• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH SIKAP, FASHION LEADERSHIP, KEPERCAYAAN KONSUMEN DAN ORIENTASI BELANJA TERHADAP NIAT BELI PRODUK FASHION SECARA ONLINE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH SIKAP, FASHION LEADERSHIP, KEPERCAYAAN KONSUMEN DAN ORIENTASI BELANJA TERHADAP NIAT BELI PRODUK FASHION SECARA ONLINE"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

410

PENGARUH SIKAP, FASHION LEADERSHIP, KEPERCAYAAN KONSUMEN DAN

ORIENTASI BELANJA TERHADAP NIAT BELI PRODUK FASHION SECARA ONLINE

1)Arini Hidayah, 2)Rina Mudjiyanti

Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Jl. KH. Ahmad Dahlan, PO BOX 202 Purwokerto 53182 Kembaran Banyumas

ABSTRAK

Tujuan penelitian yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh Sikap, Fashion Leadership, Kepercayaan Konsumen dan Orientasi Belanja terhadap Niat Beli Produk Fashion secara Online

Penelitian ini akan dilaksanakan selama 8 bulan. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa di 5 Perguruan Tinggi di Kabupaten Banyumas sebanyak 150. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Untuk menguji pengaruh masing masing variabel independen terhadap variabel dependen dilakukan dengan analisis analisis regresi berganda.

Hasil penelitian menunjukkan Sikap konsumen berpengaruh terhadap Niat Beli Produk Fashion secara Online dilihat dari ketertarikan dan kepercayaan terhadap produk produk dan layanan pada toko toko online yang menampilkan testimoni konsumen. Fashion Leadership berpengaruh terhadap Niat Beli Produk Fashion secara Online dilihat dari rekomendasi dan saran yang diberikan kepada orang lain. Kepercayaan konsumen berpengaruh terhadap Niat Beli Fashion secara Online dilihat dari kepercayaan orang orang terdekat dan testimoni dari toko toko online. Orientasi Belanja berpengaruh terhadap Niat Beli Produk Fashion secara Online dilihat dari kesenangan dan ketertarikan ketika mengunjungi toko toko online.

Kata Kunci: Niat Beli, Sikap, Kepercayaan

ABSTRACT

The research objectives to be achieved in this study were to examine the influence of Attitude, Fashion Leadership, Consumer Trust and Shopping Orientation on Intention to Buy Fashion Products Online.

This research will be conducted for 8 months. The population in this study were 150 students in 5 universities in Banyumas Regency. The data collection technique was carried out using a questionnaire. To test the effect of each independent variable on the dependent variable, multiple regression analysis was carried out.

The results showed that consumer attitudes have an effect on the Intention to Buy Fashion Products Online seen from their interest and trust in products and services in online stores that display consumer testimonials. Fashion Leadership affects the Intention of Buying Fashion Products Online as seen from the recommendations and suggestions given to others. Consumer trust affects the Intention to Buy Fashion Online, seen from the trust of the closest people and testimonials from online stores. Shopping orientation affects the Intention to Buy Fashion Products Online seen from the pleasure and interest when visiting online stores.

Keywords: Purchase Intention, Attitude, Trust PENDAHULUAN

Saat ini belanja online merupakan salah satu cara berbelanja yang sedang marak digunakan dalam transaksi jual beli. Belanja online adalah suatu bentuk perdagangan menggunakan perangkat elektronik yang memungkinkan konsumen untuk membeli barang atau jasa dari penjual melalui internet. Melalui online shop pembeli dapat melihat berbagai produk yang ditawarkan secara langsung melalui situs web yang dipromosikan oleh penjual sebelum pembeli tersebut memutuskan untuk membelinya. Online shopping memungkinkan kedua pembeli dan penjual untuk tidak bertatap muka secara langsung. Kegiatan tersebut merupakan bentuk komunikasi baru yang tidak memerlukan komunikasi tatap muka secara langsung, melainkan dapat dilakukan secara terpisah dari seluruh penjuru dunia melalui media komputer, notebook, ataupun handphone yang tersambung dengan layanan akses internet. Dalam penggunaan belanja melalui online tidak mengenal batasan usia semua orang bisa membeli suatu produk melalui situs online.

Menurut Agustini (2017:4) online shop adalah salah satu perkembangan teknologi yang semakin modern, serba canggih yang membuat segala sesuatu pun menjadi lebih cepat dan instan. Banyak masyarakat saat ini lebih memilih online shop karena online shop itu sendiri dirasakan lebih mudah, murah,

(2)

411

menguntungkan dan efesien. Ketertarikan masyarakat yang tinggi terhadap online shop mengakibatkan banyak online shop yang bermunculan mulai dari online shop yang jujur, tidak jujur, ataupun dari fiktif maupun nyata bahkan sampai toko online penipuan.

Pasar online diduduki oleh produk-produk fashion yang sering dibeli oleh masyarakat di Indonesia. Jenis produk yang termasuk dalam kategori yang paling sering dibeli diantaranya yaitu pakaian, sepatu, tas dan aksesoris yang semuanya membutuhkan informasi mengenai ukuran, warna dan tektur. Hal tersebut dibuktikan dengan hasil survey dari ideaonline.com sebagai berikut: barang terbanyak dibeli secara online adalah produk fashion.

Menurut Dewi dan Sulistyawati (2016:5137) niat beli dapat dikatakan berhubungan dengan rencana konsumen untuk membeli produk tertentu, dengan jumlah yang dibutuhkan pada periode waktu yang telah ditentukan. Hasbun dkk (2016:4) untuk mengetahui kebutuhan dan keinginan konsumen tidak mudah. Konsumen dapat berubah pikiran pada detik terakhir. Jelas, pemasar mengharapkan sesuatu yang positif dari konsumen untuk membeli barang-barang yang ditawarkan. Pemasar harus mengetahui bagaimana konsumen membuat keputusan dan bagaimana menciptakan dan menarik niat beli.

