• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEMENTERIANAGRARIADANTATARUANG/BADANPERTANAHANNASIONAL DIREKTORATJENDERALTATARUANG TR.S002

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KEMENTERIANAGRARIADANTATARUANG/BADANPERTANAHANNASIONAL DIREKTORATJENDERALTATARUANG TR.S002"

Copied!
47
0
0

Teks penuh

(1)

KEMENTERI

AN

AGRARI

A

DAN

TATA

RUANG/BADAN

PERTANAHAN

NASI

ONAL

DI

REKTORAT

J

ENDERAL

TATA

RUANG

LAPORAN

KINERJ

A

DIREKTORAT

PEMANFAATAN

RUANG

TAHUN

ANGGARAN

2016

(2)

LAPORAN KINERJA

Tahun Anggaran 2016

DIREKTORAT PEMANFAATAN RUANG

(3)

ii | H a l a m a n

KATA PENGANTAR

Sebagai bagian dari institusi pemerintah, kinerja Direktorat Pemanfaatan Ruang harus dapat dipertanggungjawabkan pencapaiannya baik itu berupa keberhasilan maupun kegagalan. Hal tersebut sebagai bagian dari perwujudan prinsip tata kelola pemerintahan yang baik (good governance) dimana dalam hal ini untuk memenuhi prinsip akuntabilitas (pertanggungjawaban). Prinsip akuntabilitas dimaksudkan untuk mewujudkan tata pemerintahan yang bertanggung jawab (akuntabel) dimana instansi pemerintah dan aparaturnya harus dapat mempertanggungjawabkan pelaksanaan kewenangan yang diberikan sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. Hal ini tentunya termasuk mempertanggungjawabkan kebijakan, program, dan kegiatan yang dilakukannya dalam bentuk Laporan Kinerja (dahulu LAKIP) yang disusun dengan maksud untuk mengkomunikasikan capaian kinerja Direktorat Pemanfaatan Ruang Tahun 2016. Seluruh jajaran Direktorat Pemanfaatan Ruang menyadari bahwa di luar upaya optimal yang telah kami lakukan, masih dijumpai adanya kekurangan dalam beberapa hal. Kami akan menjadikan hal tersebut sebagai pembelajaran untuk peningkatan kinerja ke depan. Atas dukungan dan peran aktif semua pihak dalam pencapaian kinerja Direktorat Pemanfaatan Ruang Tahun 2016, kami sampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya. Semoga Laporan Kinerja ini dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi semua pihak.

Jakarta, Desember 2016 Direktur Pemanfaatan Ruang

(4)

iii | H a l a m a n

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... iv

DAFTAR GAMBAR ... iv

Bab 1Pendahuluan ... 5

1.1. Gambaran Umum Organisasi ...5

1.2. Arti Penting Unit Kerja ...6

1.3. Permasalahan dan Isu Strategis ...7

1.4. Harapan akan Keberadaan Unit Kerja ...8

Bab 2Perencanaan Kinerja ... 10

2.1. Perjanjian Kinerja ... 10

2.2. Perubahan Anggaran ... 11

Bab 3Akuntabilitas Kinerja ... 14

3.1. Capaian Kinerja Organisasi ... 14

3.1.1. Realisasi Kinerja Tahun 2016 ... 14

3.1.2. Perbandingan Capaian Kinerja ... 25

A. Tahun Anggaran Sebelumnya dengan Tahun Anggaran 2016 ... 25

B. Target Kinerja Rencana Strategis 2015-2019 dengan Capaian Kinerja Tahun Anggaran 2016 ... 26

C. Target Kinerja di dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019 dengan Capaian Kinerja Tahun Anggaran 2015 ... 28

3.2. Realisasi Anggaran ... 32

BAB 4PENUTUP ... 38

LAMPIRAN ... v

A. Dokumen Perjanjian Kinerja Awal ... vi

(5)

iv | H a l a m a n

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Utama Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan

Pertanahan Nasional ... 6

Tabel 2. Sasaran Program dan Indikator Kinerja Utama Direktorat Jenderal Tata Ruang ... 7

Tabel 3. Perjanjian Kinerja Direktorat Pemanfaatan Ruang Tahun 2016 ... 10

Tabel 4. Realisasi Kinerja Direktorat Pemanfaatan Ruang TA 2016 ... 14

Tabel 5. Perbandingan Capaian Kinerja TA 2014 s/d TA 2016 ... 25

Tabel 6. Perbandingan Target Kinerja Rencana Strategis 2015-2019 dengan Capaian Kinerja TA 2016 ... 27

Tabel 7. Perbandingan Target Kinerja dalam RPJMN 2015-2019 dengan Capaian Kinerja TA 2016 29 Tabel 8. Capaian Realisasi Dana Direktorat Pemanfaatan Ruang Tahun 2016 ... 33

Tabel 9. Realisasi Keuangan Kegiatan per Indikator Output Direktorat Pemanfaatan Ruang ... 34

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Struktur Organisasi Direktorat Pemanfaatan Ruang ... 6

Gambar 2. Perbandingan Penyerapan Keuangan Direktorat Pemanfaatan Ruang dengan Ditjen dan Kementerian TA 2016 ... 32

(6)

5 | H a l a m a n

Bab 1

Pendahuluan

Pembentukan Kementerian Agraria dan Tata Ruang (ATR)/Badan Pertanahan Nasional (BPN) didasarkan pada Peraturan Presiden No. 17 Tahun 2015. Direktorat Pemanfaatan Ruang merupakan bagian dari Direktorat Jenderal Tata Ruang Kementerian Agraria dan Tata Ruang/BPN sebagaimana tertuang dalam Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/BPN Nomor 8/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Agraria dan Tata Ruang/BPN. Permen tersebut menjelaskan tentang tugas dan fungsi Direktorat Pemanfaatan Ruang sebagai Unit Eselon II di lingkungan Direktorat Jenderal Tata Ruang, serta perangkat organisasi untuk mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi tersebut.

Dalam menjalankan tugas dan fungsinya sebagai salah satu institusi pemerintah, Direktorat Pemanfaatan Ruang melaksanakan program dan kegiatan tahunan yang telah direncanakan dan ditargetkan sebagaimana tercantum di dalam rencana strategis (Renstra) dan rencana kerja tahunan serta dipertanggungjawabkan melalui Laporan Kinerja (LKj).

1.1.

Gambaran Umum Organisasi

Direktorat Pemanfaatan Ruang memiliki tugas dan fungsi sebagai berikut: Tugas

Direktorat Pemanfaatan Ruang memiliki tugas melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang pemanfaatan ruang dalam rangka perwujudan rencana tata ruang wilayah nasional, rencana tata ruang pulau/kepulauan, dan rencana tata ruang kawasan strategis nasional.

Fungsi

Direktorat Pemanfaatan Ruang menyelenggarakan fungsi:

a. Penyiapan perumusan kebijakan dan strategi di bidang pemanfaatan ruang wilayah nasional, pulau/kepulauan, dan kawasan strategis nasional;

b. Penyiapan dan pelaksanaan program di bidang pemanfaatan ruang wilayah nasional, pulau/kepulauan, dan kawasan strategis nasional;

c. Penyiapan instrumen dan pelaksanaan peningkatan peran serta masyarakat dalam pemanfaatan ruang;

d. Penyiapan pengelolaan data dan informasi serta bahan komunikasi; e. Penyusunan pedoman bidang pemanfaatan ruang;

f. Pelaksanaan koordinasi dan sinkronisasi program pemanfaatan ruang wilayah nasional, pulau/kepulauan, dan kawasan strategis nasional serta fasilitasi pelaksanaan kerja sama regional;

g. Penyiapan bahan koordinasi lintas sektor dan lintas wilayah dalam penataan ruang;

h. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi pemanfaatan ruang wilayah nasional, pulau/kepulauan, dan kawasan strategis nasional; dan

(7)

6 | H a l a m a n

i. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Direktorat.

Adapun struktur organisasi Direktorat Pemanfaatan Ruang adalah sebagaimana ditunjukkan dalam Gambar 1.

Gambar 1. Struktur Organisasi Direktorat Pemanfaatan Ruang

1.2.

Arti Penting Unit Kerja

Tabel 1. Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Utama Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional

No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama

1 Meningkatnya

kesejahteraan masyarakat melalui pemanfaatan agraria yang adil dan berkelanjutan

 Persentase pencapaian penataan ulang ketimpangan penguasaan pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan tanah

 Persentase kenaikan pendapatan masyarakat penerima Reforma Agraria

2 Terwujudnya ruang yang aman, nyaman, produktif dan berkelanjutan

 Persentase peningkatan kesesuaian rencana program pembangunan sektor dengan rencana tata ruang  Peningkatan tertib tata ruang dan penguasaan tanah 3 Berkurangnya kasus tata

ruang dan pertanahan (sengketa, konflik dan perkara)

 Persentase berkurangnya jumlah sengketa, konflik dan perkara bidang tata ruang dan pertanahan  Persentase cakupan peta dasar pertanahan

Sumber: Peraturan Menteri ATR/BPN No. 12 Tahun 2016 tentang Penetapan Indikator Kinerja Utama Kementerian ATR/BPN Tahun 2015-2019

Direktorat Pemanfaatan Ruang mendukung pencapaian sasaran strategis kedua Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional, yaitu terwujudnya ruang yang aman, nyaman, produktif dan berkelanjutan dan Indikator Kinerja Utama pertama, yaitu persentase peningkatan kesesuaian rencana program pembangunan sektor dengan rencana tata ruang.

(8)

7 | H a l a m a n Tabel 2. Sasaran Program dan Indikator Kinerja Program Direktorat Jenderal Tata Ruang

No. Sasaran Program Indikator Kinerja Program

1 Terwujudnya pelaksanaan

penyelenggaraan penataan ruang

 Jumlah RTR Nasional/Pulau/Kepulauan/KSN  Jumlah operasionalisasi RTR Nasional/Pulau/

Kepulauan/KSN

 Jumlah kawasan yang ditingkatkan kualitasnya  Jumlah forum masyarakat dan dunia usaha yang

dibentuk atau mendapatkan fasilitasi

pengembangannya dalam perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang dan penataan kawasan

2 Terwujudnya

penyelenggaraan

pembinaan penataan ruang daerah

 Jumlah provinsi/kabupaten/kota yang memperoleh pembinaan perencanaan tata ruang dan pemanfaatan ruang daerah

Sumber: Peraturan Menteri ATR/BPN No. 12 Tahun 2016 tentang Penetapan Indikator Kinerja Utama Kementerian ATR/BPN Tahun 2015-2019

Sementara dalam lingkup unit organisasi Eselon I (Direktorat Jenderal Tata Ruang), Direktorat Pemanfaatan Ruang mendukung pencapaian sasaran program pertama, yaitu terwujudnya pelaksanaan penyelenggaraan penataan ruang, dan Indikator Kinerja Program:

 Jumlah operasionalisasi RTR Nasional/Pulau/ Kepulauan/KSN.

