• Tidak ada hasil yang ditemukan

MEMBUAT MEDIA VIDEO PEMBELAJARAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MEMBUAT MEDIA VIDEO PEMBELAJARAN"

Copied!
85
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

MEMBUAT MEDIA VIDEO

PEMBELAJARAN

Penulis : Arief Darmawan Pengkaji : Jazim Hamidi

(4)

PENDAHULUAN...1

Pengantar...1

Silabus Pembelajaran...1

Petunjuk Penggunaan Modul...3

KEGIATAN BELAJAR 1: VIDEO PEMBELAJARAN...5

Tujuan Belajar...5

A. Pengertian video pembelajaran...5

B. Karakteristik Media Video Pembelajaran ...8

Diskusi...9

Tugas...9

Rangkuman...9

KEGIATAN BELAJAR 2: MERANCANG VIDEO PEMBELAJARAN...11

Tujuan Belajar...11

A. Tahapan Pengembangan Video Pembelajaran...11

B. Tahapan Praproduksi Video Pembelajaran...13

Diskusi...21

Tugas...21

Rangkuman...22

KEGIATAN BELAJAR 3: PRODUKSI VIDEO PEMBELAJARAN ...23

Tujuan Belajar...23

A. Tahapan Produksi Video Pembelajaran...23

B. Teknik Produksi Video Pembelajaran ...26

C. Peralatan Produksi Video Pembelajaran ...38

Diskusi...43

Tugas...43

Rangkuman...43

KEGIATAN BELAJAR 4: PASCA PRODUKSI VIDEO PEMBELAJARAN...45

Tujuan Belajar...45

A. Tahapan Pasca Produksi Video Pembelajaran ...45

DAFTAR ISI

(5)

B. Aplikasi Editing Video Pembelajaran...49 Diskusi...64 Tugas...64 Rangkuman...65 PENUTUP...67 DAFTAR PUSTAKA...69

TES AKHIR MODUL...71

DAFTAR ISI

(6)

Gambar 1.1. Contoh-contoh Video Pembelajaran...7

Gambar 3.1. Terminologi Shot...30

Gambar 3.2. Pendalaman Materi Type of Shot ...30

Gambar 3.3. Camera Angle...32

Gambar 3.4. Pendalaman Materi Camera Angle...32

Gambar 3.5. Camera Movement...24

Gambar 3.6. Pendalaman Materi Camera Movement...35

Gambar 3.7. Berbagai Jenis Kamera...39

Gambar 3.8. Pendalaman Materi Jenis-Jenis Kamera...39

Gambar 3.9. Berbagai Jenis Mikrofon...40

Gambar 3.10. Berbagai Jenis Tripod...41

Gambar 3.11. Berbagai Jenis Lampu/ lighting...42

Gambar 3.12. Pendalaman Materi Peralatan Produksi Video...42

Gambar 4.1. Tampilan Download & Install Aplikasi Kinemaster...50

Gambar 4.2. Tampilan Ketika Membuka Aplikasi KineMaster...50

Gambar 4.3. Tampilan Video Project KineMaster yang Masih Kosong...51

Gambar 4.4. Panel Media...52

Gambar 4.5. Transisi Video...53

Gambar 4.6. Menyisipkan Efek Transisi...54

Gambar 4.7. Menu Pangkas (Trim)...54

Gambar 4.8. Menu Audio...55

Gambar 4.9. Memilih Musik Pada Menu Audio...56

Gambar 4.10. Menu Lapisan untuk Menambahkan Teks...57

Gambar 4.11. Halaman untuk Mengetikan Teks ...57

Gambar 4.12. Teks Sudah Terlihat Muncul di Video...58

Gambar 4.13. Fitur Voice Over...58

Gambar 4.14. Memulai Voice Over...59

Gambar 4.15. Hasil Voice Over...60

Gambar 4.16. Langkah awal Rendering Video...60

Gambar 4.17. Tampilan Notifikasi Berlangganan...61

(7)

Gambar 4.18. Memilih Resolusi, Bit rate dan Ekspor

Video...61 Gambar 4.19. Proses Rendering Video Sudah Mulai

Berjalan...62 Gambar 4.20. Tampilan Hasil Rendering...63 Gambar 4.21. Tampilan Berbagi File Video ke Berbagai

Media Sosial ...63 Gambar 4.22. Tutorial Kinemaster...64

DAFTAR GAMBAR

(8)

Video pengantar, berisi:

Selamat datang pada Diklat Kompetensi TIK Guru level 1 ! Apakah Anda tertarik dengan berbagai video pembelajaran yang banyak bertebaran di dunia maya ? Apakah Anda pernah membuat video menggunakan smartphone ? Bagaimana proses pembuatannya sehingga menghasilkan video pembelajaran yang menarik ? Pada mata diklat ini Anda akan diberikan berbagai pengetahuan seputar pembuatan media video pembelajaran. Agar Anda memperoleh gambaran yang lebih jelas, Anda dapat mempelajari silabus modul yang tersedia dan melihat tugas apa saja yang harus diselesaikan untuk lulus dari diklat ini. Klik diskusi untuk berkomunikasi dengan peserta lain dan menanggapi topik diskusi yang diberikan oleh tutor. Jika Anda mengalami kesulitan dalam mempelajari materi, silahkan disampaikan pada forum diskusi untuk memperoleh solusi dari peserta lain. Apabila Anda mengalami kendala teknis, silahkan disampaikan pada media komunikasi yang tersedia, yaitu grup WA. Silahkan mulai mempelajari modul ini dan Semoga sukses !

pendahuluan

Pengantar

Silabus pembelajaran

Kegiatan Belajar 1 :

Video Pembelajaran

Tujuan belajar :

• Dapat menjelaskan pengertian video pembelajaran • Dapat memberikan contoh video pembelajara

(9)

Sub Materi :

• Pengertian video pembelajaran

• Karakteristik media video pembelajaran

Tugas :

• Mencari definisi tentang video pembelajaran dari beberapa ahli

dan membuat kesimpulannya

• Mencari contoh beberapa jenis format sajian video pembelajaran

Kegiatan Belajar 2 :

Merancang video pembelajaran

Tujuan belajar :

• Dapat menjelaskan tahapan pengembangan video pembelajaran • Dapat menjelaskan tahapan dalam kegiatan praproduksi video

pembelajaran

• Dapat membuat naskah video pembelajaran sederhana

Sub Materi :

• Tahapan pengembangan video pembelajaran • Tahapan praproduksi video pembelajaran • Naskah video pembelajaran

Tugas :

• Membuat naskah video pembelajaran

Kegiatan Belajar 3 :

Produksi video pembelajaran

Tujuan belajar :

• Dapat menjelaskan tahapan dalam kegiatan produksi video pembelajaran

(10)

Sub Materi :

• Tahapan produksi video pembelajaran • Teknik produksi video pembelajaran • Peralatan produksi video pembelajaran

Tugas :

• Memproduksi video pembelajaran sederhana menggunakan smartphone

Kegiatan Belajar 4 :

Pasca produksi video pembelajaran

Tujuan belajar :

• Dapat menjelaskan tahapan dalam kegiatan pasca produksi video pembelajaran

• Dapat mengedit video pembelajaran menggunakan smartphone • Dapat membroadcast video pembelajaran yang dihasilkan

(youtube, facebook, instagram, dan media sosial yang lainnya)

Sub Materi :

• Tahapan pasca produksi video pembelajaran • Software editing video

Tugas :

• Mengedit video pembelajaran menggunakan smartphone Petunjuk Penggunaan Modul

1. Pelajari tujuan setiap kegiatan belajar dan kerjakan kuis yang tersedia.

2. Pelajari materi yang tersedia pada setiap kegiatan belajar dan kerjakan tugas sesuai petunjuk tutor.

3. Kerjakan latihan untuk mengukur pengetahuan yang sudah Anda pelajari.

4. Gunakan forum diskusi untuk berkomunikasi dengan peserta lain ketika mengalami kendala dalam penyelesaian tugas.

(11)
(12)

KEGIATAN BELAJAR 1

VIDEO PEMBELAJARAN

Video pengantar isi KB1 :

Sebagai sebuah media pembelajaran, video mempunyai karakteristik yang berbeda dengan media lain. Meskipun media video pembelajaran mempunyai banyak kelebihan namun juga terdapat kekurangannya. Bagaimana sebuah video bisa disebut sebagai video pembelajaran? Apa saja format sajian video yang sering digunakan dalam pembelajaran? Untuk mengetahui tentang video pembelajaran dengan lebih jelas, Anda dapat membaca uraian materi selengkapnya pada modul berikut. Jangan ragu untuk berdiskusi dengan teman sejawat apabila mengalami kesulitan untuk memahami materi. Pada akhir kegiatan belajar 1, Anda perlu mengerjakan tugas sesuai petunjuk.

Selamat belajar dan tetap semangat!

Tujuan belajar :

Setelah mempelajari materi pada kegiatan belajar 1, Anda diharapkan dapat menjelaskan pengertian video pembelajaran; memberikan contoh video pembelajaran; dan menjelaskan karakteristik media video pembelajaran.

