Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia
DISAMPAIKAN PADA ACARA
SEMILOKA NASIONAL DAN RAKERNAS BADAN KERJASAMA PERGURUAN TINGGI ISLAM SWASTA (BKS-PTIS)
DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
Malang, 5 Mei 2013
MP3EI DAN PERAN PERGURUAN
TINGGI ISLAM SWASTA DALAM
PEMBANGUNAN BANGSA
MP3EI DAN PERAN PERGURUAN
TINGGI ISLAM SWASTA DALAM
PELUANG DAN TANTANGAN
BANGSA DALAM PERUBAHAN
GLOBAL YANG CEPAT
PELUANG DAN TANTANGAN
BANGSA DALAM PERUBAHAN
GEOPOLITIK DAN GEOEKONOMI
GEOPOLITIK DAN GEOEKONOMI
Slide 3
Krisis Perekonomian
Eropa,
Krisis Perekonomian
Eropa,
Perubahan demografi di
tahun 2035 –
big demographic changes
-,
Perubahan demografi di
tahun 2035 –
big demographic changes
-,
Integrasi ekonomi
regional dan global
Integrasi ekonomi
regional dan global
Economic centre of gravity bergerak ke Asia
ASEAN ECONOMIC COMMUNITY
(AEC)
ASEAN ECONOMIC COMMUNITY
(AEC)
31 Desember 2015, Kawasan ASEAN menjadi pasar terbuka yang berbasis produksi, dimana
aliran barang, jasa dan investasi menjadi bebas sesuai kesepakatan ASEAN
Pasar Tunggal
dan Basis Produksi
Regional
Kawasan Berdaya-saing Tinggi
Kawasan
dengan Pembangunan Ekonomi yang
Merata
Integrasi ke dalam Perekonomian
Dunia
(AEC) 2015
People-to-People Connectivity
Institutional Connectivity
Soft Infrastructure
Phyisical Connectivity
Hard Infrastructure
Resource Mobilisation
Narrowing the
Development Gaps
EAFTA=East Asia Free Trade Agreement (ASEAN+3)
CEPEA= Comprehensive Economic Partnership in East Asia (ASEAN+6)
Karena Indonesia adalah negara terbesar di ASEAN, ...
Mampu menjadi pusat integrasi regional.
Karena Indonesia adalah negara terbesar di ASEAN, ...
Mampu menjadi pusat integrasi regional.
Slide 5
Slide 6
MODALITAS DAYA SAING
INDONESIA
POTENSI DAN MODAL KITA
POTENSI DAN MODAL KITA
Sumber Daya Manusia
Sumber Daya Alam
Letak Geografis dan Maritim (Geo Strategis)
Negara Demokrasi
Terbesar ke-3 di Dunia
1
2
3
4
INDONESIA SUDAH MENJADI PERINGKAT 16
BESAR DUNIA
INDONESIA SUDAH MENJADI PERINGKAT 16
BESAR DUNIA
(1) United States (2) China (3) Japan (4) Germany (5) France (6) United Kingdom (7) Brazil (8) Italy (9) Russia (10) India (11) Canada (12) Australia (13) Spain (14) Mexico (15) South Korea (16) Indonesia (17) Turkey (18) Netherlands (19) Saudi Arabia (20) Switzerland (21) Sweden (22) Norway (23) Iran (24) Belgium (25) Argentina
0 2,000 4,000 6,000 8,000 10,000 12,000 14,000 16,000
Sumber: World Bank, CEIC, IMF
1990 1995 2000 2005 2010 2011 2012 9
China Indonesia
Keberhasilan pembangunan
ekonomi indonesia telah
membawa indonesia ke dalam kelompok G20.
Pada tahun 2012, Indonesia
menjadi negara terbesar ke 16 dunia (2005 masih di peringkat
PEMBANGUNAN SUDAH MENCIPTAKAN KELAS
MENENGAH
PEMBANGUNAN SUDAH MENCIPTAKAN KELAS
MENENGAH
World Bank menggolongkan penduduk berdasarkan pengeluaran harian per
kapita yang disesuaikan dengan daya beli tahun 2005 sebagai penyeimbang perhitungan.
