• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEHIDUPAN SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT PETANI (Studi Deskriptif di Kecamatan Pinogu Kabupaten Bone Bolango)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KEHIDUPAN SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT PETANI (Studi Deskriptif di Kecamatan Pinogu Kabupaten Bone Bolango)"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

KEHIDUPAN SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT PETANI (Studi Deskriptif di Kecamatan Pinogu Kabupaten Bone Bolango)

Oleh

1Moh Farlan Gagowa, Rauf A Hatu*, Sainudin Latare**

Jurusan Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Gorontalo e-mail : mohfarlangagowa@yahoo.co.id

ABSTRAK

Moh Fralan Gagowa. 281 411 050. “Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Petani”. Skripsi, Jurusan Sosiologi. Fakultas Ilmu Sosial. Universitas Negeri Gorontalo. 2015. Dibawah bimbingan Bapak Dr. Rauf A. Hatu, M.Si selaku pembimbing I dan Bapak Sainudin Latare, S.Pd, M.Si selaku pembimbing II. Tujuan penelitian ini ialah : Untuk mendeskripsikan kehidupan sosial ekonomi masyarakat petani yang berada di Kecamatan Pinogu Kabupaten Bone Bolango.

Metode penelitian yang digunakan adalah Kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Sumber data berasal dari informan sebagai sumber primer yang berjumlah 10 orang. Analisis data adalah analisis kualitatif dengan langkah mereduksi data, penyajian data dan terakhir menarik kesimpulan.

Berdasarkan hasil analisis dapat dikemukakan bahwa pekerjaan masyarakat Pinogu pada umumnya yakni sebagai petani dan pekerjaan sebagai petani ini sudah merupakan warisan turun temurun dari keluarga mereka sebelumnya. Selain itu juga mereka masih mempertahankan budaya atau kegiatan gotong royong dalam bidang pertanian. Dalam kehidupan sehari-hari masyarakat sangat tergantung dari hasil pertanian untuk menafkahi keluarga. Pinogu terkenal dengan kekayaan sumber daya alam dan hasil-hasil pertanian yang sangat berlimpah akan tetapi hasil-hasil dari pertanian tersebut belum bisa mereka pasarkan keluar dari wilayah mereka tersebut di karenakan biaya transportasi dan kondisi jalan yang masih buruk.

Salah satu faktor penghambat dari proses pendistribusian hasil pertani masyarakat yang ada di kecamtan pinogu yaitu Jalan, Jalan merupakan lokomotif untuk mengerakan pembangunan ekonomi bukan hanya di perkotaan tetapi juga diwilayah pedesaan. Selain itu juga jalan merupakan pilar menentukan kelancaran arus barang, jasa, manusia, uang dan informasi dari zona pasar ke zona pasar lainya. Sehingga masyarakat Pinogu sangat mengharapkan perbaikan jalan yang ada diwilayah mereka, sehingga mereka tidak mengalami kesulitan mendistribusikan hasil pertani.

Kata Kunci: Sosial Ekonomi dan Kehidupan Masyarakat Petani.

1 Moh Farlan Gagowa, 281411050, Jurusan S1 Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial, Dr. Rauf A. Hatu,

(3)

A. PENDAHULUAN

Masyarakat secara umum bersifat dinamis, artinya bahwa masyarakat dalam proses sosialnya selalu mengalami perubahan baik itu perubahan secara cepat maupun secara lambat, atau perubahan yang direncanakan maupun perubahan yang secara spontan. Dalam kehidupan masyarakat juga tidak ada yang namanya masyarakat statis yang ada hanya masyarakat yang selalu mengalami perubahan, meskipun perubahan tersebut tidak nampak atau perubahan secara perlahan-lahan. Perubahan dalam masyarakat ini juga sering ditandai dengan adanya perubahan pola pikir setiap individu atau orang perorangan sebagai anggota dari masyarakat tersebut. Dinamika sosial yang terjadi didalam kehidupan masyarakat juga dapat dilihat dengan adanya perubahan fungsi struktural dalam masyarakat tersebut.