A. Lingkungan Belajar yang Mengintegrasikan TIK Uraian Materi

Arief S. Sadiman menyatakan video adalah media audio visual yang menampilkan gambar dan suara. Pesan yang disajikan bisa berupa

fakta (kejadian, peristiwa penting, berita) maupun fiktif (seperti misalnya

cerita), bisa bersifat informatif, edukatif maupun instruksional. Menurut Azhar Arsyad, media video yang digunakan dalam proses belajar mengajar memiliki banyak manfaat dan keuntungan, diantaranya

(13)

adalah video merupakan pengganti alam sekitar dan dapat menunjukkan objek yang secara normal tidak dapat dilihat siswa seperti materi proses pencernaan makanan dan pernafasan, video dapat menggambarkan suatu proses secara tepat dan dapat dilihat secara berulang-ulang, video juga mendorong dan meningkatkan motivasi siswa untuk tetap melihatnya. Menurut Cheppy Riyana, media video pembelajaran adalah media yang menyajikan audio dan visual yang berisi pesan-pesan pembelajaran baik yang berisi konsep, prinsip, prosedur, teori aplikasi pengetahuan untuk membantu pemahaman terhadap suatu materi pembelajaran. Video pembelajaran adalah suatu media video yang dirancang secara sistematis dengan berpedoman kepada kurikulum yang berlaku dan dalam pengembangannya mengaplikasikan prinsip prinsip pembelajaran sehingga program tersebut memungkinkan peserta didik mencermati materi pelajaran secara lebih mudah dan menarik. Berikut ini contoh-contoh video pembelajaran dengan berbagai format sajian :

(14)

Gambar 1.1. Contoh-contoh video pembelajaran

Diskusi:

Menurut Anda, format sajian video apa saja yang bisa dikategorikan menjadi video pembelajaran

? jelaskan alasannya !

Silahkan Anda jawab diskusi tersebut pada forum diskusi yang tersedia. Selanjutnya, agar Anda lebih memahami tentang karakteristik media video pembelajaran beserta kelebihan dan kekurangannya, silahkan Anda pelajari materi berikutnya.

(15)

B. Karakteristik Media Video Pembelajaran Uraian Materi

Sebagai sebuah media pembelajaran, video mempunyai karakteristik yang berbeda dengan media lain. Adapun karakteristik media video yaitu :

• Menampilkan gambar dengan gerak, serta suara secara bersamaan.

• Mampu menampilkan benda yang sangat tidak mungkin ke dalam kelas karena terlalu besar (gunung), terlalu kecil (kuman), terlalu abstrak (bencana), terlalu rumit (proses produksi), terlalu jauh (kehidupan di kutub) dan lain sebagainya.

• Mampu mempersingkat proses, misalnya proses penyemaian padi hingga panen.

• Memungkinkan adanya rekayasa (animasi).

Adapun media video pembelajaran ini juga mempunyai kelebihan dan kekurangan. Kelebihan :

• Dapat menstimulir efek geSrak • Dapat diberi suara maupun warna

• Tidak memerlukan keahlian khusus dalam penyajiannya • Tidak memerlukan ruangan gelap dalam penyajiannya

• Dapat diputar ulang, diberhentikan sebentar, dan sebagainya (control pada pengguna).

Kekurangan :

• Memerlukan peralatan khusus dalam penyajiannya • Memerlukan tenaga listrik

(16)

Pembua-Diskusi:

Menurut Anda, apakah kekurangan-kekurangan media video pembelajaran yang disebutkan dalam kegiatan belajar ini masih relevan dengan perkembangan teknologi sekarang ? Jelaskan !

Silahkan Anda jawab diskusi tersebut pada forum diskusi yang tersedia. Selanjutnya, agar Anda lebih memahami tentang merancang video pembelajaran, silahkan Anda pelajari materi berikutnya.

Tugas :

Untuk lebih memperdalam materi dalam kegiatan belajar 1, kerjakanlah beberapa penugasan berikut ini :

• Carilah definisi tentang video pembelajaran dari beberapa ahli dan

buatlah kesimpulannya.

• Carilah beberapa contoh video pembelajaran sesuai dengan format sajiannya.

• Lengkapilah kelebihan dan kekurangan media video yang disebutkan pada uraian materi kegiatan belajar ini .

Rangkuman :

Video pembelajaran adalah suatu media video yang dirancang secara sistematis dengan berpedoman kepada kurikulum yang berlaku dan dalam pengembangannya mengaplikasikan prinsip- prinsip pembelajaran sehingga program tersebut memungkinkan peserta didik mencemarti materi pelajaran secara lebih mudah dan menarik

Karakteristik media video yaitu :

• Menampilkan gambar dengan gerak, serta suara secara bersamaan. • Mampu menampilkan benda yang sangat tidak mungkin ke dalam kelas

karena terlalu besar (gunung), terlalu kecil (kuman), terlalu abstrak (bencana), terlalu rumit (proses produksi), terlalu jauh (kehidupan di kutub) dan lain sebagainya.

• Mampu mempersingkat proses, misalnya proses penyemaian padi hingga panen.

(17)
(18)

KEGIATAN BELAJAR 2

MERANCANG VIDEO PEMBELAJARAN

Video pengantar isi KB 2 :

Apa sajakah tahapan pengembangan video pembelajaran ? Pernahkah Anda mendengar kegiatan pra produksi ? Apakah Anda tertarik untuk bisa membuat naskah video pembelajaran ? Silahkan Anda baca modul kegiatan belajar 2 ini dan pelajari video tutorial yang tersedia. Anda dapat memanfaatkan forum diskusi untuk bertanya dan menanggapi hal-hal yang terkait dengan tahap produksi video pembelajaran.

Selamat belajar dan tetap semangat!

Tujuan belajar :

Setelah mempelajari materi pada kegiatan belajar 2, Anda diharapkan dapat menjelaskan tahapan pengembangan video pembelajaran, tahapan dalam kegiatan praproduksi video pembelajaran, dan dapat membuat naskah video pembelajaran. A. Tahapan Pengembangan Video Pembelajaran

Uraian Materi 1. Praproduksi

Tahap praproduksi akan menentukan keberhasilan pada tahap selanjutnya. Tahap ini merupakan perencanaan dari kegiatan selanjutnya dan hasil yang akan dicapai. Rangkaian pekerjaan yang dilakukan meliputi:

• Penentuan Ide/Eksplorasi Gagasan • Penyusunan Garis Besar Isi Media (GBIM) • Penyusunan Jabaran Materi Media (JM) • Penyusunan Naskah

(19)

Hasil akhir dari tahap praproduksi yaitu naskah video pembelajaran yang telah disetujui oleh pengkaji dan dinyatakan kebenarannya, sehingga naskah tersebut layak produksi.

2. Produksi

Produksi merupakan tahap selajutnya setelah naskah diterima oleh Produser dan Sutradara. Untuk menghasilkan gambar dan suara sesuai dengan keinginan penulis naskah, maka pada tahap ini harus dilakukan berbagai kegiatan, meliputi :

• Rembuk Naskah

• Penentuan Tim Produksi • Casting (Pencarian Pemain)

• Hunting (Pencarian Lokasi Shooting) • Crew Meeting (Rapat Tim Produksi) • Pengambilan Gambar (syuting)

Hasil akhir dari kegiatan produksi yaitu sekumpulan video dan suara dari lapangan yang siap diserahkan kepada editor untuk dipilih sesuai naskah.

3. Pascaproduksi

Setelah sekumpulan video dan suara hasil produksi/ syuting diterima oleh editor, maka langkah selanjutnya yaitu tahap pemilihan video dan suara yang terbaik. Video dan suara tersebut kemudian disambung-sambung. Tahap ini meliputi:

• Editing (Pemilihan dan Penggabungan Gambar) • Mixing (Pengisian Musik)

• Preview • Ujicoba • Revisi

(20)

Diskusi:

Berapa orang minimal yang terlibat untuk membuat sebuah media video pembelajaran ?

Jelaskan proses tahapan pembuatannya dengan jumlah orang yang minimal tersebut !

B. Tahapan Praproduksi Video Pembelajaran Uraian Materi

Membuat video pembelajaran didahului dengan serangkaian kegiatan sebelum proses pembuatannya. Untuk menyiapkan materi pembelajaran (praproduksi) dalam bentuk media video harus melalui tahapan-tahapan:

1. Penentuan Ide/Eksplorasi Gagasan

Untuk memulai suatu karya apapun dimulai dengan sebuah ide/ gagasan. Demikian juga pembuatan media video pembelajaran. Untuk menemukan ide, dapat dari mana saja, misalnya pengalaman mengajar di kelas, lingkungan, permasalahan, buku, siaran TV, siaran radio, surat kabar, dan lain sebagainya.

Khusus pembuatan media video pembelajaran sebaiknya ide diambil dari kurikulum yang berlaku saat itu. Misalnya media tersebut akan digunakan oleh siswa SD/SMP/SMA, maka idenya sebaiknya dari kurikulum SD/SMP/SMA, sesuai sasaran yang akan memakai media tersebut.

Kurikulum di sini merupakan acuan utama di dalam pemilihan kompetensi yang akan diajarkan kepada siswa melalui media video. Di dalam penelaahan kurikulum harus dilakukan oleh guru dan dikaji oleh ahli materi dan ahli media. Peranan ahli materi adalah untuk menjaga agar materi tetap harus benar dan sesuai dengan sasaran tidak lebih dan tidak kurang. Di samping itu ahli materi juga harus menginformasikan perkembangan ilmu tersebut yang terkini. Sedangkan ahli media harus mengkaji agar di dalam pemilihan materi yang akan diangkat ke dalam media video sesuai dengan karakteristik media tersebut, karena tidak semua materi yang ada di kurikulum dapat dibuat ke dalam media video secara

(21)

menarik. Dengan demikian ahli media harus menjaga agar nantinya setelah materi tersebut dibuat dalam media video menarik untuk dilihat siswa dan menambah pengetahuan.

2. Analisis Sasaran

Dalam proses komunikasi, agar komunikasi berjalan dengan lancar, kita perlu mengenali sasaran dengan baik. Untuk mengenali sasaran dapat dilihat dari psikologis. Dari aspek ini dilihat berkaitan, antara lain:

• Usia (Paud, anak, remaja, umum) • Pengalaman

• Pendidikan (Formal, informal, atau nonformal) • Ekonomi (bawah, menengah, atau atas)

• Geografi (kota besar, kota kabupaten, pinggiran, pedesaan,

pegunungan, pantai, dsb).