 Jumlah forum masyarakat dan dunia usaha yang dibentuk atau mendapatkan fasilitasi

pengembangannya dalam perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang dan penataan kawasan.

1.3.

Permasalahan dan Isu Strategis

Di dalam RPJMN 2015-2019 Buku II Agenda Pembangunan Bidang, telah diidentifikasi beberapa isu strategis bidang Tata Ruang, yaitu:

1. Pemanfaatan dan Pengendalian Pemanfaatan Ruang

Tahapan pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan ruang belum dapat dilaksanakan secara efektif karena belum tuntasnya sejumlah RTR dan Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil (RZWP-3-K).

2. Kelembagaan Penyelenggaraan Penataan Ruang

Belum memadainya kualitas, kuantitas dan kompetensi SDM Bidang Tata Ruang, berdampak pada cenderung rendahnya kualitas RTR maupun pelaksanaan RTR itu sendiri. Selain itu, masih kurangnya peran aktif masyarakat dalam penyelenggaraan penataan ruang serta minimnya pedoman yang dapat menjadi panduan bagi Pemerintah Daerah dalam penyelenggaraan penataan ruang juga menjadi permasalahan di bidang kelembagaan. 3. RTR sebagai acuan pembangunan berbagai sektor

Saat ini RTR belum menjadi pedoman bagi pembangunan sektoral. Selain itu, RTR juga belum selaras dengan rencana pembangunan yang menjadi acuan pembiayaan pembangunan. Secara lebih khusus, isu-isu strategis penataan ruang yang berkaitan dengan Direktorat Pemanfaatan Ruang antara lain:

(9)

8 | H a l a m a n

 Belum adanya keterpaduan antara rencana sektor dan rencana tata ruang.

Perencanaan program dan kegiatan oleh Kementerian/Lembaga sektoral seringkali dilakukan tanpa mengacu pada RTR KSN dan RTR Pulau/Kepulauan. Saat ini, tiap K/L memiliki prioritas masing-masing sehingga tidak tercapai keterpaduan pelaksanaan program pembangunan. Artinya, terdapat kecenderungan perencanaan program yang kurang efektif dan penggunaan anggaran yang tidak efisien. Kementerian Agraria dan Tata Ruang/BPN perlu memberikan arahan agar prioritas program K/L seragam sesuai dengan kebijakan Presiden dan RTR KSN serta RTR Pulau/Kepulauan.

 Masih terbatasnya pedoman acuan pemanfaatan ruang.

Dengan telah bergesernya tahapan penyelenggaraan penataan ruang dari perencanaan ke pemanfaatan ruang, acuan yang diperlukan semakin bertambah dan beragam jenisnya, terutama untuk mengakomodasi berbagai perizinan kegiatan pembangunan sektoral. Untuk itu, Direktorat Pemanfaatan Ruang dituntut dapat menjawab kebutuhan pedoman pemanfaatan ruang agar kegiatan pembangunan dapat terus berjalan.

 Masih rendahnya tingkat pemahaman

stakeholder

terhadap penataan ruang, lebih khusus lagi pemanfaatan ruang.

Penataan ruang sudah mulai menjadi acuan, namun tingkat pemahaman institusi pemerintah, dunia usaha dan masyarakat sebagai

stakeholder

utama pembangunan masih belum seragam. Untuk itu, penyebarluasan data dan informasi terkait penataan ruang menjadi hal yang penting untuk meningkatkan pemahaman

stakeholder

dan lebih lanjut lagi meningkatkan keterlibatan dan partisipasi aktif mereka dalam penataan ruang.

 Belum terbangunnya kemitraan yang kuat dengan

stakeholder

utama pemanfaatan ruang. Pemanfaatan ruang pada praktiknya didominasi oleh dunia usaha dan masyarakat, porsi pemerintah hanya sebatas regulator. Namun demikian, keterlibatan dunia usaha dan masyarakat dalam penataan ruang bisa dikatakan masih sangat terbatas dan seringkali dilihat hanya sebagai formalitas. Agar pemanfaatan ruang dapat berjalan optimal, pemerintah perlu meningkatkan keterlibatan dunia usaha dan masyarakat agar pelaksanaan pembangunan sesuai dengan arahan dalam RTR.

1.4.

Harapan akan Keberadaan Unit Kerja

Seiring dengan telah terselesaikannya hampir seluruh tahapan perencanaan ruang, baik di tingkat nasional maupun daerah melalui penetapan PP RTRWN, Perpres RTR Pulau/Kepulauan, Perpres RTR KSN dan Perda RTRW Provinsi/Kabupaten/Kota, saat ini kegiatan penyelenggaraan penataan ruang sedikit demi sedikit telah bergeser ke tahapan pemanfaatan ruang. Tahap ini dipahami sebagai pelaksanaan dari berbagai rencana tata ruang yang telah disusun untuk mencapai tujuan dan sasaran yang sudah ditetapkan.

Disinilah letak strategis Direktorat Pemanfaatan Ruang. Berbagai kegiatan yang dirumuskan di tiap sub direktorat diarahkan untuk dapat mendukung pelaksanaan tugas penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang pemanfaatan ruang dalam rangka perwujudan rencana tata ruang wilayah nasional, rencana tata ruang pulau/kepulauan, dan rencana tata ruang kawasan strategis nasional. Saat ini, tata ruang sudah mulai menjadi isu

(10)

9 | H a l a m a n

penting di daerah. Harapannya, RTR juga menjadi acuan pembangunan seluruh sektor dan kualitasnya dapat terus ditingkatkan.

Namun demikian, berdasarkan Pasal 1 Ketentuan Umum UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, definisi pemanfaatan ruang adalah upaya untuk mewujudkan struktur ruang dan pola ruang sesuai dengan rencana tata ruang melalui penyusunan dan pelaksanaan program beserta pembiayaannya. Padahal lingkup pemanfaatan ruang lebih dari hanya sekedar perencanaan program dan pembiayaan. Pemanfaatan ruang sejatinya adalah pemanfaatan sumber daya yang ada di dalam ruang, meliputi tanah, air, udara, dan ruang dalam bumi. Ke depannya, mempertimbangkan peran penting direktorat dalam penyelenggaraan penataan ruang, diharapkan tugas dan fungsi Direktorat Pemanfaatan Ruang dapat disesuaikan berdasarkan esensi penting pemanfaatan ruang.

(11)

10 | H a l a m a n

Bab 2

Perencanaan Kinerja

2.1.

Perjanjian Kinerja

Berdasarkan Permen PAN-RB No. 23 Tahun 2014, Perjanjian Kinerja adalah lembar/dokumen yang berisikan penugasan dari pimpinan instansi yang lebih tinggi kepada pimpinan instansi yang lebih rendah untuk melaksanakan program/kegiatan yang disertai dengan indikator kinerja. Perjanjian Kinerja Direktorat Pemanfaatan Ruang Tahun 2016 berisi pernyataan komitmen serta janji Direktur Pemanfaatan Ruang beserta jajarannya dalam mencapai target kinerja Tahun 2016. Penetapan target kinerja mengacu kepada Sasaran Kegiatan, Indikator Kinerja (Outcome dan Output), serta target dalam Rencana Kinerja Tahunan. Adapun Perjanjian Kinerja (PK) Direktorat Pemanfaatan Ruang Tahun 2016 adalah sebagai berikut:

Tabel 3. Perjanjian Kinerja Direktorat Pemanfaatan Ruang Tahun 2016

Sasaran Kegiatan

No. Indikator Kinerja Kegiatan Output Target Terlaksananya Pengaturan, Perencanaan Tata Ruang, Pemanfaatan Ruang, serta Pengembangan KSN 1 Jumlah NSPK Bidang Pemanfaatan Ruang Dokumen NSPK Bidang Pemanfaatan Ruang 13 dokumen 2 Jumlah Dokumen Perencanaan dan Kemitraan Bidang Pemanfaatan Ruang Dokumen Perencanaan dan Kemitraan Bidang Pemanfaatan Ruang

4 dokumen

3 Jumlah Dokumen Data dan Informasi Bidang Pemanfaatan Ruang

Dokumen Data dan Informasi Bidang Pemanfaatan Ruang

4 dokumen

4 Jumlah Dokumen Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Kebijakan Teknis dan Program Bidang Pemanfaatan Ruang, serta

Implementasi Rencana Tata Ruang Nasional

Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Kebijakan Teknis dan Program Bidang Pemanfaatan Ruang, serta

Implementasi Rencana Tata Ruang Nasional

5 dokumen

5 Jumlah Dokumen Sinkronisasi Rencana Tata Ruang Nasional

Dokumen Sinkronisasi Rencana Tata Ruang Nasional 5 KSN 6 Jumlah Dokumen Sinkronisasi Rencana Tata Ruang Pulau/Kepulauan Dokumen Sinkronisasi Rencana Tata Ruang Pulau/Kepulauan

8 pulau/ kepulauan

Jumlah Anggaran Kegiatan Direktorat Pemanfaatan Ruang Rp 38.117.506.000,-. Tidak termasuk Administrasi dan Supervisi Kegiatan Rp 3.476.402.000,-. **Nilai tersebut juga tidak termasuk dana Dekonsentrasi sebesar Rp 19.404.126.000,-.

(12)

11 | H a l a m a n

Pada tahun 2016 Direktorat Pemanfaatan Ruang memperoleh amanat untuk melaksanakan 38 (tiga puluh delapan) paket pekerjaan di luar administrasi kegiatan satuan kerja dan supervisi kegiatan. Pengukuran kinerja masih menggunakan pengukuran proses suatu kegiatan, dan belum menggambarkan hasil atau manfaat dari suatu kegiatan.

2.2.

