• Tidak ada hasil yang ditemukan

COVER. Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Pembangunan Sarana dan Prasarana Sekolah dan Madrasah 1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "COVER. Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Pembangunan Sarana dan Prasarana Sekolah dan Madrasah 1"

Copied!
141
0
0

Teks penuh

(1)

Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Pembangunan Sarana dan Prasarana Sekolah dan Madrasah 1

(2)

Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Pembangunan Sarana dan Prasarana Sekolah dan Madrasah i

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL ... iii DAFTAR GAMBAR ... iv BAB I PENDAHULUAN ...1-1 1.1 LATAR BELAKANG ... 1-1 1.2 MAKSUD, TUJUAN, DAN SASARAN ... 1-3 1.2.1 Maksud ... 1-3 1.2.2 Tujuan ... 1-3 1.2.3 Sasaran ... 1-3 1.3 MANFAAT PEDOMAN ... 1-4 1.4 KEDUDUKAN PEDOMAN ... 1-4 1.5 LINGKUP PEDOMAN ... 1-5 BAB II KETENTUAN UMUM ...2-1 2.1 DASAR PELAKSANAAN ... 2-1 2.1.1 Landasan Hukum ... 2-1 2.1.2 Arahan Presiden RI ... 2-2 2.1.3 Kebijakan dan Strategi Pusat PSPPOP ... 2-3 2.2 ORGANISASI PELAKSANAAN KEGIATAN ... 2-6 2.2.1 Hubungan Antar Kementerian/Lembaga ... 2-6 2.2.2 Organisasi dalam Kementerian PUPR ... 2-7 2.2.3 Tim Teknis Rehabilitasi/Renovasi ... 2-12 2.2.4 Tim Pelaksana Rehabilitasi/Renovasi ... 2-12 2.2.5 Peran Pemangku Kepentingan... 2-13 2.3. KRITERIA PENANGANAN SARANA PRASARANA SEKOLAH DAN MADRASAH ... 2-16 2.4 LINGKUP REHABILITASI/RENOVASI SEKOLAH DAN MADRASAH... 2-16 2.4.1 Lingkup Identifikasi dan Verifikasi ... 2-16 2.4.2. Lingkup Kegiatan dalam Rehabilitasi/Renovasi ... 2-18 2.4.3. Lingkup Komponen dalam Rehabilitasi/Renovasi ... 2-19 2.5. PENGADAAN JASA KONSTRUKSI ... 2-25 2.5.1. Pengadaan Barang/Jasa Umum ... 2-25 2.5.2. Pengadaan Barang/Jasa dalam Keadaan Darurat ... 2-27 BAB III KETENTUAN REHABILITASI/RENOVASI...3-1

(3)

Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Pembangunan Sarana dan Prasarana Sekolah dan Madrasah ii 3.1 TAHAPAN REHABILITASI/RENOVASI ... 3-1 3.2 TAHAP PERSIAPAN REHABILITASI/RENOVASI ... 3-2 3.2.1 Penyerahan Data Awal ... 3-3 3.2.2 Koordinasi dan Konsolidasi Data... 3-3 3.2.3 Pengkajian Teknis ... 3-4 3.2.4 Analisis Kebutuhan Biaya ... 3-4 3.3 TAHAP PERENCANAAN KONSTRUKSI... 3-5 3.3.1 Pengadaan Penyedia Jasa Perencanaan Konstruksi ... 3-5 3.3.2 Perencanaan Konstruksi ... 3-6 3.3.3 Penyiapan dan Pengurusan IMB ... 3-8 3.4 TAHAP PELAKSANAAN KONSTRUKSI... 3-11 3.4.1 Pengadaan Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi ... 3-11 3.4.2 Persiapan Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi... 3-12 3.4.3 Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi ... 3-17 3.4.4 Penyelesaian Pekerjaan Konstruksi ... 3-18 3.5 TAHAP PENGAWASAN KONSTRUKSI ... 3-26 3.5.1. Pengadaan Penyedia Jasa Pengawasan Konstruksi ... 3-26 3.5.2 Pengawasan Konstruksi ... 3-27 3.6 TAHAP PASCA KONSTRUKSI ... 3-28 3.6.1 Pemenuhan Sertifikat Laik Fungsi (SLF) ... 3-29 3.6.2 Pendaftaran Sebagai Bangunan Gedung Negara ... 3-30 3.6.3 Persiapan untuk Mendapatkan Status Barang Milik Negara ... 3-31 BAB IV KETENTUAN PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN ...4-1 4.1. PENGAWASAN ... 4-1 4.1.1. Pemantauan dan Evaluasi... 4-1 4.1.2. Pelaporan ... 4-2 4.2. PENGENDALIAN ... 4-4 4.2.1. Pengendalian Tahap Pengadaan Penyedia Jasa ... 4-4 4.2.2 Pengendalian Tahap Pembangunan ... 4-6 LAMPIRAN ... L-1

(4)

Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Pembangunan Sarana dan Prasarana Sekolah dan Madrasah iii

DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1 Kebijakan dan Strategi Pusat PSPPOP ...2-6 Tabel 2. 2 Tim Teknis Rehabilitasi/Renovasi Sekolah dan Madrasah ...2-12 Tabel 2. 3 Peran dan Bentuk Keterlibatan Kepentingan dalam Rehabilitasi/Renovasi

Sekolah dan Madrasah ...2-14 Tabel 2. 4. Persyaratan Minimal Kelengkapan Prasarana dan Sarana Sekolah dan madrasah ...2-20 Tabel 4. 1 Jenis Pelaporan dalam Pengendalian Kontrak Kritis ...4-11

(5)

Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Pembangunan Sarana dan Prasarana Sekolah dan Madrasah iv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. 1 Kedudukan Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Pembangunan Sarana dan Prasarana Sekolah dan Madrasah dalam NSPK terkait Pembangunan, Rehabilitasi/Renovasi Pasar, Prasarana Perguruan Tinggi (PT), Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI), dan Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah ...1-5 Gambar 2. 1 Pentahapan Pembangunan RPJPN 2005-2025 ...2-3 Gambar 2. 2 Tujuh Agenda Pembangunan RPJMN 2020-2024 ...2-4 Gambar 2. 3. Bisnis Proses Pusat PSPPOP ...2-5 Gambar 2. 4 Hubungan Antar Kementerian dan Lembaga ...2-7 Gambar 2. 5. Struktur Pejabat terkait Penggunaan Anggaran untuk Kegiatan Pengembangan Sarana

Prasarana Pendidikan, Olahraga, dan Pasar di Daerah ...2-10 Gambar 2. 6. Pola Pengarahan (Top Down) dan Pelaporan (Bottom Up) dalam Kegiatan Pusat PSPPOP

di Daerah...2-11 Gambar 2. 7 Keterkaitan Antar Pemangku Kepentingan dalam Kegiatan Rehabilitasi/Renovasi Sekolah

dan Madrasah ...2-13 Gambar 2. 9. Tahapan Pengadaan Jasa Melalui Swakelola ...2-25 Gambar 2. 10. Tahapan Pengadaan Jasa Melalui Penyedia Jasa ...2-26 Gambar 2. 11 Peran BP2JK dalam Proses Pengadaan Jasa Konstruksi di Daerah ...2-26 Gambar 3. 1 Bagan Umum Mekanisme Pelaksanaan Kegiatan Rehabilitasi/Renovasi Sarana Sekolah dan

Madrasah ...3-1 Gambar 3. 2 Bagan Tahap Persiapan Pelaksanaan Rehabilitasi/Renovasi Prasarana Sekolah dan

Madrasah ...3-3 Gambar 3. 3 Bagan Tahap Perencanaan Konstruksi Rehabilitasi/Renovasi Sekolah dan Madrasah ...3-5 Gambar 3. 4 Skema Pelaporan Kegiatan Perencanaan Konstruksi ...3-8 Gambar 3. 5 Alur Pengurusan IMB Sekolah dan Madrasah ...3-10 Gambar 3. 6 Bagan Tahap Pelaksanaan Konstruksi ...3-11 Gambar 3. 7 Bagan Tahap Penyelesaian Pekerjaan Konstruksi ...3-19 Gambar 3. 8 Mekanisme Serah Terima Pertama Pekerjaan (STPP/PHO) ...3-21 Gambar 3. 9 Mekanisme Serah Terima Akhir Pekerjaan ...3-24 Gambar 3. 10. Skema Pelaporan Kegiatan Pelaksanaan Konstruksi ...3-26 Gambar 3. 11. Skema Pelaporan Kegiatan Pengawasan Konstruksi ...3-28 Gambar 3. 12 Bagan Tahap Pasca Konstruksi ...3-29

(6)

Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Pembangunan Sarana dan Prasarana Sekolah dan Madrasah v Gambar 3. 13 Mekanisme Pengurusan SLF ...3-30 Gambar 3. 14 Ketentuan Pemindahtanganan BMN untuk Sekolah ...3-32 Gambar 3. 15 Ketentuan Penggunaan Barang Milik Negara (BMN) untuk Madrasah ...3-33 Gambar 4. 1 Skema Pelaporan Hasil Pemantauan dan Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan ...4-4 Gambar 4. 2 Bagan Alir Pengendalian Kegiatan Belum Tender ...4-6 Gambar 4. 3 Mekanisme Pemberian Kompensasi ...4-9 Gambar 4. 4 Mekanisme Pengendalian Kegiatan Kontraktual Penyerapan Rendah...4-10 Gambar 4. 5 Mekanisme Pengendalian Penanganan Kontrak Kritis ...4-16 Gambar 4. 6 Mekanisme Pemutusan Kontrak (Kontrak Kritis yang Gagal Uji Coba Ke-3) ...4-17 Gambar 4. 7 Mekanisme Penyelesaian Pekerjaan yang Tidak Terselesaikan sampai dengan Akhir Tahun

(7)

Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Pembangunan Sarana dan Prasarana Sekolah dan Madrasah I-1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Dalam rangka mewujudkan visi dan menjalankan misi pendidikan nasional, diperlukan reformasi pendidikan, diantaranya dengan membuat suatu acuan dasar dalam penyelenggaraan pendidikan, yang meliputi:

1. pendidikan yang berisi muatan yang seimbang dan holistik;

2. proses pembelajaran yang demokratis, mendidik, memotivasi, mendorong kreativitas, dan dialogis; 3. hasil pendidikan yang bermutu dan terukur;

4. berkembangnya profesionalisme pendidik dan tenaga kependidikan;

5. tersedianya sarana dan prasarana belajar yang memungkinkan berkembang nya potensi peserta didik secara optimal;

6. berkembangnya pengelolaan pendidikan yang memberdayakan satuan pendidikan; dan

7. terlaksananya evaluasi, akreditasi dan sertifikasi yang berorientasi pada peningkatan mutu pendidikan secara berkelanjutan.