3. Penyusunan Garis Besar Isi Media Video (GBIM)

Penyusunan Garis Besar Isi Media (GBIM) untuk media video dilakukan oleh guru dan dikaji oleh ahli materi dan ahli media. Ahli materi mengkaji kebenaran dan kecukupan materi, sedangkan ahli media mengkaji kemenarikan materi tersebut untuk divideokan. GBIM merupakan acuan tahapan selanjutnya dalam penyusunan JM.

Contoh GBIM:

GARIS BESAR ISI MEDIA VIDEO (GBIM)

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas : 7 (1 SMP

(22)

4. Penyusunan Jabaran Materi (JM)

Setelah GBIM selesai disusun, maka langkah selanjutnya yaitu penyusunan Jabaran materi (JM). JM disusun oleh guru dan dikaji oleh ahli materi dan ahli media. Di dalam JM diuraikan secara lengkap materi yang akan diangkat dalam media video serta aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari bagi siswa.

Contoh JM:

JABARAN MATERI MEDIA VIDEO (JM) Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas : 7 (1 SMP)

5. Penulisan Naskah

Tahapan yang dilakukan untuk menulis naskah video pembelajaran yaitu:

• Mempelajari GBIM dan JM

• Mencari buku referensi yang dianjurkan serta sumber lain yang berkaitan.

• Menyusun identifikasi naskah, sinopsis, dan treatmen (urutan sajian naskah), kemudian dikonsultasikan kepada ahli materi dan ahli media agar mendapatkan masukan dari kebenaran aplikasi atau penerapan konsep serta kemenarikannya.

(23)

• Visualisasi ide: sinopsis dan treatmen yang sudah disetujui kemudian dikembangkan dalam uraian visual dan audio menjadi sebuah naskah. Langkah awal penulisan naskah, sebaiknya dimulai dari uraian visual dari detik awal hingga akhir dan sebisa mungkin juga sudah digambarkan durasi dari visual tersebut. Setelah uraian visual lengkap kemudian dilengkapi dengan audio. Dalam audio meliputi musik, narasi, sound efeks, direct sound, dll, mulai dari pembuka sampai penutup program.

• Memilih format penulisan Naskah. Format penulisan naskah secara umum ada dua macam yaitu satu kolom dan dua kolom. Dalam naskah satu kolom, penulisan deskripsi unsur audio dan visual tidak dipisahkan. Semua ditulis berurutan tanpa pemisahan kolom. Pada naskah dua kolom, penulisan deskripsi visual seperti setting, gerakan kamera, instruksi acting, dan efek visual dituliskan pada kolom terpisah dari kolom audio. Jadi, kolom audio khusus tempat menuliskan

unsur audio termasuk narasi, dialog, sound effect, musik, dan

instruksi auditif. Untuk program pembelajaran yang dianjurkan adalah format dua kolom.

(24)

Contoh Naskah Satu Kolom

15. INT. RUANG TUNGGU STASIUN GAMBIR – MALAM Stasiun penuh sesak dengan calon penumpang kereta api berbaur dengan para pengantar. ANI berdiri bersandar di tiang. Di depannya ANDI mempermainkan kertas yang dipegangnya. Sesekali ia memandang muka ANI. Orang-orang di sekitarnya tidak menaruh perhatian pada kedua anak muda tersebut. ANDI memandang wajah ANI agak lama.

ANDI:

Jadi kamu benar-benar tidak mau kembali lagi.

ANI menggelengkan kepalanya. Wajahnya terlihat tanpa ekpresi. ANDI memandang wajah ANI. Beberapa saat kemudian ia menarik napas dalam- dalam.

ANDI (dengan nada sendu):

Kalau keputusanmu itu sudah bulat, aku teentunya tidak bisa apa-apa lagi. Hanya saja kalau kamu berubah pikiran, tolong hubungi aku. Kamu kan masih menyimpan alamatku.

ANI masih diam. Ujung kakinya digerak-gerakkan seolah sedang menulis sesuatu di lantai. Ia kemudian mengangkat mukanya. Pandangannya menerawang.

(25)

Contoh Naskah 2 Kolom

• Menentukan format sajian: format sajian secara umum ada banyak, misalnya: dokumenter, feature, kuis, news, naratif, tutorial, talkshow, dsb. Pilihlah yang tepat sesuai materi dan kemenarikan.

• Metode pembelajaran: Naskah video pembelajaran sebaiknya ditulis dengan memperhatikan metode pembelajaran. Metode pembelajaran yang secara umum digunakan yaitu:

(26)

• Pengemasan secara edutainmen: Hal lain yang harus diperhatikan di dalam menulis naskah adalah kemenarikan program. Istilah umum untuk program pembelajaran penyajiannya yaitu secara edutainmen, artinya mendidik dan menghibur (perlu dan menarik). Untuk membuat menarik ada

beberapa cara, misalnya adanya konflik, lucu, human interes

(menyentuh perasaan), bintang, terkenal, berbeda, mutakhir, dsb.

Tips Menulis Naskah :

• Lihat indikator dan materi yang akan disajikan.

• Pilih format sajian sesuai karakteristik materi yang disajikan (misalnya; game, kuis, dll)

• Bumper Tune dibuat animasi tiga dimensi yang mewakili identitas program.

No VISUAL AUDIO

SEGMEN 1

TUNE PEMBUKA MUSIK

OPENING/BRIGING (apersepsi) LIVE/MONTAGE SHOT

SAJIAN MATERI LIVE

REPETISI LIVE LATIHAN SOAL JAWABAN MUSIK BUMPER BRIGING SEGMEN 2

(27)

• Teaser (pembuka) berupa adegan yang menggambarkan materi yang akan dibahas atau montage shot (cuplikan gambar), dan bisa juga dalam bentuk komedi atau tragedi untuk menarik perhatian penonton.

• Isi bagian visual dengan perintah deskripsi atau gunakan istilah teknis pertelevisian.

• Utamakan visual gerak, berwarna, kalau bisa tiga dimensi, dan detail sesuai narasi

• Penulisan Caption harus sesuai kaidah bahasa dan singkat, tidak lebih dari lima baris.

• Sajikan materi dengan menarik, jelas, dan mudah diingat penonton.

• Repetisi atau pengulangan tidak persis sama dengan sajian materi.

• Latihan dibuat dalam bentuk soal tertutup (pilihan ganda), sebagai bentuk penguatan sajian materi.

• Kolom audio diberi musik, sound effect, dialog, presenter, direct sound, embience, narator sesuai dengan kebutuhan. Audio sebagai penguat atau penjelasan visual yang masih belum jelas.

• Narasi sebaiknya tidak menggurui, kalimat tidak terputus-putus, bersifat memotivasi, dialog disesuaikan dengan situasi dan kondisi, kalau presenter sebaiknya komunikatif, singkat, dll. - Dan lain sebagainya.

6. Pengkajian Naskah

Setiap naskah dikaji oleh ahli materi, ahli media, dan ahli bahasa. Ahli materi mengkaji aspek sajian materi dan aspek pembelajaran.

(28)

adegan, konflik, musik, sound effect, format program, alur program

dll. Sedangkan ahli bahasa mengkaji kaidah dan pilihan kata sesuai dengan karakteristik sasaran.

Ahli bahasa mengkaji dari aspek kebahasaan. Aspek ini meliputi: pilihan kata, penggunaan kalimat, hubungan antar paragraf, tanda baca, ejaan, dsb.

Khusus untuk naskah bagi pendidikan informal, misalnya berupa sinetron, kartun, dan sebagainya, perlu juga dikaji oleh ahli psikhologi.

Naskah dinyatakan final dan siap untuk diproduksi apabila sudah

disetujui dan ditandatangani oleh ketiga pengkaji tersebut. Di sinilah kegiatan akhir dari praproduksi.

Diskusi:

Menurut Anda, bagaimanakah perbedaan proses praproduksi antara berbagai format sajian video pembelajaran yang berbeda (dokumenter, feature, kuis, talkshow, naratif, tutorial, dll) ? Jelaskan !

Tugas :

Setelah mempelajari kegiatan belajar 2, Anda diharapkan sudah bisa merancang video pembelajaran. Untuk memperdalam pemahaman saudara, silahkan membuat sebuah naskah video pembelajaran sederhana. Penugasan pembuatan naskah ini akan berlanjut pada kegiatan belajar berikutnya tentang tahapan produksi dan pasca produksi.

(29)

Rangkuman :

Pembuatan media video pembelajaran secara umum melalui 3 tahap. Tahapan pertama adalah Praproduksi, dilanjutkan tahap kedua yaitu produksi, dan tahap terakhir adalah tahap Pasca produksi.

Tahap praproduksi akan menentukan keberhasilan pada tahap selanjutnya. Tahap ini merupakan perencanaan dari kegiatan selanjutnya dan hasil yang akan dicapai. Rangkaian pekerjaan yang dilakukan meliputi:

• Penentuan Ide/Eksplorasi Gagasan • Penyusunan Garis Besar Isi Media (GBIM) • Penyusunan Jabaran Materi Media (JM) • Penyusunan Naskah

• Pengkajian Naskah

Hasil akhir dari tahap praproduksi yaitu naskah video pembelajaran yang telah disetujui oleh pengkaji dan dinyatakan kebenarannya, sehingga naskah tersebut layak produksi.

(30)

KEGIATAN BELAJAR 3

PRODUKSI VIDEO PEMBELAJARAN

Video pengantar isi KB 3 :

Apakah ingin mengetahui proses apa saja yang dilakukan dalam tahapan produksi video pembelajaran? Bagaimana teknik produksi video pembelajaran ? Apa saja peralatan yang digunakan dalam memproduksi video pembelajaran ? Silahkan Anda baca modul dan pelajari video tutorial yang tersedia. Anda dapat memanfaatkan forum diskusi untuk bertanya dan menanggapi hal-hal yang terkait dengan tahap produksi video pembelajaran.

Selamat belajar dan tetap semangat!

