• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Akuntansi Program Studi Akuntansi. Oleh :

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Akuntansi Program Studi Akuntansi. Oleh :"

Copied!
121
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH ROTASI AUDITOR, REPUTASI

KANTOR AKUNTAN PUBLIK, DAN SPESIALISASI

INDUSTRI AUDITOR TERHADAP KUALITAS AUDIT

(Studi Empiris pada Perusahaan Jasa Non Sektor Keuangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Akuntansi

Program Studi Akuntansi

Oleh :

Gisella Nery Noventia Saragi NIM : 162114112

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(2)

i

PENGARUH ROTASI AUDITOR, REPUTASI

KANTOR AKUNTAN PUBLIK, DAN SPESIALISASI

INDUSTRI AUDITOR TERHADAP KUALITAS AUDIT

(Studi Empiris pada Perusahaan Jasa Non Sektor Keuangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Akuntansi

Program Studi Akuntansi

Oleh :

Gisella Nery Noventia Saragi NIM : 162114112

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(3)

iv

LEMBAR PERSEMBAHAN

“Success doesn’t come from what you do occasionally, but what you do consistently”

-Marie Forleo-

“Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur. Damai sejahtera Allah yang melampaui segala akal, akan memelihara hati

dan pikiranmu dalam Kristus Yesus” Filipi 4:6-7

Kupersembahkan untuk:

Tuhan Yesus Bunda Maria Bapakku Mangisal Saragi dan Ibukku Yustina Adikku Rita Cascia Varani Saragi Keluarga Besar Teman-teman dan sahabat-sahabatku yang selalu mendukung

(4)

ix

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ………...…... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING …………... ii

HALAMAN PENGESAHAN ………... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ……….. iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ………... v

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI... vi

HALAMAN KATA PENGANTAR ……….…………... vii

HALAMAN DAFTAR ISI ……….………... ix

HALAMAN DAFTAR TABEL ….………... xi

HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN... xii

ABSTRAK …….………..………... xiii

ABSTRACT ……….. xiv

BAB I PENDAHULUAN ………... 1

A.Latar Belakang Masalah ………... 1

B.Rumusan Masalah... 6

C.Tujuan Penelitian... 6

D.Manfaat Penelitian... 6

E. Sistematika Penulisan... 7

BAB II LANDASAN TEORI ………... 9

A.Teori Keagenan (Agency Teory)... 9

B.Teori Kontrak (Contracting Theory)... 10

C.Peraturan Pemerintah mengenai Rotasi Auditor Independen ... 11 D.Reputasi KAP (Kantor Akuntan Publik)... 12

E. Spesialisasi Industri Auditor... 13

F. Kualitas Audit... 14

G.Penelitian Terdahulu... 18

H.Perumusan Hipotesis Penelitian………. 21

BAB III METODE PENELITIAN ……….. 24

A.Desain Penelitian... 24

B.Waktu dan Tempat Penelitian... 25

C.Subjek Penelitian... 25

D.Data Penelitian... 26

E. Teknik Pengumpulan Data... 26

F. Populasi dan Sampel... 27

G.Variabel Penelitian... 28

H.Model Penelitian... 33

I. Teknik Analisis Data... 34

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ………... 41

A.Deskripsi Sampel Penelitian... 41

(5)

x

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ……….... 54

A.Deskripsi Data ………... 54 B.Analisis Data ……….... 80 C.Pembahasan …….…………..……….... 93 BAB VI PENUTUP ………... 100 A.Kesimpulan ………... 100 B.Keterbatasan Penelitian ………... 100 C.Saran ……….. 101 DAFTAR PUSTAKA ……..………... 103 LAMPIRAN ………... 107 BIOGRAFI PENULIS... 112

(6)

xi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Penentuan Sampel Penelitian... 41

Tabel 2. Daftar Sampel Penelitian... 42

Tabel 3. Nama Auditor Setiap Perusahaan... 54

Tabel 4. Nama KAP Setiap Perusahaan... 61

Tabel 5. Hasil Perhitungan Auditor Industry Specialization (AIS) 69 Tabel 6. Hasil Perhitungan Discretionary accrual ... 72

Tabel 7. Hasil Statistik Deskriptif... 81

Tabel 8. Hasil Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov Test... 85

Tabel 9. Hasil Uji Multikolinearitas... 85

Tabel 10. Hasil Uji Heteroskedastisitas Glejser... 86

Tabel 11. Hasil Uji Autokorelasi Durbin Watson... 87

Tabel 12. Hasil Coefficients Regresi Linear Berganda... 88

Tabel 13. Nilai Koefisien Determinasi (R2) ... 89

Tabel 14. Hasil Uji Statistik F... 90

(7)

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Uji Normalitas……… 108

Lampiran 2. Uji Asumsi Klasik... 109

Lampiran 3. Statistik Deskriptif... 110

(8)

xiii ABSTRAK

PENGARUH ROTASI AUDITOR, REPUTASI

KANTOR AKUNTAN PUBLIK, DAN

SPESIALISASI INDUSTRI AUDITOR

TERHADAP KUALITAS AUDIT

(Studi Empiris pada Perusahaan Jasa Non Sektor Keuangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)

Gisella Nery Noventia Saragi NIM: 162114112

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta 2020

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh rotasi auditor, reputasi Kantor Akuntan Publik, dan spesialisasi industri auditor terhadap kualitas audit. Populasi dari penelitian ini adalah perusahaan jasa non sektor keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2016-2018. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode dokumentasi.

Jenis penelitian ini adalah penelitian prediktif. Metode pemilihan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan purposive sampling method. Jumlah sampel perusahaan pada penelitian ini adalah 110 perusahaan dengan tiga tahun pengamatan sehingga jumlah sampel keseluruhan adalah 330. Variabel independen dalam penelitian ini adalah rotasi auditor, reputasi kantor akuntan publik, dan spesialisasi industri auditor, sedangkan variabel dependen dalam penelitian ini adalah kualitas audit. Data dianalisis menggunakan analisis regresi linear berganda.

Hasil analisis dan pembahasan dari penelitian ini menunjukkan bahwa rotasi auditor tidak berpengaruh terhadap kualitas audit dengan nilai signifikansi sebesar 0,340. Reputasi Kantor Akuntan Publik berpengaruh terhadap kualitas audit dengan nilai signifikansi sebesar 0,001. Spesialisasi Industri Auditor tidak berpengaruh terhadap kualitas audit dengan nilai signifikansi sebesar 0,104.

Kata Kunci: Rotasi auditor, reputasi KAP, spesialisasi industri auditor, dan kualitas audit.

(9)

xiv ABSTRACT

THE EFFECT OF AUDITOR ROTATION,

PUBLIC ACCOUNTING FIRM REPUTATION,

AUDITOR INDUSTRY SPECIALIZATION ON

AUDIT QUALITY

(Empirical Study of Non Financial Sector Service Companies Listed on the Indonesia Stock Exchange)

Gisella Nery Noventia Saragi NIM: 162114112

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta 2020

This study aimed to examine the effect of auditor rotation, public accounting firm reputation, and auditor industry specialization on audit quality. The population of the data is the non financial sector service companies listed on the Indonesia Stock Exchange in the period 2016 to 2018. The data collection technique used is the documentation technique.

The type of this research is predictive. This research used purposive sampling method to select sample from the population. Based on this method, the number of sample companies were 110 companies with three years of obeservation, so that total sample size was 330 sample. Independent variabels in this research are auditor rotation, public accounting firm reputation, and auditor industry specialization, while the dependent variabel is audit quality. The multiple linear regression was used to the analysis data.

The result showed that auditor rotation does not affects audit quality with significance of 0,340. The public accounting firm reputation affects audit quality with significance of 0,001. Auditor industry specialization does not affects audit quality with significance of 0,104.

Keywords: Auditor rotation, public accounting firm reputation, auditor industry specialization, and audit quality.

(10)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Salah satu sumber informasi untuk menilai kinerja perusahaan berasal dari laporan keuangan yang diterbitkan perusahaan. Informasi ini digunakan pemangku kepentingan untuk pengambilan keputusan investasi. Auditor berperan penting dalam kewajaran laporan keuangan perusahaan yang tercermin melalui pendapat/opini auditor terhadap laporan keuangan perusahaan. Auditor dibedakan menjadi tiga yaitu auditor pemerintah, auditor internal, dan auditor independen (Hendi dan Desiana, 2019). Auditor independen sering disebut dengan akuntan publik atau auditor eksternal yang berasal dari luar lingkungan perusahaan. Penelitian ini dikhususkan untuk meneliti auditor independen yang dalam penelitian ini disebut dengan auditor. Penentuan tingkat keandalan laporan keuangan yang diterbitkan oleh seorang auditor tergantung pada kualitas audit yang dihasilkannya. Namun untuk mencapai kualitas audit yang baik masih ditemui faktor yang dapat mempengaruhi kualitas audit, seperti ukuran KAP, audit fee, jumlah klien, lamanya proses audit, rotasi audit, reputasi KAP, spesialisasi industri auditor. Salah satu contoh dari munculnya faktor eksternal yang mempengaruhi kualitas audit terjadi pada kasus yang menimpa PT Sunprima Nusantara Pembiayaan (SNP Finance). Berita yang ditulis oleh Rr. Ariyani Yakti pada September 2018 dalam blognya bisnis.tempo.co, menjelaskan bahwa PT Sunprima Nusantara Pembiayaan (SNP Finance) melakukan pembobolan 14

(11)

bank. SNP Finance menggunakan hasil laporan keuangan yang diaudit oleh Akuntan Publik (AP) Marlinna, AP Merliyana Syamsul, dan Kantor Akuntan Publik (KAP) Satrio Bing Eny dan Rekan untuk meraup kredit dari bank lain. Kasus ini mengakibatkan Menteri Keuangan menjatuhkan sanksi kepada kedua AP dan satu KAP, dimana KAP Satrio Bing Eny dan Rekan berafiliasi dengan salah satu KAP Big Four yaitu Deloitte Indonesia. Kedua AP ini belum mematuhi Standar Audit-Standar Profesional Akuntan Publik dalam pelaksanaan audit umum atas laporan keuangan SNP Finance. KAP Satrio Bing Eny juga memiliki kelemahan pada sistem pengendalian mutu karena belum dapat melakukan pencegahan yang tepat atas ancaman perikatan audit pada klien yang sama dalam waktu cukup lama.

