• Tidak ada hasil yang ditemukan

Keseimbangan dengan Metode Timed Up and Go Test (Tugt) pada Lansia yang Mengikuti dan Tidak Mengikuti Senam Lansia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Keseimbangan dengan Metode Timed Up and Go Test (Tugt) pada Lansia yang Mengikuti dan Tidak Mengikuti Senam Lansia"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Keseimbangan dengan Metode Timed Up and Go Test (Tugt) pada Lansia yang Mengikuti dan Tidak Mengikuti Senam Lansia

Febby Ayudya Putri1, Yani Dewi Suryani2, Susanti Dharmmika3

1

Mahasiswa Program Pendidikan Sarjana Kedokteran Universitas Islam Bandung,

2,3

Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Islam Bandung email: 1febbyayudyaputri@ymail.com

Abstrak. Gangguan keseimbangan merupakan salah satu masalah penting pada lansia dan merupakan penyebab utama lansia mudah jatuh. Beberapa faktor yang memengaruhi keseimbangan adalah faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik. Senam merupakan salah satu aktifitas fisik yang apabila dilakukan secara teratur dapat meningkatkan keseimbanagn. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui perbandingan tingkat keseimbangan yang diukur dengan metode Timed Up and Go Test (TUGT) antara lansia yang mengikuti dan tidak mengikuti senam lansia di Wilayah Puskesmas Tamansari Kota Bandung. Penelitian ini dilakukan periode Februari─Juni Tahun 2015. Jenis penelitian adalah observasional analitik menggunakan pendekatan case control study, dengan metode consecutive sampling. Pengambilan data menggunakan Timed Up and Go Test (TUGT). Analisis data penelitian menggunakan uji chi-square. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan program SPSS versi 18. Hasil penelitian ini didapatkan jumlah subjek penelitian 60 dari 258 lansia, dengan 17 orang (28%) lansia laki-laki dan 43 orang (72%) perempuan, 51 orang (85%) diantaranya berusia 60–74 tahun dan 9 orang (15%) berusia 75–90 tahun. Hasil uji analisis chi-square menunjukkan keseimbangan tubuh lansia yang mengikuti senam lebih seimbang dibanding dengan lansia yang tidak mengikuti senam lansia, didapatkan (p-value =0,001; OR=6,571; 95%IK 2.109–20.479). Dianjurkan senam lansia dijadikan aktivitas fisik yang rutin dilakukan karena senam ini bermanfaat bagi lansia untuk menjaga daya tahan tubuh dan menjaga keseimbangan tubuh lansia. Simpulan, lansia yang mengikuti senam lansia memiliki keseimbangan tubuh yang lebih baik dibandingkan yang tidak mengikuti senam lansia.

Kata kunci: Keseimbangan, lansia, senam lansia, TUGT

Abstract. Balance disturbance is one of the major problems in elderly and it become the main cause of the old people sudden fall. Many factors that influence body balance and that is intrinsic and extrinsic factors. Exercise is one of the physical activity that routine follows is useful to maintain body balance. The purpose of this study were measure and compare the balance in elderly that measured with Timed Up and Go Test (TUGT) in Tamansari Public Health Center (Puskesmas), Bandung. The methodology of research was observational and analytical study with case control study approach. A total subjects were 60 out of 258 older people with consecutive sampling method, then using the Timed Up and Go Test (TUGT) and analyzed with chi-square test. The result of this research from 60 elderly suvjects were 17 elderly (28%) are male and 43 elderly (72%) are female, with 51 elderly (85%) most of them were between the age of 60–74 years old and 9 of them (15%) were 75–90 years old. The result of chi square test showed that body balance of the elderly that follows the routine exercise was more balance than the elderly that didn’t follow the routine exercise, results of p-value=0.001, OR=6.571 (95%CI 2.109– 20.479) concludes to the difference of body balance between the elderly that follows and didn’t follows the routine exercise in the area of Puskesmas Tamansari Kota Bandung. Routine exercise for elderly are recommended to be a physical activity, because this exercise is useful for the elderly to maintain their body durability and to maintain the elderly body balance.