Mengacu pada hal-hal di atas, telah dirumuskan Standar Nasional Pendidikan (SNP) yang di dalamnya mencakup standar sarana dan prasarana, sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP) yang diperbaharui melalui Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013. Dengan adanya aturan tersebut, diharapkan pelaksanaan pembelajaran dalam pendidikan nasional akan mendapat dukungan sarana dan prasarana yang memadai sesuai ketentuan minimum yang telah ditetapkan. Berdasarkan data Dapodik Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) per Maret 2019, dari 165.341 unit sekolah, sekitar 10.453 unit sekolah yang diindikasikan perlu ditangani oleh Kemendikbud. Sementara berdasarkan data Kementerian Agama (Kemenag) per Maret 2019, hampir seluruh madrasah yang ada, terindikasi perlu ditangani oleh Kemenag. Kedua kondisi tersebut dapat berdampak pada terhambatnya kegiatan belajar mengajar.

Pada Sidang Kabinet Paripurna Tanggal 18 Juli 2018 di Bogor, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kementerian PUPR) mendapat amanah tambahan untuk membangun sarana dan prasarana guna menunjang penguatan Sumber Daya Manusia (SDM). Salah satunya ialah untuk meningkatkan produktivitas masyarakat melalui rehabilitasi/renovasi sekolah dan madrasah.

Sejalan dengan amanah tambahan kegiatan pembangunan sarana dan prasarana guna menunjang penguatan SDM, fungsi dari Kementerian PUPR juga ditambah, sebagaimana diuraikan dalam Perpres No.135 Tahun 2018 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 15 Tahun 2015 tentang Kementerian Pekerjaan Umum dan

(8)

Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Pembangunan Sarana dan Prasarana Sekolah dan Madrasah I-2 Perumahan Rakyat, yaitu pelaksanaan pengembangan sumber daya manusia di bidang pekerjaan umum dan perumahan rakyat. Dalam mendukung fungsi tambahan tersebut, dan melaksanakan amanah tambahan dari Presiden Republik Indonesia (Presiden RI), maka telah ditetapkan Unit Kegiatan baru yang mendukung fungsi tersebut, yaitu Pusat Pengembangan Sarana Prasarana Pendidikan, Olahraga, dan Pasar (Pusat PSPPOP). Berdasarkan Permen PUPR No.3 Tahun 2019 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Pusat PSPPOP mempunyai tugas melaksanakan penyusunan kebijakan teknis, pelaksanaan, dan pembinaan pembangunan sarana prasarana pendidikan, olahraga, dan pasar.

Dalam penyusunan APBN tahun 2019, Presiden RI telah memberikan arahan realokasi pemanfaatan belanja barang dan modal untuk belanja-belanja yang lebih prioritas, antara lain percepatan penyelesaian pembangunan sarana prasarana pendidikan Sekolah Dasar dan Menengah Negeri serta Madrasah sesuai dengan readiness criteria yang telah ditentukan. Realokasi dikhususkan pada sekolah yang dikelola oleh Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota melalui Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait yang berada di bawah kewenangan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), serta madrasah yang dikelola oleh Pemerintah melalui Kementerian Agama (Kemenag)

Presiden telah menerbitkan Peraturan Presiden (Perpres) No.43 Tahun 2019 tentang Pembangunan, Rehabilitasi/renovasi Pasar Rakyat, Prasarana Perguruan Tinggi, Perguruan Tinggi Keagamaan Islam, dan Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah untuk mendorong peningkatan fungsi Pasar Rakyat serta peningkatan kualitas pendidikan melalui pemenuhan kebutuhan prasarana. Dalam Perpres tersebut di jelaskan bahwa, Pemerintah menugaskan kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pekerjaan umum, diantaranya merehabilitasi atau merenovasi prasarana sekolah dan madrasah. Dalam melaksanakan rehabilitasi/renovasi prasarana sekolah dan madrasah, Kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pekerjaan umum berkoordinasi dengan:

a. Kementerian Keuangan (Kemenkeu);

b. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud); c. Kementerian Agama (Kemenag);

d. Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri); e. Pemerintah Daerah Provinsi; dan

f. Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota.

Dengan adanya dasar hukum yang kuat dan kebutuhan sarana dan prasarana guna menunjang penguatan Sumber Daya Manusia (SDM) yang semakin tinggi, maka rehabilitasi/renovasi sekolah dan madrasah yang dilakukan oleh Kementerian PUPR akan semakin intens. Oleh karena itu dibutuhkan suatu pedoman yang dapat menjadi acuan baku bagi Kementerian PUPR dalam pelaksanaan kegiatan pembangunan sarana prasarana sekolah dan madrasah.

(9)

Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Pembangunan Sarana dan Prasarana Sekolah dan Madrasah I-3

1.2 MAKSUD, TUJUAN, DAN SASARAN

1.2.1 Maksud

Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Pembangunan Sarana dan Prasarana Sekolah dan Madrasah ini disusun dengan maksud menjadi acuan Pemerintah melalui Kementerian PUPR, serta pemangku kepentingan terkait lainnya dalam melaksanakan rehabilitasi/renovasi prasarana sekolah dan madrasah, sehingga pelaksanaan pembelajaran dalam pendidikan nasional mendapat dukungan yang memadai.

1.2.2 Tujuan

Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Pembangunan Sarana dan Prasarana Sekolah dan Madrasah ini disusun dengan tujuan

1. memberikan pemahaman mengenai urgensi rehabilitasi/renovasi sekolah dan madrasah serta urgensi penyusunan pedoman terkait;

2. memberikan acuan aspek kelembagaan, kriteria, serta lingkup pelaksanaan kegiatan pembangunan sarana dan prasarana sekolah dan madrasah;

3. memberikan acuan mengenai tahapan atau mekanisme pelaksanaan kegiatan pembangunan sarana dan prasarana sekolah dan madrasah; dan

4. memberikan acuan mengenai ketentuan pengawasan dan pengendalian.

1.2.3 Sasaran

Sasaran penyusunan Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Pembangunan Sarana dan Prasarana Sekolah dan Madrasah

1. Dipahaminya urgensi rehabilitasi/renovasi sekolah dan madrasah serta urgensi penyusunan pedoman terkait dengan baik.

2. Tersedianya acuan mengenai aspek kelembagaan, kriteria, serta lingkup pelaksanaan kegiatan pembangunan sarana dan prasarana sekolah dan madrasah, meliputi:

a. dasar pelaksanaan kegiatan; b. organisasi pelaksanaan kegiatan;

c. kriteria penanganan sarana dan prasarana sekolah dan madrasah; d. lingkup rehabilitasi/renovasi sekolah dan madrasah; dan

e. pengadaan jasa konstruksi.

3. Tersedianya acuan mengenai tahapan atau mekanisme pelaksanaan kegiatan pembangunan sarana dan prasarana sekolah dan madrasah, meliputi tahap:

a. persiapan rehabilitasi/renovasi; b. perencanaan konstruksi; c. pelaksanaan konstruksi; d. pengawasan konstruksi; dan

(10)

Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Pembangunan Sarana dan Prasarana Sekolah dan Madrasah I-4 e. pasca konstruksi.

4. Tersedianya acuan mengenai ketentuan pengawasan dan pengendalian a. Ketentuan Pengawasan

1) Pemantauan dan Evaluasi. 2) Pelaporan.

b. Ketentuan Pengendalian

1) Pengendalian Tahap Pengadaan Penyedia Jasa. 2) Pengendalian Tahap Rehabilitasi/Renovasi.

1.3 MANFAAT PEDOMAN

Manfaat pedoman dalam pelaksanaan rehabilitasi/renovasi sekolah dan madrasah

1. Bagi Pusat PSPPOP Kementerian PUPR adalah sebagai acuan dalam pelaksanaan, dan pembinaan pembangunan sarana prasarana sekolah dan madrasah.

2. Bagi Balai Prasarana Permukiman Wilayah (Balai PPW) adalah sebagai acuan dalam pengendalian pelaksanaan rehabilitasi/renovasi sekolah dan madrasah, mulai dari persiapan hingga pemantauan dan evaluasi, serta pelaporan hasil kegiatan.

3. Bagi Kemendikbud, Kemenag dan Tim Teknis Rehabilitasi/Renovasi adalah sebagai acuan pelaksanaan koordinasi dalam mendukung pengendalian rehabilitasi/renovasi prasarana sekolah dan madrasah yang dilaksanakan Kementerian PUPR.

4. Bagi Pimpinan Sekolah dan Madrasah adalah sebagai acuan dalam pemberian arahan perencanaan dan dukungan pengendalian pelaksanaan rehabilitasi/renovasi sekolah dan madrasah.

5. Bagi Penyedia Jasa Pelaksanaan Pembangunan/Renovasi adalah sebagai acuan dalam pelaksanaan rehabilitasi/renovasi sekolah dan madrasah, mulai dari perencanaan hingga serah terima hasil pekerjaan ke Pimpinan Sekolah dan Madrasah.

1.4 KEDUDUKAN PEDOMAN

Kedudukan Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Pembangunan Sarana Prasarana Sekolah dan Madrasah dalam NSPK terkait Pembangunan, Rehabilitasi/Renovasi Pasar, Prasarana Perguruan Tinggi (PT), Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI), dan Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah dapat dilihat pada skema berikut ini.

(11)

Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Pembangunan Sarana dan Prasarana Sekolah dan Madrasah I-5

Gambar 1. 1 Kedudukan Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Pembangunan Sarana dan Prasarana Sekolah dan Madrasah dalam NSPK terkait Pembangunan, Rehabilitasi/Renovasi Pasar, Prasarana Perguruan Tinggi (PT),

Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI), dan Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah Sumber: Pusat PSPPOP, 2019

1.5 LINGKUP PEDOMAN

Ruang lingkup pedoman ini mengatur mengenai mekanisme pelaksanaan rehabilitasi/renovasi sekolah negeri di bawah pengelolaan Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota dan madrasah di bawah pengelolaan Kemenag menurut

Readiness Criteria yang telah ditetapkan. Adapun lingkup pelaksanaan yang dimaksud adalah dimulai dari tahap persiapan hingga pemantauan dan evaluasi, serta pelaporan hasil kegiatan.