Perubahan-perubahan yang terjdi dalam masyarakat meliputi atas perubahan nilai-nilai sosial, norma sosial, pola perilaku, susunan lembaga sosial, lapisan-lapisan sosial, kekuasaan dan wewenang, interaksi sosial dan sebagainya. Perubahan interaksi sosial dapat dikatakan sebagai faktor pendorong adanya perubahan atau dinamika sosial. Dalam artian bahwa proses interaksi yang dilakukan oleh individu-individu dalam memenuhi kebutuhanya, yang kemudian mengakibatkan terjadinya dinamika sosial ekonomi masyarakat.

Kondisi sosial ekonomi sebagai kaitan antara status sosial dan kebiasaan hidup sehari-hari yang telah membudaya bagi individu atau kelompok di mana kebiasaan hidup yang membudaya ini biasanya disebut dengan culture activity, kemudian ia juga menjelaskan pula bahwa dalam semua masyarakat di dunia baik

(4)

yang sederhana maupun yang kompleks, pola interaksi atau pergaulan hidup antara individu menunjuk pada perbedaan kedudukan dan derajat atau status kriteria dalam membedakan status pada masyarakat yang kecil biasanya sangat sederhana, karena disamping jumlah warganya yang relatif sedikit, juga orang-orang yang dianggap tinggi statusnya tidak begitu banyak jumlah maupun ragamnya.2

Kondisi sosial ekonomi masyarakat dapat di lihat dari aktifitas sosial dalam masyarakat seperti adanya kematian, pesta perkawinan, gotong royong dalam membersihkan lahan pertanian ataupun dalam mendirikan rumah dan kerja bakti untuk membersihkan atau membangun tempat-tempat umum seperti pasar dan tempat ibadah, sedangkan gambaran kehidupan ekonomi masyarakat Kecamatan Pinogu ini terdiri dari pekerjaan, pendapatan, rumah tingal dan lingkungan tempat tinggal mereka.

Faktor utama yang mendorong adanya perubahan atau dinamika baik sosial maupun ekonomi masyarakat adalah dengan adanya pembangunan infrastruktur. Contohnya adalah pembangunan infrastruktur jalan. Dimana pembangunan infrastruktur jalan menjadi sentrum bagi masyrakat dalam meningkatkan status sosial dan ekonomi mereka. Peningkatan status sosial ekonomi maksudnya adalah peningkatan kesejahteraan masyarakat secara umum. Dengan adanya pembangunan infrastruktur jalan, khusunya bagi masyarakat desa, akan memudahkan masyarakat

2 Basrowi dan Siti Juariyah. Analisis Kondisi Sosial Ekonomi dan Tingkat Pendidikan Masyarakat Desa Srigading Kecamatan Labuhan Mangarai Kabupaten Lampung Timur. Dosen

Pendidikan IPS FKIP Unila dan Alumni FKIP Unila. Jurnal Ekonomi & Pendidikan, Volume 7 Nomor 1, April 2010, hlm 60-61.

(5)

dalam memeperoleh akses atau memobilisasi proses distribusi hasil pertanian masyarakat.

Salah satu faktor pendukung untuk melancarkan hasil pertanian dan meningkatkan pertumbuhan sosial ekonomi masyarakat adalah jalan. Infrastruktur jalan merupakan lokomotif untuk menggerakan pembangunan ekonomi bukan hanya diperkotaan tetapi juga diwilayah pedesaan. Melalui proyek, sektor infrastruktur dapat menciptakan lapangan kerja yang menyerap jutaan tenaga kerja di Indonesia. Selain itu, infrastruktur merupakan pilar menentukan kelancaran arus barang, jasa, manusia, uang dan informasi dari satu zona pasar ke zona pasar lainnya3

Dengan kondisi jalan seperti ini, masyarakat di Kecamatan Pinogu sulit untuk melakukan aktifitas ke Pusat Kabupaten untuk mendistribusikan hasil pertanian mereka. Untuk menggunakan jasa kijang4 dalam mendistribusikan barang hasil pertanian, mereka harus mengeluarkan harga yang mahal. Sementara untuk memilih berjalan kaki, masyarakat Pinogu harus menempuh perjalanan seharian. Akibatnya masyarakat Kecamatan Pinogu hanya menjual hasil pertanian tersebut kepada masyarakat setempat dengan harga yang menurut mereka di bawah harga pokok. Sementara untuk memperoleh barang kebutuhan sehari-hari sangat tinggi.