Key words: Body balance, body exercise, elderly, TUGT

A. Pendahuluan

Penduduk lanjut usia di Indonesia meningkat dari tahun ke tahun. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), penduduk lanjut usia pada tahun 2010 mencapai 23 juta jiwa dan diprediksikan di tahun 2020 mencapai 28 juta jiwa. Peningkatan jumlah penduduk dari tahun ke tahun tidak terlepas dari peningkatan usia harapan hidup.1

(2)

Dampak bertambahnya jumlah penduduk dan usia harapan hidup akan menimbulkan berbagai permasalahan, salah satunya masalah kesehatan akibat proses penuaan. Berdasarkan hasil studi kondisi sosial ekonomi dan kesehatan lanjut usia (lansia) di 10 provinsi di Indonesia pada tahun 2006, diketahui bahwa penyakit terbanyak yang diderita lansia adalah penyakit sendi (52,3%).2 Penyakit tersebut dapat menyebabkan terjadinya disabilitas pada lansia. Hal ini diakibatkan oleh perubahan pada lansia, salah satunya adalah perubahan fisiologis sistem muskuloskeletal. Lansia akan mengalami perubahan struktur otot, yaitu penurunan jumlah dan ukuran serabut otot (atrofi otot). Dampak perubahan tersebut dapat menurunkan kekuatan otot dan mobilitas.3 Kekuatan otot merupakan komponen utama dalam melangkah, berjalan dan keseimbangan. Kelemahan otot ekstremitas khususnya bagian bawah dapat menyebabkan gangguan keseimbangan tubuh sehingga mengakibatkan gangguan dalam bergerak, langkah kaki terbatas, kaki tidak dapat menapak dengan kuat, dan terlambat mengantisipasi bila terpeleset atau tersandung.4 Salah satu cara untuk memperbaiki gangguan keseimbangan dengan mengikuti olahraga. Salah satu jenis olahraga yang direkomendasikan oleh Departemen Kesehatan (Depkes) adalah senam lansia. Menurut American College of Sport Medicine, latihan yang dapat meningkatkan kekuatan otot dapat dilakukan 3–4 minggu latihan dengan frekuensi 3 kali seminggu.5

Penelitian ini dilakukan di Wilayah Puskesmas Tamansari Kota Bandung yang memiliki program kesehatan senam lansia yang rutin dilakukan setiap bulan dan memiliki jumlah lansia yang cukup banyak . Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan tingkat keseimbangan yang diukur menggunakan timed up and go test (TUGT) antara lansia yang mengikuti senam dan yang tidak mengikuti senam lansia di Wilayah Puskesmas Tamansari.

B. Metode

Penelitian ini merupakan suatu penelitian observasional analitik dengan metode case control menggunakan data primer berupa keseimbangan tubuh subjek penelitian yang diukur dengan menggunakan Timed Up and Go Test (TUGT). Sampel didapatkan dari populasi lansia usia ≥60 tahun di Wilayah Puskesmas Tamansari Kota Bandung yang memenuhi kriteria inklusi. Lansia yang memiliki penyakit neuromuskuler, tidak dapat berjalan sendiri, menderita gangguan telinga dan gangguan penglihatan serta dengan riwayat trauma kepala atau ekstremitas yang akan menghambat berjalan di eksklusi.

Data yang diperoleh dianalisis univariat yang bertujuan untuk menghitung jumlah dan persentasenya dan disajikan dalam bentuk tabel. Selanjutnya, dilakukan analisis bivariat dengan menggunakan uji statistic chi-square untuk menganalisis perbedaan tingkat keseimbangan tubuh antara lansia yang mengikuti dan tidak mengikuti senam lansia. Analisis data dilakukan dengan menggunakan program statistical product and service solutions (SPSS) for windows versi 18.

