• Tidak ada hasil yang ditemukan

COVER. Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Pembangunan Sarana dan Prasarana Pasar I-1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "COVER. Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Pembangunan Sarana dan Prasarana Pasar I-1"

Copied!
146
0
0

Teks penuh

(1)

Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Pembangunan Sarana dan Prasarana Pasar I-1

(2)

Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Pembangunan Sarana dan Prasarana Pasar I-ii

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL ... iv DAFTAR GAMBAR ... v BAB I PENDAHULUAN ...1-1 1.1 LATAR BELAKANG ... 1-1 1.2 MAKSUD, TUJUAN, DAN SASARAN ... 1-3 1.2.1 Maksud ... 1-3 1.2.2 Tujuan ... 1-3 1.2.3 Sasaran ... 1-3 1.3 MANFAAT PEDOMAN ... 1-4 1.4 KEDUDUKAN PEDOMAN ... 1-4 1.5 LINGKUP PEDOMAN ... 1-5 BAB II KETENTUAN UMUM ...2-1 2.1 DASAR PELAKSANAAN ... 2-1 2.1.1 Landasan Hukum ... 2-1 2.1.2 Arahan Presiden RI ... 2-2 2.1.3 Kebijakan dan Strategi Pusat PSPPOP ... 2-2 2.2 ORGANISASI PELAKSANAAN KEGIATAN ... 2-6 2.2.1 Hubungan Antar Kementerian/Lembaga ... 2-6 2.2.2 Organisasi dalam Kementerian PUPR ... 2-8 2.2.3 Tim Teknis Pembangunan, Rehabilitasi/Renovasi ... 2-12 2.2.4 Tim Pelaksana Pembangunan, Rehabilitasi/Renovasi ... 2-12 2.2.5 Peran Pemangku Kepentingan... 2-13 2.3. KRITERIA PENANGANAN SARANA PRASARANA PASAR RAKYAT ... 2-17 2.4. LINGKUP PEMBANGUNAN, REHABILITASI/RENOVASI PASAR RAKYAT ... 2-17 2.4.1. Lingkup Identifikasi dan Verifikasi ... 2-17 2.4.2. Lingkup Kegiatan dalam Pembangunan, Rehabilitasi/Renovasi ... 2-21 2.4.3. Lingkup Komponen dalam Pembangunan, Rehabilitasi/Renovasi ... 2-23 2.4.4. Lingkup Komponen dalam Penerapan Ketentuan Bangunan Gedung Hijau (BGH) ... 2-25 2.5. PENGADAAN JASA KONSTRUKSI ... 2-28 2.5.1. Pengadaan Barang/Jasa Umum ... 2-28 2.5.2. Pengadaan Barang/Jasa dalam Keadaan Darurat ... 2-31

(3)

Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Pembangunan Sarana dan Prasarana Pasar I-iii BAB III KETENTUAN PEMBANGUNAN, REHABILITASI/RENOVASI ...3-1

3.1 TAHAPAN PEMBANGUNAN, REHABILITASI/RENOVASI ... 3-1 3.2 TAHAP PERSIAPAN PEMBANGUNAN, REHABILITASI/RENOVASI... 3-2 3.2.1. Arahan Pembangunan, Rehabilitasi/Renovasi ... 3-3 3.2.2. Analisis Kelayakan ... 3-3 3.2.3 Analisis Kebutuhan Biaya ... 3-4 3.3 TAHAP PERENCANAAN KONSTRUKSI... 3-5 3.3.1 Pengadaan Penyedia Jasa Perencanaan Konstruksi ... 3-5 3.3.2 Perencanaan Konstruksi ... 3-6 3.3.3 Penyiapan dan Pengurusan IMB ... 3-9 3.4 TAHAP PELAKSANAAN KONSTRUKSI... 3-12 3.4.1 Pengadaan Penyedia Jasa Pekerjaan Konstruksi ... 3-12 3.4.2 Persiapan Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi... 3-13 3.4.3 Pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi ... 3-19 3.4.4 Penyelesaian Pekerjaan Konstruksi ... 3-20 3.5 TAHAP PENGAWASAN KONSTRUKSI ... 3-27 3.5.1. Pengadaan Penyedia Jasa Pengawasan Konstruksi ... 3-27 3.5.2 Pengawasan Konstruksi ... 3-28 3.6 TAHAP PASCA KONSTRUKSI ... 3-30 3.6.1 Pemenuhan Sertifikat Laik Fungsi (SLF) ... 3-31 3.6.2 Pendaftaran Sebagai Bangunan Gedung Negara ... 3-32 3.6.3 Persiapan untuk Mendapatkan Status Barang Milik Negara ... 3-33 BAB IV KETENTUAN PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN ...4-1 4.1. PENGAWASAN ... 4-1 4.1.1. Pemantauan dan Evaluasi... 4-1 4.1.2. Pelaporan ... 4-3 4.2. PENGENDALIAN ... 4-5 4.2.1. Pengendalian Tahap Pengadaan Penyedia Jasa ... 4-5 4.2.2. Pengendalian Tahap Pembangunan ... 4-6 LAMPIRAN ... L-1

(4)

Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Pembangunan Sarana dan Prasarana Pasar I-iv

DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1 Kebijakan dan Strategi Pusat PSPPOP ...2-6 Tabel 2. 2 Tim Teknis Pembangunan, Rehabilitasi/Renovasi Pasar ...2-12 Tabel 2. 3 Peran dan Bentuk Keterlibatan Kepentingan dalam Pembangunan,

Rehabilitasi/Renovasi Pasar ...2-14 Tabel 2. 4. Persyaratan Teknis Pasar Rakyat ...2-23 Tabel 4. 1 Jenis Pelaporan dalam Pengendalian Kontrak Kritis ...4-12

(5)

Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Pembangunan Sarana dan Prasarana Pasar I-v

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. 1 Kedudukan Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Pembangunan Sarana dan Prasarana Pasar dalam NSPK terkait Pembangunan, Rehabilitasi/Renovasi Pasar, Prasarana Perguruan Tinggi (PT), Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI), dan Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah ...1-5 Gambar 2. 1 Pentahapan Pembangunan RPJPN 2005-2025 ...2-3 Gambar 2. 2 Tujuh Agenda Pembangunan RPJMN 2020-2024 ...2-4 Gambar 2. 3. Bisnis Proses Pusat PSPPOP ...2-5 Gambar 2. 4 Hubungan Antar Kementerian dan Lembaga ...2-7 Gambar 2. 5. Struktur Pejabat terkait Penggunaan Anggaran untuk Kegiatan Pengembangan Sarana

Prasarana Pendidikan, Olahraga, dan Pasar di Daerah ...2-10 Gambar 2. 6. Pola Pengarahan (Top Down) dan Pelaporan (Bottom Up) dalam Kegiatan Pusat PSPPOP

di Daerah ...2-11 Gambar 2. 7 Keterkaitan Antar Pemangku Kepentingan dalam Kegiatan Pembangunan,

Rehabilitasi/Renovasi Pasar Rakyat ...2-13 Gambar 2. 8 Ukuran Maksimal Kios dan LOS berdasarkan Kesepakatan antara Kementerian PUPR dan

Kemendag ...2-25 Gambar 2. 9. Tahapan Pengadaan Jasa Melalui Swakelola ...2-28 Gambar 2. 10. Tahapan Pengadaan Jasa Melalui Penyedia Jasa ...2-29 Gambar 2. 11 Peran BP2JK dalam Proses Pengadaan Jasa Konstruksi di Daerah ...2-29 Gambar 3. 1 Bagan Umum Mekanisme Pelaksanaan Kegiatan Pembangunan, Rehabilitasi/Renovasi

Sarana Prasarana Pasar Rakyat ...3-1 Gambar 3. 2 Bagan Tahap Persiapan Pelaksanaan Pembangunan, Rehabilitasi/Renovasi Prasarana

Pasar Rakyat ...3-3 Gambar 3. 3 Bagan Tahap Perencanaan Konstruksi Pembangunan, Rehabilitasi/Renovasi Pasar Rakyat ...3-5 Gambar 3. 4 Skema Pelaporan Kegiatan Perencanaan Konstruksi ...3-9 Gambar 3. 5 Alur Pengurusan IMB Pasar Rakyat ...3-11 Gambar 3. 6 Bagan Tahap Pelaksanaan Konstruksi ...3-12 Gambar 3. 7 Bagan Tahap Penyelesaian Pekerjaan Konstruksi ...3-20 Gambar 3. 8 Mekanisme Serah Terima Pertama Pekerjaan (STPP/PHO) ...3-22 Gambar 3. 9 Mekanisme Serah Terima Akhir Pekerjaan ...3-25 Gambar 3. 10. Skema Pelaporan Kegiatan Pelaksanaan Konstruksi ...3-27

(6)

Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Pembangunan Sarana dan Prasarana Pasar I-vi Gambar 3. 11. Skema Pelaporan Kegiatan Pengawasan Konstruksi ...3-30 Gambar 3. 12 Bagan Tahap Pasca Konstruksi ...3-31 Gambar 3. 13 Mekanisme Pengurusan SLF ...3-32 Gambar 3. 14 Ketentuan Pemindahtanganan BMN untuk Pasar Rakyat ...3-34 Gambar 4. 1 Skema Pelaporan Hasil Pemantauan dan Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan ...4-4 Gambar 4. 2 Bagan Alir Pengendalian Kegiatan Belum Tender ...4-6 Gambar 4. 3 Mekanisme Pemberian Kompensasi ...4-10 Gambar 4. 4 Mekanisme Pengendalian Kegiatan Kontraktual Penyerapan Rendah...4-11 Gambar 4. 5 Mekanisme Pengendalian Penanganan Kontrak Kritis ...4-17 Gambar 4. 6 Mekanisme Pemutusan Kontrak (Kontrak Kritis yang Gagal Uji Coba Ke-3) ...4-18 Gambar 4. 7 Mekanisme Penyelesaian Pekerjaan yang Tidak Terselesaikan sampai dengan Akhir

(7)

Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Pembangunan Sarana dan Prasarana Pasar I-1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Kegiatan perdagangan merupakan penggerak utama pembangunan perekonomian nasional yang memberikan daya dukung dalam meningkatkan produksi, menciptakan lapangan pekerjaan, meningkatkan ekspor dan devisa, memeratakan pendapatan, serta memperkuat daya saing Produk Dalam Negeri demi kepentingan nasional. Untuk itu kebijakan Perdagangan Dalam Negeri diarahkan pada peningkatan efisiensi dan efektivitas distribusi, peningkatan iklim usaha dan kepastian berusaha, pengintegrasian dan perluasan pasar dalam negeri, peningkatan akses pasar bagi Produk Dalam Negeri; dan perlindungan konsumen. Salah satu bentuk kebijakan tersebut mengenai pemberian fasilitas pengembangan sarana perdagangan.

