• Tidak ada hasil yang ditemukan

SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN PEMILIHAN METODE/ALAT KONTRASEPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN PEMILIHAN METODE/ALAT KONTRASEPSI"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN PEMILIHAN

METODE/ALAT KONTRASEPSI

Dedi Trisnawarman(1), Winny Erlysa(2)

Abstracts: To choose method or contraception tool is not easy because the effect doesn’t known before using it. There isn’t any method or contraception that fit for any body, each body difference so it’s need exact skill to understand more or less of method or contraception. In decision support system one will can get help in choosing the right methods or contraception. This system consists of: home module, login module, article module, DSS module and calendar module. System designed using MySql for database server, PHP as programming language, Macromedia Dream-weaver MX for website designed and Apache as web server. Evaluation of system designed using prototyping.

Keywords: Contraception Tool, DSS Module, Dream-Weaver MX, PHP, Calendar Module

(1)Dedi Trisnawarman, Dosen Tetap Fakultas Teknologi Informasi,Universitas Tarumanagara, Jakarta (2)Winny Erlysa, Alumni Fakultas Teknologi Informasi,Universitas Tarumanagara, Jakarta

Setiap orang tentunya menginginkan buah hati dapat tumbuh sehat, mendapat perhatian penuh, dan tercukupi segala kebutuhannya. Bagi pasangan yang kebetulan sedang mempersiapkan pernikahan, biasanya sudah mulai membicarakan rencana mengenai keluarga yang akan dibangun nantinya, termasuk dalam merencanakan jumlah anak dan waktu lahir masing-masing anak kelak. Satu-satunya cara untuk mengatur jumlah dan waktu kehamilan adalah melalui penggunaan metode atau alat kontrasepsi.

Memilih metode atau alat kontrasepsi bukan merupakan hal yang mudah karena efek yang berdampak terhadap tubuh tidak akan diketahui selama belum menggunakannya. Selain itu tidak ada metode atau alat kontrasepsi yang selalu cocok bagi semua orang karena situasi dan kondisi tubuh dari

setiap individu selalu berbeda, sehingga perlunya pengetahuan yang luas dan tepat mengenai keku-rangan dan kelebihan dari masing-masing metode atau alat kontrasepsi yang kemudian disesuaikan dengan kondisi tubuh pengguna.

Bagi setiap pasangan harus mempertimbangkan penggunaan metode atau alat kontrasepsi secara rasional, efisien dan efektif. Penggunaan metode atau alat kontrasepsi secara rasional berarti penggunaan metode atau alat kontrasepsi hendaknya dilakukan secara sukarela tanpa adanya unsur paksaan, yang didasarkan pada pertimbangan secara rasional dari sudut tujuan atau teknis penggunaan, kondisi kesehatan medis, dan kondisi sosial ekonomis dari setiap pasangan.

Pemilihan alat kontrasepsi secara efisien dapat dinilai dari biaya kontrasepsi dalam memproteksi

(2)

1. Membantu manajer membuat keputusan untuk memecahkan masalah yang sepenuhnya ter-struktur dan tidak terter-struktur.

2. Mendukung penilaian manajer bukan mencoba menggantikannya. SPK tidak dimaksudkan untuk menggantikan manajer. Komputer dapat dite-rapkan dalam menyelesaikan masalah yang terstruktur. Untuk masalah yang tidak terstruktur, manajer bertanggung jawab untuk menerap-kan penilaian, dan melakumenerap-kan analisis. Komputer dan manajer bekerja sama sebagai tim pemecahan masalah dalam memecahkan ma-salah yang ber-ada di area semi terstruktur yang luas.

3. Meningkatkan efektivitas pengambilan keputusan manajer daripada efisiennya. Tujuan utama DSS bukanlah untuk membuat proses pengambilan keputusan seefisien mungkin, tetapi seefektif mungkin.

