• Tidak ada hasil yang ditemukan

9 Zona Perumahan RDTR BWP PACITAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "9 Zona Perumahan RDTR BWP PACITAN"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Zona Perumahan

Zona perumahan direncanakan dengan luas 1.623, 658 ha berada di seluruh Sub BWP meliputi   perumahan  kepadatan   tinggi,  perumahan  kepadatan   sedang  dan   perumahan kepadatan rendah.

Perumahan pada BWP Pacitan didominasi oleh perumahan yang tidak terencana (hal ini terlihat   masih   sedikitnya   keberadaan   perumahan   terencana   yang   dikembangkan   oleh developer). Perumahan di BWP Pacitan terpusat dan cukup padat berada di Kelurahan Pacitan, Baleharjo, Ploso, Desa Tanjungsari, Desa Arjowinangun dan Sirnoboyo umumnya mengikuti   jaringan   jalan   dan   berkelompok.   Perumahan   yang   telah   terencana   baru Perumnas Bangunsari dan Perum Asabri Ploso sedangkan zona lainnya masih tergolong belum padat. Perkembangan perumahan pada wilayah perencanaan akan terus tumbuh dan   meyebar   keseluruh   kelurahan   dan   desa   perkotaan   guna   mendukung   tingkat perkembangan   perkotaan,   dimana   dalam   pengembangan   perumahan   harus   didukung dengan infrastruktur yang memadai, seperti:

(2)

 Sarana dan prasarana perumahan sesuai hirarki dan tingkat pelayanan masing­masing berupa jaringan listrik, telepon, air bersih, drainase, sistem persampahan, dan lain­ lain.

Zona   perumahan   merupakan   zona   yang   mendominasi   perkembangan   pola   ruang   di seluruh wilayah BWP Pacitan, mulai dari tingkat Sub BWP hingga ke blok. Perumahan ini dapat berupa:

 Perumahan kampung eksisting.

 Perumahan baru  (dibangun oleh  real estate  maupun secara  individual). Perumahan yang dibangun oleh pengembang dapat berupa perumahan yang dibangun pada lahan real estate itu sendiri atau pada zona mix­use.

 Rumah Dinas

Adapun strategi pengembangan zona perumahan di setiap Sub BWP adalah:

 Mengembangkan zona perumahan ke arah lahan pertanian yang telah memiliki embrio dengan munculnya beberapa perumahan baru yang dibangun secara swadaya oleh masyarakat atau ke lahan pertanian yang kurang produktif. Kondisi ini banyak terjadi pada  bagian   tengah   dan  utara.   Dengan   demikian   maka   pengembangan   zona perumahan  bagian   tengah   dan   utara  ditujukan   bagi   pengembangan   fungsi perumahanan  bercirikan  perkotaan.  Adapun   perumahan   bercirikan   perdesaan dikembangkan khususnya di lahan yang berbatasan langsung dengan zona resapan air.

 Tidak mengembangkan zona perumahan ke arah lahan dengan kemiringan melebihi 15 %,   hal   ini   dimaksudkan   untuk   mempertahankan   kondisi   fisik   alamiah   agar   tidak menimbulkan bahaya apabila dilakukan proses cut&fill

 Mengembangkan zona perumahan sesuai dengan kebutuhan proyeksi penduduk dan kecenderungan perkembangan pola ruang yang ada.

 Mengembangkan   zona   perumahan   pada   lahan­lahan   yang   telah   memiliki   ijin   lokasi (khususnya   untuk   perumahan   oleh   developer)  untuk  dimanfaatkan  sebagai   lahan perumahan.

(3)

Gambar 4. 1 Berbagai model Penataan Tapak Kavling Perumahan Yang Dapat Digunakan Sebagai Acuan Penataan Zona Perumahan

Beberapa   jenis   bangunan   rumah   tinggal   yang   dapat   dikembangkan   di   BWP   Pacitan adalah :

1) Rumah tunggal (Detached –house).

Rumah   tunggal   adalah   rumah   yang   mempunyai   kaveling   sendiri   dan   salah   satu dinding bangunan tidak dibangun tepat pada batas kaveling. 

1) Rumah Kopel (Semi­detached House).

Rumah   kopel   adalah   rumah   yang   umumnya   berada   pada   1     persil,   terdiri   dari   1 bangunan dengan 2 unit rumah tinggal, dimana atapnya menjadi 1. 