Dalam mendukung kebijakan pemberian fasilitas pengembangan sarana perdagangan, telah ditetapkan Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) No.37 Tahun 2017 tentang Pedoman Pembangunan dan Pengelolaan Sarana Perdagangan. Permendag ini menjadi acuan umum bagi Pemerintah, Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota, BUMN/BUMD dalam pelaksanaan pembangunan, rehabilitasi/renovasi Sarana Perdagangan. Selanjutnya juga telah dihasilkan Standar Nasional Indonesia (SNI) No.8152 Tahun 2015 tentang Pasar Rakyat sebagai acuan khusus dalam pengelolaan dan pembangunan Pasar Rakyat.

Pasar Rakyat memiliki nilai penting bagi perekonomian di negara kita. Secara faktual Pasar Rakyat merupakan penyerap tenaga kerja yang besar, baik tenaga kerja utama seperti pedagang maupun tenaga kerja turunan seperti buruh gendong, tukang becak, tukang parkir, tenaga kebersihan, dan tenaga kerja terkait lainnya. Pasar Rakyat saat ini juga masih menjadi saluran rantai pemasaran hasil bumi paling utama, sehingga menjadi sarana atau instrumen untuk pengendalian stabilitas harga-harga, sumber informasi penting terutama menyangkut stabilitas harga-harga pangan.

Nilai penting Pasar Rakyat tidak diikuti dengan kondisi fisik yang memadai untuk memberikan pelayanan. Berdasarkan hasil Survei Profil Pasar Tahun 2018, dapat diidentifikasi bahwa 88,52% pasar yang ada merupakan Pasar Tradisional, dan memiliki kondisi sarana dan prasarana yang kurang memadai, seperti:

1. 33,9% Pasar yang tidak memiliki toilet/WC; 2. 47,1% Pasar yang tidak memiliki saluran drainase; 3. 96,2% Pasar tidak memiliki instalasi air bersih;

4. 51,33% Pasar tidak memiliki Tempat Pembuangan Sampah (TPS); 5. 96,9% Pasar tidak memiliki keberadaan pos ukur; dan

(8)

Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Pembangunan Sarana dan Prasarana Pasar I-2 Pada Sidang Kabinet Paripurna Tanggal 18 Juli 2018 di Bogor, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kementerian PUPR) mendapat amanah tambahan untuk membangun sarana dan prasarana guna menunjang penguatan Sumber Daya Manusia (SDM). Salah satunya ialah untuk meningkatkan produktivitas masyarakat melalui pembangunan, rehabilitasi/renovasi Pasar Rakyat.

Sejalan dengan amanah tambahan kegiatan pembangunan sarana dan prasarana guna menunjang penguatan SDM, fungsi dari Kementerian PUPR juga ditambah, sebagaimana diuraikan dalam Perpres No.135 Tahun 2018 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 15 Tahun 2015 tentang Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, yaitu pelaksanaan pengembangan sumber daya manusia di bidang pekerjaan umum dan perumahan rakyat. Dalam mendukung fungsi tambahan tersebut, dan melaksanakan amanah tambahan dari Presiden Republik Indonesia (Presiden RI), maka telah ditetapkan Unit Kegiatan baru yang mendukung fungsi tersebut, yaitu Pusat Pengembangan Sarana Prasarana Pendidikan, Olahraga, dan Pasar (Pusat PSPPOP). Berdasarkan Permen PUPR No.3 Tahun 2019 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Pusat PSPPOP mempunyai tugas melaksanakan penyusunan kebijakan teknis, pelaksanaan, dan pembinaan pembangunan sarana prasarana pendidikan, olahraga, dan pasar.

Dalam penyusunan APBN tahun 2019, Presiden RI telah memberikan arahan realokasi pemanfaatan belanja barang dan modal untuk belanja-belanja yang lebih prioritas, antara lain percepatan infrastruktur pasar. Realokasi dikhususkan pada Pasar Rakyat yang diarahkan oleh Presiden dan ditindaklanjuti oleh Kementerian Perdagangan berkoordinasi dengan Kementerian PUPR, sesuai dengan readiness criteria yang telah ditentukan.

Presiden telah menerbitkan Peraturan Presiden (Perpres) No.43 Tahun 2019 tentang Pembangunan, Rehabilitasi/renovasi Pasar Rakyat, Prasarana Perguruan Tinggi, Perguruan Tinggi Keagamaan Islam, dan Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah untuk mendorong peningkatan fungsi Pasar Rakyat serta peningkatan kualitas pendidikan melalui pemenuhan kebutuhan prasarana. Dalam Perpres tersebut di jelaskan bahwa, Pemerintah menugaskan kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pekerjaan umum, diantaranya membangun, merehabilitasi atau merenovasi prasarana Pasar Rakyat. Dalam melaksanakan pembangunan, rehabilitasi/renovasi prasarana pasar, Kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pekerjaan umum berkoordinasi dengan:

a. Kementerian Keuangan (Kemenkeu); b. Kementerian Perdagangan (Kemendag); c. Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri); d. Pemerintah Daerah Provinsi; dan

e. Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota.

Dengan adanya dasar hukum yang kuat dan kebutuhan sarana dan prasarana guna menunjang penguatan Sumber Daya Manusia (SDM) yang semakin tinggi, maka pembangunan, rehabilitasi/renovasi Pasar Rakyat yang dilakukan oleh Kementerian PUPR akan semakin intens. Oleh karena itu dibutuhkan suatu pedoman yang dapat menjadi acuan baku bagi Kementerian PUPR dalam pelaksanaan kegiatan pembangunan sarana prasarana pasar.

(9)

Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Pembangunan Sarana dan Prasarana Pasar I-3

1.2 MAKSUD, TUJUAN, DAN SASARAN

1.2.1 Maksud

Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Pembangunan Sarana dan Prasarana Pasar ini disusun dengan maksud menjadi acuan Pemerintah melalui Kementerian PUPR, serta pemangku kepentingan terkait lainnya dalam melaksanakan pembangunan, rehabilitasi/renovasi prasarana Pasar Rakyat, sehingga distribusi barang dan peningkatan daya saing dalam negeri mendapat dukungan yang memadai.

1.2.2 Tujuan

Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Pembangunan Sarana dan Prasarana Pasar ini disusun dengan tujuan

1. memberikan pemahaman mengenai urgensi pembangunan, rehabilitasi/renovasi Pasar Rakyat serta urgensi penyusunan pedoman terkait;

2. memberikan acuan aspek kelembagaan, kriteria, serta lingkup pelaksanaan kegiatan pembangunan sarana dan prasarana pasar;

3. memberikan acuan mengenai tahapan atau mekanisme pelaksanaan kegiatan pembangunan sarana dan prasarana pasar; dan

4. memberikan acuan mengenai ketentuan pengawasan dan pengendalian.

1.2.3 Sasaran

Sasaran penyusunan Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Pembangunan Sarana dan Prasarana Pasar

1. Dipahaminya urgensi pembangunan, rehabilitasi/renovasi Pasar Rakyat serta urgensi penyusunan pedoman terkait dengan baik.

2. Tersedianya acuan mengenai aspek kelembagaan, kriteria, serta lingkup pelaksanaan kegiatan pembangunan sarana dan prasarana pasar, meliputi:

a. dasar pelaksanaan kegiatan; b. organisasi pelaksanaan kegiatan;

c. kriteria penanganan sarana dan prasarana Pasar Rakyat; d. lingkup pembangunan, rehabilitasi/renovasi Pasar Rakyat; dan e. pengadaan jasa konstruksi.

3. Tersedianya acuan mengenai tahapan atau mekanisme pelaksanaan kegiatan pembangunan sarana dan prasarana pasar, meliputi tahap:

a. persiapan pembangunan, rehabilitasi/renovasi; b. perencanaan konstruksi;

c. pelaksanaan konstruksi; d. pengawasan konstruksi; dan

(10)

Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Pembangunan Sarana dan Prasarana Pasar I-4 e. tahap pasca konstruksi.

4. Tersedianya acuan mengenai ketentuan pengawasan dan pengendalian a. Ketentuan Pengawasan

1) Pemantauan dan Evaluasi. 2) Pelaporan.

b. Ketentuan Pengendalian

1) Pengendalian tahap pengadaan penyedia jasa.

2) Pengendalian tahap pembangunan, rehabilitasi/renovasi.

1.3 MANFAAT PEDOMAN

Manfaat pedoman dalam pelaksanaan pembangunan, rehabilitasi/renovasi Pasar Rakyat

1. Bagi Pusat PSPPOP Kementerian PUPR adalah sebagai acuan dalam pelaksanaan, dan pembinaan pembangunan sarana prasarana pasar.

2. Bagi Balai Prasarana Permukiman Wilayah (Balai PPW) adalah sebagai acuan dalam pengendalian pelaksanaan pembangunan, rehabilitasi/renovasi Pasar Rakyat, mulai dari persiapan hingga pemantauan dan evaluasi, serta pelaporan hasil kegiatan.

3. Bagi Kemendag dan Tim Teknis Pembangunan, Rehabilitasi/Renovasi adalah sebagai acuan pelaksanaan koordinasi dalam mendukung pengendalian pembangunan, rehabilitasi/renovasi prasarana Pasar Rakyat yang dilaksanakan Kementerian PUPR.

4. Bagi Pengelola Pasar Rakyat adalah sebagai acuan dalam pemberian arahan perencanaan dan dukungan pengendalian pelaksanaan pembangunan, rehabilitasi/renovasi Pasar Rakyat.

5. Bagi Penyedia Jasa Pelaksanaan Pembangunan/Renovasi adalah sebagai acuan dalam pelaksanaan pembangunan, rehabilitasi/renovasi Pasar Rakyat, mulai dari perencanaan hingga serah terima hasil pekerjaan ke pengelola Pasar Rakyat.

1.4 KEDUDUKAN PEDOMAN

Kedudukan Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Pembangunan Sarana Prasarana Pasar Rakyat dalam NSPK terkait Pembangunan, Rehabilitasi/Renovasi Pasar, Prasarana Perguruan Tinggi (PT), Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI), dan Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah dapat dilihat pada skema berikut ini.

(11)

Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Pembangunan Sarana dan Prasarana Pasar I-5

Gambar 1. 1 Kedudukan Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Pembangunan Sarana dan Prasarana Pasar dalam NSPK terkait Pembangunan, Rehabilitasi/Renovasi Pasar, Prasarana Perguruan Tinggi (PT), Perguruan Tinggi Keagamaan

Islam (PTKI), dan Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah

Sumber: Pusat PSPPOP, 2019

1.5 LINGKUP PEDOMAN

Ruang lingkup pedoman ini mengatur mengenai mekanisme pelaksanaan pembangunan, rehabilitasi/renovasi Pasar Rakyat non prototipe yang dilaksanakan oleh Kementerian PUPR melalui Pusat PSPPOP sesuai arahan Presiden menurut Readiness Criteria yang telah ditetapkan. Adapun lingkup pelaksanaan yang dimaksud adalah dimulai dari tahap persiapan hingga pemantauan dan evaluasi, serta pelaporan hasil kegiatan.

