• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Efisiensi Distribusi Produk Menggunakan Metode Data Envelopment Analysis (DEA) (Studi Kasus Pada Koperasi SAE Pujon)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Analisis Efisiensi Distribusi Produk Menggunakan Metode Data Envelopment Analysis (DEA) (Studi Kasus Pada Koperasi SAE Pujon)"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

1

Analisis Efisiensi Distribusi Produk Menggunakan

Metode Data Envelopment Analysis (DEA)

(Studi Kasus Pada Koperasi “SAE” Pujon)

Efficiency Analysis Product Distribution Using

Data Envelopment Analysis Method (DEA)

(A Case Study at Koperasi "SAE" Pujon)

Kiki Mega A.S1), Retno Astuti2) ,Ika Atsari Dewi2)

1)

Alumni Jurusan Teknologi Industri Pertanian - Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 2)Staf Pengajar Jurusan Teknologi Industri Pertanian - Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya

Jl. Veteran No. 1 Malang 65145

*email: kikimegaastutiksetyawan@yahoo.com1), retno_astuti@ub.ac.id2), ikaatsaridewi@ub.ac.id2)

Abstrak

Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui dan mengevaluasi tingkat efisiensi daerah distribusi pada Koperasi “SAE” Pujon menggunakan metode Data Envelopment Analysis (DEA), mengidentifikasi standar input

-output yang mempengaruhi perubahan efisiensi dari suatu daerah distribusi dan menentukan strategi distribusi yang tepat bagi daerah distribusi yang tidak efisien dan strategi peningkatkan efisiensi jika saluran distribusi telah efisien. Dengan menggunakan metode Data Envelopment Analysis (DEA) dapat diketahui tingkat efisiensi pada saluran distribusi di Koperasi “SAE” Pujon. Batasan dalam penelitian ini adalah variabel inputoutput pada saluran distribusi produk susu pasteurisasi Koperasi “SAE” Pujon dan tingkat saluran distribusi pada saluran distribusi langsung dan tingkat pertama (distributor). Variabel input tersebut meliputi jumlah distributor, jumlah pengiriman, serta biaya promosi dan risiko. Variabel output meliputi penjualan dari distributor, pendapatan Koperasi, dan laba Koperasi. Uji korelasi dilakukan untuk mengetahui korelasi antara input dan output yang ada. Hasil dari uji korelasi diketahui bahwa setiap variabel input dan output memiliki korelasi yang sangat tinggi. Hasil perhitungan DEA menunjukkan tingkat efisiensi DMU, langkah perbaikan dilakukan pada DMU yang tidak efisien. Distribusi di kota Malang dan kota Probolinggo dinyatakan tidak efisien, sedangkan Pujon menyatakan efisien dalam setiap tahap analisis. Berdasarkan tingkat saluran distribusi penjualan langsung dinyatakan lebih efisien daripada penjualan pada tingkat pertama, dan perbandingan antar distributor diperoleh hasil cenderung efisien.

Kata Kunci: Data Envelopment Analysis (DEA), efisiensi, saluran distribusi, susu pasteurisasi

Abstact

The purpose of this study was knowing and evaluate the level of efficiency distribution areas in Koperasi "SAE" Pujon using Data Envelopment Analysis (DEA), identified input-output standard changes affecting efficiency of a distribution area and determine appropriate of distribution strategy for inefficient distribution and efficiency improvement strategy if has an efficient distribution channel.The Data Envelopment Analysis (DEA) method was used to determine the level of efficiency in the distribution channel in the Koperasi "SAE" Pujon. This study has limitations which were the input-output variables on product distribution channels pasteurized milk cooperative in "SAE" Pujon and level of distribution channels which were direct distribution channel and the first level (the distributor). The input variables were the number of distributors, amount of shipping, and promotional costs and risks. The output variables were sales from distributors, cooperatives revenue and profit cooperatives. Correlation test was conducted to determine the correlation between input and output. The results of the correlation test shown that each input and output variables have a very high correlation. The result of DEA calculation shown the efficiency level in this DMU, then improvement were carried out on inefficient DMU. Distributions in Malang and Probolinggo city declared inefficient, while Pujon expressed efficiently in each stage of the analysis. Based on the level of direct sales distribution channel expressed more efficient than sales on the first level, and the comparison between the results obtained tend to be efficient distributors.

Keywords: Data Envelopment Analysis (DEA), efficiency, distribution channels, pasteurized milk

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

Makanan dan minuman merupakan kebutuhan manusia yang paling dasar. Bahan dasar minuman seperti susu banyak diminati, karena mengandung berbagai macam vitamin

dan kaya akan kalsium. Provinsi Jawa Timur menghasilkan susu sapi segar cukup besar. Hal ini dapat dilihat dari angka produksi yang selalu meningkat setiap tahunnya yaitu 451,3 ton pada tahun 2008 dan terus meningkat sampai pada

(2)

2 tahun 2010 yaitu sebesar 500 ton (Disnak Jatim, 2013).

