• Tidak ada hasil yang ditemukan

Identifikasi Efektifitas Faktor Pada Proses Kerja Engineering Kontraktor di Proyek Konstruksi Secara Jarak Jauh di Masa Pandemi Covid-19

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Identifikasi Efektifitas Faktor Pada Proses Kerja Engineering Kontraktor di Proyek Konstruksi Secara Jarak Jauh di Masa Pandemi Covid-19"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

97

Identifikasi Efektifitas Faktor Pada Proses Kerja Engineering

Kontraktor di Proyek Konstruksi Secara Jarak Jauh di Masa

Pandemi Covid-19

Ryan Faza Prasetyo

Departemen Teknik Sipil, Universitas Trisakti *ryan@trisakti.ac.id

Abstract :

The covid-19 pandemic affected all of the countries. Not only affected the public’s health but

pandemic also massively affected the social state and the country’s economy. Some of the countries

already entering the recession, not limited to Indonesia. One of the contributed sectors in Indonesia’s

economy is the construction industry sector which this sector now in declining growth. The

implementation of Work-from-Home (WFH) in a construction company is one of many ways so the

economy and construction sector in Indonesia keep on track. On contrary, the contractor’s

engineering process in the project needs intense communication with stakeholders and direct

monitoring so it’s against the WFH concept. This research aims to know the effectiveness of every

contractor’s engineering process in the project during pandemics. The result of the research found

that the quantity survey process, making the method statement, and job safety analysis are effective

enough to do with the WFH concept. While the process of site construction progress calculation,

design fixation, and shop drawing process and approval are not effective to do with the WFH

concept.

Keyword: Effectivity, Remote Working, Pandemic, Engineering Process, Contractor

Abstrak :

Dampak pandemi Covid-19 telah dirasakan oleh semua negara. Tidak hanya menyerang kesehatan

masyarakat namun juga secara masif berdampak pada sosial dan ekonomi. Berbagai negara telah

menyatakan sudah memasuki resesi ekonomi, tidak terkecuali Indonesia. Salah satu sektor yang

berkontribusi terhadap perekonomian Indonesia adalah sektor konstruksi dimana saat ini sektor

konstruksi sedang mengalami perlambatan. Pemberlakuan kerja jarak jauh (WFH) diperusahaan

kontraktor menjadi salah satu upaya agar roda ekonomi di sektor konstruksi Indonesia tetap berjalan.

Di sisi lain, proses enjiniring kontraktor di suatu proyek membutuhkan komunikasi yang intens

dengan

stakeholder

dan monitoring secara langsung sehingga bertentangan dengan konsep WFH.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas tiap proses enjiniring kontraktor di proyek

selama masa pandemi. Hasil yang ditemukan adalah proses

quantity survey

(QS), pembuatan metode

konstruksi dan analisis keamanan pekerjaan dinilai cukup efektif dengan cara WFH. Sedangkan

untuk proses perhitungan pekerjaan, fiksasi desain, pembuatan dan

approval shopdrawing

dinilai

kurang efektif dengan cara WFH

Kata kunci : Efektifitas, Kerja Jarak Jauh, Pandemi; Proses Kerja Engineering; Kontraktor

E-ISSN : 2621-4164

Vol. 3 No. 2 Doi :

(2)

98

gangguan dan dampak destruktif telah membuat

perubahan terhadap ekonomi dan sosial pada berbagai sektor dan bisnis secara global. (Kamal, 2020).

Pandemi tidak hanya konsep yang berkaitan dengan kesehatan, akan tetapi sebuah konsep yang akan membawa perubahan yang akan memberikan batasan baru sehingga membentuk sebuah kebiaasan baru / New Normal untuk diterapkan selamanya. (Tanrıvermiş,2020).

Dampak negatif dari pandemi terhadap ekonomi global sangat parah, sementara upaya pencegahan dan kontrol terhada pandemi ini berada di fase krusial. Akan ada fluktuasi besar pada performa perusahaan di bidang industri utama dimana mereka akan menjadi sektor paling terdampak di kuartal pertama dan kuartal kedua tahun 2020 (Shen et al, 2020).