Perubahan Anggaran

Dalam pelaksanaannya, dilakukan 4 kali revisi terhadap dokumen perencanaan dan pengelolaan anggaran-Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA), yaitu:

1) Revisi ke-1

DIPA Direktorat Pemanfaatan Ruang mengalami perubahan pada pagu anggaran dan paket kegiatan, menjadi sebesar Rp 42.743.908.000,- setelah paket kegiatan swakelola yaitu “Fasilitasi Pengembangan Forum Masyarakat Bidang Pemanfaatan Ruang” sebesar Rp 1.150.000.000,- ditambahkan dalam DIPA.

Terdapat perubahan target dokumen pada paket kegiatan swakelola dari 3 (tiga) dokumen menjadi 2 (dua) dokumen yaitu kegiatan “Penyelesaian Pedoman Penentuan Lokasi Pasar Tradisional dan Pasar Modern dan Penyelesaian Pedoman Untuk Kawasan Transit (ToD)”. Selain itu, terdapat perubahan judul paket kegiatan swakelola Pedoman Pemanfaatan Ruang yaitu “Penyelesaian Pedoman Perhitungan KWT, KZT dan KDB” serta “Penyusunan Matek Pedoman Penyesuaian Ulang Lahan (Land Readjustment) dalam Pemanfaatan Ruang”. 2) Revisi ke-2

Terdapat penghematan anggaran pada DIPA Direktorat Jenderal Tata Ruang yang menyebabkan perubahan pada Pagu Direktorat Pemanfaatan Ruang menjadi Rp 38.241.069.000,- di luar pagu SKPD sebesar Rp 17.162.039.000,-. Penghematan anggaran kali ini berdampak pada berkurangnya output atau jumlah dokumen yang dihasilkan, yaitu pada paket kegiatan swakelola “Penyelesaian Pedoman Perhitungan KWT, KZT dan KDB” menjadi 1 (satu) dokumen. Di samping itu, terdapat 1 (satu) kegiatan swakelola yang dihentikan dalam revisi ke-2 (APBN-P), yaitu kegiatan “Pendampingan Program GEF RIMBA”.

3) Revisi ke-3

DIPA Direktorat Pemanfaatan Ruang tidak mengalami perubahan pagu anggaran, namun terdapat blokir anggaran pada DIPA Direktorat Jenderal Tata Ruang sehingga menyebabkan perubahan pada Pagu Direktorat Pemanfaatan Ruang yang tidak diblokir menjadi Rp 30.343.042.000,- diluar pagu SKPD sebesar Rp 9.398.371.000,-. Pagu yang diblokir sebesar Rp 6.054.602.000,- dan pagu sharing tunjangan kinerja (TUKIN) adalah sebesar Rp 1.843.425.000,- diluar dari pagu blokir SKPD. Untuk penempatan pagu sharing TUKIN yaitu dengan menambahkan output pada RKA-KL Direktorat Pemanfaatan Ruang.

4) Revisi ke-4

DIPA Direktorat Pemanfaatan Ruang tidak mengalami perubahan pagu anggaran secara total, namun terdapat penambahan pagu anggaran yang tidak diblokir menjadi Rp 32.186.467.000,- dikarenakan anggaran sharing TUKIN dikembalikan ke masing-masing unit Eselon II.

Setelah Revisi DIPA sebanyak 4 (empat) kali, total pelaksanaan pekerjaan di lingkungan Direktorat Pemanfaatan Ruang adalah tetap sebanyak 38 (tiga puluh delapan) paket pekerjaan di

(13)

12 | H a l a m a n

luar administrasi kegiatan satuan kerja dan supervisi pelaksanaan kegiatan. Total pagu anggaran Direktorat Pemanfaatan Ruang tahun 2016 menjadi Rp 32.186.467.000,- di luar pagu anggaran blokir pusat sebesar Rp 6.054.602.000,-, dengan rincian sebagai berikut:

 Kegiatan Direktorat Pemanfaatan Ruang sebesar Rp 28.797.656.000,- dengan paket pekerjaan yaitu:

1. Penyelesaian Pedoman Penyusunan Rencana terpadu program pembangunan jangka menengah KSN dan Pedoman Mekanisme sinkronisasi program pengembangan infrastruktur wilayah berbasis penataan ruang KSN;

2. Penyelesaian Pedoman Pengembangan Kawasan Perkotaan Baru;

3. Penyelesaian Pedoman Untuk Kawasan Transit (ToD) dan Pedoman Penentuan Lokasi Pasar Tradisional dan pasar modern;

4. Penyelesaian Pedoman Penataan Ruang Kawasan Minapolitan dan Pedoman Penataan Ruang Kawasan Agropolitan;

5. Penyelesaian Pedoman Penentuan KWT, KZT dan KDB;

6. Penyusunan Matek Pedoman Pemanfaatan Ruang Kota Tematik;

7. Penyusunan Matek Pedoman Pemanfaatan Ruang di koridor Jalan Bebas Hambatan; 8. Penyusunan Matek Pedoman Pemanfaatan di Sekitar Kawasan Ekonomi;

9. Penyusunan Program Anggaran Tahunan dan Rencana Strategis Direktorat Pemanfaatan Ruang;

10. Identifikasi dan Inventarisasi Isu Permasalahan Penentuan Kebijakan dan Strategi Pemanfaatan Ruang Wilayah Nasional, Pulau/Kepulauan, dan Kawasan Strategis Nasional;

11. Peningkatan Kapasitas Kelompok Dunia Usaha Dalam Penyelenggaraan Penataan Ruang; 12. Peningkatan koordinasi antar stakeholder dalam pemanfaatan ruang dan Pelibatan

Kelompok Masyarakat dalam Penataan Ruang;

13. Fasilitasi Pengembangan Forum Masyarakat Bidang Pemanfaatan Ruang;

14. Pengembangan Database Profil Pelaksanaan Pemanfaatan Ruang di KSN Perbatasan; 15. Pengembangan Database Profil Pelaksanaan Pemanfaatan Ruang di KSN Metropolitan; 16. Pengembangan Database Profil Pelaksanaan Pemanfaatan Ruang di KSN Lingkungan; 17. Penerbitan Buletin Tata Ruang;

18. Monitoring dan Evaluasi Kinerja Pelaksanaan Program Pemanfaatan Ruang; 19. Pemantauan Pelaksanaan Program Dekonsentrasi Bidang Pemanfaatan Ruang; 20. Monitoring dan Evaluasi Implementasi RTRWN dan Pulau/Kepulauan;

21. Monitoring dan Evaluasi Implementasi RTR KSN di Wilayah I; 22. Monitoring dan Evaluasi Implementasi RTR KSN di Wilayah II;

23. Review dan Penyempurnaan Rencana Terpadu dan Program Investasi Pemanfaatan Ruang Jangka Menengah KSN Perbatasan Negara Aceh, Sumut dan Riau, Kepri;

24. Review dan Penyempurnaan Rencana Terpadu dan Program Investasi Pemanfaatan Ruang Jangka Menengah KSN Perbatasan Negara Sulut, Gorontalo, Sulteng, Kaltara, Kaltim;

25. Review dan Penyempurnaan Rencana Terpadu dan Program Investasi Pemanfaatan Ruang Jangka Menengah KSN Toraja dan TN Komodo;

26. Kajian kelembagaan Penataan ruang KSN;

27. Fasilitasi Koordinasi Penyelanggaraan Penataan Ruang Nasional;

28. Penyusunan Mekanisme dan Tata Kerja Kelembagaan Penataan Ruang Nasional; 29. Fasilitasi Forum Penataan Ruang Pulau Sumatera dan Pulau Jawa-Bali;

(14)

13 | H a l a m a n

30. Fasilitasi Forum Penataan Ruang di Pulau Kalimantan dan Pulau Sulawesi;

31. Fasilitasi Forum Penataan Ruang di Kepulauan Nustra, Kepulauan Maluku dan Pulau Papua;

32. Fasilitasi Koordinasi dan Kerjasama Lintas Sektor, Wilayah dan Regional; 33. Pendampingan Program GEF RIMBA;

34. Fasilitasi Forum Pengembangan Wilayah Regional dan Perdesaan;

35. Penyiapan Dokumen Teknis Sinkronisasi Program Pemanfaatan Ruang di Pulau Sumatera;

36. Penyiapan Dokumen Teknis Sinkronisasi Program Pemanfaatan Ruang di Pulau Jawa-Bali;

37. Penyiapan Dokumen Teknis Sinkronisasi Program Pemanfaatan Ruang di Wilayah Kepulauan Nusa tenggara, Kepulauan Maluku dan Pulau Papua;

38. Penyiapan Dokumen Teknis Sinkronisasi Program Pemanfaatan Ruang di Pulau Sulawesi dan Pulau Kalimantan.

(15)

14 | H a l a m a n

Bab 3

Akuntabilitas Kinerja

3.1.

Capaian Kinerja Organisasi

3.1.1.

Realisasi Kinerja Tahun 2016

Terdapat 6 Indikator Kinerja Kegiatan yang dirumuskan untuk Direktorat Pemanfaatan Ruang. Lima indikator mencapai angka 100%, sementara satu indikator hanya mencapai 80%. Pemotongan dan penghematan pagu anggaran membatasi pelaksanaan seluruh kegiatan di tahun 2016 sehingga secara substansi masih banyak hal yang perlu disempurnakan dari pencapaian kinerja di tahun ini. Target seluruh kegiatan secara formal berupa dokumen, seperti contohnya Berita Acara Kesepakatan, agenda kerja, buletin, materi teknis, draft pedoman, buku profil, buku monitoring dan evaluasi. Namun jika melihat lebih jauh ke dalam sejumlah kegiatan, terdapat keluaran lain dalam bentuk produk seperti contohnya aplikasi database.

Tabel 4. Realisasi Kinerja Direktorat Pemanfaatan Ruang TA 2016

Sasaran Kegiatan

Indikator Kinerja

Target Realisasi Persentase Realisasi Keterangan Indikator Kinerja Kegiatan : Terlaksananya Pengaturan, Perencanaan Tata Ruang, Pemanfaatan Ruang, serta Pengembangan KSN 1 Jumlah NSPK Bidang Pemanfaatan Ruang  Awal: 13 dokumen  Revisi: 11 dokumen 11 dokumen 100%  NSPK menjadi acuan pelaksanaan pemanfaatan ruang bagi pemerintah pusat dan daerah (kabupaten/kota) serta stakeholder lainnya.  Perubahan target karena ada kegiatan yang jumlah outputnya berubah dan ada kegiatan yang tidak dilaksanakan karena pemotongan anggaran. 2 Jumlah Dokumen Perencanaan dan Kemitraan Bidang Pemanfaatan Ruang  Awal: 4 dokumen  Revisi: 5 dokumen

5 dokumen 100%  Dokumen output menjadi masukan untuk peningkatan kualitas perencanaan serta untuk peningkatan keterlibatan aktif masyarakat dan dunia usaha dalam penataan ruang.

