Zona Perumahan
Zona perumahan direncanakan dengan luas 1.623, 658 ha berada di seluruh Sub BWP meliputi perumahan kepadatan tinggi, perumahan kepadatan sedang dan perumahan kepadatan rendah.
Perumahan pada BWP Pacitan didominasi oleh perumahan yang tidak terencana (hal ini terlihat masih sedikitnya keberadaan perumahan terencana yang dikembangkan oleh developer). Perumahan di BWP Pacitan terpusat dan cukup padat berada di Kelurahan Pacitan, Baleharjo, Ploso, Desa Tanjungsari, Desa Arjowinangun dan Sirnoboyo umumnya mengikuti jaringan jalan dan berkelompok. Perumahan yang telah terencana baru Perumnas Bangunsari dan Perum Asabri Ploso sedangkan zona lainnya masih tergolong belum padat. Perkembangan perumahan pada wilayah perencanaan akan terus tumbuh dan meyebar keseluruh kelurahan dan desa perkotaan guna mendukung tingkat perkembangan perkotaan, dimana dalam pengembangan perumahan harus didukung dengan infrastruktur yang memadai, seperti:
Sarana dan prasarana perumahan sesuai hirarki dan tingkat pelayanan masingmasing berupa jaringan listrik, telepon, air bersih, drainase, sistem persampahan, dan lain lain.
Zona perumahan merupakan zona yang mendominasi perkembangan pola ruang di seluruh wilayah BWP Pacitan, mulai dari tingkat Sub BWP hingga ke blok. Perumahan ini dapat berupa:
Perumahan kampung eksisting.
Perumahan baru (dibangun oleh real estate maupun secara individual). Perumahan yang dibangun oleh pengembang dapat berupa perumahan yang dibangun pada lahan real estate itu sendiri atau pada zona mixuse.
Rumah Dinas
Adapun strategi pengembangan zona perumahan di setiap Sub BWP adalah:
Mengembangkan zona perumahan ke arah lahan pertanian yang telah memiliki embrio dengan munculnya beberapa perumahan baru yang dibangun secara swadaya oleh masyarakat atau ke lahan pertanian yang kurang produktif. Kondisi ini banyak terjadi pada bagian tengah dan utara. Dengan demikian maka pengembangan zona perumahan bagian tengah dan utara ditujukan bagi pengembangan fungsi perumahanan bercirikan perkotaan. Adapun perumahan bercirikan perdesaan dikembangkan khususnya di lahan yang berbatasan langsung dengan zona resapan air.
Tidak mengembangkan zona perumahan ke arah lahan dengan kemiringan melebihi 15 %, hal ini dimaksudkan untuk mempertahankan kondisi fisik alamiah agar tidak menimbulkan bahaya apabila dilakukan proses cut&fill.
Mengembangkan zona perumahan sesuai dengan kebutuhan proyeksi penduduk dan kecenderungan perkembangan pola ruang yang ada.
Mengembangkan zona perumahan pada lahanlahan yang telah memiliki ijin lokasi (khususnya untuk perumahan oleh developer) untuk dimanfaatkan sebagai lahan perumahan.
Gambar 4. 1 Berbagai model Penataan Tapak Kavling Perumahan Yang Dapat Digunakan Sebagai Acuan Penataan Zona Perumahan
Beberapa jenis bangunan rumah tinggal yang dapat dikembangkan di BWP Pacitan adalah :
1) Rumah tunggal (Detached –house).
Rumah tunggal adalah rumah yang mempunyai kaveling sendiri dan salah satu dinding bangunan tidak dibangun tepat pada batas kaveling.
1) Rumah Kopel (Semidetached House).
Rumah kopel adalah rumah yang umumnya berada pada 1 persil, terdiri dari 1 bangunan dengan 2 unit rumah tinggal, dimana atapnya menjadi 1.
2) Rumah Deret (Row houses)
Rumah deret adalah beberapa rumah yang satu atau lebih dari sisi bangunan menyatu dengan sisi satu atau lebih bangunan lain atau rumah lain, tetapi masingmasing mempunyai kaveling sendiri. Rumah deret pada umumnya berderet maksimum 6 (enam) unit.
3) Rumah Tipe Maisonnette.
Rumah tipe maisonnette ini adalah rumah tinggal yang terdiri dari 2 (dua) lantai, bisa berupa 1 unit tersendiri, bisa berderet dan dapat juga berada dalam satu massa besar. Umumnya lantai satu untuk kegiatan umum (ruang tinggal, makan, keluarga dan dapur) dan lantai 2 khusus untuk ruang tidur.
4) Rumah Inti
Rumah inti adalah rumah yang hanya terdiri dari ruang pokok (tidak lengkap), yaitu : WC, kamar tidur, dapur dan satu ruang serba guna.
5) Rumah Toko / Rumah Kantor
Rumah toko / rumah kantor sebenarnya merupakan rumah deret, yang terdiri minimum 2 lantai, dimana lantai bawah digunakan untuk kegiatan usaha/kantor dan lantai di atasnya untuk hunian.
Rumah susun adalah bangunan gedung bertingkat yang dibangun dalam suatu lingkungan yang terbagi dalam bagianbagian yang distrukturkan secara fungsional, baik dalam arah horizontal maupun vertikal dan merupakan satuansatuan yang masingmasing dapat dimiliki dan digunakan secara terpisah, terutama untuk tempat hunian yang dilengkapi dengan bagian bersama, benda bersama, dan tanah bersama.
