5
Perikanan adalah semua kegiatan yang berhubungan dengan pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya ikan dan lingkungannya mulai dari praproduksi, produksi, pengolahan sampai dengan pemasaran yang dilaksanakan dalam suatu system bisnis perikanan (UU No. 45, 2009). Umumnya, perikanan dilakukan untuk kepentingan penyediaan makanan bagi manusia, dan mungkin ada tujuan lain seperti olahraga atau pemancingan yang berkaitan dengan rekreasi. Usaha perikanan adalah semua usaha perorangan atau badan hukum untuk menangkap atau membudidayakan (usaha penetasan, pembibitan, pembesaran) ikan, termasuk kegiatan menyimpan, mendinginkan atau mengawetkan ikan dengan tujuan untuk menciptakan nilai tambah ekonomis bagi pelaku usaha (Lestari, 2009).
2.2 Kegiatan Memancing
Memancing (fishing) secara luas adalah suatu kegiatan menangkap ikan yang bisa merupakan pekerjaan, hobi, olahraga luar ruang (outdoor) atau kegiatan di pinggir atau ditengah danau, laut, sungai dan perairan lainnya dengan target seekor ikan. Dapat pula sebagai kegiatan menangkap ikan atau hewan air tanpa alat atau dengan menggunakan alat oleh seorang atau beberapa pemancing. Namun dalam praktek dan dari hasil buruannya, tidak semua kegiatan memancing ikan selalu membuahkan hasil seekor ikan, memancing ikan dapat juga diartikan tidak saja untuk menangkap ikan namun juga kodok, penyu, ikan, cumi-cumi, gurita, bahkan ikan paus. Memancing ikan dapat dibedakan berdasarkan alam buruannya, yaitu memancing ikan air laut dan ikan air tawar (Lestari, 2009).
2.3 Lokasi Pemancingan
Pengertian lokasi pemancingan menurut Wudianto et al. (1999) terdiri atas perairan umum dan kolam khusus. Perairan umum (open waters) adalah bagian permukaan bumi yang secara permanen atau berkala digenangi air (air tawar, air payau, dan air laut) dari garis pasang surut terendah ke arah daratan dan badan air
tersebut terbentuk secara alami atau buatan. Perairan ini kepemilikannya bersifat umum, bukan milik perseorangan, contohnya: sungai, danau, situ, rawa, waduk atau bendungan, laut dan genangan yang bersifat sementara. Kolam khusus yaitu kolam yang secara teknis merupakan suatu perairan buatan yang luasnya terbatas, dibuat manusia dan mudah dikuasai (diisi air, dikeringkan, diatur menurut kehendak kita). Pada setiap tempat pemancingan terdapat istilah sewa kolam. Sistem penyewaan kolam yang umum adalah:
a. Sewa Lapak
Lapak adalah tempat pijakan pada saat memancing. Biasanya lapak terbuat dari bambu atau papan dan dipasang di pinggiran/tepian kolam pemancingan. Pemancing menyewa tempat di kolam pemancingan yang telah diiisi ikan oleh pengelola pemancingan untuk periode waktu tertentu.
b. Sistem Borong Kolam
Pemancing menyewa kolam sendiri atau bersama-sama untuk periode waktu tertentu. Lama waktu, jumlah, dan jenis ikan yang diisikan ke dalam kolam sesuai dengan kesepakatan pemancing dengan pemilik kolam.
c. Sistem Kiloan
Pemancing melakukan pemancingan di kolam dengan besar biaya tergantung pada jumlah (kilogram) yang tertangkap dan sesuai dengan harga yang telah disepakati sebelumnya.
2.4 Klasifikasi Sistem Pemancingan
Sistem pemancingan yang sering digunakan oleh para pengelola pemancingan ikan air tawar dalam lokasi kolam buatan dikelompokkan sebagai berikut :
1) Kolam Pancing Harian
Tempat khusus yang disediakan untuk pemancingan dengan cara pemancing membayar harga lapak (sewa lapak berikut ikannya) baru kemudian memancing. Kegiatan mancingnya dapat dilakukan setiap hari bahkan ada yang bukanya sampai 24 jam.