Sciffman dan Kanuk (2008) menjelaskan salah satu faktor yang mempengaruhi niat adalah sikap terhadap perilaku. Sikap merupakan kecenderungan yang di pelajari untuk perilaku dengan cara yang tepat menyenangkan terhadap suatu obyek tertentu (misalnya, suatu kategori produk, merk, jasa, iklan, situs web, atau toko ritel). Setiap unsur dalam definisi ini sangat penting untuk memahami mengapa dan bagaimana sikap terkait dalam perilaku konsumen dan pemasar.

Taylor, 2010 dalam Dwipayani (2016:3621) menyatakan bahwa ada dua faktor yang mempengaruhi minat beli kedua faktor tersebut adalah Sikap (attitude) dan Fashion leadership. Fashion dan pakainan sebagai fenomena komunikasif dan kultural. Fashion atau busana adalah cerminan identitas diri seseorang di lingkungan kampus dengan menunjukan nilai-nilai kesopanan bahwa mahasiswa atau kaum intelek menunjukan identitasnya dengan melalui penampilan berupa busana yang dikenakan saat dikampus.

Nusarika dan Purnami (2015) menjelaskan bahwa alasan utama saat orang berbelanja melalui internet adalah kenyamanan. Faktor lain yang juga penting dalam penjualan suatu produk adalah kepercayaan. Tugiso dkk, (2016) kepercayaan adalah kemauan seseorang untuk bertumpu pada orang lain dimana kita memiliki keyakinan padanya, kepercayaan merupakan kondisi mental yang didasarkan oleh situasi seseorang dan konteks sosialnya. Kepercayaan konsumen adalah sebagai semua pengetahuan yang dimiliki oleh konsumen, dan semua kesimpulan yang dibuat oleh konsumen, dan semua kesimpulan yang dibuat oleh konsumen tentang objek, atribut, dan manfaatnya (Sangadji dan Sopiah, 2013). Belanja online sifat berisiko, kepercayaan dan resiko memainkan peran penting dalam mempengaruhi transaksi online Nusarika (2015).

Nusarika dkk (2015) Gaya hidup yang berkaitan dengan kegiatan belanja sering dikenal dengan istilah orientasi belanja. Orientasi belanja setiap individu akan ditunjukan melalui aktivitas, opini dan minat individu ketika melakukan kegiatan belanja pemahaman terhadap orientasi belanja yang dimiliki oleh individu dapat membantu prosedur untuk menangkap apa yang diinginkan, dibutuhkan ataupun tujuan yang diinginkan oleh individu ketika melakukan kegiatan belanja (Nusarika dkk., 2015). Penelitian ini akan mengajukan pokok permasalahan sebagai berikut : (1) Apakah Sikap berpengaruh positif dan signifikan terhadap niat beli produk fashion secara online? (2) Apakah Fashion Leadership berpengaruh positif signifikan terhadap niat beli produk fashion secara online? (3) Apakah kepercayaan konsumen berpengaruh positif signifikan terhadap niat beli produk fashion secara online? (4) Apakah orientasi belanja berpengaruh positif signifikan terhadap niat beli produk fashion secara online? Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) Untuk menguji pengaruh positif dan signifikan sikap terhadap niat beli produk fashion secara online (2) Untuk menguji pengaruh positif dan signifikanfashion leadership terhadap niat beli produk fashion secara online (3) Untuk menguji pengaruh positif dan signifikan kepercayaan konsumen terhadap niat beli produk fashion secara online (4) Untuk menguji pengaruh positif dan signifikan orientasi belanja terhadap niat beli produk fashion secara online (5)Untuk menguji pengaruh sikap, fashion leadership, kepercayaan dan orientasi belanja secara simultan terhadap niat beli produk fashion secara online

TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori

1. Perilaku Konsumen

Menurut Sangadji dan Sopiah (2013:9) perilaku konsumen adalah semua tindakan yang dilakukan oleh konsumen guna untuk mencapai dan memenuhi kebutuhannya baik dalam penggunaan,

(3)

412

pengonsumsian, maupun penghabisan barang dan jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan yang menyusul. Sedangkan menurut Mangkunegara (2008:4) perilaku konsumen adalah tindakan-tindakan yang dilakukan oleh individu, kelompok atau organisasi yang berhubungan dengan proses pengambilan keputusan dalam mendapatkan, menggunakan barang-barang atau jasa ekonomis yang dapat dipengaruhi lingkungan. Menurut Simamora (2008:6) faktor-faktor yang dapat mempengaruhi perilaku konsumen diantaranya adalah:

a. Faktor kebudayaan b. Faktor sosial c. Faktor pribadi d. Faktor psikologi Sikap

Pengertian sikap menurut Schiffman dan Kanuk (2008:222) sikap merupakan kecenderungan yang dipelajari untuk perilaku dengan cara yang tetap menyenangkan terhadap suatu objek tertentu. Sedangkan pengertian sikap menurut Sangadji dan Sopiah (2013:1776) sikap merupakan inti persaaan suka atau tidak suka seseorang terhadap suatu objek tertentu. Sangadji dan Sopiah (2013:176) ada tiga komponen sikap yaitu:

a. Kognitif berkaitan dengan pikiran (otak) seseorang, apa yang dipikirkan konsumen. Kognitif bersifat rasional, masuk akal.

b. Afektif berkaitan dengan perasaan, jadi sifatnya emosional. Wujudnya bisa berupa perasaan senang, sedih, ceria, gembira, dan sebagainya.

c. Konatif (psikomotor) berkaitan dengan tindakan. Wujudnya adalah keterampilan seseorang, misalnya terampil meyetir, olahraga, memasak, dan lain-lain.