Tujuan belajar :

Setelah mempelajari materi pada kegiatan belajar 3, Anda diharapkan dapat menjelaskan tahapan dalam kegiatan

produksi video pembelajaran, menjelaskan teknik produksi video

pembelajaran, dan dapat mengidentifikasi peralatan produksi video

pembelajaran.

A. Tahapan Produksi Video Pembelajaran Uraian Materi

Setelah tahapan pra produksi selesai dan menghasilkan produk berupa naskah, maka tahapan selanjutnya adalah tahapan produksi yang terdiri dari beberapa kegiatan yang harus dilakukan, yaitu:

1. Rembuk Naskah (Script Conference)

Setelah Sutradara menerima dan mempelajari naskah, maka dilakukan rembuk naskah dengan penulis naskah, ahli materi dan ahli media. Rembuk naskah diperlukan untuk menyamakan persepsi pemahaman terhadap naskah, sehingga apabila diproduksi diharapkan tidak terjadi kesalahan yang fatal. Hasil dari rembuk naskah adalah Sutradara memahami naskah dengan baik sesuai dengan kemauan penulis, pengkaji materi, media, dan bahasa.

(31)

2. Pembentukan Tim Produksi (Production Crews)

Tim produksi atau kru produksi, biasa juga disebut kerabat kerja merupakan sekumpulan orang yang mempunyai profesi atau keahlian berbeda-beda yang akan disatukan menjadi sebuah tim untuk bekerjasama dalam pembuatan media video pembelajaran. Tim produksi dapat berjumlah besar dan dapat juga kecil, hal ini tergantung dari seberapa kompleks naskah yang akan diproduksi. Apabila kompleks, rumit, dan besar, maka tim produksinya besar dan lengkap, sedangkan apabila sederhana dan hanya sedikit yang diproduksi, maka tim produksinya kecil. Tim produksi yang besar pada umunya terdiri dari : Produser, Sutradara + asisten, Cameraman + asisten, Soundman + asisten, Lightingman + asisten, Teknisi + Assisten, Switcherman (Pemadu gambar), Floor Manager, Unit Manager/Pimpinan Unit, Editor + asisten, Animator, Penata Musik, Penata Artistik + asisten, Penata Rias + asisten, Pembantu Umum, dan Pengemudi.

3. Membuat Shooting Script

Setelah tim produksi terbentuk dan masing-masing sudah mempelajari naskah, maka mereka melakukan rapat untuk membuat Shooting Script/story board (naskah untuk pengambiln gambar) di dalam naskah ini terdapat gambaran secara lengkap setiap adegan bahkan shot (gambaran), misalnya siapa yang muncul, bagaimana gerakan, di mana posisi obyek, dan melakukan apa, kemudian di mana posisi kamera dan angle camera serta bagaimana cara pengambilan gambarnya, apakah secara tilt up, tilt down, follow, atau yang lain, kemudian di mana lampu dan bagaimana suasana yang ingin diciptakan, dan masih banyak lagi lainnya. Hal ini dilakukan sesuai dengan tuntutan naskah.

(32)

diperlukan, Faktor kesulitan (stuntman, animasi) , Musik (buat sendiri atau beli hak cipta) , dan lain sebagainya.

5. Pemilihan pemain (casting)

Jika suatu program memerlukan pemain, maka pemain harus dipilih sesuai dengan tuntutan naskah.

6. Pencarian lokasi (hunting)

Pemilihan lokasi untuk pengambilan gambar harus dilaksanakan sesuai dengan tuntutan naskah.

7. Rapat Tim Produksi (Production Meeting)

Di dalam pertemuan ini dilakukan diskusi teknis pelaksanaan produksi, masing-masing profesi menyampaikan persiapan yang sudah dan sedang dilakukan serta mencari solusi permasalahan yang belum terselesaikan. Alat, bahan, dll sesuai dengan tugasnya. Di dalam pertemuan ini harus sudah ditemukan : Jadwal syuting, dana, lokasi, pemain, perizinan, kostum dan make up, kamera, jenis lampu, alat pendukung, transportasi, konsumsi, akomodasi, keamanan, properties, musik, dan lain sebagainya.

8. Setting Lokasi (Blocking Area /Location Set)

Sebelum malakukan pengambilan gambar Sutradara bersama sama tim produksi mengadakan penataan lokasi dan setting properti sesuai yang dibutuhkan dalam naskah. Prosedur ini berlaku untuk perencanaan shoting baik di dalam maupun luar studio. Disamping itu pula penempatan camera (camera blocking) sudah harus tergambarkan dalam areal ini.

9. Pengambilan Gambar

Kegiatan pengambilan gambar ini disebut juga kegiatan produksi atau Istilah umum dalam masyarakat adalah syuting. Kegiatan produksi merupakan kegiatan untuk mewujudkan ide yang masih dalam bentuk naskah ke bentuk gambar dan suara. Kegiatan produksi harus mencari dan mendapatkan gambar dan atau suara dengan kualitas prima sesuai yang diinginkan (sesuai Naskah, Shooting Script, Story Board).

(33)

Diskusi:

Menurut Anda, bagaimanakah tahapan produksi untuk membuat video pembelajaran yang hanya melibatkan tim kecil ? Apa saja perbedaan dengan produksi yang melibatkan tim besar ?

B. Teknik Produksi Video Pembelajaran Uraian Materi

Tahapan produksi merupakan salah satu tahapan penting dalam pembuatan video pembelajaran. Tahapan ini merupakan kegiatan mengeksekusi naskah untuk diwujudkan menjadi sebuah produk audio visual yang menarik. Untuk mewujudkan naskah menjadi video pembelajaran yang menarik, diperlukan pengetahuan teknik produksi yang harus dikuasai oleh tim produksi video pembelajaran. Menciptakan gambar yang bagus itu bergantung pada rasa (taste), namun teknik dan teori harus bisa dan dipahami. Teknik produksi memerlukan pengetahuan dasar-dasar visualisasi, antara lain:

1. Type of shot 2. Camera angle 3. Camera movement

1. Type of shot

Type of shot (size shot), disebut juga dengan terminologi shot, antara lain :

a. Extreme long shot

Disingkat juga dengan XLS atau ELS. Istilah lainnya very wide shot atau very wide angle. Umumnya digunakan pengambilan gambar exterior. Mencakup pandangan yang lapang/sangat luas, biasanya menampilkan visual lingkungan (environment) sekitar yang lebih besar. Sering digunakan untuk establishing

(34)

musim panas musim hujan, masa lalu, mas kini, masa depan, dan lain-lain. Bisa juga untuk memperlihatkan seseorang yang tampak kecil dari suatu lokasi yang lebih besar misalnya pejalan di tengah hiruk pikuk kota, pergerkan suatu pasukan, dan lain sebagainya.

b. Very long shot

Disingkat dengan VLS. Dapat digunakan untuk syuting exterior atau interior yang cukup luas dan tinggi dari set studio atau

set building. Di dalam ruang sebuah film suasana ini bahkan

sangat penting untuk menunjukan isi dari sebuah layar, tetapi detil sosok mulai menjadi pengamatan penonton. Digunakan untuk establishing shot pada sesosok karakter yang bergerak seolah penutup sebuah scene.

c. Long shot/ wide shot

Disingkat LS dan/atau WS. Bisanya disebut dengan “full body” shot, luas tetapi tidak menutup sosok dari kepala hingga kaki nampak full frame. Sosok manusia lebih besar dari sekitarnya tetapi masih menunjukan subjek tersebut ada disuatu lokasi yang ditunjukkan. Tidak cocok untuk establishing shot. Menunjuk suatu lokasi, waktu dan seseorang/subjek, misalnya gender (jenis kelamin), baju/kostum, pergerakan-pergerakan objek/subjek, dan ekspresi muka yang mungkin lebih mudah untuk dikenali.

d. Medium long shot

Disingkat MLS. Jenis Type of shot ini untuk menjawab daya tarik (rasa penasaran) penonton, biasanya sering disebut dengan dengkul shot (knee shot) karen size shot yang diambil dari knee (dengkul/lutut) hingga ke atas. Di sini sosok/ seseorang sudah mulai ditonjolkan mulai dari detil baju, jenis kelamin, dan ekspresi muka/mimik wajah. Lebih menunjukan sosok daripada lokasi atau waktu.

(35)

e. Medium shot

Disingkat MS. Sering juga disebut “Waist” shot (Pinggang shot), karena pemotongan frame persis berada dari pinggang ke atas atau pergelangan tangan bila kita berdiri tegak. Sosok manusia lebih dominan di dalam frame, lirikan mata, detil baju, warna rambut dan semua style yang menempel secara langsung sudah terlihat jelas.

f. Medium close-up

Di singkat MCU. Kadang-kadang disebut “two-button” (dua tombol) karena frame ini cukup sempit hanya menonjolkan kepala dan dada. Karakter dan ekspresi wajah akan terlihat jelas, di mana kedua mata, emosi, warna dan gaya rambut, make up, dan lain-lain sudah nampak jelas. Memberikan banyak informasi bagaimanan karakter berbicara, mendengar, dan gesture yang terlihat dari tubuh serta gerakan kepala. g. Close-up

Disingkat CU. Kadang-kadang disebut “head shot” (shot kepala) karena di dalam frame yang terlihat hanya kepala dengan gaya rambut. Digunakan lebih intens kepada wajah subjek mulai dari mata, mulut, gerakan wajah seorang aktor/aktris. Penonton akan lebih fokus pada frame ini adalah gerakan mata dan mulut berbicara.

h. Big close-up

Disingkat BCU. Frame ini terbatas hanya pada wajah seseorang berfungsi untuk mendetilkan ekspresi, siapa dan bagaimana (feel emosi) seperti marah, takut, jatuh cinta, senang, sedih dan lain-lain.

(36)

kesehatan, ilmu pengetahuan, film- film fiksi naratif, dan untuk film-film seni ekperimental.