2) Kolam Pancing Harian Lomba
Pemancingan yang dikhususkan untuk para pemancing yang akan mencoba ketangguhannya dengan menerapkan pengetahuan dan pengalamannya terhadap pemancing lain tanpa mengurangi keakraban sesamanya. Pada sistem pancing harian lomba biasanya penyelenggara telah mengisikan sejumlah ikan terlebih dahulu dan menyediakan sejumlah hadiah-hadiah bagi pemenangnya. Kriteria pemenang ditentukan berdasarkan perolehan terberat perekor yang didapatkan peserta lomba mancing. Lomba biasanya diadakan mulai dari pagi hingga sore antara pukul 09.00 s/d 16.00, pada hari Minggu atau pada hari libur.
3) Kolam Pancing Kiloan
Pemancingan yang menggunakan sistem dengan cara menimbang hasil tangkapan yang diperoleh, kemudian pemancing membayar harga berdasarkan perolehannya.
4) Kolam Pancing Borongan
Pemancingan ini menggunakan sistem dengan cara pemancing atau kelompok pemancing menyewa kolam pancing yang waktu memancingnya, jumlah ikan yang diisikan di kolam pancing berdasarkan kesepakatan kedua belah pihak atau dapat juga sekelompok pemancing menawar isi kolam pancing milik petani budidaya, baru dilaksanakan kegiatan memancing.
5) Kolam Pancing Galatama
Sistem pemancingan ini hendak mengasah keterampilan konsumen dalam memancing karena ikan hasil tangkapan tidak dibawa pulang seperti pada sistem pemancingan lainnya. Ikan yang ditebar pada kolam pemancingan jumlahnya sangat banyak. Kegiatan memancing dilakukan setiap hari dan bersifat perlombaan karena memiliki hadiah sebagai pengahargaan untuk pemenangnya. Hadiah umumnya berupa uang yang jumlah nominalnya tergantung dari jumlah peserta. Jika uangnya sudah terkumpul terlebih dahulu dikurangi oleh bagian yang menjadi hak panitia. Kriteria pemenang sesuai kesepakatan bersama, biasanya seperti juara ikan terberat, juara ikan berwarna merah, juara total perolehan berat ikan dan juara total perolehan
jumlah satuan ikan. Dalam setiap harinya lomba terbagi dalam beberapa babak, yang lamanya antara 2-3 jam per babak. Di setiap babak didapatkan hasil penentuan juara. Ikan yang diperoleh dilepaskan saat itu juga setelah penimbangan.
6) Kolam Pancing Kilo Gebrus
Mancing ini khas Jawa Barat mulai dari Depok, Bogor, Cianjur, Sukabumi sampai Subang, Garut, dan Tasik. Sistemnya adalah pemancing menurunkan beberapa kilo ikan kedalam kolam baru dilakukan memancing. Ikan dibawa pulang.
2.5 Peralatan Memancing
Alat-Alat Memancing adalah kebutuhan yang utama bagi mereka yang memiliki hobi memancing. Tanpa peralatan yang memadai akan sulit bagi anda mendapatkan ikan yang diinginkan. Menurut Wudianto et al. (1999) terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan diantaranya: bagian-bagian pancing, jenis-jenis pancing, dan perlengkapan memancing yang lainnya agar kegiatan memancing dapat berjalan lancar. Selain itu tujuan dan manfaat memancing pun dapat terpenuhi yakni selain mendapatkan hasil tangkapan ikan, juga mampu memperoleh manfaat olahraga, olahrasa maupun rekreasi.
2.5.1 Bagian-Bagian Pancing
Bagian-bagian pancing terdiri atas joran (rod), gulungan (reel), tali pancing (lines), mata pancing (hook). Joran merupakan bagian terpenting dalam sebuah alat pancing. Joran adalah tangkai pancing yang biasanya terbuat dari kayu, bambu, dan atau fiberglass. Umumnya panjang joran tidak lebih dari 4 m dan ini tergantung dari lokasi pemancingan. Bagian alat pancing yang lain yaitu tali pancing (lines) yang juga dikenal sebagai kenur, senar atau nangsi. Hal yang harus diperhatikan dalam memilih tali pancing yaitu ukuran diameter benangnya. Semakin besar ukuran tali semakin besar juga kekuatannya menahan beban ikan. Bagian alat pancing yang tidak kalah penting yaitu mata pancing (hook). Terdapat dua jenis mata pancing yaitu mata pancing dengan pengait dan tanpa pengait.