Sejauh ini pandemi Covid-19 telah mengakibatkan konsekuensi yang fatal sejak pandemi ini menyebar ke seluruh negara. Banyak negara mengalami resesi dan penurunan pertumbuhan ekonomi. Hampir semua kegiatan bisnis harus berhenti kecuali untuk sektor dengan kategori esensial yang berhubungan dengan suplai dan sektor medis, serta beberapa proyek vital yang menunjang kebutuhan sistem kesehatan dan keselamatan masyarakat. Selain itu, kondisi ini membatasi kegiatan bisnis seluruh dunia dan perusahaan untuk beralih ke konsep Work Form Home (WFH) agar tetap mengakomodasi kegiatan jasa dan bisnis dari jarak jauh. Selain itu, diberlakukan juga peraturan untuk membatasi pergerakan manusia yang tentunya sangat bertentangan dengan kebutuhan industri konstruksi dimana tetap diperlukan on-site work dan beberapa personil proyek harus ada ditempat untuk melakukan supervisi pekerjaan dan monitor seluruh kegiatan di proyek (Gamil,2020) yang tentunya akan sangat berpengaruh kepada produktivitas personil proyek.

Dari kacamata produktivitas, dari pandemi yang pernah terjadi dan depresi ekonomi yang mendalam telah membuktikan bahwa pandemi Covid-19 akan mengurangi produktivitas tenaga kerja di masa yang akan datang kecuali keputusan strategis dan langkah yang tepat diambil oleh pengambil keputusan (Kamal, 2020).

Pandemi Covid-19 telah berdampak kepada industri dan kehidupan sosial sehingga kehidupan kita tidak lagi sama dengan kondisi sebelumnya. Masyarakat harus mulai beradaptasi untuk bekerja tidak seperti biasanya. Hal ini mengindikasikan bahwa lingkungan bekerja virtual akan lebih terintegrasi dengan aktivitas konstruksi sebagai bentuk “new normal” dan akan ada fleksibilitas

Asosiasi Kontraktor Indonesia (AKI) sektor konstruksi di Indonesia mengalami perlambatan selama pandemi Covid-19 dan membutuhkan penanganan cepat. Untuk menjaga keberlanjutan ekonomi di tengah pandemi, Kementrian PUPR menerbitkan Instruksi Menteri No. 02/IN/M/2020 tentang protokol pencegahan penyebaran Corona Virus Disease 19 yang memuat mekanisme penyelenggaraan konstruksi yang dilakukan baik oleh pemerintah, pemerintah daerah, BUMN, maupun swasta di masa pandemi (Buletin Konstruksi, 2020).

Secara garis besar, Instruksi Menteri tersebut memuat mekanisme protokol pencegahan Covid-19 dalam penyelenggaraan jasa konstruksi yaitu :

1. Protokol pencegahan Covid-19 dalam penyelenggaraan jasa konstruksi, dimana pada bagian ini memuat skema protokol yang diawali oleh pembentukan Satgas pencegahan Covid-19

2. Tindak lanjut terhadap kontrak penyelenggaraan jasa konstruksi

3. Protokol pencegahan Covid-19 dalam pelaksaan pengadaan barang jasa konstruksi, dimana dalam protokol ini diatur mekanisme pelaksanaan pengadaan barang dan jasa secara online maupun offline.

Instruksi menteri tersebut kemudian diterapkan oleh perusahaan konstruksi baik BUMN maupun swasta, baik pada kantor pusat maupun operasional proyek, salah satunya adalah permberlakuan Work From Home (WFH) atau kerja jarak jauh.