C. Hasil

Penelitian mengenai tingkat keseimbangan dengan metode Timed Up and Go Test (TUGT) antara lansia yang mengikuti dan tidak mengikuti senam lansia, telah dilakukan di Wilayah Puskesmas Tamansari Kota Bandung. Didapatkan total populasi lansia di Wilayah Puskesmas Tamansari Kota Bandung tahun 2015 adalah 258 orang. Berdasarkan kriteria inklusi didapatkan jumlah subjek penelitian sebanyak 60 orang

(3)

lansia, terdiri atas 30 orang lansia dalam kelompok kasus (tidak senam) dan 30 sisanya dalam kelompok kontrol (senam). Hasil dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Karakteristik Lansia yang Tidak Senam dan Senam berdasarkan Usia dan Jenis Kelamin

Karakteristik Lansia Tidak Senam Senam

n=30 n=30 Usia (tahun) 60–74 75–90 23 7 28 2 Jenis kelamin Laki - laki Perempuan 15 15 2 28

Pada pengukuran keseimbangan menggunakan Timed Up and Go Test (TUGT) didapatkan sebanyak 27 orang (45%) lansia dengan hasil tes tidak seimbang, 22 orang diantaranya berusia 60–74 tahun dan lima orang berusia 75–90 tahun, dengan 12 orang lansia laki-laki dan 15 orang perempuan. Sebanyak 33 orang (55%) lansia dengan hasil tes seimbang, 29 orang diantaranya berusia 60–74 tahun dan empat orang berusia 75–90 tahun, dengan lima orang lansia laki-laki dan 28 orang perempuan. Hasil dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 4.2 Hasil Timed Up and Go Test (TUGT) berdasarkan Usia dan Jenis Kelamin di Wilayah Puskesmas Tamansari Kota Bandung

Karakteristik Lansia

Hasil Timed Up and Go Test

Jumlah n= 60 Tidak Seimbang Seimbang n= 27 n= 33 Usia (tahun) 60–74 22 29 51 (85%) 75–90 5 4 9 (15%) Jenis kelamin Laki-laki 12 5 17 (28%) Perempuan 15 28 43 (72%)

Pada penelitian ini didapatkan 20 dari 27 lansia dengan hasil keseimbangan yang tidak seimbang dan 10 dari 27 seimbang dalam kelompok kasus (tidak senam). Sebanyak 7 dari 27 lansia dengan hasil keseimbangan yang tidak seimbang dan 23 dari 33 seimbang dalam kelompok kontrol (senam). Setelah dilakukan analisis uji statistik dengan menggunakan uji chi-square, didapatkan hasil p=0,001 (<0,05) dengan OR 6,571 (95%IK 2,109–20,479), sehingga terdapat perbedaan keseimbangan antara kelompok kasus (tidak senam) dengan kelompok kontrol (senam) dan memiliki risiko 6,571 kali menjadi lebih tidak seimbang pada kelompok kasus. Hasil dapat dilihat pada Tabel 3.

(4)

Tabel 4.3 Perbandingan Keseimbangan yang Diukur dengan TUGT antara Lansia yang Mengikuti dan Tidak Mengikuti Senam Lansia di Wilayah

Puskesmas Tamansari Kota Bandung Hasil Timed Up and Go Test

X2 Nilai p OR (IK 95%) Tidak Seimbang Seimbang n= 27 n= 33 Tidak senam 20 10 11,380 0,001 6,571 (2,109 – 20,479 ) Senam 7 23

Keterangan :*analisis uji statistic menggunakan Chi-square

D. Pembahasan

Tabel 1 menyimpulkan karakteristik subjek penelitian berdasarkan usia pada lansia tahap elderly lebih banyak dibanding lansia tahap lainnya. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Febriyanti6 yang menyatakan bahwa jumlah lansia tahap elderly lebih banyak dibanding dengan lansia tahap lainnya. Berdasarkan jenis kelamin pada lansia perempuan ditemukan lebih banyak dibanding lansia perempuan. Penelitian ini sejalan dengan data dan informasi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, menunjukkan bahwa penduduk lansia perempuan lebih banyak daripada lansia laki-laki.7

Tabel 2 menyatakan lansia berusia 60–74 tahun memiliki keseimbangan yang lebih baik dibanding lansia berusia 75–90 tahun. Seiring dengan bertambahnya usia akan semakin banyak mengalami perubahan serta terjadi gangguan fungsi tubuh. Namun, pada penelitian ini lansia tahap elderly memiliki keseimbangan yang baik di banding lansia tahap lainnya. Hal ini dapat terjadi karena lansia pada tahap elderly masih dapat beradaptasi dengan baik dalam menghadapi berbagai perubahan.

