• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. politik rakyat dalam menegakkan disiplin nasional. Peran pers yang paling pokok sebagai agen perubahan (agent of

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. politik rakyat dalam menegakkan disiplin nasional. Peran pers yang paling pokok sebagai agen perubahan (agent of"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Pada saat ini banyak bermunculan media massa dengan berbagai tujuan dan kepentingan, maka diperlukan kedewasaan masyarakat dalam menyikapinya. Media massa diantaranya media pers merupakan alat perubahan sosial, pembaharuan masyarakat dan juga sebagai penyalur aspirasi, Pers juga dapat berperan aktif dalam meningkatkan kesadaran politik rakyat dalam menegakkan disiplin nasional.

Peran pers yang paling pokok sebagai agen perubahan (agent of change) dapat membantu dalam proses peralihan masyarakat tradisional menjadi masyarakat modern. Dalam peralihan itulah masyarakat secara sadar atau tidak sangat mudah mendapat pengaruh-pengaruh luar, karena perkembangan dan tuntutan serta demokratisasi yang sangat kuat akan membongkar segala bentuk ketertutupan dalam masyarakat.

Di tengah iklim seperti sekarang ini, pers benar-benar menikmati kebebasan, tetapi di balik kebebasan ini muncul sejumlah dampak negatif yang cenderung menyimpang dari fungsi sebenarnya, yaitu kepentingan publik (public interest), isu masyarakat (public issues), dan kepedulian masyarakat (public cares) (DMOIW indonesia, 30 April 2005). Selain itu fungsi media massa adalah menyiarkan informasi (to inform), mendidik (to educate), menghibur (to intertain) dan mempengaruhi masyarakat (to

(2)

influence) (Asep Saiful Muhtadi, 1999: 71). Media pada saat ini terkesan bukan lagi tampak sebagai alat untuk memenuhi informasi dan hak menyampaikan pendapat, tetapi justru cenderung untuk dibentuk sebagai penggiring opini terhadap kepentingan pribadi tanpa melihat missi utama dan kode etik jurnalistik yang seharusnya dijunjung tinggi oleh insan pers, contohnya wartawan menyajikan berita yang tidak berimbang, mencampurkan antara fakta dan opini demi mengejar halayak pasar.

Pada dasarnya, kode etik jurnalistik dibuat oleh wartawan dari dan untuk wartawan sebagai acuan moral dalam menjalankan tugas kewartawanannya, selain itu kode etik jurnalistik juga sebagai peraturan perundang-undangan yang harus ditaati setiap wartawan (Budyatna, 2005: 311).

Disisi lain terlihat adanya keprihatinan yang mendalam bahwa kekerasan yang dilakukan oleh masyarakat terhadap media akhir-akhir ini selalu berawal dari isu pemberitaan yang sangat bias, tidak mendidik, dan justru cenderung tendensius, politis sebagai dampak dari kebebasan pers. Media tanpa mengindahkan norma sosial, moral, tata susila, budaya dan agama sering menyimpang dari eksistensi pers itu sendiri. Yaitu setelah era reformasi pers benar-benar menikmati kebebasannya, dari kebebasan itulah pers sering menyimpang dari fungsinya.

Untuk meminimalisir terjadinya kekerasan media baik melalui tulisan dan gambar seperti pornoaksi dan pornografi yang sudah sangat menghawatirkan, tidak mendidik masyarakat, serta maraknya tindakan

(3)

anarkisme masyarakat terhadap media karena isi pemberitaan yang dianggap diskriminatif, bohong, fitnah, tidak sesuai dengan fakta dan lain-lain, maka perlu adanya pemantau media dan adanya aturan yang mengikatnya yaitu kode etik jurnalistik.

Munculnya kebebasan pers sejak tahun 1998, telah menghasilkan ratusan tabloid dan majalah hiburan. Sedikit banyaknya pornografi berkorelasi dengan kebebasan tadi. Hal ini ditegaskan bahwa kebebasan pers bukan hak milik wartawan atau pengelola media. Kebebasan pers adalah hak milik publik yang harus diperoleh sebagai konsekuensi dari hak memperoleh informasi. Konsep kebebasan pers berbeda dari pers bebas. Kebebasan pers adalah norma kultural yang jadi acuan nilai bersama di ruang publik sedangkan pers bebas adalah kondisi yang melandasi keberadaan institusi pers yang menjamin otonomi pers menjalankan fungsi sosialnya. Kebebasan pers adalah istilah yang menunjuk jaminan atas hak-hak warga memperoleh informasi sebagai dasar guna membentuk sikap dan pendapat dalam konteks sosial yang digunakan media massa sebagai institusi kemasyarakatan (Masduki, 2004: 7).

