PUTUSAN
Nomor 16/Pdt.G/2016/PTA.Plg.
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
Pengadilan Tinggi Agama Palembang yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada tingkat banding dalam sidang majelis telah menjatuhkan putusan sebagai berikut dalam perkara cerai gugat, antara :
PEMBANDING, umur 34 tahun, agama Islam, pendidikan terakhir D3 Akuntansi, pekerjaan Buruh, tempat tinggal di Kabupaten Lahat, dahulu disebut sebagai Tergugat, sekarang sebagai Pembanding /Tergugat;
m e l a w a n
TERBANDING, umur 33 tahun, agama Islam, pendidikan terakhir S1 Ekonomi, pekerjaan Ibu rumah tangga, tempat tinggal di Kota Palembang, dahulu disebut sebagai Penggugat, sekarang sebagai Terbanding / Penggugat;
Pengadilan Tinggi Agama tersebut;
Setelah membaca dan mempelajari berkas perkara dan semua surat yang berkaitan dengan perkara yang dimohonkan banding;
DUDUK PERKARA
Mengutip segala uraian mengenai hal ini (duduk perkara) sebagaimana termuat dalam putusan verstek yang dijatuhkan oleh Pengadilan Agama Palembang Nomor 0010/Pdt.G/2016/PA.Plg. tanggal 28 Maret 2016 Masehi yang bertepatan dengan tanggal 19 Jumadil Akhir 1437 Hijriyah, yang amarnya berbunyi sebagai berikut :
MENGADILI
1. Menyatakan Tergugat telah dipanggil secara resmi dan patut untuk menghadap di persidangan tidak hadir;
2. Mengabulkan gugatan Penggugat dengan Verstek;
3. Menjatuhkan talak 1 (satu) ba'in sughro Tergugat ( PEMBANDING ) terhadap Penggugat ( TERBANDING );
4. Menetapkan anak bernama : 1. ANAK PEMBANDING dan TERBANDING 1, umur 5 tahun. 2. ANAK PEMBANDING dan TERBANDING 2, umur 2 tahun. 3. ANAK PEMBANDING dan TERBANDING 3, umur 2 tahun berada dibawah hadhanah Penggugat ( TERBANDING );
5. Memerintahkan kepada Panitera Pengadilan Agama Palembang untuk mengirimkan salinan putusan ini kepada Pegawai Pencatat Nikah Kantor Urusan Agama Kecamatan Ilir Barat I Kota Palembang, Pegawai Pencatat Nikah Kantor Urusan Agama Kecamatan Lahat, Kabupaten Lahat guna didaftarkan dalam daftar yang disediakan untuk itu;
6. Membebankan kepada Penggugat untuk membayar biaya perkara sebesar Rp.411.000,- ( empat ratus sebelas ribu rupiah );
Bahwa, terhadap putusan a quo Pembanding/Tergugat telah mengajukan banding dengan Akta Permohonan Banding Nomor 0010/Pdt.G/2016/PA.Plg tanggal 10 Mei 2016 yang dibuat oleh Panitera Pengadilan Agama Palembang, dan permohonan banding mana telah diberitahukan kepada pihak lawannya sesuai dengan ketentuan yang berlaku;
Bahwa, Pembanding/Tergugat telah mengajukan memori banding kepada Pengadilan Tinggi Agama Palembang bertanggal 9 Mei 2016 dan Terbanding/Penggugat telah mengajukan kontra memori banding bertanggal 17 Mei 2016;
Bahwa, baik Pembanding/Tergugat maupun Terbanding/ Penggugat tidak melakukan pemeriksaan berkas perkara banding, hal
tersebut sesuai dengan Surat Keterangan Tidak memeriksa Berkas Perkara Banding Nomor 0010/Pdt.G/2016/ PA.Plg. tanggal 10 Juni 2016 yang dibuat oleh Panitera Pengadilan Agama Palembang.
