari hasil ujicoba tersebut menunjukkan reliabilitas soal essai dengan
kriteria sedang. Hasil ujicoba instrumen pilihan ganda ditampilkan pada
Tabel 3.10 Rekapitulasi Hasil Ujicoba 1 Pilihan Ganda
No Soal D. Pembeda(%)
Kriteria T. Kesukaran
Korelasi Sign. Korelasi
1 44,44 Baik Sedang 0,424 Signifikan
negatif dan 2 soal signifikan, 15 soal dengan kriteria baik dan sign korelasi
4 soal sangat signifikan, 10 soal signifikan dan 1 soal negatif. Kemudian
dilakukan revisi lagi oleh dosen ahli dan diujicobakan kembali dengan
Tabel 3.11 Rekapitulasi Hasil Ujicoba 2 Pilihan Ganda
No Soal D.
Pembeda(%)
Kriteria T.
Kesukaran
Korelasi Sign. Korelasi
1 55,56 Baik Sedang 0,463 Signifikan
2 66,67 Baik Sedang 0,522 Sangat Signifikan
3 55,56 Baik Sedang 0,477 Signifikan
4 44,44 Baik Sedang 0,392 Signifikan
5 66,67 Baik Sedang 0,485 Signifikan
6 33,33 Cukup Sedang 0,196 -
7 55,56 Baik Sedang 0,498 Sangat Signifikan
8 33,33 Cukup Sedang 0,348 -
9 55,56 Baik Sedang 0,43 Signifikan
10 55,56 Baik Mudah 0,397 Signifikan
11 11,11 Cukup Mudah 0,162 -
12 22,22 Cukup Sukar 0,339 -
13 33,33 Cukup Sedang 0,414 Signifikan
14 66,67 Baik Sukar 0,562 Sangat Signifikan
15 66,67 Baik Sukar 0,473 Signifikan
16 66,67 Baik Sukar 0,681 Sangat Signifikan
17 44,44 Baik Sedang 0,481 Signifikan
18 55,56 Baik Sukar 0,458 Signifikan
19 77,78 Baik Sedang 0,491 Signifikan
20 66,67 Baik Sukar 0,577 Sangat Signifikan
21 44,44 Baik Sedang 0,439 Signifikan
22 55,56 Baik Sukar 0,543 Sangat Signifikan
Dari 22 soal yang diujikan terdapat 5 soal dengan kriteria cukup dan 4 soal
sign korelasi negatif, 1 soal signifikan 17 soal dengan kriteria baik dan
sign korelasi 6 soal sangat signifikan dan 11 soal signifikan. Dari hasil uji
coba kedua diperoleh 4 soal yang negatif atau dibuang, dan 18 soal yang
digunakan sebagai instrumen penelitian.
Hasil uji coba soal uraian dengan menggunakan Anates ditampilkan pada
Tabel 3.12 Rekapitulasi Hasil Ujicoba Tes Uraian
No Soal T DP(%) T.
Kesukaran
Korelasi Sign. Korelasi
1 3,75 44,44 Sedang 0,679 Signifikan
2 4 33,33 Mudah 0,651 Signifikan
3 5,84 38,89 Mudah 0,594 Signifikan
4 5,88 41,67 Sedang 0,637 Signifikan
5 6,95 36,11 Sukar 0,633 Signifikan
Dari hasil ujicoba soal uraian maka dapat diperoleh semua soal yang
diujicobakan dapat digunakan sebagai instrumen penelitian.
2. Analisis Data Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kreatif dan Pemahaman
Konsep Siswa.
Data yang dihasilkan berupa skor pretest, posttest kemampuan berpikir kreatif dan pemahaman konsep. Kemudian dilakukan analisis secara
kuantitatif. Analisis ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada
peningkatan skor pada kedua kelas baik kelas kontrol maupun kelas
eksperimen. Selain itu untuk mengetahui apakah ada pengaruh
pembelajaran berbasis masalah pada kemampuan berpikir kreatif dan
pemahaman konsep siswa, dan apakah siswa yang memiliki kemampuan
berpikir kreatif yang baik akan mendukung pemahaman konsep siswa
yang baik pula.
