BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan Metode Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah gabungan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Penelitian kualitatif dilakukan dalam setting tertentu untuk mengetahui kondisi riil (alamiah) dengan maksud
menginvestigasi dan memahami fenomena: apa yang terjadi, mengapa terjadi dan bagaimana terjadinya?. Jadi riset kualitatif adalah berbasis pada konsep “going exploring” yang melibatkan in‐depth and case‐oriented study atas sejumlah kasus atau kasus tunggal yang berhubungan dengan pelatihan manajemen berbasis kompetensi untuk meningkatkan kreativitas pengelola PKBM di Kota Gorontalo. Penelitian kuantitatif digunakan mengumpulkan data kreativitas pengelola PKBM untuk menjadi dasar pembuktian (verifying) teori-teori yang sudah ada. Untuk mengumpulkan data tersebut digunakan pretest, posttest dan pengamatan terhadap kreativitas pengelola PKBM.
Metode yang digunakan adalah metode research and development (R& D). Model penelitian dan pengembangan adalah: “a process develop andd validate educational product”. Lebih lanjut dijelaskan bahwa produk
pendidikan tidak hanya objek-objek material, seperti buku teks, film untuk pengajaran, prosedur dan proses seperti metode mengajar, atau pengorganisasian pengajaran. Wujud dapat berupa tujuan belajar, metode,
kurikulum, evaluasi, baik perangkat keras, lunak maupun cara atau prosedurnya.
Selaras dengan pemikiran tersebut, yang menjadi tujuan utama dalam penelitian ini, untuk menemukan atau membuat model pelatihan baru dan atau perbaikan terhadap produk lama pendidikan guna menumbuhkembangkan budaya kewirausahaan di dalam masyarakat untuk mendorong terciptanya masyarakat mandiri dan siap menjadi wirausaha baru melalui optimalisasi masyarakat dalam unit-unit usaha dengan berbagai potensi yang dimilikinya. B. Prosedur Pengumpulan Data
Metode yang digunakan penelitian adalah metode R & D, maka prosedur (langkah-langkah ) dalam pelaksanaan penelitian ini mengacu pada apa yang dipaparkan oleh Borg & Hall (2003) yakni sebagai berikut:
1). Melakukan studi pendahuluan, yakni untuk memperoleh data empiric (melalui observasi) tentang kondisi warga belajar dan studi teoretik (studi literature), yakni konseptual yang terkait dengan data awal (empiric) yang diperoleh.
3). Merevisi (memperbaiki) model berdasarkan masukan pada pakar (praktisi) sampai model tersebut siap untuk diuji cobakan (mungkin masih diperlukan pertemuan dengan para pakar yang relevan?
4). Uji coba model secara terbatas ke lapangan, yakni dengan eksperimen semu” (One Group-Postest Only Design) dengan tujuan melihat keefektifan model tersebut melalui pengamatan, wawancara atau angket. 5). Revisi model awal, yakni analisis dan penyempurnaan model tersebut
berdasarkan hasil uji coba awal di lapangan
6). Uji coba pelaksanaan di lapangan, yakni dilaksanakan di masyarakat yang sesungguhnya (lebih luas), yakni dengan One Group Pretest-Postest Only Design. Ini mungkin membutuhkan waktu yang lebih lama dan perlu ke lapangan berulang-ulang
7). Revisi model (penyempurnaan) yakni memperbaiki hal-hal yang masih lemah atau kurang efektif
8). Final pengembangan model pelatihan manajemen berbasis kompetensi untuk meningkatkan kinerja pengelola PKBM
Gambar 3.1. Langkah-Langkah Penelitian Pemahaman Fenomena
Studi Teoretik
Penyusunan Indikator
Validasi instrumen
Analisis Data secara Kualitatif
Deskripsi Data
Perumusan Model Konseptual
Validasi Model Konseptual
Revisi Model Konseptual
Uji Coba Terbatas Model Konseptual
Revisi Uji Coba Terbatas Model
Uji Coba Model (lapangan)
Penyempurnaan Model (Validasi) Pengumpulan dan
Pengolahan Data
C. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
Keberhasilan suatu penelitian dengan teknik kualitatif sangat tergantung pada ketelitian, kelengkapan catatan lapangan (field notes) yang disusun oleh peneliti. Catatan lapangan tersebut disusun melalui observasi, wawancara dan studi dokumenter. Ketiga teknik pengumpulan data ini untuk memperoleh informasi yang saling menunjang dan melengkapi.
a. Teknik Observasi
Teknik observasi adalah suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologi dan psikologis yang berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan lain-lainnya. Intensitas partisipasi pengamat dapat dilakukan dalam lima tingkatan yaitu dari partisipasi nihil (non pariticipation), partisipasi pasif (pasive partisipation), partisipasi sedang (moderate partisipation), partisipasi aktif (active partisipation), sampai dengan partisipasi penuh (complete partisipation).