2.5.2 Jenis Pancing
Wudianto et al. (1999) mengemukakan bahwa pancing itu terdiri dari berbagai jenis diantaranya yaitu: pancing tegeg, pancing golong, pancing bait casting, dan pancing spinning. Hal yang membedakan keempat jenis pancing tersebut yaitu kelengkapan bagian-bagian pancingnya. Pancing tegeg merupakan pancing yang paling sederhana, memiliki panjang antara 2-4 m. Tali pancing dikaitkan mati pada ujung joran. Pancing golong dilengkapi gulungan tempat menggulung tali pancing sehingga tali pancing yang dimiliki relatif lebih panjang dari pancing tegeg dan memungkinkan jangkauan lemparan mata pancing lebih jauh.
Jenis pancing bait casting dan spinning merupakan jenis pancing modern. Pancing bait casting dilengkapi dengan casting reel (penggulung tali pelempar umpan). Casting reel mampu mengulur tali, menghambat laju tali, dan sekaligus menggulung tali pancing apabila umpan telah dimakan ikan sedangkan kelebihan jenis pancing spinning yaitu dilengkapi dengan cara penyajian umpan yang menghasilkan getaran sehingga pada saat umpan disodorkan ke hadapan ikan target tampak sebagai mangsa karena memiliki gerakan sehingga ikan target tertarik untuk memakan umpannya. Umpan pada pancing spinning memang dibuat khusus dari bahan plastik atau logam tak berkarat (spinner).
2.5.3 Perlengkapan Lain
Perlengkapan lain dalam memancing diantaranya yaitu umpan, pelampung, pemberat, pengasah mata pancing dan tempat peralatan pancing. Umpan merupakan faktor penting dalam memancing ikan. Hal ini berkaitan dengan kebiasaan makan bagi ikan (food and feeding habit). Pembagian umpan terdiri atas dua yaitu umpan alami dan umpan buatan. Umpan alami adalah umpan yang murni berasal dari alam, tidak dicampur atau tercampur dengan sesama bahan alami maupun bahan buatan. Sedangkan umpan buatan adalah umpan yang telah diolah manusia, baik dengan mesin (pabrik) maupun tidak (Lestari, 2009).
Pelampung didefinisikan sebagai benda yang mampu mengapung di permukaan air, baik secara keseluruhan atau sebagian. Biasanya pelampung
terbuat dari bahan kayu, busa, dan karet. Bahan yang paling baik yaitu karet sintesis yang permukaannya dilapisi bahan kedap air untuk mengurangi turunnya daya apung sebuah pelampung akibat rembesan air. Selain itu warna pelampung sebaiknya mencolok agar mudah terlihat dari jarak jauh.
Perlengkapan memancing lainnya yaitu pemberat yang berfungsi untuk memperkokoh dan mengimbangi kedudukan pelampung di air, serta untuk mempercepat tenggelamnya umpan yang dilempar ke air dan meluruskan posisi tali pancing ke air. Perlengkapan lain dalam memancing yaitu pengasah mata pancing yang biasanya berupa batu asah (seperti asahan pisau), gerinda, atau kikir besi. Selain pengasah mata pancing, yang perlu diperhatikan dalam memancing yaitu tempat peralatan pancing yang biasanya berbentuk kotak yang terbuat dari kaleng atau kayu yang didalamnya dibentuk ruang-ruang kecil untuk menyimpan peralatan cadangan secara terpisah.
2.6 Studi Kelayakan Usaha
Kelayakan usaha bertujuan untuk menentukan alokasi sumber-sumber (resource) perusahaan sebaik mungkin ke dalam setiap kegiatan usaha untuk mendapatkan hasil (output) yang maksimal. Seperti yamg dijelaskan pada buku studi kelayakan usaha karya Zalmi Zubir (2006), yakni studi kelayakan usaha bertujuan untuk mengukur profitabilitas sumber-sumber yang digunakan dalam suatu usaha. Studi kelayakan usaha dapat dibagi atas dua tahap, yaitu identifikasi usaha dan membuat studi kelayakan usaha yang meliputi analisis biaya dan manfaat (cost benefit analysis) dari usaha tersebut.
Studi kelayakan sangat penting dan menjadi dasar untuk pengambilan keputusan bagi seseorang yang ingin membangun suatu usaha. Studi kelayakan dilakukan untuk melihat apakah usaha yang dilakukan dibutuhkan oleh masyarakat dan dapat berkesinambungan.
Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam analisis kelayakan usaha meliputi faktor internal dan external. Faktor internal adalah semua variabel usaha dalam perusahaan yang dapat dikendalikan oleh manajemen perusahaan. Analisis faktor internal meliputi berbagai aspek manajemen, seperti organisasi, sumber
daya manusia (SDM), operasi/produksi, pemasaran, dan keuangan. Sedangkan faktor eksternal menyangkut berbagai aktifitas dan peristiwa yang tidak dapat dikontrol oleh manajemen perusahaan, tetapi akan mempengaruhi kegiatan perusahaan, seperti kondisi ekonomi makro, lingkungan industri, inflasi, tingkat bunga, perkembangan persaingan, perubahan selera dan gaya hidup konsumen, kondisi sosial masyarakat, politik, keamanan, peraturan pemerintah, serta kesadaran terhadap pelestarian lingkungan. Faktor-faktor tersebut dapat menjadi pendukung maupun penghambat terhadap kegiatan perusahaan.
Manfaatnya dalam studi adalah sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan baik persetujuan ataupun penolakan terhadap kelayakan suatu rencana bisnis yang akan direalisasikan sesuai dengan kepentingan pihak yang terkait didalamnya. Adapun pihak-pihak yang membutuhkan laporan studi kelayakan bisnis sebagai berikut:
Pihak investor, karena dari pihak ini dana bisa dipinjamkan yang pada akhirnya keputusan pemberian pinjaman dipertimbangkan setelah melakukan pengkajian ulang studi kelayakan bisnis yang telah dibuat sebelumnya.
Pihak manajemen perusahaan. Sebagai pihak yang memberikan kebijakan terhadap langkah perencanaan dari studi kelayakan bisnis tersebut sebagai bentuk realisasi dari ide proyek dalam rangka meningkatkan laba perusahaan. Pihak pemerintah dan masyarakat, ini disebabkan karena adanya kebijakan
pemerintah yang akan mempengaruhi kebijakan perusahaan baik secara langsung maupun tidak langsung terkait prioritas pemerintah sebagai unsur pendukung rencana yang akan dijalankan.
Bagi tujuan pembangunan ekonomi, sebagai analisis manfaat yang akan didapat dan biaya yang akan ditimbulkan oleh proyek terhadap perekonomian nasional. Aspek-aspek yang perlu dianalisis untuk mengetahui biaya dan manfaat tersebut antara lain ditinjau dari aspek rencana pembangunan nasional (kebijakan pemerintah), distribusi nilai tambah pada seluruh masyarakat, nilai investasi per tenaga kerja. Pengaruh sosial, serta analisis kemanfaatan dan beban sosial.
Analisis kelayakan merupakan usaha untuk menjamin agar pengeluaran modal, yang ketersediaannya bersifat terbatas betul-betul mencapai tujuan seperti yang diharapkan. Analisis tersebut merupakan proyeksi dari kegiatan (Zubir, 2006). Terdapat 4 hal penting yang harus ada di dalam analisis kelayakan, yaitu:
1. Penjelasan mengenai usaha yang sedang digeluti dan rencana yang bersifat strategis
2. Rencana pemasaran
3. Rencana manajemen keuangan
4. Rencana manajemen secara operasional
Ruang lingkup analisis kelayakan usaha , meliputi: 1. Analisis aspek marketing
Dalam analisis marketing dilaksanakan dengan melakukan penelitian pasar. Menentukan besarnya suplai dan demand.
2. Analisis aspek teknik
Analisis ini dilakukan untuk menetapkan apakah secara teknis investasi layak dan memberikan dasar untuk estimasi biaya.
3. Analisis aspek hukum
Pada aspek ini yang dikaji adalah:
Kelayakan investasi dari ketentuan dan hukum formal
Prosedur legalitas yang harus diselesaikan sampai investasi siap dioperasikan
4. Analisis aspek lingkungan
Analisis ini bertujuan untuk mengetahui:
Bagaimana pengaruh dari alternatif teknologi yang digunakan pada lingkungan sekitar, baik secara fisik maupun lingkungan sosial.