Sangadji dan Sopiah (2013:195) fungsi dari sikap adalah membantu menyimpan memori jangka panjang sehingga orang bisa dapat dengan mudah mengikat kembali suatu hal pada saat yang tepat ketika sedang menghadapi isu atau masalah pada produk, merek, dan jasa dalam rangka membuat pernyataan tentang diri mereka.

2. Fashion Leadership

Fashion merupakan gaya yang dimiliki oleh konsumen. Fashion mengacu pada desain dan gaya yang diterima oleh kelompok fashion leadership yang eksklusif. Fashion leadership bisa dikatakan konsumen-konsumen yang elit dan mereka yang paling pertama mengadaptasi perubahan fashion (Solomon, 2009 dalam Dwipayani 2016:3622). Menurut Andarini dan Kurnian (2014) fashion sekarang ini menjadi hal yang penting dalam masyarakat. Mode mempengaruhi apa yang kita pakai, apa yang kita makan, bagaimana kita hidup dan bagaimana kita melihat diri kita. Cara kita berdandan juga menunjukkan kepribadian kita dan idealisme dan juga mencerminkan masyarakat kita dan budaya. Fashion adalah gaya yang diterima dan digunakan oleh sebagian besar kelompok pada satu waktu. Dari definisi tersebut kita dapat mengetahui bahwa fashion berhubungan dengan gaya, kepribadian dan waktu, sehingga dapat dimengerti mengapa trend fashion berubah setiap tahunnya.

Secara oprasional fashion leadership didefinisikan tidak hanya satu keterlibatan dalan pengetahuan tentang fashion tetapi juga tingkat pengaruh seseorang dalam pengetahuan tentang fashion tetapi juga tingkat pengaruh seseorang atas rekan-rekanya dalam memilih produk-produk fashion dan merek yang terkait untuk menjadi modis (Martinnez dan Kim, 2012 dalam Dwipayani, 2016:3626). Menurut Purnomo (2017) menyatakan bahwa karakteristik Fashion Leadership memiliki minat yang sangat kuat dalam fashion dan memiliki sikap positif terhadap perubahan fashion. Ciri berikutnya tidak memperhatikan harga pakaian; suka berteman atau sosialita dan bersedia mencoba mengikuti trend terbaru dengan segala risiko dan konsekuensi. Biasanya ciri seorang fashion leader adalah orang-orang yang benar tertarik pada fashion untuk diri mereka sendiri, bisa menjadi lifestyle atau ciri dari individu tersebut, bahkan selain itu fashion yang dikenakan bisa menginspirasi orang lain untuk mengikuti apa yang dikenakan.

3. Kepercayaan Konsumen

Kepercayaan adalah rasa yang timbul terhadap suatu pihak untuk melakukan suatu kewajiban sesuai dengan yang diharapkan (Tugiso dkk., 2016). Kepercayaan adalah kemauan seseorang untuk bertumpu pada orang lain dimana kita memiliki keyakinan padanya. Kepercayaan merupakan kondisi

(4)

413

mental yang didasarkan oleh situasi seseorang dan konteks sosialnya. Ketika seseorang mengambil suatu keputusan, ia akan lebih memilih keputusan berdasarkan pilihan dari orang-orang yang lebih dapat ia percaya dari pada yang kurang dipercayai (Tugiso dkk, 2016). Menurut Zulfikar (2015) mendefinisikan kepercayaan (trust) sebagai kemauan untuk bergantung pada penjual yang dapat dipercaya. Dalam transaksi secara online, kepercayaan muncul ketika mereka yang terlibat telah mendapat kepastian dari pihak lainnya, serta mau dan bisa memberikan kewajibannya.

Sangadji dan Sopiah (2013) mendefinisikan kepercayaan konsumen sebagai semua pengetahuan yang dimiliki oleh konsumen, dan semua kesimpulan yang dibuat oleh konsumen tentang objek, artibut, dan manfaatnya. Objek dapat berupa produk, orang, perusahaan, atau segala sesuatu yang padanya seseorang memiliki kepercayaan dan sikap. Atribut adalah karakteristif atau fitur yang mungkin dimiliki atau tidak dimiliki oleh objek. Terdapat dua macam atribut yaitu atribut intrinsik dan ekstrinsik. Manfaat adalah hasil positif yang diberikan atribut kepada konsumen. Listyorini (2015) menyatakan, faktor yang membentuk kepercayaan seseorang terhadap merek suatu perusahaan ada tiga : kemampuan (abilty), kebaikan hati (benevolence) dan integritas (integrity).

4. Orientasi Belanja

Azizah dan Dewi (2016) orientasi belanja adalah bagian khusus dari gaya hidup dan digambarkan melalui serangkaian aktivitas, minat dan pernyataan opini yang berhubungan dengan perilaku berbelanja setiap individu. Azizah dan Dewi (2016) dalam mengidentifikasi beberapa jenis orientasi belanja, antara lain:

a. Impulsepurchase orientation, orientasi pembelian secara spontan atau impulse purchase orientation adalah perilaku yang tidak direncanakan secara wajar bila hal itu berkaitan dengan evaluasi objektif dan keinginan emosional dalam pembelian.

b. Brand orientation atau orientasi merek adalah sejauh mana perusahaan menilai merek dan berorientasi pada kemampuan membangun merek.

c. Quality orientation atau orientasi kualitas adalah sejauh mana produk atau jasa memenuhi atau melebihi harapan pelanggan.