Pada penelitian ini sebagian besar lansia perempuan memiliki keseimbangan yang seimbang. Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Maryam8 menyatakan bahwa gangguan keseimbangan lebih banyak ditemukan pada lansia perempuan dibanding dengan laki-laki. Penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian sebelumnya, karena lansia perempuan di wilayah Puskesmas Tamansari Kota Bandung rutin melakukan kegiatan senam lansia setiap dua kali dalam seminggu dan aktif dalam kegiatan organisasi di lingkungannya. Kegiatan senam yang dilakukan secara teratur dapat meningkatkan daya tahan tubuh, kelenturan persendian, dan kelincahan gerak sehingga gangguan keseimbangan tubuh dapat menurun. Selain itu, lansia perempuan di wilayah Puskesmas Tamansari lebih aktif dalam kegiatan organisasi di lingkungannya.

Tabel 3 menjelaskan hasil analisis uji chi-square menunjukkan hubungan yang bermakna antara keseimbangan tubuh dan senam lansia (p<0,05); OR 6,571; 95%IK :2,109–20,479). Lansia yang tidak senam cenderung memiliki keseimbangan tubuh yang tidak seimbang dibanding lansia yang mengikuti senam. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Herawati dkk.9 yang menyatakan terdapat hubungan yang bermakna antara senam lansia dan keseimbangan tubuh lansia (p<0,05). Secara fisiologis seiring dengan usia yang bertambah makan akan terjadi proses menua. Proses tersebut ditandai dengan berbagai perubahan, salah satunya adalah

(5)

perubahan sistem muskuloskeletal, seperti perubahan struktur otot yang dapat menurunkan kekuatan otot dan mengakibatkan gangguan keseimbangan.

Dengan rutin mengikuti senam dapat mengurangi gangguan keseimbangan. Dalam gerakan senam lansia terdapat gerakan pada ekstremitas tubuh. Pada gerakan-gerakan ekstremitas bawah lebih berpengaruh pada keseimbangan karena gerakan-gerakan dan kontraksi otot-otot tersebut dapat menguatkan otot-otot tungkai terutama otot-otot yang berfungsi untuk menjaga stabilitas postural tubuh, seperti quadriceps femoris, gluteus, hamstring, tibialis anterior, plantar flexor, illiopsoas, illiacus dan triceps surae.10

Menurut Shubert11 geriatric exercise prescription harus meliputi tiga komponen, yaitu aerobic exercise iyang baik untuk kesehatan paru dan jantung, strength training yang memiliki fungsi untuk penguatan otot-otot, dan balance and flexibility untuk meningkatkan keseimbangan serta memperbaiki lingkup gerak sendi. Senam lansia memiliki komponen dan manfaat yang sesuai dengan geriatric exercise prescription sehingga dapat direkomendasikan sebagai aktivitas fisik bagi lansia.

E. Simpulan

Berdasarkan penjelasan diatas, didapatkan perbedaan keseimbangan pada lansia yang megikuti senam dan yang tidak mengikuti senam lansia. Lansia yang tidak mengikuti senam lansia memiliki risiko 6,571 kali lebih tidak seimbang dibanding lansia yang mengikuti senam.

Ucapan Terimakasih

Ucapan terima kasih penulis sampaikan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak kepada Rektor Universitas Islam Bandung Prof. Dr. dr., M. Thaufiq Siddiq Boesoirie, M. S., Sp. THT KL(K)., Prof. Dr. Hj. Ieva B. Akbar, dr., AIF sebagai dekan Fakultas Kedokteran Universitas Islam Bandung. Kepada Kepala Puskesmas Tamansari Mahmudah, dr. dan kepada Ai Maryani, AMd.Kep selaku Ketua Posbindu Tamansari Kota Bandung.