Data kuantitatif yang terkumpul sebagai hasil penelitian dianalisis secara
statistik menggunakan Statistic Package for Social Science (SPSS) 20 for Window. Berikut ini adalah tahapan analisis data yang dilakukan:
a. Pemberian skor
Pemberian skor pada pretest dan postest yang mengukur kemampuan berpikir kreatif dan pemahaman konsep siswa kemudian
membandingkan skor pada pretest dan postest tersebut. Jawaban siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol berdasarkan jumlah jawaban
yang benar. Pada soal kemampuan berpikir kreatif skor yang diberikan
pemahaman konsep jika jawaban siswa benar akan mendapat nilai satu
(1) dan jika jawaban siswa salah maka akan mendapat skor nol (0).
b. Menghitung persentase rata-rata N-Gain pretest dan postest kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol.
Menganalisis pemahaman konsep dengan membandingkan respon
siswa pada skor pretest dan postest, kemudian menghitung
peningkatannya dalam bentuk persen N-gain. Peningkatan yang terjadi
sebelum dan sesudah pembelajaran dihitung dengan rumus faktor gain
<g> yang dikembangkan oleh Hake (1999) dengan rumus:
pr e
g = Normalisasi gain Spost = skor postest
Spre = skor pretest
Smaks = skor maksimum
Kriteria:
Tabel 3.13. Kriteria gain normalisasi
<g> Kriteria
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah kelompok tersebut
memiliki kemampuan yang berdistribusi normal atau tidak. Uji
normalitas ini menguji hasil pretest dan hasil postest pada kelompok
eksperimen dan kontrol. Uji normalitas menggunakan bantuan Soffware SPSS 20.0 for windows dengan menggunakan uji one sample Kolmogrov-Smirnov Test. Pengujian hipotesis dilakukan untuk mengetahui apakah data kedua penelitian berasal dari populasi yang
H0 : Data berasal dari populasi berdistribusi normal.
H1 : Data berasal dari populasi berdistribusi tidak normal.
Taraf signifikansi 0,05. Dari hasil tes ini didapatkan nilai p-value, jika p-value > 0,05 maka data berasal dari populasi yang terdistribusi normal. Sebaliknya, jika p-value < 0,05 maka data tidak berasal dari populasi yang terdistribusi normal. Dalam SPSS 20
digunakan istilah significance yang disingkat sig untuk p-value, dengan kata lain p-value = sig.
Jika hasilnya berdistribusi normal maka statistik yang digunakan adalah
statistik parametrik, namun jika hasilnya tidak berdistribusi normal
maka tidak dilakukan uji homogenitas melainkan dilanjutkan dengan uji
statistik non parametric yaitu uji Mann-Whitney. d. Uji Homogenitas.
Uji Homogenitas dilakukan jika kelompok berdistribusi normal maka
pengujian dilanjutkan dengan menguji homogenitas varians kelompok
menggunakan bantuan Soffware SPSS 20.0 for windows dengan uji Homogenity of Varians (Levene Statistic). Hipotesis yang dikemukakan adalah:
H0 : Data berasal dari populasi bervarian homogen
H1 : Data berasal dari populasi tidak bervarian homogen.
Dari hasil uji lavene didapatkan p-value, jika p-value > 0,05 maka data berasal dari kedua varian yang homogen. Jika p-value < 0,05 maka data tidak berasal dari kedua varian yang tidak homogen.
e. Uji Hipotesis
Jika data yang dianalisis berdistribusi normal dan homogen, maka
dilakukan uji t. Pengujian hipotesis penelitian ini menggunakan uji
rata-rata gain siswa pada kelas eksperimen dengan nilai rata-rata gain siswa pada kelas kontrol. Uji kesamaan dua rata-rata dilakukan dengan
menggunakan SPSS for windows versi 20.0 yaitu uji-t dua sampel independen (Independent-Sample t Test). Ada dua rumus untuk uji-t dua sampel independen:
Dimana Sp :
Keterangan :
Xa = rata-rata kelompok a Xb = rata-rata kelompok b Sp = Standar Deviasi gabungan Sa = Standar deviasi kelompok a Sb = Standar deviasi kelompok b na = banyaknya sampel di kelompok a nb = banyaknya sampel di kelompok b DF = na + nb -2
Untuk DF (degrre of freedom) uji T independen yang variannya tidak sama berbeda dengan yang di atas (DF = Na + Nb -2), tetapi
menggunakan rumus :
Untuk menentukan apakah varian sama atau beda, maka menggunakan
rumus :
Bila nilai P > α , maka variannya sama, namun bila nilai P ≤α, berati
variannya berbeda.
