• Tidak ada hasil yang ditemukan

S JEP 1100210 Chapter1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "S JEP 1100210 Chapter1"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bahasa Jepang merupakan salah satu mata pelajaran bahasa asing yang diberikan di tingkat SMA. Meskipun memiliki peminat yang cukup banyak, adanya pelajaran bahasa Jepang di SMA tidak terlepas dari masalah. Bahasa Jepang merupakan bahasa yang sulit untuk dipelajari karena memiliki karakteristik tersendiri yang berbeda dengan bahasa lain. Dilihat dari aspek-aspek kebahasaannya, bahasa Jepang memiliki karakteristik tertentu, mulai dari huruf, kosakata, sistem pengucapan, gramatika, dan ragam bahasanya.

Kosakata bahasa Jepang berdasarkan asal- usulnya dikelompokkan kedalam tiga macam, yakni wago, kango, dan gairaigo. Sedangkan kosakata bahasa Jepang itu sendiri diklasifikasikan kedalam 10 kelompok kelas kata, yakni dooshi ‘verba’, i-keyoushi ‘adjektiva i’, na-i-keyoushi ‘adjektiva na’, meishi ‘nomina’, fukushi ‘adverbia’, rentaishi ‘prenonima’, setsuzokshi ‘konjungsi’, kandooshi ‘interjeksi’, jodooshi ‘verba bantu’, dan joshi ‘partikel’. Keberagaman kelas kata inilah yang merupakan salah satu faktor penyebab kesulitan belajar bahasa Jepang, khususnya di SMA. Termasuk saat mempelajari materi yang berhubungan dengan josuushi ‘kata bantu bilangan’.

Seperti yang diketahui bahwa menghitung benda dalam bahasa Jepang memiliki satuan yang berbeda-beda, seperti halnya dalam bahasa Indonesia. Cara menghitung suatu benda dalam bahasa Jepang berbeda, tergantung pada jenis benda yang dihitungnya. Pemakaian kata bantu bilangan sangat tergantung pada sifat, ciri, atau karakteristik objeknya. Misalnya untuk benda-benda yang memiliki bentuk agak panjang, bulat, namun lonjong seperti pensil, botol, dan sebagainya digunakan kata bantu bilangan hon. Untuk menunjukkan urutan waktu yang menyatakan jam,

(2)

jikan. Binatang-binatang yang berukuran kecil seperti kucing, anjing, dan sebagainya menggunakan kata bantu bilangan hiki.

Kata bantu bilangan ada yang mengalami perubahan bunyi di awal katanya jika digabungkan dengan bilangan-bilangan tertentu. Misalnya kata bantu bilangan hon akan berubah bunyi menjadi pon bila dipakai setelah bilangan ichi ‘satu’, roku ‘enam’, hachi ‘delapan’, dan juu ‘sepuluh’. Bahkan ada juga kata bantu bilangan yang mengalami perubahan bunyi pada awal kata secara kesuluruhan, misalnya untuk menghitung benda-benda umum seperti kursi, meja, buah, dan sebagainya digunakan kata bantu bilangan tsu, seperti hitotsu ‘satu buah’, futatsu ‘dua buah’, mittsu ‘tiga buah’, yottsu ‘empat buah’, itsutsu ‘lima buah’, dan seterusnya.

Berdasarkan data yang telah diperoleh dari hasil penelitian awal penulis pada bulan April 2015 terhadap siswa SMA kelas XI SMAN 5 Cimahi, terdapat banyak kesalahan dalam penggunan kata bantu bilangan. Salah satu kesalahan terletak pada kata bantu bilangan ‘nichi’. Sembilan puluh persen siswa mengerti makna dari kata bantu bilangan ‘nichi’. Tetapi ketika diminta untuk menuliskan ‘tanggal 2’, 80 % siswa menuliskan ‘ni-nichi’dan 20 % sisanya menuliskan ‘ni-chi’. Padahal jawaban yang tepat untuk untuk menuliskan tanggal 2 adalah ‘futsuka’.

