BERITA ACARA SIDANG KELAYAKAN
LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARITEKTUR (LP3A) TUGAS AKHIR PERIODE 135
Dengan ini menyatakan bahwa telah dilaksanakan Sidang Kelayakan Landasan Program Perencanaan
dan Perancangan Arsitektur (LP3A) pada :
Hari :Selasa Tanggal :28 Juni 2016 Waktu : 08.30 – 11.00 WIB
Tempat : Lab. Komputer, Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik,
Universitas Diponegoro – Semarang
Dilaksanakan oleh:
Nama : Khoirudin Syahal NIM : 21020112130137
Judul : Desa Wisata Buah Durian Diwak Kabupaten Semarang
Dengan susunan Tim Penguji sebagai berikut: Dosen Pembimbing I : Mirza Ramandhika, ST, MT
Dosen Pembimbing II : Ir. Indriastjario, M.Eng Dosen Penguji I : Ir. Wijayanti, M.Eng
A. PELAKSANAAN SIDANG
Sidang Kelayakan Landasan program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur (LP3A)
dengan judul Desa Wisata Buah Durian Diwak Kabupaten Semarang ini dimulai pukul 08.30 dan dihadiri oleh Mirza Ramandhika, ST, MT; Ir. Indriastjario, M.Eng, Ir. Wijayanti, M.Eng Presentasi dilakukan oleh penyusun dalam waktu ±30 menit dengan pokok materi sebagai berikut:
a. Latar Belakang
b. Tinjauan Desa Wisata Buah Durian c. Analisa Hubungan Ruang
d. Analisa Kapasitas
e. Analisa Kebutuhan Ruang f. Program Ruang
Hasil siding mencakup Tanya jawab dan saran dari dosen pembimbing terhadap LP3A yang dipresentasikan sebagai berikut:
1. Dari Mirza Ramndhika, ST, MT Pertanyaan
Jawaban
1) Terdapat 2 tipe penginapan yang terdapat di Desa Wisata Buah Durian yaitu homestay yang ditujukan bagi wisatawan asing, tersebar dipemukiman warga Desa Diwak dan penginapan cottage yang ditujukan bagi wisatawan domestik.
Saran
Sebaiknya dipertimbangkan tata letak homestay yang tersebar di Desa Diwak dengan membuat mapping rumah-rumah warga yang berpotensi menjadi homestay dengan klasifikasi yag lebih terinci.
2. Dari Ir. Wijayanti, M.Eng Pertanyaan
1) Dengan lokasi tapak yang berkontur, bagaimana akses bagi kaum difable?
Jawaban
1) Untuk akses jalan yang berkontur menggunakan ramp dan sarana transportasi vertikalnya menggunakan lift.
Saran
Sebaiknya dipertimbangkan lebih detail akses buat kaum difable dan lebih perhatikan prinsip Universal Design, tempat wisata harus dapat digunakan bagi semua orang tak