Analytical Hierarchy Process (AHP)

AHP membuat para pembuat keputusan untuk

mendapatkan skala prioritas atau pertimbangan dari pengalaman, pandangan, intuisi dan data asli. Dalam menjalankannya, AHP tidak hanya mendukung pembuat keputusan untuk menyusun kerumitan dan melatih penilaian, tetapi membuat pertimbangan subjektif dan objektif dalam menganalisa keputusan (Dyer, 2002)

Beberapa ide dasar kerja dari AHP, adalah (Marimin, 2004)

1. Penyusunan Hierarki

Persoalan yang akan diselesaikan, diuraikan menjadi unsur-unsurnya, yaitu kriteria dan alter-natif, kemudian disusun menjadi struktur hierar-ki. Dalam Sistem Penunjang Keputusan yang kehamilan per tahun penggunaannya dari seorang

pasangan. Kemudian pemilihan alat kontrasepsi secara efektif harus didasari pertimbangan efektifitas dari masing-masing jenis kontrasepsi berdasarkan tingkat keberhasilannya.

Dari berbagai pertimbangan yang ada, maka dirancanglah suatu program aplikasi pada bidang kesehatan khususnya aplikasi Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Metode atau Alat Kontra-sepsi Berbasiskan Web. Melalui rancangan pro-gram aplikasi ini diharapkan dapat membantu para pasangan suami isteri dalam mendapatkan infor-masi dan mengambil keputusan penggunaan me-tode alat kontrasepsi yang tepat melalui media in-ternet.

Landasan Teori

Beberapa teori utama yang digunakan dalam perancangan ini adalah teori tentang sistem pen-dukung keputusan, pemodelan AHP dan kontrasepsi sebagai teori pendukung.

Sistem Pendukung Keputusan (DSS)

Sistem penunjang keputusan merupakan sistem berbasis komputer yang diharapkan dapat membantu menyelesaikan masalah-masalah yang komplek yang tidak terstruktur maupun yang semi terstruktur. Sistem Penunjang Keputusan merupakan perpa-duan antara keahlian manusia dan juga komputer. Dengan kemampuan yang dimiliki, sistem penun-jang keputusan diharapkan dapat membantu da-lam pengambilan keputusan baik untuk masalah se-mi terstruktur maupun tidak terstruktur (Turban, 2001)

Tujuan dari pembuatan Sistem Penunjang Keputusan yaitu (Turban, 2001):

(3)

dirancang, kriteria yang diuraikan adalah harga, kemudahan penggunaan, efek samping peng-gunaan, jangka waktu pemakaian, keberhasilan alat dan kondisi kesehatan.

2. Penilaian Kriteria dan Alternatif.

Kriteria dan alternatif dinilai melalui perban-dingan berpasangan. Menurut Saaty (1983), untuk berbagai persoalan, skala 1 sampai 9 ada-lah skala terbaik dalam mengekspresikan pendapat.

3. Penentuan Prioritas

Untuk setiap kriteria dan alternatif, perlu dilakukan perbandingan. Nilai-nilai perbandingan kemudian diolah untuk menentukan peringkat alternatif dari seluruh alternatif.

4. Konsistensi Logis

Semua elemen dikelompokkan secara logis dan diperingkatkan secara konsisten sesuai dengan kriteria yang logis.

Kontrasepsi

Kontrasepsi berasal dari kata kontra berarti mencegah atau melawan, sedangkan konsepsi adalah pertemuan antara sel telur (sel wanita) yang matang dan sel sperma (sel pria) yang meng-akibatkan kehamilan. Maksud dari kontrasepsi adalah menghindar dan mencegah terjadinya ke-hamilan sebagai akibat pertemuan antara sel te-lur yang matang dengan sel sperma tersebut. Cara kerja kontrasepsi bermacam-macam tetapi pada umumnya mempunyai fungsi mengusaha-kan agar tidak terjadi ovulasi, melumpuhmengusaha-kan ma, menghalangi pertemuan sel telur dengan sper-ma.

Kontrasepsi yang ideal harus dapat bekerja dalam waktu yang tahan lama, mempunyai efektifitas

yang tinggi, aman, mudah dalam menggunakan dan melepaskannya dan memiliki beberapa atau tidak sama sekali efek samping (Nancy, 1999).

Berbagai jenis metode atau alat kontrasepsi dibagi menjadi (Sobirin, 2006)

1. Kontrasepsi Sterilisasi

yaitu pencegahan kehamilan dengan mengikat sel indung telur pada wanita (tubektomi) atau testis pada pria (vasektomi). Proses sterilisasi ini harus dilakukan oleh ginekolog (dokter kandungan). Efektif bila memang ingin melakukan pen-cegahan kehamilan secara permanen, misalnya karena faktor usia.