Permasalahan mengenai masa pemberian jasa audit umum pada klien telah diatur oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). IAI memberikan aturan untuk merotasi AP dan KAP yang bertujuan agar masa perikatan auditor dengan perusahaan klien dibatasi. Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia tentang Jasa Akuntan Publik (Keputusan Menteri Keuangan No 423/KMK.06/2002) yang diadopsi dari Sarbanes-Oxley Act 2002, mengatur bahwa KAP hanya memberikan jasa audit umum atas laporan keuangan paling lama lima tahun buku berturut-turut, sedangkan untuk AP paling lama tiga tahun buku berturut-turut. Namun peraturan ini direvisi menjadi Peraturan Pemerintah (PP) No. 20 tahun 2015 bahwa tidak ada pembatasan lagi untuk KAP dan pembatasan hanya berlaku untuk AP yaitu selama 5 (lima) tahun buku berturut-turut. Keterlibatan kedua AP dan satu

(12)

KAP dalam kasus SNP Finance menunjukkan bahwa peraturan yang disahkan oleh Menteri Keuangan Indonesia masih gagal untuk mencegah kecurangan sehingga independensi dan kemampuan AP dalam memberikan jasa audit yang berkualitas berkurang di masyarakat.

Kualitas audit diproksikan dengan adanya manajemen laba yang diketahui dari nilai discretionary accrual (akrual diskresioner) yang merupakan proksi pengukuran dalam penelitian ini. Manajemen laba menjadi salah satu faktor yang dapat mengurangi kualitas laporan keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan, hal ini dikarenakan manajemen laba dapat memberikan informasi yang dapat menyesatkan para pengguna laporan keuangan. Menurut Wardana (2019), manajemen laba adalah suatu proses untuk mengarahkan atau memanipulasi laba yang akan dilaporkan di laporan keuangan dan dilakukan secara sengaja. Pihak independen atau auditor sangat dibutuhkan untuk mengevaluasi dan melakukan penilaian yang dituangkan dalam sebuah opini atau pendapat atas kewajaran laporan keuangan sehingga laporan keuangan terjamin keandalannya dalam menyediakan informasi bagi para pengguna laporan. Penelitian ini akan meneliti mengenai faktor rotasi auditor, reputasi KAP, dan spesialisasi industri auditor yang dapat mempengaruhi kualitas audit.

Rotasi auditor menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas audit. Menurut Ninik Andriani (2017) mengatakan bahwa independensi seorang auditor menurun ketika hubungan antara auditor dengan kliennya sudah berjalan lama, hal ini dikarenakan objektivitas auditor terpengaruhi.

(13)

Penelitian ini mengambil faktor rotasi auditor dengan mengartikan berapa kali perusahaan menggunakan jasa audit yang sama dan secara wajib (mandotary) mengganti auditor setelah jangka waktu yang telah ditentukan dalam peraturan Menteri Keuangan. Penelitian ini menggunakan data laporan keuangan perusahaan selama tiga tahun buku yang digunakan untuk melihat pergantian audior yang dilakukan selama tiga tahun yaitu tahun 2016-2018.

Masa perikatan antara KAP dengan perusahaan klien juga berhubungan dengan reputasi KAP itu sendiri. Reputasi KAP berarti menjaga nama baik dan kepercayaan publik terhadap KAP tempat auditor bekerja dan nama auditor itu sendiri. Penelitian ini mengartikan reputasi KAP dengan melihat bahwa perusahaan dengan skala besar biasanya lebih memilih KAP yang berafiliasi dengan KAP Big Four, dalam hal ini KAP Big Four adalah: Deloitte, PricewaterhouseCoopers (PwC), Ernst and Young (EY), dan KPMG. Menurut Nizar (2017), KAP yang berafiliasi dengan KAP Big Four memiliki kualitas audit yang tinggi dikarenakan persepsi perusahaan bahwa KAP Big Four memiliki pelatihan, pengakuan internasional, dan adanya peer review. Keanggotaan KAP Big Four dalam penelitian ini hanya sampai tahun 2019 untuk menganalisis reputasi KAP.

Salah satu faktor lainnya yang dapat mempengaruhi kualitas audit adalah spesialisasi industri auditor. Seorang auditor yang menganggap dirinya memiliki spesialisasi di industri tertentu mempunyai pemahaman dan pengetahuan yang lebih baik daripada auditor lainnya. Menurut Desiliani dan Wahyu (2015), pemahaman dan pengetahuan ini mengenai risiko bisnis,

(14)

internal kontrol dan risiko audit perusahaan pada industrinya. Menurut Fitriany dan Rosietta (2015), pengalaman mengaudit dibidang yang sama akan meningkatkan kemampuan auditor dalam mengestimasi letak kesalahan dan ketidaknormalan laporan keuangan klien yang diauditnya. Peneliti hanya mengambil data perusahaan dari satu sektor yang sama yaitu perusahaan jasa yang tidak termasuk sektor keuangan yaitu sektor property dan real estate, sektor perdagangan, jasa dan investasi, dan sektor infrastruktur, utilitas dan transportasi.

Penelitian ini menggunakan perusahaan jasa sebagai subjek penelitiannya dikarenakan perusahaan jasa masih menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Perusahaan jasa juga menjadi peluang usaha, dikarenakan aktivitas perusahaan jasa lekat dengan kegiatan masyarakat sehari-hari, sehingga prospek jangka panjangnya baik. Penelitian ini menggunakan pengukuran tiga tahun pengamatan yaitu tahun 2016-2018, dikarenakan tahun pertama auditor ditugaskan kualitas audit masih rendah dikarenakan auditor belum memahami secara utuh kondisi klien, tahun kedua dan ketiga kualitas audit masih dalam tahap peningkatan seiring dengan semakin panjangnyaa tenure (Fitriany dan Rosietta, 2015). Oleh sebab itu, peneliti mengambil tiga tahun pengamatan karena dirasa sudah cukup untuk melihat sejauh mana perusahaan mengetahui hal ini. Penelitian ini juga menggunakan tahun pengamatan 2016-2018, dimana tahun pengamatan merupakan tahun setelah ditetapkannya PP No. 20 tahun 2015, sehingga

(15)

peneliti ingin mengetahui apakah setiap perusahaan melaksanakan peraturan ini atau tidak.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini antara lain sebagai berikut:

1. Apakah rotasi auditor berpengaruh terhadap kualitas audit ? 2. Apakah reputasi KAP berpengaruh terhadap kualitas audit ?

3. Apakah spesialisasi industri auditor berpengaruh terhadap kualitas audit ? C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini memiliki tujuan sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui bahwa rotasi auditor berpengaruh terhadap kualitas audit.

2. Untuk mengetahui bahwa reputasi KAP berpengaruh terhadap kualitas audit.

3. Untuk mengetahui bahwa spesialisasi industri auditor berpengaruh terhadap kualitas audit.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini bermanfaat untuk beberapa pihak yaitu : 1. Bagi Pemerintah

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pemerintah untuk mengevaluasi dan mempertimbangkan peraturan yang sudah ada maupun yang belum ada yang berkaitan dengan rotasi auditor, reputasi KAP, dan spesialisasi industri auditor.

(16)

2. Bagi Universitas Sanata Dharma

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk menambah kepustakaan dan menjadi acuan untuk penelitian selanjutnya.

3. Bagi Penulis

Penelitian ini bermanfaat bagi peneliti dalam menerapkan teori-teori yang berkaitan dengan rotasi dan spesialisasi industri auditor serta reputasi KAP yang didapat selama perkuliahaan.

E. Sistematika Penulisan BabI Pendahuluan

Bab ini berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan.

Bab II Tinjauan Pustaka

Bab ini berisi tinjauan pustaka berupa teori-teori yang relevan dengan permasalahan yang ada dalam penelitian ini.

Bab III Metode Penelitian

Bab ini berisi penjelasan mengenai desain penelitian, waktu dan tempat penelitian, subyek penelitian, data penelitian, teknik pengumpulan data, populasi dan sampel, variabel penelitian, model penelitian, dan teknik analisis data.