Perpres No.43 Tahun 2019 tentang Pembangunan, Rehabilitasi/Renovasi Pasar Rakyat, Prasarana Perguruan Tinggi, Perguruan

Tinggi Keagamaan Islam, Dan Satuan Pendidikan Dasar Dan Menengah

Kepmen PUPR No.979 Tahun 2019 tentang Penetapan Lokasi Pembangunan, Rehabilitasi/renovasi Pasar Rakyat, Penetapan Daftar Rincian

Nama dan Alamat Sekolah dan Madrasah, serta Penetapan Sebagian Bangunan Gedung di Universitas Islam

Internasional Indonesia

Pedoman Pelaksanaan Pembangunan Sarana Prasarana

Perguruan Tinggi dan Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri

Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Pembangunan Sarana dan Prasarana Pasar

Pedoman Pelaksanaan Pembangunan Sarana Prasarana Sekolah dan

Madrasah

Petunjuk Teknis Pembangunan Sarana dan Prasarana Sekolah dan Madrasah dengan

(12)

Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Pembangunan Sarana dan Prasarana Sekolah dan Madrasah II-1

BAB II

KETENTUAN UMUM

2.1 DASAR PELAKSANAAN

2.1.1 Landasan Hukum

Landasan hukum dalam pelaksanaan rehabilitasi/renovasi prasarana sekolah dan madrasah A. Undang-Undang

1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung.

2. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. 3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara. 4. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi.

5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah. B. Peraturan Pemerintah

1. Peraturan Pemerintah Nomor 29 tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi. Sebagaimana perubahan kedua dengan Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2015.

2. Peraturan Pemerintah Nomor 36 tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksana Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung.

3. Peraturan Pemerintah Nomor 6 tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah.

4. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan

C. Peraturan Presiden

1. Peraturan Presiden Nomor 73 Tahun 2011 tentang Pembangunan Bangunan Gedung Negara. 2. Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.

3. Peraturan Presiden Nomor 135 Tahun 2018 tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 15 Tahun 2015 tentang Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.

4. Peraturan Presiden Nomor 43 Tahun 2019 tentang Pembangunan, Rehabilitasi/Renovasi Pasar Rakyat, Prasarana Perguruan Tinggi, Perguruan Tinggi Keagamaan Islam, dan Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah

D. Peraturan Menteri dan Pedoman Terkait

1. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 29/PRT/M/2006 tentang Pedoman Persyaratan Teknis Bangunan Gedung.

(13)

Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Pembangunan Sarana dan Prasarana Sekolah dan Madrasah II-2 2. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2007 tentang Standar Sarana Dan Prasarana

Untuk Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiah (SD/MI), Sekolah Menengah Pertama / Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs), dan Sekolah Menengah Atas / Madrasah Aliyah (SMA/MA).

3. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 24/PRT/M/2008 tentang Pedoman Pemeliharaan dan Perawatan Bangunan Gedung.

4. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 26/PRT/M/2008 tentang Persyaratan Teknis Sistem Proteksi Kebakaran pada Bangunan Gedung dan Lingkungan.

5. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 40 Tahun 2008 tentang Standar Sarana Dan Prasarana Untuk Sekolah Menengah Kejuruan / Madrasah Aliyah Kejuruan (SMK/MAK).

6. Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nomor 4 Tahun 2012 tentang Pedoman Penerapan Sekolah/Madrasah Aman dari Bencana.

7. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 11/KPTS/M/ 2018 tentang Tim Ahli Bangunan Gedung, Pengkaji Teknis, dan Penilik Bangunan. Pengkajian.

8. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 14/PRT/M/2017 tentang Persyaratan Kemudahan Bangunan Gedung.

9. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 22/PRT/M/2018 tentang Pembangunan Bangunan Gedung Negara.

10. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 27/PRT/M/2018 tentang Sertifikat Laik Fungsi Bangunan Gedung.

11. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 1 Tahun 2019 Tentang Petunjuk Operasional Dana Alokasi Khusus Fisik Bidang Pendidikan.

12. Pedoman Standardisasi Bangunan dan Perabot Sekolah Menengah Atas, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas Tahun 2011.

2.1.2 Arahan Presiden RI

Dalam upaya untuk menjadi negara yang maju dan sejahtera, diperlukan adanya peningkatan berbagai aspek kehidupan, utamanya melalui peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM). Usaha peningkatan SDM dapat dilakukan melalui peningkatan kualitas pendidikan, salah satunya dengan peningkatan kualitas pendidikan dasar dan menengah. Akan tetapi masih terdapat beberapa permasalahan dalam ketersediaan sarana pendidikan dasar dan menengah yang memadai, khususnya sekolah di bawah pengelolaan Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota dan madrasah di bawah pengelolaan Kemenag, sehingga berdampak pada terhambatnya kegiatan belajar mengajar. Oleh karena itu Presiden RI mengarahkan diperlukan adanya peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) melalui percepatan infrastruktur sekolah dan madrasah.

(14)

Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Pembangunan Sarana dan Prasarana Sekolah dan Madrasah II-3

2.1.3 Kebijakan dan Strategi Pusat PSPPOP

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024 akan mempengaruhi pencapaian target pembangunan dalam RPJPN, mengingat RPJMN 2020-2024 merupakan tahapan terakhir dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025. Berdasarkan arahan RPJPN 2005-2025, sasaran pembangunan jangka menengah 2020-2024 adalah mewujudkan masyarakat Indonesia yang mandiri, maju, adil, dan makmur melalui percepatan pembangunan di berbagai bidang dengan menekankan terbangunnya struktur perekonomian yang kokoh berlandaskan keunggulan kompetitif di berbagai wilayah yang didukung oleh sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya saing.

Gambar 2. 1 Pentahapan Pembangunan RPJPN 2005-2025 Sumber: Bappenas, 2010

Terdapat 4 (empat) pilar dari RPJMN ke IV Tahun 2020-2024 yang merupakan amanat RPJPN 2005-2025 untuk mencapai tujuan utama dari rencana pembangunan nasional periode terakhir, yaitu

1. kelembagaan politik dan hukum yang mantap; 2. kesejahteraan masyarakat yang terus meningkat; 3. struktur ekonomi yang semakin maju dan kokoh; dan 4. terwujudnya keanekaragaman hayati yang terjaga.

Keempat pilar tersebut kemudian diterjemahkan ke dalam 7 agenda pembangunan, yang di dalamnya terdapat Program Prioritas (PP), Kegiatan Prioritas (KP), dan Proyek Prioritas.

RPJM 1 (2005-2009) RPJM 2 (2010-2014) RPJM 3 (2015-2019) RPJM 4 (2020-2024)

Menata kembali NKRI, membangun Indonesia yang aman, damai, yang adil dan demokratis, dengan tingkat kesejahteraan yang lebih baik Memantapkan penataan kembali NKRI, meningkatkan kualitas SDM, membangun kemampuan IPTEK, memperkuat daya saing perekonomian Memantapkan pembangunan secara menyeluruh dengan menekankan pembangunan keunggulan kompetitif perekonomian yang berbasis SDA yang tersedia, serta kemampuan IPTEK

Mewujudkan masyarakat Indonesia yang mandiri, maju, adil, dan makmur melalui percepatan pembangunan di segala bidang dengan struktur perekonomian yang kokoh berlandaskan keunggulan kompetitif

(15)

Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Pembangunan Sarana dan Prasarana Sekolah dan Madrasah II-4

Gambar 2. 2 Tujuh Agenda Pembangunan RPJMN 2020-2024 Sumber: Rancangan Teknokratik RPJMN 2020-2024 dan Olahan, 2019

Dari ketujuh agenda pembangunan sebagaimana dapat dilihat pada gambar di atas, maka agenda pembangunan terkait langsung dengan kegiatan pendidikan adalah agenda “Meningkatkan Sumber Daya Manusia yang Berkualitas dan Berdaya Saing”. Terdapat tujuh arah kebijakan dalam agenda yang dimaksud, yaitu

1. mengendalikan pertumbuhan penduduk dan memperkuat tata kelola kependudukan; 2. memperkuat pelaksanaan perlindungan sosial;

3. meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan menuju cakupan kesehatan semesta; 4. meningkatkan pemerataan layanan pendidikan berkualitas;

5. meningkatkan kualitas anak, perempuan, dan pemuda; 6. mengentaskan kemiskinan; dan

7. meningkatkan produktivitas dan daya saing

Terkait dengan kebijakan ke-4, yaitu meningkatkan pemerataan layanan pendidikan berkualitas, telah dirumuskan beberapa strategi, yaitu

1. peningkatan kualitas pengajaran dan pembelajaran;

2. peningkatan pemerataan akses layanan pendidikan di semua jenjang dan percepatan pelaksanaan Wajib Belajar 12 Tahun;

3. peningkatan profesionalisme, kualitas, pengelolaan, dan penempatan pendidik dan tenaga kependidikan yang merata;

4. penguatan penjaminan mutu pendidikan untuk meningkatkan pemerataan kualitas layanan antarsatuan pendidikan dan antarwilayah; dan

5. peningkatan tata kelola pembangunan pendidikan, strategi pembiayaan, dan peningkatan efektivitas pemanfaatan Anggaran Pendidikan.

Memperkuat ketahanan ekonomi untuk pertumbuhan yang berkualitas

Mengembangkan wilayah untuk mengurangi kesenjangan

Meningkatkan Sumber Daya Manusia yang berkualitas dan berdaya saing

Revolusi mental dan pembangunan kebudayaan

Memperkuat infrastruktur untuk mendukung pengembangan ekonomi dan pelayanan dasar

Mengembangkan lingkungan hidup, meningkatkan ketahanan bencana dan perubahan iklim

Memperkuat stabilitas Polhukhankam dan transformasi pelayanan publik

(16)

Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Pembangunan Sarana dan Prasarana Sekolah dan Madrasah II-5 Strategi peningkatan pemerataan akses layanan pendidikan di semua jenjang dan percepatan pelaksanaan Wajib Belajar 12 Tahun selanjutnya difokuskan pada pemerataan memperoleh pendidikan tinggi berkualitas melalui perluasan daya tampung terutama untuk bidang-bidang yang menunjang kemajuan ekonomi dan penguasaan sains dan teknologi.

Rehabilitasi/renovasi sarana prasarana sekolah dan madrasah akan dilaksanakan melalui Belanja Pemerintah Pusat melalui APBN Kemendikbud dan Kemenag. Dalam pelaksanaannya akan dikoordinasikan dengan Kementerian PUPR sebagaimana penugasan yang diberikan oleh Presiden.

Untuk melaksanakan pembinaan teknis dan penyelenggaraan pembangunan sarana dan prasarana pendidikan, olahraga dan pasar, Kementerian PUPR melalui Pusat PSPPOP menyelenggarakan fungsi:

1. pembinaan melalui pembuatan pedoman dan petunjuk teknis yang menjadi dasar dalam pelaksanaan kegiatan;

2. pelaksanaan melalui pembangunan sekolah, madrasah, PTN, PTKIN, sarana olahraga dan pasar; dan 3. pengawasan melalui monitoring dan evaluasi serta pengawasan pelaksanaan pembangunan.