Kelas menengah: Pengeluaran harian antara $2 sampai $20.
Populasi kelas menengah Indonesia meningkat dengan signifikan. Pada
tahun 2003 37,7% (81 Juta) penduduk Indonesia termasuk kelas menengah, meningkat jadi 56,5% di 2010 (131 Juta).
Di kelas menengah, golongan dengan pengeluaran $2 - $6 mengalami
KELAS MENENGAH INDONESIA AKAN TERUS
MENINGKAT
SEIRING KEMAJUAN EKONOMI
KELAS MENENGAH INDONESIA AKAN TERUS
MENINGKAT
SEIRING KEMAJUAN EKONOMI
Ke depan, banyak kalangan yang memperkirakan Indonesia akan
memiliki prospek ekonomi yang tetap cerah. Karena itu, jumlah kelas
menengah kita pun akan turut bertambah.
McKinsey: Consuming class sebesar + 50 juta saat ini menjadi 135 juta (tahun 2030)
Slide 12
(Consuming class Mckinsey dekat dengan golongan pengeluaran di atas $4 dalam definisi Bank Dunia). Million
Slide 11
STRATEGI MENCAPAI KEUNGGULAN
DAN MENINGKATKAN DAYA SAING
BANGSA
STRATEGI MENCAPAI KEUNGGULAN
DAN MENINGKATKAN DAYA SAING
2010
2014
2025
CAPAIAN DAN VISI 2025
CAPAIAN DAN VISI 2025
PDB: USD 700 Milyar PDB/Kapita: USD 3.000
PDB: ~USD 4,0 - 4,5 Triliun PDB/Kapita: ~USD 14.250 - 15.500
(negara berpendapatan tinggi)
PDB: USD 820 Milyar PDB/Kapita: USD 3.500
PDB: USD ~ 850 Milyar*
PDB/Kapita:USD 3.600*
PDB: US$ ~ 1,2 triliun PDB/Kapita: US$ ~ 4.800-5.000 (Kekuatan ekonomi 14 besar dunia)
2013
PDB: USD ~ 997 Milyar PDB/Kapita: US$ ~ 4.000 - 4.500
Slide 12
2011
DENGAN SEMANGAT
NOT BUSINESS AS
USUAL
DENGAN SEMANGAT
NOT BUSINESS AS
USUAL
Business as Usual
waktu
Peningkatan
Value Added
Memfasilitasi percepatan investasi swasta sesuai
kebutuhannya Mendorong Inovasi
Mengintegrasikan pendekatan
sektoral dan Regional
Pemerintah berfungsi
sebagai regulator,
fasilitator dan katalisator
Menitikberatkan pada percepatan transformasi
ekonomi dengan pendekatan:
Slide 13
1. Perubahan mindset
2. Pengembangan Mutu Modal Manusia
3. Pemanfaatan seluruh sumber Pembiayaan Pembangunan 4. Pola pengelolaan Anggaran &
Kekayaan Negara yang lebih baik.