Dengan mempertimbangkan kedudukan peneliti dan sifat penelitian, maka dalam penelitian ini peneliti melakukan observasi dengan tingkatan partisipasi moderat. Dalam hal ini peneliti melakukan observasi mulai dari kegiatan sebagai penonton, sewaktu-waktu turut serta dalam situasi atau kegiatan yang berlangsung.
b. Teknik Wawancara
Wawancara adalah proses memperoleh keterangan tentang objek penelitian yang dilaksanakan secara langsung maupun tidak langsung dengan menggunakan alat yang dinamakan pedoman wawancara (interview guide)
Data yang dikumpulkan melalui wawancara adalah (1) model yang diterapkan dalam pelatihan manajemen berbasis kompetensi untuk mengembangkan kreativitas pengelola PKBM, (2) peserta pelatihan, (3) fasilitator pelatihan, (3) waktu dan lamanya pelatihan, (4) PKBM yang pernah mengikuti pelatihan manajemen berbasis kompetensi, (5) fasilitas yang digunakan dalam pelatihan, dan (6) pihak-pihak yang menjadi penyelenggara pelatihan.
Walaupun wawancara adalah proses percakapan yang berbentuk tanya jawab dengan tatap muka. Dengan demikian wawancara dimaksudkan untuk mengumpulkan data penelitian. Beberapa hal dapat membedakan wawancara dengan percakapan sehari-hari, antara lain:
- Antara pewawancara dan yang diwawancarai belum saling mengenal; - Terjadi interaksi antara pewawancara dan yang diwawancarai;
- pewawancara mengajukan pertanyaan;
- pertanyaan yang diajukan oleh harus selalu bersifat netral, atau tidak menjurus pada suatu jawaban tertentu;
Pertanyaan panduan ini dinamakan interview guide Interaksi serta komunikasi dalam wawancara akan menjadi mudah jika waktu, tempat, serta sikap masyarakat menunjang situasi. Waktu wawancara harus dicari sedemikian rupa, sehingga bagi responden merupakan waktu tersebut adalah waktu yang tidak digunakan untuk pekerjaan lain, dan dijaga supaya responden tidak menggunakan waktu yang terlalu lama untuk wawancara. Tempat untuk wawancara haruslah suatu tempat yangdapat diterima oleh responden dan dapat diterima oleh masyarakat sekelilingnya.
Suatu keserasian antara pewawancara, responden, serta situasi wawancara perlu dipelihara supaya terdapat suatu komunikasi yang lancar dalam wawancara. Dalam hubungan ini, maka sangat diperlukan:
1). Suatu hubungan yang baik antara pewawancara dan responden sehingga wawancara beralan dengan lancar;
2). Kemampuan pewawancara mencatat jawaban sejelas-jelasnya, teliti dan sesuai dengan maksud jawaban;
3). Kemampuan pewawancara menyampaikan pertanyaan kepada responden sejelas-jelasnya dan sesederhana mungkin dan tidak menyimpang dari interview guide;
c. Teknik dokumentasi, yaitu untuk melengkapi data yang bersifat dokumen, foto, gambar, dan lain-lain yang diperlukan untuk kelengkapan penelitian. Dalam penelitian ini dokumen dapat dijadikan bahan triangulasi untuk mengecek kesesuaian data. Sebelum data dari dokumen, ada tiga hal yang perlu dipertimbangkan, yaitu; (a) apakah dokumen itu otentik atau palsu, (b) apakah isinya dapat diterima sebagai kenyataan, dan (c) apakah data itu cocok untuk menambah pengertian tentang gejala yang diteliti.
Data data yang dikumpulkan melalui teknik dokumentasi adalah foto-foto tentang pelatihan, program pembelajaran (silabus, RPP, materi, dan jadwal), daftar peserta pelatihan, daftar fasilitator, dan profil PKBM. d. Tes
Tes digunakan untuk mengetahui data tentang kemampuan awal dan akhir dari peserta pelatihan tentang materi manajemen. Tes dilakukan dalam bentuk pretest yang diberikan pada awal kegiatan untuk mengetahui kemampuan awal peserta sebelum mengikuti pelatihan dan posttest diberikan pada akhir kegiatan untuk mengetahui kemampuan akhir peserta setelah mengikuti pelatihan. Tes diberikan dalam bentuk pilihan ganda atau multiple choice dengan 4 option jawaban, sebagaimana terdapat pada
lampiran 8.
D. Data dan Sumber Data
kompetensi untuk meningkatkan kreativitas pengelola PKBM di Kota Gorontalo.
Data dalam penelitian ini terbagi atas data primer dan data sekunder. Data primer adalah data tentang pengembangan model manajemen berbasis kompetensi untuk meningkatkan kreativitas pengelola PKBM di Kota Gorontalo diperoleh dari hasil wawancara sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh dari dokumen-dokumen dan informasi-informasi yang relevan dengan variabel penelitian.
Data hasil penelitian awal diperoleh bahwa terdapat 16 PKBM di Kota Gorontalo. Dari 16 PKBM tersebut terdapat 9 PKBM yang pernah mengikuti pelatihan tentang manajemen berbasis kompetensi, sedangkan 7 PKBM lainnya belum pernah mengikuti pelatihan manajemen berbasis kompetensi. Pelatihan yang digunakan masih berbentuk kompensional dan belum dapat meningkatkan kreativitas pengelola PKBM.