(16)

15 | H a l a m a n

Sasaran Kegiatan

Indikator Kinerja

Target Realisasi Persentase Realisasi Keterangan Indikator Kinerja Kegiatan :  Perubahan target karena terdapat penambahan paket kegiatan untuk kegiatan kemitraan bidang pemanfaatan ruang sehingga jumlah dokumen yang dihasilkan bertambah. 3 Jumlah Dokumen

Data dan Informasi Bidang

Pemanfaatan Ruang

4 dokumen 4 dokumen 100% Dokumen Data dan Informasi bidang Pemanfaatan Ruang berisi database dan profil pelaksanaan pemanfaatan ruang di KSN dan juga berguna sebagai sarana penyebarluasan informasi, pemikiran, pengetahuan serta wawasan terkait penyelenggaraan penataan ruang. 4 Jumlah Dokumen Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Kebijakan Teknis dan Program Bidang Pemanfaatan Ruang, serta Implementasi Rencana Tata Ruang Nasional

5 dokumen 4 dokumen 80% Hasil monitoring dan evaluasi menjadi masukan untuk meningkatkan kualitas penyelenggaraan penataan ruang di tingkat nasional, pulau/kepulauan dan KSN serta masukan untuk review/revisi RTRWN dan perbaikan pelaksanaan RTR. 5 Jumlah Dokumen Sinkronisasi Rencana Tata Ruang Nasional 5 KSN 5 KSN 100% Hasil sinkronisasi program tata ruang nasional menjadi bahan untuk pembahasan program K/L dalam Musrenbangnas Tahun 2017 dan untuk mendukung penyelenggaraan koordinasi penataan ruang nasional.

(17)

16 | H a l a m a n

Sasaran Kegiatan

Indikator Kinerja

Target Realisasi Persentase Realisasi Keterangan Indikator Kinerja Kegiatan : 6 Jumlah Dokumen Sinkronisasi Rencana Tata Ruang Pulau/Kepulauan 8 pulau/

kepulauan kepulauan 8 pulau/

100% Hasil dokumen sinkronisasi RTR pulau/kepulauan menjadi rekomendasi dalam pelaksanaan Musrenbangnas tahun 2017 untuk mendorong adanya keterpaduan program K/L di KSN Sementara hasil fasilitasi menjadi masukan untuk penguatan kelembagaan penataan ruang di tingkat pulau/kepulauan.

Bagian berikutnya adalah detail kegiatan yang telah dilaksanakan oleh Direktorat Pemanfaatan Ruang pada tahun 2016 lebih lanjut sesuai pengelompokkan indikator output. Kegiatan-kegiatan tersebut antara lain:

A. Indikator Output 1

Terdapat 8 (delapan) paket pekerjaan dalam indikator output 1, yaitu : Indikator

Kinerja Kegiatan Prioritas Kategori Hasil Kegiatan Status Jumlah NSPK Bidang Pemanfaatan Ruang 1 Penyelesaian Pedoman Penyusunan Rencana Terpadu Program Pembangunan Jangka Menengah KSN dan Pedoman Mekanisme Sinkronisasi Program Pengembangan Infrastruktur Wilayah berbasis Penataan Ruang KSN Prioritas Kementerian/ Lembaga (K/L)  Draft final Pedoman Penyusunan Rencana Terpadu Program Pembangunan Jangka Menengah KSN.  Draft final Pedoman Mekanisme Sinkronisasi Program Pengembangan Infrastruktur Wilayah berbasis Penataan Ruang KSN.  Tercapai  Kendala: a.Pembahasan dan koordinasi dengan sektor dari K/L terkait. b.Perubahan anggaran c.Koordinasi dan komunikasi dengan pihak ketiga d.Output pekerjaan masih perlu disempurnakan karena aspek pemanfaatan ruang belum tersusun sesuai yang diharapkan 2 Penyelesaian Pedoman Pengembangan Kawasan Perkotaan Baru

Prioritas K/L Draft final Pedoman Pengembangan Kawasan Perkotaan Baru

(18)

17 | H a l a m a n

Indikator

Kinerja Kegiatan Prioritas Kategori Hasil Kegiatan Status

3 Penyelesaian Pedoman Untuk Kawasan Transit (ToD) dan Pedoman Penentuan Lokasi Pasar Tradisional dan pasar modern

Prioritas K/L  Draft final Pedoman untuk Kawasan Transit (ToD).  Draft final Pedoman Penentuan Lokasi Pasar Tradisional dan Pasar Modern.  Tindak lanjut: a.Proses finalisasi draft pedoman. b.Penyiapan Rapermen. c.Proses legislasi menjadi Peraturan Menteri. 4 Penyelesaian Pedoman Penataan Ruang Kawasan Minapolitan dan Pedoman Penataan Ruang Kawasan Agropolitan

Prioritas K/L Draft final Pedoman untuk Kawasan Minapolitan dan Draft Pedoman untuk Kawasan Agropolitan 5 Penyelesaian Pedoman Penentuan KWT, KZT dan KDB

Prioritas K/L Draft final Pedoman penentuan KWT, KZT dan KDB 6 Penyusunan Matek Pedoman Pemanfaatan Ruang Kota Tematik Prioritas

Bidang (PB) Matek dan Draft Pedoman Kota Tematik 7 Penyusunan Matek Pedoman Pemanfaatan Ruang di koridor Jalan Bebas Hambatan

PB Matek dan Draft Pedoman Jalan Bebas Hambatan 8 Penyusunan Matek Pedoman Pemanfaatan di Sekitar Kawasan Ekonomi

PB Matek dan Draft Pedoman Kawasan Ekonomi

Catatan:

Dalam indikator output 1 terdapat perubahan judul paket kegiatan dan jumlah output yaitu yang semula Penyusunan Matek pedoman Alokasi Ruang di Kawasan Perkotaan dan Penyusunan Matek Pedoman Penyesuaian Ulang Lahan (Land Readjustment) Dalam Pemanfaatan Ruang (2 dokumen) menjadi Penyelesaian Pedoman Perhitungan KWT, KZT dan KDB (1 dokumen).

Jumlah output juga berubah untuk paket kegiatan Penyelesaian Pedoman Penentuan Lokasi pasar Tradisional dan pasar modern dan Penyelesaian Pedoman Untuk Kawasan Transit (ToD). Yang semula 3 (tiga) dokumen menjadi 2 (dua) dokumen karena pedoman penentuan lokasi pasar tradisional dan pasar modern disatukan.

B. Indikator Output 2

(19)

18 | H a l a m a n

Indikator

Kinerja Kegiatan Prioritas Kategori Hasil Kegiatan Status Jumlah Dokumen Perencanaan dan Kemitraan Bidang Pemanfaatan Ruang 1 Penyusunan Program Anggaran Tahunan dan Rencana Strategis Direktorat Pemanfaatan Ruang Prioritas

K/L Paket kegiatan TA 2017 Direktorat Pemanfaatan Ruang (TOR, RAB, RKA-K/L)

 Tercapai

 Kendala: banyaknya

perubahan-perubahan/penyesuaian paket kegiatan untuk mengikuti pagu anggaran yang diberikan. 2 Identifikasi dan Inventarisasi Isu Permasalahan Penentuan Kebijakan dan Strategi Pemanfaatan Ruang Wilayah Nasional, Pulau/Kepulauan, dan Kawasan Strategis Nasional Prioritas

K/L Daftar Isu Permasalahan Penentuan Kebijakan dan Strategi Pemanfaatan Ruang Wilayah Nasional, Pulau/Kepulauan, dan Kawasan Strategis Nasional  Tercapai  Kendala: pembagian pelaksanaan kegiatan ke setiap direktorat menyebabkan banyaknya overlap.

 Tindak lanjut: kompilasi isu penataan ruang oleh Bagian Hukum Setditjen Tata Ruang untuk bahan

review. 3 Peningkatan Kapasitas Kelompok Dunia Usaha Dalam Penyelenggaraan Penataan Ruang Prioritas Nasional (PN) MoU Pembentukan Forum Dunia Usaha dalam penataan ruang  Tercapai  Tindak lanjut:

Pembahasan lebih lanjut mengenai rincian forum (visi-misi, kepengurusan, pembiayaan, dan bentuk legal). 4 Peningkatan koordinasi antar stakeholder dalam pemanfaatan ruang dan Pelibatan Kelompok Masyarakat dalam Penataan Ruang PN  Model koordinasi antar stakeholder dalam pemanfaatan ruang di KSN Mamminasata.  Model keterlibatan masyarakat dalam penataan ruang.  Tercapai  Kendala: Narasumber yang diharapkan dapat menyampaikan informasi berhalangan hadir. 5 Fasilitasi Pengembangan Forum Masyarakat Bidang Pemanfaatan Ruang Prioritas K/L Model peningkatan pemahaman masyarakat tentang pentingnya melaksanakan pembangunan mengikuti rencana tata ruang yang telah disahkan.

 Tercapai

Catatan: Pada revisi DIPA APBN-P terdapat penambahan paket kegiatan Fasilitasi Pengembangan Forum Masyarakat Bidang Pemanfaatan Ruang sehingga target output yang semula 4 dokumen menjadi 5 dokumen.