Koperasi “SAE” Pujon merupakan salah satu koperasi yang terdaftar di Dinas Peternakan provinsi Jawa Timur yang memproduksi susu pasteurisasi. Daerah pemasaran susu pasteurisasi Koperasi “SAE” Pujon antar lain di Kecamatan Pujon, Kota Malang, Kota Batu, Kota Jombang dan Kota Probolinggo. Penyusunan strategi saluran distribusi merupakan faktor penting dalam kegiatan pemasaran modern. Kegiatan yang perlu dilakukan oleh pihak produsen adalah menentukan desain dan penanggung jawab saluran distribusi, jenis dan efektivitas saluran distribusi, dan konfigurasi saluran distribusi (Rangkuti, 2004).

Saluran distribusi harus efisien agar kondisi produk terjaga dan tidak terjadi kemacetan dalam penyaluran produk. Saluran distribusi yang digunakan oleh Koperasi “SAE” Pujon adalah saluran distribusi langsung dan tingkat pertama. Dalam menghitung efisiensi saluran distribusi dapat menggunakan metode Data Envelopment Analysis (DEA), analisis rasio dan

Least-Squares Regression (LSR). Analisis rasio merupakan metode analisis parametrik sederhana untuk menghitung efisiensi yang beroriantasi pada keuangan dengan input dan output tunggal (Zimmerer, 2009). Metode LSR merupakan alat bantu menghitung efisiensi data analisis pada tenik analisis statistik karena diadaptasi dari keadaan sebenarnya (Xiang et al., 2012). DEA merupakan alat pengambilan keputusan berdasarkan pemprograman linear untuk mengukur efisiensi relatif satu sel unit yang sebanding. DEA juga mengidentifikasi sumber dan tingkat inefisiensi untuk masing-masing

input dan output (Baggia, 2009).

Metode DEA lebih tepat digunakan dalam penelitian ini karena DEA memiliki keunggulan yaitu satuan efisiensi yang diukur adalah bersifat relatif bukan ekonomis, sehingga dimungkinkan suatu pola perhitungan kombinasi berbagai variabel dengan satuan yang berbeda-beda. Kedua, nilai efisiensi yang dihasilkan bersifat relatif atau hanya berlaku dalam lingkup sekumpulan Decision Making Unit (DMU) yang diperbandingkan tersebut. Keterbatasan metode DEA adalah bersifat simpel spesifik, kesalahan dalam pengukuran dapat bersifat fatal, uji hipotesis secara statistik atas hasil DEA sulit dilakukan, menggunakan perumusan linier programing secara terpisah, serta bobot dan

input yang dihasilkan tidak dapat ditafsirkan dalam nilai ekonomi. Input dan output yang digunakan dalam penelitian antara lain jumlah

distributor, jumlah pengiriman, biaya promosi dan risiko, penjualan dari distributor, pendapatan Koperasi, dan laba Koperasi.

Tujuan dari penelitian ini yaitu, pertama untuk mengetahui dan mengevaluasi tingkat efisiensi daerah distribusi pada Koperasi “SAE” Pujon menggunakan metode Data Envelopment Analysis (DEA). Kedua, mengidentifikasi standar input-output yang mempengaruhi perubahan efisiensi dari suatu daerah distribusi.Ketiga, menentukan strategi peningkatkan efisiensi yang tepat bagi daerah yang memiliki saluran distribusi tidak efisien.

BAHAN DAN METODE

Penelitian dilakukan di Koperasi “SAE” Pujon Jalan Brigjen Abdul Manan Wijaya nomor 16 Pujon Malang pada bulan Maret 2014 hingga Mei 2014. Tahapan penelitian diawali dari survei pendahuluan dan studi literatur, penentuan DMU, identifikasi input dan output, analisis data, analisis sensitivitas, penyusunan langkah perbaikan, pemisahan DMU pada saluran distribusi langsung dan tingkat pertama, analisis data pada saluran distribusi langsung dan tingkat pertama, serta penyusunan kesimpulan dan saran.

Identifikasi dan perumusan masalah digunakan peneliti untuk memudahkan dalam menentukan arah penyelesaian masalah perusahaan. DMU dalam penelitian ini adalah daerah distribusi susu pasteurisasi dari Koperasi “SAE” Pujon yang meliputi Kecamatan Pujon, Kota Malang, Kota Batu, Kota Jombang, dan Kota Probolinggo. Input dan output yang digunakan disesuaikan dengan keadaan dari Koperasi “SAE” Pujon dan distributor yang berpengaruh pada saluran distribusi dari produk susu pasteurisasi. Variabel input meliputi jumlah distributor, jumlah pengiriman, serta biaya promosi dan risiko. Variabel output adalah penjualan dari distributor, pendapatan Koperasi, dan laba Koperasi.