2. Kontrasepsi Teknik, dibagi menjadi :

a. Coitus Interruptus (senggama terputus):

ejakulasi dilakukan di luar vagina. Faktor ke-gagalan biasanya terjadi karena ada sperma yang sudah keluar sebelum ejakulasi, orgasme berulang atau terlambat menarik penis keluar.

b. Sistem kalendar (pantang berkala): tidak

melakukan senggama pada masa subur, perlu kedisiplinan dan pengertian antara suami istri karena sperma maupun sel telur (ovum) mampu bertahan hidup sampai dengan 48 jam setelah ejakulasi. Faktor kegagalan karena salah menghitung masa subur (saat ovulasi) atau siklus haid tidak teratur sehingga per-hitungan tidak akurat.

c. Prolonged lactation atau menyusui, selama

tiga bulan setelah melahirkan saat bayi hanya minum ASI dan menstruasi belum terjadi, otomatis tidak akan terjadi kehamilan. Tapi jika ibu hanya menyusui kurang dari enam jam per hari, kemungkinan terjadi kehamilan cukup besar.

(4)

3. Kontrasepsi Mekanik, terdiri dari:

a. Kondom: Terbuat dari latex. Terdapat

kondom untuk pria maupun wanita serta berfungsi sebagai pemblokir sperma. Ke-gagalan pada umumnya karena kondom tidak dipasang sejak permulaan senggama atau terlambat menarik penis setelah ejakulasi sehingga kondom terlepas dan cairan sperma tumpah di dalam vagina.

b. Spermatisida: bahan kimia aktif untuk

membunuh sperma, berbentuk cairan, krim atau tisu vagina yang harus dimasukkan ke dalam vagina lima menit sebelum senggama. Kegagalan sering terjadi karena waktu larut yang belum cukup, jumlah spermatisida yang digunakan terlalu sedikit atau vagina sudah dibilas dalam waktu kurang dari enam jam setelah senggama.

c. Vaginal diafragma: lingkaran cincin dilapisi

karet fleksibel ini akan menutup mulut rahim bila dipasang dalam liang vagina enam jam sebelum senggama. Efektivitasnya sangat kecil, karena itu harus digunakan bersama spermatisida untuk mencapai efektivitas 80%.

d. IUD (Intra Uterine Device) atau spiral: terbuat dari bahan polyethylene yang diberi lilitan logam, umumnya tembaga (Cu) dan dipasang di mulut rahim. Kelemahan alat ini yaitu bisa menimbulkan rasa nyeri di perut, infeksi panggul, pendarahan di luar masa menstruasi atau darah menstruasi lebih banyak dari biasanya.

4. Kontrasepsi Hormonal

Kontrasepsi hormonal bisa berupa pil KB yang diminum sesuai petunjuk hitungan hari yang ada

pada setiap blisternya, suntikan, susuk (Implan) yang ditanam untuk periode tertentu, koyo KB atau spiral berhormon.

Kontrasepsi hormonal terdiri dari:

a. Pil Kombinasi Oral Contraception (OC) Pil kombinasi merupakan kombinasi dosis rendah estrogen dan progesteron. Peng-gunaan kontrasepsi pil kombinasi estrogen dan progesteron atau yang hanya terdiri dari

progesteron saja merupakan penggunaan

kontrasepsi terbanyak. b. Suntik KB

Kontrasepsi suntikan mengandung hormon sintetik. Cara pemakaiannya dengan me-nyuntikkan zat hormonal ke dalam tubuh. Zat hormonal yang terkandung dalam cairan suntikan dapat mencegah kehamilan dalam waktu tertentu. Biasanya penyuntikan ini dilakukan 2-3 kali dalam sebulan.

c. Susuk KB ( Implan )