(20)

19 | H a l a m a n

C. Indikator Output 3

Dalam indikator output 3 ini terdapat 4 (empat) paket pekerjaan, yaitu: Indikator

Kinerja Kegiatan Prioritas Kategori Hasil Kegiatan Status Jumlah Dokumen Data dan Informasi Bidang Pemanfaatan Ruang 1 Pengembangan Database Profil Pelaksanaan Pemanfaatan Ruang di KSN Perbatasan Prioritas

K/L Sistem Database Profil Pelaksanaan Pemanfaatan Ruang di KSN sebagai wadah penyajian informasi terkait pengembangan KSN.  Tercapai  Kendala: a.Belum adanya pendefinisian dan standarisasi kerangka muatan konten KSN yang jelas.

b.Tidak semua data dan informasi KSN di daerah terkait lengkap dan berbentuk digital. c.Dinamisnya requirement muatan konten KSN sehingga perlu adanya penyesuaian dengan basis data yang telah dirancang.

d.Belum ditetapkannya Perpres KSN tertentu sehingga data dan informasi yang ada masih minim dan belum dapat dipublikasikan. 2 Pengembangan Database Profil Pelaksanaan Pemanfaatan Ruang di KSN Metropolitan Prioritas K/L 3 Pengembangan Database Profil Pelaksanaan Pemanfaatan Ruang di KSN Lingkungan Prioritas K/L 4 Penerbitan Buletin Tata Ruang Prioritas

K/L Terbitnya 6 (enam) edisi Buletin Tata Ruang yang tema nya dan lain-lain ditentukan dan ditetapkan saat Rapat Dewan Redaksi Butaru (bersama anggota BKPRN)  Tercapai  Kendala:

a.Tidak adanya bank artikel akibat kurang tersosialisasinya Butaru ke pelosok daerah.

b.Dana distribusi tidak ada akibat tidak dimunculkannya akun pengiriman dan pemotongan

anggaran. D. Indikator Output 4

(21)

20 | H a l a m a n

Indikator

Kinerja Kegiatan Prioritas Kategori Hasil Kegiatan Status Jumlah Dokumen Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Kebijakan Teknis dan Program Bidang Pemanfaatan Ruang, serta Implementasi Rencana Tata Ruang Nasional 1 Monitoring dan Evaluasi Kinerja Pelaksanaan Program Pemanfaatan Ruang Prioritas

K/L Laporan Kinerja Direktorat Pemanfaatan Ruang TA 2016.  Tercapai 2 Pemantauan Pelaksanaan Program Dekonsentrasi Bidang Pemanfaatan Ruang Prioritas

K/L Hasil capaian realisasi fisik dan keuangan kegiatan dekonsentrasi bidang pemanfaatan ruang, kendala dan permasalahan serta tindak lanjut ke depan.

 Tercapai 3 Monitoring dan Evaluasi Implementasi RTRWN dan Pulau/Kepulauan

PB Hasil monitoring dan evaluasi untuk 3 (tiga) Provinsi di Pulau Sulawesi, yaitu Sulawesi Utara, Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Selatan.

 Tidak tercapai, karena masih ada 2 provinsi (Gorontalo dan Sulawesi Tengah) yang belum tuntas monitoring dan evaluasinya sehingga belum dapat dihasilkan rekomendasi untuk Pulau Sulawesi.  Kendala: a.Pemotongan anggaran. b.RTR Pulau/Kepulauan belum dijadikan sebagai acuan dasar dalam pelaksanaan pembangunan. c.Sangat bergantung

pada ketersediaan data dan informasi serta upaya K/L terkait dalam mewujudkan struktur ruang dan pola ruang yang tercantum dalam RTR Pulau/ Kepulauan. 4 Monitoring dan Evaluasi Implementasi RTR KSN di Wilayah I

PN Hasil monitoring dan evaluasi RTR KSN di Wilayah I dengan studi kasus RTR KSN Batam, Bintan, dan Karimun (RTR KSN BBK) dan RTR KSN Taman Nasional Gunung Merapi (RTR KSN TNGM);  Tercapai  Kendala: a.Kesulitan memperoleh konfirmasi hasil monitoring untuk memvalidasi evaluasi tingkat kesesuaian program sektor dengan program RTR KSN,

(22)

21 | H a l a m a n

Indikator

Kinerja Kegiatan Prioritas Kategori Hasil Kegiatan Status Rekomendasi/masukan

atas hasil monitoring dan evaluasi implementasi RTR. khususnya RTR KSN BBK dan RTR KSN TNGM. b.Perbedaan tingkat kedalaman data pada setiap dokumen masing-masing K/L yang sudah diperoleh c.Aksesibilitas

perolehan data dari setiap K/L yang digunakan untuk proses monitoring tidak seragam. 5 Monitoring dan Evaluasi Implementasi RTR KSN Di Wilayah II

PN Hasil monitoring dan evaluasi RTR KSN di Wilayah II dengan studi kasus RTR KSN

Mamminasata dan KSN Perbatasan Negara di NTT.

Rekomendasi/masukan atas hasil monitoring dan evaluasi implementasi RTR.  Tercapai  Kendala: a. Belum ditemukannya mekanisme yang efektif untuk pengumpulan data sektor terkait. b.Perlu dukungan sosialisasi yang intensif mengenai kegiatan monev kepada sektor terkait.  Tindak lanjut:

Monev pola ruang dengan citra satelit.

E. Indikator Output 5

Dalam indikator output 5, terdapat 6 (enam) paket pekerjaan, yaitu: Indikator

Kinerja Kegiatan Prioritas Kategori Hasil Kegiatan Status Jumlah Dokumen Sinkronisasi Rencana Tata Ruang Nasional 1 Review dan Penyempurnaan Rencana Terpadu dan Program Investasi Pemanfaatan Ruang Jangka Menengah KSN Perbatasan Negara Aceh, Sumut dan Riau, Kepri PB Dokumen RTPIPRJM berupa matriks 1 hingga matriks 7 yang dilengkapi dengan peta persebaran program pembangunan berdasarkan RTR KSN.  Tercapai  Kendala: a.Kesulitan mendapatkan data .shp (GIS) untuk lampiran peta program prioritas pembangunan infrastruktur masing-masing K/L dan sulitnya mendapatkan volume, nilai (rupiah) dari paket kegiatan disetiap K/L. 2 Review dan Penyempurnaan Rencana Terpadu dan Program PB

(23)

22 | H a l a m a n

Indikator

Kinerja Kegiatan Prioritas Kategori Hasil Kegiatan Status

Investasi Pemanfaatan Ruang Jangka Menengah KSN Perbatasan Negara Sulut, Gorontalo, Sulteng, Kaltara, Kaltim b.Karena belum ditetapkan sebagai Perpres, maka delineasi wilayahnya belum jelas dan pemekaran wilayah menjadi kendala dalam penentuan lingkup cakupan wilayah. c.Pedoman RTPIPRJM masih menggunakan Pedoman dari PU.  Tindak lanjut: a.Penelitian kembali

tingkat kedetilan dan ketepatan lokasi kegiatan.

b.Perlu mengacu pada pedoman yang lebih sesuai dengan konsep pengembangan wilayah. 3 Review dan Penyempurnaan Rencana Terpadu dan Program Investasi Pemanfaatan Ruang Jangka Menengah KSN Toraja dan TN Komodo PB 4 Kajian Kelembagaan Penataan Ruang KSN PB Hasil kajian/alternatif konsep kelembagaan penataan ruang KSN  Tercapai  Kendala: Alternatif konsep sangat bergantung pada tugas fungsi Ditjen Tata Ruang serta mekanisme

koordinasi antar K/L terkait yang tadinya menjadi anggota BKPRN. 5 Fasilitasi Koordinasi Penyelenggaraan Penataan Ruang Nasional PB  Fasilitasi Penyelenggaraan Rapat Koordinasi Tim Teknis BKPRN  Penyelenggaraan Rakerreg BKPRN Tahun 2016  Tercapai  Kendala: a.Waktu pelaksanaan Raker Regional sangat tergantung pada kesepakatan anggota BKPRN dan isu penyelenggaraan penataan ruang yang sudah ditentukan saat rapat teknis. b.Kompleksitas penyelenggaraan penataan ruang yang bersifat multisektoral. 6 Penyusunan

Mekanisme dan PB Hasil kajian/alternatif

(24)

23 | H a l a m a n

Indikator

Kinerja Kegiatan Prioritas Kategori Hasil Kegiatan Status

Tata Kerja Kelembagaan Penataan Ruang Nasional konsep kelembagaan koordinasi penyelengaraan penataan ruang nasional  Kendala: Pembubaran BKPRN pada pertengahan tahun menyebabkan perubahan struktur organisasi, tata kerja dan mekanisme yang telah disusun.  Tindak lanjut:

Perumusan bentuk, struktur dan SOP baru untuk kelembagaan pengganti BKPRN terutama agar tugas dan fungsi

sebelumnya dapat tetap dijalankan.

F. Indikator Output 6

Dalam indikator output 6 ini terdapat 10 (sepuluh) kategori pekerjaan, yaitu: Indikator

Kinerja Kegiatan Prioritas Kategori Hasil Kegiatan Status Jumlah Dokumen Sinkronisasi Rencana Tata Ruang Pulau/Kepulauan 1 Fasilitasi Forum Penataan Ruang Pulau Sumatera dan Pulau Jawa-Bali PB  Identifikasi potensi kelembagaan di masing-masing Pulau untuk mewujudkan RTR.  Buku fasilitasi forum mengenai implementasi RTR Pulau.  Tercapai  Kendala: a.Pengumpulan kuesioner dari Bappeda dan Dinas Tata Ruang provinsi yang menjadi input utama kegiatan. b.Pemahaman pemerintah daerah atas RTR Pulau belum merata  Tindak lanjut: a.Penguatan kelembagaan di provinsi. b.Sosialisasi RTR Pulau. 2 Fasilitasi Forum Penataan Ruang di Pulau Kalimantan dan Pulau Sulawesi PB 3 Fasilitasi Forum Penataan Ruang di Kep. Nustra, Kep. Maluku dan Pulau Papua PB 4 Fasilitasi Koordinasi dan Kerjasama Lintas Sektor, Wilayah dan Regional PB Hasil kajian/laporan pelaksanaan koordinasi dan kerjasama antarsektor pemerintah baik pusat maupun pemda terkait dengan penyelenggaraan  Tercapai  Kendala: a. Kurangnya data dan informasi penyelenggaraan penataan ruang yang bersifat lintas sektor dan lintas wilayah

(25)

24 | H a l a m a n

Indikator

Kinerja Kegiatan Prioritas Kategori Hasil Kegiatan Status

penataan ruang (hasil konflik dan rekomendasi penyelesaian konflik) b.Perubahan lokasi kegiatan akibat penyesuaian lokasi dengan isu strategis nasional terkait penataan ruang. 5 Pendampingan Program GEF RIMBA

PB Tidak terlaksana  Tidak tercapai  Kendala: penghentian kegiatan karena pemotongan anggaran. 6 Fasilitasi Forum Pengembangan Wilayah Regional dan Perdesaan

PB  Buku Kajian Tata Kelola Kawasan Koridor Wabubi (Wasur-Bupul-Bian)  Buku Modul Operasionalisasi SIGAPTARU serta  Pemantapan program Forum SRRED-FI tahun 2016  Tercapai 7 Penyiapan Dokumen Teknis Sinkronisasi Program Pemanfaatan Ruang di Wilayah Pulau Sumatera PB  Matriks dokumen teknis sinkronisasi program pemanfaatan ruang di wilayah Pulau yang telah disepakati dengan Bappenas.  Peta matriks sinkronisasi program pemanfaatan ruang untuk seluruh provinsi di masing-masing pulau.  Tercapai  Kendala: a.Data RTPIPRJM kurang lengkap, padahal data ini merupakan input untuk matriks doktek sinkronisasi program untuk provinsi b.Narasumber kompeten yang diundang tidak hadir atau diwakilkan sehingga output yang diharapkan kurang tercapai c.Belum adanya format baku  Tindak lanjut: a.penyepakatan lebih lanjut terkait format usulan program. b.Pematangan muatan doktek, 8 Penyiapan Dokumen Teknis Sinkronisasi Program Pemanfaatan Ruang di Wilayah Pulau Jawa-Bali PB 9 Penyiapan Dokumen Teknis Sinkronisasi Program Pemanfaatan Ruang di Wilayah Kepulauan Nusa tenggara, Kepulauan Maluku dan Pulau Papua PB

(26)

25 | H a l a m a n

Indikator

Kinerja Kegiatan Prioritas Kategori Hasil Kegiatan Status

10 Penyiapan Dokumen Teknis Sinkronisasi Program Pemanfaatan Ruang di Wilayah Pulau Sulawesi dan Pulau Kalimantan PB c.Sosialisasi hasil doktek melalui rangkaian proses Musrenbang Nasional Tahun 2017.