Analisis data yang pertama dengan melakukan uji korelasi dengan SPSS 17 untuk mengetahui apakah ada korelasi positif antara variabel input dan variabel output yang digunakan pada pendistribusian susu pasteurisasi Koperasi “SAE” Pujon dengan tingkat signifikansi sebesar 5%. Analisis kedua dengan metode DEA menggunakan Banxia Frontier Analyst 4 untuk mengetahui dan mengevaluasi tingkat efisiensi masing-masing daerah distribusi, sehingga diketahui daerah distribusi manakah yang paling efisien. Model DEA yang digunakan yaitu model Constant Return to Scale

(3)

3 (CRS) yang berasumsi bahwa setiap DMUs telah beroperasi pada skala optimal dan Variabel Return to Scale (VRS) yang berasumsi bahwa DMUs dalam keadaan terkendala (Prasetyo, 2008). Model awal yang digunakan dikenal dengan rasio CCR, merupakan persamaan non linier sebagai berikut:

∑ ( ) ∑ ( ) (4) ∑ ( ) ∑ ( ) Keterangan:

Yjn = nilai output ke-j dari DMU ke n; n = 1,…., N; j = 1, …., J Xin = nilai input ke-i dari DMU ke n;

n = 1,…., N; i = 1,…., I ε = angka positif yang kecil

Variabel: uj, vi = bobot untuk output j,

input i (≥ ε) hn = efisiensi relatif DMUn

Persamaan (4) merupakan persamaan non linear atau persamaan linear fraksional, yang kemudian ditranformasikan ke dalam bentuk linear sehingga dapat diaplikasikan dalam persamaan linear sebagai berikut:

∑ ( ) ∑ ( )

(5) ∑ ( ) ∑ ( ) ∑ ( )

Model yang digunakan dengan CCR dikenal dengan model matematis DEA-CCR Primal yang memiliki formulasi matematis sebagai berikut:

(6)

∑ ∑

Tujuan persamaan (6) adalah untuk menemukan jumlah terbesar dari output yang dibobotkan dari DMUn, dengan menjaga jumlah dari input yang dibobotkan pada suatu nilai dan agar rasio antara output yang dibobotkan dengan

input yang dibobotkan, dari semua DMUs, kurang dari atau sama dengan satu. Persamaan tersebut juga dapat dipakai untuk menghitung nilai efisiensi tiap unit daerah distribusi pemasaran.

Analisis sensitivitas bertujuan untuk menilai apa yang terjadi dengan hasil analisis kelayakan apabila terjadi perubahan di dalam perhitungan biaya atau manfaat. Analisis sensitivitas pada DEA dengan meniadakan DMU efisien atau meniadakan variabel input secara bergantian.

Langkah perbaikan didapatkan dari nilai target pada perhitungan DEA yang dilakukan menggunakan software Banxia Frontier Analyst 4 memperoleh hasil yang efisien. Kios yang terletak di Kecamatan Pujon akan dijadikan DMU secara tersendiri dipisahkan dari distributor Kecamatan Pujon, sehingga jumlah DMU menjadi 6 yaitu kios, Kecamatan Pujon, Kota Batu, Kota Malang, Kota Jombang, dan Kota Probolinggo.Hal ini dilakukan untuk mengetahui efisensi berdasarkan jenis saluran distribusi.

HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Gambaran Umum Koperasi “SAE” Pujon

Koperasi “SAE” Pujon terletak di jalan Brigjen Abdul Manan Wijaya 16 Pujon, Kabupaten Malang. Wilayah dan iklim yang ada di Pujon sangat cocok untuk pemeliharaan sapi perah serta perkebunan. Hal ini mejadikan Pujon sebagai sentra peternakan sapi perah dan usaha susu. Daerah pemasaran susu pasteurisasi meliputi Kecamatan Pujon, Kota Malang, Kota Batu, Kota Surabaya, Kota Jombang, Kota Probolinggo dan Kota Jember. Dalam Koperasi “SAE” Pujon terdapat 9 unit usaha yang terbagi menjadi unit inti dan unit diwersifikasi. Unit inti (unit sapi perah) terdiri dari unit persusuan, unit pakan ternak (Spapronak), unit peternakan, unit teknis dan transportasi. Unit diwersifikasi terdiri dari unit rearing (pembesaran anak sapi), unit waserda (warung serba ada), unit simpan-pinjam, unit balai kesehatan dan rumah bersalin, dan unit

cafe wisata susu.

2. Penentuan Decision Making Unit (DMU)

Pengumpulan data yang akan diolah menunjukan Koperasi “SAE” Pujon memiliki lima DMU, sehingga data yang digunakan untuk analisis

(4)

4 dianggap cukup. Klasifikasi DMU pada

Koperasi “SAE” Pujon dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1Klasifikasi DMU Produk Susu Pasteurisasi Koperasi “SAE” Pujon

Daerah Distribusi Produk DMU

Pujon DMU 1

Batu DMU 2

Malang DMU 3

Jombang DMU 4

Probolinggo DMU 5

Sumber : Koperasi “SAE” Pujon (2014)

3. Identifikasi Input dan Output

Variabel input merupakan sumber daya yang dipergunakan untuk menjalankan fungsi dalam pendistribusian produk susu pasteurisasi. Variabel output adalah hasil yang merupakan perwujudan dari kegiatan pendistribusian yang telah dilakukan. Identifikasi input dan output

yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2 Identifikasi Input dan Output Distribusi Produk Susu Pasteurisasi Koperasi “SAE” Pujon