Secara singkat manfaat WFH bagi pekerja adalah : 1. Keseimbangan antara bekerja dan

kehidupan keluarga

2. Mengurangi waktu perjalanan ke kantor dan penghematan bahan bakar

3. Dapat mengendalikan jadwal kerja (Mungkasa, 2020)

Dibalik beragamnya manfaat WFH juga terdapat beberapa masalah bagi pekerja :

1. Pekerja yang terbiasa dengan suasana kantor konvensional menjadi kesulitan dalam berkoordinasi dengan rekan kerja 2. Dibutuhkan penjadwalan kerja yang lebih

rapi

3. Tidak terlihat batasan jelas antara kantor dan rumah (Mungkasa, 2020)

Kemampuan untuk bekerja dalam tim, kemampuan berkomunikasi, berintegrasi, melakukan monitoring dan kontrol terhadap pelaksanaan dilapangan merupakan beberapa faktor penting yang mempengaruhi kualitas suatu proyek (Tan, 1995). Dalam proses pembuatan manajemen

(3)

Identifikasi Efektifitas Faktor Pada Proses Kerja Engineering Kontraktor di Proyek Konstruksi Secara Jarak Jauh di Masa

Pandemi Covid-19 CESD Vol 03, No.02, Des 2020

99

komunikasi pada suatu proyek sesuai dengan

PMBOK, juga dibutuhkan pertukaran informasi dan laporan proyek yang intens kepada stakeholder (Senaratne, 2015). Hal ini tentu akan sulit untuk tercapai apabila adanya pembatasan komunikasi dan interaksi secara langsung dalam satu tim proyek.

Proyek konstruksi terus mengalami kemunduran waktu penyelesaian meskipun sudah menerapkan beberapa teknik manajemen proyek dan penggunaan teknologi canggih. Hal ini menjadi penyebab mengapa banyak sekali penelitian mengenai kemunduran waktu penyelesaian proyek (delay) beberapa tahun terakhir terutama yang berkaitan dengan faktor penyebab delay (Prasad et al, 2018). Karena banyaknya penelitian yang mengidentifikasi penyebab delay, menjadi sangat penting juga untuk mengerti bagaimana melakukan mitigasi melalui proses enjiniring proyek agar tidak terjadi delay dalam penyelesaian proyek konstruksi.

Beberapa penelitian tentang dampak pandemi terhadap industri konstruksi telah dilakukan. Studi di Inggris berhasil melakukan investigasi efek dari pandemi terhadap industri konstruksi secara umum (Shibani et al, 2020). Mengukur konsekuensi yang dihasilkan dari pandemi terhadap industri konstruksi baik perusahaan negara maupun swasta di Malaysia juga telah dilakukan sehingga didapatkan faktor yang sangat berpengaruh yaitu penghentian proyek, kehilangan lapangan pekerjaan, mundurnya jadwal penyelesaian, meningkatnya biaya pelaksanaan dan dampak finansial (Gamil et al, 2020). Penelitian di Inggris untuk mengetahui dampak positif dan negatif dari pandemi terhadap industri konstruksi juga telah dilakukan (Ogunnusi et al, 2020). Meskipun beberapa penelitian mengenai dampak pandemi terhadap industri konstruksi telah dilakukan, namun masih kurang mencukupi untuk mengetahui dampak yang terjadi dikarenakan ketidakpastian dan keterbatasan penelitian sebelumnya melihat situasi saat ini dan masa yang akan datang mengingat kejadian ini belum pernah terjadi sebelumnya.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana efektifitas kerja jarak jauh terhadap proses enjiniring kontraktor di proyek dimana faktor fisikal dan operasional proyek memiliki dampak yang signifikan dan berkontribusi besar terhadap kegagalan dan kesuksesan proyek (Prasad et al, 2018)

Metode

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah perpaduan antara metode kualitatif dan kuantitatif.

Metode kualitatif yang digunakan adalah interview, tujuannya adalah untuk mengumpulkan data atau informasi dari suatu pihak tertentu guna melengkapi data/informasi untuk metode selanjutnya (Ginting,2008).

Untuk mengetahui proses enjiniring yang ada di proyek dilakukan dengan cara interview beberapa narasumber dan studi literatur terkait proses-proses penting yang berhubungan dengan proses enjiniring sampai ditemukannya kesamaan pola berulang sehingga bisa didapatkan proses enjiniring apa saja yang umumnya berlangsung di proyek.