Bab IV Gambaran Umum Perusahaan

(17)

Bab V Analisis Data dan Pembahasan

Bab ini berisi deskripsi data, analisis data, dan pembahasan. Bab VI Penutup

(18)

9 BAB II

LANDASAN TEORI A. Teori Keagenan (Agency Theory)

Menurut Mathius Tandiontong (2016: 5) pentingnya pemegang saham dalam menyerahkan pengelolaan perusahaan kepada agen yaitu tenaga-tenaga profesional untuk menjalankan bisnis disebut dengan teori agensi. Pemegang saham memiliki tugas untuk mengawasi dan memantau jalannya operasi yang dikelola oleh agen (pihak manajemen) sehingga operasi yang dilakukan berguna untuk kepentingan perusahaan. Pihak agen dan pihak prinsipal (pemegang saham) harus memiliki kontrak kerja sama yang dilakukan diatas persetujuan bersama antara kedua belah pihak. Adanya teori agensi ini disebabkan oleh adanya informasi asimetri atau ketidakseimbangan informasi pihak manajemen dengan pihak pemilik.

Informasi yang dimiliki oleh pihak manajemen mengenai prospek dan risiko perusahaan lebih lengkap dibandingkan pihak pemilik. Pihak manajemen dan pihak pemilik memiliki kepentingan berbeda sehingga diasumsikan pihak manajemen tidak terbuka dengan pihak pemilik. Ketidakterbukaan pihak manajemen mengakibatkan pihak pemilik untuk tidak langsung percaya dengan laporan keuangan yang diberikan oleh pihak manajemen. Pihak eksternal atau pihak ketiga yang dipercayakan oleh pihak pemilik akan diminta untuk memeriksa laporan keuangan yang diterbitkan oleh pihak manajemen sebagai bentuk pertanggungjawaban pihak manajemen kepada pihak pemilik Godfrey (2010:363) dalam Darya dan Swasti (2017).

(19)

Penelitian ini menggunakan teori ini dikarenakan auditor ditunjuk sebagai pihak ketiga diperlukan untuk mengurangi masalah agensi dan menjadi penengah antara prinsipal dan agen. Auditor dibutuhkan untuk melakukan pengawasan dan evaluasi terhadap kinerja manajemen melalui laporan keuangannya apakah telah sesuai dengan keinginan pihak pemilik. Auditor dalam melakukan tugas sebagai pihak ketiga atau pihak eksternal membutuhkan independensi yang menjadi kepercayaan dari kedua belah pihak. Auditor juga tidak mudah terpengaruh oleh lamanya perikatan kerjasama dengan klien dalam hal mengaudit laporan. Hasil pengawasan dan evaluasi ini dapat menjadi bukti objektif terhadap kualitas audit yang diberikan. Kualitas audit yang tinggi dapat diraih auditor dengan melakukan pemeriksaan yang bebas dari kecurangan dan sesuai dengan peraturan dan ketentuan yang berlaku.

B. Teori Kontrak (Contracting Theory)

Prinsip dari teori kontrak ini adalah mempelajari tentang pelaku ekonomi yang dapat membangun kesepakatan kontrak yang optimal atau efisien. Laffont dan Tirole (1993) dalam Mathius Tandiontong (2016: 9). Teori kontrak muncul ketika terjadi ketidakpastian informasi dan yang disebabkan oleh prediksi dan penulisan informasi yang tidak dapat diprediksi dan dituangkan lengkap dalam kontrak tersebut. Asimetri informasi ini terjadi karena adanya informasi mengenai biaya produksi dan level of effort yang dimiliki penyedia.

(20)

Penelitian ini menggunakan teori ini dikarenakan menurut Spicer (2003) dalam Mathius Tandiontong (2016: 12), KAP merupakan perkumpulan dari berbagai macam kontrak seperti karyawan, pemerintah, pihak-pihak yang terkait dengan KAP serta dengan junior auditornya sendiri. Hubungan yang terjadi melalui kontrak ini dapat menimbulkan sebuah permasalahan agensi, maka dari itu diperlukan sebuah badan yang bersifat independen untuk menjadi mediator ketika kedua belah pihak yaitu principal dan agen mengalami konflik. Peran auditor dalam menjembatani pihak principal dengan pihak agen mendapat kepercayaan dari kedua belah pihak sehingga diharapkan auditor dapat mengelola keuangan perusahaan dengan baik. C. Peraturan Pemerintah mengenai Rotasi Auditor Independen

Pergantian auditor maupun KAP dalam sebuah perusahaan dan melakukan penugasan disebut dengan rotasi auditor. Peraturan pemerintah yang mengatur tentang rotasi auditor memiliki tujuan untuk menjaga independensi auditor. Dalam Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 423/KMK.06/2002 pasal 6 pemberian jasa audit umum atas laporan keuangan oleh KAP paling lama untuk 5 (lima) tahun buku berturut-turut dan seorang AP paling lama untuk 3 (tiga) tahun buku berberturut-turut-berturut-turut. Pemerintah mengeluarkan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No. 17/PMK.01/2008 tentang Jasa Akuntan Publik. Dalam pasal 3 ayat (1) dijelaskan bahwa sebuah KAP hanya boleh mengaudit suatu perusahaan paling lama 6 tahun buku berturut-turut, untuk AP dalam KAP tersebut mengaudit paling lama 3 tahun buku berturut-turut.

(21)

Namun pada tahun 2015, pemerintah mengeluarkan peraturan baru yang mengatur pergantian auditor, yaitu PP No. 20/2015 tentang Praktik Akuntan Publik. Dalam PP No. 20/2015 pasal 11 ayat (1) dijelaskan bahwa KAP tidak lagi dibatasi dalam melakukan audit atas suatu perusahaan. Pembatasan hanya berlaku bagi AP, yaitu selama 5 tahun buku berturut-turut. D. Reputasi KAP (Kantor Akuntan Publik)

Seorang auditor dituntut untuk maksimal dalam bersikap kompeten dan independen dalam proses audit. Sikap kompeten dan independen inilah yang membuat opini audit yang sesuai dengan kenyataannya. Auditor yang tidak menghasilkan opini sesuai dengan kenyataannya akan mempertaruhkan reputasi dirinya maupun KAP tempat Ia bekerja. Menjaga nama baik diri auditor sendiri dan KAP tempat Ia bekerja serta menjaga kepercayaan dalam mengeluarkan hasil audit yang sesuai dengan keadaan yang sesungguhnya menjadi tanggungjawab seorang auditor kepada publik (Verdiana, 2013). KAP bereputasi menjelaskan adanya sikap independensi auditor dalam melaksanakan tugas audit. KAP Big Four berafiliasi dengan beberapa KAP di Indonesia.

Menurut Hendi dan Desiana (2019), KAP Big Four memiliki keahlian, reputasi, dan sumber daya yang lebih baik daripada KAP lainnya sehingga KAP Big Four dapat menghasilkan kualitas audit yang tinggi. Pemerintah Indonesia memperbolehkan KAP di Indonesia melakukan kerja sama atau afiliasi dengan KAP Big Four tersebut. Nama-nama KAP besar yaitu PWC,

(22)

Deloitte, Ernst&Young, dan KPMG. Berikut ini nama perusahaan yang berafiliasi dengan Big Four menurut laman kinibisa.com (2019):

1. PWC (PricewaterhouseCoopers), di Indonesia berafiliasi dengan KAP Tanudiredja, Wibisana & Rekan.

2. Deloitte, di Indonesia berafiliasi dengan KAP Osman Bing Satrio. 3. Ernst & Young, di Indonesia berafiliasi dengan KAP Purwantono,

Suherman & Surja.

4. KPMG, di Indonesia berafiliasi dengan KAP Sidharta dan Widjaja. E. Spesialisasi Industri Auditor

Auditor spesialis sering menjadi sebutan untuk spesialisasi industri auditor. Spesialisasi industri auditor memiliki banyak pengalaman dan keahlian dalam mengaudit perusahaan dengan jenis industri tertentu. KPMG pernah menjelaskan mengenai hal penting yang harus dimiliki spesialisasi industri auditor pada jenis industri tertentu adalah:

1. Pengetahuan yang lebih mendalam dan lebih dapat memahami isu-isu mengenai bisnis kliennya merupakan sebuah keunggulan dari auditor spesialis.

2. Bisnis klien yang membutuhkan saran bisnis yang tepat dan membutuhkan respon terkait isu-isu seperti risiko bisnis juga merupakan sebuah keunggulan yang dimiliki auditor spesialis.

3. Teknologi-teknologi terbaru, pengetahuan industri yang dimiliki auditor spesialis dapat membantu klien dalam menerapkan bisnis yang

(23)

berkelanjutan, dikarenakan auditor spesialis memiliki pengalaman yang baik dengan menggabungkan pengalaman lokal dan global.

