• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengendalian Progress Fisik melalui Kontrak Kritis

BAB IV KETENTUAN PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN

KASATKER PELAKSANAAN PRASARANA PERMUKIMAN

D. Pengendalian Progress Fisik melalui Kontrak Kritis

Berdasarkan Permen PUPR No.7 Tahun 2019 tentang Standar dan Pedoman Pengadaan Jasa Konstruksi Melalui Penyedia, kategori kontrak kritis adalah:

DIRJEN CK c.q. Unit Kerja Kompetensi &

Unit Pembina Program KASATKER PELAKSANAAN PRASARANA PERMUKIMAN PPK KABALAI PPW Mulai Monitoring Pemantauan Kemajuan Pekerjaan Evaluasi Penyerapan Keuangan Rendah:

• Deviasi >10% Rencana dari Realisasi

• Deviasi Progress Fisik >20% dari Realisasi Keuangan

• Penyerapan 0 (>1 bulan setelah Kontrak)

Surat Peringatan Keterlambatan Pengajuan Termin Kepada

Penyedia Jasa Penyerapan Evaluasi penyerapan keuangan rendah disebabkan keterlambatan fisik akibat kelalaian penyedia jasa

Mekanisme Penanganan Kontrak Kritis

Laporan Hasil Evaluasi Penyerapan Rendah

Laporan

Laporan Kegiatan yang masuk Kontrak Kritis

Laporan Hasil Evaluasi Penyerapan Rendah

Tembusan

Laporan Kegiatan yang masuk Kontrak Kritis

Laporan Kepada Dirjen CK Tembusan kepada Unit Kerja Kompetensi dan Unit Pembina Program

Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Pembangunan Sarana dan Prasarana Pasar IV-12 1) dalam periode I (rencana fisik pelaksanaan 0% – 70% dari kontrak), selisih keterlambatan antara realisasi

fisik pelaksanaan dengan rencana pelaksanaan lebih besar 10%;

2) dalam periode II (rencana fisik pelaksanaan 70% - 100% dari kontrak), selisih keterlambatan antara realisasi fisik pelaksanaan dengan rencana pelaksanaan lebih besar 5%; atau

3) dalam periode II (rencana fisik pelaksanaan 70% - 100% dari kontrak), selisih keterlambatan antara realisasi fisik pelaksanaan dengan rencana pelaksanaan kurang dari 5% dan akan melampaui tahun anggaran berjalan.

Beberapa Laporan Bukti Kerja Penanganan Kontrak Kritis yang harus dilaksanakan sebagai bentuk pengendalian dapat dijelaskan pada tabel berikut.

Tabel 4. 1 Jenis Pelaporan dalam Pengendalian Kontrak Kritis

No Jenis Laporan Pelaksana Ditujukan Kepada

1. Laporan Hasil Evaluasi Penyebab Terjadinya

Keterlambatan PPK Kasatker Pelaksanaan Prasarana Permukiman

2. Surat Peringatan PPK (1,2,3) Kepada Penyedia Jasa PPK Penyedia Jasa 3. Undangan Showcouse Meeting (SCM) 1 PPK

4. Berita Acara : SCM 1 PPK Kasatker Pelaksanaan Prasarana Permukiman

Berita Acara : SCM 2 Kasatker Pelaksanaan

Prasarana Permukiman Kabalai PPW

Berita Acara : SCM 3 Kabalai PPW Pejabat Eselon II Unit Kerja terkait 5. Berita Acara Evaluasi Uji Coba/Monitoring Percepatan

Pelaksanaan Fisik, 1,2,3 PPK Kasatker Pelaksanaan Prasarana Permukiman (Uji Coba ke 1) PPK Kasatker Pelaksanaan Prasarana Permukiman

(Uji Coba ke 2)

PPK Kasatker Pelaksanaan Prasarana Permukiman (Uji Coba ke 3)