Simbol Input (I) Variabel Input Simbol Output (O) Variabel Output I1 Jumlah distributor O1 Penjualan dari distributor I2 Jumlah pengiriman O2 Pendapatan Koperasi I3 Biaya promosi dan risiko O3 Laba Koperasi

Sumber : Koperasi “SAE” Pujon (2014)

4. Analisis Data 4.1 Uji Korelasi

Dengan adanya uji korelasi ini diharapkan pengambilan keputusan atas peningkatan atau pengurangan input dan output

dapat meningkatkan tingkat efisiensi pada saluran distribusi Koperasi “SAE” Pujon. Uji korelasi juga diharapkan meminimalisir kesalahan dalam memasukkan input dan output

sehingga didapatkan hasil yang tidak bias. Data yang digunakan dalam uji korelasi terdapat pada

Tabel 3.

Tabel 3 Perhitungan Penjualan dan Biaya per Bulan Koperasi “SAE” Pujon

Variabel Daerah Distribusi Produk (DMU)

Pujon Batu Malang Jombang Probolinggo

Input Jumlah Distributor (Unit) 5 1 2 2 1 Jumlah Pengiriman (Cup) 34.564 1.110 437 1.178 75 Biaya Promosi dan Risiko (Rupiah) 9.804.437 79.143 105.881 138.084 5.348 O ut put Penjualan Dari Distributor (Cup) 34.552 1.105 429 1.166 72 Pendapatan Koperasi (Rupiah) 68.099.850 2.053.500 815.333 2.279.917 138.750 Laba Koperasi (Rupiah) 16.313.617 388.500 160.333 532.917 26.250 Sumber : Koperasi “SAE” Pujon (2014)

Hipotesis awal (H0) yaitu tidak adanya hubungan antara input dan output. Variabel

input yang digunakan meliputi jumlah

distributor, jumlah pengiriman, serta biaya promosi dan risiko. Variabel output yang digunakan meliputi penjualan dari distributor,

pendapatan Koperasi, dan laba Koperasi. Data primer yang didapatkan tersebut merupakan data per bulan pada tiap daerah distribusi produk susu pasteurisasi. Data primer ini selanjutnya diolah menggunakan software SPSS 17 dan didapatkan hasil pada Tabel 4.

(5)

5

Tabel 4 Hasil Uji Korelasi Variabel Input-Output Menggunakan SPSS 17 Correlations Penjualan dari distributor Pendapatan Koperasi Laba Koperasi Jumlah distributor Pearson Correlation .954 * .954* .955* Sig. (2-tailed) .012 .012 .011 N 5 5 5 Jumlah pengiriman Pearson Correlation 1.000 ** 1.000** 1.000** Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 N 5 5 5 Biaya promosi dan risiko Pearson Correlation 1.000 ** 1.000** 1.000** Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 N 5 5 5

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Sumber : Data Primer Diolah, 2014

Koefisien korelasi atau biasa disebut korelasi menyatakan keeratan hubungan antara variabel dalam populasi asal sampel (Santoso, 2005). Dari hasil uji korelasi diketahui bahwa tiap variabel input dan output memiliki korelasi yang sangat kuat.

4.2. Data Envelopment Analysis (DEA) pada DMU

Efisiensi relatif yang didapatkan dari tiap DMU akan dibandingkan dengan DMU lainnya, sehingga dapat diketahui DMU mana yang paling efiisien. Efisiensi teknis mengarah pada kapasitas input untuk menghasilkan sejumlah output. Dalam DEA dapat diketahui efisiensi relatif dengan keadaan konstan (CRS) sedangkan efisiensi teknis dapat dilihat dari hasil keadaan terkendala (VRS). Perhitungan efisiensi dengan model VRS memiliki fungsi dan tujuan yang sama dengan CRS, namun VRS menunjukkan pengukuran efisiensi teknis secara murni, sedangkan CRS diukur secara keseluruhan (Chandra, 2005). Hasil pengolahan data menggunakan software Banxia Frontier Analyst 4 didapatkan hasil pada Tabel 5. Condition pada hasil DEA terdapat tiga macam warna yaitu red, amber, dan green. Red

digunakan untuk score 0%-90% kurang optimum, amber pada score 90%-100% mendekati optimum, dan green untuk score

100% optimum.

Pada perhitungan efisiensi relatif Kota Probolinggo tidak efisien dalam penjualan susu pasteurisasi. Hal ini dikarenakan penjualan dari distributor kurang optimum. Dari pengiriman 75

cup dan jumlah distributor 1 unit di Kota Probolinggo seharusnya dapat menjual lebih banyak lagi atau lebih dari nilai penjualan dari distributor yaitu 72 cup. Hal ini disebabkan permintaan susu di Kota Probolinggo masih belum optimal, dimungkinkan masyarakat di Kota Probolinggo masih banyak yang belum mengenal produk susu pasteurisasi dari Koperasi “SAE” Pujon. Dari peningkatan penjulan susu pasteurisasi diharapkan meningkatkan laba yang diperoleh oleh Koperasi.