Perpres No.43 Tahun 2019 tentang Pembangunan, Rehabilitasi/Renovasi Pasar Rakyat, Prasarana Perguruan Tinggi, Perguruan

Tinggi Keagamaan Islam, Dan Satuan Pendidikan Dasar Dan Menengah

Kepmen PUPR No.979 Tahun 2019 tentang Penetapan Lokasi Pembangunan, Rehabilitasi/renovasi Pasar Rakyat, Penetapan Daftar Rincian

Nama dan Alamat Sekolah dan Madrasah, serta Penetapan Sebagian Bangunan Gedung di Universitas Islam

Internasional Indonesia

Pedoman Pelaksanaan Pembangunan Sarana Prasarana

Perguruan Tinggi dan Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri

Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Pembangunan Sarana dan Prasarana Pasar

Pedoman Pelaksanaan Pembangunan Sarana Prasarana Sekolah dan

Madrasah

Petunjuk Teknis Pembangunan Sarana dan Prasarana Sekolah

dan Madrasah dengan Desain Prototipe

(12)

Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Pembangunan Sarana dan Prasarana Pasar II-1

BAB II

KETENTUAN UMUM

2.1 DASAR PELAKSANAAN

2.1.1 Landasan Hukum

Landasan hukum dalam pelaksanaan pembangunan, rehabilitasi/renovasi prasarana Pasar Rakyat A. Undang-Undang

1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung. 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara. 3. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2014 tentang Perdagangan.

4. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi. 5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah. B. Peraturan Pemerintah

1. Peraturan Pemerintah Nomor 29 tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi. Sebagaimana perubahan kedua dengan Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2015.

2. Peraturan Pemerintah Nomor 36 tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksana Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung.

3. Peraturan Pemerintah Nomor 6 tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah. C. Peraturan Presiden

1. Peraturan Presiden Nomor 73 Tahun 2011 tentang Pembangunan Bangunan Gedung Negara. 2. Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.

3. Peraturan Presiden Nomor 135 Tahun 2018 tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 15 Tahun 2015 tentang Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.

4. Peraturan Presiden Nomor 43 Tahun 2019 tentang Pembangunan, Rehabilitasi/Renovasi Pasar Rakyat, Prasarana Perguruan Tinggi, Perguruan Tinggi Keagamaan Islam, dan Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah

D. Peraturan Menteri dan Pedoman Terkait

1. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 29/PRT/M/2006 tentang Pedoman Persyaratan Teknis Bangunan Gedung.

2. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 24/PRT/M/2008 tentang Pedoman Pemeliharaan dan Perawatan Bangunan Gedung.

(13)

Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Pembangunan Sarana dan Prasarana Pasar II-2 3. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 26/PRT/M/2008 tentang Persyaratan Teknis Sistem Proteksi

Kebakaran pada Bangunan Gedung dan Lingkungan.

4. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 11/PRT/M/2014 tentang Pengelolaan Air Hujan pada Bangunan Gedung dan Persilnya.

5. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 02/PRT/M/2015 tentang Bangunan Gedung Hijau.

6. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 05/PRT/M/2015 tentang Pedoman Urnum Implementasi Konstruksi Berkelanjutan pada Penyelenggaraan Infrastruktur Bidang Pekerjaan Umum dan Permukiman.

7. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 14/PRT/M/2017 tentang Persyaratan Kemudahan Bangunan Gedung.

8. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 37 Tahun 2017 tentang Pedoman Pembangunan dan Pengelolaan Sarana Perdagangan.

9. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 11/KPTS/M/ 2018 tentang Tim Ahli Bangunan Gedung, Pengkaji Teknis, dan Penilik Bangunan. Pengkajian.

10. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 22/PRT/M/2018 tentang Pembangunan Bangunan Gedung Negara.

11. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 27/PRT/M/2018 tentang Sertifikat Laik Fungsi Bangunan Gedung.

12. SE DJCK Nomor 86 Tahun 2016 tentang Petunjuk Teknis Penyelenggaraan BGH. 13. SNI 8152 Tahun 2015 tentang Pasar Rakyat.

2.1.2 Arahan Presiden RI

Dalam upaya untuk menjadi negara yang maju dan sejahtera, diperlukan adanya peningkatan berbagai aspek kehidupan, utamanya melalui peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM). Usaha peningkatan SDM dapat dilakukan melalui peningkatan produktivitas, salah satunya dengan peningkatan kualitas Pasar Rakyat. Akan tetapi masih terdapat beberapa permasalahan dalam ketersediaan Pasar Rakyat yang memadai sehingga berdampak pada ketidaklancaran distribusi barang dan dapat mengurangi produktivitas masyarakat. Oleh karena itu Presiden RI mengarahkan diperlukan adanya peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) melalui percepatan infrastruktur Pasar Rakyat.

2.1.3 Kebijakan dan Strategi Pusat PSPPOP

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024 akan mempengaruhi pencapaian target pembangunan dalam RPJPN, mengingat RPJMN 2020-2024 merupakan tahapan terakhir dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025. Berdasarkan arahan RPJPN 2005-2025, sasaran pembangunan jangka menengah 2020-2024 adalah mewujudkan masyarakat Indonesia yang mandiri, maju, adil, dan makmur melalui percepatan pembangunan di berbagai bidang dengan menekankan terbangunnya struktur

(14)

Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Pembangunan Sarana dan Prasarana Pasar II-3 perekonomian yang kokoh berlandaskan keunggulan kompetitif di berbagai wilayah yang didukung oleh sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya saing.

Gambar 2. 1 Pentahapan Pembangunan RPJPN 2005-2025

Sumber: Bappenas, 2010

Terdapat 4 (empat) pilar dari RPJMN ke IV Tahun 2020-2024 yang merupakan amanat RPJPN 2005-2025 untuk mencapai tujuan utama dari rencana pembangunan nasional periode terakhir, yaitu

1. kelembagaan politik dan hukum yang mantap; 2. kesejahteraan masyarakat yang terus meningkat; 3. struktur ekonomi yang semakin maju dan kokoh; dan 4. terwujudnya keanekaragaman hayati yang terjaga.

Keempat pilar tersebut kemudian diterjemahkan ke dalam 7 agenda pembangunan, yang di dalamnya terdapat Program Prioritas (PP), Kegiatan Prioritas (KP), dan Proyek Prioritas.

RPJM 1 (2005-2009) RPJM 2 (2010-2014) RPJM 3 (2015-2019) RPJM 4 (2020-2024)

Menata kembali NKRI, membangun Indonesia yang aman, damai, yang adil dan demokratis, dengan tingkat kesejahteraan yang lebih baik Memantapkan penataan kembali NKRI, meningkatkan kualitas SDM, membangun kemampuan IPTEK, memperkuat daya saing perekonomian Memantapkan pembangunan secara menyeluruh dengan menekankan pembangunan keunggulan kompetitif perekonomian yang berbasis SDA yang tersedia, serta kemampuan IPTEK

Mewujudkan masyarakat Indonesia yang mandiri, maju, adil, dan makmur melalui percepatan pembangunan di segala bidang dengan struktur perekonomian yang kokoh berlandaskan keunggulan kompetitif

(15)

Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Pembangunan Sarana dan Prasarana Pasar II-4

Gambar 2. 2 Tujuh Agenda Pembangunan RPJMN 2020-2024

Sumber: Rancangan Teknokratik RPJMN 2020-2024 dan Olahan, 2019

Dari ketujuh agenda pembangunan sebagaimana dapat dilihat pada gambar di atas, maka agenda pembangunan terkait langsung dengan kegiatan perekonomian adalah agenda “Memperkuat Ketahanan Ekonomi untuk Pertumbuhan yang Berkualitas”. Terdapat dua arah kebijakan dalam agenda yang dimaksud, yaitu

1. pengelolaan sumber daya ekonomi yang mencakup pemenuhan pangan dan pertanian serta pengelolaan kelautan, sumber daya air, sumber daya energi, serta kehutanan; dan

2. akselerasi peningkatan nilai tambah agro-fishery industry, kemaritiman, energi, industri, pariwisata, serta ekonomi kreatif dan digital.

Terkait dengan kebijakan ke-2, yaitu akselerasi peningkatan nilai tambah ekonomi, telah dirumuskan beberapa strategi, yaitu

1. meningkatkan pendalaman sektor keuangan;

2. mengoptimalkan pemanfaatan teknologi digital dan industri 4.0; 3. meningkatkan sistem logistik dan stabilitas harga;

4. meningkatkan penerapan praktik berkelanjutan di industri pengolahan dan pariwisata; dan

5. meningkatkan ketersediaan dan kualitas data dan informasi perkembangan ekonomi, terutama pangan, kemaritiman, pariwisata, ekonomi kreatif, dan ekonomi digital.

Strategi peningkatan sistem logistik dan stabilitas harga selanjutnya difokuskan pada peningkatan efisiensi distribusi nasional untuk kelancaran arus barang dan jasa antarwilayah. Pelaksanaannya akan dilengkapi dengan peningkatan kualitas Pasar Rakyat melalui penerapan SNI Pasar Rakyat dan pemanfaatan teknologi digital. Arah kebijakan dan strategi di atas menjadi dasar dalam perumusan Arah Kebijakan Perdagangan Dalam Negeri Tahun 2020, yaitu “mendukung pencapaian sasaran dalam pembangunan jangka panjang 2005-2025”, dengan

1. menciptakan perekonomian domestik yang kuat dan berdaya saing dengan iklim persaingan usaha yang sehat; dan

Memperkuat ketahanan ekonomi untuk pertumbuhan yang berkualitas

Mengembangkan wilayah untuk mengurangi kesenjangan

Meningkatkan Sumber Daya Manusia yang berkualitas dan berdaya saing

Revolusi mental dan pembangunan kebudayaan

Memperkuat infrastruktur untuk mendukung pengembangan ekonomi dan pelayanan dasar

Mengembangkan lingkungan hidup, meningkatkan ketahanan bencana dan perubahan iklim

Memperkuat stabilitas Polhukhankam dan transformasi pelayanan publik

(16)

Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Pembangunan Sarana dan Prasarana Pasar II-5 2. sistem distribusi yang berkualitas, efisien, didukung pemanfaatan IT serta berorientasi pada konsumen. Adapun sasaran dan indikator perdagangan dalam negeri dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun 2020 yang terkait Pasar Rakyat adalah:

1. pemberdayaan pengelola pasar; 2. penerapan SNI; dan

3. penerapan Pasar Rakyat digital.