6. Daftar Hadir Pelaksanaan SCM 1,2,3 PPK 7. Surat Usulan Pelaksanaan SCM

SCM 1 PPK

SCM 2 PPK KasatkerPelaksanaan Prasarana Permukiman

SCM 3 Kasatker Pelaksanaan

Prasarana Permukiman

Kabalai PPW

8. Laporan Kegagalan Uji Coba Tingkat III PPK Kasatker Pelaksanaan Prasarana Permukiman 9. Surat Pertimbangan Penanganan Kontrak Kritis:

1. Perpanjangan 2. Pemutusan Kontrak

Pejabat Eselon II Unit

Kerja terkait Kabalai PPW

Sumber: Permen PUPR No.7 Tahun 2019 tentang Standar dan Pedoman Pengadaan Jasa Konstruksi Melalui Penyedia dan Olahan

Mekanisme pengendalian kegiatan Kontrak Kritis.

1. Monitoring Kemajuan Pekerjaan dan Evaluasi Keterlambatan

PPK melakukan monitoring kemajuan pekerjaan yang mengalami keterlambatan penyerapan (penyerapan rendah). Jika terjadi keterlambatan yang memenuhi indikator kontrak kritis sebagaimana diatur dalam Permen PUPR Nomor 07/PRT/M/2019, selanjutnya PPK melakukan evaluasi penyebab keterlambatan untuk mengetahui pihak yang menimbulkan keterlambatan paket kegiatan

.

Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Pembangunan Sarana dan Prasarana Pasar IV-13 PPK menyampaikan surat peringatan kepada penyedia jasa pekerjaan konstruksi selambat-lambatnya dalam waktu 3 (tiga) hari kerja sejak diketahuinya kondisi kritis. Surat Peringatan I dibuat dengan menggunakan Format Surat Peringatan Pertama (Lihat Contoh ke-26 hal L-30). Surat Peringatan Pertama ditembuskan ke:

a. Kasatker Pelaksanaan Prasarana Permukiman; dan b. penyedia jasa pengawasan konstruksi.

3. Penyampaian Laporan Keterlambatan Pelaksanaan

PPK melaporkan secara tertulis kepada Kasatker Pelaksanaan Prasarana Permukiman selaku atasan langsungnya, melalui surat laporan keterlambatan pelaksanaan dengan menggunakan Format Surat Laporan Keterlambatan Pelaksanaan (Lihat Contoh ke-27 hal L-31). Surat Laporan Keterlambatan Pelaksanaan ditembuskan ke:

a. Kasatker Pelaksanaan Prasarana Permukiman; dan b. penyedia jasa pengawasan konstruksi.

4. Penyampaian Undangan Rapat Pembuktian Show Case Meeting (SCM) Tingkat I (Pertama) PPK menyelenggarakan SCM Tingkat I dengan mengundang sekurang-kurangnya:

a. Kasatker Pelaksanaan Prasarana Permukiman; b. penyedia jasa pekerjaan konstruksi; dan c. penyedia jasa MK / pengawasan konstruksi.

Surat undangan dibuat dengan menggunakan Format Undangan Rapat Pembuktian (SCM) Tingkat I (Lihat Contoh ke-28 hal L-32), dan disampaikan selambat-lambatnya 2 (dua) hari kalender sejak penyampaian surat peringatan pertama.

5. Penyelenggaraan Rapat Pembuktian / Show Cause Meeting (SCM) Tingkat I (Pertama)

PPK menyelenggarakan SCM Tingkat I selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kalender sejak surat peringatan pertama, untuk membahas dan menyepakati besaran kemajuan fisik yang harus dicapai oleh penyedia dalam periode waktu tertentu (paling alam 30 hari kalender) yang dituangkan dalam Berita Acara (BA) SCM Tingkat I. BA SCM Tingkat I disusun dengan menggunakan Format Berita Acara Rapat Pembuktian (SCM) Tingkat I (Lihat Contoh ke-29 hal L-33), BA SCM Tingkat I ditandatangani oleh seluruh peserta sebagaimana yang terundang dalam Poin 4.