PERTIMBANGAN HUKUM
Menimbang, bahwa sebelum Majelis Pengadilan Tinggi Agama Palembang mempertimbangkan mengenai apakah masih ada hak bagi Pembanding/Tergugat untuk melakukan upaya hukum verzet atas putusan verstek yang dijatuhkan Pengadilan Agama Palembang a quo setelah Pembanding/Tergugat melakukan upaya hukum banding, maka terlebih dahulu Majelis Pengadilan Tinggi Agama Palembang akan mempertimbangkan mengenai boleh dan/atau tidaknya putusan Pengadilan Agama Palembang a-quo dilakukan upaya hukum banding;
Menimbang, bahwa menurut Majelis Pengadilan Tinggi Agama Palembang, putusan Pengadilan Agama Palembang a quo adalah putusan verstek sebagaimana yang dimaksud oleh Pasal 149 ayat (1) RBg, dan bukan putusan kontradiktoir;
Menimbang, bahwa dalam Pasal 153 ayat (1) RBg dinyatakan bahwa ”Tergugat yang perkaranya diputus tanpa kehadirannya (verstek) dan tidak dapat menerima putusan itu dapat mengajukan perlawanan (verzet)”. Sedangkan dalam Pasal 200 RBg dinyatakan ”Terhadap hukuman-hukuman dengan verstek tidak dibenarkan dimajukan permohonan peradilan banding, akan tetapi bila Penggugat semula ada mengajukan permohonan banding terhadap putusan hukum itu maka dalam taraf banding itu pihak Tergugat dapat memajukan segala perlawanan terhadap gugatan yang bersangkutan, dalam hal itu ia tidak akan dapat dibenarkan lagi untuk seperti dalam taraf pertama memajukan verzet terhadap keputusan hukum tersebut”;
Menimbang, bahwa sementara itu dalam Pasal 8 ayat (1) Undang-undang Nomor 20 tahun 1947 tentang Peradilan Ulangan dinyatakan bahwa ”Dari putusan Pengadilan Negeri (Pengadilan Agama) yang dijatuhkan diluar hadir Tergugat (verstek), Tergugat tidak boleh minta
pemeriksaan ulangan melainkan hanya dapat mempergunakan perlawanan (verzet) dalam pemeriksaan tingkat pertama, akan tetapi jikalau Penggugat minta pemeriksaan ulangan, Tergugat tidak dapat mempergunakan hak perlawanan (verzet) dalam pemeriksaan tingkat pertama”;
Menimbang, bahwa atas dasar ketentuan-ketentuan tersebut di atas, jelaslah bahwa upaya hukum terhadap putusan verstek adalah verzet, dan bukan banding. Dengan demikian, pihak Pembanding/ Tergugat tidak dibolehkan mengajukan upaya hukum banding atas putusan verstek yang dijatuhkan oleh Pengadilan Agama Palembang a-quo;
Menimbang, bahwa oleh karena Pembanding/Tergugat tidak dibolehkan mengajukan upaya hukum banding terhadap putusan Pengadilan Agama Palembang a quo, tetapi harus mengajukan upaya hukum verzet, maka permohonan banding yang diajukan oleh Pembanding/Tergugat terhadap putusan Pengadilan Agama Palembang Nomor 0010/Pdt.G/2016/PA.Plg. tanggal 28 Maret 2016 Masehi yang bertepatan dengan tanggal 19 Jumadilakhir 1437 Hijriyah harus dinyatakan batal;
Menimbang, bahwa dengan batalnya permohonan banding yang diajukan oleh Pembanding/Tergugat, maka Majelis Pengadilan Tinggi Agama Palembang memerintahkan kepada Pengadilan Agama Palembang untuk mencoret permohonan banding a quo dalam register perkara banding;
Menimbang, bahwa sungguhpun permohonan banding yang diajukan oleh Pembanding/Tergugat tersebut dinyatakan batal, namun hak Pembanding/Tergugat untuk melakukan upaya hukum verzet atas putusan Pengadilan Agama Palembang a quo masih terbuka dan dapat dibenarkan dengan pertimbangan sebagai berikut:
- Bahwa ketika Pembanding/Tergugat mengajukan upaya hukum banding, hak Pembanding/Tergugat untuk melakukan upaya hukum verzet masih dalam tenggang waktu yang dibenarkan oleh peraturan
perundang-undangan, sebab putusan Pengadilan Agama Palembang a quo diberitahukan kepada Pembanding/Tergugat pada tanggal 28 April 2016 sedangkan Pembanding/Tergugat melakukan upaya hukum banding pada tanggal 10 Mei 2016 (vide, Pasal 199 ayat (1) RBg Jo. Pasal 7 ayat (1) Undang-undang Nomor 20 tahun 1947 tentang Peradilan Ulangan);