7) Rumah tinggal lain sesuai kebutuhan.
Pengembangan perumahan diarahkan di seluruh BWP Pacitan dengan ketentuan sebagai berikut:
Setiap orang yang membangun perumahan dan kawasan permukiman wajib dengan hunian berimbang, kecuali seluruhnya diperuntukkan bagi rumah sederhana dan/atau rumah susun umum.
Penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman dengan hunian berimbang dilaksanakan di perumahan, permukiman, lingkungan hunian dan kawasan permukiman dengan skala:
o perumahan dengan jumlah rumah sekurangkurangnya 50 (lima puluh) sampai dengan 1.000 (seribu) rumah;
o permukiman dengan jumlah rumah sekurangkurangnya 1.000 (seribu) sampai dengan 3.000 (tiga ribu) rumah;
o lingkungan hunian dengan jumlah rumah sekurangkurangnya 3.000 (tiga ribu) sampai dengan 10.000 (sepuluh ribu) rumah; dan
o kawasan permukiman dengan jumlah rumah lebih dari 10.000 (sepuluh ribu) rumah.
Perbandingan jumlah rumah dengan hunian berimbang sekurangkurangnya 3:2:1 (tiga berbanding dua berbanding satu), yaitu 3 (tiga) atau lebih rumah sederhana berbanding 2 (dua) rumah menengah berbanding 1 (satu) rumah mewah.
o Rumah sederhana adalah rumah umum yang dibangun di atas tanah dengan luas kavling antara 60 m2 sampai dengan 200 m2 dengan luas lantai bangunan paling sedikit 36 m2 dengan harga jual sesuai ketentuan pemerintah.
o Rumah menengah adalah rumah komersial dengan harga jual lebih besar dari 1 (satu) sampai dengan 4 (empat) kali harga jual rumah sederhana.
o Rumah mewah adalah rumah komersial dengan harga jual lebih besar dari 4 (empat) kali harga jual rumah sederhana.
Pengembangan areal perumahan hingga tahun 2034 dapat dikelompokkan secara berimbang menjadi perumahan kavling besar (rumah mewah), sedang (rumah menengah) dan kecil (rumah sederhana) dengan proporsi 3:2:1. Berdasarkan hasil proyeksi, diperoleh data kebutuhan rumah di masingmasing Sub BWP hingga tahun 2034. Lebih jelasnya mengenai perhitungan kebutuhan minimum perumahan secara berimbang di BWP Pacitan dapat diihat pada Tabel Kebutuhan Lahan Perumahan.
4.1.1.1
4.1.1.1
Perumahan
Perumahan
Kepadatan Tinggi
Kepadatan Tinggi
Perumahan kepadatan tinggi dengan luas 784,700 ha berada di seluruh Sub BWP. Rencana penetapan zona perumahan kepadatan tinggi adalah sebagai berikut:
Perumahan kepadatan tinggi diarahkan pada penyediaan hunian yang layak dan dilayani oleh sarana dan prasarana perumahan yang memadai.
Membentuk clustercluster perumahan untuk menghindari penumpukan dan penyatuan antar zona perumahan, dan diantara cluster perumahan disediakan ruang terbuka hijau;
Perumahan kepadatan tinggi bercirikan perumahan perkotaan.
4.1.1.2
4.1.1.2
Perumahan
Perumahan
Kepadatan Sedang
Kepadatan Sedang
Perumahan kepadatan sedang dengan luas 694,288 ha berada di seluruh Sub BWP. Rencana penetapan zona perumahan kepadatan sedang adalah sebagai berikut:
Perumahan kepadatan sedang diarahkan pada penyediaan hunian yang layak dan dilayani oleh sarana dan prasarana perumahan yang memadai.
Membentuk clustercluster perumahan untuk menghindari penumpukan dan penyatuan antar zona perumahan, dan diantara cluster perumahan disediakan ruang
Mengingat BWP Pacitan akan dijadikan Pusat Kegiatan Wilayah (PKW), maka perkantoran selayaknya mengelompok atau berdekatan dengan rumah dinas Bupati dengan adanya perkantoran tersebut tentunya akan diikuti dengan perkembangan rumah dinas bila memungkinkan dan lokasinya di sekitar kantor pemerintahan.
4.1.1.3
Perumahan
Perumahan
Kepadatan Rendah
Kepadatan Rendah
Perumahan kepadatan rendah dengan luas 144,670 ha berada di Sub BWP B, Sub BWP C, Sub BWP D, Sub BWP E, Sub BWP F.
Perumahan kepadatan rendah bercirikan perumahan perdesaan. Hal ini memiliki karakteristik:
Sifat dan karakteristik lingkungan perumahan masih mencirikan tata dan lingkungan kehidupan rural.
Interaksi pergerakan masih rendah dan sangat dipengaruhi oleh interaksi hubungan eksternal.
Rencana pemantapan perumahan kepadatan rendah, dengan memperhatikan beberapa hal yaitu:
Menyediakan sarana dan prasarana pendukung berdasarkan fungsi dan hirarkhi wilayah.