6. Monitoring Pencapaian Target Uji Coba Tingkat I

PPK melakukan pemantauan terhadap pelaksanaan Uji Coba Tingkat I dengan menggunakan format yang terdapat dalam Format Monitoring Pencapaian Target Uji Coba Tingkat I (Lihat Contoh ke-30 hal L-35). Jika target Uji Coba Tingkat I tercapai, maka dilanjutkan dengan percepatan progress fisik hingga selesai. Namun jika target Uji Coba Tingkat I tidak tercapai, maka dilanjutkan dengan SCM Tingkat II.

Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Pembangunan Sarana dan Prasarana Pasar IV-14 PPK menyampaikan surat peringatan kepada penyedia jasa pekerjaan konstruksi selambat-lambatnya dalam waktu 3 (tiga) hari kerja masa Uji Coba Tingkat I selesai dab target Uji Coba Tingkat I tidak tercapai. Surat Peringatan II dibuat dengan menggunakan Format Surat Peringatan Kedua (Lihat Contoh ke-31 hal L-36). Surat Peringatan Kedua ditembuskan ke:

a. Kabalai PPW;

b. Kasatker Pelaksanaan Prasarana Permukiman; dan c. penyedia jasa pengawasan konstruksi.

8. Pengusulan SCM Tingkat II

PPK menyampaikan usulan kepada Kasatker Pelaksanaan Prasarana Permukiman,untuk mengadakan Rapat Pembuktian Tingkat II. Surat usulan dibuat dengan menggunakan Format Surat Usulan Rapat Pembuktian Tingkat II (Lihat Contoh ke-32 hal L-37). Surat Usulan Rapat Pembuktian Tingkat II ditembuskan ke:

a. Kabalai PPW; dan

b. penyedia jasa pengawasan konstruksi. 9. Penyampaian Undangan SCMTingkat II (Kedua)

PPK menyelenggarakan SCM Tingkat II dengan mengundang sekurang-kurangnya: a. Kabalai PPW;

b. Kasatker Pelaksanaan Prasarana Permukiman; c. penyedia jasa pekerjaan konstruksi; dan d. penyedia jasa MK / pengawasan konstruksi.

Surat undangan dibuat dengan menggunakan Format Undangan Rapat Pembuktian (SCM) Tingkat II (Lihat Contoh ke-33 hal L-38), dan disampaikan selambat-lambatnya 2 (dua) hari kalender sejak penyampaian surat peringatan kedua.

10. Penyelenggaraan Rapat Pembuktian / Show Cause Meeting (SCM) Tingkat II (Kedua)

PPK menyelenggarakan SCM Tingkat II selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kalender sejak surat peringatan kedua, untuk membahas dan menyepakati besaran kemajuan fisik yang harus dicapai oleh penyedia dalam periode waktu tertentu (paling alam 30 hari kalender) yang dituangkan dalam Berita Acara (BA) SCM Tingkat II. BA SCM Tingkat II disusun dengan menggunakan Format Berita Acara Rapat Pembuktian (SCM) Tingkat II (Lihat Contoh ke-34 hal L-39), BA SCM Tingkat II ditandatangani oleh seluruh peserta sebagaimana yang terundang dalam Poin 9.

11. Monitoring Pencapaian Target Uji Coba Tingkat II

PPK melakukan pemantauan terhadap pelaksanaan Uji Coba Tingkat II dengan menggunakan format yang terdapat dalam Format Monitoring Pencapaian Target Uji Coba Tingkat II (Lihat Contoh ke-35 hal L-41). Jika target Uji Coba Tingkat II tercapai, maka dilanjutkan dengan percepatan progress fisik

Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Pembangunan Sarana dan Prasarana Pasar IV-15 hingga selesai. Namun jika target Uji Coba Tingkat II tidak tercapai, maka dilanjutkan dengan SCM Tingkat III.