6. Niat Beli

Niat adalah intensi, didefinisikan secara umum sebagai suatu keinginan mendalam untuk melakukan sesuatu. Konsumen yang mempunyai niat pembelian secara online dalam lingkungan situs belanja akan menentukan kekuatan niat seseorang konsumen untuk melakukan pembelian yang di tentukan perilaku internet (Soegiarto, 2013). Ibrahim (2013) dapat didefinisikan sebagai rencana muka untuk membeli barang atau jasa tertentu dimasa depan, rencana ini mungkin tidak selalu menyebabkan implementasi, karena dipengaruhi oleh kemampuan untuk melakukan. Dengan kata lain, apa yang konsumen dan akan melakukan pembelian memlalui pikiran yang mewakili niat. Selain itu niat beli juga dapat menentukan kemungkinan tindakan konsumen yang mengarah kepembelian actual, dan melalui identifikasi niat beli, ada kemungkinan tinggi untuk membeli produk tertentu ketika niat pembeli lebih kuat.

Menurut Oetama dan Muslimah (2017:114) niat beli seringkali digunakan untuk menganalisa perilaku konsumen. Sebelum melakukan pembelian, konsumen akan mengumpulkan informasi tentang produk yang akan akan menjadi pertimbangan. Dalam model perilaku konsumen niat beli dibentuk dari kepercayaan mengenai produk atau merek dan artributnya, diikuti dengan peralihan dalam sikap terhadap tindakan pembelian dan dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal. Menurut Liang dan Lai (2000) dalam Oetama dan Muslimah (2017:114) perilaku membeli melalui media internet adalah proses membeli produk atau jasa melalui media internet. Ciri khas dari proses membeli melalui media internet adalah ketika konsumen yang berpotensial menggunakan internet dan mencari-cari informasi yang berkaitan dengan barang atau jasa yang mereka butuhkan. Secara lebih detail, perilaku membeli melalui media internet adalah tindakan konsumen dari mulai mengunjungi atau mengunjungi kembali toko online, membuat pesanan untuk membeli produk atau jasa, serta menyetujui kontrak untuk menerima dan menggunakan pelayanan melalui media internet. Keuntungan dari pembelian secara online adalah konsumen dengan leluasa untuk memilih dan membandingkan barang yang ditawarkan oleh penjual dengan demikian pembeli akan dengan mendapatkan barang yang tepat. Sedangkan dari sisi kerugian, banyak yang menyangkut pada aspek keamanan, pengetahuan pembeli, dan ketersediaan infrastruktur

(5)

414

internet. Semakin berkembangnya teknologi keamanan, maka semakin kecil pula kerugian yang ditimbulkan saat bertransaksi melalui media internet.

B. Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Penelitian

Jenis Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah explanatory survey yaitu penelitian yang bertujuan menjelaskan suatu gejala, mengetahui hubungan antar variabel-variabel. Penelitian explanatory ini dimaksudkan untuk memperoleh kejelasan atau menjelaskan suatu fenomena, menjelaskan hubungan, menguji pengaruh (hubungan sebab akibat) antar variabel, melakukan evaluasi, dan mengetahui perbedaan atau komparasi satu atau lebih kelompok (yang dikenai perlakuan dengan yang tidak dikenai perlakuan) atau perbedaan kondisi satu atau lebih kelompok. Dalam penelitian ini menjelaskan pengaruh dari Sikap, Fashion Leadership, Kepercayaan Konsumen, dan Orientasi Belanja terhadap Niat Beli Produk Fashion secara Online

Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan 5 Perguruan Tinggi di Kabupaten Banyumas. Penelitian dilakukan selama 8 bulan yang akan dimulai bulan Desember 2019

Populasi Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa di Banyumas meliputi lima Universitas diantaranya Universitas Muhammadiyah Purwokerto, Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto, Insitut Agama Islam Negeri Purwokerto, Universitas Harapan Bangsa Purwokerto, UniversitasAmikom Purwokerto.

Untuk teknik pengambilan sampel menggunakan teknik Sampling Purposive, yakni teknik penentuan sempel dengan pertimbangan tertentu.

Adapun kriteria-kriteria tersebut adalah: a. Mahasiswa aktif di Banyumas.

b. Berencana untuk melakukan pembelian secara online. c. Pernah melakukan pembelian secara online minimal 2 kali.

Dalam penelitian ini karena tidak mendapatkan data dengan jelas tentang populasi, sehingga untuk menemukan ukuran sampel, penelitian berpedoman pada pendapat yang dikemukakan oleh Roscoe dalam

Niat Beli

(Y)

Sikap

Fashion

Leadership

Kepercayaan

Konsumen

Orientasi

Belanja

(6)

415

Sugiyono (2015:164) yang mengusulkan antara ukuran sampel yang layak dalam penelitian antara 30 sampai 500 dan dalam penelitian multivariate (termasuk analisis regresinberganda). Ukuran sampel minimal 10 kali dari jumlah variabel yang diteliti.

Dengan pernyataan tersebut, maka dapat dihitung untuk menentukan sampel yaitu, karena jumlah variabel penelitian ada 5 (independen+dependen), maka jumlah anggota sampel 30 x 5 = 150. Jadi untuk mengambil sampel 150 responden. Dari pernyataan di atas maka peneliti membagi jumlah responden berdasarkan Universitas.