Pada gambar berikut ini diperlihatkan beberapa contoh terminologi shot yang sudah dijelaskan sebelumnya :

(37)

Gambar 3.1. Terminologi Shot

Untuk memperdalam wawasan Anda tentang Type of shot, silahkan buka dan pelajari laman berikut ini :

(38)

2. Camera angle

Penempatan tinggi kamera sangat menentukan titik pandang mata penonton dalam menyaksikan suatu adegan, sekaligus membangun kesan psikologis penonton terhadap objek tersebut. Secara umum terbagi menjadi :

a. High Angle (pengambilan gambar dari atas objek)

High angle merupakan pengambilan gambar dari atas objek. selama kamera di atas objek maka sudah dianggap high angle. Dengan high angle maka objek tampak lebih kecil. Kesan yang ditimbulkan dari pengambilan gambar ini adalah kesan `lemah’, `tak berdaya’, ‘kesendirian’, dan kesan lain yang mengandung konotasi `dilemahkan atau dikerdilkan’. Makna dari shot high angle sering menghasillkan sebuah pengertian bagi si penonton berupa nampak lebih kerdil, lemah, patuh, kecil, atau posisi tak berdaya sama sekali.

b. Low Angle (pengambilan gambar dari bawah objek)

Menggambarkan seseorang yang berwibawa atau berpengaruh tidak bisa menggunakan high angle karena kesan yang ditimbulkan akan melenceng. Sudut pengambilan gambar yang tepat adalah low angle. Sudut ini membangun kesan `berkuasa’, baik dalam soal ekonomi, politik, sosial, dan lainnya. Seseorang yang ditampilkan dengan sudut pengambilan ini akan mempunyai kesan `dominan’. Sering juga sebelum juru kamera mengemasnya dengan low angle pengambilan gambar objek diawali dengan tilt up (dari bawah ke atas). Teknik ini ingin lebih menonjolkan sosok yang berkuasa dengan penggambaran dari bawah ke atas.

c. Eye Level (pengambilan gambar sejajar dengan objek)

Ketinggian kamera sejajar dengan mata objek, tidak ada kesan dramatik tertentu yang di dapat dari eye level ini. Kesan normal sesuai dengan pandangan mata seseorang yang berdiri.

(39)

Gambar 3.3. Camera angle

Untuk memperdalam wawasan Anda mengenai Camera angle, silahkan buka dan pelajari laman berikut ini :

(40)

3. Camera movement

Merupakan teknik pergerakan kamera, meliputi dalam kondisi

kamera secara fisik berpindah tempat maupun kamera dalam

posisi di tempat. Berikut ini beberapa teknik pergerakan kamera : a. Zoom In/Zoom Out (mendekat dan menjauh)

Di sini kamera secara fisik memang tidak bergerak, yang

ditekan adalah tombol zooming yang ada pada kamera. Di setiap kamera ada fasilitas tombol zooming. Jika ditekan ke belakang akan menimbulkan efek tampilan objek menjauh (mengecil). Dan bila ditekan ke depan sebaliknya, tampilan objek akan mendekat (membesar).

b. Tilting (dari bawah ke atas dan dari atas ke bawah)

Ada beberapa adegan dalam film maupun berita yang

memperlihatkan sosok seseorang diambil dari bawah kemudian sedikit demi sedikit bergerak ke atas. Dengan cara seperti ini penonton disuguhi suatu gambaran sosok seseorang secara pelan-pelan sampai muncul secara utuh. Ada dua cara tilting, dari bawah ke atas disebut tilt-up, dari atas ke awah disebut tilt-down.

c. Panning

Jika ingin menunjukkan deretan pasukan yang sedang berbaris atau objek lain yang berderet, seorang juru kamera akan menggunakan teknik panning, yakni menggerakkan kamera mengikuti urutan objek, baik dari kiri ke kanan, maupun dari kanan ke kiri. Jika digerakkan dari kanan ke kiri sebut pan left. Sebaliknya, jika digerakkan dari kiri ke kanan di sebut pan right. Dalam melakukan panning juru kamera tidak boleh terlalu cepat atau lambat. Sebagai acuan, setiap objek diberi kesempatan selama 3-5 detik. Acuan ini berdasarkan psikologi penglihatan,

bahwa kemampuan seseorang untuk mengidentifikasi objek

minimal durasinya 3 detik. Jika kurang dari durasi itu maka seseorang sulit mengenali objek yang dilihatnya.

(41)

d. Tracking

Merupakan pergerakan kamera mendekati maupun menjauhi objek. Pada Tracking ini secara fisik kamera ikut bergerak,

baik menggunakan sarana tripon maupun dolly track. Track In yaitu teknik pengambilan gambar yang dimulai dengan cara menggerakan kamera mendekati objek. Track Out yaitu teknik pengambilan gambar yang dimulai dengan cara menggerakan kamera menjauhi objek.

Gambar 3.5. Camera movement

Untuk memperdalam pengetahuan tentang teknik pergerakan kamera, Anda bisa mempelajari di laman :

(42)

Gambar 3.6. Pendalaman Materi Camera movement

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang begitu pesat semakin mempermudah dalam produksi video pembelajaran. Untuk menghasilkan sebuah video pembelajaran yang menarik tidak harus menggunakan peralatan-peralatan broadcasting profesional. Smartphone yang awalnya berfungsi untuk berkomunikasi sekarang telah berkembang menjadi perangkat yang membantu manusia dalam berbagai aspek.

Semua smartphone pada masa sekarang ini pasti memilki fitur kamera

dengan kualitas yang tidak kalah dengan kamera-kamera broadcasting.

Bentuk dan fisik smartphone memang bukan dirancang khusus untuk

membuat video profesional, namun kita bisa mengoptimalkan smartphone untuk memproduksi video pembelajaran dengan beberapa tips dan trik, antara lain :

• Atur dengan baik setting aplikasi kamera. Buka aplikasi kamera, tingkatkan resolusi video setinggi mungkin dan aktifkan video stabilization.

• Pastikan daya baterai mencukupi. Siapkan powerbank apabila dirasa kapasitas baterai tidak akan cukup.

• Pastikan memori penyimpanan mencukupi. Apabila kapasitas memori

dirasa kurang, siapkan laptop untuk mentransfer file hasil rekam atau

(43)

• Instal aplikasi pendukung. Jika aplikasi kamera (bawaan) dirasa kurang bagus, coba gunakan aplikasi kamera pihak ketiga seperti Camera MX, HD Camera Ultra, dan lain sebagainya. Instal juga aplikasi editing video untuk smartphone.

• Berinvestasi pada aksesoris (tripod, gimbal, audio, lensa, lighting). Tripod sangat dibutuhkan untuk membuat smartphone stabil terutama apabila pengambilan gambarnya lama. Gimbal adalah perangkat untuk membuat smartphone tetap stabil terutama pada saat pengambilan gambar dengan pergerakan kamera. Kalau hanya mengandalkan mikrofon di ponsel, kurang memadai. Ada baiknya kamu membeli mikrofon tambahan untuk dapat menangkap suara dengan lebih jelas dan mengurangi suara latar yang mengganggu. Lensa tambahan berfungsi untuk menambah kemampuan zoom, maupun merekam dengan sudut lebar (wide angle). Dari aspek lighting, diperlukan lampu LED yang sekarang sudah banyak beredar di pasaran dengan harga terjangkau.

• Manfaatkan lingkungan sekitar. Misalnya memakai tembok untuk membuat smartphone stabil, menambahkan lampu meja untuk memberikan efek pencahayaan, letakkan ponsel di meja, kursi, atau apa saja supaya tidak bergerak. Apabila tidak terdapat tripod, gunakan benda tersebut sebagai tripod.

• Jaga smartphone tetap stabil. Jika ingin merekam video dengan memegang smartphone, peganglah dengan dua tangan dan sandarkanlah tubuh kita ke dinding, pohon, atau benda besar lain yang tidak bergerak.

• Ambil gambar dengan posisi landscape untuk menghasilkan gambar yang sejajar dengan bingkai. Hindari pengambilan gambar dengan posisi portrait karena video tidak akan tampil penuh di video player atau YouTube/ Medsos dan pada akhirnya sulit dinikmati.

• Rekam video sedekat mungkin dengan objek. Dengan mendekat pada objek, suara objek akan lebih dominan ketimbang suara yang

(44)

Penggunaan fitur zoom berakibat getaran yang timbul akan semakin kuat dan fitur zoom yang ada pada smartphone merupakan zoom

digital sehingga kualitas gambar akan menurun dan cenderung pecah. Untuk mengatasinya mendekatlah ke objek yang akan kita rekam. • Jangan menutup mikrofon. Posisi atau letak mikrofon di smartphone

berbeda-beda, jangan sampai tertutup tangan atau jari kita pada waktu proses pengambilan gambar.

• Gunakan fitur HDR (high dynamic range ) untuk meningkatkan detil pada gambar video yang dihasilkan.

• Berilah jeda 2 sampai 3 detik sebelum dan sesudah merekam. Hal ini untuk tempat transisi antar video dalam aplikasi editing.

• Pastikan pencahayaan cukup.

• Hindari area yang terlalu terang. Biasanya objek utama akan menjadi gelap sedangkan pencahayaan di sekitarnya akan membuat video menjadi silau.

• Pergerakan ponsel secara perlahan dan tidak terlalu cepat supaya video tetap terlihat jelas.

• Waktu ideal untuk pengambilan gambar di luar ruangan adalah antara pukul 06.00 - 09.00, dan pukul 15.00 - 17.30 (golden hour).

• Hindari merekam dengan kamera menghadap sumber cahaya. Pada kondisi backlight objek akan cenderung lebih gelap daripada background.

Diskusi:

Menurut Anda, bagaimanakah tahapan produksi untuk membuat video pembelajaran yang hanya melibatkan tim kecil ? Apa saja perbedaan dengan produksi yang melibatkan tim besar ?