Pembangunan Pasar Rakyat akan dilaksanakan melalui Belanja Pemerintah Pusat melalui APBN Kementerian Perdagangan khususnya untuk Pasar Rakyat prototipe dengan Tipe A dan B, namun pembangunan/revitalisasi akan difokuskan pada upaya untuk meningkatkan kualitas Pasar Rakyat (fisik Pasar Rakyat dengan standar, pengelola, pedagang dan implementasi TIK). Sementara itu Pasar Rakyat di luar prototipe tipe yang diatur Kemendag seperti Pasar induk, Pasar perbatasan, dan pembangunan pasca bencana atau penugasan khusus akan dikoordinasikan dengan Kementerian PUPR dalam pelaksanaan pembangunan/revitalisasinya.

Untuk melaksanakan pembinaan teknis dan penyelenggaraan pembangunan sarana dan prasarana pendidikan, olahraga dan pasar, Kementerian PUPR melalui Pusat PSPPOP menyelenggarakan fungsi:

1. pembinaan melalui pembuatan pedoman dan petunjuk teknis yang menjadi dasar dalam pelaksanaan kegiatan;

2. pelaksanaan melalui pembangunan sekolah, madrasah, PTN, PTKIN, sarana olahraga dan pasar; dan 3. pengawasan melalui monitoring dan evaluasi serta pengawasan pelaksanaan pembangunan.

Gambar 2. 3. Bisnis Proses Pusat PSPPOP

PEMBINAAN

PENGAWASAN PELAKSANAAN

PSP-POP

PEMBINAAN

1. Pedoman

2. Petunjuk Teknis berupa SE

PELAKSANAAN 1. Pembangunan Sekolah 2. Pembangunan Madrasah 3. Pembangunan PTN 4. Pembangunan PTKIN 5. Pembangunan Sarana Olahraga 6. Pembangunan Pasar PENGAWASAN 1. Teknis 2. Pelaksanaan Pembangunan

(17)

Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Pembangunan Sarana dan Prasarana Pasar II-6

Sumber: Pusat PSPPOP, 2019

Berdasarkan tugas dan fungsi serta fungsi pembinaan, pelaksanaan dan pengawasan yang melekat pada PSPPOP maka kebijakan dan strategi PSPPOP dalam mendukung tujuan Direktorat Jenderal Cipta Karya (Ditjen CK) sebagaimana tertuang dalam Rancangan Teknokratik Renstra CK 2020-2024 pada status bulan Desember 2019 dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 2. 1 Kebijakan dan Strategi Pusat PSPPOP

KEBIJAKAN STRATEGI

1. Peningkatan penyelenggaraan sarana prasarana pasar, olahraga, dan pendidikan yang tertib dan andal

a. Melaksanakan verifikasi kerusakan dan uji struktur dalam menentukan penanganan yang tepat sesuai kondisi

b. Fasilitasi perencanaan teknis, rehabilitasi, dan renovasi pembangunan sarana prasarana sesuai dengan UU Bangunan Gedung dan peraturan turunannya c. Memprioritaskan penanganan sekolah dan madrasah pada kondisi bangunan yang

rusak berat, berada di wilayah 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar sesuai Peraturan Presiden Nomor 131/2015)

d. Memprioritaskan penanganan PTN/PTKIN yang termasuk dalam Konstruksi Dalam Pengerjaan serta bukan PTN BH dan PTN BLU

e. Memprioritaskan penanganan Pasar Rakyat yang memiliki kontribusi terhadap perekonomian nasional/regional dan bukan merupakan Pasar Rakyat tipe A, B, C, dan D

2. Penguatan pembinaan teknis penyelenggaraan sarana pasar, olahraga, dan pendidikan

a. Menyusun pedoman terkait penyelenggaraan sarana prasarana pasar, olahraga, dan pendidikan

b. Pemenuhan standar/prototype dan kelengkapan bangunan sesuai peraturan yang disusun oleh K/L terkait

c. Melaksanakan pembinaan teknis IMB dan SLF bersama Direktorat Bina Penataan Bangunan untuk penyelenggaraan sarana prasarana pasar, olahraga, dan pendidikan

Sumber: Rancangan Teknokratik Renstra CK 2020-2024, Desember 2019

2.2 ORGANISASI PELAKSANAAN KEGIATAN

2.2.1 Hubungan Antar Kementerian/Lembaga

Dalam percepatan pembangunan sarana prasarana Pasar Rakyat sesuai dengan arahan dari Presiden, Menteri PUPR berkoordinasi dengan Menteri Keuangan (Menkeu), Menteri Perdagangan (Mendag), dan Menteri Dalam Negeri (Mendagri). Kemudian Menteri PUPR memberi instruksi kepada Direktur Jenderal Cipta Karya (Dirjen CK) dalam pembangunan sarana prasarana tersebut. Ditjen CK berkoordinasi dengan beberapa Dirjen terkait di lingkungan Kemenkeu, Kemendag dan Kemendagri. Sedangkan untuk kepentingan yang lebih teknis mengenai kebutuhan pembangunan Pasar Rakyat yang terkait, Direktur di lingkungan Kemendag, berkoordinasi dengan OPD Kabupaten/Kota bidang perdagangan dan pengelola Pasar Rakyat terkait. Selanjutnya dalam menjalankan pembangunan secara teknis, Dirjen CK memberikan instruksi kepada Kepala Pusat Pengembangan Sarana Prasarana Pendidikan, Olahraga, dan Pasar (Kapus PSPPOP) untuk menugaskan Kepala Satuan Kerja (Kasatker) Pelaksanaan Prasarana Permukiman pada Balai PPW membentuk Tim Teknis yang akan menyelenggarakan pembangunan, rehabilitasi/renovasi pasar, mulai dari persiapan pelaksanaan hingga pemantauan dan evaluasi, serta pelaporan kegiatan. Dalam tahap pembangunannya, Kapus PSPPOP akan berkoordinasi dengan Direktur

(18)

Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Pembangunan Sarana dan Prasarana Pasar II-7 Bina Penataan Bangunan (Direktur BPB) dan Direktur Keterpaduan Infrastruktur Permukiman (Direktur KIP) Kementerian PUPR.

Adapun alur hubungan antar Kementerian dan Lembaga tersebut tergambarkan dalam Diagram Hubungan Antar Kementerian dan Lembaga pada gambar berikut ini.

Gambar 2. 4 Hubungan Antar Kementerian dan Lembaga

Sumber: Tim Penyusun, 2019

PUSAT

Tim Koordinasi

Menkeu, Mendag dan Mendagri Dirjen Terkait di Kemendag, Kemenkeu, dan Kemendagri Direktur Terkait Menteri PUPR Dirjen CK Kapus PSPPOP PRESIDEN Kabalai PPW Kasatker Pelaksanaan Prasarana Permukiman Tim Pelaksana • Tim Analis Kelayakan • Konsultan Perencana • Konsultan Pengawas /

Konsultan MK • Kontraktor OPD Kab. /Kota

Terkait Tim Teknis KAB. /KOTA Pengelola Pasar Garis Koordinasi Garis Komando PPK PROVINSI

(19)

Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Pembangunan Sarana dan Prasarana Pasar II-8

2.2.2 Organisasi dalam Kementerian PUPR

A. Struktur Organisasi Terkait

Kelembagaan dalam Kementerian PUPR meliputi 1. Pusat PSPPOP;

2. Balai Pelaksana Pemilihan Jasa Konstruksi (BP2JK); dan 3. Balai PPW.

Struktur organisasi Pusat PSPPOP telah diatur dalam Permen PUPR No.3 Tahun 2019 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Kementerian Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat. Pusat PSPPOP berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri PUPR melalui Dirjen CK. Pusat PSPPOP mempunyai tugas melaksanakan penyusunan kebijakan teknis, pelaksanaan, dan pembinaan pembangunan sarana prasarana pendidikan, olahraga, dan pasar.

Struktur organisasi BP2JK telah diatur dalam Permen PUPR No.5 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 20/PRT/M/2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Secara struktural, Balai BP2JK yang berlokasi di 34 (tiga puluh empat) Provinsi bertanggung jawab kepada Dirjen Bina Konstruksi. BP2JK mempunyai tugas melaksanakan pelayanan pengadaan barang/jasa konstruksi dan tugas lainnya di bidang pengadaan barang/jasa konstruksi yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal Bina Konstruksi

Struktur organisasi Balai PPW telah diatur dalam Permen PUPR No.5 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 20/PRT/M/2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Secara struktural, Balai PPW yang berlokasi di 34 (tiga puluh empat) Provinsi bertanggung jawab kepada Dirjen CK, namun dalam melaksanakan kegiatan pembangunan sarana prasarana pendidikan, olahraga, dan pasar harus berkoordinasi dengan Pusat PSPPOP. Balai PPW mempunyai tugas melaksanakan perencanaan dan penyiapan teknis, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi pembangunan sarana dan prasarana permukiman, pengelolaan informasi pelaksanaan pembangunan permukiman, penanggulangan pasca bencana, dan fasilitasi serah terima aset. B. Pola Hubungan Antarorganisasi

B.1. Hubungan dalam Pengadaan Barang dan Jasa

Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan (Permenkeu) No.182 Tahun 2017 tentang Pengelolaan Rekening Milik Satuan Kerja Lingkup Kementerian Negara/Lembaga, Kementerian Negara/Lembaga dalam menyelenggarakan

(20)

Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Pembangunan Sarana dan Prasarana Pasar II-9 kegiatan di daerah perlu menetapkan Satuan Kerja (Satker) yang mengelola dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan atau Badan Layanan Umum. Satker ini yang kemudian akan ditunjuk atau ditetapkan oleh Pengguna Anggaran (PA) sebagai Kuasa Pengguna Anggaran (KPA). Dalam struktur Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah, PA dalam hal ini adalah Menteri PUPR perlu menetapkan KPA. Dalam pelaksanaan kegiatan selanjutnya PA juga dapat memberi kewenangan dalam mengambil keputusan dan/ atau melakukan tindakan yang dapat mengakibatkan pengeluaran anggaran belanja negara/anggaran belanja daerah kepada Pejabat Pembuat Komitmen (PPK).

Berdasarkan Keputusan Menteri (Kepmen) PUPR No.1104 Tahun 2018 tentang Pengangkatan Atasan/Atasan Langsung/Pembantu Atasan Langsung Kuasa Pengguna Anggaran/Barang dan Pejabat Perbendaharaan Satuan Kerja di Lingkungan Ditjen CK, Kementerian PUPR, telah diangkat beberapa pejabat terkait penggunaan anggaran.