Metode Pengumpulan Data 1. Angket atau kuesioner

Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2015:168). Dengan skala likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian variabel tersebut dijabarkan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrument yang dapat berupa pertanyaan atau pernyataan. Jawaban setiap instrument yang menggunakan skala likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif, yang dapat berupa kata-kata antara lain:

1. Sangat tidak setuju (STS) : (skor 1) 2. Tidak setuju (TS) : (skor 2) 3. Cukup Setuju (CS) : (skor 3)

4. Setuju (S) : (skor 4)

5. Sangat setuju (SS) : (skor 5)

Variabel Penelitian Definisi Operasional Variabel

Penelitian

Definisi Oprasional Variabel Indikator

Sikap (X1) Sikap adalah evaluasi, perasaan dan

kecendrungan yang konsisten atas suka atau tidak sukanya seseorang atas objek atau ide.

a. Sikap terhadap produk b. Sikap terhadap layanan c. Sikap terhadap perusahaan d. Sikap terhadap toko online e. Sikap secara keseluruhan

(Binalay dkk, 2016) Fashion

Leadership(X2)

Fashion leadership adalah orang atau sekumpulan group yang berpengaruh dalam dunia fashion.

a. Mampu membujuk orang lain b. Orang lain meminta saran masukan c. Orang lain memilih fashion atas saran saya

(Purnomo, 2017) Kepercayaan

konsumen (X3)

Kepercayaan konsumen didefinisikan sebagai kesediaan konsumen untuk menerima kerentanan dalam melakukan transaksi online

berdasarkan harapannya yang positif mengenai perilakunya berbelanja online.

a. Kompensasi kerugian dari penjual online. b. Mengutamakan Kepercayaan.

c. Kejujuran penjual online. d. Kepedulian penjual online.

e. Memberi Kepercayaan pada konsumen. (Oetama dan Muslimah, 2017)

Orientasi Belanja (X4)

Orientasi belanja sebagai gaya hidup berbelanja atau gaya berbelanja yang menempatkan penekanan pada aktivitas berbelanjanya

a. Terkadang ingin melakukan pembelian, ketika menelusuri situs web.

b. Merasa senang melihat-lihat produk online. c. Berencana melakukan pembelian dengan

hati-hati.

(Ivoni, dkk 2015). Niat Beli (Y) Penentuan dari pembelian untuk

melakukan suatu tindakan seperti membeli suatu produk atau jasa

a. Kepastian membeli produk fashion secara online.

b. Keyakinan membeli produk fashion secara online jika ada produk yang diinginkan. c. Akan berbelanja produk fashion secara online

(7)

416

d. Akan berbelanja produk fashion secara online dalam waktu lama.

e. Keyakinan meluangkan waktu untuk berbelanja online.

(Oetama dan Muslimah 2017). Metode Analisis Data

1. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas

Uji statistik melihat nilai kurtosis dan skewness dari residual. Nilai z statistik untuk skewness dapat dihitung dengan rumus:

Zskewness = 𝑆𝑘?𝑤𝑛?𝑠𝑠 √6/𝑁

Uji statistik lain yang dapat digunakan untuk menguji normalitas residual adalah uji statistik non-parametrik. Kolmogorov-Smirnov (K – S). Uji K – S dilakukan dengan cara membuat hipotesis: Ho : Data residual berdistribusi normal

Ha : Data residual berdistribusi tidak normal b. Uji Multikolineritas

Multikolonieritas dapat dilihat dari nilai tolerance dan lawannya variance inflation factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya.

c. Uji Heteroskedastisitas

Untuk mendeteksi adanya gejala heteroskedastisitas dalam penelitian ini menggunakan uji statistik park. Uji statistik park dilakukan dengan meregresikan variabel bebas terhadap absolute residualnyayang telah dilogaritmakan lalu dikuadratkan. Gangguan heteroskedastisitas terjadi jika nilai sig. < 5%, apabila nilai sig. > 0,05 maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

2. Uji Analisis Data

a. Analisis Regresi Linier Berganda

Dalam penelitian ini terdapat satu variabel dependen dan empat variabel independen. Daya ingat merupakan variabel dependen dari penelitian ini. Sedangkan variabel independen dari penelitian ini adalah sikap, fashion leadership, kepercayaan konsumen, dan orientasi belanja . Persamaaan regresinya adalah (Sugiyono, 2015:298):

Y = α + 𝑏1𝑋1+𝑏2𝑋2+b2X2+b3X3+b4X4+e Keterangan : Y : Niat Beli α : Konstanta X1 : Sikap X2 : Fashion Leadership X3 : Orientasi Belanja X4 : Kepercayaan Konsumen b1, b2, b3, b4 : Koefisien Sikap, e : Error 3. Uji Hipotesis a. Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu, dimana (𝑅2) yang kecil menunjukkan kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel amat terbatas.

b. Uji Parsial (Uji t)

Uji t digunakan untuk menguji seberapa besar pengaruh secara parsial variabel independen terhadap variabel dependen sikap, inovasi fashion, kepercayaan, dan orientasi belanja terhadap niat beli secara online. Nilai t statistik dapat dicari dengan rumus (Ghozali, 2016:99).

(8)

417 𝑡 = 𝛽𝑖 𝑠𝛽𝑖 Keterangan : t : Nilai Hitung βi : Koefisien Regresi

Sβi : Kesalahan Koefisien regresi atau standar depresiasi c. Uji F (Simultan)

Menurut Ghozali (2016:99), Uji F pada dasarnya menenjukan apakah semua variabel independent atau bebas yang dimasukan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependent atau terikat. Penentuan besarnya F-hitung menggunakan rumus (Ghozali, 2016:96): 𝐹 = 𝑹 𝟐 (𝒌 − 𝟏) (𝟏 − 𝑹)/(𝑵 − 𝒌) Keterangan : R : Koefisien Determinan N : Jumlah Observasi K : Jumlah Variabel HASIL

1.Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa di Banyumas meliputi lima Universitas diantaranya Universitas Muhammadiyah Purwokerto, Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto, Insitut Agama Islam Negeri Purwokerto, Universitas Harapan Bangsa Purwokerto, UniversitasAmikom Purwokerto.