- Bahwa, dalam hal ini Pembanding/Tergugat dapat dikategorikan pihak yang tidak faham dan mengerti akan upaya hukum yang mesti dilakukan atas putusan verstek sebab Pembanding/Tergugat tidak berlatar pendidikan dibidang hukum;
- Bahwa Pengadilan Agama Palembang tidak dan/atau kurang maksimal dalam menjalankan fungsi penasehatan dan penjelasan sebagaimana yang diamanatkan oleh Pasal 143 RBg terhadap pihak Pembanding/ Tergugat yang mengajukan upaya hukum atas putusan verstek a quo, sehingga terjadi maal administrasi dalam melakukan pendaftaran upaya hukum yang diajukan oleh Pembanding/Tergugat atas putusan verstek a quo, seharusnya permohonan upaya hukum yang diajukan oleh Pembanding/Tergugat tersebut didaftar sebagai perkara verzet, dan bukan perkara banding;
- Bahwa Pengadilan Agama Palembang seharusnya menolak untuk mendaftar permohonan banding atas putusan verstek Pengadilan Agama Palembang a quo yang dimohonkan oleh pihak Pembanding/ Tergugat sebab bertentangan dengan peraturan perundang-undangan (vide, Pasal 200 ayat (1) RBg Jo. Pasal 8 ayat (1) Undang-undang Nomor 20 tahun 1947 tentang Peradilan Ulangan);
Menimbang, bahwa berdasarkan uraian pertimbangan tersebut di atas dan demi tercapainya aspek keadilan bagi Pembanding/Tergugat maka Majelis Pengadilan Tinggi Agama Palembang memberi hak kepada Pembanding/Tergugat untuk melakukan upaya hukum verzet atas putusan Pengadilan Agama Palembang a quo dalam tenggang waktu 14 (empat belas) hari terhitung setelah putusan ini diberitahukan kepada Pembanding/Tergugat;
Menimbang, bahwa oleh karena perkara a quo masuk dalam bidang perkawinan, maka berdasarkan Pasal 89 ayat (1) Undang-undang Nomor 7 tahun 1989 tentang Peradilan Agama sebagaimana telah diubah dua kali dengan undang Nomor 3 tahun 2006 dan Undang-undang Nomor 50 tahun 2009 biaya perkara dalam tingkat banding dibebankan kepada Pembanding/Tergugat;
Mengingat segala peraturan-peraturan perundangan yang berlaku dan hukum Syara’ /Hukum Islam yang berkaitan dengan perkara ini;
M E N G A D I L I
1. Menyatakan permohonan banding yang diajukan oleh Pembanding/ Tergugat batal;
2. Memerintahkan kepada Pengadilan Agama Palembang untuk mencoret perkara banding a-quo dari daftar register banding;
3. Memberi hak kepada Pembanding/Tergugat untuk melakukan upaya hukum verzet atas putusan verstek Pengadilan Agama Palembang Nomor 0010/Pdt.G/2016/PA.Plg. tanggal 28 Maret 2016 Masehi yang bertepatan dengan tanggal 19 Jumadil Akhir 1437 Hijriyah dalam tenggang waktu 14 (empat belas) hari terhitung setelah putusan ini diberitahukan kepada Pembanding/Tergugat;
4. Membebankan kepada Pembanding/Tergugat; untuk membayar biaya perkara dalam tingkat banding sebesar Rp. 150.000,- (seratus lima puluh ribu rupiah);
Demikian putusan ini dijatuhkan di Pengadilan Tinggi Agama Palembang dalam musyawarah Majelis pada hari Selasa tanggal 28 Juni 2016 Masehi, yang bertepatan dengan tanggal 23 Ramadhan 1437 Hijriyah oleh kami Drs. H. Khairuddin, S.H., M.H., selaku Ketua Majelis, Drs. H.M. Rusli Mansur,S.H.,M.H.I. dan Drs. H. Usman,S.,S.H., M.H., masing-masing sebagai Hakim Anggota yang ditunjuk berdasarkan
Penetapan Ketua Pengadilan Tinggi Agama Palembang Nomor 16/Pdt.G/2016/PTA.Plg. tanggal 21 Juni 2016, dan diucapkan dalam sidang yang dinyatakan terbuka untuk umum pada hari Selasa tanggal 12 Juli 2016 Masehi, bertepatan dengan tanggal 7 Syawal 1437
Hijriyah, oleh Ketua Majelis tersebut, dengan dihadiri para Hakim
Anggota dan Hj. Fara Umitha,S.H. sebagai Panitera Pengganti, serta tanpa dihadiri oleh kedua belah pihak yang beperkara;
KETUA MAJELIS,
Drs. H. Khairuddin, S.H., M.H. HAKIM ANGGOTA,
Drs.H.M.Rusli Mansur, S.H., M.H.I. Drs. Usman S, S.H., M.H. PANITERA PENGGANTI,
Hj. Fara Umitha, S.H.
Perincian biaya perkara:
1. Biaya proses = Rp. 139.000,-; 2. Biaya redaksi = Rp. 5.000,-; 3. Biaya meterai = Rp. 6.000,-;
J u m l a h = Rp. 150.000,- (Seratus lima puluh ribu rupiah)