Pejabat terkait penggunaan anggaran untuk kegiatan pengembangan sarana prasarana pendidikan, olahraga, dan pasar di daerah menurut perannya

1. Atasan Kuasa Pengguna Anggaran/Barang (Atasan KPA/B), yaitu Pejabat Eselon I yang berperan dalam menjamin keberhasilan seluruh program yang ada di bawah koordinasinya dalam rangka tercapainya

outcome yang telah ditetapkan sesuai Renstra Kementerian PUPR.

2. Atasan Langsung Kuasa Pengguna Anggaran/Barang (Atasan Langsung KPA/B), yaitu Pelaksana Program yang berperan dalam menjamin tercapainya output untuk mewujudkan outcome pada satuan kerja di bawah koordinasinya dan bertanggung jawab kepada Penanggung Jawab Program.

3. Kuasa Pengguna Anggaran/Barang (KPA/B) mempunyai tugas dan kewenangan penyelenggaraan kegiatan-kegiatan sesuai Rencana Kerja dan Anggaran yang telah ditetapkan dalam DIPA, melaksanakan penatausahaan, pengamanan administrasi dan fisik Barang Milik Negara, dan mengurus sertifikasi tanah, serta bertanggung jawa kepada Pelaksana Program.

4. Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) yang mempunyai tugas dan kewenangan untuk menandatangani kontrak / Surat Perjanjian Kerja (SPK), bertanggung jawab atas kebenaran material dan akibat yang timbul dari kontrak/SPK tersebut, serta bertanggung jawa kepada KPA/B.

Dalam konteks kegiatan di Pusat PSPPOP di daerah, maka pejabat-pejabat yang dimaksud adalah 1. Atasan KPA/B: Dirjen CK;

2. Atasan Langsung KPA/B: Kabalai (Kabalai) PPW; 3. KPA/B: Satker Pelaksanaan Prasarana Permukiman; dan

(21)

Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Pembangunan Sarana dan Prasarana Pasar II-10

Gambar 2. 5. Struktur Pejabat terkait Penggunaan Anggaran untuk Kegiatan Pengembangan Sarana Prasarana Pendidikan, Olahraga, dan Pasar di Daerah

Sumber: Tim Penyusun, 2019

Dalam pengadaan barang dan jasa di daerah, PPK dibantu oleh BP2JK dalam hal pendampingan perencanaan pengadaan dan persiapan pengadaan. Proses selanjutnya dalam pengadaan barang dan jasa dilakukan oleh BP2JK hingga diterbitkannya Penetapan Surat Penunjukan Penyedia Barang/Jasa (SPPBJ). Peran BP2JK dapat dilihat pada Subbab 2.2.5 dan proses pelibatan BP2JK dalam pengadaan Jasa Konstruksi dapat dilihat pada Subbab 2.5.1.

B.2. Hubungan dalam Pelaksanaan Kegiatan Pengembangan Sarana Prasarana Pendidikan, Olahraga, Dan Pasar Di Daerah

Pola hubungan dalam pengembangan sarana prasarana pendidikan, olahraga, dan pasar di daerah

1. Dalam menjalankan tugas dari Menteri PUPR terkait pengembangan kawasan permukiman melalui pelaksanaan anggaran di daerah, Dirjen CK memberikan tugas kepada dan mendapat laporan dari Kabalai PPW.

2. Dalam menjalankan tugas dari Menteri PUPR terkait pengembangan sarana prasarana pendidikan, olahraga, dan pasar dalam kawasan permukiman melalui pelaksanaan anggaran di daerah, Dirjen CK dan Kapus PSPPOP saling berkoordinasi.

3. Kapus PSPPOP dapat memberikan arahan melalui koordinasi teknis dengan Kabalai PPW serta mendapatkan laporan dari Kabalai PPW.

4. Kabalai PPW selanjutnya memberikan arahan kepada Kepala Seksi (Kasi) Perencanaan untuk menyusun rencana dan menganalisa teknis, mengendalikan pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi pembangunan

MENTERI PUPR Pengguna Anggaran (PA)

DIRJEN CK

Atasan Kuasa Pengguna Anggaran

KABALAI PPW

Atasan Langsung Kuasa Pengguna Anggaran/Barang

KEPALA SATKER PELAKSANAAN PRASARANA PERMUKIMAN Kuasa Pengguna Anggaran/Barang

(22)

Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Pembangunan Sarana dan Prasarana Pasar II-11 sarana dan prasarana terkait, serta memberikan arahan kepada Kepala Seksi (Kasi) Pelaksanaan untuk melaksanakan dan mengendalikan pembangunan sarana dan prasarana terkait.

5. Dalam menjalankan tugas dari Dirjen CK dan arahan dari Kapus PSPPOP, Kabalai PPW menugaskan Satker Pelaksanaan Prasarana Permukiman untuk melaksanakan anggaran kegiatan Pusat PSPPOP di daerah mendapat laporan pelaksanaan anggaran.

6. Kasi Perencanaan dan Kasi Pelaksanaan berkoordinasi dalam pelaksanaan kegiatan dengan dan mendapatkan laporan progress pelaksanaan anggaran dari Satker Pelaksanaan Prasarana Permukiman. 7. Dalam melaksanakan anggaran kegiatan Pusat PSPPOP di daerah, Satker Pelaksanaan Prasarana Permukiman menugaskan PPK untuk melaksanakan pengadaan jasa konstruksi serta mendapatkan laporan progress kegiatan dari PPK.

Hubungan antara Pusat PSPPOP dengan Balai PPW dalam hal pengarahan (secara top down) dan pelaporan (bottom up) dapat dilihat pada gambar berikut ini.

Gambar 2. 6. Pola Pengarahan (Top Down) dan Pelaporan (Bottom Up) dalam Kegiatan Pusat PSPPOP di Daerah

Sumber: Tim Penyusun, 2019

DIRJEN CIPTA KARYA

KA. BALAI PPW

Arahan ke Dirjen CK

Arahan ke Ka. Balai PPW

(Laporan ditembuskan)

KAPUS PSPPOP MENTERI PUPR

Koordinasi Teknis dengan Ka. Balai PPW

KASI PELAKSANAAN KASI PERENCANAAN SATKER PELAKSANAAN PRASARANA PERMUKIMAN Arahan ke Kasi Pelaksanaan PPK PSPPOP

Laporan ke Sakter Pelaksanaan Koordinasi pelaksanaan kegiatan

Arahan ke Satker Pelaksanaan Arahan ke Kapus PSPPOP Laporan ke Menteri PUPR

(Arahan diketahui)

Laporan Hasil Koordinasi Teknis ke Kapus PSPPOP

Laporan ke Dirjen CK

Arahan ke Kasi Perencanaan Laporan Ke Ka. Balai PPW

Laporan Ke Ka. Balai PPW

Laporan Hasil Koordinasi Pelaksanaan

(23)

Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Pembangunan Sarana dan Prasarana Pasar II-12

2.2.3 Tim Teknis Pembangunan, Rehabilitasi/Renovasi

Tim Teknis Pembangunan, Rehabilitasi/Renovasi terdiri dari berbagai unsur para pemangku kepentingan yang terkait dengan pembangunan sarana prasarana Pasar Rakyat, meliputi:

1. unsur dari organisasi dalam Kementerian PUPR; 2. unsur Pemerintah Kab. /Kota; dan

3. pengelola Pasar Rakyat yang akan ditangani.

Berdasarkan keterlibatannya, bila suatu Pasar Rakyat mendapatkan kegiatan pembangunan, rehabilitasi/pembangunan, maka Tim Teknis Pembangunan, Rehabilitasi/Renovasi akan terlibat dalam pengendalian pelaksanaan pembangunan, rehabilitasi/renovasi pasar, mulai dari pengendalian dalam persiapan pelaksanaan hingga pasca konstruksi (serah terima aset/BMN). Namun apabila suatu Pasar Rakyat belum menjadi prioritas, maka peran dari Tim Teknis Pembangunan, Rehabilitasi/Renovasi hanya dalam hal pengendalian dalam persiapan pelaksanaan, seperti pada saat survey, dan perencanaan.

Tabel 2. 2 Tim Teknis Pembangunan, Rehabilitasi/Renovasi Pasar

PASAR RAKYAT MENURUT

PENGELOLAAN ANGGOTA TIM TEKNIS

Pasar Rakyat Kabupaten/Kota 1. Balai PPW

2. OPD Kabupaten/Kota bidang perdagangan 3. OPD Kabupaten/Kota bidang pekerjaan umum 4. OPD Kabupaten/Kota bidang pengelolaan aset 5. Pengelola Pasar Rakyat

Sumber: Tim Penyusun, 2019

2.2.4 Tim Pelaksana Pembangunan, Rehabilitasi/Renovasi

Tim Pelaksana Pembangunan, Rehabilitasi/Renovasi Pasar Rakyat terdiri dari tim analisis kelayakan yang menjadi bagian kegiatan swakelola Balai PPW, serta penyedia jasa yang dilibatkan dalam pelaksanaan konstruksi.

Tim pelaksana pembangunan, rehabilitasi/renovasi Pasar Rakyat 1. Tim Analis Kelayakan termasuk di dalamnya Pengkaji Teknis.

Tim Analis Kelayakan (termasuk di dalamnya Pengkaji Teknis) bertugas untuk melaksanakan survei, identifikasi kerusakan bangunan pasar, serta analisis kelayakan usulan pembangunan, rehabilitasi/renovasi Pasar Rakyat.

2. Konsultan Perencana.

Konsultan Perencana bertugas untuk melaksanakan perencanaan dan membuat DED dan dokumen lelang, dengan mengacu kepada hasil identifikasi kebutuhan pembangunan baru ataupun kerusakan yang telah dilakukan.

3. Konsultan MK / Konsultan Pengawas

Konsultan MK / Konsultan Pengawas bertugas melaksanakan kegiatan supervisi teknis/manajemen konstruksi pada kegiatan pembangunan, rehabilitasi/renovasi Pasar Rakyat sesuai dengan

(24)

Undang-Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Pembangunan Sarana dan Prasarana Pasar II-13 undang Bangunan Gedung, Undang-undang Jasa Konstruksi beserta turunannya.

4. Kontraktor

Kontraktor bertugas melaksanakan pembangunan fisik pembangunan, rehabilitasi/renovasi Pasar Rakyat sesuai dengan Undang-undang Bangunan Gedung, Undang-undang Jasa Konstruksi beserta turunannya.

2.2.5 Peran Pemangku Kepentingan

Pembangunan, rehabilitasi/renovasi Pasar Rakyat melibatkan berbagai pemangku kepentingan baik yang berada di tingkat pusat, provinsi, maupun kabupaten/kota. Secara rinci peran dari masing-masing pihak tersebut dalam kegiatan tersebut dapat dilihat pada skema berikut ini

Gambar 2. 7 Keterkaitan Antar Pemangku Kepentingan dalam Kegiatan Pembangunan, Rehabilitasi/Renovasi Pasar Rakyat

Sumber: Tim Penyusun, 2019

Secara lebih jelas, keterkaitan antar pemangku kepentingan dalam kegiatan pembangunan, rehabilitasi/renovasi Pasar Rakyat dapat dilihat pada tabel berikut ini.