Implan terdiri dari 6 kapsul silastik, setiap

kapsulnya berisi levornorgestrel sebanyak 36 miligram dengan panjang 3,4 cm dan dia-meter 2,4 cm. Kemasan Implan dirancang agar isinya tetap steril selama masa yang dite-tapkan asalkan kemasannya tidak rusak atau terbuka. Kapsul yang dipasang harus dicabut menjelang akhir masa 5 tahun. Pemasangan implan hanya dilakukan petugas klinik yang terlatih secara khusus (dokter, bidan dan pa-ramedik) yang dapat melakukan pemasangan dan pencabutan Implan. Terdapat dua jenis

Implan yaitu Norplant dan Implanon.

d. Koyo KB

Digunakan dengan ditempelkan di kulit setiap minggu. Kekurangannya adalah menimbulkan

(5)

METODE

Perancangan Sistem

Kegunaan Rancangan

Kegunaan dari perancangan aplikasi sistem penunjang keputusan pemilihan metode atau alat kontrasepsi adalah sebagai berikut:

1. Membantu para pasangan suami isteri untuk mendapatkan informasi mengenai metode atau alat kontrasepsi.

2. Membantu para pasangan suami isteri untuk memilih metode atau alat kontrasepsi yang tepat dan sesuai dengan situasi dan kondisi tubuh dari masing-masing individu.

3. Membantu para pasangan suami isteri untuk dapat mengetahui masa subur dan masa tidak subur dengan menggunakan metode kalendar.

Perancangan sistem penunjang keputusan pemi-lihan metode atau alat kontrasepsi ini terbatas pada pemberian informasi tentang masing-masing metode atau alat kontrasepsi, membantu dalam pengam-bilan keputusan metode atau alat kontrasepsi apa yang disarankan dan menyediakan aplikasi me-tode kontrasepsi alami dengan menggunakan ka-lendar.

Perancangan sistem penunjang keputusan ini menggunakan PHP sebagai bahasa pem-rograman, MySQL untuk basisdata. Sedang-kan, untuk perancangan website digunakan Macro media Dreamweaver, untuk server basis data digunakan MySQL dan apache sebagai web

ser-ver.

reaksi alergi bagi yang memiliki kulit sensitif dan kurang cocok untuk digunakan pada daerah beriklim tropis.

Perancangan Sistem Penunjang Keputusan pemilihan metode atau alat kontrasepsi ini meng-gunakan prototyping. Metode prototyping dapat menjadi dasar yang kuat dalam pengembangan dan kontrol perangkat lunak.

Pembuatan prototyping menggunakan tahapan pengambilan keputusan menurut Simon yang terdiri dari empat tahap, yaitu:

1. Tahap Intelligent

Tahap ini merupakan proses penelusuran dan pengidentifikasian masalah. Data diperoleh, diproses, dan diuji untuk mengetahui masalah yang ada. Data yang diperoleh merupakan data yang dapat digunakan untuk membantu proses pengambilan keputusan.

2. Tahap Design

Tahap ini merupakan tahap di mana proses pemilihan metode atau alat kontrasepsi dilakukan berdasarkan kriteria-kriteria yang ada. Kriteria tersebut nantinya akan diberikan bobot untuk menjadi patokan pemilihan metode atau alat kontrasepsi. Kriteria yang tersedia adalah harga, kemudahan penggunaan, efek samping penggunaan, jangka waktu pemakaian, keberhasilan alat dan kondisi kesehatan. 3. Tahap Pemilihan (Choice)

Tahap ini merupakan tahap analis dari krite-ria pemilihan metode atau alat kontrasepsi. Hasil dari analisis ini adalah metode atau alat kon-trasepsi yang sesuai dengan pilihan kriteria pengguna.

4. Tahap Implementasi (Implementation)

Tahap ini merupakan tahap penerapan dari ketiga

fase yang telah dirancang. Pengguna

meng-gunakan fase ini untuk memilih metode atau alat kontrasepsi.

(6)

a l a t P K id A la t n a m a A l a t u r l k e t_ a l a t P K id K e t i d A l a t i d K r i te r i a i s i K e t F K 1 F K 2 k r i te r i a P K id K r it e ria k r i te r i a u s e r P K id _ u s e r u s e r _ n a m e p a s s w o r d n a m a a l a m a t e m a i l te l e p o n tg l _ l a h i r g e n d e r i d _ a l a t F K

Gambar 1 Hubungan Antar Tabel

HASIL DAN PEMBAHASAN Rancangan Modul

Modul-modul yang dirancang pada sistem penunjang keputusan pemilihan metode atau alat

kontrasepsi adalah sebagai berikut: Gambar 2 Tampilan Halaman Awal DSS

Perancangan Basis Data

Perancangan basis data Sistem Penunjang Keputusan Pemilihan Metode atau Alat Kontrasepsi menggunakan alat bantu berupa Entity Relationship Diagram dan hubungan antar tabel.