Dalam indikator output 6 terdapat paket kegiatan yang dihentikan karena alasan pemotongan anggaran sehingga kegiatan tidak tercapai, hal ini dilakukan karena untuk mempertahankan anggaran pada paket kegiatan yang lebih diutamakan.

3.1.2.

Perbandingan Capaian Kinerja

A. Tahun Anggaran Sebelumnya dengan Tahun Anggaran 2016

Perbandingan capaian kinerja Tahun 2015 dan 2016 dapat dilihat pada Tabel 5. Karena adanya perubahan pada ADIK, maka terdapat sejumlah perubahan pada indikator kinerja. Ada juga perbedaan bentuk output dari dokumen menjadi lokasi (KSN dan Pulau/Kepulauan), seperti pada indikator kinerja kegiatan Jumlah Dokumen Sinkronisasi Rencana Tata Ruang Nasional dan Rencana Tata Ruang Pulau/Kepulauan. Terdapat 1 (satu) dokumen yang tidak tercapai di tahun 2016 yaitu Monitoring dan Evaluasi Implementasi RTRWN dan Pulau/Kepulauan sehingga ada penurunan capaian kinerja jika dibandingkan dengan Tahun 2015.

Tabel 5. Perbandingan Capaian Kinerja TA 2015 dan TA 2016

Sasaran Kegiatan

Indikator Kinerja 2015 2016

Indikator Kinerja

Kegiatan : Target Realisasi % Target Revisi Realisasi % Terlaksananya Pengaturan, Perencanaan Tata Ruang, Pemanfaatan Ruang, serta Pengembangan KSN 1 Jumlah NSPK Bidang Pemanfaatan Ruang 12

dokumen dokumen 100% 12 dokumen 11 dokumen 100% 11

2 Jumlah Dokumen Perencanaan dan Kemitraan Bidang Pemanfaatan Ruang

6

dokumen dokumen 100% 6 dokumen 5 dokumen 100% 5 3 Jumlah Dokumen Data

dan Informasi Bidang Pemanfaatan Ruang

4

(27)

26 | H a l a m a n

Sasaran Kegiatan

Indikator Kinerja 2015 2016

Indikator Kinerja

Kegiatan : Target Realisasi % Target Revisi Realisasi %

4 Jumlah Dokumen Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Kebijakan Teknis dan Program Bidang Pemanfaatan Ruang, serta Implementasi Rencana Tata Ruang Nasional

5

dokumen dokumen 5 100% dokumen 5 dokumen 4 80%

5 Jumlah Dokumen Sinkronisasi Rencana Tata Ruang Nasional

11 dokumen dokumen 100% 11 5 KSN 5 KSN 100% 6 Jumlah Dokumen Sinkronisasi Rencana Tata Ruang Pulau/Kepulauan 10

dokumen dokumen 100% 10 kepulauan 8 pulau/ kepulauan 100% 8 pulau/

B. Target Kinerja Rencana Strategis 2015-2019 dengan Capaian Kinerja Tahun Anggaran 2016

Renstra Direktorat Pemanfaatan Ruang saat ini masih dalam finalisasi, namun target untuk berbagai kegiatan Direktorat Pemanfaatan Ruang telah teridentifikasi. Perbandingan capaian kinerja Tahun 2016 dengan target kinerja Renstra Direktorat Pemanfaatan Ruang 2015-2019 (lihat Tabel 6) dimaksudkan untuk mengetahui backlog target. Beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain:

 Adanya perbedaan indikator kinerja kegiatan dalam Perjanjian Kinerja dan Renstra Direktorat Pemanfaatan Ruang 2015-2019;

 Untuk NSPK, output dokumen dapat berupa Matek dan Rapermen;

 Untuk Dokumen Data dan Informasi yang keluarannya berupa Buletin Tata Ruang, total edisi diperhitungkan sebagai 1 (satu) dokumen;

 Target Renstra 2015-2019 masih definitif karena tergantung pada jumlah kegiatan yang direncanakan pada tahun 2018 dan 2019 yang akan mempengaruhi jumlah dokumen. Kegiatan 2015 tidak menyisakan backlog output, sementara kegiatan 2016 menyisakan backlog

1 (satu) dokumen karena ada satu kegiatan yang output-nya tidak tercapai yaitu kegiatan Monitoring dan Evaluasi Implementasi RTRWN dan Pulau/Kepulauan. Namun demikian, secara keseluruhan, pencapaian target Renstra masih sesuai rencana.

(28)

27 | H a l a m a n Tabel 6. Perbandingan Target Kinerja Rencana Strategis 2015-2019 dengan Capaian Kinerja

Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Target Renstra 2015-2019 Capaian Kinerja Backlog 2015 2016 Indikator Kinerja

Kegiatan : Target Realisasi Target Realisasi Terlaksananya Pengaturan, Perencanaan Tata Ruang, Pemanfaatan Ruang, serta Pengembangan KSN 1 Jumlah NSPK Bidang Pemanfaatan Ruang 62 dokumen 12 dokumen 12 dokumen 11 dokumen 11 dokumen - 2 Jumlah Dokumen Perencanaan dan Kemitraan Bidang Pemanfaatan Ruang 29 dokumen 5 dokumen 6 dokumen 5 dokumen 5 dokumen - 3 Jumlah Dokumen

Data dan Informasi Bidang Pemanfaatan Ruang 15 dokumen 4 dokumen 4 dokumen 4 dokumen 4 dokumen - 4 Jumlah Dokumen Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Kebijakan Teknis dan Program Bidang Pemanfaatan Ruang, serta Implementasi Rencana Tata Ruang Nasional 24 dokumen 5 dokumen 5 dokumen 5 dokumen 4 dokumen dokumen 1 5 Jumlah Dokumen Sinkronisasi Rencana Tata Ruang Nasional

60

dokumen dokumen 10 dokumen 11 dokumen 6 dokumen 6 - 6 Jumlah Dokumen Sinkronisasi Rencana Tata Ruang Pulau/Kepulauan 43 dokumen 10 dokumen 10 dokumen 9 dokumen 9 dokumen -

(29)

28 | H a l a m a n

C. Target Kinerja di dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019 dengan Capaian Kinerja Tahun Anggaran 2015

Perbandingan RPJMN 2015-2019 dengan Realisasi Kinerja Tahun 2016 dapat dijelaskan sebagai berikut:

 Realisasi 1 (satu) indikator sesuai dengan target RPJMN pada Tahun 2016, yaitu:

1. Jumlah Dokumen Hasil Kajian Harmonisasi Peraturan Perundangan dengan Sektoral Terkait Bidang Tata Ruang.

 Terdapat 2 (dua) indikator dengan realisasi lebih banyak dari target RPJMN pada Tahun 2016, yaitu:

1. Jumlah Dokumen Materi Teknis dan Rancangan NSPK Penataan Ruang yang sudah mengakomodasi kebijakan sektoral; dan

2. Jumlah Pelaksanaan Penataan Ruang Pulau/ Kepulauan dan KSN Perkotaan.

Hal ini karena diperlukannya NSPK terkait pemanfaatan ruang dan Materi Teknis untuk penyiapan bahan Musrenbangnas Tahun 2017 untuk penyusunan RKP 2018.

 Terdapat 6 (enam) indikator dengan realisasi lebih sedikit dari target RPJMN pada Tahun 2016, yaitu:

1. Jumlah sinkronisasi program sektor dalam perwujudan RTR;

2. Jumlah Laporan Penyelenggaraan Rakernas BKPRN dan Rakereg BKPRD;

3. Jumlah laporan monitoring evaluasi pengendalian ruang wilayah Nasional, Pulau/Kepulauan, dan KSN Non Perkotaan;

4. Jumlah Laporan Penyebarluasan Informasi Penataan Ruang; 5. Jumlah dokumen kajian informasi bidang penataan ruang; dan 6. Jumlah kelompok masyarakat dan dunia usaha yang terbina.

Untuk indikator jumlah laporan monev pengendalian ruang wilayah nasional, pulau/kepulauan dan KSN Non Perkotaan, kurangnya realisasi dikarenakan Renstra memperhitungkan 1 dokumen untuk 1 lingkup wilayah/kawasan, sementara yang dicapai di Tahun 2016 adalah dokumen monev untuk tiap kategori RTR, yaitu RTRWN dan Pulau/Kepulauan, RTR KSN Wilayah I dan RTR KSN Wilayah II. Untuk indikator jumlah laporan penyebarluasan informasi penataan ruang sebanyak 5 laporan, satu laporan dikerjakan oleh Direkorat Pemanfaatan Ruang dan laporan lainnya dibagi ke sejumlah Direktorat. Untuk indikator jumlah kelompok masyarakat dan dunia usaha yang terbina, 35 kelompok target RPJMN 2015-2019 adalah target pembinaan oleh pemerintah daerah (31 kelompok) dan Kementerian ATR (4 kelompok). Di Kementerian ATR, 4 kelompok ini dibagi ke sejumlah direktorat, tiga diantaranya dibina oleh Direktorat Pemanfaatan Ruang sesuai target yang ditetapkan.