TINGKAT PROVINSI/KAB. /KOTA TINGKAT PUSAT Kementerian PUPR bersama Kemendag • Ditjen CK • Pusat

PSPPOP • Konsultan Pengawas /

Konsultan MK • Kontraktor Menetapkan Pasar

Rakyat yang perlu ditangani

Mengendalikan pembangunan, rehabilitasi/renovasi

Koordinasi pada tahap pembangunan, rehabilitasi/renovasi; tahap monitoring, evaluasi dan pelaporan kegiatan

Pengelola Pasar Rakyat Alt. 1 Konsultan Perencana Ti m P el ak sa na B al ai P PW Tim Analis Kelayakan • OPD bidang perdagangan • OPD bidang

pekerjaan umum Mengendalikan kegiatan perencanaan Membina pembangunan, rehabilitasi/ renovasi Tim Pelaksana Daerah Tim Pembina Tim Pengendali Kabupaten/kota Alt. 2 Konsultan Perencana Tim Pengendali Provinsi Memverifikasi Pasar Rakyat sebagai dasar perencanaan Menghasilkan rencana teknis sebagai dasar pelaksanaan konstruksi

• Balai PPW Provinsi • BP2JK

(25)

Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Pembangunan Sarana dan Prasarana Pasar II-14

Tabel 2. 3 Peran dan Bentuk Keterlibatan Kepentingan dalam Pembangunan, Rehabilitasi/Renovasi Pasar

PEMANGKU KEPENTINGAN PERAN BENTUK KETERLIBATAN TUGAS WEWENANG

TINGKAT PUSAT

Kemendag Memberikan masukan terkait Pasar Rakyat yang perlu ditangani, berikut kriteria yang ditangani

Koordinasi dengan K/L terkait perihal

kriteria dan usulan lokasi Pasar Rakyat Melaksanakan pembinaan kegiatan pembangunan sarana prasarana Pasar Rakyat

1. Melakukan pemantauan dan evaluasi pembangunan, rehabilitasi/renovasi sarana prasarana Pasar Rakyat. 2. Memfasilitasi dan mengkoordinasikan

OPD terkait di daerah. Ditjen CK, Kementerian PUPR Membina kegiatan pembangunan,

rehabilitasi/renovasi Pasar Rakyat Mendorong dan mengarahkan pelaksanaan kegiatan pembangunan, rehabilitasi/renovasi sarana prasarana Pasar Rakyat

1. Menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan

pembangunan, rehabilitasi/renovasi Pasar Rakyat.

2. Memonitoring dan mengevaluasi pelaksanaan kegiatan

pembangunan, rehabilitasi/renovasi Pasar Rakyat.

1. Melakukan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan

pembangunan, rehabilitasi/renovasi Pasar Rakyat.

2. Memfasilitasi dan mengkoordinasikan penyelenggara kegiatan pembangunan, rehabilitasi/renovasi Pasar Rakyat di pusat dan di daerah.

Pusat PSPPOP, Kementerian

PUPR Membina kegiatan pembangunan, rehabilitasi/renovasi Pasar Rakyat 1. Memberikan pendampingan teknis pelaksanaan pembangunan, rehabilitasi/renovasi Pasar Rakyat. 2. Menyediakan pedoman

Pembangunan Sarana Prasarana Pasar Rakyat(KAK, Pedoman).

1. Melaksanakan pembinaan kegiatan pembangunan,

rehabilitasi/renovasi Pasar Rakyat. 2. Menyusun pedoman rencana

pembangunan sarana prasarana Pasar Rakyat.

3. Melakukan pemantauan dan evaluasi kegiatan pembangunan, rehabilitasi/renovasi Pasar Rakyat.

1. Mensosialisasikan kegiatan pembangunan, rehabilitasi/renovasi Pasar Rakyat.

2. Melakukan verifikasi dan

rekomendasi tindak lanjut terhadap hasil survey dan identifikasi kerusakan yang dilakukan oleh Tim Analis Kelayakan.

3. Memfasilitasi dan mengkoordinasikan kegiatan dengan pemangku kepentingan.

4. Merumuskan mekanisme teknis pelaksanaan kegiatan pembangunan, rehabilitasi/renovasi Pasar Rakyat. TINGKAT PROVINSI/KAB./KOTA

Balai PPW Mengendalikan pembangunan,

rehabilitasi/renovasi Pasar Rakyat 1. Melakukan tertib administrasi selama proses kegiatan pembangunan, rehabilitasi/renovasi Pasar Rakyat. 2. Menyiapkan tim analis kelayakan

(termasuk Pengkaji Teknis di dalamnya).

3. Melaksanakan pengadaan penyedia jasa, meliputi:

• Konsultan Perencana jika tidak dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten/Kota atau membutuhkan perpanjangan

1. Melaksanakan konsolidasi pada tingkat provinsi.

2. Melaksanakan pendampingan dan pengendalian selama kegiatan pembangunan,

rehabilitasi/renovasi Pasar Rakyat. 3. Melakukan pemantauan dan

evaluasi pembangunan,

rehabilitasi/renovasi Pasar Rakyat.

1. Melaksanakan koordinasi kegiatan dengan pemangku kepentingan di provinsi/Kab. /kota.

2. Memonitor pelaksanaan kegiatan secara keseluruhan di provinsi.

3. Mengikuti kegiatan pelatihan terkait pelaksanaan kegiatan.

(26)

Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Pembangunan Sarana dan Prasarana Pasar II-15

PEMANGKU KEPENTINGAN PERAN BENTUK KETERLIBATAN TUGAS WEWENANG

jasa konsultan perencana sebelumnya;

• Konsultan MK / Konsultan Pengawas; dan

• Kontraktor.

4. Berperan aktif dalam tim teknis. BP2JK Mengendalikan proses pengadaan

jasa konstruksi dalam

pembangunan, rehabilitasi/renovasi Pasar Rakyat

1. Melaksanakan pendampingan dalam perencanaan pengadaan dan persiapan pengadaan

2. Melaksanakan proses pemilihan penyedia jasa konstruksi hingga diterbitkannya SPPBJ

1. Mendampingi PPK dalam perencanaan pengadaan dan persiapan pengadaan

2. Melaksanakan proses pemilihan penyedia jasa konstruksi

3. Meneliti hasil penetapan pemenang oleh PA

1. Melaksanakan koordinasi kegiatan dengan pemangku kepentingan di provinsi/Kab. /kota.

2. Memonitor pelaksanaan pengadaan Jasa Konstruksi hingga diterbitkannya SPPBJ

Tim Teknis Mengendalikan pembangunan, rehabilitasi/renovasi

1. Mengkoordinasikan pembangunan, rehabilitasi/renovasi Pasar Rakyat dengan pemangku kepentingan lainnya.

2. Melakukan pendampingan terhadap pembangunan, rehabilitasi/renovasi Pasar Rakyat, meliputi tahap:

• persiapan (Survey & identifikasi kerusakan);

• perencanaan konstruksi; • pelaksanaan konstruksi; • pengawasan konstruksi; dan • pasca Konstruksi.

1. Mendorong pembangunan, rehabilitasi/renovasi Pasar Rakyat berjalan dengan baik.

2. Memberikan arahan dan masukan kepada Tim Pengkaji Teknis dalam tahap persiapan (survei dan identifikasi kerusakan).

3. Memantau progress pelaksanaan konstruksi yang dilakukan oleh Kontraktor dan pengawasan oleh Konsultan MK / Konsultan Pengawas 4. Melakukan koordinasi dalam proses

serah terima asset dengan daerah.

1. Mendorong keterlibatan pemangku kepentingan terkait lainnya untuk terlibat aktif dalam memantau proses pembangunan, rehabilitasi/renovasi Pasar Rakyat.

2. Merekomendasikan strategi tertentu yang diperlukan guna memastikan pelaksanaan kegiatan berjalan sesuai dengan waktu.

OPD kabupaten/kota bidang

perdagangan Mendukung pengendalian kegiatan pembangunan, rehabilitasi/renovasi Pasar Rakyat

1. Melakukan tertib administrasi selama proses perencanaan konstruksi. 2. Memfasilitasi perencanaan

konstruksi oleh penyedia jasa (konsultan perencana). 3. Berperan aktif dalam tim teknis.

1. Melaksanakan pendampingan dan pengendalian selama kegiatan perencanaan konstruksi.

2. Melakukan koordinasi dengan Balai PPW dalam pemantauan dan evaluasi kegiatan pembangunan, rehabilitasi/renovasi Pasar Rakyat

1. Menyiapkan dokumen pendukung pelaksanaan kegiatan pembangunan, rehabilitasi/renovasi Pasar Rakyat. 2. Memonitor pelaksanaan kegiatan

perencanaan konstruksi.

3. Mengikuti pelatihan dalam pengadaan penyedia jasa perencana konstruksi. OPD Kabupaten/Kota bidang

pekerjaan umum Mendukung pengendalian kegiatan pembangunan, rehabilitasi/renovasi Pasar Rakyat

1. Melakukan koordinasi dengan OPD Kabupaten/Kota bidang perdagangan dalam hal dilakukan fasilitasi perencanaan konstruksi. 2. Berperan aktif dalam tim teknis

1. Melaksanakan pendampingan dan pengendalian selama kegiatan perencanaan konstruksi.

2. Melakukan koordinasi dengan Balai PPW dalam pemantauan dan evaluasi kegiatan pembangunan, rehabilitasi/renovasi Pasar Rakyat.

1. Menyiapkan dokumen pendukung pelaksanaan kegiatan pembangunan, rehabilitasi/renovasi Pasar Rakyat.

2. Memberikan rekomendasi teknis terkait fasilitasi perencanaan konstruksi.

(27)

Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Pembangunan Sarana dan Prasarana Pasar II-16

PEMANGKU KEPENTINGAN PERAN BENTUK KETERLIBATAN TUGAS WEWENANG

• Tim Swakelola dari Balai PPW

• Penyedia jasa dari Balai PPW dan/atau dari Pemerintah Kabupaten/Kota

Terlibat aktif sebagai pelaksana dalam pembangunan,

rehabilitasi/renovasi Pasar Rakyat.

1. Melaksanakan identifikasi dan verifikasi lapangan terhadap arahan pembangunan, rehabilitasi/renovasi Pasar Rakyat dari Presiden 2. Merencanakan dan membuat DED. 3. Supervisi teknis kegiatan

pembangunan, rehabilitasi/renovasi Pasar Rakyat.