2) Rumah Deret (Row houses)

Rumah deret adalah beberapa rumah yang satu atau lebih dari sisi bangunan menyatu dengan sisi  satu atau  lebih bangunan  lain atau  rumah lain,  tetapi masing­masing mempunyai   kaveling   sendiri.   Rumah   deret   pada   umumnya   berderet   maksimum   6 (enam) unit.

3) Rumah Tipe Maisonnette.

Rumah tipe maisonnette ini adalah rumah tinggal yang terdiri dari 2 (dua) lantai, bisa berupa 1 unit tersendiri, bisa berderet dan dapat juga berada dalam satu massa besar. Umumnya   lantai   satu   untuk   kegiatan   umum   (ruang   tinggal,   makan,   keluarga   dan dapur) dan lantai 2 khusus untuk ruang tidur. 

4) Rumah Inti

Rumah inti adalah rumah yang hanya terdiri dari ruang pokok (tidak lengkap), yaitu : WC, kamar tidur, dapur dan satu ruang serba guna.

5) Rumah Toko / Rumah Kantor

Rumah   toko  /   rumah   kantor  sebenarnya   merupakan   rumah   deret,   yang   terdiri minimum 2 lantai, dimana lantai bawah digunakan untuk kegiatan usaha/kantor dan lantai di atasnya untuk hunian.

(4)

Rumah   susun   adalah   bangunan   gedung   bertingkat   yang   dibangun   dalam   suatu lingkungan yang terbagi dalam bagian­bagian yang distrukturkan secara fungsional, baik   dalam   arah   horizontal   maupun   vertikal   dan   merupakan   satuan­satuan   yang masing­masing dapat dimiliki dan digunakan secara terpisah, terutama untuk tempat hunian yang dilengkapi dengan bagian bersama, benda bersama, dan tanah bersama.

7) Rumah tinggal lain sesuai kebutuhan.

Pengembangan perumahan diarahkan  di seluruh  BWP Pacitan  dengan ketentuan sebagai berikut: 

 Setiap orang yang membangun perumahan dan kawasan permukiman wajib dengan hunian   berimbang,   kecuali   seluruhnya   diperuntukkan   bagi   rumah   sederhana dan/atau rumah susun umum.

 Penyelenggaraan   perumahan   dan   kawasan   permukiman   dengan   hunian   berimbang dilaksanakan   di   perumahan,   permukiman,   lingkungan   hunian   dan   kawasan permukiman dengan skala:

o perumahan   dengan   jumlah   rumah   sekurang­kurangnya   50   (lima   puluh)   sampai dengan 1.000 (seribu) rumah;

o permukiman   dengan   jumlah   rumah   sekurang­kurangnya   1.000   (seribu)   sampai dengan 3.000 (tiga ribu) rumah;

o lingkungan   hunian  dengan   jumlah  rumah   sekurang­kurangnya  3.000   (tiga  ribu) sampai dengan 10.000 (sepuluh ribu) rumah; dan

o kawasan   permukiman   dengan   jumlah   rumah   lebih   dari   10.000   (sepuluh   ribu) rumah.

 Perbandingan jumlah rumah dengan hunian berimbang sekurang­kurangnya 3:2:1 (tiga berbanding   dua   berbanding   satu),   yaitu   3   (tiga)   atau   lebih   rumah   sederhana berbanding 2 (dua) rumah menengah berbanding 1 (satu) rumah mewah.

o Rumah sederhana adalah rumah umum yang dibangun di atas tanah dengan luas kavling antara 60 m2 sampai dengan 200 m2 dengan luas lantai bangunan paling sedikit 36 m2 dengan harga jual sesuai ketentuan pemerintah.

o Rumah menengah adalah rumah komersial dengan harga jual lebih besar dari 1 (satu) sampai dengan 4 (empat) kali harga jual rumah sederhana.

o Rumah   mewah   adalah   rumah   komersial   dengan   harga   jual   lebih   besar   dari   4 (empat) kali harga jual rumah sederhana.

Pengembangan   areal   perumahan   hingga   tahun   2034  dapat   dikelompokkan  secara berimbang menjadi perumahan kavling besar (rumah mewah), sedang (rumah menengah) dan kecil (rumah sederhana) dengan proporsi 3:2:1. Berdasarkan hasil proyeksi, diperoleh data kebutuhan rumah di masing­masing Sub  BWP hingga tahun 2034.  Lebih jelasnya mengenai perhitungan kebutuhan minimum perumahan secara berimbang di BWP Pacitan dapat diihat pada Tabel Kebutuhan Lahan Perumahan.