Untuk mengetahui hasil hipotesis ada dua cara pertama
membandingkan t hitung dengan t tabel maka kriteria yang digunakan
untuk menentukan penerimaan dan penolakan adalah sebagai berikut :
H0 diterima apabila t hitung≤ t tabel (df=n-2)( 0,05)
H0 ditolak apabila t hitung≥ t tabel (df=n-2)( 0,05).
Kedua membandingkan nilai p value dengan tingkat kepercayaan
0,05, jika p value < 0,05 maka terima H1 begitu juga sebaliknya.
Jika salah satu datanya tidak terpenuhi dalam arti data tidak normal atau
homogen maka uji yang digunakan adalah uji non-parametrik yang
menguji perbedaan dua rata-rata pada sampel besar (N ≥ 30). Uji
hipotesis dilakukan dengan uji beda dua rerata untuk mengetahui
signifikansi perbedaan skor pretest dan gain kedua kelas terhadap kemampuan berpikir kreatif dan pemahaman konsep siswa. Hipotesis
yang dikemukakan adalah:
Hipotesis 1:
H0: Tidak terdapat perbedaan rata-rata yang signifikan antara kelas
eksperimen dan kelas kontrol dalam kemampuan berpikir kreatif
siswa.
H1: Terdapat perbedaan rata-rata yang signifikan antara kelas
eksperimen dan kelas kontrol dalam kemampuan berpikir kreatif
siswa.
Hipotesis 2:
H0: Tidak terdapat perbedaan rata-rata yang signifikan antara kelas
eksperimen dan kelas kontrol dalam pemahaman konsep siswa.
H1: Terdapat perbedaan rata-rata yang signifikan antara kelas
eksperimen dan kelas kontrol dalam pemahaman kosep siswa.
Jika nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 maka H0 diterima H1
ditolak.
f. Pengolahan hasil angket
Teknik pengolahan data angket dilakukan dengan menghitung skor
respon siswa terhadap tanggapan Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak
Setuju (ST) dan Sangat Tidak Setuju (STS). Pedoman penskoran untuk
pernyataan angket dpat dilihat pada Tabel berikut:
Tabel 3.14 Pedoman Penskoran Angket Tanggapan Siswa
Skor Pernyataan Positif
Sangat Setuju (SS) 4
Setuju (S) 3
Tidak Setuju (TS) 2
Setelah dilakukan penjumlahan terhadap skor angket tanggapan siswa,
lalu dilakukan perhitungan persentase terhadap data respon yang
bersifat positif. Perhitungan persentasi respon tanggapan dilakukan
dengan menggunakan rumus berikut:
P =
x
100%Keterangan
P = Persentase; R = Respon siswa; R maks = Respon maksimal
Tabel 3.15 Kriteria Persentase Hasil Angket
Persentase Interpretasi
0% Tidak ada
1-30% Sangat tidak setuju
31 – 60% Tidak setuju
61 - 90% Setuju
91 - 120% Sangat setuju
Sugiyono (2002: 76)
I. Prosedur Penelitian
Dalam penelitian ini, terdapat beberapa tahapan prosedur yang telah ditempuh
yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan dan tahap akhir. Berikut uraian dari
setiap tahap-tahap tersebut, yaitu:
1. Tahap Persiapan
Pada tahap ini, kegiatan yang dilakukan adalah:
a. Kajian kurikulum bertujuan untuk mengetahui kompetensi inti dan
kompetensi dasar mengenai korosi.