12. Penyampaian Surat Peringatan Ketiga

PPK menyampaikan surat peringatan kepada penyedia jasa pekerjaan konstruksi selambat-lambatnya dalam waktu 3 (tiga) hari kerja masa Uji Coba Tingkat II selesai dab target Uji Coba Tingkat I tidak tercapai. Surat Peringatan III dibuat dengan menggunakan Format Surat Peringatan Ketiga (Lihat Contoh ke-36 hal L-42). Surat Peringatan Ketiga ditembuskan ke:

a. Direktorat KIP; b. Pusat PSPPOP; c. Kabalai PPW;

d. Kasatker Pelaksanaan Prasarana Permukiman; dan e. penyedia jasa pengawasan konstruksi.

13. Pengusulan SCM Tingkat III

PPK menyampaikan usulan kepada Kabalai PPW,untuk mengadakan Rapat Pembuktian Tingkat III. Surat usulan dibuat dengan menggunakan Format Surat Usulan Rapat Pembuktian Tingkat III (Lihat Contoh ke-37 hal L-43). Surat Usulan Rapat Pembuktian Tingkat II ditembuskan ke:

a. Direktorat KIP; b. Pusat PSPPOP; c. Kabalai PPW;

d. Kasatker Pelaksanaan Prasarana Permukiman; dan e. penyedia jasa pengawasan konstruksi.

14. Penyampaian Undangan SCMTingkat III (Ketiga)

PPK menyelenggarakan SCM Tingkat III dengan mengundang sekurang-kurangnya: a. Direktorat KIP;

b. Pusat PSPPOP; c. Kabalai PPW;

d. Kasatker Pelaksanaan Prasarana Permukiman; e. penyedia jasa pekerjaan konstruksi; dan f. penyedia jasa MK / pengawasan konstruksi.

Surat undangan dibuat dengan menggunakan Format Undangan Rapat Pembuktian (SCM) Tingkat III (Lihat Contoh ke-38 hal L-44), dan disampaikan selambat-lambatnya 2 (dua) hari kalender sejak penyampaian surat peringatan ketiga.

Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Pembangunan Sarana dan Prasarana Pasar IV-16 PPK menyelenggarakan SCM Tingkat III selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kalender sejak surat peringatan ketiga, untuk membahas dan menyepakati besaran kemajuan fisik yang harus dicapai oleh penyedia dalam periode waktu tertentu (paling alam 30 hari kalender) yang dituangkan dalam Berita Acara (BA) SCM Tingkat III. BA SCM Tingkat III disusun dengan menggunakan Format Berita Acara Rapat Pembuktian (SCM) Tingkat III (Lihat Contoh ke-39 hal L-45), BA SCM Tingkat III ditandatangani oleh seluruh peserta sebagaimana yang terundang dalam Poin 14.

16. Monitoring Pencapaian Target Uji Coba Tingkat III

PPK melakukan pemantauan terhadap pelaksanaan Uji Coba Tingkat III dengan menggunakan format yang terdapat dalam Format Monitoring Pencapaian Target Uji Coba Tingkat III (Lihat Contoh ke-40 hal L-47). Jika target Uji Coba Tingkat II tercapai, maka dilanjutkan dengan percepatan progress fisik hingga selesai. Namun jika target Uji Coba Tingkat III tidak tercapai, maka dilanjutkan dengan penyampaian laporan kegagalan Uji Coba Tingkat III.