Penjualan susu pasteurisasi di Kota Malang secara relatif maupun teknis tidak efisien dikarenakan letak Kota Malang yang dekat dengan tempat produksi namun penjualannya tidak lebih banyak dari kota lainnya yang letaknya lebih jauh. Di Kota Malang penjualannya tidak sebanyak kota lainnya dikarenakan produk susu pasteurisasi yang ada di pasaran memiliki banyak pesaing, antara lain Koperasi Dau dan Koperasi susu Batu. Banyaknya jumlah pesaing dan produk serupa menjadikan persaingan yang ketat. Hal ini menunjukan suatu perusahaan ada pada tahap kematangan (Wijayanto dan Indriyani, 2013). Presepsi konsumen terhadap nilai yang ditawarkan relatif lebih tinggi dari pesaing akan mempengaruhi tingkat loyalitas konsumen pada suatu produk (Palilati, 2007). Jumlah distributor yang dimiliki Kota Malang yaitu 2 unit dianggap tidak seimbang dengan penjualan yang dilakukan. Perlu adanya peningkatan dari pendapatan dan laba untuk Koperasi sehingga Kota Malang dapat menjadi efisien.

(6)

6

Tabel 5 Efisiensi tiap DMU dengan Perhitungan DEA

Analisis DMU Score (%) Condition Efficient

Minimize inputs,

CRS

Batu 100,00 Green Efficient

Jombang 100,00 Green Efficient

Malang 98,28 Amber Inefficient

Probolinggo 100,00 Amber Inefficient

Pujon 100,00 Green Efficient

Maximize outputs,

CRS

Batu 100,00 Green Efficient

Jombang 100,00 Green Efficient

Malang 98,28 Amber Inefficient

Probolinggo 100,00 Amber Inefficient

Pujon 100,00 Green Efficient

Minimize inputs,

VRS

Batu 100,00 Green Efficient

Jombang 100,00 Green Efficient

Malang 98,88 Amber Inefficient

Probolinggo 100,00 Green Efficient

Pujon 100,00 Green Efficient

Maximize outputs,

VRS

Batu 100,00 Green Efficient

Jombang 100,00 Green Efficient

Malang 98,87 Amber Inefficient

Probolinggo 100,00 Green Efficient

Pujon 100,00 Green Efficient

Sumber : Data Primer Diolah, 2014

5. Analisis Sensitivitas

Analisis sensitivitas pada DEA dilakukan dengan menghilangkan DMU yang

efisien atau meniadakan salah satu input yang digunakan secara bergantian (Sunarto, 2010). Dari hasil analisis sensitivitas didapatkan hasil pada Tabel 6.

Tabel 6 Tabel Perbandingan Score Dengan Analisis Sensitivitas

Analisis DMU Score (%)

Analisis Sensitivitas Dengan Pengabaian (%) Jumlah Distributor Jumlah Pengiriman Biaya Promosi dan Risiko DMU Efisien Minimize inputs, CRS Batu 100,00 100,00 100,00 99,58 Jombang 100,00 100,00 78,62 99,02 100,00 Malang 98,28 98,28 30,85 98,20 99,18 Probolinggo 100,00 100,00 99,99 96,03 100,00 Pujon 100,00 100,00 100,00 100,00 Maximize outputs, CRS Batu 100,00 100,00 100,00 99,58 Jombang 100,00 100,00 78,62 99,02 100,00 Malang 98,28 98,28 30,85 98,20 99,18 Probolinggo 100,00 100,00 99,99 96,03 100,00 Pujon 100,00 100,00 100,00 100,00 Minimize inputs, VRS Batu 100,00 100,00 100,00 100,00 Jombang 100,00 100,00 100,00 99,26 100,00 Malang 98,88 98,88 50,00 98,88 99,53 Probolinggo 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 Pujon 100,00 100,00 100,00 100,00 Maximize outputs, VRS Batu 100,00 100,00 100,00 100,00 Jombang 100,00 100,00 100,00 99,26 100,00 Malang 98,87 98,87 36,73 98,87 99,53 Probolinggo 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 Pujon 100,00 100,00 100,00 100,00

(7)

7 Keterangan:

Amber =

Score mendekati efisien ( score 90% - 100%)

Red = Score jauh dari efisien (score <90%)

Gray = DMU efisien yang ditiadakan

6. Langkah Perbaikan Bagi Upaya Peningkatan Efisiensi

a. Kota Malang

Jumlah pengiriman dipilih 437 cup karena dipilih dari langkah perbaikan berorientasi pada

output. Biaya promosi dan risiko menjadi Rp100.000,00 dipilih karena penggunaan nilai target yang ada belum menjadikan Kota Malang menjadi efisien sehingga perlu diminimalkan lagi. Jumlah penjualan dari distributor sebanyak 435 cup dipilih dari orientasi pada output yaitu