Menurut Fitriany dan Rosietta (2015), kualitas audit dapat ditingkatkan dengan adanya spesialisasi industri auditor karena memiliki kepastian informasi yang lebih tinggi dibandingkan auditor lain. Terdapat dua pendekapan dalam mengidentifikasi spesialisasi industri auditor, yaitu sebagai berikut: (Kirana, 2013)

1. Market share dalam industri. Pendekatan ini diasumsikan bahwa spesialisasi industri auditor adalah pemasok terbesar jasa audit dalam suatu industri. Pendekatan ini menghitung presentase jumlah klien yang diaudit suatu industri.

2. Market share dalam KAP. Pendekatan ini memperkirakan proporsi pendapatan auditor spesialisasi industri dari suatu industri dibagi dengan total pendapatan audit dalam semua industri. Pendekatan ini dikenal dengan portofolishare, dengan menggambarkan distribusi KAP berdasarkan industri.

F. Kualitas Audit

Kualitas audit ditentukan oleh dua hal yaitu independensi dan kompetensi. Seorang auditor harus mempunyai kemampuan pemahaman dan keahlian teknis. Kualitas audit yang berpengaruh signifikan terhadap kepuasaan klien, yaitu (1) atribut pengalaman melakukan audit, (2) atribut memahami industri klien, (3) atribut responsif terhadap kebutuhan klien, (4) atribut pemeriksaaan sesuai dengan standar umum audit, (5) atribut komitmen

(24)

kuat terhadap kualitas audit, (6) atribut keterlibatan pimpinan audit terhadap pemeriksaan dan (7) atribut melakukan pekerjaan lapangan dengan tepat (Christiawan, 2002). Kualitas audit merupakan segala kemungkinan (probability) dimana auditor pada saat mengaudit laporan keuangan klien dapat menemukan pelanggaran yang terjadi dalam sistem akuntansi klien dan melaporkannya dalam laporan keuangan auditan, dimana dalam melaksanakan tugasnya tersebut auditor berpedoman pada standar auditing dan kode etik akuntan publik yang relevan (Arisinta, 2013).

Independen sangat penting dimiliki oleh auditor dalam menjaga kualitas audit dimana akuntan publik lebih mengutamakan kepentingan publik diatas kepentingan manajemen atau kepentingan auditor sendiri dalam membuat laporan auditan. Hasil audit yang berkualitas dapat mempengaruhi citra dari KAP sendiri, dimana kualitas audit yang mengandung kejelasan informasi dari hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh auditor atas laporan keuangan yang diaudit sesuai dengan standar auditing (Hartadi, 2012).

Kualitas audit diukur dari input, proses, dan output. Penelitian terdahulu menggunakan kualitas audit yang diukur dari outputnya yaitu laporan keuangan yang diauditnya (Fitriany dan Rosietta, 2015). Kualitas audit sering dikaitkan dengan kualitas laba perusahaan, hal ini dikarenakan kualitas laba menentukan apakah angka yang tertera ada laporan keuangan sudah mencerminkan dan menyajikan secara wajar kondisi keuangan perusahaan yang sesungguhnya. Menurut Chen et al (2004) dalam Panjaitan dan Chariri (2014), hasil operasi dan kondisi keuangan perusahaan, dilihat angka laba,

(25)

angka laba yang cenderung mengandung akun-akun yang kurang tepat akan menghasilkan kualitas audit yang kurang baik. Kualitas laba pada laporan keuangan semakin baik maka kualitas audit semakin baik (Setiawan dan Fitriany, 2011). Kualitas laba memproksikan kualitas audit, yang mana kualitas laba diukur menggunakan discretionary accrual. Kualitas audit yang buruk jika discretionary accrual nya semakin besar, dikarenakan auditor tidak mampu menekan manajemen laba yang dilakukan oleh pihak manajemen perusahaan (Setiawan dan Fitriany, 2011). Nilai discretionary accrual yang besar ini diakibatkan oleh adanya diskresi manajemen, dimana diskresi manajemen ini adalah pemilihan kebijakan akuntansi untuk mencapai tujuan tertentu yang dilakukan oleh pihak manajemen secara bebas Scott (2009) dalam Perdana (2014). Pengukuran discretionary accrual ini menggunakan model Kaznik (1999) dimana penelitian terdahulu seperti Siregar (2005) menemukan bahwa model ini lebih baik dibandingkan dengan model Jones (1991), Dechow et al (1995) dan Kothari (2005). Nilai discretionary accrual ini dihitung dengan menggunakan menghitung total laba akrual, kemudian memisahkan nondiscretionary accrual (tingkat laba akrual yang wajar) dan discretionary accrual (tingkat laba akrual yang tidak normal).

(26)

Total akrual merupakan selisih antara net income dengan cash flow operation dengan rumus

TAit = NIit – CFOit ...(1) Kemudian meregresikan untuk mengetahui nilai parameter β1, β2, β3 dengan menggunakan rumus TAit Ait−1 = β1( 1 Ait−1) + β2 ( ∆REVit Ait−1) + β3 ( PPEt Ait−1) + εit ...(2) Kemudian menghitung nondiscretionary accrual dengan menggunakan rumus

NDAit = β1( Ait−11 ) + β2( ∆REVit−∆RECitAit−1 ) + β3( Ait−1PPEit ) +

εit...(3) Setelah itu memisahkan nondiscretionary accrual dan discretionary accrual dengan menggunakan rumus

TAit

Ait−1 = NDAit + DAit ...(4) Keterangan :

TAit = total laba akrual perusahaan i periode t NIit = laba bersih perusahaan i periode t CFOit = arus kas perusahaan i periode t

NDAit = Nondiscretionary accrual perusahaan i periode t Ait − 1 = Total aset perusahaan i periode t

∆REVit = Perubahan pendapatan dari tahun t ketahun sebelumnya ∆RECit = Perubahan piutangdari tahun t ketahun sebelumnya PPEit = Nilai kotor aktiva tetap perusahaan i periode t

(27)

Εit = error term perusahaan i tahun t β = Koefisien regresi

DAit = discretionary accrual

(Khaiyat, 2017) G. Penelitian Terdahulu

Penelitian Adib Azinudin Nizar (2017) yang berjudul “Pengaruh Rotasi, Reputasi dan Spesialisasi Auditor Terhadap Kualitas Audit (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur Listed di BEI)”. Proksi pengukuran untuk kualitas audit adalah menggunakan patokan pendapatan. Penelitian ini menggunakan regresi logistik untuk melakukan analisis data. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa rotasi auditor, reputasi auditor, dan spesialisasi auditor mempengaruhi kualitas audit

Penelitian Aswuri (2017) yang berjudul “Analisis Pengaruh Rotasi Auditor Dan Reputasi Auditor Terhadap Kualitas Audit (Studi Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2015)”. Proksi pengukuran kualitas audit menggunakan discretionary accrual. Penelitian ini menggunakan analisis regresi linear berganda untuk menganalisis data. Hasil dari penelitian ini adalah rotasi auditor tidak berpengaruh terhadap kualitas audit, sedangkan reputasi auditor berpengaruh terhadap kualitas audit.

Penelitian Bambang Hartadi (2012) Berjudul “Pengaruh Fee Audit, Rotasi KAP, Dan Reputasi Auditor Terhadap Kualitas Audit Di Bursa Efek Indonesia”. Proksi pengukuran kualitas audit menggunakan total akrual.

(28)

Penelitian ini menggunakan analisis regresi linear sederhana untuk menganalisis data. Hasil dari penelitian ini adalah fee audit berpengaruh terhadap kualitas audit, sedangkan rotasi dan reputasi audit tidak berpengaruh terhadap kualitas audit.

Penelitian Ninik Andriani dan Nusiam (2017) yang berjudul “Pengaruh Fee Audit, Audit Tenure, Rotasi Audit Dan Reputasi Auditor Terhadap Kualitas Audit (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013-2015)”. Proksi pengukuran kualitas audit menggunakan opini Going Concern. Penelitian ini menggunakan regresi logistik untuk menganalis data. Hasil dari penelitian ini adalah fee audit berpengaruh terhadap kualitas audit, sedangkan audit tenure, rotasi audit, dan reputasi auditor tidak berpengaruh terhadap kualitas audit.

Penelitian Liswan Setiawan W. Dan Fitriany (2011) yang berjudul Pengaruh Workload Dan Spesialisasi Auditor terhadap Kualitas Audit dengan Kualitas Komite Audit Sebagai Variabel Pemoderasi. Proksi pengukuran kualitas audit menggunakan discretionary accrual. Penelitian ini menggunakan dua model regresi yaitu model regresi yang memasukkan variabel interaksi dan model regresi yang tidak memasukkan variabel interaksi. Hasil penelitian ini adalah workload berpengaruh negatif terhadap kualitas audit, sedangkan spesialisasi berpengaruh positif terhadap kualitas audit.

Penelitian Nurul Fitri Nadia (2015) yang berjudul “Pengaruh Tenur KAP, Reputasi KAP dan Rotasi KAP Terhadap Kualitas Audit”. Proksi

(29)

pengukuran kualitas audit menggunakan discretionary accrual. Penelitian ini menggunakan analisis regresi linear berganda untuk menganalisis data. Hasil dari penelitian ini adalah tenur KAP, Reputasi KAP, rotasi KAP berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit.