Konsekuensi-konsekuensi apa yang dibutuhkan untuk mengatasi dampak teknologi terhadap lingkungan
5. Analisis aspek ekonomi dan finansial
Dalam analisis ini dilihat sejauh mana manfaat investasi, meliputi: Estimasi biaya produksi
Estimasi cashflow Estimasi investasi
2.7 Aspek-Aspek Studi Kelayakan Usaha 2.7.1 Analisis Aspek Teknis
Analisis aspek teknis dan operasi dalam analisi kelayakan usaha ditujukan untuk menentukan mesin dan peralatan, bahan baku, SDM, prosedur produksi. Analisis aspek teknis dan operasi, meliputi:
Perancangan produk
Suatu proses dimana dilakukan suatu perencanaan jumlah produksi yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan maksimal perusahaan, karena kesuksesan ekonomi suatu perusahaan tergantung kepada kemampuan untuk mengidentifikasikan kebutuhan pelanggan, kemudian secara cepat menciptakan produk yang dapat memenuhi kebutuhan tersebut dengan biaya rendah.
Perencanaan kapasitas
Suatu proses untuk menentukan kapasitas optimal yang dapat dilakukan oleh perusahaan sehingga dapat menghemat biaya perusahaan. Tujuan perencanaan kapasitas adalah usaha perusahaan untuk mengatasi fluktuasi permintaan (demand). Dengan perencanaan kapasitas yang baik diharapkan perusahaan akan menghasilkan produknya sesuai dengan jumlah kebutuhan konsumen.
Perencanaan proses dan fasilitas produksi
Suatu perencanaan guna menentukan fasilitas yang dibutuhkan oleh perusahaan supaya biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan sesuai dengan kebutuhan.
Perencanaan tenaga kerja
Tenaga kerja sangat penting untuk mempercepat tujuan perusahaan oleh karena itu diperlukan perencanaan untuk menentukan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan oleh perusahaan supaya kinerja perusahaan dapat optimal.
Penentuan lokasi
Lokasi penting bagi perusahaan dalam persaingan dan menentukan kelangsungan hidup perusahaan tersebut. Sebelum suatu perusahaan memulai operasi produksinya, pemilik harus menentukan lebih dahulu dimana letak perusahaan tersebut. Karena apabila tidak, dipertimbangkan maka mengalami kesulitan dalam menjamin kelangsungan hidupnya, dikarenakan beroperasi secara tidak efektif dan efisien. Peran lokasi bagi kegiatan industri atau manufaktur sangat penting.
2.7.2 Analisis Aspek Manajemen
Tujuan studi aspek manajemen adalah untuk mengetahui apakah pembangunan implementasi bisnis dapat direncanakan, dilaksanakan, dan dikendalikan, sehingga rencana bisnis dapat dinyatakan layak atau tidak (Kasmir, 2003).
Dalam pembangunan proyek bisnis dan implementasinya dapat dilakukan melalui pendekatan-pendekatan, antara lain:
Perencanaan (planning)
Perencanaan adalah proses manajemen untuk menetapkan sasaran dan tujuan organisasi dan menentukan cara terbaik untuk mencapainya. Dengan kata lain proses perencanaan diperlukan untuk menentukan memikirkan atas kelangsungan dan kemajuan usaha yang akan dijalankan.
Pengorganisasian (organizing)
Merupakan proses manajemen untuk menetapkan cara terbaik dalam mengatur sumber daya dan aktivitas organisasi menjadi struktur yang logis dan saling berkaitan. Pengaturan sumber daya dan aktivitas ditentukan oleh pimpinan perusahaan.
Pelaksanaan
Merupakan proses dimana cara terbaik dalam melakukan kegiatan perusahaan dengan memaksimalkan sumber daya yang ada untuk mendapatkan tujuan awal perusahaan.
Pengendalian (control)
Proses manajemen dalam mengontrol kinerja organisasi guna memastikan bahwa perusahaan tersebut mencapai sasaran, dengan pengawasan dapat diketahui bidang apa saja yang kinerjanya baik dan kurang baik sehingga mudah dilakukan perbaikan.
2.7.3 Analisis Aspek Pemasaran
Husnan dan Muhammad (2000) peranan analisa aspek pasar dalam pendirian maupun perluasan usaha pada studi kelayakan proyek merupakan variabel pertama dan utama untuk mendapat perhatian, aspek pasar dan pemasaran. Permintaan, baik secara total ataupun diperinci menurut daerah, jenis konsumen, perusahaan besar pemakai. Sehingga diperlukan proyeksi permintaan. Penawaran, baik yang berasal dari dalam negeri, maupun dari luar negeri (impor), dan bagaimana perkembangan di masa lalu dan bagaimana perkiraan di masa yang akan datang. Faktor-faktor tersebut mempengaruhi penawaran, seperti jenis barang yang bisa menyaingi, dan perlindungan dari pemerintah. Harga, dilakukan dengan barang-barang impor, produksi dalam negeri lainnya.