Gambar 2. 3. Bisnis Proses Pusat PSPPOP Sumber: Pusat PSPPOP, 2019

Berdasarkan tugas dan fungsi serta fungsi pembinaan, pelaksanaan dan pengawasan yang melekat pada PSPPOP maka kebijakan dan strategi PSPPOP dalam mendukung tujuan Direktorat Jenderal Cipta Karya (Ditjen CK) sebagaimana tertuang dalam Rancangan Teknokratik Renstra CK 2020-2024 pada status bulan Desember 2019 dapat dilihat pada tabel berikut ini.

PEMBINAAN

PENGAWASAN PELAKSANAAN

PSP-POP

PEMBINAAN

1. Pedoman

2. Petunjuk Teknis berupa SE

PELAKSANAAN 1. Pembangunan Sekolah 2. Pembangunan Madrasah 3. Pembangunan PTN 4. Pembangunan PTKIN 5. Pembangunan Sarana Olahraga 6. Pembangunan Pasar PENGAWASAN 1. Teknis 2. Pelaksanaan Pembangunan

(17)

Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Pembangunan Sarana dan Prasarana Sekolah dan Madrasah II-6

Tabel 2. 1 Kebijakan dan Strategi Pusat PSPPOP

KEBIJAKAN STRATEGI

1. Peningkatan penyelenggaraan sarana prasarana pasar, olahraga, dan pendidikan yang tertib dan andal

a. Melaksanakan verifikasi kerusakan dan uji struktur dalam menentukan penanganan yang tepat sesuai kondisi

b. Fasilitasi perencanaan teknis, rehabilitasi, dan renovasi pembangunan sarana prasarana sesuai dengan UU Bangunan Gedung dan peraturan turunannya

c. Memprioritaskan penanganan sekolah dan madrasah pada kondisi bangunan yang rusak berat, berada di wilayah 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar sesuai Peraturan Presiden Nomor 131/2015)

d. Memprioritaskan penanganan PTN/PTKIN yang termasuk dalam Konstruksi Dalam Pengerjaan serta bukan PTN BH dan PTN BLU

e. Memprioritaskan penanganan Pasar Rakyat yang memiliki kontribusi terhadap perekonomian nasional/regional dan bukan merupakan Pasar Rakyat tipe A, B, C, dan D

2. Penguatan pembinaan teknis penyelenggaraan sarana pasar, olahraga, dan pendidikan

a. Menyusun pedoman terkait penyelenggaraan sarana prasarana pasar, olahraga, dan pendidikan

b. Pemenuhan standar/prototype dan kelengkapan bangunan sesuai peraturan yang disusun oleh K/L terkait

c. Melaksanakan pembinaan teknis IMB dan SLF bersama Direktorat Bina Penataan Bangunan untuk penyelenggaraan sarana prasarana pasar, olahraga, dan pendidikan

Sumber: Rancangan Teknokratik Renstra CK 2020-2024, Desember 2019

2.2 ORGANISASI PELAKSANAAN KEGIATAN

2.2.1 Hubungan Antar Kementerian/Lembaga

Dalam percepatan pembangunan sarana prasarana sekolah dan madrasah sesuai dengan arahan dari Presiden, Menteri PUPR berkoordinasi dengan Menteri Keuangan (Menkeu), Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Menteri Agama (Menag), dan Menteri Dalam Negeri (Mendagri). Kemudian Menteri PUPR memberi instruksi kepada Direktur Jenderal Cipta Karya (Dirjen CK) dalam pembangunan sarana prasarana tersebut. Ditjen CK berkoordinasi dengan beberapa Dirjen terkait di lingkungan Kemenkeu, Kemendikbud, Kemenag, dan Kemendagri. Untuk kepentingan yang lebih teknis mengenai kebutuhan rehabilitasi/renovasi sekolah, Direktur di lingkungan Kemendikbud berkoordinasi dengan OPD Provinsi/Kabupaten/Kota bidang pendidikan dan Pimpinan Sekolah. Sementara untuk kebutuhan rehabilitasi/renovasi madrasah, Direktur di lingkungan Kemenag melalui Kanwil Kementerian Agama dan Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota berkoordinasi dengan OPD Kabupaten/Kota bidang pekerjaan umum dan Pimpinan Madrasah.

Selanjutnya dalam menjalankan pembangunan secara teknis, Dirjen CK memberikan instruksi kepada Kepala Pusat Pengembangan Sarana Prasarana Pendidikan, Olahraga, dan Pasar (Kapus PSPPOP) untuk menugaskan Kepala Satuan Kerja (Kasatker) Pelaksanaan Prasarana Permukiman pada Balai PPW membentuk Tim Teknis yang akan menyelenggarakan rehabilitasi/renovasi sekolah dan madrasah, mulai dari persiapan pelaksanaan hingga pemantauan dan evaluasi, serta pelaporan kegiatan. Dalam tahap pembangunannya, Kapus PSPPOP akan berkoordinasi dengan Direktur Bina Penataan Bangunan (Direktur BPB) dan Direktur Keterpaduan Infrastruktur Permukiman (Direktur KIP) Kementerian PUPR.

Adapun alur hubungan antar Kementerian dan Lembaga tersebut tergambarkan dalam Diagram Hubungan Antar Kementerian dan Lembaga pada gambar berikut ini.

(18)

Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Pembangunan Sarana dan Prasarana Sekolah dan Madrasah II-7

Gambar 2. 4 Hubungan Antar Kementerian dan Lembaga Sumber: Tim Penyusun, 2019

2.2.2 Organisasi dalam Kementerian PUPR

A. Struktur Organisasi Terkait

PUSAT

Tim Koordinasi

Menkeu, Mendikbud, Menag dan Mendagri

Dirjen Terkait di Kemendikbud, Kemenag, Kemenkeu, dan Kemendagri Direktur Terkait Menteri PUPR Dirjen CK Kapus PSPPOP PRESIDEN Kabalai PPW Kasatker Pelaksanaan Prasarana Permukiman Tim Pelaksana

• Konsultan Pengkaji Teknis

• Konsultan Perencana

• Konsultan Pengawas

• Kontraktor Kantor Kementerian

Agama dan OPD Kab. /Kota Terkait

Tim Teknis KAB. /KOTA Pimpinan Sekolah dan Madrasah Garis Koordinasi Garis Komando PPK

PROVINSI Kanwil Kementerian

Agama dan OPD Provinsi Terkait

(19)

Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Pembangunan Sarana dan Prasarana Sekolah dan Madrasah II-8 Kelembagaan dalam Kementerian PUPR meliputi

1. Pusat PSPPOP;

2. Balai Pelaksana Pemilihan Jasa Konstruksi (BP2JK); dan 3. Balai PPW.

Struktur organisasi Pusat PSPPOP telah diatur dalam Permen PUPR No.3 Tahun 2019 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Kementerian Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat. Pusat PSPPOP berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri PUPR melalui Dirjen CK. Pusat PSPPOP mempunyai tugas melaksanakan penyusunan kebijakan teknis, pelaksanaan, dan pembinaan pembangunan sarana prasarana pendidikan, olahraga, dan pasar.

Struktur organisasi BP2JK telah diatur dalam Permen PUPR No.5 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 20/PRT/M/2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Secara struktural, Balai BP2JK yang berlokasi di 34 (tiga puluh empat) Provinsi bertanggung jawab kepada Dirjen Bina Konstruksi. BP2JK mempunyai tugas melaksanakan pelayanan pengadaan barang/jasa konstruksi dan tugas lainnya di bidang pengadaan barang/jasa konstruksi yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal Bina Konstruksi

Struktur organisasi Balai PPW telah diatur dalam Permen PUPR No.5 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 20/PRT/M/2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Secara struktural, Balai PPW yang berlokasi di 34 (tiga puluh empat) Provinsi bertanggung jawab kepada Dirjen CK, namun dalam melaksanakan kegiatan pembangunan sarana prasarana pendidikan, olahraga, dan pasar harus berkoordinasi dengan Pusat PSPPOP. Balai PPW mempunyai tugas melaksanakan perencanaan dan penyiapan teknis, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi pembangunan sarana dan prasarana permukiman, pengelolaan informasi pelaksanaan pembangunan permukiman, penanggulangan pasca bencana, dan fasilitasi serah terima aset. B. Pola Hubungan Antarorganisasi

B.1. Hubungan dalam Pengadaan Barang dan Jasa

Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan (Permenkeu) No.182 Tahun 2017 tentang Pengelolaan Rekening Milik Satuan Kerja Lingkup Kementerian Negara/Lembaga, Kementerian Negara/Lembaga dalam menyelenggarakan kegiatan di daerah perlu menetapkan Satuan Kerja (Satker) yang mengelola dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan atau Badan Layanan Umum. Satker ini yang kemudian akan ditunjuk atau ditetapkan oleh Pengguna Anggaran (PA) sebagai Kuasa Pengguna Anggaran (KPA). Dalam struktur Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, PA dalam hal ini adalah Menteri PUPR perlu menetapkan KPA. Dalam pelaksanaan kegiatan selanjutnya PA juga dapat memberi kewenangan dalam mengambil keputusan dan/ atau melakukan tindakan yang dapat mengakibatkan pengeluaran anggaran belanja negara/anggaran belanja daerah kepada Pejabat Pembuat Komitmen (PPK).

(20)

Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Pembangunan Sarana dan Prasarana Sekolah dan Madrasah II-9 Berdasarkan Keputusan Menteri (Kepmen) PUPR No.1104 Tahun 2018 tentang Pengangkatan Atasan/Atasan Langsung/Pembantu Atasan Langsung Kuasa Pengguna Anggaran/Barang dan Pejabat Perbendaharaan Satuan Kerja di Lingkungan Ditjen CK, Kementerian PUPR, telah diangkat beberapa pejabat terkait penggunaan anggaran.

Pejabat terkait penggunaan anggaran untuk kegiatan pengembangan sarana prasarana pendidikan, olahraga, dan pasar di daerah menurut perannya

1. Atasan Kuasa Pengguna Anggaran/Barang (Atasan KPA/B), yaitu Pejabat Eselon I yang berperan dalam menjamin keberhasilan seluruh program yang ada di bawah koordinasinya dalam rangka tercapainya

outcome yang telah ditetapkan sesuai Renstra Kementerian PUPR.

2. Atasan Langsung Kuasa Pengguna Anggaran/Barang (Atasan Langsung KPA/B), yaitu Pelaksana Program yang berperan dalam menjamin tercapainya output untuk mewujudkan outcome pada satuan kerja di bawah koordinasinya dan bertanggung jawab kepada Penanggung Jawab Program.