Daftar Pustaka

Badan Pusat Statistik. Data sensus penduduk 2010 menurut kelompok umur. 2011 (diunduh 20

November 2014). Tersedia dari:

http://www.bps.go.id/download_file/Data_SP2010_menurut_kelompok_umur.pdf Dinas Kesehatan Kabupaten Madiun. Jumlah penduduk lanjut usia meningkat. 2008 (diunduh

20 November 2014). Tersedia dari:

http://madiun.dinkesjatim.go.id/index.php?option=com_content&task=view&id=26&lt mid=2.

Kusnanto, Indarwati R, Mufidah N. Peningkatan stabilitas postural pada lansia. J Nurs. 2007;1(2):59–68.

Darmojo BR, Martono H. Geriatri:ilmu kesehatan usia lanjut. Edisi ke-4. Jakarta: Balai Penerbit FK UI; 2009.

Proctor DN, Singh MAF, Minson CT, Nigg CR, Salem GJ, Skinner JS. Exercise and physical activity for older adults. Med Sci Sports Exerc. 2009 Jul;41(7):1510–30.

Febriyanti A. Hubungan antara keaktifan mengikuti senam lansia dengan keseimbangan tubuh lansia Di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia 1 Cipayung. (skripsi). Jakarta; FIK UI; 2013.

Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI. Situasi dan analisis lanjut usia. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI; 2014.

(6)

Maryam, RS. Pengaruh latihan keseimbangan fisik terhadap keseimbangan tubuh lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Wilayah Pemda DKI Jakarta. (tesis). Jakarta: FIK UI; 2009.

Herawati I, Wahyuni. Perbedaan pengaruh senam otak dan senam lansia terhadap keseimbangan pada orang lanjut usia. Infokes.2004;8(1):1–9.

Tortora GJ, Derrickson B. Principles of anatomy and physiology. Edisi ke-13. Philadephia: John Wiley and Sons; 2011.

Shubert TE. Evidence-based exercise prescription for balance and falls prevention: acurrent review of the iterature. J Geriatr Phys Ther. 2011;34:100–8.

Gambar

Tabel 4.2 Hasil Timed Up and Go Test (TUGT) berdasarkan Usia dan Jenis  Kelamin di Wilayah Puskesmas Tamansari Kota Bandung
Tabel 4.3 Perbandingan Keseimbangan yang Diukur dengan TUGT antara Lansia  yang Mengikuti dan Tidak Mengikuti Senam Lansia di Wilayah

Referensi

Dokumen terkait

Rectangle Tool Tool ini digunakan untuk membentuk suatu kotak pada suatu gambar, didalam tools ini Anda akan menemukan banyak pilihan bentuk yang lain di dalamnya

Sistem Pengontrol Lampu dan Kipas Angin dalam ruangan dengan menggunakan Operating System Android Media Bluetooth (Software) merupakan sebuah aplikasi yang dapat

[r]

Penyusunan Recana Kerja (Renja) Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Pasaman Barat disusun dengan maksud untuk menyediakan dokumen perencanaaan 1 (satu) tahunan

Rekomendasi perbaikan yang dipilih untuk dapat meminimalisir akar permasalahan dari waste kritis yang ditentukan dari hasil pendekatan analisa risiko diantaranya

Dari Penelitian Ilmiah yang berjudul analisis Rasio Laporan Keuangan Untuk Menilai Perkembangan Usaha Pada PT Unilever Indonesia, Tbk., dengan menggunakan annual report periode

57 BBTN BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) Tbk DAEN1 - DATINDO ENTRYCOM, PT 500 58 BCAP BHAKTI CAPITAL INDONESIA Tbk BSRE1 - BSR INDONESIA PT.. BSRE1 - BSR

Dalam uji validitas ini digunakan perhitungan butir dengan menggunakan koefisien korelasi antar skor butir dengan total skor butir instrumen.. Jika r hitung &lt; r tabel maka