Untuk teknik pengambilan sampel menggunakan teknik Sampling Purposive, yakni teknik penentuan sempel dengan pertimbangan tertentu.

Adapun kriteria-kriteria tersebut adalah: a. Mahasiswa aktif di Banyumas.

b.Berencana melakukan pembelian secara online

Sampel Penelitian

2. Uji Normalitas

Berdasar hasil penelitian di atas diketahui bahwa nilai Asymptom Significance berada pada nilai 0,200 yang berarti data terdidtribusi secara normal.

Dari hasil penelitian diketahui bahwa seluruh variabel memiliki nilai tolerance di atas 0,05 dan nilai VIF kurang dari 10. Hal ini berarti bahwa data tidak memiliki permasalahan multikolinearitas antar variabel independen.

Dari hasil penelitian diperoleh bahwa seluruh variabel memiliki nilai signifikansi di atas 0.065 yang berarti bahwa data tidak memiliki permasalahan heteroskedastisitas.

No Universitas Jumlah

1. Universitas Muhammadiyah Purwokerto 30 2. Universitas Jendral Soedirman Purwokerto 30

3. Institut Agama Islam Purwokerto 30

4. Universitas Harapan Bangsa Purwokerto 30

5. Universitas Amikom Purwokerto 30

(9)

418 3. Uji Model (Uji F)

Dari hasil penelitian, diketahui bahwa nilai F hitung sebesar 2.642 dan berada pada tingkat signifikansi 0,00. Hal ini berarti bahwa model layak digunakan pada signifikansi 10%.

4.Uji Hipotesis

Berdasar hasil penelitian dapat diketahui bahwa variabel Jumlah Sikap Konsumen memiliki nilai signifikansi 0,012. Hal ini berarti bahwa Sikap Konsumen berpengaruh positif terhadap Niat Beli Produk Fashion secara Online. Variabel Fashion Leadership memiliki nilai signifikansi 0,014. Hal ini berarti bahwa Fashion Leadership berpengaruh positif terhadap Niat beli produk Fashion secara Online. Variabel Kepercayaan Konsumen memiliki nilai signifikansi 0,030. Hal ini berarti bahwa Kepercayaan Konsumen berpengaruh positif terhadap Niat Beli Fashion secara Online. Variabel Orientasi Belanja memiliki nilai signifikansi 0,000. Hal ini berarti bahwa Orientasi Belanja berpengaruh positif terhadap Niat Beli Fashion secara Online.

PEMBAHASAN

1.Pengaruh Sikap terhadap Niat Beli produk Fashion secara Online

Dari hasil uji regresi diketahui bahwa variabel Sikap memiliki nilai signifikansi 0,014. Hal ini berarti bahwa Sikap berpengaruh positif terhadap Niat beli produk Fashion secara Online.

Niat beli dipengaruhi oleh faktor internal maupun faktor eksternal (lingkungan sosial). Sikap konsumen termasuk faktor internal yang dibentuk oleh keyakinan terhadap atribut obyek dan evaluasi atribut untuk mengukur manfaat yang ingin dirasakan oleh konsumen. Hal ini menunjukkan bahwa sikap memiliki keterkaitan dengan niat seseorang dalam melakukan belanja online.

Pengaruh yang dimiliki adalah bernilai positif sehingga semakin baik sikap konsumen terhadap belanja online maka niat yang dimiliki konsumen untuk berbelanja online akan meningkat. Hal ini menunjukkan bahwa sikap mencerminkan kepercayaan seseorang konsumen dalam melakukan niat belanja produk fashion secara online.

2.Pengaruh Fashion Leadership terhadap Niat Beli produk Fashion secara Online

Dari hasil uji regresi diketahui bahwa variabel Fashion Leadership memiliki nilai signifikansi 0,031. Hal ini berarti bahwa Fashion Leadership berpengaruh positif terhadap Niat beli produk Fashion secara Online.

Hal ini terlihat dengan berkembangnya fashion leadership di kalangan mahasiswa akan meningkatkan niat belanja online mereka. Hal ini membuktikan bahwa konsumen dengan tingkat gaya hidup lebih tinggi mengutamakan fashion leadership yang sangat terlibat dalam produk produk fashion dan menunjukkan tingkat yang lebih tinggi dari keinginan untuk membeli produk fashion secara online.

Pengaruh yang dimiliki adalah bernilai positif sehingga semakin tinggi fashion leadership konsumen maka niat belanja fashion secara online akan meningkat.

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardize d Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) -1.859 .731 -2.541 .012 Sikap .481 .192 .187 2.500 .014 Fashion Leadership .169 .078 .163 2.183 .031 Kepercayaan Konsumen .211 .097 .171 2.188 .030 Orientasi Belanja .524 .114 .340 4.590 .000

(10)

419

3.Pengaruh Kepercayaan Konsumen terhadap Niat Beli Produk Fashion secara Online

Dari hasil uji regresi diketahui bahwa variabel Kepercayaan Konsumen memiliki nilai signifikansi 0,030. Hal ini berarti bahwa Kepercayaan Konsumen berpengaruh positif terhadap Niat beli produk Fashion secara Online.

Dengan demikiankepercayaan konsumen berpengaruh positif dan signifikan terhadap niat beli secara online. Pengaruh ini sangat menguntungkan bagi reseller atau pelaku penjualan online terbukti dengan banyaknya minat konsumen untuk melakukan pembelian online. Artinya semakin tinggi kepercayaan yang diberikan konsumen semakin tinggi pula minat yang timbul pada diri konsumen untuk melakukan pembelian secara online. Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa faktor yang mempengaruhi niat beli konsumen untuk membeli produk fashion melalui media online adalah kepercayaan.