B. KAJIAN PUSTAKA 1. Sosial Ekonomi

Mubyarto (2001) berpendapat tinjauan sosial ekonomi penduduk meliputi aspek sosial, aspek sosial budaya, dan aspek Desa yang berkaitan dengan

3 Mesak Iek. Analisis dampak pembangunan jalan terhadap pertumbuhan usaha ekonomi

rakyat di pedalaman May Barat Provinsi Papua Barat. Program studi ekonomi pembangunan fakultas

ekonomi universitas cendrawasih, hlm 32

4 Sebutan untuk tukang ojek yang menawarkan jasa bagi masyarakat dalam mengantarkan

(6)

kelembagaan dan aspek peluang kerja. Aspek ekonomi Desa dan peluang kerja berkaitan erat dengan masalah kesejahteraan masyarakat Desa. Kecukupan pangan dan keperluan ekonomi bagi masyarakat baru terjangkau bila pendapatan rumah tangga mereka cukup untuk menutupi keperluan rumah tangga dan pengembangan usaha-usahanya5

Menurut Krench, kehidupan sosial ekonomi seseorang atau keluarga di ukur melalui pekerjaan, tingkat pendidikan, pendapatan. Sedangkan Werner memberi ciri-ciri berupa pekerjaan, pendapatan, rumah tinggal dan daerah tempat tinggal. Sementara menurut Sugihen kondisi ekonomi dan sosial seseorang cenderung menjadi rujukan dalam penentuan statusnya dalam masyarakat. Ukuran yang dipakai didasarkan pada salah satu atau kombinasi yang mencakup tingkat pendapatan, pendidikan, prestise, atauy kekuasaan. Menurut Koentjaraningrat selain factor pekerjaan, pendapatan, pendidikan, factor lain yang sering diikutsertakan oleh beberapa ahli lainnya adalah perumahan, kesehatan, dan sosialisais dalam lingkungan masyarakat.6

2. Dampak Sosial Ekonomi  Infrastruktur

Pengertian Infrastruktur, menurut Grigg (1988) Infrastruktur merupakan sistem fisik yang menyediakan transportasi, pengairan, drainase, bangunan gedung dan fasilitas publik lainnya, yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan dasar

5 Basrowi dan Siti Juariyah, op.,cit, hlm 62

(7)

manusia baik kebutuhan sosial maupun kebutuhan ekonomi.7 Infrastruktur dalam sebuah sistem adalah bagian-bagian berupa sarana dan prasarana (jaringan) yang tidak terpisahkan satu sama lain. Infrastruktur sendiri dalam sebuah sistem menopang sistem sosial dan sistem ekonomi sekaligus menjadi penghubung dengan sistem lingkungan. Ketersediaan infrastruktur memberikan dampak terhadap sistem sosial dan sistem ekonomi yang ada di masyarakat. Oleh karenanya, infrastruktur perlu dipahami sebagai dasar-dasar dalam mengambil kebijakan (Kodoatie, 2005).8

Ada empat alasan pokok yang dapat dikemukakan tentang pentingnya pembangunan infrastruktur. Pertama, pembangunan infrastruktur mampu menyediakan lapangan pekerja . Hal ini merupakan salah satu nilai penting dan langkah ke arah terciptanya rakyat dan negara adil dan makmur. Kedua, pembangunan infrastruktur dasar, infrastruktur teknologi, dan infrastruktur sains secara langsung akan mempengaruhi iklim investasi. Pertumbuhan kapital dan aliran investasi sangat dipengaruhi oleh ketersediaan infrastruktur pendukung baik pada zona kapet, kawasan industri, pelabuhan, pasar-pasar, dan perguruan tinggi yang dapat mendorong penemuan-penemuan baru di bidang sains dan dapat diterapkan oleh kalangan industri dan pelaku pasar. Ketiga, infrastruktur akan sangat mempengaruhi bahkan menentukan integrasi sosial-ekonomi rakyat satu daerah dengan daerah lainnya. Keempat, pembangunan infrastruktur akan membuka isolasi