Bila kita lihat sekarang, kebebasan pers sering disalahartikan seolah-olah demi kebebasan pers itu semata. Seringkali terlihat ada berita yang tidak akurat atau tidak berimbang, mencampurkan antara fakta dan opini, serta kadang melakukan plagiat dari sinilah masih banyaknya kelemahan profesionalisme dari pekerja pers dan banyak pula yang melanggar kode etik jurnalistik.

(4)

Melihat fenomena di atas, penulis ingin mengetahui bagaimana etika pemberitaan rubrik isu khusus tabliod Infotainmen Cek & Ricek bulan April-September 2005, di mana tabloid ini merupakan media yang di dalamnya banyak memberitakan tentang hiburan, gosip para artis dan lain-lain. Untuk itulah penulis tertarik menganalisisnya. Tabloid adalah media yang sangat berbeda dengan koran, karena tabloid merupakan surat kabar berkala (surat kabar yang terbit mingguan, bulanan, dan sebagainya) sedangkan koran adalah surat kabar yang terbit setiap hari, di samping itu segi pemberitaannya juga sangat berbeda sekali. Persamaan keduanya adalah fungsi media yaitu melaporkan fakta dan memberikan informasi, mendidik publik, memberi komentar menyampaikan dan membentuk opini, karena itu media memberi sumbangan terhadap debat opini publik, lebih jauh lagi media mengkritik, mengatur dan mengontrol pemerintahan (Muis, 2001: 127-128).

Hal ini patut diwaspadai mengingat belum seluruhnya rakyat Indonesia memiliki pendidikan dan tingkat intelegensia yang memadai. Jika pers dibiarkan tanpa kontrol dan tanggung jawab, maka hal tersebut dapat berpotensi menjadi media agitasi yang dapat mempengaruhi psikologi masyarakat yang belum terdidik. Oleh karena itu, kebebasan pers perlu diberikan pembatasan-pembatasan paling tidak melalui rambu hukum sehingga pemberitaan yang dilakukan oleh pers, dapat menjadi pemberitaan pers yang bertanggung jawab.

(5)

1.2.Perumusan Masalah

Atas dasar pemikiran tersebut maka dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

a. Apakah pemberitaan di Tabloid Infotainmen Cek & Ricek sesuai dengan kode etik jurnalistik versi PWI.

b. Bagaimana pandangan dakwah mengenai pemberitaan di Tabloid Infotainmen Cek & Ricek.

1.3.Tujuan dan Manfaat Penelitian

a. Mengetahui etika pemberitaan Tabloid Infotainmen Cek & Ricek

b. Mengetahui pandangan dakwah mengenai pemberitaan di Tabloid Infotainmen Cek &Ricek

Penelitian ini diharapkan dapat:

1. Memberikan wacana pemikiran dakwah khususnya jurusan Komunikasi Penyiaran Islam (KPI) bidang penerbitan.

2. Memberikan kontribusi pemikiran positif sebagai upaya membantu memecahkan masalah etika di bidang jurnalistik di era sekarang.

1.4.Tinjauan Pustaka

Beberapa penelitian yang dipergunakan penulis untuk menunjang penulisan skripsi ini antara lain:

Penelitian Muhammad Zaenuri (2002), yaitu tentang "Konsep Kebebasan Pers Krisna Harahap dalam Perspektif Islam di Indonesia". Dalam pengumpulan data, peneliti menggunakan metode library research,

(6)

yaitu metode untuk memperoleh data dari buku-buku yang ada kaitannya dengan permasalahan penulis. Setelah data terkumpul penulis analisis dengan metode indeksikalitas, yaitu keterkaitan makna kata, prilaku, dan lainnya pada konteksnya. Selain itu penulis menggunakan metode deduktif dan induktif. Metode deduktif, yaitu cara berfikir dari hal-hal yang bersifat umum kemudian disimpulkan dengan pengertian umum. Sedangkan metode induktif, yaitu metode berfikir yang bertitik tolak dari hal-hal bersifat umum atas dasar aspek yang sama (Zainuri, 2002).