b. Kajian tentang variabel-variabel yang terlibat yaitu menentukan variabel
bebas, variabel tetap dan variabel terikat serta studi literatur dari buku-buku
yang relevan. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pembelajaran
berbasis masalah, variabel tetap meliputi bahan kajian tentang fenomena
korosi, sedangkan variabel terikat dalam penelitian ini meliputi
pembelajaran berbasis masalah dilakukan untuk mengetahui tahapan
pembelajaran yang harus dilaksanakan siswa, menentukan masalah dan
cara pengemasan yang sesuai dengan fenomena korosi. Kemampuan
berpikir kreatif siswa dilakukan untuk mengidentifikasi indikator-indikator
berpikir kreatif yang sesuai dengan materi dan model pembelajaran
berbasis masalah yang dikembangkan serta karakteristik dari
indikator-indikator berpikir kreatif tersebut. Selanjutnya dilakukan studi literatur
tentang fenomena korosi dengan mengkaji buku paket dan sumber-sumber
lain yang relevan untuk menentukan konsep-konsep yang perlu dikuasai
dan indikator-indikator berpikir kreatif yang muncul pada saat
pembelajaran.
c. Penyusunan proposal penelitian.
d. Pelaksanaan seminar proposal penelitian.
e. Penyusunan perangkat pembelajaran berupa Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) dan LKS (Lembar Kerja Siswa).
f. Penyusunan instrumen penelitian berupa tes kemampuan berpikir kreatif,
tes pemahaman konsep, format observasi kegiatan aktivitas siswa, format
observasi kegiatan guru dan angket siswa mengenai tanggapan siswa
terhadap pembelajaran.
g. Pelaksanaan judgement instrumen tes kepada dosen ahli untuk memberikan masukan berupa saran perbaikan terhadap instrumen yang telah disusun.
Instrumen ini digunakan untuk pre-test dan pos-test. h. Pelaksanaan revisi instrumen penelitian.
i. Pelaksanaan uji coba pertama instrumen penelitian.
j. Menganalisis hasil uji coba instrumen pertama.
k. Melakukan revisi instrumen penelitian.
l. Pelaksanaan uji coba instrumen penelitian kedua.
m. Menganalisis hasil uji coba instrumen, berupa uji validitas soal, uji
reliabilitas soal, uji taraf kesukaran, dan daya pembeda. Hasil analisis butir
soal digunakan untuk menentukan soal yang layak digunakan sebagai
2. Tahap Pelaksanaan Penelitian
Tahapan dalam melaksanakan penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Melaksanakan pre-test pada kelas sampel penelitian untuk mengetahui kemampuan awal siswa.
b. Melaksanakan treatment yaitu dengan cara mengimplementasikan model pembelajaran berbasis masalahpada konsep korosi. Treatment ini dilakukan di kelas X 1 Tekhnik Audio Video sebagai kelas eksperimen dan
pembelajaran konvensional pada X 2 Tekhnik Audio Video sebagai kelas
kontrol.
c. Memberikan angket respon kepada subjek penelitian.
d. Melakukan post-test untuk mengetahui pengaruh pembelajaran terhadap kemampuan berpikir kreatif dan pemahaman konsep siswa.
Pelaksanaan tahap ini dilakukan pada tanggal 8 Mei 2014 – 29 Mei 2014.
Jadwal pelaksanaan yang dilakukan dapat dilihat pada tabel 3.16 di bawah
ini:
Tabel 3.16 Implementasi pembelajaran berbasis masalah pada konsep korosi
Pertemuan ke Hari/tanggal Kegiatan
1. Kamis, 1 Mei 2014 Uji Coba Soal 1
2. Senin, 5 Mei 2014 Uji Coba Soal 2
3. Rabu, 7 Mei 2014 Pretest
4. Rabu, 14 Mei 2014 Kegiatan Pembelajaran 1
5. Rabu, 21 Mei 2014 Kegiatan Pembelajaran 2
6. Rabu, 28 Mei 2014 Kegiatan Pembelajaran 3 dan Postest
3. Tahap Analisis dan Penyelesaian
a. Mengolah data hasil pre-test, post-test, lembar observasi aktivitas guru dan siswa, serta lembar angket untuk mengetahui tanggapan siswa mengenai
model pembelajaran berbasis masalah.
b. Menganalisis dan membahas temuan penelitian.
c. Menarik kesimpulan.
d. Untuk lebih jelasnya, alur penelitian yang dilakukan dapat digambarkan
Gambar 3.1. Alur Penelitian
Validasi, uji coba dan revisi instrumen
Revisi RPP, bahan ajar dan LKS