Hasil interview kemudian dianalisis menggunakan Thematic Analysis dimana metode ini merupakan metode standar untuk menganalisa data kualitatif dari fenomena yang belum teridentifikasi. Metode ini merupakan metode deskriptif dan interpretif yang menggunakan tema dan frekuensi kemunculan data secara berulang (Gamil et al, 2020). Berikut adalah penjelasan langkah untuk mendapatkan hasil analisis menggunakan pendekatan tematik :

1. Mencoba untuk memahami data dengan membaca berulang kali sehingga bisa mendapatkan struktur informasi secara pasti.

2. Mengkategorikan data dengan cara memberikan kode pada data

3. Intepretasi dan pelaporan hasil. Pada langkah ini data dirubah menjadi temuan penelitian

Dari hasil olahan metode kualitatif tersebut kemudian dijabarkan kedalam bentuk kuisioner untuk kemudian mengatahui implikasi proses-proses tersebut pada saat berlangsung selama masa pandemi Covid-19.

Pengukuran yang dilakukan dalam kuisioner menggunakan skala likert yang kemudian diolah menggunakan instrumen statistik untuk mengetahui hasilnya secara deskriptif.

Pemilihan ukuran sample untuk survey kuisioner menggunakan teknik random sampling (Gamil et al, 2020), teknik ini umum digunakan untuk penelitian tentang konstruksi dimana sample dipilih secara acak dari sebuah populasi.

Jumlah responden ditentukan sebanyak 30 responden agar memenuhi persyaratan ukuran sample 30 – 500 responden seperti yang telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya (Shibani, 2020)

(4)

100

Hasil dan Pembahasan

Interview dan studi literatur telah dilakukan untuk mendapatkan proses enjiniring yang umum ada di sebuah proyek. Interview dilakukan melalui telepon dengan jumlah narasumber 5 orang enjinir proyek yang telah berpengalaman lebih dari 5 tahun.

Dari hasil interview didapatkan bahwa ada penjabaran yang sama dari narasumber terkait proses enjiniring yang ada di proyek, job desk enjiniring dibagi menjadi 2 bagian, yaitu enjiniring bagian teknik dan biaya. Dimana enjiniring bagian teknik (Method Engineer) fokus kepada hal-hal yang bersifat teknis mengenai keilmuan teknik sipil seperti pembuatan metode pelaksanaan, analisa keselamatan pelaksanaan kerja, fixasi design serta pembuatan dan distribusi shopdrawing diantara stakeholder, membuat dan memonitor schedule pelaksanaan proyek. Selain itu juga pekerjaan enjiniring bagian teknik lebih bersifat paperwork, dimana proses yang sering dihadapi adalah yang berhubungan dengan dokumen legal dan administrasi pelaksanaan proyek.

Sedangkan enjiniring biaya (Cost Control) lebih fokus pada kontrak vendor, pengadaan barang/ material, serta segala sesuatu yang berhubungan dengan cash flow dan budgeting proyek. Bagian ini menjadi penting karena berdasarkan penelitian sebelumnya, permasalahan pengadaan barang dan material menjadi salah satu faktor yang paling berpengaruh terhadap mundurnya schedule pelaksanaan proyek (Ahsan et al, 2010)

Sejak tahap persiapan dan perencanaan pelaksanaan, dua bagian enjiniring ini akan terus berkolaborasi dan saling mendukung kinerja satu sama lain hingga tahap ekseskusi dan finalisasi proyek. Komitmen kerja tim dan komunikasi yang intens menjadi faktor yang mendukung keberhasilan suatu proyek untuk mencapai tujuan kualitas secara waktu dan biaya (Andersen et al, 2006).