Penelitian Tri Hari Wahono dan Edi Joko Setyadi (2014) yang berjudul “Pengaruh Tenur, Reputasi KAP Serta Ukuran Perusahaan Terhadap Kualitas Audit Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsusmsi Yang Terdaftar Di Bei Tahun 2011-2013”. Proksi kualitas audit menggunakan discretionary accrual. Penelitian ini menggunakan analisis regresi linear berganda untuk menganalisis data. Hasil penelitian ini adalah tenur KAP dan ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap kualitas audit, sedangkan reputasi KAP berpengaruh terhadap kualitas audit.

Penelitian Margi Kurniasih Dan Abdul Rohman (2014) yang berjudul “Pengaruh Fee Audit, Audit Tenure, dan Rotasi Audit Terhadap Kualitas Audit”. Proksi kualitas audit menggunakan ukuran KAP. Penelitian ini menggunakan regresi logistik untuk menganalisis data. Hasil dari penelitian ini adalah fee audit, audit tenure, dan rotasi audit berpengaruh terhadap kualitas audit.

(30)

H. Perumusan Hipotesis Penelitian

Berikut perumusan hipotesis pada penelitian ini : 1. Pengaruh Rotasi Auditor terhadap Kualitas Audit

Berdasarkan teori agensi yang menunjukkan bahwa auditor ditunjuk sebagai pihak ketiga diperlukan untuk mengurangi masalah agensi dan menjadi penengah antara prinsipal dan agen. Auditor bertugas memberikan hasil audit yang berkualitas berupa opini/pendapat audit, untuk mendapatkan hasil yang berkualitas diperlukan rotasi auditor yang dilakukan oleh perusahaan. Pihak perusahaan sebaiknya melakukan rotasi auditor sesuai dengan peraturan dari pemerintah yang mengharuskan auditor melakukan rotasi atau perputaran selama 5 tahun buku berturut-turut.

Menurut penelitian Kurniasih dan Rohman (2014) menunjukkan bahwa terdapat pengaruh signifikan antara rotasi audit dengan kualitas audit. Hal ini juga didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Siregar, dkk (2011) menunjukkan bahwa terjadi peningkatan rotasi KAP dan Akuntan Publik yang signifikan setelah dikeluarkannya KMK yang mengatur mengenai pembatasan jangka waktu audit maka adanya pengaruh yang baik setelah dikeluarkannya peraturan ini. Berdasarkan hal diatas maka hipotesis terkait dengan pengaruh rotasi auditor terhadap kualitas audit dirumuskan sebagai berikut :

(31)

2. Pengaruh Reputasi KAP terhadap kualitas audit

Menerapkan standar mutu dan standar audit yang tinggi dapat meningkatkan kualitas audit, hal ini mampu diterapkan oleh KAP yang bereputasi tinggi karena mempunyai tingkat independensi dan kompetensi yang tinggi. KAP sebagai tempat auditor bekerja berkaitan dengan nama auditor yang melakukan audit di perusahaan. Teori agensi yang mengatakan bahwa auditor sebagai pihak ketiga antara prinsipal dan agen, berkaitan dengan reputasi KAP yang identik dengan KAP besar. Hal ini dikarenakan KAP yang besar memiliki pelatihan, pengakuan internasional, dan adanya peer review. Selain itu KAP besar lebih cenderung memiliki pengetahuan dari pengalamannya, sehingga kemampuannya lebih baik.

Penelitian dari Husam dan Nawas (2013) menemukan bukti bahwa KAP Big Four lebih independen dari pada KAP non-Big Four. Apabila dianalogikan bahwa KAP Big Four lebih memiliki reputasi daripada KAP non-Big Four, maka dapat dikatakan bahwa reputasi auditor memang mempengaruhi kualitas auditor. Penelitian tersebut sependapat dengan penelitian Wahono dan Setyadi (2014) dan Nadia (2015) yang membuktikan reputasi berpengaruh terhadap kualitas audit. Berdasarkan hal diatas, maka hipotesis terkait dengan pengaruh reputasi KAP terhadap kualitas audit dirumuskan sebagai berikut :

(32)

3. Pengaruh Spesialisasi Industri Auditor terhadap kualitas audit.

Kualitas audit berhubungan dengan spesialisasi industri auditor karena kemampuan yang dimiliki auditor lebih banyak dibandingkan auditor non-spesialis. Kemampuan auditor spesialis berasal dari pengalaman yang banyak dalam mengaudit klien yang sama dalam suatu industri sehingga auditor spesialis dapat mempelajari praktik-praktik yang dilakukan di perusahaan. Penelitian dari Setiawan dan Fitriany (2011) dan Nizar (2017) menghasilkan kesimpulan spesialisasi industri auditor berpengaruh terhadap kualitas audit. Menurut Andreas (2012) spesialisasi industri auditor akan mempengaruhi kualitas audit, dikarenakan semakin lama dan banyak pengalaman seorang auditor dalam suatu industri tertentu maka akan lebih memahami risiko audit yang ada didalam industri tersebut, sehingga auditor sudah terbiasa dengan resiko-resiko khas suatu industri. Berdasarkan penjelasan diatas, maka hipotesis terkait dengan adakah pengaruh spesialisasi industri auditor dengan kualitas audit adalah:

(33)

24 BAB III

METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian prediktif. Penelitian prediktif bertujuan untuk memprediksi suatu hal yang akan terjadi pada saat yang akan datang berdasarkan hasil analisis keadaan saat ini. Pada penelitian menguji pengaruh variabel independen, yaitu rotasi auditor, reputasi KAP, dan spesialisasi industri auditor terhadap variabel dependen yaitu kualitas audit.

Penelitian ini menggunakan regresi linear berganda untuk melakukan analisis data. Regresi linear berganda ini akan mengolah data yang berasal dari laporan keuangan dan laporan auditan perusahaan jasa non sektor keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2016-2018. Berdasarkan kerangka teori dan beberapa penelitian terdahulu seperti penelitian Kurniasih dan Rohman (2014), Wahyono dan Setyadi (2014), Nadia (2015), Setiawan dan Fitriany (2011), dan Panjaitan dan Chariri (2014) variabel rotasi auditor yang dinotasikan dengan X1, variabel reputasi KAP yang dinotasikan dengan X2, dan spesialisasi industri auditor yang dinotasikan dengan X3 berpengaruh terhadap variabel dependen yaitu kualitas audit yang dinotasikan dengan Y.

(34)

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Waktu yang digunakan dalam penelitian ini sekitar dua bulan. Penelitian ini dilakukan di perusahaan jasa non sektor keuangan yang terdaftar di BEI yang menyediakan data laporan keuangan auditan dengan mengakses dan mengunduh situs resmi BEI yaitu melalui website www.idx.co.id.

C. Subjek Penelitian

Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah perusahaan di sektor jasa non sektor keuangan. Data mengenai subjek penelitian ini didapat dari www.idx.co.id. Menurut BEI, perusahaan jasa diklasifikasikan, sebagai berikut:

1. sektor perdagangan, jasa dan investasi yang terdiri: perdagangan besar barang produksi; perdagangan eceran; restoran, hotel dan pariwisata; advertising, printing dan media; kesehatan; jasa komputer dan perangkatnya; perusahaan investasi; lainnya.

2. sektor property dan real estate yang terdiri dari: property dan real estate dan konstruksi bangunan.

3. sektor infrastruktur, utilitas, dan transportasi yang terdiri dari: energi; jalan tol, pelabuhan, bandara dan sejenisnya; telekomunikasi; transportasi; konstruksi non bangunan.

(35)

D. Data Penelitian

Jenis data yang digunakan adalah data sekunder. Data sekunder adalah data yang mengacu pada informasi yang dikumpulkan dari sumber yang telah ada. Data diperoleh dari tiap laporan keuangan dan laporan auditan perusahaan jasa non sektor keuangan tahun 2016-2018. Data sekunder dalam penelitian ini adalah:

1. Data mengenai nama auditor yang melaporkan laporan auditan tiap perusahaan jasa non sektor keuangan berasal dari laporan auditan perusahaan periode 2016-2018 yang digunakan untuk menganalisis rotasi auditor.

2. Data mengenai nama KAP yang melakukan audit apakah berafiliasi dengan KAP Big Four digunakan untuk menganalisis reputasi KAP. 3. Data mengenai berapa persen KAP tersebut mengaudit perusahaan yang

sama dalam suatu sektor jasa tertentu digunakan untuk menganalisis spesialisasi industri auditor.

4. Data keuangan berupa laba bersih, total aset, pendapatan, dan nilai kotor aktiva tetap digunakan untuk mengukur discretionary accrual sebagai proksi dari kualitas audit.

E. Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data yaitu metode dokumentasi.Penelitian ini menggunakan laporan keuangan tahunan dan laporan audit perusahaan jasa non sektor keuangan yang terdaftar di BEI tahun 2016-2018.