(45)

C. Peralatan Produksi Video Pembelajaran Uraian Materi

Peralatan utama dalam memproduksi video pembelajaran adalah kamera, mikrofon, dan lighting. Namun peralatan tambahan yang dibutuhkan sangat bervariatif, tergantung dari tingkat kesulitan pengambilan gambar dan tuntutan naskah. Perkembangan teknologi sangat berpengaruh terhadap perkembangan peralatan produksi video. Berikut ini peralatan yang sering digunakan dalam produksi video pembelajaran :

1. Kamera

Kamera merupakan alat utama dalam pembuatan video pembelajaran. Jenis dan macam kamera video yang beredar semakin beragam, mulai dari kamera video rumahan yang biasa disebut “kamera jinjing” (handycam) sampai kamera video bertaraf

profesional. Bahkan smartphone sudah memiliki fitur kamera dengan spesifikasi yang mumpuni.

Saat ini, jenis kamera yang banyak digunakan oleh pemula maupun profesional adalah kamera DSLR (digital-single-lens reflex camera). Kamera jenis ini awalnya dirancang untuk fotografi,

namun dengan berbagai kelebihan sensor dan kualitas gambar yang dihasilkan, kamera DSLR digunakan juga untuk produksi

video atau pembuatan film. Kelebihan lain yang dimiliki kamera

ini adalah dari harganya yang terjangkau, tidak semahal kamera profesional namun kualitas video yang dihasilkan tidak kalah dengan kamera profesional.

Jenis kamera yang sekarang sedang digandrungi oleh masyarakat adalah kamera drone. Drone merupakan suatu kendaraan udara yang berbentuk seperti pesawat terbang atau helikopter yang dioperasikan tanpa menggunakan awak atau pilot. Pilot drone

(46)

Gambar 3.7. Berbagai Jenis Kamera

Gambar 3.8. Pendalaman Materi Jenis-Jenis Kamera

Untuk memperdalam wawasan Anda tentang jenis-jenis kamera, silahkan buka dan pelajari laman berikut ini :

(47)

2. Mikrofon

Merupakan alat untuk menangkap suara yang kita inginkan sesuai dengan kebutuhan naskah. Suara yang diambil dapat bermacam-macam, misalnya ambiens (suara sekitar kita), direct sound (suara aslinya), sound effect (suara yang mendukung suatu kejadian/ situasi). Meskipun kamera sudah dilengkapi dengan mikrofon internal, sangat disarankan untuk memiliki minimal satu dan selalu menggunakan mikrofon eksternal/ luar/ tambahan, terutama pada waktu mengambil statement atau narasi. Jenis-jenis mikrofon yang biasa digunakan untuk produksi video antara lain Hand Mic, Clip-On Mic, Gun Mic, Shotgun Mic, Boom mic.

3. Tripod

Digunakan untuk menyangga kamera, sehingga gambar yang dihasilkan lebih stabil, tidak goyang. Berbagai jenis tripod tersedia di pasaran. Pada waktu memilih jenis tripod, kita harus menyesuaikan dengan kamera yang kita gunakan dan kebutuhan pengambilan

(48)

4. Lampu/ lighting

Lampu diperlukan terutama apabila keadaan cahaya terlalu gelap, selain untuk mendapatkan efek tertentu yang diinginkan. Ada banyak jenis lampu yang digunakan dalam produksi video. Jika ingin yang benar-benar bagus, harganya lumayan mahal. Kalau dana terbatas, guankan saja lampu yang ada, misalnya lampu meja belajar, tinggal diatur kekuatan sinar dan cahayanya saja. Biasanya jenis lampu meja belajar ini memancarkan cahaya yang terfokus dan tegas kepada obyeknya. Jika ingin lebih halus, tutup saja dengan kain putih halus.

(49)

Gambar 3.11. Berbagai Jenis Lampu/ lighting

Untuk lebih memperdalam materi tentang peralatan produksi video, silahkan Anda buka dan pelajari laman berikut ini :

(50)

Diskusi:

Menurut Anda, bagaimana perkembangan peralatan produksi video pembelajaran memberikan efek terhadap proses produksi video pembelajaran ?

Tugas :

Setelah mempelajari kegiatan belajar 3, Anda diharapkan sudah bisa melakukan produksi video pembelajaran. Untuk memperdalam pemahaman saudara, silahkan memproduksi video pembelajaran menggunakan smartphone. Produksi video pembelajaran ini menggunakan naskah yang Anda buat pada penugasan kegiatan belajar sebelumnya.

Rangkuman :

Tahapan dalam kegiatan praproduksi media video pembelajaran, yaitu Penentuan Ide/Eksplorasi Gagasan, Penyusunan Garis Besar Isi Media Video (GBIM), Penyusunan Jabaran Materi Media Video (JM), Penyusunan Naskah, dan Pengkajian Naskah. Tahap praproduksi melibatkan berbagai ahli yaitu penemuan ide/gagasan (kalau program formal) oleh guru, sedangkan yang lain oleh penulis naskah, ahli materi, ahli media, ahli bahasa, dan psikolog.

Tahapan produksi merupakan salah satu tahapan penting dalam pembuatan video pembelajaran. Tahapan ini merupakan kegiatan mengeksekusi naskah untuk diwujudkan menjadi sebuah produk audio visual yang menarik. Untuk mewujudkan naskah menjadi video pembelajaran yang menarik, diperlukan pengetahuan teknik produksi yang harus dikuasai oleh tim produksi video pembelajaran. Menciptakan gambar yang bagus itu bergantung pada rasa (taste), namun teknik dan teori harus bisa dan dipahami. Teknik produksi memerlukan pengetahuan dasar-dasar visualisasi, antara lain Type of shot, Camera angle, dan Camera movement.

Peralatan utama dalam memproduksi video pembelajaran adalah kamera, mikrofon, dan lighting. Namun peralatan tambahan yang dibutuhkan sangat bervariatif, tergantung dari tingkat kesulitan pengambilan gambar dan tuntutan naskah. Perkembangan teknologi sangat berpengaruh terhadap perkembangan peralatan produksi video.

(51)
(52)

KEGIATAN BELAJAR 4

PASCA PRODUKSI VIDEO PEMBELAJARAN

Video pengantar isi KB 4 :

Anda sudah mempelajari tahapan pengembangan video pembelajaran mulai dari pra produksi sampai dengan proses produksi. Setelah proses produksi video pembelajaran selesai maka tahap terakhir adalah pasca produksi. Kalau pada kegiatan belajar sebelumnya Anda sudah mempraktikkan produksi video pembelajaran menggunakan smartphone maka pada tahapan pasca produksi ini Anda juga dapat menggunakan smartphone untuk proses editingnya.

Untuk mengetahui tentang tahapan pasca produksi dengan lebih jelas, Anda dapat membaca uraian materi selengkapnya pada modul berikut. Jangan ragu untuk berdiskusi dengan teman sejawat apabila mengalami kesulitan untuk memahami materi. Pada akhir kegiatan belajar 4, Anda perlu mengerjakan tugas sesuai petunjuk.

Selamat belajar dan tetap semangat!

Tujuan belajar :

Setelah mempelajari materi pada kegiatan belajar 4, Anda diharapkan dapat menjelaskan tahapan dalam kegiatan pasca produksi video pembelajaran dan mampu mengedit video pembelajaran menggunakan smartphone.

A. Tahapan Pasca Produksi Video Pembelajaran Uraian Materi

Setelah produksi (pengambilan gambar) sudah selesai dilakukan, tahap selanjutnya yaitu pasca produksi. Dalam kegiatan pasca produksi langkah-langkah yang sebaiknya dilakukan yaitu:

(53)

1. Editing

Editing adalah merangkai gambar dengan gambar, gambar dan suara dengan gambar, suara dengan suara menjadi satu rangkaian yang kronologis sehingga mampu menyampaikan pesan sesuai dengan naskah, dan enak ditonton, menghibur. Kegiatan ini adalah gabungan antara seni dan teknik dari bahan dasar berupa potongan gambar dan suara atau populer dengan nama clip, yang dipadukan dan diolah sehingga mempunyai arti dan makna yang jelas. Proses seni dalam video editing terdiri dari apa saja bagian yang diambil, dihapus atau digabungkan dari berbagai sumber agar menjadi satu, masuk akal dan enak untuk dilihat.

Pada dasarnya pengertian editing adalah menghubungkan antara shot/visual atau suara dengan shot/visual atau suara yang lain dengan menggunakan bentuk transisi tertentu agar menjadi kesatuan informasi yang berkesinambungan. Tiga bentuk edit atau penyambungan gambar yaitu : Cut, Mix, dan Fade.

Cut dipergunakan untuk Kontinyuitas gerak/action yang relatif cepat, Menunjukkan sesuatu yang saling berkaitan ( impact ), Perubahan informasi atau tempat, dll.

Mix/dissolve dipergunakan untuk Perubahan waktu, Menyampaikan dua informasi dalam satu

frame, Perubahan waktu setempat secara perlahan, Flashback, bayangan pikiran, dll.

Fade terbagi menjadi dua. Pertama Fade in ( From black screen to full image ) dipergunakan untuk permulaan program, permulaan scene, perubahan waktu, perubahan lokasi , dll. Yang kedua Fade out ( From fun image to black screen ), dipergunakan untuk ending

(54)

Unsur yang sebaiknya ada dalam editing adalah : Motivasi, mengapa menggunakan cut, mix atau fade

Informasi, setiap shot adalah informasi sehingga setiap pergantian shot harus ada informasi baru

Komposisi, editing tidak hanya sekedar menyambung visual atau suara saja,tetapi juga menyeleksi komposisi gambar yang baik dan layak sebagai bahan editing .