Pentingnya kolaborasi antar proses tersebut sesuai dengan temuan yang didapat dari penelitian sebelumnya dimana terdapat 6 proses yang memiliki dampak besar terhadap kesuksesan suatu proyek yaitu penjabaran aktivitas yang harus dilakukan di proyek (berkaitan dengan pembuatan metode pelaksanaan), pembuatan schedule pelaksanaan, rencana susunan organisasi, akuisis staff, rencana alur komunikasi dan pengembangan rencana pelaksanaan proyek (Zwikael et al, 2006). Tabel 1 merupakan hasil olahan dari peneliti yang menggambarkan proses enjiniring apa saja yang umum di sebuah proyek.

Tabel 1. Proses enjiniring dalam suatu proyek Kategori Kode Sub Kategori

Cost Control C1 ● Kontrak vendor & subkontraktor C2 ● Quantity Surveyor C3 ● Perhitungan progress pekerjaan C4 C5 C6 ● Approval budget ● Pendatangan Material ● Logistik penerimaan dan pengeluaran barang Method Engineer M1 ● Pembuatan metode konstruksi M2 M3 M4 M5 M6 M7 M8 ● Pembuatan analisa keamanan pekerjaan ● Penjadwalan proyek ● Approval Work Permit Document Control ● Fiksasi desain ● Pembuatan & Approval shopdrawing Approval Material Sumber : Hasil olahan peneliti, 2020

Gambar 1 memperlihatkan profil proyek yang sedang dikerjakan oleh responden dimana pada penelitian kali ini didominasi oleh responden yang sedang mengerjakan proyek gedung.

(5)

Identifikasi Efektifitas Faktor Pada Proses Kerja Engineering Kontraktor di Proyek Konstruksi Secara Jarak Jauh di Masa

Pandemi Covid-19 CESD Vol 03, No.02, Des 2020

101

Gambar 1. Proyek Yang Dikerjakan Responden

Gambar 2 memperlihatkan nilai kontrak proyek yang sedang dikerjakan oleh responden. Pada penelitian ini didominasi oleh responden dengan nilai kontrak proyek diatas Rp. 300 Milyar. Kondisi ideal sebuah proyek diharapakan tetap menerapkan manajemen komunikasi yang tetap efektif meskipun kompleksitas proyek makin tinggi, namun temuan yang didapat adalah semakin tinggi kompleksitas proyek, makin banyak ditemui permasalahan komunikasi yang harus diselesaikan (Senescu et al, 2013)

Dari gambaran data awal tersebut, secara umum responden penelitian ini merupakan personel proyek dengan tingkat kompleksitas proyek yang tinggi dilihat dari nilai proyek dan scope pekerjaan yang sedang dijalani. Didasari oleh temuan dari penelitian sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa responden survey merupakan personil yang aware akan pentingnya manajemen komunikasi yang intens untuk mencapai keberhasilan proyek.

Gambar 2. Nilai Kontrak Proyek Responden

Tabel 2 memperlihatkan nilai rata-rata responden terhadap variabel proses enjiniring biaya. Dari data yang didapat hanya ada satu proses enjiniring biaya yang mendekati cukup efektif dilaksanakan dengan cara kerja jarak jauh yaitu Quantity Survey (QS) (C2, Avg = 2,83).

Fungsi QS secara tradisional adalah melakukan estimasi, perencanaan biaya, persiapan bill of quantity, dan melakukan persiapan dokumen tender (Olatunji et al, 2010) . Seiring berkembangnya industri konstruksi, semakin banyak tantangan yang dihadapi QS baik di tahap perencanaan pelaksanaan proyek maupun di tahap eksekusi proyek. Selain itu QS mulai banyak terlibat dalam hal desain mengingat performa dan ketepatan perhitungan yang dilakukan oleh QS juga bergantung kepada kualitas desain dan output gambar pelaksanaan yang dijadikan acuan pekerjaan. Karena adanya kemungkinan kesalahan yang dilakukan ketika melakukan perhitungan secara manual, tugas QS menjadi lebih mudah dengan adanya penerapan BIM untuk melakukan perhitungan volume sebuah proyek. Penerapan teknologi BIM di lingkungan proyek terbukti efektif untuk dilakukan mengingat hal tersebut dapat meningkatkan fungsi QS lebih fleksibel dan mendalam (Mayouf et al, 2019).