Oleh karena itu, dapat disimpulkan walaupun terdapat sejumlah indikator dengan realisasi target lebih sedikit, secara agregat (dengan memperhitungkan output direktorat lainnya) pencapaiannya masih sesuai target RPJMN 2015-2019.

(30)

29 | H a l a m a n Tabel 7. Perbandingan Target Kinerja dalam RPJMN 2015-2019 dengan Capaian Kinerja TA 2016

No. Berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMN)

Tahun 2016 Untuk Kementerian Agraria dan Tata Ruang Capaian Kinerja Direktorat Pemanfaatan Ruang TA 2016 Program Lintas/

Program/ Kegiatan Prioritas Nasional

Sasaran Indikator Target 2016 Target 2016 Realisasi Keterangan Paket Pekerjaan 1 Pembinaan Pelaksanaan Penataan Ruang Daerah II Meningkatnya ketersediaan regulasi tata ruang yang efektif dan harmonis Jumlah Dokumen Materi Teknis dan Rancangan NSPK Penataan Ruang yang sudah mengakomodasi kebijakan sektoral

10 dokumen 13 dokumen 11 dokumen  Penyusunan:

a. Matek Pedoman Pemanfaatan Ruang Kota Tematik

b. Matek Pedoman Pemanfaatan Ruang di koridor Jalan Bebas Hambatan

c. Matek Pedoman Pemanfaatan di Sekitar Kawasan Ekonomi

 Penyelesaian:

a. Pedoman Penyusunan Rencana terpadu program pembangunan jangka

menengah KSN dan Pedoman Mekanisme sinkronisasi program pengembangan infrastruktur wilayah berbasis penataan ruang KSN

b. Pedoman Pengembangan Kawasan Perkotaan Baru

c. Pedoman Untuk Kawasan Transit (ToD) dan Pedoman Penentuan Lokasi Pasar Tradisional dan pasar modern d. Pedoman Penataan Ruang Kawasan

Minapolitan dan Pedoman Penataan Ruang Kawasan Agropolitan

e. Pedoman Penentuan KWT, KZT dan KDB

2 Pelaksanaan Penataan Ruang Nasional Meningkatnya ketersediaan regulasi tata ruang yang Jumlah Dokumen Hasil Kajian Harmonisasi Peraturan Perundangan

1 dokumen 1 dokumen 1 dokumen Identifikasi dan Inventarisasi Isu Permasalahan Penentuan Kebijakan dan Strategi Pemanfaatan Ruang Wilayah Nasional, Pulau/Kepulauan, dan Kawasan Strategis Nasional

(31)

30 | H a l a m a n

No. Berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMN)

Tahun 2016 Untuk Kementerian Agraria dan Tata Ruang Capaian Kinerja Direktorat Pemanfaatan Ruang TA 2016 Program Lintas/

Program/ Kegiatan Prioritas Nasional

Sasaran Indikator Target 2016 Target 2016 Realisasi Keterangan Paket Pekerjaan

efektif dan

harmonis dengan Sektoral Terkait Bidang Tata Ruang Meningkatnya kualitas pelaksanaan penataan ruang nasional Jumlah sinkronisasi program sektor dalam perwujudan RTR

8 KSN 5 KSN 5 KSN Review dan Penyempurnaan Rencana Terpadu dan Program Investasi Pemanfaatan Ruang Jangka Menengah untuk:

 KSN Perbatasan Negara Aceh, Sumatera Utara dan Riau, Kepulauan Riau

 KSN Perbatasan Negara Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur

 KSN Toraja dan Taman Nasional Komodo Meningkatnya pembinaan kelembagaan penataan ruang Jumlah Laporan Penyelenggaraan Rakernas BKPRN dan Rakereg BKPRD

3 laporan 1 dokumen 1 dokumen Fasilitasi Koordinasi Penyelanggaraan Penataan Ruang Nasional Meningkatnya kualitas evaluasi penyelenggaraan penataan ruang Jumlah laporan monitoring evaluasi pengendalian ruang wilayah Nasional, Pulau/Kepulauan, dan KSN Non Perkotaan

19 laporan 3 dokumen 3 dokumen Monitoring dan Evaluasi Implementasi:

 RTRWN dan Pulau/Kepulauan  RTR KSN Wilayah I  RTR KSN Wilayah II 3 Pelaksanaan Pengembangan Perkotaan Meningkatnya kualitas pelaksanaan Jumlah Pelaksanaan Penataan Ruang 7 dokumen/

KSN 8 pulau/ kepulauan 8 pulau/ kepulauan Penyiapan Materi Teknis Sinkronisasi Program Pembangunan Jangka Menengah dan Tahunan di:

(32)

31 | H a l a m a n

No. Berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMN)

Tahun 2016 Untuk Kementerian Agraria dan Tata Ruang Capaian Kinerja Direktorat Pemanfaatan Ruang TA 2016 Program Lintas/

Program/ Kegiatan Prioritas Nasional

Sasaran Indikator Target 2016 Target 2016 Realisasi Keterangan Paket Pekerjaan

penataan ruang

nasional Pulau/ Kepulauan dan KSN Perkotaan

 Pulau Sumatera

 Pulau Jawa-Bali

 Kepulauan Nusa Tenggara, Kepulauan Maluku, dn Pulau Papua

 Pulau Sulawesi dan Pulau Kalimantan

4 Pembinaan Program Ditjen Penataan Ruang Meningkatnya pembinaan kelembagaan penataan ruang Jumlah Laporan Penyebarluasan Informasi Penataan Ruang

5 laporan 1 laporan 1 laporan Penerbitan Buletin Tata Ruang (6 edisi)

Jumlah dokumen kajian informasi bidang penataan ruang

4 dokumen 3 dokumen 3 dokumen Pengembangan Database Profil Pelaksanaan Pemanfaatan Ruang di:

 KSN Perbatasan

 KSN Metropolitan

 KSN Lingkungan Jumlah kelompok

masyarakat dan dunia usaha yang terbina

35 kelompok

3 kelompok 3 kelompok  Peningkatan kapasitas kelompok dunia usaha dalam penyelenggaraan penataan ruang

 Peningkatan koordinasi antar stakeholder dalam pemanfaatan ruang dan pelibatan kelompok masyarakat dalam penataan ruang

 Fasilitasi Forum Pengembangan Wilayah Regional dan Perdesaan

(33)

32 | H a l a m a n

3.2.

Realisasi Anggaran

Secara garis besar, pada Tahun 2016 Direktorat Pemanfaatan Ruang mampu melakukan penyerapan anggaran diluar pagu dekonsentrasi sebesar Rp32.118.183.733,- termasuk pagu Administrasi dan Supervisi kegiatan dari total pagu efektif yang dapat digunakan adalah sebesar Rp 32.186.467.000,-, sehingga persentase capaian realisasi dana adalah sebesar 99.79%. Akan tetapi jika menggunakan total Pagu Awal Direktorat Pemanfaatan Ruang pusat dan dekonsentrasi sebesar Rp 55.711.531.000,- maka persentase capaian realisasi dana adalah sebesar 74,75% (sudah termasuk capaian dekonsentrasi). Adapun perbandingan penyerapan keuangan Direktorat Pemanfaatan Ruang terhadap Direktorat Jenderal dan Kementerian dengan menggunakan pagu awal adalah sebagai berikut:

Gambar 2. Perbandingan Penyerapan Keuangan Direktorat Pemanfaatan Ruang dengan Ditjen dan Kementerian TA 2016

Persentase realiasi sebesar 99,79% merupakan rata-rata dari persentase penyerapan anggaran sesuai kegiatan yang tertuang dalam Perjanjian Kinerja (99,90% sebagaimana ditampilkan dalam Tabel 8) dan persentase penyerapan anggaran untuk kegiatan tata usaha dan administrasi serta supervisi kegiatan (98,83% atau sebesar Rp 3.355.890.076,-).

85,73 78,54 74,75 68 70 72 74 76 78 80 82 84 86 88

Kementerian ATR/BPN Ditjen Tata Ruang Direktorat Pemanfaatan Ruang

(34)

33 | H a l a m a n Tabel 8. Capaian Realisasi Dana Direktorat Pemanfaatan Ruang Tahun 2016

Sasaran

Strategis Indikator Kinerja Pagu AkhirAPBN-P Realisasi Sisa Dana Persentase Realisasi Terlaksananya Pengaturan, Perencanaan Tata Ruang, Pemanfaatan Ruang, serta Pengembangan KSN Indikator Kinerja Kegiatan: 1 Jumlah NSPK Bidang Pemanfaatan Ruang 6.191.500.000 6.183.877.798 7.622.202 99,88% 2 Jumlah Dokumen Perencanaan dan Kemitraan Bidang Pemanfaatan Ruang 3.803.552.000 3.801.256.200 2.295.800 99,94% 3 Jumlah Dokumen Data dan Informasi Bidang Pemanfaatan Ruang 3.439.810.000 3.439.079.300 730.700 99,98% 4 Jumlah Dokumen Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Kebijakan Teknis dan Program Bidang Pemanfaatan Ruang, serta Implementasi Rencana Tata Ruang Nasional 1.929.768.000 1.928.200.844 1.567.156 99,92% 5 Jumlah Dokumen Sinkronisasi Rencana Tata Ruang Nasional 6.227.272.000 6.217.810.300 9.461.700 99,85% 6 Jumlah Dokumen Sinkronisasi Rencana Tata Ruang Pulau/Kepulauan 7.199.003.000 7.192.069.215 6.933.785 99,90% Total 28.790.905.000 28.762.293.657 28.611.343 99,90%

Pada akhir Tahun Anggaran 2016, untuk melaksanakan semua pekerjaan dalam rangka pencapaian target indikator output yang terdapat dalam Perjanjian Kinerja, Direktorat Pemanfaatan Ruang merealisasikan anggaran dalam APBN-P seperti yang disajikan dalam tabel berikut:

(35)

34 | H a l a m a n Tabel 9. Realisasi Keuangan Kegiatan per Indikator Output Direktorat Pemanfaatan Ruang

Indikator Output 1:

Jumlah NSPK Bidang Pemanfaatan Ruang Pekerjaan Pagu Akhir

APBN-P Realisasi Sisa Dana Persentase Realisasi 1 Penyelesaian Pedoman Penyusunan Rencana terpadu program pembangunan jangka menengah KSN dan Pedoman Mekanisme sinkronisasi program pengembangan infrastruktur wilayah berbasis penataan ruang KSN 908,400,000 908,400,000 - 100% 2 Penyelesaian Pedoman Pengembangan Kawasan Perkotaan Baru 422,851,000 421,837,100 1,013,900 99.76% 3 Penyelesaian Pedoman Untuk Kawasan Transit (ToD) dan Pedoman Penentuan Lokasi Pasar Tradisional dan pasar modern