(36)

F. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan di sektor jasa non keuangan yang terdaftar di BEI yang dapat diakses melalui alamat web BEI yaitu www.idx.co.id. Penelitian ini mengambil sampel pada tahun 2016 sampai dengan tahun 2018 dimana tahun ini merupakan tahun setelah diberlakukannya PP No. 20/2015. Penelitian ini meliputi perusahaan di sektor jasa non sektor keuangan dengan total 325 perusahaan yang terbagi dalam beberapa sektor sebagai berikut:

1. sektor property dan real estate dengan jumlah 83 perusahaan

2. sektor infrastruktur, utilitas, dan transportasi dengan jumlah 79 perusahaan

3. sektor perdagangan, jasa dan investasi dengan jumlah 163 perusahaan. Penelitian ini tidak menggunakan data dari perusahaan jasa sektor keuangan dikarenakan perusahaan jasa sektor keuangan memiliki regulasi yang lebih ketat dan memiliki karakteristik laporan keuangan tersendiri yang tidak dapat diperbandingkan dengan perusahaan jasa lainnya. Sampel penelitian ini yaitu perusahaan jasa non sektor keuangan yang terdaftar di BEI pada tahun 2016-2018, yang memenuhi kriteria dalam pengambilan sampel. Metode pemilihan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan purposive sampling method, yaitu metode pengambilan sampel berdasarkan kriteria-kriteria tertentu. Kriteria untuk pengambilan sampel tersebut adalah :

(37)

1. Perusahaan tersebut merupakan perusahaan jasa non sektor keuangan yang terdaftardan menerbitkan laporan keuangan tahunan di situs www.idx.co.id di BEI selama periode laporan keuangan tahun 2016 sampai dengan 2018.

2. Perusahaan jasa non sektor keuangan menerbitkan laporan audit lengkap sesuai data yang dibutuhkan dalam penelitian ini periode tahun 2016-2018.

3. Sampel untuk variabel spesialisasi industri auditor maka industri paling tidak mencakup 5 (lima) perusahaan.

4. Perusahaan jasa non sektor keuangan menerbitkan laporan keuangan dengan mata uang rupiah.

G. Variabel Penelitian

Variabel-variabel yang dianalisis dalam penelitian ini adalah: 1. Variabel Independen (X)

Menurut Sugiyono (2009: 15) mengatakan bahwa variabel yang mempengaruhi atau menjadi penyebab munculnya variabel terikat merupakan variabel bebas atau independen. Penelitian ini memiliki tiga variabel independen adalah:

a. Rotasi Auditor (X1)

Penelitian Hartadi (2012) mengatakan, rotasi auditor diukur menggunakan variabel dummy. Penelitian ini memproksikan rotasi auditor dengan mencari data auditor yang dipakai oleh setiap perusahaan dalam kurun waktu tiga tahun

(38)

berturut-turut. Penelitian yang dilakukan oleh Nizar (2017) menjadi landasan untuk menetapkan pemberian nilai 0 (nol) untuk setiap perusahaan yang menggunakan auditor yang sama dalam kurun waktu tiga tahun, dan nilai 1 (satu) diberikan jika setiap perusahaan melakukan pergantian auditor selama kurun waktu tiga tahun. Rotasi auditor dalam penelitian ini dimaksudkan jika perusahaan melakukan pergantian auditor dalam kurun waktu tiga tahun sesuai dengan tahun laporan keuangan yang diteliti.

b. Reputasi KAP (X2)

Reputasi KAP diukur menggunakan variabel dummy, bagi setiap perusahaan yang menggunakan jasa audit oleh KAP yang berafiliasi dengan KAP Big Four diberikan nilai 1 (satu) dan apabila setiap perusahaan menggunakan jasa audit KAP yang tidak berafiliasi dengan KAP Big Four maka diberikan nilai 0 (nol). Penelitian Hartadi (2012) mengatakan bahwa KAP yang besar kurang merespon tekanan dari klien untuk memperlancar pelaporan keuangan klien dibandingkan dengan KAP yang kecil. KAP yang besar yang dimaksud yaitu KAP Big Four juga cenderung tidak mau diajak berkompromi untuk meningkatkan kualitas laporan keuangan klien. Pelatihan, pengakuan internasional, dan adanya peer review juga meningkatkan nilai reputasi yang baik bagi KAP yang besar.

(39)

c. Spesialisasi Industri Auditor (X3)

Spesialisasi industri auditor diukur menggunakan variabel dummy yaitu nilai 1 (satu) untuk auditor spesialis dan nilai 0 (nol) untuk auditor non spesialis. Sebuah KAP dikatakan spesialis jika KAP memenuhi 15% market share yang mengacu dari penelitian Ishak et al (2015) dalam Nizar (2017). Spesialisasi industri auditor ini diproksikan dengan Auditor Industry Specialization (AIS). AIS ini merupakan persentasi spesialisasi industri auditor dalam mengaudit industri yang sama, AIS ini merupakan modifikasi dari rumus pangsa pasar yaitu total penjualan perusahaan dibagi dengan total penjualan industri dalam periode tertentu, maka dari itu rumus AIS adalah: AIS = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑙𝑖𝑒𝑛 𝐾𝐴𝑃 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑠𝑢𝑎𝑡𝑢 𝑖𝑛𝑑𝑢𝑠𝑡𝑟𝑖

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑒𝑚𝑖𝑡𝑒𝑛 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑖𝑛𝑑𝑢𝑠𝑡𝑟𝑖 x 100%

Ishak et al (2015) dalam Nizar (2017) 2. Variabel Dependent (Y)

Penelitian ini variabel dependennya adalah kualitas audit. Kualitas audit diukur dengan menggunakan discretionary accrual yang memproksikan kualitas laba. Penelitian Wardhani (2009) dalam Panjaitan dan Chariri (2014) mengatakan bahwa kualitas laba ini dilihat dari kondisi yang disajikan secara tepat waktu, netral, dapat diprediksi, mengedepankan prinsip konservatisme, dan disajikan secara jujur. Ketidakseimbangan informasi dalam teori agensi membuat pihak manajemen melakukan manajemen laba. Manajemen

(40)

laba dalam arti ini adalah melakukan manipulasi terhadap laporan keuangan perusahaan. Discretionary accrual ini memungkinkan adanya perilaku manajemen laba yang dikaitkan dengan kualitas akrual. Kualitas akrual yang rendah menunjukkan bahwa auditor tidak mampu membatasi pengaturan discretionary accrual yang dilakukan oleh manajemen. Pengukuran discretionary accrual ini menggunakan model Kaznik (1999) dalam Khaiyat (2017), yaitu total akrual dikurang nondiscretionary accrual merupakan discretionary accrual. Perhitungan dalam menentukan kualitas laba melalui beberapa tahap adalah:

a. Menghitung Total Akrual Perusahaan (TACC)

Menggunakan rumus sebagai berikut sehingga didapatkan total akrual perusahaan, data untuk menghitung dilihat dari laba bersih dan arus kas perusahaan di setiap laporan keuangan perusahaan.

TAit = NIit – CFOit Keterangan:

TAit = total laba akrual perusahaan periode t NIit = laba bersih perusahaan untuk periode t CFOit = arus kas operasi perusahaan periode t

b. Melakukan regresi linear berganda untuk mendapatkan nilai β1, β2, β3 dengan rumus: TAit Ait−1 = β1 ( 1 Ait−1) + β2 ( ∆REVit Ait−1) + β3 ( PPEit Ait−1) + εit

(41)

Keterangan:

TAit = total laba akrual perusahaan i periode t Ait − 1 = Total aset perusahaan i periode t

∆REVit = Perubahan pendapatan tahun t ketahun sebelumnya PPEit = Nilai kotor aktiva tetap perusahaan i periode t

εit = error term perusahaan i tahun t

β = Koefisien regresi

c. Menghitung nondiscretionary accrual (NDAit)

Tahap selanjutnya adalah menghitung nondiscretionary accrual dengan menggunakan rumus sebagai berikut. Data yang digunakan adalah total aset, pendapatan, aktiva tetap yang berasal dari data keuangan laporan keuangan masing-masing perusahaan.

NDAit = β1 (At−11 ) + β2 (∆REVit−∆RECitAt−1 ) + β3 (At−1PPEt) + εit Keterangan :

NDAit = Nondiscretionary accrual perusahaan i periode t Ait − 1 = Total aset perusahaan i periode t

∆REVit = Perubahan pendapatan tahun t ketahun sebelumnya ∆RECit = Perubahan piutang dari tahun t ketahun sebelumnya PPEit = Nilai kotor aktiva tetap perusahaan i periode t

εit = error term perusahaan i tahun t

(42)

d. Menghitung nilai discretionary accrual (DAit)

Tahap selanjutnya adalah menghitung nilai discretionary accrual yang didapat dari hasil pengurangan antara nilai total akrual dengan nilai non discretionary accrual.