17. Penyampaian Laporan Kegagalan Uji Coba Tingkat III

Kabalai PPW menyampaikan laporan kegagalan Uji Coba Tingkat III kepada Dirjen CK melalui surat kegagalan Uji Coba Tingkat III pelaksanaan dengan menggunakan Format Laporan Kegagalan Uji Coba(Lihat Contoh ke-41 hal L-48). Surat Laporan Kegagalan Uji Coba Tingkat III ditembuskan ke:

a. Direktur KIP; b. Kapus PSPPOP;

c. Kasatker Pelaksanaan Prasarana Permukiman; d. PPK; dan

e. penyedia jasa pengawasan konstruksi. 18. Pertimbangan/Rekomendasi dari Unit Organisasi

Berdasarkan pelaporan dari Kabalai PPW, maka Dirjen CK akan menugaskan Kapus PSPPOP untuk melakukan verifikasi administrasi dan lapangan. Verifikasi tersebut menghasilkan rekomendasi teknis dari Dirjen CK sebagai pertimbangan PPK dalam memutuskan penyelesaian kontrak kritis.. Rekomendasi teknis disusun menggunakan Format Rekomendasi Teknis Penyelesaian Akhir Pekerjaan (Lihat Contoh ke-42 hal L-49).

19. Keputusan Penyelesaian Pekerjaan

Dalam hal PPK menilai bahwa Penyedia mampu menyelesaikan pekerjaan, PPK dapat memberikan kesempatan kepada penyedia jasa pekerjaan konstruksi untuk menyelesaikan pekerjaan dalam batas waktu maksimal 50 hari. Untuk itu penyedia jasa pekerjaan konstruksi diminta untuk menyatakan kesanggupan menyelesaikan pekerjaan menggunakan Format Surat Pernyataan Kesanggupan Penyedia Barang/Jasa untuk Menyelesaikan Pekerjaan (Lihat Contoh ke-43 hal L-50). Dalam hal PPK tidak memberikan kesempatan penyelesaian pekerjaan, maka dilakukan pemutusan kontrak.

Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Pembangunan Sarana dan Prasarana Pasar IV-17

Gambar 4. 5 Mekanisme Pengendalian Penanganan Kontrak Kritis

Sumber: Permen PUPR No.7 Tahun 2019 tentang Standar dan Pedoman Pengadaan Jasa Konstruksi Melalui Penyedia dan Olahan

PPK KASATKER PELAKSANAAN PRASARANA PERMUKIMAN KABALAI PPW

DITJEN CK, Cq. PUSAT PSPPOP & DIREKTORAT KIP Mulai

Monitoring Kemajuan Pekerjaan dan Evaluasi Keterlambatan

Penyampaian Laporan Keterlambatan Penyampaian Surat Peringatan I

Penyampaian Undangan SCM Tingkat I

Penyelenggaraan SCM Tingkat I

Monitoring Pencapaian Target Uji Coba Tingkat I

Tercapai? Percepatan Progress

Fisik hingga Selesai

Penyampaian Surat Peringatan II

Penyampaian Undangan SCM Tingkat II

Penyelenggaraan SCM Tingkat II

Monitoring Pencapaian Target Uji Coba Tingkat II Pengusulan SCM Tingkat II

Tercapai?

Penyampaian Surat Peringatan III

Penyampaian Undangan SCM Tingkat III

Penyelenggaraan SCM Tingkat III

Monitoring Pencapaian Target Uji Coba Tingkat III Pengusulan SCM Tingkat III

Penyampaian Laporan Kegagalan Uji Coba Tingkat IIII Surat Laporan Keterlambatan

PENYEDIA JASA PEKERJAAN KONSTRUKSI PENYEDIA JASA PENGAWASAN KONSTRUKSI Tembusan Surat Laporan Keterlambatan Tembusan Surat

Peringatan I Tembusan Surat Peringatan I

Undangan SCM Tingkat I Undangan SCM Tingkat I Undangan SCM Tingkat I Berita Acara SCM

Tingkat I Berita Acara SCM Tingkat I

Berita Acara SCM Tingkat I

Tembusan Surat

Peringatan II Tembusan Surat Peringatan II Tembusan Surat Peringatan II

Surat Peringatan I

Percepatan Progress Fisik Surat Peringatan II

Surat Usulan SCM Tingkat II Tembusan Usulan SCM Tingkat II Tembusan Usulan SCM Tingkat II Undangan SCM Tingkat II Undangan SCM Tingkat II Undangan SCM Tingkat II Undangan SCM Tingkat II Berita Acara SCM Tingkat II Berita Acara SCM Tingkat II Berita Acara SCM Tingkat II