3. Kuasa Pengguna Anggaran/Barang (KPA/B) mempunyai tugas dan kewenangan penyelenggaraan kegiatan-kegiatan sesuai Rencana Kerja dan Anggaran yang telah ditetapkan dalam DIPA, melaksanakan penatausahaan, pengamanan administrasi dan fisik Barang Milik Negara, dan mengurus sertifikasi tanah, serta bertanggung jawa kepada Pelaksana Program.

4. Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) yang mempunyai tugas dan kewenangan untuk menandatangani kontrak / Surat Perjanjian Kerja (SPK), bertanggung jawab atas kebenaran material dan akibat yang timbul dari kontrak/SPK tersebut, serta bertanggung jawa kepada KPA/B.

Dalam konteks kegiatan di Pusat PSPPOP di daerah, maka pejabat-pejabat yang dimaksud adalah 1. Atasan KPA/B: Dirjen CK;

2. Atasan Langsung KPA/B: Kabalai (Kabalai) PPW; 3. KPA/B: Satker Pelaksanaan Prasarana Permukiman; dan

(21)

Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Pembangunan Sarana dan Prasarana Sekolah dan Madrasah II-10

Gambar 2. 5. Struktur Pejabat terkait Penggunaan Anggaran untuk Kegiatan Pengembangan Sarana Prasarana Pendidikan, Olahraga, dan Pasar di Daerah

Sumber: Tim Penyusun, 2019

Dalam pengadaan barang dan jasa di daerah, PPK dibantu oleh BP2JK dalam hal pendampingan perencanaan pengadaan dan persiapan pengadaan. Proses selanjutnya dalam pengadaan barang dan jasa dilakukan oleh BP2JK hingga diterbitkannya Penetapan Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ). Peran BP2JK dapat dilihat pada Subbab 2.2.5 dan proses pelibatan BP2JK dalam pengadaan Jasa Konstruksi dapat dilihat pada Subbab 2.5.1.

B.2. Hubungan dalam Pelaksanaan Kegiatan Pengembangan Sarana Prasarana Pendidikan, Olahraga, Dan Pasar Di Daerah

Pola hubungan dalam pengembangan sarana prasarana pendidikan, olahraga, dan pasar di daerah

1. Dalam menjalankan tugas dari Menteri PUPR terkait pengembangan kawasan permukiman melalui pelaksanaan anggaran di daerah, Dirjen CK memberikan tugas kepada dan mendapat laporan dari Kabalai PPW.

2. Dalam menjalankan tugas dari Menteri PUPR terkait pengembangan sarana prasarana pendidikan, olahraga, dan pasar dalam kawasan permukiman melalui pelaksanaan anggaran di daerah, Dirjen CK dan Kapus PSPPOP saling berkoordinasi.

3. Kapus PSPPOP dapat memberikan arahan melalui koordinasi teknis dengan Kabalai PPW serta mendapatkan laporan dari Kabalai PPW.

4. Kabalai PPW selanjutnya memberikan arahan kepada Kepala Seksi (Kasi) Perencanaan untuk menyusun rencana dan menganalisa teknis, mengendalikan pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi pembangunan sarana dan prasarana terkait, serta memberikan arahan kepada Kepala Seksi (Kasi) Pelaksanaan untuk melaksanakan dan mengendalikan pembangunan sarana dan prasarana terkait.

MENTERI PUPR Pengguna Anggaran (PA)

DIRJEN CK

Atasan Kuasa Pengguna Anggaran

KABALAI PPW

Atasan Langsung Kuasa Pengguna Anggaran/Barang

KEPALA SATKER PELAKSANAAN PRASARANA PERMUKIMAN Kuasa Pengguna Anggaran/Barang

(22)

Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Pembangunan Sarana dan Prasarana Sekolah dan Madrasah II-11 5. Dalam menjalankan tugas dari Dirjen CK dan arahan dari Kapus PSPPOP, Kabalai PPW menugaskan

Satker Pelaksanaan Prasarana Permukiman untuk melaksanakan anggaran kegiatan Pusat PSPPOP di daerah mendapat laporan pelaksanaan anggaran.

6. Kasi Perencanaan dan Kasi Pelaksanaan berkoordinasi dalam pelaksanaan kegiatan dengan dan mendapatkan laporan progress pelaksanaan anggaran dari Satker Pelaksanaan Prasarana Permukiman. 7. Dalam melaksanakan anggaran kegiatan Pusat PSPPOP di daerah, Satker Pelaksanaan Prasarana Permukiman menugaskan PPK untuk melaksanakan pengadaan jasa konstruksi serta mendapatkan laporan progress kegiatan dari PPK.

Hubungan antara Pusat PSPPOP dengan Balai PPW dalam hal pengarahan (secara top down) dan pelaporan (bottom up) dapat dilihat pada gambar berikut ini.

Gambar 2. 6. Pola Pengarahan (Top Down) dan Pelaporan (Bottom Up) dalam Kegiatan Pusat PSPPOP di Daerah

Sumber: Tim Penyusun, 2019 DIRJEN

CIPTA KARYA

KA. BALAI PPW

Arahan ke Dirjen CK

Arahan ke Ka. Balai PPW

(Laporan ditembuskan)

KAPUS PSPPOP MENTERI PUPR

Koordinasi Teknis dengan Ka. Balai PPW

KASI PELAKSANAAN KASI PERENCANAAN SATKER PELAKSANAAN PRASARANA PERMUKIMAN Arahan ke Kasi Pelaksanaan PPK PSPPOP

Laporan ke Sakter Pelaksanaan Koordinasi pelaksanaan kegiatan

Arahan ke Satker Pelaksanaan Arahan ke Kapus PSPPOP Laporan ke Menteri PUPR

(Arahan diketahui)

Laporan Hasil Koordinasi Teknis ke Kapus PSPPOP

Laporan ke Dirjen CK

Arahan ke Kasi Perencanaan Laporan Ke Ka. Balai PPW

Laporan Ke Ka. Balai PPW

Laporan Hasil Koordinasi Pelaksanaan

(23)

Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Pembangunan Sarana dan Prasarana Sekolah dan Madrasah II-12

2.2.3 Tim Teknis Rehabilitasi/Renovasi

Tim Teknis Rehabilitasi/Renovasi terdiri dari berbagai unsur para pemangku kepentingan yang terkait dengan penyelenggaraan pendidikan dasar dan menengah, meliputi:

1. unsur dari organisasi dalam Kementerian PUPR;

2. unsur pelaksana tugas pokok Kementerian Agama di daerah; 3. unsur Pemerintah Provinsi/Kab. /Kota; dan

4. Pimpinan Sekolah dan Madrasah yang akan ditangani.

Berdasarkan keterlibatannya, bila suatu sekolah dan madrasah mendapatkan kegiatan rehabilitasi/pembangunan, maka Tim Teknis Rehabilitasi/Renovasi akan terlibat dalam pengendalian pelaksanaan rehabilitasi/renovasi sekolah dan madrasah, mulai dari pengendalian dalam persiapan pelaksanaan hingga pasca konstruksi (serah terima aset/BMN). Namun apabila suatu sekolah dan madrasah belum menjadi prioritas, maka peran dari Tim Teknis Rehabilitasi/Renovasi hanya dalam hal pengendalian dalam persiapan pelaksanaan, seperti pada saat survey, dan perencanaan.

Tabel 2. 2 Tim Teknis Rehabilitasi/Renovasi Sekolah dan Madrasah

TINGKATAN SEKOLAH ANGGOTA TIM TEKNIS

SD 1. Balai PPW

2. OPD Kabupaten/Kota bidang pendidikan 3. OPD Kabupaten/Kota bidang pekerjaan umum 4. OPD Kabupaten/Kota bidang pengelolaan aset 5. Pimpinan Sekolah

SMP,SMA, SMK 1. Balai PPW

2. OPD Provinsi bidang pendidikan 3. OPD Provinsi bidang pekerjaan umum 4. OPD Provinsi bidang pengelolaan aset 5. Pimpinan Sekolah

Madrasah 1. Balai PPW

2. Kanwil Kementerian Agama dan Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota 3. OPD Kabupaten/Kota bidang pekerjaan umum 4. Pimpinan Madrasah

Sumber: Tim Penyusun, 2019

2.2.4 Tim Pelaksana Rehabilitasi/Renovasi

Tim Pelaksana Rehabilitasi/Renovasi Sekolah dan Madrasah terdiri dari tim pengkaji teknis yang menjadi bagian kegiatan swakelola Balai PPW, serta Penyedia Jasa yang dilibatkan dalam Pelaksanaan Konstruksi.

Tim pelaksana rehabilitasi/renovasi sekolah dan madrasah 1. Tim Pengkaji Teknis.

Tim pengkaji teknis bertugas untuk melaksanakan survei, identifikasi kerusakan bangunan sekolah dan madrasah.

2. Konsultan Perencana.

Konsultan Perencana bertugas untuk melaksanakan perencanaan dan membuat DED dan dokumen lelang, dengan mengacu kepada hasil identifikasi kerusakan yang telah dilakukan.

(24)

Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Pembangunan Sarana dan Prasarana Sekolah dan Madrasah II-13 3. Konsultan Pengawas yang disediakan oleh Balai PPW

Konsultan Pengawas bertugas melaksanakan kegiatan supervisi teknis/manajemen konstruksi pada kegiatan rehabilitasi/renovasi sekolah dan madrasah sesuai dengan Undang-undang Bangunan Gedung, Undang-undang Jasa Konstruksi beserta turunannya.

4. Kontraktor

Kontraktor bertugas melaksanakan pembangunan fisik rehabilitasi/renovasi sekolah dan madrasah sesuai dengan Undang-undang Bangunan Gedung, Undang-undang Jasa Konstruksi beserta turunannya.

2.2.5 Peran Pemangku Kepentingan

Rehabilitasi/renovasi sekolah dan madrasah melibatkan berbagai pemangku kepentingan baik yang berada di tingkat pusat maupun provinsi. Secara rinci peran dari masing-masing pihak tersebut dalam kegiatan tersebut dapat dilihat pada skema berikut ini

Gambar 2. 7 Keterkaitan Antar Pemangku Kepentingan dalam Kegiatan Rehabilitasi/Renovasi Sekolah dan Madrasah

Sumber: Tim Penyusun, 2019

Secara lebih jelas, keterkaitan antar pemangku kepentingan dalam kegiatan rehabilitasi/renovasi sekolah dan madrasah dapat dilihat pada tabel berikut ini.