Adapun dalam penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa konsep Krisna Harahap tentang kebebasan pers bahwa setiap orang berhak atas kebebasan mempunyai dan mengeluarkan pendapat tentang kebebasan itu dibatasi dalam hal pengakuan kesusilaan kesejahteraan negara.

Ditinjau dari perspektif Islam kebebasan pers adalah kebebasan menyampaikan ajaran Islam dalam bentuk tulisan ataupun gambar melalui pers dengan berpedoman pada Al-Quran dan As-Sunnah.

Perbedaan yang terdapat dalam kajian skripsi penulis dengan kajian dalam skripsi saudara Muhammad Zainuri adalah obyeknya, selain itu juga pembahasannya. Kajian skripsi saudara Muhammad Zainuri menekankan pada konsep kebebasan pers Krisna Harahap dalam perspektif Islam khususnya di Indonesia. Sedangkan kajian skripsi penulis, selain menekankan pada kebebasan pers juga dampak dari kebebasan tersebut. Hal ini terlihat karena kebebasan pers mengakibatkan banyaknya bermunculan media-media komunikasi sehingga menimbulkan pemberitaan yang sangat

(7)

bias dan tidak mendidik. Hal ini dikarenakan persaingan antar media. Padahal dalam arti sebenarnya kebebasan pers adalah kebebasan mengeluarkan pendapat, dan memperoleh informasi. Untuk itulah dalam kajian skripsi ini penulis juga menekankan tentang etika pemberitaan media massa ( kode etik jurnalistik ) pada salah satu media massa yaitu Tabloid Infotainmen Cek & Ricek.

Penelitian Imam Prakoso (1997) tentang “Sikap wartawan muslim dalam menghadapi informasi keislaman dan pengaruhnya dalam dakwah Islamiyah (telaah dari aspek karya jurnalistik)” . Dalam mengumpulkan data peneliti menggunakan metode library research, setelah itu penulis analisis dengan menggunakan metode deduktif dan induktif. Metode Deduktif yaitu, usaha untuk menarik kesimpulan dari hal-hal yang bersifat umum, atau bertitik tolak pada dalil-dalil yang umum untuk kemudian menilai dan mengambil yang khusus. Sedangkan metode induktif yaitu, untuk mengambil kongklusi atau mengambil suatu kesimpulan dari pengetahuan dan pengertian yang bersifat khusus, untuk kemudian ditarik kesimpulan pengertian yang bersifat umum (Prakoso, 1997).

Adapun penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa pada hakekatnya wartawan umum dan wartawan muslim pada khususnya mempunyai tanggung jawab yang berat, ia seolah berada pada dataran idea dan realitas. Baginya menyampaikan informasi adalah kewajiban tetapi tidak hanya dituntut secara obyektif melainkan harus selektif, tabayyun, tanggung jawab dan bermuara pada kebaikan, kebijakan dan kemaslahatan

(8)

serta selalu menjaga kebenaran. Selain itu para plagiat pers Islam haruslah selalu menginformasikan yang benar melalui enam prinsip utama yaitu, berkata yang tegas dan benar, berkata yang membekas, berkata yang tidak menyakitkan, berkata yang mulia, berkata yang lemah lembut, berkata yang baik-baik saja.

Perbedaan yang terdapat dalam kajian skripsi penulis dengan kajian skripsi saudara Imam Prakoso adalah terletak pada analisis tentang sikap wartawan muslim dalam menghadapi informasi keislaman dan pengaruhnya dalam dakwah islamiyah yaitu dakwah melalui karya jurnalistik. Sedangkan analisis yang ditampilkan dalam skripsi penulis adalah Etika Pemberitaan Media Massa (analisis terhadap Tabloid Infotainmen Cek & Ricek). Dalam hal ini, walaupun keduanya menjelaskan tentang kewajiban wartawan yaitu menyampaikan informasi yang obyektif dan selektif, bertanggung jawab dan bermuara pada kebaikan, kebijakan dan kemaslahatan serta selalu menjaga kebenaran. Tetapi dalam skripsi ini penulis lebih didasarkan pada kode etik jurnalistik versi PWI.