4. Melaksanakan pembangunan fisik pembangunan, rehabilitasi/renovasi Pasar Rakyat.

1. Melaksanakan kegiatan dalam pembangunan, rehabilitasi/renovasi Pasar Rakyat sesuai kontrak. 2. Berkoordinasi aktif dengan Tim

Teknis dalam penyelesaian pekerjaan.

3. Menyelesaikan pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.

1. Melaksanakan strategi percepatan penyelesaian pekerjaan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

2. Mendapatkan fasilitasi, bantuan, dan pendampingan dari Tim Teknis dan pemangku kepentingan terkait lainnya.

(28)

Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Pembangunan Sarana dan Prasarana Pasar II-17

2.3. KRITERIA PENANGANAN SARANA PRASARANA PASAR RAKYAT

Readiness Criteria yang perlu dipenuhi dalam penentuan sarana prasarana Pasar Rakyat yang akan dibangun,

direhabilitasi/direnovasi oleh Kementerian PUPR mengacu pada Perpres No.43 Tahun 2019 tentang Pembangunan, Rehabilitasi/Renovasi Pasar Rakyat, Prasarana Perguruan Tinggi, Perguruan Tinggi Keagamaan Islam, dan Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, yaitu:

1. diprioritaskan yang memiliki kontribusi terhadap perekonomian nasional/ regional;

2. di atas tanah yang merupakan barang milik daerah atau dalam kewenangan pengelolaan pemerintah daerah;

3. tidak dalam status sengketa atau kasus hukum;

4. tidak sedang diusulkan atau didanai dari sumber pendanaan Dana Alokasi Khusus, anggaran pendapatan dan belanja daerah, atau sumber lainnya;

5. bukan merupakan Pasar Rakyat tipe A, tipe B, tipe C, dan tipe D sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;

6. dikelola oleh dinas dan/atau unit/kelembagaan yang membidangi urusan pasar; dan

7. pemerintah daerah bersedia melakukan penyusunan analisis mengenai dampak lingkungan dan analisis mengenai dampak lalu lintas serta mempermudah proses perizinan dan bersedia menerima aset 8. diprioritaskan pada lokasi Pasar Rakyat Pasca Bencana (Kebakaran/Gempa/Tsunami/Bencana Alam

Lainnya)

2.4. LINGKUP PEMBANGUNAN, REHABILITASI/RENOVASI PASAR RAKYAT

2.4.1. Lingkup Identifikasi dan Verifikasi

Identifikasi dan verifikasi dilakukan pada tahap persiapan, dengan mengidentifikasi dan memverifikasi pemenuhan

readiness criteria Pasar Rakyat yang akan ditangani. Identifikasi dan verifikasi dilakukan melalui analisis kelayakan. Analisis kelayakan dilakukan dengan melakukan verifikasi dokumen, analisis teknis, sosial, ekonomi, hukum, dan kelembagaan.

A. Verifikasi Dokumen

Verifikasi dokumen dilakukan terhadap dokumen yang sebelumnya harus disiapkan oleh pengelola Pasar Rakyat, yaitu

1. dokumen pendukung yang pernah disusun (masterplan dan FS);

2. DED berbasis Bangunan Gedung Hijau (BGH) melalui penyedia jasa perencanaan konstruksi; 3. sertifikat lahan;

4. dokumen AMDAL/ANDALALIN; 5. dokumen IMB lama;

(29)

Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Pembangunan Sarana dan Prasarana Pasar II-18 7. surat pernyataan siap menerima hibah;

8. laporan inkrah untuk bangunan Pasar Rakyat sedang tidak dalam sengketa;

9. rencana penyediaan Pasar Rakyat sementara untuk kegiatan perdagangan selama rehabilitasi/renovasi Pasar Rakyat;

10. daftar perdagangan eksisting yang akan ditampung dalam Pasar Rakyat yang akan dibangun, direhabilitasi/direnovasi; dan

11. rencana pembentukan BUMD yang akan mengelola Pasar Rakyat hasil pembangunan, rehabilitasi/renovasi

B. Analisis Teknis

Analisis teknis dalam pembangunan, rehabilitasi/renovasi Pasar Rakyat terdiri atas analisis teknis untuk pembangunan baru dan analisis teknis untuk rehabilitasi/renovasi bangunan lama. Analisis teknis pada pembangunan baru hanya mencakup analisis lokasi. Sementara analisis teknis pada rehabilitasi/renovasi bangunan lama sesuai kondisi eksisting meliputi:

1. analisis lokasi;

2. tata ruang luar bangunan; 3. struktur bangunan; 4. utilitas bangunan;

5. fasilitas kelengkapan Pasar Rakyat, dan 6. tata ruang dalam bangunan

B.1. Analisis Lokasi Komponen analisis meliputi:

1. kemudahan akses untuk mengidentifikasi kemudahan akses menuju lokasi dari sisi ketersediaan jalan akses dan/atau dukungan transportasi umum;

2. keamanan dari banjir/longsor untuk mengidentifikasi keamanan lokasi aman dari bahaya banjir/longsor; dan

3. ancaman limbah kimia untuk mengidentifikasi lokasi tidak terletak pada bekas tempat pembuangan sampah atau bekas pabrik kimia.

Analisis lokasi dilakukan untuk mengidentifikasi kemudahan, keamanan, dan ancaman lokasi Pasar Rakyat yang akan dibangun, direhabilitasi/direnovasi, berdasarkan kesesuaian lokasi dengan persyaratan teknis pasar, sebagaimana yang tertuang pada SNI 8152 Tahun 2015 tentang Pasar Rakyat

B.2. Analisis Tata Ruang Luar Bangunan Komponen analisis meliputi:

1. tampilan façade untuk mengidentifikasi penggunaan langgam arsitektur lokal; 2. penataan dan kapasitas lahan parkir untuk mengidentifikasi tingkat pelayanan parkir;

(30)

Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Pembangunan Sarana dan Prasarana Pasar II-19 3. penataan PKL untuk mengidentifikasi pengaturan PKL sehingga tidak mengganggu aktivitas utama

perdagangan;

4. keramaian lalu lintas untuk mengidentifikasi kelancaran lalu lintas di sekitar yang dapat mengganggu aktivitas utama perdagangan;

5. jalur masuk dan keluar parkir pengunjung untuk mengidentifikasi arus keluar masuk kendaraan yang dapat mengganggu aktivitas utama perdagangan; dan

6. penghijauan untuk mengidentifikasi ketersediaan ruang terbuka hijau yang dapat meningkatkan kenyamanan dalam beraktivitas dalam pasar.

Analisis dilakukan dengan mengidentifikasi kesesuaian kondisi tata ruang luar Pasar Rakyat eksisting dengan persyaratan teknis pasar, sebagaimana yang tertuang pada SNI 8152 Tahun 2015 tentang Pasar Rakyat. B.3. Analisis Struktur Bangunan

Analisis struktur bangunan dilakukan untuk mengidentifikasi tingkat kerusakan dari bangunan berdasarkan kesesuaian antara struktur bangunan eksisting dengan standar teknis yang berlaku. Analisis struktur bangunan yang dilakukan mengikuti ketentuan pengkajian teknis bangunan sebagaimana tertuang dalam Permen PUPR No.11 Tahun 2018 tentang Tim Ahli Bangunan Gedung, Pengkaji Teknis, dan Penilik Bangunan.

Analisis sistem struktur bangunan yang dilakukan meliputi 1. fondasi;

2. kolom; 3. balok; 4. pelat lantai; 5. rangka atap; dan 6. dinding inti.

B.4. Analisis Utilitas Bangunan Komponen analisis meliputi:

1. air bersih untuk mengidentifikasi ketersediaan pelayanan air bersih bagi seluruh pengguna pasar, termasuk di dalamnya penyediaan bak reservoir (jika dibutuhkan);

2. pengelolaan sampah untuk mengidentifikasi ketersediaan pengelolaan sampah berdasarkan 3R (Reduce, Reuse, dan Recycle);

3. drainase untuk mengidentifikasi koneksitas saluran drainase dalam Pasar Rakyat dengan lingkungan sekitarnya, serta kemudahan dibersihkan;

4. IPAL untuk mengidentifikasi ketersediaan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) yang memadai; 5. sistem pencahayaan untuk mengidentifikasi sistem pencahayaan yang dimiliki serta kemampuan

pelayanan umum, sekitar tangga, serta areal toilet dan kamar mandi;

6. sirkulasi udara untuk mengidentifikasi ketersediaan ventilasi alami atau buatan sesuai dengan fungsinya; dan

(31)

Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Pembangunan Sarana dan Prasarana Pasar II-20 7. tabung pemadam kebakaran untuk mengidentifikasi ketersediaan tabung pemadam kebakaran yang

memadai (jumlah dan keterjangkauannya).

Analisis utilitas dilakukan dengan mengidentifikasi kesesuaian antara utilitas eksisting dengan persyaratan teknis pasar, sebagaimana yang tertuang pada SNI 8152 Tahun 2015 tentang Pasar Rakyat.

B.5. Analisis Fasilitas Kelengkapan Pasar Komponen analisis meliputi:

1. kantor pengelola untuk mengidentifikasi ketersediaan dan kemudahan akses oleh pengunjung maupun pedagang;

2. pos keamanan untuk mengidentifikasi ketersediaan dan nilai strategis lokasi agar dapat mengawasi dan dapat menjangkau seluruh bagian Pasar Rakyat secara cepat;

3. pos kesehatan untuk mengidentifikasi ketersediaan dan kemampuan pelayanan dalam menanggulangi keadaan darurat, minimal Pertolongan Pertama pada Kecelakaan (P3K);

4. toilet untuk mengidentifikasi ketersediaan dan kemampuan pelayanan bagi laki-laki dan perempuan secara terpisah;

5. ruang peribadatan untuk mengidentifikasi ketersediaan dan pelayanan bagi kegiatan ibadah; 6. ruang bersama untuk mengidentifikasi ketersediaan dan pelayanan bagi kegiatan komunitas pasar; 7. ruang menyusui untuk mengidentifikasi ketersediaan dan pelayanan bagi ibu menyusui secara nyaman; 8. ruang desinfektan untuk mengidentifikasi ketersediaan dan pelayanan bagi pembersihan sarana

pengangkutan dan peralatan yang digunakan;

9. ruang bongkar muat untuk mengidentifikasi ketersediaan dan pelayanan bagi bongkar muat dagangan yang tidak menyatu dengan tempat parkir pengunjung;

10. pos ukur dan sidang tera untuk mengidentifikasi ketersediaan dan pelayanan bagi pengukuran dan sidang tera; dan

11. ruang merokok untuk mengidentifikasi ketersediaan dan pelayanan khusus bagi orang yang merokok. Analisis dilakukan dengan mengidentifikasi kesesuaian kondisi fasilitas kelengkapan Pasar Rakyat eksisting dengan persyaratan teknis pasar, sebagaimana yang tertuang pada SNI 8152 Tahun 2015 tentang Pasar Rakyat. B.6. Analisis Tata Ruang Dalam Bangunan

Komponen analisis meliputi:

1. zonasi untuk mengidentifikasi pembagian zonasi bahan pangan basah, bahan pangan kering, siap saji, non pangan, dan tempat pemotongan unggas hidup;

2. aksesibilitas antarruang untuk mengidentifikasi penghubung Antarruang seperti koridor, selasar, ramp, dan sejenisnya dalam memberikan kemudahan sirkulasi bagi pedagang, pembeli, termasuk penyandang Disabilitas dalam melakukan transaksi, serta bagi keluar masuk barang dari area bongkar muat ke toko/kos/jongko.