5. Konsistensi kebijakan yang mendorong transformasi sektoral
6. Keberlanjutan Jaminan Sosial & Penanggulangan Kemiskinan 7. Ketahanan Pangan & Air. 8. Ketahanan Energi
9. Reformasi Birokrasi
TUJUAN
PRASYARAT
Menuju
negara maju
yang lebih
sejahtera
Percepatan
dan
perluasan
pembanguna
n Ekonomi di
seluruh
wilayah
Tanah Air
Menuju
negara maju
yang lebih
sejahtera
Percepatan
dan
perluasan
pembanguna
n Ekonomi di
seluruh
wilayah
Tanah Air
PENGEMBANGAN
KORIDOR EKONOMI
Pengembangan (dan revitalisasi) pusat-pusat pertumbuhan Luar Jawa
PERKUATAN KONEKTIVITAS
NASIONAL
Sinergi antar-pusat
pertumbuhan dan pemerataan infrastruktur dasar
MEMPERCEPAT KEMAMPUAN SDM DAN IPTEK NASIONAL
Mendorong ke arah innovation driven economy
3 PILAR STRATEGI
3 PILAR STRATEGI
KERANGKA DISAIN
KERANGKA DISAIN
MP3EI
1
2
3
STRATEGI I
6 KORIDOR EKONOMI DENGAN TEMA STRATEGIS DAYA
SAING WILAYAH
STRATEGI I
6 KORIDOR EKONOMI DENGAN TEMA STRATEGIS DAYA
SAING WILAYAH
KE Sumatera
KE Kalimantan
KE Sulawesi
KE Jawa
KE Bali - Nusa Tenggara
KE Papua – Kep. Maluku
"Pendorong Industri dan Jasa
Nasional" ''Pintu Gerbang Pariwisata dan Pendukung Pangan
Nasional''
''Pusat Produksi dan Pengolahan Hasil Pertanian,
Perkebunan, dan Perikanan serta Pertambangan Nikel
Nasional'' "Sentra Produksi
dan Pengolahan Hasil Bumi dan Lumbung
Energi Nasional"
"Pusat Produksi dan Pengolahan Hasil Tambang
& Lumbung Energi Nasional"
“Pusat Pengembangan Pangan, Perikanan,
Energi dan Pertambangan
Nasional” Slide
KONEKTIVITAS INTER DAN
ANTAR-KORIDOR
KONEKTIVITAS INTER DAN
ANTAR-KORIDOR
STRATEGI 2:
PENGUATAN KONEKTIVITAS NASIONAL
STRATEGI 2:
PENGUATAN KONEKTIVITAS NASIONAL
ELEMEN UTAMA
Menghubungkan pusat-pusat pertumbuhan utama untuk memaksimalkan pertumbuhan berdasarkan prinsip
keterpaduan, bukan keseragaman.
Memperluas pertumbuhan
dengan menghubungkan daerah tertinggal dengan pusat
pertumbuhan melalui inter-modal supply chain systems.
Menghubungkan daerah
terpencil dengan infrastruktur & pelayanan dasar dalam
menyebarkan manfaat
pembangunan secara luas. (pertumbuhan yang inklusif)
“…… Locally integrated and globally
connected”
INFRASTRUKTUR DAN
KONEKTIVITAS
INFRASTRUKTUR DAN
KONEKTIVITAS
Padang
Singapore
Balikpapan
Makassar
Jayapura
Jarak Geografis
antara Jakarta dan kota-kota besar di Indonesia and Singapore
INFRASTRUKTUR DAN KONEKTIVITAS
INFRASTRUKTUR DAN KONEKTIVITAS
Jarak Ekonomi
Berdasarkan Trans Laut, biaya relatif kontainer 20-kaki dari Jakarta ke tujuan
domestik terhadap biaya ke Singapura
(unit cost = 1.0)
Padang
2.7
Singapore
1.0
Balikpapan1.3 Makassar
1.7 Jayapura
1.4
MEWUJUDKAN SDM BERILMU
PENGETAHUAN DAN BERTEKNOLOGI
MEWUJUDKAN SDM BERILMU
PENGETAHUAN DAN BERTEKNOLOGI
PERCEPATAN TRANSFORMASI INOVASI DALAM
EKONOMI
PERCEPATAN TRANSFORMASI INOVASI DALAM
EKONOMI
Pengembangan program pendidikan
akademik diarahkan pada
penyelarasan bidang dan program studi dengan potensi pengembangan ekonomi di setiap koridor ekonomi.
Universitas pusat riset dikembangkan
secara nasional sebagai bagian penting dari pusat inovasi nasional. Pengembangan universitas pusat riset didasarkan pada prinsip integrasi, resource sharing, dan memanfaatkan teknologi informasi secara optimal.