Bauran pemasaran adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mencapai tujuan pemasarannya dalam sasaran. Alat bauran pemasaran diklasifikasikan menjadi empat unsur yang dikenal dengan empat P yaitu produk (Product), harga (price), tempat (place), dan promosi (promotion) (Kotler 1997).
2.7.4 Analisis Aspek Finansial
Analisis finansial adalah kegiatan melakukan penilaian dan penentuan satuan rupiah terhadap aspek-aspek yang dianggap layak dari keputusan yang dibuat dalam tahapan analisis usaha. Misalnya hasil kajian pemasaran ditentukan besarnya unit yang akan dijual dan harga berapa produk itu akan dijual, biaya apa yang harus dikeluarkan dalam upaya penjualan produk tersebut, begitu pula dengan aspek-aspek lain.
1. Analisis Pendapatan Usaha
Analisis ini bertujuan untuk mengetahui tingkat keuntungan yang diperoleh dari usaha pemancingan. Analisis pendapatan dihitung berdasarkan selisih antara penerimaan total (T R) dengan biaya total (T C) dengan rumus sebagai berikut:
Keuntungan ( ) = Penerimaan Total (T R) - Biaya Total (T C) Dengan kriteria usaha sebagai berikut :
Penerimaan total > biaya total, usaha dikatakan untung.
Penerimaan total = biaya total, usaha dikatakan tidak untung dan tidak rugi Penerimaan total < biaya total, usaha dikatakan rugi.
2. Analisis Kelayakan Usaha (BCR)
Hasil perhitungan dari análisis ini menunjukkan bahwa usaha tersebut layak untuk dijalankan maka usaha tersebut layak untuk memperoleh investasi untuk kegiatan perkembangan usahanya dan jika hasil analisis menunjukkan bahwa suatu usaha tidak layak untuk dijalankan maka perlu dilakukan evaluasi usaha yang sudah berjalan. Analisis ini dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
B/C = Total Penerimaan Total Biaya Dengan kriteria usaha sebagai berikut : 1. B/C > 1, usaha dikatakan untung
2. B/C = 1, usaha dikatakan tidak untung dan tidak rugi 3. B/C < 1, usaha dikatakan rugi
3. Analisis Payback Periode (PP)
Payback periode adalah dimana jumlah total pengeluaran sama dengan total pemasukan. Yang termasuk pengeluaran adalah investasi tahun ke-0 dan pengeluaran-pengeluaran tahun berikutnya. Sedangkan yang termasuk pemasukan adalah net profit tiap tahun dan depresiasi amortasi. Analisis payback period menghitung berapa lama investasi yang digunakan dapat kembali. Rumus payback period adalah :
PP = Investasi x 1 th Keuntungan
4. Analisis Break Even Point (BEP)
Titik pulang pokok (BEP) proyek adalah lama waktu sebuah gagasan usaha dapat mengembalikan semua yang ditanam. Ongkos-ongkos yang terjadi dalam penentuan titik pulang pokok pada dasarnya ada dua kelompok, yaitu:
a. Ongkos tetap (fixed cost), yaitu ongkos besarnya tidak dipengaruhi oleh besarnya volume produksi.
b. Ongkos variabel (variable cost), yaitu ongkos yang besarnya dipengaruhi oleh volume produksi.
Untuk perhitungan titik pulang pokok setiap tahun selama kredit berjalan digunakan rumus sebagai berikut:
5. Profitability Index (PI)
Profitability Index adalah membagi antara nilai sekarang arus kas masuk yang akan diterima diwaktu yang akan datang dengan arus kas keluar. Walau kriteria ini bersih sekarang investasi memberikan ukuran kelayakan dalam nilai uang yang absolut, maka indeks keuntungan memberikan ukuran relatif dari keuntungan bersih masa depannya terhadap biaya awal.
Kriteria keputusan dengan menggunakan indeks keuntungan adalah terima jika Profitability Index lebih besar atau sama dengan 1,00 dan tolak jika Profitability Index kurang dari 1,00.
Terima jika Profitability Index ≥ 1,00 Tolak jika Profitability Index < 1,00