(32)

Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Pembangunan Sarana dan Prasarana Pasar II-21 3. aksesibilitas antarlantai untuk mengidentifikasi hubungan antarlantai pada bangunan Pasar Rakyat 2

lantai ke atas; dan

4. papan petunjuk informasi arah dan zonasi untuk mengidentifikasi ketersediaan papa nama yang menunjukkan arah dan zonasi Pasar Rakyat.

Analisis dilakukan dengan mengidentifikasi kesesuaian kondisi tata ruang dalam Pasar Rakyat eksisting dengan persyaratan teknis pasar, sebagaimana yang tertuang pada SNI 8152 Tahun 2015 tentang Pasar Rakyat. C. Analisis Sosial

Analisis sosial dilakukan untuk mengidentifikasi dampak pembangunan, rehabilitasi/renovasi Pasar Rakyat bagi kehidupan masyarakat, yang dinilai dari:

1. dampak Pasar Rakyat terhadap masyarakat sekitar; 2. persepsi pembeli/konsumen terhadap pelayanan pasar; dan

3. respon masyarakat/pedagang terhadap rencana pembangun, rehabilitasi/renovasi pasar. D. Analisis Ekonomi

Analisis ekonomi dilakukan untuk mengidentifikasi kontribusi pembangunan, rehabilitasi/renovasi Pasar Rakyat bagi perekonomian masyarakat dan wilayah, yang dinilai dari:

1. trend pendapatan pedagang basah dan trend pendapatan pedagang kering; 2. kontribusi pasar terhadap peningkatan ekonomi daerah; dan

3. tingkat kemampuan pengelolaan pasar oleh pemerintah kabupaten/kota. E. Analisis Hukum

Analisis hukum dilakukan untuk mengidentifikasi kepatuhan hukum dalam pembangunan, rehabilitasi/renovasi Pasar Rakyat, yang dinilai dari kepatuhan terhadap:

1. regulasi terkait pengelolaan pasar;

2. peraturan dan persyaratan teknis bangunan gedung negara; F. Analisis Kelembagaan

Analisis kelembagaan dilakukan untuk mengidentifikasi kapasitas kelembagaan Pasar Rakyat, yang dinilai dari: 1. struktur pengelola;

2. jumlah pengelola; 3. kantor pengelola; 4. prosedur kerja (SOP);

5. program pengembangan dan aktivitas pasar; dan 6. program pemberdayaan komunitas pasar.

2.4.2. Lingkup Kegiatan dalam Pembangunan, Rehabilitasi/Renovasi

Lingkup kegiatan dalam penanganan Pasar Rakyat berdasarkan hasil analisis kelayakan dan dilakukan hingga tuntas, sampai dengan Pasar Rakyat dapat dimanfaatkan oleh masyarakat.

(33)

Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Pembangunan Sarana dan Prasarana Pasar II-22 1. Pembangunan Pasar Rakyat baru dengan lingkup

a. memenuhi spesifikasi komponen bangunan gedung negara dan persyaratan Pasar Rakyat sesuai dengan ketentuan yang berlaku

b. menerapkan ketentuan Bangunan Gedung Hijau (BGH). 2. Rehabilitasi/renovasi Pasar Rakyat

Permen PU No.24 Tahun 2008 tentang Pedoman Pemeliharaan dan Perawatan Bangunan Gedung telah menjelaskan pengertian rehabilitasi dan renovasi.

a. Rehabilitasi adalah memperbaiki bangunan yang telah rusak sebagian dengan maksud menggunakan sesuai dengan fungsi tertentu yang tetap, baik arsitektur maupun struktur bangunan gedung tetap dipertahankan seperti semula, sedang utilitas dapat berubah.

b. Renovasi adalah memperbaiki bangunan yang telah rusak berat sebagian dengan maksud menggunakan sesuai fungsi tertentu yang dapat tetap atau berubah, baik arsitektur, struktur maupun utilitas bangunannya

Berdasarkan pengertian di atas, maka rehabilitasi atau renovasi dilakukan berdasarkan hasil analisis teknis bangunan dan disesuaikan dengan kebutuhan persyaratan teknis Pasar Rakyat sebagaimana diatur dalam SNI 8152 Tahun 2015 tentang Pasar Rakyat.

Rehabilitasi/renovasi Pasar Rakyat yang dilakukan a. Perbaikan Arsitektur

Perbaikan terkait penampilan bangunan termasuk di dalamnya hubungan horizontal dan hubungan vertikal. Bentuk dari perbaikan arsitektur diantaranya:

• menambal retak-retak pada tembok;

• memperbaiki pintu-pintu, jendela-jendela, mengganti kaca, dan lain-lain; • merapikan penempatan kabel listrik;

• memplester kembali dinding-dinding; • memperbaiki penutup atap yang bocor; • memperbaiki panel plafon yang retak/lepas; • mengganti penutup lantai; atau

• mengecat ulang. b. Perbaikan Struktur

Perbaikan terkait kerusakan struktur bangunan, diantaranya:

• melakukan injeksi atau suntik grouting di bawah fondasi telapak bangunan;

• membongkar fondasi awal beserta struktur bangunan yang terkait, lalu membangunnya kembali;

(34)

Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Pembangunan Sarana dan Prasarana Pasar II-23 • menambah jaringan tulangan pada dinding pemikul, balok, maupun kolom yang

mengalami retak besar; atau • memperbaiki rangka atap. c. Perkuatan (Strengthening)

Memperkuat struktur bangunan dibandingkan dengan kekuatan semula, diantaranya:

• menambah daya tahan terhadap beban lateral dengan jalan menambah dinding, menambah kolom, dan lain-lain;

• menjadikan bangunan sebagai satu kesatuan dengan mengikat semua unsur penahan beban satu dengan lainnya; atau

• menghilangkan sumber-sumber kelemahan atau yang menyebabkan terjadinya konsentrasi tegangan di bagian tertentu (Contoh: penyebaran letak kolom / dinding yang tidak simetris).

d. Pembangunan baru fasilitas Pasar Rakyat

Membangun fasilitas Pasar Rakyat yang belum ada sesuai kebutuhan, dengan tetap mengacu pada persyaratan teknis Pasar Rakyat serta diarahkan untuk menerapkan ketentuan BGH. 3. Pembinaan Teknis berupa Pemenuhan Dokumen Izin Mendirikan Bangunan (IMB) dan Sertifikat Laik

Fungsi (SLF)

Pemenuhan dokumen IMB dan SLF untuk setiap Pasar Rakyat dilakukan untuk menjaga kaidah tertib bangunan gedung bagi setiap bangunan yang dibangun, direhabilitasi/direnovasi oleh Kementerian PUPR. Dalam konteks pembangunan, rehabilitasi/renovasi Pasar Rakyat ini, pemenuhan dokumen IMB disiapkan oleh pengelola Pasar Rakyat dibantu oleh Konsultan Perencana yang menyiapkan dokumen Rencana Teknis. Sementara pemenuhan dokumen SLF disiapkan dan diurus oleh pihak pengelola Pasar Rakyat dengan dibantu oleh Konsultan MK / Konsultan Pengawas yang menyediakan seluruh dokumen administratif dan teknis pendukung hasil pelaksanaan konstruksi.

2.4.3. Lingkup Komponen dalam Pembangunan, Rehabilitasi/Renovasi

Pembangunan, rehabilitasi/renovasi Pasar Rakyat dilakukan sesuai kebutuhan dalam perencanaan, mengacu pada persyaratan teknis yang tertuang dalam SNI 8152 Tahun 2015 tentang Pasar Rakyat, sebagaimana dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 2. 4. Persyaratan Teknis Pasar Rakyat

No Kriteria Tipe I Tipe II Tipe III Tipe IV

1. Jumlah Pedagang Terdaftar

> 750 orang 501 – 750 orang 250 – 500 orang < 250 orang 2. Ukuran Luas ruang

dagang

Min. 2 m2 Min. 2 m2 Min. 2 m2 Min. 1 m2

Gambar

Gambar 2. 1 Pentahapan Pembangunan RPJPN 2005-2025  Sumber: Bappenas, 2010
Gambar 2. 3. Bisnis Proses Pusat PSPPOP PEMBINAAN
Tabel 2. 1 Kebijakan dan Strategi Pusat PSPPOP
Gambar 2. 4 Hubungan Antar Kementerian dan Lembaga  Sumber: Tim Penyusun, 2019
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dengan ini diberitahukan bahwa setelah diadakan penelitian oleh Pejabat Pengadaan Barang/Jasa Konstruksi Kegiatan Penyediaan Prasarana dan Sarana Air Bersih Bidang Perumahan

LULUS EVALUASI PENAWARAN , untuk itu diminta Saudara menghadiri Pembuktian Kualifikasi paket pekerjaan Pembangunan Sarana dan Prasarana Distrik Kembu Tahap I , yang akan

Setelah melakukan evaluasi Penawaran untuk paket Konsultan Perencanaan Pembangunan/Rehabilitasi Berat Prasarana dan Sarana Dasar Lingkungan Permukiman Tersebar di

Jatiuwung Kota Tangerang, selaku instansi pemerintah yang sekaligus memiliki kewenangan mengawasi pelaksanaan kegiatan pembangunan sarana dan prasarana rumah sederhana

Berdasarkan permasalahan yang ada ini, tujuan dari penelitian ini adalah: Untuk mengetahui proses pembangunan sarana prasarana lingkungan sebagai wujud pelak- sanaan

Sedangkan kinerja Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta dalam mengelola sarana dan prasarana pasar tradisional adalah hasil dari seluruh rangkaian kegiatan maupun program

Sedangkan kinerja Dinas Pengelolaan Pasar Kota Surakarta dalam mengelola sarana dan prasarana pasar tradisional adalah hasil dari seluruh rangkaian kegiatan maupun program

a) Mengupayakan renovasi dan atau pembangunan gedung baru untuk melengkapi sarana dan prasarana yang memadai seperti ruang perkuliahan, perpustakaan, laboratorium,