• Tidak ada hasil yang ditemukan

Keppres Nomor 51 Tahun 2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Keppres Nomor 51 Tahun 2014"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

SALINAN

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 51 TAHUN 2014

TENTANG

PEMBENTUKAN PANITIA SELEKSI CALON HAKIM KONSTITUSI YANG DIAJUKAN OLEH PRESIDEN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa masa tugas Sdr. Dr. Hamdan Zoelva, S.H., M.H. sebagai Hakim Konstitusi yang diajukan oleh Presiden akan berakhir pada bulan Januari 2015;

b. bahwa dalam rangka memilih calon Hakim Konstitusi pengganti secara transparan, partisipatif, obyektif, dan akuntabel sesuai amanat Pasal 19 dan Pasal 20 ayat (2) Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2011, maka dipandang perlu membentuk Panitia Seleksi Calon Hakim Konstitusi yang diajukan oleh Presiden;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan pada huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Keputusan Presiden tentang Pembentukan Panitia Seleksi Calon Hakim Konstitusi yang diajukan oleh Presiden;

Mengingat : 1. Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

2. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 98, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4316) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2011 tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 70, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5226);

(2)

- 2 -

MEMUTUSKAN:

Menetapkan: KEPUTUSAN PRESIDEN TENTANG PEMBENTUKAN PANITIA SELEKSI CALON HAKIM KONSTITUSI YANG DIAJUKAN OLEH PRESIDEN.

KESATU : Membentuk Panitia Seleksi Calon Hakim Konstitusi yang diajukan oleh Presiden, yang selanjutnya dalam Keputusan Presiden ini disebut

Panitia Seleksi.

KEDUA : Panitia Seleksi sebagaimana dimaksud pada diktum KESATU terdiri

dari:

Pengarah : 1. Prof. Pratikno, M.Soc.Sc.,

Menteri Sekretaris Negara.

2. Dr. Yasonna H. Laoly, S.H., M.Sc.,

Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia.

Ketua merangkap

Anggota

: Prof. Dr. Saldi Isra, S.H., MPA;

Sekretaris

merangkap Anggota

: Refly Harun, S.H., M.H. LL.M;

Anggota : 1. Prof. Dr. Harjono, S.H., MCL;

2. Dr. Todung Mulya Lubis. S.H., LL.M.;

3. Dr. Maruarar Siahaan, S.H.;

4. Prof. Dr. Widodo Ekatjahjana, S.H., M.Hum.;

5. Prof. Dr. Satya Arinanto, S.H., M.H.

(3)

- 3 -

KETIGA : Panitia Seleksi mempunyai tugas:

1. Mengumumkan penerimaan dan melakukan pendaftaran Calon

Hakim Konstitusi yang diajukan oleh Presiden;

2. Mengumumkan kepada masyarakat mengenai Calon Hakim

Konstitusi yang diajukan oleh Presiden untuk mendapatkan

tanggapan dan masukan;

3. Menyeleksi dan menentukan nama Calon Hakim Konstitusi yang

diajukan oleh Presiden; dan

4. Menyampaikan kepada Presiden nama-nama Calon Hakim

Konstitusi hasil seleksi.

KEEMPAT : Panitia Seleksi bertanggung jawab dan melaporkan pelaksanaan

tugasnya kepada Presiden.

KELIMA : Panitia Seleksi dibantu oleh Sekretariat yang dibentuk berdasarkan

Keputusan Menteri Sekretaris Negara.

KEENAM : Masa kerja Panitia Seleksi terhitung sejak ditetapkannya Keputusan

Presiden ini sampai dengan diangkatnya Hakim Konstitusi hasil

seleksi.

KETUJUH : Segala biaya yang diperlukan untuk pelaksanaan tugas Panitia Seleksi

dibebankan kepada Anggaran Belanja Negara pada Kementerian

Sekretariat Negara.

(4)

- 4 -

KEDELAPAN : Keputusan Presiden ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal 9 Desember 2014

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

ttd

JOKO WIDODO

Salinan sesuai dengan aslinya

SEKRETARIAT KABINET RI

Deputi Bidang Politik, Hukum

dan Keamanan,

ttd.

Referensi

Dokumen terkait

bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 21 ayat (1) Undang-Undang Nomor 13 tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji, sebagaimana telah diubah dengan

Dalam melaksanakan tugas dan fungsi tersebut BPKH berkewajiban mengelola Keuangan Haji secara transparan dan akuntabel untuk sebesar-besarnya kepentingan Jemaah Haji

Ketentuan Pasal 22 ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menyatakan bahwa jika suatu peraturan pemerintah pengganti undang-undang tidak

Hakim Mahkamah Konstitusi yang kami hormati, sebenarnya Pasal yang hendak diuji ini adalah pasal dari Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2007 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum

Dalam rangka pengelolaan keuangan daerah yang akuntabel dan transparan, sebagaimana diatur dalam Undang-undang di bidang keuangan negara, Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003

Atau jika Majelis Hakim Konstitusi berpendapat dan menganggap Pasal 263 ayat (1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1981 tentang Kitab Undang-Undang

Pemerintah ini didirikan suatu Perusahaan Umum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2) Undang-undang Nomor 9 Tahun 1969 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti

Kewenangan Hakim Konstitusi dalam menafsirkan peraturan perundang-undangan berdasarkan Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman dapat dilihat dari Pasal 5 ayat 1