Kesalahan lain terjadi pada kata bantu bilangan yang digunakan untuk menghitung menit ‘fun’. Sembilan puluh persen siswa mengerti makna dari kata bantu bilangan ‘fun’. Tetapi banyak terjadi kesalahan ketika menuliskan ‘enam menit’. Tujuh puluh persen siswa menuliskan ‘rokupun’, 20% siswa menuliskan ‘ropun’, dan hanya 10 % siswa yang menuliskannya dengan tepat, yaitu ‘roppun’.

Sebelumnya pernah dilakukan pula penelitian yang serupa oleh Nurdini Eka Putri (2012) mengenai analisis kesalahan penggunaan kata bantu bilangan bahasa Jepang pada mahasiswa bahasa Jepang Universitas Pendidikan Indonesia. Dari hasil penelitian diketahui bahwa terdapat banyak kesalahan dalam penggunaan kata bantu bilangan, khususnya pada beberapa kata bantu bilangan yang mengalami perubahan bunyi.

(3)

akan menjadi tidak wajar apabila kesalahan-kesalahan tersebut tetap dibiarkan dan dilakukan berulang-ulang.

Kemudian dengan sudut pandang yang berbeda dengan Nurdini Eka Putri (2012), penulis melakukan penelitian dengan tema yang serupa namun pada objek yang berbeda. Jika sebelumnya penelitian tersebut merupakan analisis kesalahan dalam menggunakan kata bantu bilangan bahasa Jepang yang mengarah pada mahasiswa, dalam penelitian ini objek yang dikaji adalah siswa SMA.

Alasan mengapa penulis mengambil materi mengenai kata bantu bilangan sebagai bahan penelitian dikarenakan dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak luput dari hitungan bilangan, yang mana bilangan tersebut biasanya diikuti oleh kata bantu bilangannya. Selain itu, kata bantu bilangan merupakan satu dari sekian banyak materi mengenai kosakata yang diajarkan dalam pembelajaran bahasa Jepang SMA. Materi mengenai kata bantu bilangan umumnya sudah diberikan mulai dari kelas X SMA dan setiap tahunnya selalu muncul dalam butir tes soal evaluasi semester.

Pada dasarnya, tujuan akhir pembelajaran bahasa Jepang yaitu agar pembelajar dapat berkomunikasi menggunakan bahasa Jepang baik secara lisan maupun tulisan, yang mana salah satu faktor yang dapat menunjangnya adalah penguasaan kosakata yang baik dan memadai. Kemudian apabila kesalahan dalam menggunakan kosakata ini dibiarkan, akan muncul kekhawatiran baru terhadap penggunaan kalimat bahasa Jepang yang baik dan benar.

Didasari dari latar belakang yang telah diuraikan di atas, penulis tertarik untuk melakukan analisa terhadap kesalahan siwa SMA dalam menggunakan kata bantu bilangan dengan judul penelitian “Analisis Kesalahan Penggunaan Kata Bantu Bilangan Bahasa Jepang Pada Siswa Kelas XI SMAN 5 Cimahi Tahun Ajaran 2014/2015”.

B. Rumusan Masalah Penelitian

(4)

Apa jenis kesalahan yang kerap muncul pada siswa dalam menggunakan kata bantu bilangan bahasa Jepang?

Masalah umum tersebut dapat terjawab apabila masalah-masalah khususnya sudah terjawab. Adapun masalah khusus dari penelitian ini, yaitu:

1. Dimana letak kesalahan yang kerap dilakukan siswa dalam menggunakan kata bantu bilangan bahasa Jepang?

2. Apakah faktor penyebab kesulitan yang dihadapi siswa dalam menggunakan kata bantu bilangan bahasa Jepang?

3. Bagaimana solusi untuk mengatasi kesalahan tersebut agar tidak terulang di kemudian hari?

Untuk menghindari perluasan penelitian, maka penelitian ini hanya terbatas pada hal-hal berikut:

1. Penelitian ini hanya menganalisis kesalahan makna dan kesalahan dalam penulisan cara baca dalam penggunaan kata bantu bilangan bahasa Jepang. 2. Penelitian ini hanya menganalisis kesalahan siswa dalam menggunakan kata

bantu bilangan bahasa Jepang yang diberikan di level SMA

C. Tujuan Penelitian

Dari rumusan masalah yang tertulis di atas, maka penulis merumuskan tujuan umum yang ingin dicapai dalam penelitian ini, yakni untuk mengetahui jenis kesalahan apa yang kerap muncul pada siswa dalam menggunakan kata bantu bilangan bahasa Jepang. Sedangkan untuk tujuan khusus yang ingin dicapai dalam penelitian ini, yaitu untuk mengetahui:

1. Letak kesalahan yang kerap dilakukan siswa dalam menggunakan kata bantu bilangan bahasa Jepang.

2. Faktor penyebab kesulitan yang dihadapi siswa dalam menggunakan kata bantu bilangan bahasa Jepang.

(5)

D. Manfaat Penelitian

Sebuah penelitian harus memiliki manfaat, baik bagi peneliti sendiri maupun bagi orang lain. Adapun manfaat penelitian ini, antara lain sebagai berikut:

1. Manfaat secara teoritis

Secara umum, penelitian ini dapat memberikan konstribusi dalam perkembangan pendidikan bahasa Jepang di Indonesia. Khususnya memberikan informasi mengenai kesalahan yang kerap dilakukan siswa dalam menggunakan kata bantu bilangan, baik dalam penulisan berupa ujian tulis maupun dalam bentuk pengucapan yaitu komunikasi dengan orang lain.

2. Manfaat secara praktis

a. Bagi penulis

Sebagai calon pendidik bahasa Jepang, penulis perlu mengetahui benar ilmu yang harus disampaikan dalam pembelajaran bahasa Jepang untuk meningkatkan kualitas pendidikan pembelajaran bahasa Jepang dimana pembelajaran yang bersifat terpadu harus membawa hasil nyata dalam kehidupan sehari-hari peserta didik. Karena itu penelitian ini sangat berguna bagi penulis untuk lebih memahami pembelajaran mengenai kata bantu bilangan dalam rangka meminimalisir kesalahan pemanfaatan ilmu terhadap peserta didik.

b. Bagi lembaga

(6)

c. Bagi siswa/pembelajar bahasa Jepang

Memberikan pengetahuan tentang pembelajaran kata bantu bilangan sehingga siswa dapat lebih memahami dan menghindari kesalahan dalam penggunaan kata bantu bilangan tersebut. Penelitian ini bisa menjadi bahan referensi bagi mahasiswa yang akan melakukan penelitian selanjutnya.

E. Struktur Organisasi Skripsi

Referensi

Dokumen terkait

Belum adanya syslog server yang dapat menampilkan log jika terjadi serangan di sebuah jaringan client yang ditampilkan secara terpusat untuk memudahkan para admin wahana

Kapitel General memerintahkan setiap Provinsi dan Proprovinsi untuk memasukkan ke dalam Statuta mereka norma-norma yang jelas dan hati-hati untuk membebaskan anggota dari kewajiban

Bagian pertama tentang pendekatan dalam kajian etika komunikasi yaitu pendekatan kultural guna menganalisis perilaku pelaku profesi komunikasi dan pendekatan strukrural

“Kami membina para mahasiswa untuk menjadi bagian dari garda terdepan yang akan menjaga nama baik IPB, hal ini terbukti dari kasus krisis yang dihadapi, IPB dapat mengatasi hal

Ada tiga penyebab utama antara lain; (1) faktor meningkatnya pertumbuhan penduduk baik secara alami (kelahiran) maupun perpindahan penduduk dari desa ke kota (urbanisasi),

1.Unified Modeling Language memberikan visualisasi serta panduan yang jelas dalam proses perancangan perangkat lunak MP3 Player, hingga dapat terealisasi program yang dapat

Hal tersebut dapat menyebabkan menurunnya Citra merek ( Brand Image ) Extra Joss. Strategi yang dilakukan oleh Extra Joss untuk meningkatkan Brand Image adalah