Penggunaan BIM dalam proses komunikasi memberikan manfaat sebagai media komunikasi dalam kolaborasi stakeholder (Raflis et al, 2018). Sedangkan proses enjiniring biaya yang dinilai kurang efektif adalah proses perhitungan progress dilapangan (C3, Avg = 2,20).

Akurasi dan perhitungan progress pekerjaan proyek konstruksi yang up to date dengan kondisi dilapangan adalah proses yang sangat penting. Saat ini proses efektif untuk melakukan perhitungan adalah dengan teknik survey tradisional dan inspeksi langsung secara visual (Zhang et al, 2009).

Visualisasi model bangunan dalam bentuk 3D menggunakan BIM seharusnya dapat membantu stakeholder untuk mengetahui kondisi terkini pekerjaan dilapangan. Akan tetapi ditemukan beberapa keterbatasan di penelitian sebelumnya dimana terdapat perbedaan standar cara perhitungan progress pekerjaan antara sistem dalam BIM dan pemahaman stakeholder sehingga muncul pendapat bahwa terkadang informasi yang dihasilkan sebuah pemodelan BIM tidak bisa dipercaya (Nadeem et al, 2018)

Tabel 2. Nilai Rata-Rata Variabel Cost Control

C1 C2 C3 C4 C5 C6

2.47 2.83 2.20 2.53 2.60 2.23

Tabel 3 memperlihatkan nilai rata-rata responden terhadap variabel proses enjiniring teknik. Terdapat dua proses enjiniring teknik yang dinilai mendekati cukup efektif dilaksanakan dengan cara kerja jarak jauh yaitu pembuatan metode konstruksi (M1, Avg = 2,93) dan pembuatan analisis keselamatan kerja (M2, Avg = 2,93). 67%

23% 10%

Jenis Proyek Yang Dikerjakan

Proyek Gedung Proyek Infrastruktur Lain Lain 17% 27% 56%

Nilai Kontrak Proyek

< Rp. 100 Milyar Rp. 100-300 Milyar > Rp. 300 Milyar

(6)

102

Perencanaan keselamatan kerja memerlukan

kolaborasi berbagai stakeholder termasuk enjinir. Desain bangunan dan rencana pelaksanaan memiliki dampak terhadap keselamatan kerja di lokasi proyek. Mengidentifikasi bagaimana sebuah aktivitas proyek dilakukan, mengetahui ukuran material pekerjaan yang akan dilaksanakan, megetahui alur proses bagaimana melakukan sebuah aktivitas pekerjaan dengan aman adalah beberapa langkah pendekatan yang bisa diambil oleh enjinir (Zhou et al, 2012).

Beberapa tools untuk mengelola keselamatan kerja proyek juga sudah banyak dilakukan seperti penggunaan Online Database, virtual reality, geographic information system, entity-based 4D CAD, Sensing & warming technologies. (Zhou et al, 2012).

Penggunaan visualisasi BIM 4D di Iraq bahkan membuktikan bahwa kolaborasi desain dan perencanaan keselamatan kerja juga mampu meningkatkan efektifitas proyek sebesar 3,6% (Abed et al, 2019). Beberapa penelitian ini telah mengkonfirmasi bahwa proses perencanaan metode dan pembuatan analisis keselamatan kerja dapat dilakukan menggunakan BIM dan memang cukup efektif dilakukan dengan cara WFH.

Tabel 3. Nilai Rata-Rata Variabel Method Engineer

M1 M2 M3 M4 M5 M6 M7 M8

2.93 2.93 2.67 2.33 2.47 1.93 2.10 2.23 Sedangkan proses fiksasi desain (M6, Avg = 1,93) dan pembuatan sampai approval shopdrawing (M7, Avg = 2,10) menjadi proses yang dinilai kurang efektif dilaksanakan secara jarak jauh. Fiksasi desain proyek merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi keterlambatan proyek, penyebab yang berhubungan dengan desain adalah perubahan desain, keterlambatan dalam melakukan revisi, dan approval dokumen desain (Prasad et al, 2019).