DAit = (Ait−1TAit) – NDAit Keterangan :

DAit = discretionary accrual TAit

Ait − 1 = total akrual

NDAit = nondiscretionary accrual H. Model Penelitian

Penelitian ini menggunakan model penelitian prediktif dengan variabel dependen yaitu kualitas audit dan variabel independen yaitu rotasi auditor, reputasi KAP, dan spesialisasi industri auditor. Penelitian ini memiliki model penelitian seperti bagan dibawah ini :

Gambar 1 Model penelitian H2 H3 H1 Rotasi auditor (X1) Reputasi KAP (X2) Spesialisasi industri auditor (X3) Kualitas audit (Y)

(43)

Berdasarkan model penelitian diatas dapat diketahui pengaruh antar variabel pada penelitian ini, yaitu:

1. Pengaruh rotasi auditor terhadap kualitas audit. 2. Pengaruh reputasi KAP terhadap kualitas audit.

3. Pengaruh spesialisasi industri auditor terhadap kualitas audit. I. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah prediktif kuantitatif. Analisis kuantitatif dilakukan dengan menganalisis permasalahan, lalu menkuantifikasi data-data penelitian menjadi suatu informasi yang dapat digunakan dalam menganalisis suatu permasalahan. Beberapa tahap pengujian regresi linear berganda adalah:

1. Uji Normalitas

Menurut Raharjo (2014), uji normalitas dilakukan untuk mengetahui data yang digunakan di dalam penelitian ini sudah berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas ini menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov Test. Model regresi yang baik adalah model regresi memiliki distribusi data normal. Uji normalitas pada penelitian ini dilakukan untuk melihat apakah data untuk variabel rotasi auditor, reputasi KAP, dan spesialisasi industri auditor memiliki distribusi data yang normal atau tidak. Hasil yang didapat dari uji normalitas ini adalah :

(44)

1) Jika nilai signifikansi (Sig.) > 0,05 (lebih besar) maka data penelitian menunjukkan distribusi normal.

2) Jika nilai signifikansi (Sig.) < 0,05 (lebih kecil) maka data penelitian tidak menunjukkan distribusi normal.

2. Uji Asumsi Klasik a. Uji Multikolinearitas

Menurut Raharjo (2014), uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji ada atau tidaknya korelasi (hubungan kuat) antar variabel independen. Tidak terjadinya gejala multikolinearitas atau tidak terjadi korelasi merupakan model regresi yang baik. Penelitan ini menggunakan uji multikolinearitas untuk menguji gejala multikolinearitas pada variabel rotasi auditor (X1), reputasi KAP (X2) dan spesialisasi industri auditor (X3). Pengujian akan menghasilkan dasar pengambilan keputusan jika :

1) Nilai tolerance > 0,10 (lebih besar), yang berarti tidak terjadi multikolinearitas antar variabel independen.

2) Nilai tolerance < 0,10 (lebih kecil), yang berarti terjadi multikolinearitas antar variabel independen.

b. Uji Heteroskedastisitas

Menurut Raharjo (2014), uji heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji terjadi atau tidak terjadi ketidaksamaan variance (variasi) dari nilai residual antar pengamatan. Uji heteroskedastisitas ini menggunakan uji Glejser. Homoskedastisitas terjadi apabila

(45)

variasi dari nilai residual antar pengamatan tetap. Heteroskedastisitas terjadi apabila variasi dari nilai residual antar pengamatan berbeda. Gejala heteroskedastisitas tidak terjadi merupakan model regresi yang baik. Penelitian ini menguji apakah terjadi heteroskedastisitas antara rotasi auditor (X1), reputasi KAP (X2), dan spesialisasi industri auditor (X3) dengan kualitas audit (Y). Hasil dari uji ini menjadi dasar pengambilan keputusan jika:

1) Jika nilai signifikansi (Sig.) > 0,05 (lebih besar) maka dalam model regresi tidak terjadi gejala heteroskedastisitas.

2) Jika nilai signifikansi (Sig.) < 0,05 (lebih kecil) maka dalam model regresi terjadi gejala heteroskedastisitas.

c. Uji Autokorelasi

Menurut Raharjo (2014), uji autokorelasi dilakukan pada data time series, dalam penelitian ini data time series adalah tahun 2016 sampai dengan 2018. Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji model regresi memiliki korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t (tahun saat ini) dengan kesalahan penggangu pada periode t-1 (tahun sebelumnya). Uji autokorelasi ini menggunakan uji Durbin Watson. Tidak adanya gejala autokorelasi merupakan model regresi yang baik karena kesalahan pengganggu bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Penelitian ini menggunakan uji autokorelasi untuk menguji ada atau tidaknya korelasi antara rotasi auditor (X1), reputasi KAP (X2), dan spesialisasi industri auditor

(46)

(X3) dengan kualitas audit (Y) dengan tahun penelitian 2016 sampai dengan 2018. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan uji durbin-watson (uji DW) yang menghasilkan keputusan sebagai berikut:

1) Terjadi autokorelasi dan hipotesis nol ditolak jika d < dL atau > (4-dL) (lebih kecil dari dL atau lebih besar dari (4-dL). 2) Tidak terjadi autokorelasi dan hipotesis nol diterima, jika jika d

diantara dU dan (4-dU).

3) Tidak menghasilkan kesimpulan yang pasti, jika d diantara dL dan dU atau (4-dL) dan (4-dU).

3. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif dilakukan untuk melihat gambaran keseluruhan sampel yang telah memenuhi kriteria dalam pengambilan sampel. Pengujian statistik deskriptif disajikan mengenai pengaruh rotasi auditor, reputasi KAP, dan spesialisasi industri auditor pada kualitas audit melalui perhitungan yang menghasilkan rata-rata (mean), standar deviasi, nilai maksimum dan minumum populasi perusahaan jasa non sektor keuangan.

4. Analisis Regresi Linear Berganda

Analisis ini dilakukan karena variabel independen dalam penelitian ini ada tiga yaitu rotasi auditor, reputasi KAP, dan spesialisasi industri auditor. Peramalan model regresi diperlukan data

(47)

dari setiap variabel penelitan (Sugiyono, 2012). Model regresi yang digunakan dalam menguji hipotesis adalah:

Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + Ɛ

Keterangan:

Y = Kualitas Audit X1 = Rotasi auditor X2 = Reputasi KAP

X3 = Spesialisasi industri auditor Α = Koefisien konstanta

β = Koefisien regresi Ɛ = Standar Error 5. Uji Hipotesis

a. Koefisien determinasi (R2)

Menurut Raharjo (2016), koefisien determinasi (R2) mengetahui seberapa besar prosentase sumbangan pengaruh variabel independen (X) secara bersama-sama terhadap variabel dependen (Y). Hasil R2 yang kecil menunjukkan bahwa kemampuan variabel independen yaitu rotasi auditor, reputasi KAP, dan spesialisasi industri auditor dalam menjelaskan kualitas audit sebagai variabel dependen sangat terbatas.

(48)

b. Uji F

Menurut Raharjo (2016), uji F bertujuan untuk menguji pengaruh variabel independen (X), dalam penelitian ini adalah rotasi auditor (X1), reputasi KAP ( X2), dan spesialisasi industri auditor (X3) secara simultan (bersama-sama atau gabungan) terhadap variabel dependen (Y), dalam penelitian ini kualitas audit. Pengujian F ini didapat dari tabel output “ANOVA” dengan menunjukkan hasil sebagai berikut:

1) Jika nilai signifikansi (Sig.) > 0,05 (lebih besar) maka hipotesis ditolak dan rotasi auditor (X1), reputasi KAP (X2), dan spesialisasi industri auditor (X3) tidak berpengaruh secaara simultan terhadap kualitas audit (Y).

2) Jika nilai signifikansi (Sig.) < 0,05 (lebih kecil) maka hipotesis diterima dan rotasi auditor (X1), reputasi KAP(X2), dan spesialisasi industri auditor (X3) berpengaruh secara simultan terhadap kualitas audit (Y).

c. Uji t

Menurut Raharjo (2016), uji t bertujuan untuk menguji pengaruh variabel independen (X), dalam penelitian ini adalah rotasi auditor (X1), reputasi KAP (X2), dan spesialisasi industri auditor (X3) secara partial (terpisah) terhadap variabel dependen (Y), dalam penelitian ini kualitas audit. Berikut tahap pengambilan keputusan dengan uji t , sebagai berikut:

(49)

1. Penelitian ini merumuskan hipotesis sebagai berikut:

a. H1 atau hipotesis pertama adalah rotasi auditor berpengaruh terhadap kualitas audit.

b. H2 atau hipotesis kedua adalah reputasi KAP berpengaruh terhadap kualitas audit.

c. H3 atau hipotesis ketiga adalah spesialisasi industri auditor berpengaruh terhadap kualitas audit.

2. Menentukan nilai Level of Significance (α) sebesar 5%.

3. Menentukan hasil uji dengan melakukan perbandingan nilai t hitung dengan t tabel.

a. Jika nilai t hitung > t tabel atau –t hitung < - t tabel, maka ada pengaruh variabel independen (X) terhadap variabel terikat (Y).

b. Jika nilai t hitung < t tabel atau –t hitung > - t tabel, maka tidak ada pengaruh variabel independen (X) terhadap variabel terikat (Y).

(50)

41 BAB IV

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Deskripsi Sampel Penelitian

Penelitian ini menggunakan data sekunder. Data sekunder ini diperoleh dari laporan keuangan dan laporan auditan setiap perusahaan jasa non sektor keuangan yang terdaftar di situs resmi Bursa Efek Indonesia pada tahun 2016-2018. Penelitian ini menggunakan perusahaan jasa non sektor keuangan sebagai subjek penelitian. Perusahaan jasa non sektor keuangan berjumlah 325 perusahaan yang terbagi kedalam tiga sektor dengan yaitu: 1. Sektor property dan real estate dengan jumlah 83 perusahaan.