436,49 cup, namun dalam praktek penjualan 435

cup sudah cukup untuk menjadikan Kota Malang menjadi efisien. Pendapatan Koperasi serta laba Koperasi meningkat dikarenakan laba yang digunakan ditingkatkan menjadi Rp500,00/cup, dan harga penjualan menjadi Rp2.000,00/cup

dapat menjadikan Kota Malang efisien. Langkah perbaikan yang digunakan untuk saluran distribusi Kota Malang dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7Tabel Langkah Perbaikan yang Digunakan Kota Malang untuk Efisiensi Relatif (CRS)

Units Variabel Nilai

Aktual Nilai Target Perbaikan Percent Minimize Inputs Maximize Outputs Malang In p u t Jumlah Distributor (unit) 2 0,13 0,13 1 -50 Jumlah Pengiriman (cup) 437 429,5 437 437 0 Biaya Promosi dan

Risiko (Rp) 105.881 104.063,1 105.881 100.000 -5,55 O u tp u t Jumlah Penjualan dari Distributor (cup) 429 429 436,49 435 1,4 Pendapatan Koperasi (Rp) 815.333 836.156,4 850.763,5 856.500 5,05 Laba Koperasi (Rp) 160.333 192.508,9 195.871,9 201.000 25,36

Sumber : Data Primer Diolah, 2014

b. Kota Probolinggo

Jumlah distributor yang digunakan 1 unit, agar proses pendistribusian barang dapat tetap lancar. Biaya promosi dan risiko ditingkatkan untuk menambah jumlah pembeli di Kota Probolinggo, sehingga diharapkan dihasilkan peningkatan jumlah penjualan. Penjualan dari distributor ditingkakan hingga 75 cup agar Kota Probolinggo menjadi efisien. Dari hasil langkah perbaikan tersebut menunjukkan Kota Probolinggo perlu melakukan perbaikan dengan cara melakukan promosi, karena promosi pada Kota Probolinggo secara aktual masih kurang. Promosi adalah mengomunikasikan informasi antara penjual dan pembeli potensial untuk mempengaruhi sikap dan perilaku. Promosi yang dilakukan dengan tepat dapat menarik minat pembeli (Cannon et al, 2008). Langkah

perbaikan yang digunakan untuk saluran distribusi Kota Probolinggo dapat dilihat pada

Tabel 8.

7. Pemisahan DMU Pada Saluran Distribusi Langsung dan Tingkat Pertama

Saluran distribusi langsung yaitu pada kios dan distribusi tingkat pertama yaitu pada distributor. Kios yang terletak di Kecamatan Pujon akan dikeluarkan dari DMU Kecamatan Pujon. Pada DMU Kecamatan Pujon, Kota Batu, Kota Malang, Kota Jombang, dan Kota Probolinggo berisi penjualan dari distributor. Klasifikasi DMU berdasarkan jenis saluran distribusi dapat dilihat pada Tabel 9.

(8)

8

Tabel 8Tabel Langkah Perbaikan yang Digunakan Kota Probolinggo untuk Efisiensi Relatif (CRS)

Units Variabel Nilai

Aktual Nilai Target Perbaikan Percent Minimize Inputs Maximize Outputs Proboli-nggo In p u t Jumlah Distributor (unit) 1 0,07 0,07 1 0 Jumlah Pengiriman (cup) 75 75 75 75 0 Biaya Prmosi dan

Risiko (Rp) 5.348 5.347,96 5.348 5.500 2,84 O u tp u t Jumlah Penjualan dari Distributor (cup) 72 74,66 74,66 75 4,16 Pendapatan Koperasi (Rp) 138.750 138.750 138.750,9 138.750 0 Laba Koperasi (Rp) 26.250 26.250,94 26.251,11 26.250 0

Sumber : Data Primer Diolah, 2014

Tabel 9 Klasifikasi DMU Berdasarkan Saluran Distribusi Langsung dan Tingkat Pertama

Daerah Distribusi Produk DMU

Kios DMU 1 Pujon DMU 2 Batu DMU 3 Malang DMU 4 Jombang DMU 5 Probolinggo DMU 6

Sumber : Koperasi “SAE” Pujon, 2014

8. Analisis Data dengan Data Envelopment Analysis (DEA) pada Saluran Distribusi Langsung dan Tingkat Pertama

Tingkat efisiensi pada tiap saluran distribusi yang berbeda-beda, menjadikan analisis dilakukan berdasarkan cara pendistribusian. Kios yang terletak di Kecamatan Pujon merupakan saluran distribusi secara langsung dijadikan DMU tersendiri dari Kecamatan Pujon. Kecamatan Pujon, Kota Batu, Kota Malang, Kota Jombang, dan Kota Probolinggo yang melakukan distribusi dari tingkat pertama (distributor) menjadi DMU pembanding. Data primer yang memisahkan kios dengan distributor dapat dilihat pada Tabel 10 dan hasil dari analisis tersebut dapat dilihat pada Tabel 11.