Penelitian Nur Hamid (2004) tentang ” Etika Konselor dan Implikasinya terhadap Tanggung Jawab Moral dalam Proses Konseling Islam (Studi Analisis Kode Etik Konselor Indonesia)”. Adapun dalam pengumpulan data, peneliti menggunakan metode library research setelah data terkumpul penulis analisis menggunakan metode deskriptif eksploratif dengan harapan mampu memaparkan gambaran tentang penerapan dan menganalisis kode etik konselor Indonesia dalam proses konseling Islami

(9)

sehingga diperoleh sebuah kesimpulan yang akurat. Selain itu analisis dengan menggunakan metode content analisis, yaitu analisis terhadap makna yang terkandung dalam gagasan kode etik konselor. Analisis ini juga bertumpu pada metode analisis deskriptif yaitu, dengan cara menguraikan masalah yang sedang di bahas secara teratur mengenai seluruh konsepsi yang bersangkutan dengan kode etik konselor. ( Hamid, 2004).

Adapun penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa kode etik konselor merupakan suatu aturan-aturan/ norma-norma tata susila yang mengatur tingkah laku dan aktivitas seseorang yang berhubungan dengan profesinya, yang telah disepakati bersama, sah dan berfungsi sebagai pendorong masyarakat dan sebagai alat kontrol bagi penyelenggara profesi konselor.

Kode etik konselor kaitannya dengan proses konseling Islam merupakan landasan tanggung jawab konselor dalam proses konseling Islam, juga merupakan usaha untuk membantu masyarakat sesuai dengan harkat dan martabat manusia yang memiliki keselarasan unsur dirinya sebagai makhluk individu, sosial dan makhluk berbudaya di hadapan Allah.

Ada beberapa perbedaan kajian yang ada dalam skripsi saudara Nur Hamid dengan kajian skripsi penulis, yakni pada sudut fokus analisis, ruang lingkupnya serta pembahasannya. Penulis disini mencoba mengkaji tentang etika pemberitaan pada Rubrik Isu Khusus dalam Tabloid Infotainmen Cek & Ricek. Sedangkan kajian skripsi saudara Nur Hamid menekankan pada etika konselor dan implikasinya terhadap tanggung jawab moral dalam

(10)

proses konseling Islam (studi analisis kode etik konselor Indonesia). Kalau penulis ruang lingkupnya media massa, sedangkan saudara Nur Hamid menjelaskan etika konselor dalam proses konseling Islam.

1.5.Metode Penelitian

a. Jenis Penelitian, Pendekatan dan Spesifikasi Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis kualitatif dan tergolong dalam library research (telaah kepustakaan). Library research adalah penelitian yang dilakukan terhadap sumber-sumber tertentu berupa buku, majalah, tabloid, artikel, dan karangan lainnya (Hadari Nawawi, 1991: 30). Jenis pendekatan yang digunakan penulis adalah normative. Secara etimologi, normative berasal dari bahasa Inggris “normative” merupakan kata sifat, dari kata benda “ norm” yang berarti standar. Jadi penulis menggunakan pendekatan normative untuk meneliti, mengkaji, dan menganalisis segala sesuatu yang menjadi pokok bahasan penelitian menuju suatu pengembangan dan pemekaran makna dan usaha untuk mencapai kesimpulan (Syukur, 2004: 40-41). Adapun spesifikasi penelitian, penulis sajikan secara deskriptif agar diperoleh data yang lebih valid dan menyeluruh.

b. Definisi Operasional

Agar tidak terjadi salah pengertian ataupun salah arah dalam pembahasan, maka perlu diberikan batasan pengertian yaitu tentang etika pemberitaan media masa, Tabloid Infotainmen Cek & Ricek sesuai yang

(11)

termaktub dalam judul penelitian. Hal ini sebagai usaha memperjelas ruang lingkup penelitian:

1) Etika pemberitaan media massa, maksudnya adalah kode etik jurnalistik, yaitu suatu aturan atau norma-norma tata susila yang mengatur tingkah laku dan kinerja wartawan yang telah disepakati bersama dan berfungsi melindungi masyarakat memperoleh informasi obyektif di media massa dan memayungi kinerja wartawan. Jadi apabila melanggarnya akan mendapat sanksi.

Selain itu kode etik jurnalistik adalah aturan mengenai perilaku dan pertimbangan moral yang harus dianut dan ditaati oleh media pers dalam pemberitaannya.

Batasan penelitian ini hanya pada area penelitian isi Tabloid Infotainmen Cek & Ricek dalam segi etika pemberitaannya yaitu kode etik jurnalistik (Yurnaldi, 1992: 117).