Kepercayaan merupakan salah satu pondasi dari bisnis apapun, suatu transaksi bisnis antara dua belah pihak atau lebih akan terjadi apabila masing masing pihak saling mempercayai. Kepercayaan ini tidak begitu saja dapat diakui oleh pihak lain/mitra bisnis, melainkan harus diabangun dari awal dan dapat dibuktikan. 4.Pengaruh Orientasi Belanja terhadap Niat Beli produk Fashion secara Online

Dari hasil uji regresi diketahui bahwa variabel Orientasi Belanja memiliki nilai signifikansi 0,030. Hal ini berarti bahwa Orientasi Belanja berpengaruh positif terhadap Niat beli produk Fashion secara Online.

Pemasar online dapat memanfaatkan orientasi belanja pada mahasiswa di Kota Purwokerto untuk menumbuhkan niat membeli fashion secara online. Apabila dikaitkan dengan deskripsi dari masing-masing variabel, perilaku niat membeli secara online dapat terjadi dengan menampilkan keunggulan-keunggulan produk fashion online yang mampu membuat konsumen ingin terus berbelanja fashion melalui online.

Semakin sering frekuensi seseorang melakukan aktivitas berbelanja, entah untuk melihat-lihat produk maka semakin besar juga keinginan seseorang untuk membeli dan memiliki produk tersebut.

KETERBATASAN DAN SARAN 1. KETERBATASAN

Nilai Adjusted R Square sebesar 0,406 menunjukkan bahwa variabel yang diteliti hanya menyumbang 40,6% dalam mempengaruhi niat beli produk Fashion secara Online. Sedangkan sisanya sebesar 59,4% dipengaruhi oleh variabel lain di luar variabel yang diteliti seperti orintasi produk, motivasi harga, dan lain lain

2. SARAN

Penelitain selanjutnya sebaiknya menguji variabel Orientasi produk ataupun motivasi harga sebagai variabel control.

REFERENSI

Agustini, Ni kadek D.A.A . 2017. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Membeli Di Online Shop Mahasiswa Jurusan Pendidikan Ekonomi Angkatan 2012.Journal jurusan pendidikan

ekonomi. Vol. 9, No. 1.

Andarini, Muti dan Kurnia, Pepey. Riawati. 2014. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Purchase Intention Fashion Luxury Brand Dalam Lingkungan Mahasiswi Universitas Kelas Atas Di Jabodetabek. Journal

of Management and Business. Vol. 11 No.1, Hal 2014: 70-83.

Arikunto, Suharsimi. 2014. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatam Praktik, Jakarta : Rineka Cipta.

Arwiedya, Mohammad Ridzky. 2013. Analisis pengaruh harga, jenis media promosi,, resiko kinerja, dan keragaman produk terhadap keputusan pembelian via internet pada online shop. Journal Manajemen

Bisnis. Vol. 8 No. 4, Hal 230-243.

Azizah, Nurul., dan Dewi, Kusuma. 2016. Pengaruh shopping orientation, online trust dan prior online purchase experience terhadap online purchase intenton (studi pada online shop hijabi house). Program Studi Administrasi Bisnis, Fakultas Komunikasi dan Bisnis, Universitas Telkom. Vol. 20 No. 2, Hal 127-140.

(11)

420

Binalay, Andrew Gustnest, Mandey, S. L., dan Mintardjo, Christoffel M. O. 2016. Pengaruh sikap, norma subjektif dan motivasi terhadap minat beli secara online pada mahasiswa fakultas ekonomi dan bisnis di manado. Jurnal EMBA. Vol.4 No.1, Hal 395-406.

Dewi, Ida A. M. L., dan Sulistyawati, Eka. 2016. Pengaruh gaya hidup dan sikap etnosentrisme terhadap niat beli konsumen. Jurnal Manajemen Unud. Vol. 5 No.8, Hal 5128-5154.

Dewi, Ni P. R. A., dan Ardani, I Gusti A. K. S. 2016. Pengaruh sikap, norma subjekti terhadap niat beli ulang produk fashion via online di kota Denpasar. Jurnal Manajemen Unud. Vol. 5 No. 1, Hal 650-677. Dwipayani, Ni Made., dan Rahayuda, Ketut. 2016. Pengaruh Sikap Dan Fashion Leadership Terhadap Niat

Beli Online Remaja dikota Denpasar. Jurnal Manajemen Unud. Vol. 5 No.6, Hal 3620-3646.

Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19. Semarang : Penerbit Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Hasbun, Budiarto., dan Ruswanty, Endang. 2016. Komperasi Antara Kelompok Yang Melihat Iklan dan Tidak Melihat Iklan Dengan Moderasi Brand Awareness Terhadap Niat Beli (Studi Pada Commuter Line).Journal Of Business Studies. Vol. 2 No. 1. Hal 1-13.

Hasbullaha, Nurul Aqila., Abdullah Osmanb., Abdullahc, Safizal., Nizam, Salahuddind., Nor Faizzah Ramleec., and Hazalina Mat Sohac. 2016. The Relationship of Attitude, Subjective Norm and Website Usability on Consumer Intention to Purchase Online: An Evidence of Malaysian Youth. Procedia Economics and Finance. Vol. 35 Hal 493 – 502.

Ibrahim, K.S and Mohammad. 2013. Antecendent stirring purchase intetation of smartphone among adolescents in perlis. Internasional Journal Of Academic Research In Business And Social Sciences. Vol.3 No. 12. Hal 84-97.

Ivoni, Dzara., Santika, Wayan., dan Suryani, Alit. 2015. Pengaruh persepsi harga, orientasi merek, dan orientasi belanja terhadap niat beli fashion online. Jurnal Manajemen Unud. Vol. 4 No. 4. Hal

898-911.