TINGKAT PROVINSI/KAB. /KOTA TINGKAT PUSAT

• Tim Pengkaji Teknis

• Konsultan Perencana • Konsultan Pengawas • Kontraktor Kementerian PUPR bersama Kemendikbud dan Kemenag • Ditjen CK • Pusat PSPPOP Menetapkan sekolah dan madrasah yang perlu ditangani

Mengendalikan rehabilitasi/renovasi

Koordinasi pada tahap rehabilitasi/renovasi; tahap monitoring, evaluasi dan pelaporan kegiatan

Pimpinan Sekolah dan Madrasah Membina rehabilitasi/ renovasi Tim Pembina Tim Pengendali Provinsi • Balai PPW Provinsi • BP2JK • Tim Teknis Tim Pelaksana Serah Terima

(25)

Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Pembangunan Sarana dan Prasarana Sekolah dan Madrasah II-14

Tabel 2. 3 Peran dan Bentuk Keterlibatan Kepentingan dalam Rehabilitasi/Renovasi Sekolah dan Madrasah

PEMANGKU KEPENTINGAN PERAN BENTUK KETERLIBATAN TUGAS WEWENANG

TINGKAT PUSAT

Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan Memberikan kriteria dan menyampaikan data awal sekolah Koordinasi dengan K/L terkait perihal kriteria dan usulan lokasi sekolah Melaksanakan pembinaan kegiatan pembangunan sarana prasarana sekolah 1. Melakukan pemantauan dan evaluasi pembangunan sarana prasarana sekolah 2. Memfasilitasi dan mengkoordinasikan OPD

terkait di daerah Kementerian Agama Memberikan kriteria dan

menyampaikan data awal madrasah

Koordinasi dengan K/L terkait perihal kriteria dan usulan lokasi madrasah

Melaksanakan pembinaan kegiatan pembangunan sarana prasarana madrasah

1. Melakukan pemantauan dan evaluasi pembangunan sarana prasarana madrasah

2. Memfasilitasi dan mengkoordinasikan kantor wilayah terkait di daerah Ditjen CK, Kementerian PUPR Membina kegiatan

rehabilitasi/renovasi sekolah dan madrasah

Mendorong dan mengarahkan

pelaksanaan kegiatan rehabilitasi/renovasi sarana prasarana sekolah dan madrasah

1. Menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan

rehabilitasi/renovasi sekolah dan madrasah.

2. Memonitoring dan mengevaluasi pelaksanaan kegiatan, rehabilitasi/renovasi sekolah dan madrasah.

1. Melakukan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan

rehabilitasi/renovasi sekolah dan madrasah.

2. Memfasilitasi dan mengkoordinasikan penyelenggara kegiatan

rehabilitasi/renovasi sekolah dan madrasah di pusat dan di daerah. Pusat PSPPOP, Kementerian

PUPR Membina kegiatan rehabilitasi/renovasi sekolah dan madrasah

1. Memberikan pendampingan teknis pelaksanaan rehabilitasi/renovasi sekolah dan madrasah. 2. Menyediakan pedoman

Pembangunan Sarana Prasarana sekolah dan madrasah (KAK, Pedoman).

1. Melaksanakan pembinaan kegiatan rehabilitasi/renovasi sekolah dan madrasah. 2. Menyusun pedoman rencana

pembangunan sarana prasarana sekolah dan madrasah. 3. Melakukan pemantauan dan

evaluasi kegiatan

rehabilitasi/renovasi sekolah dan madrasah.

1. Mensosialisasikan kegiatan rehabilitasi/renovasi sekolah dan madrasah.

2. Melakukan verifikasi dan rekomendasi tindak lanjut terhadap hasil survey dan identifikasi kerusakan yang dilakukan oleh Tim Pengkaji Teknis.

3. Memfasilitasi dan mengkoordinasikan kegiatan dengan pemangku kepentingan.

4. Merumuskan mekanisme teknis pelaksanaan kegiatan

rehabilitasi/renovasi sekolah dan madrasah.

TINGKAT PROVINSI/KAB./KOTA

Balai PPW Mengendalikan rehabilitasi/renovasi

sekolah dan madrasah 1. Melakukan tertib administrasi selama proses kegiatan rehabilitasi/renovasi sekolah dan madrasah.

2. Menyiapkan tim analis kelayakan (termasuk Pengkaji Teknis di dalamnya).

3. Melaksanakan pengadaan penyedia jasa, meliputi:

1. Melaksanakan konsolidasi pada tingkat provinsi.

2. Melaksanakan pendampingan dan pengendalian selama kegiatan rehabilitasi/renovasi sekolah dan madrasah.

3. Melakukan pemantauan dan evaluasi rehabilitasi/renovasi

1. Melaksanakan koordinasi kegiatan dengan pemangku kepentingan di provinsi/Kab. /kota.

2. Memonitor pelaksanaan kegiatan secara keseluruhan di provinsi.

3. Mengikuti kegiatan pelatihan terkait pelaksanaan kegiatan.

(26)

Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Pembangunan Sarana dan Prasarana Sekolah dan Madrasah II-15

PEMANGKU KEPENTINGAN PERAN BENTUK KETERLIBATAN TUGAS WEWENANG

• konsultan perencana;

• konsultan pengawas; dan

• kontraktor.

4. Berperan aktif dalam tim teknis.

sekolah dan madrasah

BP2JK Mengendalikan proses pengadaan jasa konstruksi dalam

rehabilitasi/renovasi sekolah dan madrasah

1. Melaksanakan pendampingan dalam perencanaan pengadaan dan persiapan pengadaan

2. Melaksanakan proses pemilihan Penyedia Jasa Konstruksi hingga diterbitkannya SPPBJ

1. Mendampingi PPK dalam perencanaan pengadaan dan persiapan pengadaan

2. Melaksanakan proses pemilihan Penyedia Jasa Konstruksi 3. Meneliti hasil penetapan pemenang

oleh PA

1. Melaksanakan koordinasi kegiatan dengan pemangku kepentingan di provinsi/Kab. /kota.

2. Memonitor pelaksanaan pengadaan Jasa Konstruksi hingga diterbitkannya SPPBJ

Tim Teknis Mengendalikan

rehabilitasi/renovasi 1. Mengkoordinasikan rehabilitasi/renovasi sekolah dan madrasah dengan pemangku kepentingan lainnya. 2. Melakukan pendampingan

terhadap rehabilitasi/renovasi sekolah dan madrasah, meliputi tahap:

• persiapan (Survey & identifikasi kerusakan);

• perencanaan konstruksi;

• pelaksanaan konstruksi;

• pengawasan konstruksi; dan

• pasca konstruksi.

1. Mendorong rehabilitasi/renovasi sekolah dan madrasah berjalan dengan baik.

2. Memberikan arahan dan masukan kepada Tim Pengkaji Teknis dalam tahap persiapan (survei dan identifikasi kerusakan).

3. Memantau progress pelaksanaan Konstruksi yang dilakukan oleh Kontraktor dan pengawasan oleh konsultan pengawas.

4. Melakukan koordinasi dalam proses serah terima asset dengan daerah dan alih status asset antar kementerian.

1. Mendorong keterlibatan pemangku kepentingan terkait lainnya untuk terlibat aktif dalam memantau proses,

rehabilitasi/renovasi sekolah dan madrasah.

2. Merekomendasikan strategi tertentu yang diperlukan guna memastikan

pelaksanaan kegiatan berjalan sesuai dengan waktu.

• Tim Swakelola dari Balai PPW

• Penyedia Jasa dari Balai PPW

Terlibat aktif sebagai pelaksana dalam rehabilitasi/renovasi sekolah dan madrasah.

1. Melaksanakan identifikasi dan verifikasi lapangan terhadap data awal sekolah dan madrasah yang membutuhkan rehabilitasi/renovasi 2. Merencanakan dan membuat DED. 3. Supervisi teknis kegiatan

rehabilitasi/renovasi sekolah dan madrasah.

4. Melaksanakan pembangunan fisik rehabilitasi/renovasi sekolah dan madrasah.

1. Melaksanakan kegiatan dalam rehabilitasi/renovasi sekolah dan madrasah sesuai kontrak. 2. Berkoordinasi aktif dengan Tim

Teknis dalam penyelesaian pekerjaan.

3. Menyelesaikan pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.

1. Melaksanakan strategi percepatan penyelesaian pekerjaan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. 2. Mendapatkan fasilitasi, bantuan, dan

pendampingan dari Tim Teknis dan pemangku kepentingan terkait lainnya.

(27)

Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Pembangunan Sarana dan Prasarana Sekolah dan Madrasah II-16

2.3. KRITERIA PENANGANAN SARANA PRASARANA SEKOLAH DAN MADRASAH

Readiness Criteria yang perlu dipenuhi dalam penentuan sarana prasarana sekolah dan madrasah yang akan direhabilitasi/direnovasi oleh Kementerian PUPR dilakukan dengan mengacu pada Perpres No.43 Tahun 2019 tentang Pembangunan, Rehabilitasi/Renovasi Pasar Rakyat, Prasarana Perguruan Tinggi, Perguruan Tinggi Keagamaan Islam, dan Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, yaitu:

1. di atas tanah yang merupakan Barang Milik Daerah;

2. berada di daerah tertinggal, terdepan, terluar, atau desa berkembang sesuai dengan ketentuan perundang-undangan;

3. memiliki minimal 1 (satu) ruang kelas rusak berat;

4. tidak sedang diusulkan atau didanai dari sumber pendanaan Dana Alokasi Khusus (DAK), Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD), atau sumber lainnya; dan

5. Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota membuat surat pernyataan kesediaan untuk a. mempermudah proses perizinan;

b. menerima aset; dan

c. mengalokasikan anggaran untuk pemeliharaan aset.

2.4 LINGKUP REHABILITASI/RENOVASI SEKOLAH DAN MADRASAH

2.4.1 Lingkup Identifikasi dan Verifikasi

Identifikasi dan verifikasi dilakukan pada tahap persiapan, dengan mengidentifikasi dan memverifikasi pemenuhan

readiness criteria sekolah dan madrasah yang akan ditangani. Identifikasi dan verifikasi meliputi konsolidasi data dan pengakjian teknis bangunan.

A. Koordinasi dan Konsolidasi Data

Koordiniasi dan konsolidasi data dilakukan terhadap data awal sekolah dan madrasah yang diberikan oleh Kemendikbud dan Kemenag. Tujuan dari koordinasi dan konsolidasi data adalah untuk

1. mengidentifikasi sekolah dan madrasah yang berada di daerah tertinggal, terdepan, terluar, atau desa berkembang; dan

2. mengidentifikasi sekolah dan madrasah yang belum mendapatkan pendanaan dari DAK, APBD, dan sumber pendanaan daerah lainnya.