Dalam hal ini, penulis menggunakan kode etik jurnalistik versi Persatuan Wartawan Indonesia (PWI). Hal ini dilakukan karena semua wartawan Tabloid Infotaimen Cek & Ricek menggunakan kode etik versi PWI.

2) Tabloid Infotainmen Cek & Ricek adalah nama salah satu media cetak yang berukuran kecil sekitar 30 x 40 cm yang terbit mingguan dan di dalamnya memberitakan tentang hiburan, orang-orang terkenal para selebritis, kehidupan para artis, publik figur dan lain-lain.

(12)

c. Sumber dan Jenis Data

Sumber data adalah dari mana data diperoleh, dari data-data yang diperlukan dalam penelitian ini. Penulis menggunakan telaah kepustakaan (library research). Metode library research merupakan penelitian yang dilakukan terhadap sumber-sumber tertentu berupa buku, majalah, artikel dan karangan lainnya yang menunjang. Sumber itu sendiri terbagi menjadi dua sumber yaitu sumber primer dan sekunder (Sumadi Surya Brata, 2002: 84-85).

1. Sumber primer adalah sumber utama atau pokok yang dijadikan bahan-bahan penelitian analisis atau kajian (Arikunto, 1993: 103). Dalam penelitian ini yang menjadi sumber primer adalah rubrik isu khusus Tabloid Infotainmen Cek & Ricek.

2. Sumber sekunder adalah sumber-sumber yang menjadi penunjang dan pelengkap dalam melakukan suatu analisis. Sumber data sekunder dapat diambil dari buku-buku, majalah, hasil penelitian, hasil seminar, dan karya-karya lain yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti baik secara langsung maupun tidak langsung.

d. Populasi dan Sampel

1. Populasi adalah jumlah keseluruhan obyek penelitian (Suharsimi Arikunto, 1998: 115). Populasi dalam penelitian ini meliputi seluruh rubrik isu khusus yang termuat dalam Tabloid Infotainmen Cek & Ricek yang termasuk dalam unit penelitian dan unit analisa. Hal ini sesuai dengan batasan yang diberikan oleh Ida Bagoes Mantra dan

(13)

Kasto, populasi adalah jumlah keseluruhan dari unit analisa yang ciri-cirinya akan di duga (Masri Singarimbun, 1989: 152).

2. Sampel merupakan bagian dari populasi (Suharsimi Arikunto, 1998: 117). Maka penelitian tersebut penelitian sampel. Dalam penelitian ini yang menjadi sampel adalah rubrik isu khusus Tabloid Infotainmen Cek & Ricek bulan April-September 2005. Jadi selama enam bulan tersebut jumlah tabloid ada 24 edisi.

e. Teknik Pengumpulan Data 1. Dokumentasi

Penulis akan mengumpulkan Tabloid Infotainmen Cek & Ricek khususnya rubrik isu khusus. Setelah itu penulis akan menyeleksi dari setiap edisi untuk mengetahui etika pemberitaannya (kode etik jurnalistik). Dari setiap edisi yang dianalisis hanya bentuk tulisan reportase tentang etika pemberitaannya.

2. Wawancara

Wawancara (interview) merupakan metode pengumpulan data dengan jalan tanya jawab sepihak yang dikerjakan secara sistematis dan berlandaskan pada tujuan penelitian (Dr. Prasetyo Irawan, 2000:64). Dalam hal ini penulis akan melakukan wawancara dengan salah satu wartawan Tabloid Infotainmen Cek & Ricek untuk mencari data tentang pemakaian kode etik PWI.

(14)

f. Teknik Analisis Data

Penulis akan mengambil beberapa sampel dari data yang telah terkumpul kemudian akan dianalisis menggunakan analisis data menurut Lexy J, Moloeng (2001: 103) adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikan ke dalam suatu pola, kategori dan saham uraian dasar. Analisis data pekerjaannya adalah mengatur, mengurutkan, mengelompokkan, memberikan kode dan mengkategorikannya (Lexy J, Moloeng, 2001: 103).

Setelah data dikelompokkan untuk bisa memahami data dengan sejelas dan setepat mungkin, maka data yang telah diklasifikasikan kemudian disajikan secara deskriptif. Metode analisis deskriptif ini bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai obyek penelitian berdasarkan data yang telah dikumpulkan (Saiful Anwar, 2001: 126).