Berita Acara SCM Tingkat II

Tembusan Surat

Peringatan III Surat Peringatan III Tembusan Surat Peringatan III

Tembusan Surat Peringatan III

Surat Usulan SCM Tingkat III

Tembusan Surat Peringatan III

Tembusan Surat Usulan SCM Tingkat III

Tembusan Surat Usulan SCM Tingkat III Tembusan Surat

Usulan SCM Tingkat III

Undangan SCM

Tingkat III Undangan SCM Tingkat III Undangan SCM Tingkat III Undangan SCM

Tingkat III

Undangan SCM Tingkat III

Berita Acara SCM

Tingkat III Berita Acara SCM Tingkat III Berita Acara SCM Tingkat III Berita Acara SCM Tingkat III Berita Acara SCM Tingkat III Tercapai? Percepatan

Progress Fisik Tembusan Surat Laporan Surat Laporan Kegagalan Uji Coba Tingkat III

Kegagalan Uji Coba Tingkat III

Verifikasi Teknis dan Lapangan

Kesempatan Penyelesaian?

Rekomendasi Teknis Penyelesaian Pekerjaan Penyelesaian

Pekerjaan

Pemutusan Kontrak Tembusan Surat Laporan

Kegagalan Uji Coba Tingkat III

Tembusan Surat Laporan Kegagalan Uji Coba

Tingkat III Penyampaian Rekomendasi Teknis Tembusan Rekomendasi Teknis Penyelesaian Pekerjaan Tembusan Rekomendasi Teknis Penyelesaian Pekerjaan Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak

Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Pembangunan Sarana dan Prasarana Pasar IV-18 Penyelesaian kontrak kritis adalah melalui Pemutusan Kontrak, dengan pertimbangan penyedia jasa sudah tidak mampu melanjutkan sisa pekerjaan. Dalam Pemutusan Kontrak, maka penyedia jasa pekerjaan konstruksi harus segera menghentikan pekerjaan, memberikan jaminan kondisi lapangan aman, dilakukan serah terima (pengembalian) lapangan ke PPK dan meninggalkan lapangan. Sebagai akibat dari ketetapan sanksi pemutusan kontrak, penyedia jasa pekerjaan konstruksi dikenakan sanksi-sanksi antara lain:

1. jaminan pelaksanaan dicairkan;

2. sisa jaminan uang muka dicairkan sekaligus atau sebagai gantinya sisa uang muka harus dilunasi kepada Pengguna Jasa (tidak boleh dicicil); dan

3. pengenaan daftar hitam untuk jangka waktu tetentu sesuai ketentuan yang berlaku. PPK dapat memutuskan Kontrak secara sepihak, apabila:

1. kebutuhan barang/jasa tidak dapat ditunda melebihi batas berakhirnya kontrak;

2. berdasarkan penelitian PPK, Penyedia Barang/Jasa tidak akan mampu menyelesaikan keseluruhan pekerjaan walaupun diberikan kesempatan sampai dengan 90 (sembilan puluh) hari kalender sejak masa berakhirnya pelaksanaan pekerjaan; atau

3. setelah diberikan kesempatan menyelesaikan pekerjaan sampai dengan 90 (sembilan puluh) hari kalender sejak masa berakhirnya pelaksanaan pekerjaan, Penyedia Barang/Jasa tidak dapat menyelesaikan pekerjaan.

Gambar 4. 6 Mekanisme Pemutusan Kontrak (Kontrak Kritis yang Gagal Uji Coba Ke-3)

Sumber: Permen PUPR No.7 Tahun 2019 tentang Standar dan Pedoman Pengadaan Jasa Konstruksi Melalui Penyedia dan Olahan

E. Pengendalian Penyelesaian Pekerjaan yang Tidak Terselesaikan sampai dengan Akhir Tahun Anggaran