Suara, menyambung dialog, menempatkan suara ( Narasi atau illustrasi atmosphere) yang tepat, sesuai dengan visual dan sesuai tujuan dalam membangun image, dan emosi.

Sudut pandang kamera, Variasi penyajian visual dengan berbagai sudut pandang, tetapi tetap menjaga kesinambungan informasi yang disampaikan.

Kontinyuitas, antara lain kontinyuitas pesan, kontinyuitas, gerak, kontinyuitas posisi, Kootinyuitas suara.

2. Mixing

Mixing merupakan kegiatan memadukan gambar dan suara agar menjadi satu kesatuan program yang enak dilihat dan didengar. Dalam memadukan gambar dapat memadukan 2 atau lebih gambar agar dapat tampil dalam satu frame, di samping itu juga memadukan suara dengan suara agar menjadi satu kesatuan yang enak didengar. Kegiatan mixing juga bisa dilakukan pada waktu editing, karena aplikasi editing di era sekarang sudah mempunyai kemampuan untuk melakukan mixing.

3. Preview

Setelah editing dan mixing selesai dilakukan, maka media video dinyatakan siap dipreview. Preview melibatkan Sutradara, ahli materi, ahli media, dan penulis. Kegiatan preview untuk melihat apakah media video pembelajaran yang dibuat sesuai dengan perencanaan awal (naskah).

Aspek yang dinilai di dalam preview media video pembelajaran yaitu:

(55)

1. Ahli materi, melihat dari aspek Materi, dan Pembelajaran. 2. Ahli Media, melihat dari aspek media (sesuai karakteristik

media distribusi) dan teknis (gambar, suara, pemain, tulisan, sudut pengambilan gambar, komposisi, seting, propertis, kostum, musik, animasi. dll).

3. Ahli Bahasa, melihat dari aspek Pilihan kata, Penggunaan kalimat, dan Hubungan antar paragraf.

4. Ahli psikologi, melihat dari aspek Kesesuaian dengan sasaran, Dampak/efek psikologis tayangan.

Apabila ada kekeliruan atau kekurangan, maka disarankan untuk direvisi. Semua ahli bertanggung jawab sesuai dengan keahliannya. 4. Uji coba

Program yang sudah selesai diproduksi dan dipreview, kemudian diujicobakan ke lapangan. Uji coba sangat perlu, karena kadang apa yang dikonsep oleh penulis dan para ahli belum tentu sesuai dengan kenyataan di lapangan. Hal ini terutama yang berkaitan dengan pemilihan aplikasi atau penerapan konsep dan pilihan kata atau bahasa. Kadang menurut kita bahasa sudah mudah dipahami, tetapi ternyata di lapangan siswa tidak paham dengan apa yang kita maksud. Hasil dari uji coba merupakan masukan untuk dilakukan revisi atau video langsung dapat dipakai untuk pembelajaran di kelas atau siap disebarkan melalui berbagai saluran distribusi. 5. Revisi

Setelah uij coba dilakukan, kalau ada masukan dari lapangan, maka harus direvisi sesuai masukan. Kadang masukannya sangat mendasar, dalam kondisi ini kalau perlu naskah ditulis ulang atau cukup direvisi bagian-bagian yang perlu saja.

(56)

menyediakan fitur untuk share file video yang sudah selesai diedit

ke berbagai medsos, youtube, dan sarana distribusi digital lainnya. Diskusi:

Dalam tahapan pasca produksi ini, siapa saja yang terlibat dan bagaimana peran mereka ?

B. Aplikasi Editing Video Pembelajaran Uraian Materi

Editing video dapat dilakukan menggunakan komputer maupun smartphone, dengan kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Untuk dapat mengedit video baik di komputer maupun di smartphone, kita perlu menginstall aplikasi editing video ke dalam perangkat kita. Aplikasi editing video yang sekarang tersedia di pasaran sangat beragam, untuk diinstal di komputer antara lain adobe premiere, AVS video editor, Final cut pro, dan lain-lain. Aplikasi editing video untuk diinstal di smartphone antara lain Kinemaster, Viva video, video show,

filmora, power director, dan lain sebagainya. Pada kesempatan ini

kita akan menggunakan aplikasi Kinemaster untuk mengedit video pembelajaran menggunakan smartphone.

1. Aplikasi Kinemaster

Cara download Kinemaster sangat mudah, hanya dengan buka Play store untuk smartphone berbasis android atau buka app store untuk smartphone berbasis iOS (apple) kemudian ketikkan kinemaster kemudian klik download dan klik install di perangkat smartphone kita. Kinemaster dapat didownload dan diinstall secara gratis atau cuma-cuma, namun hasil akhir video yang kita edit akan ada watermark tulisan “Made by Kinemaster”. Untuk menghilangkan watermark maka kita harus membeli lisensinya. Kinemaster menyediakan pilihan lisensi dengan tempo bulanan atau tahunan.

(57)

Gambar 4.1. Tampilan Download & install Aplikasi Kinemaster

1. Buka aplikasi KineMaster yang sudah terinstal di smartphone kita. Kemudian pilih Empty Project.

(58)

Gambar 4.3. Tampilan Video Project KineMaster yang Masih Kosong

Kemudian tampilannya akan seperti gambar di bawah ini. Sebuah halaman video project yang masih kosong.

2. Panel media terdapat pada sebelah kanan di halaman kinemaster. Pada panel media terdapat menu-menu untuk memasukkan atau impor video, foto, text, suara, maupun musik. Berikut ini rincian menu yang ada pada panel media :

• Media Browser, dengan menu ini kita bisa memasukkan video dan atau foto untuk membuat video.

• Layer, ada empat fungsi yang bisa dimaksimalkan untuk mengedit video. Image, bisa digunakan untuk menambahkan foto atau gambar sebagai logo atau watermark. Sticker, adanya stiker bisa membuat video nampak lucu yang sudah tersedia di aplikasi KineMaster.

• Text, sangat bermanfaat sekali untuk memberikan keterangan,

atau nama orang dalam video kita. Ini fitur wajib. Hampir semua aplikasi video editing pasti ada fitur ini. Hebatnya,

KineMaster menyediakan cukup banyak font dengan pilihan customize banyak dan color atau ukuran. Terakhir, handwriting, memudahkan kita dalam membuat coretan, tanda, dengan berbagai animasi pada video.

• Audio, di sini kita bisa memasukkan file audio berupa musik,

(59)

sekali dalam video. Dengan musik yang tepat, seorang video creator bisa membuat suasana video yang diinginkan. Baik itu suasana sedih, gembira atau susah. Bisa juga menambahkan efek suara pada bagian video tertentu guna menguatkan karakter video.

• Voice, Menu ini ini merupakan sarana untuk mengisi voice over atau narasi dalam video yang kita buat. Voice over juga bisa menguatkan keterangan video.

Gambar 4.4. Panel Media

3. Menyisipkan Transisi

Transisi diperlukan saat editing video untuk memperindah atau mempercantik video. Tapi perlu diingat, transisi yang berlebihan malah akan membuat penonton menjadi bingung dan pesan yang kita sampaikan melalui video menjadi sulit dipahami. Letak transisi video ada di antara pergantian dari satu clip atau scene ke clip selanjutnya. Untuk lebih mudah memahami, coba perhatikan letak transisi yang ada di bawah ini.

(60)

Gambar 4.5. Transisi Video

Di aplikasi KineMaster, banyak sekali pilihan transisi yang disediakan. Kita bisa membuat transisi video sesuai dengan kebutuhan. Mulai dari jenis transisi 3D, classic, fun, picture and picture dan multi video, presentasi, text transisi dan transisi bawaan theme. Bagaimana cara memasukkan transisi ke video kita? Setelah video sudah diimpor ke dalam timeline video project sesuai dengan konsep atau jalan cerita video yang akan dibuat (skenario), selanjutnya bisa tap bagian transisi mana yang akan dimasukkan di video. Agar proses editing bisa dilakukan dengan cepat, memasukkan transisi dilakukan setelah semua video sudah dimasukkan atau diimpor. Masing-masing folder atau menu efek transisi memiliki pilihan sub menu seperti ditunjukkan pada berikut ini, kita tinggal pilih transisi yang disukai dan dibutuhkan.

(61)

Gambar 4.6. Menyisipkan Efek Transisi

4. Mengedit Klip Video

Pada aplikasi KineMaster, semua fitur dasar editing klip video

sudah ada, bahkan lebih lengkap. Mulai dari clip effect, speed control, rotate atau mirroring, color filter, color adjustment, volume envelope dan terakhir audio filter.

Jika hanya melakukan pemangkasan (trim) dasar dari bagian depan atau bagian belakang scene sangat mudah dilakukan. Caranya cukup klik dulu klip video yang akan dipangkas, kemudian tinggal pilih gambar gunting. Untuk lebih jelasnya, bisa lihat gambar di berikut ini.

(62)

Gambar 4.8. Menu Audio

5. Menambahkan Musik

Menambahkan musik dalam video bisa memperkuat karakter dari video itu sendiri. Video dengan tema sedih, akan lebih terasa sedihnya jika diiringi dengan alunan musik atau instrumen sedih. Asal jangan terbalik, videonya sedih, diiringi dengan musik ceria atau gembira pasti akan terlihat dan terdengar aneh. Begitu juga sebaliknya.

Untuk menambahkan musik, tentu di smartphone kita harus sudah ada musik terlebih dahulu. Cara yang sama, tidak hanya sekedar musik, seperti sound effect pun bisa kita tambahkan ke video project. Pastikan juga musik yang ditambahkan tidak mengandung unsur hak cipta atau copy right jika kita ingin mengupload video ke channel YouTube. Di internet ada banyak layanan musik gratis yang bisa kita download, salah satunya ada di gallery musik YouTube atau bensound.com.

Cara menambahkan musik, sound effect, atau instrument di video

kita :

a. Setelah terbuka aplikasi KineMaster, silakan tap lambang atau menu “Audio” seperti gambar berikut ini.