590,600,000 589,735,465 864,535 99.85%

4 Penyelesaian Pedoman Penataan Ruang Kawasan Minapolitan dan Pedoman Penataan Ruang Kawasan Agropolitan 945,087,000 945,087,000 - 100% 5 Penyelesaian Pedoman Penentuan KWT, KZT dan KDB 533,487,000 527,743,233 5,743,767 98.92% 6 Penyusunan Matek Pedoman Pemanfaatan Ruang Kota Tematik

963,675,000 963,675,000 - 100%

7 Penyusunan Matek Pedoman Pemanfaatan Ruang di koridor Jalan Bebas Hambatan 873,972,000 873,972,000 - 100% 8 Penyusunan Matek Pedoman Pemanfaatan di Sekitar Kawasan Ekonomi 953,428,000 953,428,000 - 100% Total 6,191,500,000 6,183,877,798 7,622,202 99.88% Indikator Output 2:

Jumlah Dokumen Perencanaan dan Kemitraan Bidang Pemanfaatan Ruang Pekerjaan Pagu Akhir

APBN-P Realisasi Sisa Dana Persentase Realisasi 1 Penyusunan Program Anggaran

Tahunan dan Rencana Strategis Direktorat Pemanfaatan Ruang

(36)

35 | H a l a m a n

Pekerjaan Pagu Akhir

APBN-P Realisasi Sisa Dana Persentase Realisasi 2 Identifikasi dan Inventarisasi Isu

Permasalahan Penentuan Kebijakan dan Strategi Pemanfaatan Ruang Wilayah Nasional, Pulau/Kepulauan, dan Kawasan Strategis Nasional

761,994,000 761,393,900 600,100 99.92%

3 Peningkatan Kapasitas Kelompok Dunia Usaha Dalam

Penyelenggaraan Penataan Ruang

851,854,000 850,158,900 1,695,100 99.80%

4 Peningkatan koordinasi antar stakeholder dalam pemanfaatan ruang dan Pelibatan Kelompok Masyarakat dalam Penataan Ruang

968,258,000 968,258,000 - 100%

5 Fasilitasi Pengembangan Forum Masyarakat Bidang Pemanfaatan Ruang

922,563,000 922,562,400 600 100.00%

Total 3,803,552,000 3,801,256,200 2,295,800 99.94%

Indikator Output 3 :

Jumlah Dokumen Data dan Informasi Bidang Pemanfaatan Ruang Pekerjaan Pagu Akhir

APBN-P Realisasi Dana Sisa Persentase Realisasi 1 Pengembangan Database Profil

Pelaksanaan Pemanfaatan Ruang di KSN Perbatasan

866,646,000 866,646,000 - 100%

2 Pengembangan Database Profil Pelaksanaan Pemanfaatan Ruang di KSN Metropolitan

799,348,000 799,348,000 - 100%

3 Pengembangan Database Profil Pelaksanaan Pemanfaatan Ruang di KSN Lingkungan

866,382,000 866,382,000 - 100%

4 Penerbitan Buletin Tata Ruang 907,434,000 906,703,300 730,700 99.92%

Total 3,439,810,000 3,439,079,300 730,700 99.98%

Indikator Output 4 :

Jumlah Dokumen Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Kebijakan Teknis dan Program Bidang Pemanfaatan Ruang, serta Implementasi Rencana Tata Ruang Nasional

Pekerjaan Pagu Akhir

APBN-P Realisasi Sisa Dana Persentase Realisasi 1 Monitoring dan Evaluasi Kinerja

Pelaksanaan Program Pemanfaatan Ruang

166,655,000 166,627,000 28,000 99.98%

2 Pemantauan Pelaksanaan Program Dekonsentrasi Bidang Pemanfaatan Ruang

358,294,000 357,174,900 1,119,100 99.69%

3 Monitoring dan Evaluasi Implementasi RTRWN dan Pulau/Kepulauan

(37)

36 | H a l a m a n

Pekerjaan Pagu Akhir

APBN-P Realisasi Sisa Dana Persentase Realisasi 4 Monitoring dan Evaluasi

Implementasi RTR KSN Di Wlayah I

904,889,000 904,887,986 1,014 100%

5 Monitoring dan Evaluasi Implementasi RTR KSN Di Wilayah II

394,748,000 394,546,658 201,342 99.95%

Total 1,929,768,000 1,928,200,844 1,567,156 99.92%

Indikator Output 5:

Jumlah Dokumen Sinkronisasi Rencana Tata Ruang Nasional Pekerjaan Pagu Akhir

APBN-P Realisasi Sisa Dana Persentase Realisasi 1 Review dan Penyempurnaan

Rencana Terpadu dan Program Investasi

Pemanfaatan Ruang Jangka Menengah KSN Perbatasan Negara Aceh, Sumut dan Riau, Kepri

1,054,592,000 1,054,592,000 - 100%

2 Review dan Penyempurnaan Rencana Terpadu dan Program Investasi

Pemanfaatan Ruang Jangka Menengah KSN Perbatasan Negara Sulut, Gorontalo, Sulteng, Kaltara, Kaltim

1,176,060,000 1,176,059,500 500 100%

3 Review dan Penyempurnaan Rencana Terpadu dan Program Investasi

Pemanfaatan Ruang Jangka Menengah KSN Toraja dan TN Komodo 946,011,000 946,011,000 - 100% 4 Kajian kelembagaan Penataan ruang KSN 898,260,000 898,260,000 - 100% 5 Fasilitasi Koordinasi Penyelanggaraan Penataan Ruang Nasional 1,180,515,000 1,171,053,800 9,461,200 99.20%

6 Penyusunan Mekanisme dan Tata Kerja Kelembagaan Penataan Ruang Nasional

971,834,000 971,834,000 - 100%

Total 6,227,272,000 6,217,810,300 9,461,700 99.85%

Indikator Output 6 :

Jumlah Dokumen Sinkronisasi Rencana Tata Ruang Pulau/Kepulauan

Pekerjaan Pagu Akhir

APBN-P Realisasi Sisa Dana Persentase Realisasi 1 Fasilitasi Forum

Penataan Ruang Pulau Sumatera dan Pulau Jawa-Bali

(38)

37 | H a l a m a n

Pekerjaan Pagu Akhir

APBN-P Realisasi Sisa Dana Persentase Realisasi 2 Fasilitasi Forum

Penataan Ruang di Pulau Kalimantan dan Pulau Sulawesi

637,988,000 636,401,165 1,586,835 99.75%

3 Fasilitasi Forum Penataan Ruang di Kep. Nustra, Kep. Maluku dan Pulau Papua

826,169,000 824,640,950 1,528,050 99.82%

4 Fasilitasi Koordinasi dan Kerjasama Lintas Sektor, Wilayah dan Regional

439,685,000 439,683,500 1,500 100%

5 Pendampingan Program

GEF RIMBA 77,080,000 77,080,000 - 100%

6 Fasilitasi Forum Pengembangan Wilayah Regional dan Perdesaan

248,240,000 247,720,000 520,000 99.79%

7 Penyiapan Dokumen Teknis Sinkronisasi Program Pemanfaatan Ruang di Pulau Sumatera

883,716,000 883,715,800 200 100%

8 Penyiapan Dokumen Teknis Sinkronisasi Program Pemanfaatan Ruang di Pulau Jawa-Bali

926,585,000 926,585,000 - 100% 9 Penyiapan Dokumen Teknis Sinkronisasi Program Pemanfaatan Ruang di Wilayah Kepulauan Nusa tenggara, Kepulauan Maluku dan Pulau Papua

929,121,000 929,120,500 500 100%

10 Penyiapan Dokumen Teknis Sinkronisasi Program Pemanfaatan Ruang di Pulau Sulawesi dan Pulau Kalimantan

965,685,000 965,684,500 500 100%

Total 7,199,003,000 7,192,069,215 6,933,785 99.90%

Dalam melaksanakan realisasi anggaran, Direktorat Pemanfaatan Ruang mengalami beberapa kendala antara lain:

 Penundaan waktu pekerjaan akibat adanya pemblokiran pagu anggaran yang belum jelas sehingga pekerjaan harus dihentikan sementara waktu selama dua bulan dibulan agustus dan september.

 Akibat penghentian sementara waktu pada kegiatan sehingga menyebabkan padatnya jadwal pekerjaan pada triwulan IV.

 Belum optimalnya penyusunan rencana penyerapan anggaran, termasuk disiplin penerapan rencana penyerapan.

Gambar

Gambar 1. Struktur Organisasi Direktorat Pemanfaatan Ruang
Tabel 3. Perjanjian Kinerja Direktorat Pemanfaatan Ruang Tahun 2016
Tabel 4. Realisasi Kinerja Direktorat Pemanfaatan Ruang TA 2016
Tabel 5. Perbandingan Capaian Kinerja TA 2015 dan TA 2016
+2

Referensi

Dokumen terkait

Pada pendugaan koefisien regresi secara parsial (Tabel 2), dari semua peubah bebas yang masuk ke dalam model, persentase rumah tangga menurut provinsi dengan KRT

[r]

Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik sifat kualitatif induk murai batu pada warna bulu, warna rongga mulut, dan kemampuan berkicau menunjukkan perbedaan nyata

Individu pada tahap Foreclosure mungkin menunjukkan minat dan kepedulian, mungkin menganggapnya penting, mungkin mempunyai pemikiran yang jelas tentang etnis mereka

Setelah menganalisa dari permasalahan jaringan yang di sekolah SMA Negeri 1 Cikarang Selatan, maka penulis membangun layanan Hotspot pada Web Browser ketika akan mengakses

special items pada tahun t memiliki pengaruh negatif terhadap unexpected change in core earnings pada t+1 yang berarti peningkatan unexpected core earnings dikarenakan

Satu pad hanya digunakan sekali (one time) saja untuk mengenkripsi pesan, setelah itu pad yang telah digunakan dihancurkan. Panjang kunci One Time Pad – panjang teks asli

Penulisan ejaan dalam bahasa Indonesia, misalnya berkaitan dengan penggunaan huruf kapital, penulisan kata ganti, penulisan angka dan lambang bilangan,