E. Analisis Data
Proses penelitian dan pengembangan memiliki prosedur dan langkah-langkah sebagai berikut: (a) produk yang dikembangkan diperoleh dari hasil penelitian yang relevan, (b) mengembangkan produk berdasarkan hasil penelitian, (c) uji lapangan, dan (d) mengurangi kesalahan dan kelemahan-kelemahan dalam pelaksanaan ujicoba lapangan.
Dalam penelitian awal, data yang diperoleh dari hasil observasi, wawancara dan dokumentasi dianalisis dengan teknik induksi. Datanya kebanyakan berbentuk kata-kata, pernyataan, perilaku, gambar-gambar, foto, dokumen-dokumen dan tanda-tanda lain. Untuk kepentingan analisis dan interpretasi lebih lanjut, setiap paragraf dari teks tersebut diberi kode cetak untuk mengenal substansi model pelatihan manajemen berbasis kompetensi untuk meningkatkan kreativitas pengelola PKBM di Kota Gorontalo dapat dikelompokkan secara sistematis dan diinterpretasi secara bermakna.
Aplikasi teknik analisis data dalam penelitian ini dikelompokkan atas tiga tahap, yaitu studi pendahuluan, pengembangan model dan kajian efektivitas. 1) Tahap Studi Pendahuluan
Pada tahap studi pendahuluan digunakan teknik analisis data kualitatif. Huberman dan Miles (dalam Sugiyono (2007: 276) mengatakan bahwa analisis data dan pengumpulan data kualitatif memperlihatkan sifat interaktif, sebagai suatu sistem dan merupakan siklus. Pengumpulan data ditempatkan sebagai bagian komponen yang merupakan bagian integral dari kegiatan analisis data sebagaimana gambar berikut:
Gambar 3.2. Komponen-Komponen Analisis Data Model Interaktif
2) Tahap Pengembangan Model
Pada tahap pengembangan model dilakukan analisis deskriptif, di mana berdasarkan hasil studi pendahuluan dan kajian teoretik meliputi menyusun model pelatihan manajemen berbasis kompetensi untuk meningkatkan kreativitas pengelola PKBM. Model yang disusun ini kemudian divalidasi
Data collection
Data Display
Data Reduction
pakar, praktisi, dan teman sejawat serta dikonsultasikan dengan dosen pembimbing.
3) Tahap Kajian Efektivitas
Pada tahap kajian efektivitas model ini menggunakan analisis deskriptif kuantitatif. Analisis data kuantitatif dalam penelitian ini menggunakan model eksperimen “Randomized Posttest-Only Control Group Design” (desain kelompok kontrol PascaTest beracak) yang bagannya sebagai berikut:
Kelompok Perlakuan Pascatest
A (ke) X 0
B (kk) 0
Gambar 3.3. Randomized Posttest-Only Control Group Design
F. Pengecekan Keabsahan Data
Uji keabsahan data yang akan dilakukan peneliti terdiri atas: 1. Uji Kredibilitas
probed, maka makna dieksplorasi dan dasar-dasar interpretasi diklarifikasi, (b)
memberikan pengenalan dan pencarian kesempatan untuk menguji hipotesis kerja yang mungkin muncul dalam pikiran peneliti, dan (c) memberikan kepada peneliti suatu kesempatan untuk menjernihkan pikiran peneliti dari emosi dan perasaan yang mungkin clouding good judgement. Peer debriefing dalam penelitian ini dilakukan dengan beberapa informan. Masukan yang diperoleh dimaksudkan untuk mengsinkronisasikan paparan data dengan fokus penelitian. Ketiga, melakukan member checks sehingga data yang dikumpulkan dari infroman lebih valid. Member checks dilakukan dengan cara meminta kesediaan informan membaca ulang hasil wawancara yang sudah dituangkan ke dalam transkrip sehingga diperoleh masukan untuk perbaikannya.
2. Tranferabilitas
Digunakan untuk menjawab persoalan sampai sejauh mana hasil penelitian ini dapat ditransfer pada beberapa konteks lain. Oleh karena itu, supaya orang lain dapat memahami hasil penelitian kualitatif sehingga ada kemungkinan untuk menerapkan hasil penelitian tersebut, maka peneliti dalam membuat laporan yang diuraikan secara rinci, jelas, sistematis, dan dapat dipercaya.
3. Ketergantungan (dependability)
kemungkinan kesalahan. Untuk itu pengujian dependability dilakukan dengan cara melakukan audit terhadap keseluruhan proses penelitian. Menurut Sugiyono (2007: 277) bahwa caranya dilakukan oleh auditor yang independen, pembimbing untuk mengaudit keseluruhan aktivitas peneliti dalam melakukan penelitian. Peneliti mengkonsultasikan hasil penelitian dengan pembimbing yang ditunjuk oleh lembaga dalam pelaksanaan penelitian.
4. Konfirmabilitas