Entity Relationship Diagram menggambarkan

entitas-entitas yang ada dalam sistem serta hu-bungannya. Entitas yang terdapat dalam E-R diagram Sistem Penunjang Keputusan pemilihan metode atau alat kontrasepsi adalah pengguna, alat, ket_alat, kri-teria.

Hubungan antar tabel pada Sistem Penunjang Keputusan pemilihan metode atau alat kontrasepsi menggambarkan tabel-tabel yang saling terhubung secara integrasi. Hubungan antar tabel yang diran-cang dapat dilihat pada Gambar 1.

1. Modul Home

Modul Home merupakan tampilan awal dari sistem penunjang keputusan pemilihan metode atau alat kontrasepsi. Dalam modul ini terdapat

form registrasi. Form registrasi ini merupakan

form pendaftaran yang akan digunakan sebagai

identitas bagi pengguna untuk mengakses sistem ini lebih lanjut.

(7)

2. Modul Login

Modul ini merupakan modul yang digunakan oleh pengguna agar dapat mengakses

web-site lebih lanjut. Pengguna akan diminta

untuk mengisi pengguna name dan

pass-word. Apabila pengguna tidak memiliki pengguna id dan password, maka pengguna

dapat melakukan registrasi dengan mengisi formulir registrasi. Modul login dibedakan menjadi dua yaitu login pengguna dan login

admin.

3. Modul Artikel

Modul ini merupakan modul yang berisi artikel informasi yang berhubungan dengan metode atau alat kontrasepsi.

4. Modul DSS

Modul DSS ini merupakan bagian dari program aplikasi sistem pendukung keputusan pemilihan metode atau alat kontrasepsi. Modul ini merupakan inti dari perancangan sistem yang dibuat. Modul ini hanya dapat diakses oleh

pengguna yang telah melakukan registrasi.

Modul ini dapat membantu pengguna dalam mengambil keputusan sementara dalam pe-milihan metode atau alat kontrasepsi. Dengan mengakses modul ini, maka pengguna dapat memilih metode atau alat kontrasepsi yang akan dianalisis berdasarkan kriteria-kriteria yang ada. Tampilan gambar dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3 Tampilan Halaman Pemilihan Alat Kontrasepsi

Gambar 4 Tampilan Halaman Kalendar

Merupakan modul yang menyediakan meto-de kontrasepsi alami meto-dengan menggunakan kalen-dar. Modul ini akan menampilkan kalender kon-trasepsi beserta masa subur, masa menstruasi, pe-riode kontrasepsi pengguna dapat menggunakan

metode kalendar untuk mengetahui masa subur dan masa tidak subur. Tampilan dapat dilihat pada Gambar 4.

(8)

D ata

- Data Alat / M etode Kontrasepsi - Data Kem udahan Penggunaan - Data H arga

- Data Jangka W aktu Pem akaian - Data Efek Sam ping Penggunaan - Data Keberhasilan Alat - Data Kondisi Kesehatan

1. M odel Keputusan dengan AHP

Sistem M anajem en

Basis D ata Sistem M anajem enBasis M odel

- Inp ut D ata

D ata D iri Kondisi T ubuh Pengguna Pilihan alat

N ilai bobot AH P

- L ih at Artikel Informasi

M em ilih alat kontrasepsi Plus M inus Alat Kontrasepsi

Serba Serbi Kontrasepsi

Pem akaian Alat Kontrasepsi N on Horm onal R endah

- Analisis

Penilaian m enurut bobot nilai yang dihasilkan e k s t r a k s i Basis Data SPK M odel SPKBasis

Gambar 5 Komponen SPK Pemilihan Metode / Alat Kontrasepsi SIMPULAN

Kesimpulan yang dapat ditarik dari perancangan Sistem Penunjang Keputusan Pemilihan Metode/Alat Kontrasepsi adalah:

1. Sistem Penunjang Keputusan yang dirancang berbasiskan web, sehingga dapat diakses secara umum tanpa dibatasi waktu dan tempat, terutama bagi mereka yang membutuhkan informasi mengenai alat/metode kontrasepsi.

