• Tidak ada hasil yang ditemukan

KOTA RAMAH GENDER, SEBUAH AWAL UNTUK KOTA YANG BERKELANJUTAN - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KOTA RAMAH GENDER, SEBUAH AWAL UNTUK KOTA YANG BERKELANJUTAN - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)"

Copied!
1
0
0

Teks penuh

(1)

– GMPPR – DITJEN PENATAAN RUANG, DEP. PEKERJAAN UMUM – IAI – IAP – THE WERDHAPURA VILLAGE, 21 DESEMBER 2009

1

Abstrak Kota yang baik adalah kota yang dapat mengakomodir kebutuhan penghuninya. Melihat trend pertumbuhan penduduk Indonesia, ternyata kecenderungan jumlah perempuan lebih besar daripada pria dari tahun ke tahun. Hal ini mengindikasi perlunya dilakukan suatu konsep perencanaan kota yang dalam prosesnya melibatkan aktivitas perempuan. Menurut literatur, kota yang berkelanjutan dan ramah gender adalah kota yang pro sosial, yaitu mengupayakan pemerataan akses terhadap pelayanan publik, mengakomodasi perbedaan budaya dan kesetaraan gender. Namun demikian, kota yang berkelanjutan juga perlu menerapkan prinsip-prinsip kualitas hidup supaya integrasi dimensi lingkungan, sosial, ekonomi dan budaya terakomodir. Beberapa kriteria dalam mewujudkan kota ramah gender, menghasilkan rekomendasi implementatif seperti CPTED (crime prevention through environmental design), perluasan akses usaha melalui kredit mikro dan penyediaan serta perancangan sarana publik.

Keywords : perempuan, aktivitas perkotaan, berkelanjutan

I. PENDAHULUAN

Berdasarkan data BPS tahun 2008, jumlah penduduk Indonesia tahun 2009 diperkirakan mencapai 240 juta jiwa, dengan komposisi hampir 2/3 adalah perempuan. Ditambah data statistik dari survei Sosial tahun 2007, menunjukkan bahwa 13,60 % atau sekitar enam juta rumah tangga di Indonesia dikepalai oleh wanita, dan menanggung 5 orang anggota keluarga. Secara tidak langsung hal ini menunjukkan bahwa paradigma perencanaan pembangunan, sudah seharusnya melibatkan trend tersebut. Bahwa perempuan sudah menjadi salah satu aktor kunci dalam proses pembangunan. Hal ini mengindikasikan perlunya melibatkan perempuan dalam kegiatan perencanaan kota.

Beberapa implementasi peran perempuan dalam proses pembangunan perkotaan, telah menunjukkan beberapa keberhasilan. Diantaranya adalah beberapa pelopor wanita yang berkontribusi terhadap lingkungan dan penerima penghargaan Kalpataru 2008 adalah Sriyatun dari Surabaya dan Theresia Mia Tobi dari Kabupaten Flores Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Sriyatun adalah wanita yang mengajak komunitasnya untuk mengelola sampah menjadi produk bernilai tambah yang akhirnya tidak saja mampu mensejahterakan penduduk sekitarnya,

Landung Esariti, Laboratorium Pengembangan Kota Jurusan PWK UNDIP, 024-740554. adoeng@gmail.com

namun merubah wajah lingkungan permukiman yang tadinya kumuh menjadi lebih bersih dan tertata rapi. Keberhasilan Sriyatun tercatat telah diikuti 18 kecamatan di Kota Surabaya. Tidak hanya itu, kota-kota lainpun telah mulai mengikutinya, diantaranya adalah Yogyakarta, Sumenep, Probolinggo, Sidoarjo, Sorong, Dumai, Jakarta dan beberapa kota di Lampung, Aceh dan Kalimantan.

Sedangkan Ibu Theresia adalah pelopor penyelamat pohon gaharu, yang telah merubah sebagian besar kawasan menjadi hijau dan bernilai tambah. Upaya penanaman gaharu ini kemudian diikuti oleh sebagian besar warga Flores Timur dan mencapai areal seluas 33 hektar (www.menlh.go.id).

Paparan diatas menunjukkan bahwa sebenarnya perempuan mempunyai peran yang cukup signifikan bagi pengembangan komunitas di sekitarnya, yang berdampak secara tidak langsung bagi proses pembangunan. Berdasarkan hal tersebut maka paper ini akan mengkaitkan peran perempuan dalam keberlanjutan suatu kota dan beberapa contoh inovatif yang dapat direkomendasikan dari interaksi tersebut.

Untuk selanjutnya paper ini akan menguraikan beberapa konsep literatur yang berhubungan dengan kota keberlanjutan, quality of life dan gender. Diikuti oleh upaya implementasi integrasi gender dalam kota keberlanjutan, dalam bentuk rekomendasi yang didapatkan dari best practices.

II. LITERATUR KOTA BERKELANJUTAN YANG RAMAH GENDER

2.1 Kota berkelanjutan

Keberlanjutan merupakan suatu paradigma yang kemudian diharapkan menjadi satu jiwa bagi setiap aktivitas interaksi manusia dan lingkungannnya. Ada 2 pandangan dalam memaknai pembangunan berkelanjutan, satu berhubungan dengan bahwa pembangunan berkelanjutan dapat terjadi bila konsep moral manusia berbasis pada perubahan perilaku manusia dalam mengelola lingkungannya. Artinya hubungan timbal balik yang saling menguntungkan akan menjamin keberlanjutan aktivitas manusia diatasnya. Kedua, perspektif yang beranggapan bahwa konsep keberlanjutan harus diterapkan dalam pembangunan, yang berarti bahwa pembangunan perekonomian harus menitikberatkan pada peningkatan kesejahteraan masyarakat secara luas dan proses pembangunan tidak mengganggu kestabilan lingkungan hidup.

KOTA RAMAH GENDER, SEBUAH AWAL UNTUK KOTA YANG BERKELANJUTAN

Landung Esariti

SEMINAR NASIONAL “IDENTITAS KOTA-KOTA MASA DEPAN DI INDONESIA” “tomorrow ‘s success is today’s strategies”

Referensi

Dokumen terkait

Mata kuliah ini membahas konsep dasar perilaku konsumen, tipe-tipe konsumen, dan metode-metode penelitian perilaku konsumen, serta faktor- faktor yang mempengaruhi

Perancangan Sistem Repositori Institusi Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Agrobisnis Perkebunan.. Medan: Departemen Ilmu Perpustakaan dan Informasi, Fakultas Ilmu Budaya,

Menurut Pamilia Coniwanti (2014), pada penelitiannya tentang pembuatan film plastik biodegradabel dari pati jagung dengan penambahan kitosan dan pemplastis

Materi yang dipelajari dalam mata kuliah ini berisi tentang konsep dasar, dimensi, hakekat, landasan, prinsip, sumber, nilai rujukan, model, tujuan,

Tujuan Umum pembelajaran berbasis masalah pada mata kuliah Mikrobiologi dapat menjadi solusi untuk meningkatkan kemampuan lulusan dalam pemahaman konsep mikrobiologi

kerjasama antar warga dalam mencapai tujuan yang telah disepakati bersama. Kondisi sosial demikian tercipta karena adanya nilai-nilai sosial yang menjadi..

D I KALURAHAN SÉKÉLOA KACAMATAN COBLONG KOTA BAND UNG PIKEUN BAHAN PANGAJARAN MACA D I SMA KELAS XII. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Dalam perkuliahan ini pengajar menjelaskan tentang hal-hal yang berkaitan dengan materi pemelajaran seperti penggunaan kosakata, pola-pola kalimat, dan ungkapan-ungkapan