(5)
(6)

4.1.1.1

4.1.1.1

Perumahan

Perumahan

Kepadatan Tinggi

Kepadatan Tinggi

Perumahan   kepadatan   tinggi   dengan   luas  784,700   ha  berada   di   seluruh   Sub   BWP. Rencana penetapan zona perumahan kepadatan tinggi adalah sebagai berikut:

 Perumahan   kepadatan   tinggi   diarahkan   pada   penyediaan   hunian   yang   layak   dan dilayani oleh sarana dan prasarana perumahan yang memadai.

 Membentuk   cluster­cluster   perumahan   untuk   menghindari   penumpukan   dan penyatuan antar zona perumahan, dan diantara cluster perumahan disediakan ruang terbuka hijau;

Perumahan kepadatan tinggi bercirikan perumahan perkotaan.

4.1.1.2

4.1.1.2

Perumahan

Perumahan

Kepadatan Sedang

Kepadatan Sedang

Perumahan   kepadatan   sedang   dengan   luas  694,288   ha  berada   di   seluruh   Sub   BWP. Rencana penetapan zona perumahan kepadatan sedang adalah sebagai berikut:

 Perumahan   kepadatan   sedang   diarahkan   pada   penyediaan   hunian   yang   layak   dan dilayani oleh sarana dan prasarana perumahan yang memadai.

 Membentuk   cluster­cluster   perumahan   untuk   menghindari   penumpukan   dan penyatuan antar zona perumahan, dan diantara cluster perumahan disediakan ruang

Mengingat   BWP   Pacitan   akan   dijadikan   Pusat   Kegiatan   Wilayah   (PKW),   maka perkantoran selayaknya mengelompok atau berdekatan dengan rumah dinas Bupati dengan   adanya   perkantoran   tersebut   tentunya   akan   diikuti   dengan   perkembangan rumah dinas bila memungkinkan dan lokasinya di sekitar kantor pemerintahan.

4.1.1.3

Perumahan

Perumahan

Kepadatan Rendah

Kepadatan Rendah

Perumahan kepadatan rendah dengan luas 144,670 ha berada di Sub BWP B, Sub BWP C, Sub BWP D, Sub BWP E, Sub BWP F. 

Perumahan   kepadatan   rendah   bercirikan  perumahan  perdesaan.   Hal   ini  memiliki karakteristik:

 Sifat dan karakteristik lingkungan perumahan masih mencirikan tata dan lingkungan kehidupan rural.

(7)

 Interaksi pergerakan masih rendah dan sangat dipengaruhi oleh interaksi hubungan eksternal.

Rencana pemantapan perumahan kepadatan rendah, dengan memperhatikan beberapa hal yaitu:

 Menyediakan   sarana   dan   prasarana   pendukung   berdasarkan   fungsi   dan   hirarkhi wilayah.

Gambar

Gambar 4. 1 Berbagai model Penataan Tapak Kavling Perumahan Yang DapatDigunakan Sebagai Acuan Penataan Zona Perumahan

Referensi

Dokumen terkait

Pada lansia hal yang menjadi sumber stres bisa berupa : kondisi fisik yang semakin menurun sehingga tidak sekuat pada masa muda dulu dan seringkali diikuti dengan

Komunikasi pembangunan di pesantren melalui program pemberdayaan ekonomi dapat dilaksanakan dalam dua tahap komunikas, yaitu (1) Tahap pemberdayaan ekonomi sebagai bentuk

Pada bagian ini berisi penegasan masalah yang diteliti sebagai hasil dari latar belakang dan batasan masalah-masalah yang teridentifikasi, penelitian dibatasi dan difokuskan

Variabel ini memiliki nilai signifikansi yang memenuhi syarat untuk dianalisis lebih lanjut karena rencana revitalisasi transportasi sungai di kota Banjarmasin

Permintaan tersebut kemudian dialokasikan ke dalam DRP worksheet menggunakan software Cargowiz sehingga didapatkan jadwal perencanaan distribusi yang optimal.Dari

Kosaseh

Pemasaran adalah salah satu kegiatan pokok yang perlu dilakukan oleh perusahaan baik itu perusahaan barang atau jasa dalam upaya untuk mempertahankan kelangsungan

Berdasarkan uraian diatas maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah sikap masyarakat pengguna jasa layanan transportasi udara di Surabaya pasca pemberitaan