2. Sistem Penunjang Keputusan yang dirancang dapat membantu dalam menentukan metode atau

Perancangan Komponen SPK

SPK pemilihan metode atau alat kontrasepsi memiliki komponen-komponen seperti yang digam-barkan pada Gambar 5.

alat kontrasepsi yang tepat dan sesuai dengan situasi dan kondisi tubuh dari masing-masing pengguna.

Saran-saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut:

1. Dapat dibuat Sistem Penunjang Keputusan baru yang mencakup pemilihan metode atau alat kon-trasepsi dan pemilihan metode terefektif untuk segera mendapatkan kehamilan bagi mereka yang mempunyai masalah kesulitan dalam mendapatkan keturunan melalui konsultasi dengan pakar yang bersangkutan.

2. Pengembangan pada sistem penunjang keputusan ini dapat dilakukan dengan menggabungkannya

(9)

RUJUKAN

Dyer, RF, Forman, EH, Mustafa, M. 2002. A.Decision Support for Media Selection Using the Analytic Hierarchy Process. Journal of Advertising. Vol. 21: No. 1.

Jones, K. 2006. Knowledge Management As A Foundation For Decision Support Systems, The Journal of Computer Information Systems.Vol. 46: No. 4. Marimin. 2004. Teknik dan Aplikasi Pengambilan

Keputusan Kriteria Majemuk, Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia.

dengan sistem pakar atau menggunakan metode-metode yang lain.

Mcleod, RJr. 2001. Sistem Informasi Manajemen, Terjemahan oleh Hendra Teguh. Jakarta: PT Prenhallindo.

Nancy, JA. 1999. Contraception : Present and Future. Medical Journal of Indonesia. Vol. 8: No. 1 . Sobirin. 2006. Mengenal Lebih Dalam Aneka Alat

Kontrasepsi, http://www.kafka.web.id/forum/ kesehatan1.htm, 2 Agustus 2006.

Turban, E, Aronson, EJ, and Liang. 2001. Ting Peng, Decision Support System and Intelligent System. 6th Edition. Upper Saddle River: Prentice-Hall.

(10)

Gambar

Gambar 1 Hubungan Antar Tabel
Gambar  4 Tampilan Halaman Kalendar
Gambar 5  Komponen SPK  Pemilihan Metode / Alat Kontrasepsi

Referensi

Dokumen terkait

Reaktivitas : Tidak ada data tes khusus yang berhubungan dengan reaktivitas tersedia untuk produk ini atau bahan bakunya... Stabilitas

Opetuspakettiin kuuluu viisi oppituntia, joiden aiheet ovat kolmioiden yhdenmuotoisuus, Pythagoraan lause sekä suorakulmaisen kolmion trigonometria: sivun ja kulman

- Bahwa Pengadilan Agama Palembang tidak dan/atau kurang maksimal dalam menjalankan fungsi penasehatan dan penjelasan sebagaimana yang diamanatkan oleh Pasal 143 RBg

Hasil pemeriksaan tajam penglihatan jauh pasien dengan ETDRS chart di unit low vision mengalami peningkatan sampai 2/40 setelah operasi katarak pada mata kanan, meskipun

Profil risiko dalam penilaiannya terdiri dari risiko inheren, penilaian kualitas kontrol dan rencana perbaikan kualitas kontrol.Rasio keuangan yang digunakan dalam menilai

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat kita ketahui bahwa pendidikan agama di sekolah seharusnya dapat dilaksanakan dalam berbagai aktivitas pembelajaran baik di dalam

Berdasarkan permasalahan yang dikemukakan diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “ Analisis Corporate Social Responsibility dan Corporate

Melalui pembelajaran Pendidikan Jasmani siswa akan memperoleh pengalaman yang erat kaitannya dengan kesan pribadi yang menyenangkan, berbagai ungkapan kreatif, inovatif,