Dari hasil Tabel 11 diketahui bahwa penjualan secara langsung pada kios dinyatakan

efisien dibandingkan dengan penjualan pada tingkat pertama atau distributor. Penjualan pada kios dinyatakan efisien dikarenakan kios dapat memenuhi semua permintaan yang ada secara optimal. Hal tersebut dikarenakan letak kios yang dekat dengan tempat produksi, sehingga apabila kios kekurangan produk dapat mengambil di tempat produksi. Kios yang melakukan pejualan lebih banyak dari distributor mampu menyediakan jumlah yang sesuai sehingga tidak ada stok susu pasteurisasi yang tidak laku terjual. Kios yang lebih dahulu ada mampu memprediksi jumlah permintaan yang ada dan menjadikan konsumen banyak yang membeli produk pada kios. Jika kios tidak dimasukkan dalam perhitungan mendapatkan hasil yang dapat dilihat pada Tabel12.

Pada hasil Tabel 12 diketahui 2 dari 5 saluran distribusi dinyatakan tidak efisien yaitu Kota Jombang dan Kota Probolinggo pada keadaan konstan dengan score 99,20% dan 100%. Pada keadaan terkendala diketahui bahwa 1 dari 5 saluran distribusi dinyatakan tidak efisien yaitu pada Kota Jombang dengan score 99,40%. Ditiadakannya kios menjadikan saluran distribusi menjadi cenderung efisien. Hal ini dikarenakan tidak adanya pembanding (kios) yang lebih efisien dibandingkan dengan distributor.

(9)

9

Tabel 10 Perhitungan Penjualan dan Biaya Per Bulan Koperasi “SAE” Pujon pada Kios dan Distributor

Variabel

Daerah Distribusi Produk (DMU)

Kios Pujon Batu Malang Jombang Probolinggo

Input Jumlah 1 4 1 2 2 1 Distributor (Unit) Jumlah 28.107 6.457 1.110 437 1.178 75 Pengiriman (Cup) Biaya Promosi 2.004.052 780.034 79.143 105.881 138.084 5.348 Dan Resiko (Rp) O ut put Penjualan Dari 28.107 6.445 1.105 429 1.166 72 Distributor (Cup) Pendapatan 56.214.667 11.885.183 2.053.500 815.333 1.643.417 138.750 Koperasi (Rp) Laba Koperasi 14.053.667 2.259.950 388.500 160.333 331.417 26.250 (Rp)

Sumber : Koperasi “SAE” Pujon (2014)

Tabel 11 Hasil Analisis Efisiensi Pada Saluran Distribusi Langsung dan Tingkat Pertama

Sumber : Data Primer Diolah, 2014

Analisis DMU Score (%) Condition Efficient

Minimize inputs,

CRS

Batu 99,60 Amber Inefficent

Jombang 99,00 Amber Inefficent

Kios 100,00 Green Efficient

Malang 98,20 Amber Inefficent

Probolinggo 96,00 Amber Inefficent

Pujon 99,80 Amber Inefficent

Maximize outputs,

CRS

Batu 99,60 Amber Inefficent

Jombang 99,00 Amber Inefficent

Kios 100,00 Green Efficient

Malang 98,20 Amber Inefficent

Probolinggo 96,00 Amber Inefficent

Pujon 99,80 Amber Inefficent

Minimize inputs,

VRS

Batu 100,00 Amber Inefficent

Jombang 99,20 Amber Inefficent

Kios 100,00 Green Efficient

Malang 98,80 Amber Inefficent

Probolinggo 100,00 Green Efficient

Pujon 99,80 Amber Inefficent

Maximize outputs,

VRS

Batu 99,80 Amber Inefficent

Jombang 99,20 Amber Inefficent

Kios 100,00 Green Efficient

Malang 98,80 Amber Inefficent

Probolinggo 100,00 Green Efficient

(10)

10

KESIMPULAN

Dari hasil pengolahan data diketahui bahwa saluran distribusi susu pasteurisasi Koperasi “SAE” Pujon di Kota Malang dan Kota Probolinggo dinyatakan tidak efisien. Analisis sensitivitas dengan meniadakan beberapa variabel input dan mengeluarkan DMU yang efisien diketahui semua DMU perlu diberikan langkah perbaikan, kecuali Kecamatan Pujon karena telah efisien dalam tiap tahapan analisis. Saat dilakukan pemisahan antara saluran distribusi langsung (kios) dan tingkat pertama (distributor), kios dinyatakan efisien dan semua distributor dinyatkan tidak efisien. Analisis dengan membandingkan antar distributor didapatkan saluran distribusi pada distributor cenderung efisien. Analisis sensitivitas dengan peniadaan input secara bergantian menjadikan variabel input lainnya perlu diminimalkan atau variabel output yang ada perlu dimaksimalkan.