(63)

b. Selanjutnya tinggal pilih apakah akan menggunakan theme music, recorded, song, atau gallery album music. Langsung saja tambahkan musik instrumennya dengan menekan icon plus seperti di gambar ini. Kita juga bisa mendengarkannya terlebih dahulu dengan cara yang sama tap icon play.

a. Langkah pertama adalah tap menu atau icon “Lapisan” selanjutnya pilih opsi “Teks”. Selain bisa menambahkan teks,

menu “Lapisan” juga menyediakan fitur untuk menambahkan

6. Menambahkan Teks

Teks pada video biasanya digunakan untuk penamaan judul, orang, dan keterangan yang membutuhkan penjelasan dengan teks. Menambahkan teks pada video di KineMaster pun mudah dilakukan dengan jenis dan pengaturan yang cukup komplit, mulai dari jenis font, warna font, dan ukuran font.

Selanjutnya kita bisa menyesuaikan pengaturan yang ada pada musik. Misalnya, menurunkan atau meninggikan suara musik di bagian clip video tertentu. Tidak hanya bisa melakukan editing dasar pada musik, tapi juga lebih dari itu.

(64)

b. Setelah memilih menu layer “Teks” akan muncul halaman hitam kosong dan keyboard. Ketikan teks di halaman kosong tersebut, kemudian tekan “Pilih”.

Teks kemudian akan tampak di video. Jika posisi teks kurang pas dengan keinginan, kita bisa menggeser dengan cara drag and drop. Ukuran teks jika dirasa terlalu kecil, bisa diperbesar dengan cara zoom. Memiringkan teks bisa juga dilakukan dengan rotate. Ikuti saja sesuai arah petunjuk anak panah pada teks. Jika ingin mengubah jenis font teks, maka kita pilih opsi logo atau icon “Aa”. Kita juga bisa memilih warna teks yang akan digunakan dan memberikan animasi untuk teksnya.

Gambar 4.10. Menu Lapisan untuk Menambahkan Teks

(65)

Gambar 4.12. Teks Sudah Terlihat Muncul di Video

Gambar 4.13. Fitur voice over

7. Mengisi Voice over

Aplikasi kinemaster menyediakan fitur untuk mengisi voice over,

bahkan tanpa menggunakan mikrofon atau alat tambahan lainnya. Cukup langsung membuka video project kita dan mengarahkan pada posisi atau bagian video yang akan diiringi oleh Voice over narasi kita seperti gambar berikut ini.

(66)

Gambar 4.14. Memulai Voice Over

atur jarak antara mulut dan posisi microphone smartphone kira-kira satu kepalan tangan. Kalau terlalu dekat, artikulasi suara akan terganggu. Kalau terlalu jauh, suara akan terdengar kurang jelas. Pastikan microphone tidak tertutup oleh jari atau tangan kita. Pastikan saat proses pengambilan Voice over suasana dalam ruangan sepi, lebih baik lagi apabila ruangannya kedap suara. Kalau semuanya sudah siap, baru tap “Mulai”. Tunggu sejenak, lalu langsung mulai rekam voice over-nya atau sambil membaca narasinya. Pastikan membaca naskahnya dengan artikulasi yang jelas dan intonasi yang tepat.

b. Untuk mendengar hasil voice over, tap menu “Tinjau”. Dengarkan dulu apakah suaranya sudah sesuai dengan keinginan. Untuk mengulangi, tap menu “Rekam ulang” maka otomatis Voice over sebelumnya akan terhapus dan digantikan dengan yang terbaru.

(67)

Gambar 4.15. Hasil Voice over

8. Rendering Video dan Broadcast File ke Sosial Media.

Rendering video adalah proses mengubah dan mengekspor video

project di aplikasi KineMaster, menjadi satu file video yang utuh.

Biasanya akan membutuhkan waktu lama. Untuk itu, pastikan dan cek terlebih dahulu kapasitas baterai smartphone penuh atau siapkan charger sebelum melakukan proses rendering video. a. Jika sudah yakin dan tidak ada lagi yang perlu diedit dalam

video project, sekarang saatnya melakukan rendering. Buka

terlebih dahulu file project aplikasi KineMaster. Pastikan

posisinya sama persis dengan gambar di bawah ini. Kemudian pilih icon berbagi.

(68)

Gambar 4.17. Tampilan Notifikasi Berlangganan

Gambar 4.18. Memilih Resolusi, Bit rate dan Ekspor Video

b. Kemudian muncul notifikasi seperti gambar berikut ini. Silahkan

dipilih kalau ingin berlangganan bulanan atau tahunan. Jika tidak ingin berlangganan, pilih saja “Tidak, terima kasih, simpan dengan tanda air”.

c. Selanjutnya akan tampil pilihan resolusi dan bitrate video yang akan direndering. Semakin tinggi resolusi dan bitrate

maka semakin besar ukuran file video serta semakin lama

waktu rendering yang dibutuhkan, namun kulitas video yang dihasilkan akan semakin bagus. Setelah resolusi dan bit rate dipilih maka tap menu “ekspor”. Format video hasil rendering adalah MP4. Sebuah format video yang hampir semua gadget termasuk smartphone bisa memutarnya.

(69)

d. aat proses rendering video berjalan, jangan melakukan aktifitas

lain di smartphone kita. Tunggu dulu sampai proses rendering benar-benar selesai. Hal ini untuk antisipasi supaya proses rendering berjalan dengan sempurna dan menghasilkan kualitas video yang bagus. Kita juga dilarang menghapus elemen-elemen yang ada di video project sebelum rendering. Misalnya foto, musik, atau video yang digunakan pada project video harus tetap ada, jangan ada yang terhapus dulu sampai proses rendering selesai dilakukan.

e. Setelah proses rendering selesai maka nama file video akan tampil pada sebelah kanan atas dan file video hasil rendering

sudah tersimpan di dalam smartphone kita. Pilih ikon “play” untuk menonton hasilnya atau pilih icon “berbagi” untuk

mengupload file video ke berbagai media sosial.

(70)

f. Aplikasi Kinemaster menyediakan fitur berbagi file video hasil

rendering ke berbagai media sosial, antara lain youtube, facebook, twitter, instagram, dan lain-lain.

Untuk memperdalam keterampilan Anda mengedit video menggunakan kinemaster, silahkan buka dan pelajari tutorial Kinemaster dalam bentuk modul dan video pada laman berikut ini :

Gambar 4.20. Tampilan Hasil Rendering

(71)

Gambar 4.22. Tutorial Kinemaster

Diskusi:

Menurut Anda, apakah kekurangan-kekurangan media video pembelajaran yang disebutkan dalam kegiatan belajar ini masih relevan dengan perkembangan teknologi sekarang ? Jelaskan !

Tugas :

Untuk lebih memperdalam materi dalam kegiatan belajar 4, video pembelajaran yang sudah Anda produksi pada kegiatan belajar 3 silahkan diedit menggunakan smartphone dengan aplikasi kinemaster.

(72)

Rangkuman :

Tahap pascaproduksi merupakan tahapan terakhir dalam proses membuat video pembelajaran. Tahapan ini berisi beberapa langkah-langkah kegiatan yang harus dilakukan, editing dan mixing, dilakukan oleh editor untuk memilih gambar dan suara (juga mengisi suara) sesuai tuntutan naskah yang direncanakan pada awal. Setelah selesai dibuat dilakukan preview (evaluasi) media, untuk melihat apakah yang dibuat benar-benar sudah sesuai dengan perencanaan yang ada pada naskah, serta efektif untuk dimanfaatkan dan diujicobakan kepada sasaran. Hasil akhir semua kegiatan tersebut adalah media video dapat dimanfaatkan oleh guru dan siswa dalam pembelajaran atau didistribusikan melalui berbagai saluran. Sarana distribusi video pembelajaran bisa melalui portal rumah belajar, media sosial, youtube, dan lain sebagainya. Hampir semua aplikasi editing

baik berbasis PC maupun smartphone menyediakan fitur untuk share file

video yang sudah selesai diedit ke berbagai medsos, youtube, dan sarana distribusi digital lainnya.

(73)

Gambar

Gambar 1.1. Contoh-contoh video pembelajaran Diskusi:
Gambar 3.1. Terminologi Shot
Gambar 3.3. Camera angle
Gambar 3.5. Camera movement
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tujuh perempuan anggota legislatif di DPRD Provinsi NTT mampu menunjukkan bahwa faktor budaya patriarki yang kuat tidak menghalangi mereka masuk dalam ranah politik untuk mewakili

Bangunan ruko (rumah toko) Citra Land Bagya City juga menerapkan prinsip-prinsip International Style antara lain Arsitektur sebagai volume, Keteraturan, Penghindaran

Konteks organisasi berisi lingkungan internal organisasi (budaya, struktur, iklim hubungan karyawan, teknologi, proses operasional, dan praktek manajemen

Dari hasil penelitian terdapat hubungan antara teman sebaya dengan perilaku seksual, hal ini dikarenakan sosialisasi dan dampak yang dihasilkan oleh teman sebaya

Bumiputera cabang Serang untuk meningkatkan loyalitas nasabah terhadap produk unggulannya yaitu asuransi pendidikanAJB Bumiputera yang pada saat ini lebih memfokuskan kepada

Pada akhir tahun 2017, telah dalam peningkatan layanan, perekrutan, dan pemberian beasiswa bagi mahasiswa dalam peningkatan layanan, perekrutan, dan pemberian beasiswa

Pembangkit listrik tenaga air dapat dikatakan bebas dari emisi gas rumah kaca, sedangkan pembangkit listrik tenaga panas bumi hanya menghasilkan seperenam dari emisi gas rumah

Dari kondisi awal ke siklus I dan siklus II mengalami peningkatan yang cukup baik, hal ini dapat dilihat bahwa nilai persentase keterampilan roll depan dilihat