Kebutuhan peningkatan Angka Partisipasi Kasar (APK) dalam jumlah besar dalam waktu
cepat, membutuhkan model-model baru pengelolaan pendidikan tinggi dan menengah, yang antara lain dengan membangun Community College di tiap kota kabupaten dengan cara memperluas sekolah yang sudah ada. Melalui Community College, biaya pendidikan tinggi akan dapat ditekan karena peserta didik tidak harus pergi terlalu jauh untuk bisa kuliah
Slide 21
Efficiency Driven Economy
Efficiency Driven Economy
Innovatio n
Driven Economy
Innovatio n
Driven Economy
Kita harus menuju ke ke tahap untuk bisa
berdaya saing
INOVASI DAN PERTUMBUHAN EKONOMI
2010 - 2025
INOVASI DAN PERTUMBUHAN EKONOMI
2010 - 2025
INISIATIF PELAKSANAAN INOVASI YANG
DAPAT MENDUKUNG KEBERHASILAN
IMPLEMENTASI MP3EI
INISIATIF PELAKSANAAN INOVASI YANG
DAPAT MENDUKUNG KEBERHASILAN
IMPLEMENTASI MP3EI
1. Pengembangan Klaster Inovasi untuk Mendukung 6 (enam) Koridor Ekonomi.
Pengembangan 6 (enam) koridor ekonomi harus diiringi dengan penguatan klaster inovasi sebagai centre of excellence dalam rangka mendukung peningkatan kemampuan berinovasi untuk
meningkatkan daya saing dan terintegrasi dengan klaster-klaster industri.
1. Pengembangan Klaster Inovasi untuk Mendukung 6 (enam) Koridor Ekonomi.
Pengembangan 6 (enam) koridor ekonomi harus diiringi dengan penguatan klaster inovasi sebagai centre of excellence dalam rangka mendukung peningkatan kemampuan berinovasi untuk
meningkatkan daya saing dan terintegrasi dengan klaster-klaster industri.
2. Revitalisasi PUSPIPTEK sebagai S & T Park.
Merevitalisasi PUSPIPTEK sebagai S & T Park bertujuan untuk melahirkan IKM/UKM berbasis inovasi dalam berbagai bidang strategis yang mampu mengoptimalkan interaksi dan pemanfaatan sumber daya universitas, lembaga litbang, dan dunia usaha sehingga dapat menghasilkan produk inovatif.
3. Pembentukan Klaster Inovasi Daerah untuk Pemerataan Pertumbuhan.
MP3EI mendorong dan memberdayakan upaya masyarakat, pelaku usaha, pemerintah daerah yang sudah memiliki inisiatif untuk menumbuhkembangkan potensi inovasi pada beberapa produk dan program unggulan wilayah
4. Penguatan Aktor Inovasi.
Salah satu kunci keberhasilan pelaksanaan MP3EI tergantung pada upaya cerdas dan efektif para aktor inovasi dari unsur akademisi/peneliti, dunia usaha/industri, masyarakat, legislator, dan
pemerintah.
MEMPERKUAT OPERASIONALISASI SISTEM
INOVASI NASIONAL
MEMPERKUAT OPERASIONALISASI SISTEM
INOVASI NASIONAL
3 pelaku utama dalam sistem inovasi nasional
(a) pemerintah sebagai regulator, fasilitator dan katalisator; (b) pelaku usaha/industri sebagai pengguna hasil invensi; dan (c) lembaga-lembaga penelitian dan perguruan tinggi sebagai
penghasil produk invensi.
Kolaborasi ketiga pelaku utama sangat penting dan diperlukan untuk berkembangnya
produk-produk inovasi sesuai dengan kebutuhan.
Slide 24
Penguatan Sistem Inovasi Nasional
INDONESIA SEKARANG DAN
2030
INDONESIA SEKARANG DAN
2030
16 besar
perekonomian di dunia7 besar
perekonomian dunia53%
dari populasi di perkotaanmenyumbang
74% PDB
71%
dari populasi di perkotaanmenyumbang
86% PDB
55 juta
tenaga kerja terdidik (skilled workers)113 juta
tenaga kerja terdidik (skilled workers) yang dibutuhkan0,5 trilyun USD
peluang pasar pada sektor jasa, pertanian dan perikanan, sumber daya alam, dan pendidikan.1,8 trilyun USD
peluang pasar pada sektor jasa, pertanian dan perikanan,sumber daya alam, dan pendidikan.