B. Pengkajian Teknis

Pengkajian teknis dilakukan dengan melakukan verifikasi dokumen serta melakukan kajian teknis bangunan. Verifikasi dokumen dilakukan terhadap dokumen yang sebelumnya harus disiapkan oleh pimpinan sekolah dan madrasah, yaitu:

(28)

Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Pembangunan Sarana dan Prasarana Sekolah dan Madrasah II-17 1. sertifikat lahan;

2. dokumen AMDAL/ANDALALIN; 3. dokumen IMB;

4. Keterangan Rencana Kota (KRK);

5. surat pernyataan siap menerima hibah; dan

6. laporan inkrah untuk bangunan sekolah dan madrasah sedang tidak dalam sengketa.

Sementarai itu pengkajian teknis bangunan dilakukan untuk mengidentifikasi ada tidaknya kerusakan berat pada salah satu ruang kelas, serta mengidentifikasi kesesuaian komponen ruang lainnya dengan persyaratan teknis. Pengkajian terknis terhadap bangunan dilakukan pada komponen:

1. fondasi; 2. kolom; 3. balok; 4. pelat lantai; 5. rangka atap; 6. plafon; 7. dinding; 8. lantai; dan 9. finishing.

Pengkajian terknis terhadap utilitas bangunan

1. Sistem air bersih yang meliputi

• sumber air bersih;

• sistem distribusi air bersih;

• kualitas air bersih; dan

• debit air bersih

2. Sistem pembuangan air kotor / air limbah yang meliputi

• peralatan saniter dan instalasi saluran masuk (inlet)/saluran keluar (outlet);

• sistem jaringan pembuangan air kotor dan/atau air limbah; dan

• sistem penampungan dan pengolahan air kotor dan/atau air limbah.

3. Sistem penyaluran air hujan / drainase yang meliputi

• sistem penangkap air hujan;

• sistem penyaluran air hujan, termasuk pipa tegak dan drainase dalam persil; dan

• sistem penampungan, pengolahan, peresapan dan/atau pembuangan air hujan.

4. Sistem instalasi listrik yang meliputi

• sumber listrik;

• panel listrik;

(29)

Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Pembangunan Sarana dan Prasarana Sekolah dan Madrasah II-18

• sistem pembumian

2.4.2. Lingkup Kegiatan dalam Rehabilitasi/Renovasi

Lingkup kegiatan dalam penanganan sekolah dan madrasah berdasarkan hasil pengkajian teknis terhadap kondisi eksisting dan dilakukan hingga tuntas, sampai dengan sekolah dan madrasah dapat dimanfaatkan oleh masyarakat.

1. Rehabilitasi/renovasi Sekolah dan Madrasah

Permen PU No.24 Tahun 2008 tentang Pedoman Pemeliharaan dan Perawatan Bangunan Gedung telah menjelaskan pengertian rehabilitasi dan renovasi.

a. Rehabilitasi adalah memperbaiki bangunan yang telah rusak sebagian dengan maksud menggunakan sesuai dengan fungsi tertentu yang tetap, baik arsitektur maupun struktur bangunan gedung tetap dipertahankan seperti semula, sedang utilitas dapat berubah.

b. Renovasi adalah memperbaiki bangunan yang telah rusak berat sebagian dengan maksud menggunakan sesuai fungsi tertentu yang dapat tetap atau berubah, baik arsitektur, struktur maupun utilitas bangunannya

Berdasarkan pengertian di atas, maka rehabilitasi atau renovasi dilakukan berdasarkan hasil analisis teknis bangunan sesuai dengan fungsi ruang eksisting pada sekolah dan madrasah.

Rehabilitasi/renovasi sekolah dan madrasah yang dilakukan a. Perbaikan Arsitektur

Perbaikan terkait penampilan bangunan termasuk di dalamnya hubungan horizontal dan hubungan vertikal. Bentuk dari perbaikan arsitektur diantaranya:

• menambal retak-retak pada tembok;

• memperbaiki pintu-pintu, jendela-jendela, mengganti kaca, dan lain-lain;

• merapikan penempatan kabel listrik;

• memplester kembali dinding-dinding;

• memperbaiki penutup atap yang bocor;

• memperbaiki panel plafon yang retak/lepas;

• mengganti penutup lantai; atau

• mengecat ulang. b. Perbaikan Struktur

Perbaikan terkait kerusakan struktur bangunan, diantaranya:

• melakukan injeksi atau suntik grouting di bawah fondasi telapak bangunan;

• membongkar fondasi awal beserta struktur bangunan yang terkait, lalu membangunnya kembali;

(30)

Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Pembangunan Sarana dan Prasarana Sekolah dan Madrasah II-19

• menambah jaringan tulangan pada dinding pemikul, balok, maupun kolom yang mengalami retak besar; atau

• memperbaiki rangka atap. c. Perkuatan (Strengthening)

Memperkuat struktur bangunan dibandingkan dengan kekuatan semula, diantaranya:

• menambah daya tahan terhadap beban lateral dengan jalan menambah dinding, menambah kolom, dan lain-lain;

• menjadikan bangunan sebagai satu kesatuan dengan mengikat semua unsur penahan beban satu dengan lainnya; atau

• menghilangkan sumber-sumber kelemahan atau yang menyebabkan terjadinya konsentrasi tegangan di bagian tertentu (Contoh: penyebaran letak kolom / dinding yang tidak simetris).

2. Pembinaan Teknis berupa Pemenuhan Dokumen Izin Mendirikan Bangunan (IMB) dan Sertifikat Laik Fungsi (SLF)

Pemenuhan dokumen IMB dan SLF untuk setiap sekolah dan madrasah dilakukan untuk menjaga kaidah tertib bangunan gedung bagi setiap bangunan yang direhabilitasi/direnovasi oleh Kementerian PUPR. Dalam konteks rehabilitasi/renovasi sekolah dan madrasah ini, pemenuhan dokumen IMB disiapkan oleh Pimpinan Sekolah dan Madrasah dibantu oleh konsultan perencana yang menyiapkan dokumen Rencana Teknis. Sementara pemenuhan dokumen SLF disiapkan dan diurus oleh pihak Pimpinan Sekolah dan Madrasah dengan dibantu oleh konsultan pengawas yang menyediakan seluruh dokumen administratif dan teknis pendukung Hasil Pelaksanaan Konstruksi.

2.4.3. Lingkup Komponen dalam Rehabilitasi/Renovasi

Rehabilitasi/renovasi ruang eksisting pada sekolah dan madrasah dilakukan dengan mengacu pada standar sarana dan prasaran pada Permendiknas Nomor 24 Tahun 2007 Tentang Standar Sarana dan Prasarana untuk Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiah (SD/MI), Sekolah Menengah Pertama / Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs), dan Sekolah Menengah Atas / Madrasah Aliyah (SMA/MA), serta Permendiknas Nomor 40 Tahun 2008 tentang Standar Sarana dan Prasarana Untuk Sekolah Menengah Kejuruan / Madrasah Aliyah Kejuruan (SMK/MAK), sebagaimana dapat dilihat pada tabel berikut ini.

(31)

Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Pembangunan Sarana dan Prasarana Sekolah dan Madrasah II-20

Tabel 2. 4. Persyaratan Minimal Kelengkapan Prasarana dan Sarana Sekolah dan madrasah

NO. KOMPONEN RUANG SD/MI SMP/MTS SMA/MA SMK/MAK

1 Ruang Kelas • Kapasitas maksimum ruang kelas adalah 28 peserta didik

• Rasio minimum luas ruang kelas adalah 2 m2/peserta didik. Untuk rombongan belajar dengan peserta didik kurang dari 15 orang, luas minimum ruang kelas adalah 30 m2. Lebar minimum ruang kelas adalah 5 m

• Kapasitas maksimum ruang kelas 32 peserta didik.

• Rasio minimum luas ruang kelas 2 m2/peserta didik. Untuk rombongan belajar dengan peserta didik kurang dari 15 orang, luas minimum ruang kelas 30 m2. Lebar minimum ruang kelas 5 m.

• Kapasitas maksimum ruang kelas 32 peserta didik.

• Rasio minimum luas ruang kelas 2 m2/peserta didik. Untuk rombongan belajar dengan peserta didik kurang dari 15 orang, luas minimum ruang kelas 30 m2. Lebar minimum ruang kelas 5 m.

• Kapasitas maksimum ruang kelas adalah 32 peserta didik.

• Rasio minimum luas ruang kelas adalah 2 m2/peserta didik. Untuk rombongan belajar dengan peserta didik kurang dari 16 orang, luas minimum ruang kelas adalah 32 m2. Lebar minimum ruang kelas adalah 4 m.

2 Ruang Perpustakaan Luas minimum ruang perpustakaan sama dengan luas satu ruang kelas. Lebar minimum ruang perpustakaan adalah 5 m

Luas minimum ruang perpustakaan sama dengan satu setengah kali luas ruang kelas. Lebar minimum ruang perpustakaan 5 m

Luas minimum ruang perpustakaan sama dengan satu setengah kali luas ruang kelas. Lebar minimum ruang perpustakaan 5 m.

Luas minimum ruang perpustakaan adalah 96 m2. Lebar minimum ruang perpustakaan adalah 8 m.

3 Laboratorium IPA Laboratorium IPA dapat

memanfaatkan ruang kelas • Ruang laboratorium IPA dapat menampung minimum satu rombongan belajar.

• Rasio minimum luas ruang laboratorium IPA 2,4 m2/peserta didik. Untuk rombongan belajar dengan peserta didik kurang dari 20 orang, luas minimum ruang laboratorium 48 m2 termasuk luas ruang penyimpanan dan persiapan 18 m2. Lebar minimum ruang laboratorium IPA 5 m

- • Ruang laboratorium IPA dapat

menampung minimum setengah rombongan belajar.

• Rasio minimum ruang laboratorium IPA adalah 3 m2/peserta didik. Luas minimum ruang laboratorium adalah 64 m2 termasuk luas ruang penyimpanan dan persiapan 16 m2. Lebar minimum ruang laboratorium IPA adalah 8 m.

4 Laboratorium Biologi - - • Ruang laboratorium fisika dapat

menampung minimum satu rombongan belajar.

• Rasio minimum ruang laboratorium biologi 2,4 m2/peserta didik. Untuk rombongan belajar dengan peserta didik kurang dari 20 orang, luas minimum ruang laboratorium 48 m2 termasuk luas ruang penyimpanan dan persiapan 18 m2. Lebar minimum ruang laboratorium biologi 5 m

• Ruang laboratorium biologi dapat menampung minimum setengah rombongan belajar.

• Rasio minimum ruang laboratorium biologi adalah 3 m2/peserta didik. Luas minimum ruang laboratorium biologi adalah 64 m2 termasuk ruang penyimpanan dan persiapan 16 m2. Lebar minimum ruang laboratorium biologi adalah 8 m.