Beberapa mitigasi yang perlu dilakukan untuk hal yang berkaitan dengan desain adalah melakukan evaluasi akan terjadinya kemungkinan perubahan, penggunaan BIM terintegrasi dengan semua stakeholder, komunikasi intens mengenai perubahan desain ke seluruh stakeholder. (Prasad et al, 2019).

Selama diberlakukannya WFH, mitigasi permasalahan desain tidak bisa diterapkan, salah satunya adalah tidak bisa diterapkannya komunikasi yang intens dengan para stakeholder. Minimnya pengetahuan dan penerapan integrasi BIM diantara stakeholder akan menambah jumlah mitigasi yang tidak bisa dilakukan sehingga makin membuktikan bahwa melakukan proses fixasi

desain dan approval tidak efektif dengan cara WFH.

Kesimpulan

Penilaian efektifitas proses enjiniring kontraktor selama masa pandemi sudah selesai dilakukan. Dari keseluruhan data yang didapatkan, tidak ada variabel yang angka rata-ratanya diatas angka tiga, artinya seluruh responden cenderung menilai proses enjiniring secara umum kurang efektif dilakukan di masa pandemi.

Keterbatasan dalam penelitian ini adalah masih minimnya penelitian terdahulu dan referensi yang membahas dampak dan akibat pandemi terhadap industri konstruksi, padahal industri konstruksi secara operasional adalah salah satu sektor yang paling terdampak oleh pandemi sehingga perlu adanya upaya untuk mengembangkan area penelitian ini mengingat kondisi pasca pandemi adalah kondisi baru yang penuh dengan ketidakpastian.

Daftar Pustaka

Abed, H. R., Hatem, W. A., & Jasim, N. A. (2019). Possibility of BIM technology in site safety analysis at Iraqi construction industry. International Journal of Civil Engineering and Technology, 10(6), 399-410.

Ahsan, K., & Gunawan, I. (2010). Analysis of cost and schedule performance of international development projects. International journal of project management, 28(1), 68-78.

Andersen, E. S., Birchall, D., Jessen, S. A., & Money, A. H. (2006). Exploring project success. Baltic journal of management. Buletin Konstruksi Kementrian PUPR, Edisi 4,

2020

Gamil, Y., & Alhagar, A. (2020). The Impact of Pandemic Crisis on the Survival of Construction Industry: A Case of COVID-19. Mediterranean Journal of Social Sciences, 11(4), 122-122.

Ginting, P., & Situmorang, S. H. (2008). Filsafat Ilmu dan Metode Riset. Terbitan Pertaman. Medan USUPress.

Kamal, M. M. (2020). The triple-edged sword of COVID-19: understanding the use of digital technologies and the impact of productive, disruptive, and destructive nature of the pandemic. Information Systems Management, 1-8.

Mayouf, M., Gerges, M., & Cox, S. (2019). 5D BIM: an investigation into the integration

(7)

Identifikasi Efektifitas Faktor Pada Proses Kerja Engineering Kontraktor di Proyek Konstruksi Secara Jarak Jauh di Masa

Pandemi Covid-19 CESD Vol 03, No.02, Des 2020

103

of quantity surveyors within the BIM

process. Journal of Engineering, Design and Technology.

Mungkasa, O. (2020). Bekerja dari Rumah (Working From Home/WFH): Menuju Tatanan Baru Era Pandemi COVID 19. The Indonesian Journal of Development Planning, 4(2), 126-150.

Nadeem, A., Wong, A. K. D., Akhanova, G., Azhar, S., & Wong, S. N. (2018). Application of building information modeling (BIM) in site management— material and progress control. In Proceedings of the 21st International

Symposium on Advancement of

Construction Management and Real Estate (pp. 289-297). Springer, Singapore.

Olatunji, O. A., Sher, W., & Gu, N. (2010). Building information modeling and quantity surveying practice. Emirates Journal for Engineering Research, 15(1), 67-70.