Sumber : McKinsey Global Institute
Slide 25
Rendahnya kualitas & kuantitas manusia
terdidik
Komposisi lulusan Perguruan tinggi yang
tidak ideal Rendahnya dana riset
Tingginya risiko bencana alam di
Indonesia
Risiko tsunami
no 1 di dunia;
Risiko gempa
bumi no 3 di dunia;
Risiko banjir
no 6 di dunia;
Risiko bencana
terbanyak no 4 di dunia
Rasio S3 Indonesia masih sangat rendah dibandingkan dengan negara tetangga (98 orang per 1 juta penduduk);
Jumlah S3 per sejuta penduduk di : Malaysia 509, Iran 1.410, Jepang 6.438 (Sumber : Dikti, tahun 2011)
Besarmya kebutuhan SDM teknik untuk mendukung MP3EI (7.000 – 10.000 PhD).
Jumlah sarjana teknik Indonesia masih sangat sedikit (11,56%)
Persentase lulusan Teknik pada beberapa negara : Jerman 16%, Jepang 18%, Vietnam 20%, Malaysia 24% (Dikti dan sumber lain, 2011)
Sedikitnya dana riset Indonesia dibandingkan negara lain (0,07% dari PDB) dan rendahnya hasil karya ilmiah inovatif (buku dan karya paten)
Perbandingan dana riset pada beberapa negara terhadap PDB yaitu : Malaysia 0,63%,
Singapura 2,2%, Jepang 3,3% (Sumber LIPI, 2010)
1 2 3 4
TANTANGAN PENGEMBANGAN SDM
INDONESIA...
TANTANGAN PENGEMBANGAN SDM
INDONESIA...
PERBANDINGAN KOMPOSISI LULUSAN S1
PERBANDINGAN KOMPOSISI LULUSAN S1
27
Sumber: Dikti dan berbagai sumber lain, diolah
Persentase
Lulusan
Teknik (S1),
2011
Persentas
e Sarjana
di
Indonesia
Berdasark
an Bidang,
2011
Indonesia
membutuhkan
lebih banyak
lulusan teknik
untuk
mendorong
pengembangan
industri sesuai
arahan MP3EI
PERBANDINGAN JUMLAH S3
PERBANDINGAN JUMLAH S3
Sumber: Dikti, 2011, diolah oleh Tim Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP)
Negara Jumlah S3 Populasi (juta) Satu Juta PendudukRasio jumlah S3 per
23.000 234,0 98
14.000 27,5 509
1.690.000 1.198,0 1.410
819.000 127,2 6.438
3.100.000 314,7 9.850
PEMENUHAN
SDM-IPTEK MP3EI
PEMENUHAN
SDM-IPTEK MP3EI
29
• Pengembangan 10-20 PT Riset dan Pusat
Penelitian secara Nasional
• Pengembangan 10-20 PT Riset dan Pusat
Penelitian secara Nasional
PT Riset
PT Riset
• Satu PT & 2 Politeknik Unggul di tiap
Provinsi (100 Politeknik baru)
• Satu PT & 2 Politeknik Unggul di tiap
Provinsi (100 Politeknik baru) PT
• Satu Akademi Komunitas di tiap
Kab/Kota (521 Akademi Komunitas)
• Satu Akademi Komunitas di tiap
Kab/Kota (521 Akademi Komunitas)
Akademi Komunitas utk Tenaga Terampil
Setempat
Akademi Komunitas utk Tenaga Terampil
Setempat
• Perbaikan rasio SMK:SMA,
penguatan mutu dan relevansi SMK
• Perbaikan rasio SMK:SMA,
penguatan mutu dan relevansi SMK
Sekolah Menengah Kejuruan Sekolah Menengah Kejuruan
• Peningkatan mutu,
penguatan relevansi, dan sertifikasi lembaga kursus
• Peningkatan mutu,
penguatan relevansi, dan sertifikasi lembaga kursus
Kedaulatan Teknologi melalui Inovasi
Kedaulatan Industri dan
Ekonomi melalui SDM Unggul
Daya saing Industri dan
Ekonomi melalui SDM Terampil
SKEMA
Slide 29 Kursus/Pendidikan Non Formal utk
KNOWLEDGE SOCIETY
KNOWLEDGE SOCIETY
Slide 30