Dalam metode ini, penulis berusaha menjelaskan suatu obyek permasalahan secara sistematis, serta memberikan analisa secara cermat dan tepat terhadap obyek kajian tersebut.

1.6. Sistematika Penulisan

Agar pembahasan skripsi ini mudah, dan mendapatkan hasil penelitian yang sistematis dan terpadu, maka dalam rencana penyusunan hasil penelitian ini dibagi menjadi lima bab. Hal ini dilakukan karena metodologi penelitian dimasukkan dalam bab pertama. Setiap bab dibagi menjadi beberapa sub bab sebagai penjabarannya. Adapun sistematika penjabarannya sebagai berikut:

(15)

Bab pertama, penulis akan menguraikan pendahuluan, latar belakang, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, telaah pustaka dan metodologi penelitian. Sedangkan metodologi penelitian melipitu jenis penelitian dan pendekatan serta spesifikasi penelitian, definisi operasional, sumber dan jenis data, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data, teknik analisis data serta sistematika penulisan.

Selanjutnya bab dua, dalam bab ini akan diuraikan secara sistematis segala sesuatu yang berkaitan dengan etika, pemberitaan dan media massa, tabloid serta hubungannya dengan dakwah. Dalam penulisan media massa meliputi pengertian media massa, perkembangan media massa, ciri-ciri media massa, fungsi dan peran media serta macam-macam media massa. Sedangkan dalam penulisan tabloid meliputi pengertian tabloid, perkembangan tabloid dan fungsi tabloid. Sedangkan mengenai pemberitaan, penulis menggambarkan tentang pengertian berita, unsur-unsur berita, jenis-jenis berita, dan nilai-nilai berita, setelah itu baru pengertian pemberitaan. Kemudian dari penjelasan di atas, penulis memperjelas tentang etika pemberitaan media massa yang meliputi pengertian etika secara umum, kode etik jurnalistik, pengertian kode etik jurnalistik, fungsi dan tujuan kode etik jurnalistik serta macam-macam kode etik jurnalistik. Dari beberapa kode etik jurnalistik tersebut penulis juga menjelaskan tentang kode etik jurnalistik Islami. Setelah itu penulis menghubungkan antara etika dan dakwah.

(16)

Dalam bab tiga, penulis akan menguraikan tabloid infotaintmen Cek & Ricek beserta sejarah berdirinya, serta struktur dan pembagian tugas redaksi Tabloid Infotaintmen Cek & Ricek. Di samping itu juga diuraikan tentang pemberitaan tentang rubrik isu khusus Tabloid Infotaintmen Cek & Ricek.

Bab empat, penulis akan menganalisis mengenai etika pemberitaan di Tabloid Infotainmen Cek & Ricek dan mengetahui tanggapan dakwah mengenai pemberitaan di Tabliod Infotainmen Cek & Ricek.

Sedangkan pada bab lima, berisi tentang kesimpulan, saran-saran dan penutup.

Referensi

Dokumen terkait

 Potensi Dana masyarakat yang masih harus ditingkatkan, karena MHI untuk dana pihak ketiga belum tercapai, maka Bunga tabungan tidak mesti rendah dibawah deposito,

bahwa sesuai dengan ketentuan Pasal 12 ayat (2) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, tenaga kerja merupakan urusan wajib yang tidak

Sebanyak 1 gram ampas biji mahoni bebas minyak dicampur dengan 1 mL larutan asam nitrat 10%, kemudian ditambah 5 mL metanol dalam erlenmeyer bertutup disertai

Kesimpulan dari penelitian ini adalah tidak ada perbedaan yang signifikan motivasi intrinsic mahasiswa psikologi untag surabaya angkatan tahun 2014 – 2015 yang mendapatkan

Hasil kajian ini menunjukkan secara umumnya mendapati terdapat perbezaan yang signifikan di antara sebelum tindakan dan selepas tindakan rawatan

Untuk memenuhi dan melayani permintan dan kebutuhan pemohon/penguna informasi PPID Kanwil Kementerian Agama Provinsi Sumatera Barat memberikan layanan melalui

Pengumpulan data dilakukan dengan tes power lengan, tes fleksibilitas pinggang, angket rasa percaya diri, dan tes dayung nomor kayak slalom arus deras.Hasil penelitian

Hitung eosinofil bronkus pada tikus asma alergi yang diberi ekstrak patikan kebo secara signifikan lebih rendah dibandingkan dengan tikus asma alergi (A) dan