Ogunnusi, M., Hamma-Adama, M., Salman, H., & Kouider, T. (2020). COVID-19 pandemic: the effects and prospects in the construction industry. International journal of real estate studies, 14(Special Issue 2).

Prasad, K. V., Vasugi, V., Venkatesan, R., & Bhat, N. (2019). Analysis of causes of delay in Indian construction projects and mitigation measures. Journal of Financial Management of Property and Construction.

Raflis, Yuwono, Bambang Endro. (2018). Manfaat penggunaan Building Information Modelling (BIM) pada proyek konstruksi sebagai media komunikasi stakeholders.

Construction Engineering and

Sustainable Development, Vol 01, No.02 Senaratne, S., & Ruwanpura, M. (2016).

Communication in construction: a management perspective through case studies in Sri Lanka. Architectural Engineering and Design Management, 12(1), 3-18.

Senescu, R. R., Aranda-Mena, G., & Haymaker, J. R. (2013). Relationships between project complexity and communication. Journal of Management in Engineering, 29(2), 183-197.

Shen, H., Fu, M., Pan, H., Yu, Z., & Chen, Y. (2020). The impact of the COVID-19 pandemic on firm performance. Emerging Markets Finance and Trade, 56(10), 2213-2230

Shibani, A., Hassan, D., & Shakir, N. (2020). The Effects of Pandemic on Construction

Industry in the UK. Mediterranean Journal of Social Sciences, 11(6), 48-48. Tan, R. R., & Lu, Y. G. (1995). On the quality of

construction engineering design projects. International Journal of Quality & Reliability Management.

Tanrıvermiş, H. (2020). Possible impacts of COVID-19 outbreak on real estate sector and possible changes to adopt: A situation analysis and general assessment on Turkish perspective. Journal of Urban Management, 9(3), 263-269.

Zhang, X., Bakis, N., Lukins, T. C., Ibrahim, Y. M., Wu, S., Kagioglou, M., ... & Trucco, E. (2009). Automating progress measurement of construction projects. Automation in Construction, 18(3), 294-301.

Zhou, W., Whyte, J., & Sacks, R. (2012). Construction safety and digital design: A review. Automation in Construction, 22, 102-111

Zwikael, O., & Globerson, S. (2006). From critical success factors to critical success processes. International Journal of Production Research, 44(17), 3433-3449.

Gambar

Tabel 1. Proses enjiniring dalam suatu proyek  Kategori  Kode  Sub Kategori
Gambar 1. Proyek Yang Dikerjakan Responden  Gambar  2  memperlihatkan  nilai  kontrak  proyek  yang  sedang  dikerjakan  oleh  responden

Referensi

Dokumen terkait

Pendapat para informan ini dapat dikaitkan dengan hasil penelitian Kartono (2008) yang mengatakan bahwa gaya kepemimpinan mempunyai pengaruh yang kuat terhadap motivasi kerja

Hasil penelitian hubungan karakteristik keluarga dengan tingkat kecemasan dalam menghadapi anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa, diketahui mayoritas responden

Berdasarkan hasil analisis hasil penelitian tentang Implementasi Kebijakan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) di SMAN 6 Kota Bandung pada Masa Pandemi Covid 19, dapat

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui proses pembelajaran daring, serta faktor pendukung dan penghambat proses pembelajaran daring masa pandemi Covid-19 pada

Tahapan-tahapan dalam proses pelaksanaan supervisi akademik pada masa pandemi tertuang dalam “Panduan Kerja kepala Sekolah di Masa Pandemi Covid- 19 yang dikeluarkan oleh LPPKSPS

Jadi yang dimaksud dengan proses pembelajaran masa pandemi Covid-19 menurut penulis adalah pembelajaran yang dilakukan secara jarak jauh, yang dimana guru harus

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat dampak negative pembelajaran jarak jauh yaitu jaringan tidak memadai, mahasiswa kurang paham dengan materi pembelajaran, mahasiswa

Temuan utama hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa proses pembelajaran dengan model pendidikan jarak jauh – online secara penuh – yang dilakukan secara