5 Laboratorium Fisika - - • Ruang laboratorium fisika dapat

menampung minimum satu rombongan belajar.

• Ruang laboratorium fisika dapat menampung minimum setengah rombongan belajar

(32)

Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Pembangunan Sarana dan Prasarana Sekolah dan Madrasah II-21

NO. KOMPONEN RUANG SD/MI SMP/MTS SMA/MA SMK/MAK

• Rasio minimum ruang laboratorium fisika 2,4 m2/peserta didik. Untuk rombongan belajar dengan peserta didik kurang dari 20 orang, luas minimum ruang laboratorium 48 m2 termasuk luas ruang penyimpanan dan persiapan 18 m2. Lebar ruang laboratorium fisika minimum 5 m

• Rasio minimum ruang laboratorium fisika adalah 3 m2/peserta didik. Luas minimum ruang laboratorium adalah 64 m2 termasuk luas ruang penyimpanan dan persiapan 16 m2. Lebar minimum ruang laboratorium fisika adalah 8 m.

6 Laboratorium Kimia - - • Ruang laboratorium kimia dapat

menampung minimum satu rombongan belajar.

• Rasio minimum ruang laboratorium kimia 2,4 m2/peserta didik. Untuk rombongan belajar dengan peserta didik kurang dari 20 orang, luas minimum ruang laboratorium 48 m2 termasuk luas ruang penyimpanan dan persiapan 18 m2. Lebar ruang laboratorium kimia minimum 5 m

• Ruang laboratorium kimia dapat menampung minimum setengah rombongan belajar.

• Rasio minimum ruang laboratorium kimia adalah 3 m2/peserta didik. Luas minimum ruang laboratorium adalah 64 m2 termasuk luas ruang penyimpanan dan persiapan 16 m2. Lebar minimum ruang laboratorium kimia adalah 8 m.

7 Laboratorium Komputer - - • Ruang laboratorium komputer dapat

menampung minimum satu rombongan belajar yang bekerja dalam kelompok @ 2 orang.

• Rasio minimum luas ruang laboratorium komputer 2 m2/peserta didik. Untuk rombongan belajar dengan peserta didik kurang dari 15 orang, luas minimum ruang laboratorium komputer 30 m2. Lebar minimum ruang laboratorium komputer 5 m.

• Ruang laboratorium komputer dapat menampung minimum setengah rombongan belajar.

• Rasio minimum ruang laboratorium komputer adalah 3 m2/peserta didik. Luas minimum ruang laboratorium adalah 64 m2 termasuk luas ruang penyimpanan dan perbaikan 16 m2. Lebar minimum ruang laboratorium komputer adalah 8 m

8 Laboratorium Bahasa - - • Ruang laboratorium bahasa dapat

menampung minimum satu rombongan belajar.

• Rasio minimum ruang laboratorium bahasa 2 m2/peserta didik. Untuk rombongan belajar dengan peserta didik kurang dari 15 orang, luas minimum ruang laboratorium 30 m2. Lebar minimum ruang laboratorium bahasa 5 m

• Ruang laboratorium bahasa dapat menampung minimum setengah rombongan belajar

• Rasio minimum ruang laboratorium bahasa adalah 3 m2/peserta didik. Luas minimum ruang laboratorium adalah 64 m2. Lebar minimum ruang laboratorium bahasa adalah 8 m.

(33)

Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Pembangunan Sarana dan Prasarana Sekolah dan Madrasah II-22

NO. KOMPONEN RUANG SD/MI SMP/MTS SMA/MA SMK/MAK

9 Ruang Praktik Gambar

Teknik • Ruang praktik gambar teknik dapat menampung minimum setengah

rombongan belajar.

• Rasio minimum ruang laboratorium komputer adalah 3 m2/peserta didik. Luas minimum ruang praktik gambar teknik adalah 64 m2. Lebar minimum ruang-ruang praktik gambar teknik adalah 8 m. 10 Ruang Pimpinan Luas minimum ruang pimpinan 12 m2

dan lebar minimum 3 m Luas minimum ruang pimpinan 12 m2 dan lebar minimum 3 m Luas minimum ruang pimpinan 12 m2 dan lebar minimum 3 m. Luas minimum ruang pimpinan adalah 18 m2 dan lebar minimum adalah 3 m. 11 Ruang Guru Rasio minimum luas ruang guru 4

m2/pendidik dan luas minimum 32 m2 Rasio minimum luas ruang guru 4 m2/pendidik dan luas minimum 40 m2 Rasio minimum luas ruang guru 4 m2/pendidik dan luas minimum 56 m2 Rasio minimum luas ruang guru adalah 4 m2/pendidik dan luas minimum adalah 56 m2.

12 Ruang Tata Usaha - Rasio minimum luas ruang tata usaha 4

m2/petugas dan luas minimum 16 m2 Rasio minimum luas ruang tata usaha 4 m2/petugas dan luas minimum 16 m2 Rasio minimum luas ruang tata usaha adalah 4 m2/petugas dan luas minimum adalah 32 m2

13 Ruang Konseling - Luas minimum ruang konseling 9 m2. Luas minimum ruang konseling 9 m2. Luas minimum ruang konseling 12 m2. 14 Tempat Ibadah Banyak tempat beribadah sesuai

dengan kebutuhan tiap SD/MI, dengan luas minimum 12 m2.

Banyak tempat beribadah sesuai dengan kebutuhan tiap SMP/MTs, dengan luas minimum 12 m2

Banyak tempat beribadah sesuai dengan kebutuhan tiap SMA/MA, dengan luas minimum 12 m2

Banyak tempat beribadah sesuai dengan kebutuhan tiap SMK/MAK, dengan luas minimum adalah 24 m2. 15 Ruang UKS Luas minimum ruang UKS 12 m2 Luas minimum ruang UKS 12 m2 Luas minimum ruang UKS 12 m2 Luas minimum ruang UKS 12 m2 16 Ruang Organisasi

Kesiswaan - Luas minimum ruang organisasi kesiswaan 9 m2. Luas minimum ruang organisasi kesiswaan 9 m2 Luas minimum ruang organisasi kesiswaan 12 m2 17 Jamban • Minimum terdapat 1 unit jamban

untuk setiap 60 peserta didik pria, 1 unit jamban untuk setiap 50 peserta didik wanita, dan 1 unit jamban untuk guru.

• Jumlah minimum jamban setiap sekolah dan madrasah 3 unit. c. Luas minimum 1 unit jamban 2 m2.

• Minimum terdapat 1 unit jamban untuk setiap 40 peserta didik pria, 1 unit jamban untuk setiap 30 peserta didik wanita, dan 1 unit jamban untuk guru. Jumlah minimum jamban setiap sekolah dan madrasah 3 unit.

• Luas minimum 1 unit jamban 2 m2

• Minimum terdapat 1 unit jamban untuk setiap 40 peserta didik pria, 1 unit jamban untuk setiap 30 peserta didik wanita, dan 1 unit jamban untuk guru. Jumlah minimum jamban setiap sekolah dan madrasah 3 unit.

• Luas minimum 1 unit jamban 2 m2.

• Minimum terdapat 1 unit jamban untuk setiap 40 peserta didik pria, 1 unit jamban untuk setiap 30 peserta didik wanita, dan 1 unit jamban untuk guru. Jumlah minimum jamban di setiap SMK/MAK adalah 3 unit.

• Luas minimum 1 unit jamban adalah 2 m2.

18 Gudang Luas minimum gudang 18 m2 Luas minimum gudang 21 m2 Luas minimum gudang 21 m2 Luas minimum gudang 24 m2 19 Ruang Sirkulasi • Ruang sirkulasi horizontal berupa

koridor yang menghubungkan ruang-ruang di dalam bangunan sekolah dan madrasah dengan luas minimum 30% dari luas total seluruh ruang pada bangunan, lebar minimum 1,8 m, dan tinggi minimum 2,5 m

• Ruang sirkulasi horizontal berupa koridor yang menghubungkan ruang-ruang di dalam bangunan sekolah dan madrasah dengan luas minimum 30% dari luas total seluruh ruang pada bangunan, lebar minimum 1,8 m, dan tinggi minimum 2,5 m

• Ruang sirkulasi horizontal berupa koridor yang menghubungkan ruang-ruang di dalam bangunan sekolah dan madrasah dengan luas minimum 30% dari luas total seluruh ruang pada bangunan, lebar minimum 1,8 m, dan tinggi minimum 2,5 m

• Ruang sirkulasi horizontal berupa koridor yang menghubungkan ruang-ruang di dalam bangunan SMK/MAK dengan luas minimum adalah 30% dari luas total seluruh ruang pada bangunan, lebar minimum adalah 1,8 m, dan tinggi minimum adalah 2,5 m.

Gambar

Gambar 2. 1 Pentahapan Pembangunan RPJPN 2005-2025
Gambar 2. 2 Tujuh Agenda Pembangunan RPJMN 2020-2024
Gambar 2. 3. Bisnis Proses Pusat PSPPOP
Tabel 2. 1 Kebijakan dan Strategi Pusat PSPPOP
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dalam mengelola mutu sarana prasarana, seorang pimpinan atau dalam hal penelitian ini ketika kepala sekolah ingin meningkatan mutu sarana prasarana sekolah maka

Temuan dalam penelitian ini bahwa (1) keterampilan manajerial kepala Madrasah Aliyah Negeri 1 Banjarmasin dalam pemberdayaan sarana dan prasarana sudah sangat

Artinya prestasi sekolah di bidang olahraga sangat ketergantungan terhapap dua variabel yaitu kepemimpinan kepala sekolah dan sarana prasarana pendidikan olahraga, seperti hasil

Contohnya : Gymnasium (gedung olahraga), lapangan permainan, kolam renang, dan lain-lain. Sarana olahraga adalah sumber pendukung yang terdiri dari segala bentuk jenis

disimpulkan: 1) Pemenuhan prasarana.. Selanjutnya, pemenuhan sarana pada ruang pembelajaran umum meliputi ruang kelas terdiri atas 2 kelas sesuai standar sedangkan

Pemenuhan standar sarana dan prasarana pendidikan yang telah diprogramkan dan menjadi tujuan MTs Negeri Kumai, Kepala MTs Negeri Kumai dalam pengembangan sarana

Sehubungan dengan laporan hasil evaluasi kemajuan pekerjaan pada Paket ___________, telah terjadi kegagalan Uji Coba Tingkat III (Ketiga), dan Pihak Penyedia Jasa

Temuan dalam penelitian ini bahwa (1) keterampilan manajerial kepala Madrasah Aliyah Negeri 1 Banjarmasin dalam pemberdayaan sarana dan prasarana sudah sangat