Leeraphong, Aand Mardjo, A. 2013. Trust and Risk in Purchase Intention through Online Social Network: A Focus Group Study of Facebook in Thailand. Journal Of Economics Business and Management. Vol. 1 No. 4. Hal 314-318.

Mahkota, A.P., Suyadi, dan Riyadi. 2014. Pengaruh Kepercayaan dan Kenyamanan terhadap Keputusan Pembelian Online. Jurnal Administrasi Bisnis. Universitas Brawijaya. Malang. Vol. 8 No. 2 Hal 1-7.

Mangkunega, A.A. Anwar Prabu. Edisi Refisi. 2008. Perilaku Konsumen. Bandung: Refika aditama.

Nusarika, Luh Alviolita K., dan Purnami, Ni Made. 2015. Pengaruh Persepsi harga, kepercayaan, dan orientasi belanja terhadap niat beli secara online (studi pada produk fashion online dikota denpasar).Jurnal Menajemen Unud. Vol.4 No. 8, Hal, 2380-2406.

Oetama, Seanewati., dan Muslimah, ayu. Mayda. 2017. Pengaruh persepsi harga dan kepercayaan terhadap niat beli produk fashion secara online di kota sampit. E-Jurnal Profit (Jurnal Penerapan Ilmu Manajemen dan Kewirausahaan) Vol. 2 No. 2 hal, 111-123

Parastanti, Gadis Paramita., Kumadji, Srikandi., dan Kadarisman Hidayat., Kadarisma. 2014. Pengaruh prior online purchase experience terhadap trust dan online repurchase intention (survey pada pelanggan zalora indonesia melalui website www.zalora.co.id). Jurnal Administrasi Bisnis. Vol. 16 No. 1, Hal 1-7.

Purnomo, Albert Kurniawan. 2017. Fashion Leadership, Sikap Positif Dan Damak Pada Minat Beli E-Commerce Fashion.

Sangadji, Etta Mamang., dan Sopiah. 2013. Perilaku konsumen. Penerbit Andi Yogyakarta. Yogyakarta. Schiffman, Leon., dan Kanuk, Leslie Lazar. 2007. Perilaku konsumen. Edisi Ketujuh. PT Macanan Jaya

Cemerlang. Jakarta.

Setiadi, Nugroho J. 2008. Perilaku Konsumen: Konsep Dan Implikasi Untuk Strategi Dan Penelitian Pemasaran. Edisi Ketiga. Kencana: Jakarta.

Sugiarto. 2014. Analisis pengaruh trush in online store, perceived risk, attitude toward online purchasing terhadap minat beli konsumen produk Fashion di Surabaya.Jurnal Ekonomi dan Bisnis.

Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Manajemen. Bandung : Alfabeta.

(12)

421

Sujana, Kadek Ciptadi., Dan Suprapti , Ni Wayan Sri. 2016. Peran kepercayaan dalam memediasi pengaruh kualitas situs terhadap niat konsumen untuk berbelanja di situs zalora. Jurnal Manajemen Unud. Vol. 5 No. 1, Hal 595-622.

Tugiso, Ilham., Haryono, Andi Tri., dan Minarsih, Maria M. 2016.Pengaruh Relationship Marketing, Keamanan, Kepercayaan Dan Kualitas Pelayanan Terhadap Keputusan Pembelian Online Shop Dan Loyalitas Konsumen Sebagai Variabel Intervening (Studi Kasus Pada Online shop “Numira” Semarang). Journal Of Management, Vol. 2 No.2, Hal 1-18.

Utami, Ristianawati.D., Listyorini, Inon., dan Wijayanti, Lisis.E. 2016. Penguji Variabel yang Mempengaruhi Minat Beli secara Online. Jurnal manajemen Bisnis . Vol. 3 No. 2.

Zahra, Nadiastika Hayyuna., Suharyono., dan Yulianto., Edy.2016. Pengaruh Kelompok Acuan Terhadap Sikap Dan Niat Pembelian Serta Dampaknya Pada Keputusan Pembelian (Survei pada Konsumen di Rumah Makan Kimbap Rina, Malang).Jurnal Administrasi Bisnis. Vol. 37 No. 2, Hal 192-199. Zulfikar, Muhammad Rizky. 2015. Pengaruh kepercayaan terhadap niat beli pada olx dengan sikap setuju

sebagai mediasi. Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen. Volume. 4 No. 9, Hal 1-23.

https://dailysocial.id/post/idea-e-commerce-indonesia-2016/ diunduh senin, 23 oktober 2017, pukul: 19.24

Referensi

Dokumen terkait

sebuah website terhadap kepercayaan konsumen yang pada akhirnya akan. menentukan niat

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti meunjukkan bahwa ada pengaruh secara signifikan orientasi belanja, kepercayaan online, dan pengalaman pembelian terhadap

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai pengaruh kepercayaan (trust) terhadap niat beli (purchase intentition) konsumen produk berlabel

Menjelaskan pengaruh sikap konsumen pada niat belanja online.

Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa niat membeli produk fashion secara online adalah keinginan konsumen untuk melakukan perilaku membeli produk

fashion online di Kota Denpasar. Berdasarkan kesimpulan di atas, maka saran-saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut. 1) Hendaknya pihak yang berjualan secara

Uji hipotesis digunakan untuk menguji pengaruh secara bersama variabel Pesepsi, Sikap, Motivasi Belanja Hedonis terhadap Keputusan Pembelian Produk fashion secara

Apakah kepercayaan, citra toko, risiko yang dipersepsikan, dan pengalaman belanja online secara simultan berpengaruh signifikan terhadap niat beli konsumen Zalora