Pada saluran distribusi Kota Malang dilakukan perbaikan dengan jumlah distributor 1 unit, jumlah pengiriman 437 cup, biaya promosi dan resiko Rp100.000,00, jumlah penjualan dari distributor 435 cup, pendapatan Koperasi Rp856.500,00, serta laba Koperasi Rp201.00,00. Pada saluran distribusi Kota Probolinggo dilakukan langkah perbaikan dengan jumlah distributor 1 unit, jumlah pengiriman 75 cup, biaya promosi dan resiko Rp5.500,00, jumlah penjualan dari distributor 75 cup, pendapatan Koperasi Rp138.750,00 serta laba Koperasi Rp26.250,00. Kota Malang perlu dilakukan strategi pemasaran dengan pemberian potongan harga agar mampu bersaing dengan pesaing yang cukup banyak. Kota Probolinggo perlu melakukan promosi agar meningkatkan minat pembeli.

DAFTAR PUSTAKA

Baggia, A. Novakovic, M. Martic, M. 2009.

Data Envelopment Analysis-Basic

Models and their Utilization. Research Papers Organizacija 42(2): 31-43

Cannon, J. Perreault, W. McCarthy, E. 2008.

Pemasaran Dasar edisi 16. Salemba Empat. Jakarta. Halaman 7-8

Chandra, V. 2005. Pengukuran Efisiensi Jasa Pelayanan Stasiun Pengisian Bahan Umum (SPBU) Dengan Metode Data Envelopment Analysis (DEA). Skripsi. Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”. Surabaya. Halaman 1-7

Dinas Peternakan Jawa Timur. 2013. Produksi Susu Sapi Segar Jawa Timur. http://disnak.jatim.go.id. Diakses pada14 Januari 2014 18:16

Palilati, A. 2007. Pengaruh Nilai Pelanggan, Kepuasan Konsumen Terhadap Loyalitas. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan 9 (1): 73-81

Prasetyo, S. 2008. Analisis Efisiensi Distribusi Pemasaran Produk Dengan Metode

Data Envelopment Analysis (DEA).

Jurnal Penelitian Ilmu Teknik 8(2): 120-128

Rangkuti, F. 2004. Flexible Marketing. Gramedia Pustaka. Jakarta. Halaman 75-76

Santoso, S. 2005. Mengatasi Berbagai Masalah Statisttik dengan SPSS versi 11.5. PT Elex Media Komputindo. Jakarta. Halaman 315

Sunarto. 2010. Evaluasi Kinerja Kantor-Kantor Pelayanan Pajak Pratama di Pulau Jawa Penerapan Data

Envelopment Analysis (DEA). Tesis

Program Magister Perencanaan dan Kebijakan Publik. Universitas Indonesia. Jakarta. Halaman 8-20

Wijayanto, F dan Indriyani, R. 2013.

Pengelolaan dan Pengembangan Usaha Pada Belvia Mini Pie. Jurnal Agora 1(1): 1-11

Xiang, S. Nie, F. Meng, G. Pan, C. Zhang, C. 2012. Descriminative Least Squares Regression for Multiclass Classification

and Feature Selection. IEEE

Transactions on Neural Networks and Learning Systems 23(11): 1738-1754 Zimmerer, T. Scarborough, N. Wilson, D. 2009.

Kewirausahaan dan Manajemen Usaha Kecil. Salemba Empat. Jakarta. Halaman 124

Gambar

Tabel  2  Identifikasi  Input dan Output Distribusi  Produk Susu Pasteurisasi Koperasi “SAE” Pujon
Tabel  4  Hasil Uji Korelasi Variabel Input-Output Menggunakan SPSS 17
Tabel  6  Tabel Perbandingan Score Dengan Analisis Sensitivitas
Tabel  7  Tabel Langkah Perbaikan yang Digunakan Kota Malang untuk Efisiensi Relatif (CRS)
+3

Referensi

Dokumen terkait

Perbedaan antara pengukuran yang berorientasi pada input dan output dapat diilustrasikan dengan menggunakan sebuah contoh sederhana yang terdiri dari satu input dan satu

Data Envelopment analysis (DEA) merupakan suatu alat ukur kinerja efisiensi dengan mekanisme yang melibatkan sejumlah variabel input untuk menghasilkan sejumlah

output-outputnya, dan sebaliknya bank yang nilai efisiensinya dibawah 100% harus dapat melakukan efisiensi dalam penggunaan input dan atau harus memaksimalkan semua kemampuan

Sementara itu variabel output yang digunakan dalam penelitian ini berupa: pertama, kredit atau pembiayaan yang merupakan produk penyaluran dana perbankan kepada masyarakat,

Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa variabel input dan output yang secara do- minan menjadi determinan efisiensi fungsi inter- mediasi bank persero di Indonesia

Penelitian ini bertujuan untuk mengukur dan menganalisa efisiensi unit pelayanan jaringan yang memiliki beragam input dan output dengan metode data envelopment

Berdasarkan empat variabel input dan dua variabel output yang dipilih, nilai efisiensi rata-rata kon- traktor sampel selama periode penelitian 2007-2012 adalah 87,07%

Dapat dilihat pada tabel input dan output pada Bab IV, Jurusan Teknik Industri dengan input jumlah dosen yang lebih kecil dari Teknik Mesin dan hanya terpaut 0.68