2. Sektor infrastruktur, utilitas, dan transportasi dengan jumlah 79 perusahaan.

3. Sektor perdagangan, jasa dan investasi dengan jumlah 163 perusahaan. Metode pemilihan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling method. Sampel yang dipilih dengan metode ini harus memenuhi syarat yaitu:

1. Perusahaan tersebut merupakan perusahaan jasa non sektor keuangan yang terdaftar dan menerbitkan laporan keuangan tahunan di situs www.idx.co.id di BEI selama periode laporan keuangan tahun 2016 sampai dengan 2018.

2. Perusahaan jasa non sektor keuangan menerbitkan laporan audit lengkap sesuai data yang dibutuhkan dalam penelitian ini periode tahun 2016-2018.

(51)

3. Sampel untuk variabel spesialisasi industri auditor maka industri paling tidak mencakup 5 (lima) perusahaan.

4. Perusahaan jasa non sektor keuangan menerbitkan laporan keuangan dengan mata uang rupiah.

Berdasarkan kriteria pemilihan sampel tersebut maka dapat dijelaskan jumlah sampe dalam penelitian ini sebagai berikut :

Tabel 1. Penentuan Sampel Penelitian

Kriteria Jumlah

Perusahaan jasa non sektor keuangan 325 Variabel dengan data yang tidak sesuai kriteria

Penawaran Saham Perdana (IPO) dalam periode

2016-2018 (124)

Data yang dibutuhkan tidak lengkap (51) Perusahaan menggunakan mata uang US$ (22)

Data outlier (18)

Jumlah data yang tidak sesuai kriteria (215) Jumlah data yang lengkap 110

Periode pengamatan 3

Sampel selama periode pengamatan 2016-2018

(110x 3 tahun) 330

Sumber: Data diolah (2020) B. Daftar Sampel Penelitian

Berdasarkan tabel penentuan sampel penelitian ini, perusahaan yang memiliki data yang tidak lengkap ada 51 perusahaan, dimana perusahaan tersebut tidak menerbitkan laporan keuangan dan auditan secara berturut-turut pada periode 2016-2018, tidak terdapat tanda tangan auditor, dan tidak memiliki akun yang lengkap sesuai dengan kebutuhan pada penelitian ini. Oleh karena itu, jumlah perusahaan yang memenuhi kriteria pemilihan sampel ada 110 perusahaan, sebagai berikut:

(52)

Tabel 2. Daftar Sampel Penelitian No Kode

Saham Nama Emiten

Tanggal

IPO Sektor Sub Sektor 1. APLN Agung Podomoro Land Tbk 11/11/2010 Property dan Real Estate Property dan Real Estate 2. ASRI Alam Sutra

Reality Tbk 18/12/2007 Property dan Real Estate Property dan Real Estate 3. BEST Bekasi Fajar Industrial Estate Tbk 10/04/2012 Property dan Real Estate Property dan Real Estate

4. BIKA Binakarya Jaya

Abadi 14/07/2015 Property dan Real Estate Property dan Real Estate 5. BIPP Bhuwanatala Indah Permai Tbk 23/10/1995 Property dan Real Estate Property dan Real Estate 6. BKDP Bukit Darmo Property Tbk 15/06/2007 Property dan Real Estate Property dan Real Estate 7. BKSL Sentul City Tbk 28/07/1997 Property dan Real Estate Property dan Real Estate 8. COWL Cowell Development Tbk 19/12/2007 Property dan Real Estate Property dan Real Estate 9. CTRA Ciputra Development Tbk 28/03/1994 Property dan Real Estate Property dan Real Estate 10. DILD Intiland Development Tbk 04/09/1991 Property dan Real Estate Property dan Real Estate 11. ELTY Bakrieland Development Tbk 30/10/1995 Property dan Real Estate Property dan Real Estate 12. EMDE Megapolitan Development Tbk 12/01/2011 Property dan Real Estate Property dan Real Estate

13. FMII Fortune Mate

Indonesia Tbk 30/06/2000 Property dan Real Estate Property dan Real Estate 14. GMTD Goa Makassar Tourism Development Tbk 11/12/2000 Property dan Real Estate Property dan Real Estate

(53)

Tabel 2. Daftar Sampel Penelitian (lanjutan) No Kode

Saham Nama Emiten

Tanggal

IPO Sektor Sub Sektor 15. GPRA Perdana Gapura Prima Tbk 10/10/2007 Property dan Real Estate Property dan Real Estate 16. GWSA Greenwood Sejahtera Tbk 23/12/2011 Property dan Real Estate Property dan Real Estate 17. JRPT Jaya Real Property Tbk 29/06/1994 Property dan Real Estate Property dan Real Estate 18. KIJA Kawasan Industri Jababeka Tbk 10/01/1995 Property dan Real Estate Property dan Real Estate 19. LPCK Lippo Cikarang Tbk 24/07/1997 Property dan Real Estate Property dan Real Estate 20. LPKR Lippo Karawaci Tbk 28/06/1996 Property dan Real Estate Property dan Real Estate 21. MDLN Modernland Realty Tbk 18/01/1993 Property dan Real Estate Property dan Real Estate 22. MMLP Mega Manunggal Property Tbk 12/06/2015 Property dan Real Estate Property dan Real Estate 23. NIRO City Retail Development Tbk 13/09/2012 Property dan Real Estate Property dan Real Estate 24. OMRE Indonesia Prima Property Tbk 22/08/1994 Property dan Real Estate Property dan Real Estate 25. PLIN Plaza Indonesia Reality 15/06/1992 Property dan Real Estate Property dan Real Estate 26. PPRO PP Properti Tbk 19/05/2015 Property dan Real Estate Property dan Real Estate 27. PUDP Pudjiati Prestige Tbk 18/10/1994 Property dan Real Estate Property dan Real Estate 28. RDTX Roda Vivatex Tbk 14/05/1990 Property dan Real Estate Property dan Real Estate

(54)

Tabel 2. Daftar Sampel Penelitian (lanjutan) No Kode

Saham Nama Emiten

Tanggal

IPO Sektor Sub Sektor 29. RODA Pikko Land Development Tbk 22/10/2001 Property dan Real Estate Property dan Real Estate 30. SMDM Surtamas Dutamakmur Tbk 12/10/1995 Property dan Real Estate Property dan Real Estate 31. SMRA Summarecon Agung Tbk 07/05/1990 Property dan Real Estate Property dan Real Estate 32. TARA Sitara Propertindo Tbk 11/07/2014 Property dan Real Estate Property dan Real Estate 33. DGIK Nusa Konstruksi Enjiniring Tbk 19/12/2007 Property dan Real Estate Konstruksi dan Bangunan 34. IDPR Indonesia Pondasi Raya Tbk 10/12/2015 Property dan Real Estate Konstruksi dan Bangunan 35. NRCA Nusa Raya

Cipta Tbk 27/06/2013 Property dan Real Estate Konstruksi dan Bangunan 36. PTPP Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk 09/02/2010 Property dan Real Estate Konstruksi dan Bangunan 37. TOTL Total Bangun

Persada Tbk 25/07/2006 Property dan Real Estate Konstruksi dan Bangunan 38. WIKA Wijaya Karya

(Persero) Tbk 29/10/2007 Property dan Real Estate Konstruksi dan Bangunan 39. WSKT Waskita Karya (Persero) Tbk 19/12/2012 Property dan Real Estate Konstruksi dan Bangunan

40. KOPI Mitra Energi

Persada Tbk 04/05/2015 Infrastru ktur, Utilitas, dan Transpor tasi Energi

Gambar

Gambar 1 Model penelitian
Tabel 1. Penentuan Sampel Penelitian
Tabel 2. Daftar Sampel Penelitian (lanjutan)  No  Kode
Tabel 2. Daftar Sampel Penelitian (lanjutan)  No  Kode
+7

Referensi

Dokumen terkait

Adapun judul skripsi ini adalah “ PENGARUH KUALITAS AUDIT, AUDIT TENURE, UKURAN PERUSAHAAN, PROFITABILITAS DAN LIKUIDITAS TERHADAP OPINI AUDIT GOING CONCERN PADA PERUSAHAAN PROPERTY

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh financial dstress, debt default, leverage, ukuran perusahaan, likuiditas dan reputasi auditor terhadap penerimaan opini

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh likuiditas, aktivitas, dan leverage terhadap perubahan laba pada perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang

Penelitian ini merupakan studi empiris pada Kantor Akuntan Publik (KAP) di Surabaya yang bertujuan untuk membuktikan bahwa Indenpendensi, Kompetensi, Profesionalisme

Media Bola Kecil Berwarna Pada Anak Kelompok A Tk Aisyiyah 26 Surabaya ” ini disusun untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar sarjana Pendidikan Program Studi

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi saya dengan judul : PENGARUH PERSONAL COST, TINGKAT DAMPAK KECURANGAN DAN REWARD TERHADAP NIAT MELAKUKAN WHISTLEBLOWING

Segala puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “PENGARUH RETURN ON

Segala Puji dan Syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan anugerah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini guna memenuhi