7 Reza Silvianis, Efektivitas Organisasi dalam Pelaksanaan Pembangunan Infrastruktur Di

Desa Sotol Kecamatan Langgam Kabupaten Pelalawan Tahun 2011-2013, Jurusan Ilmu Administrasi

Prodi Administrasi Publik Fakultas Sosial dan Politik, Jom FISIP Volume 2 N0.1 Februari 2015, Universitas Riau, hlm 6

(8)

fisik dan nonfisik di sejumlah wilayah. Dalam rangka politik integrasi bangsa di bidang sosial dan ekonomi tantangan bagi pemerintah ialah membangun infrastruktur yang dapat mengatasi isolasi fisik daerah di Indonesia awal abad 21 kini. Sebab isolasi fisik akan membawa dampak terhadap pembangunan sosial ekonomi pada wilayah-wilayah. Karena isolasi wilayah sehingga hasil pertanian, perkebunan dan kehutanan sulit dipasarkan ke kota terdekat sehingga praktis hanya dikonsumsi anggota keluarga. Akibatnya, tingkat pendapatan tetap rendah, kemudian mereka diklaim sebagai masyarakat miskin.9

 Isolasi Ekonomi

Dalam kamus besar bahasa Indonesia Isolasi berarti penyekatan, pemisahan, keadaan tidak terhubung dengan yang lain. Isolasi digambarkan sebagai kehilangan hubungan dengan apa yang ada di luarnya. Ada batas-batas yang membuat hal itu terjadi. Wilayah adalah suatu lingkungan daerah yang di dalamnya terdapat komunitas. Dalam artian suatu daerah berarti suatu tempatyang terdapat syarat-syarat seperti luas daerah, perbatasan, struktur pemerintahan, komunitas masyarakat, budaya, dan sebagainya. Isolasi daerah adalah keadaan terpencilnya suatu wilayah disebabkan jauh dari hubungan lalu-lintas, sehingga menyebabkan minimnya hubungan dengan pihak lain (Siagian, 159: 2004).

Keadaan yang sulit untuk dijangkau akan menagkibatkan suatu wilayah terabaikan, dan tanpa hubungan yang terjadi dengan pihak luar maka wilayah tersebut akan sulit mengalami perubahan. Dalam hal ini akan terjadi keadaan wilayah yang

(9)

bergerak statis. Akan sangat lambat mengalami perubahan. 10 Di sisi lain banyak hal yang mengakibatkan sebuah desa sulit untuk mengalami pembaharuan, antara lain isolasi wilayah, yaitu desa yang wilayahnya berada jauh dari pusat ekonomi daerah, desa yang mengalami ketertinggalan di bidang pembangunan jalan dan sarana-sarana lainnya, sulitnya akses dari luar, bahkan desa yang mengalami kemiskinan dan keminiman tingkat pendidikan. Pada umumnya masyarakat desa diidentikkan dengan masyarakat petani, ini dikarenakan masyarakat pedesaan dominan bermata pencaharian dari hasil pertanian yang merupakan petani-petani miskin yang mata pencahariannya di bawah garis kemiskinan. Hal ini menunjukkan kesenjangan yang sangat jauh dari masyarakat perkotaan.11

 Aktifitas Pertanian

Masyarakat pedesaan merupakan masyarakat yang umumnya bergerak di bidang pertanian, perekonomian mereka berhubungan dengan pertanian. Ciri-ciri masyarakat pedesaan secara umum yaitu, mereka mempunyai sifat yang homogen yang berkaitan dengan mata pencaharian, niai-nilai dan kebudayaan, serta sikap dan tingkah lakunya. Kehidupan di daerah pedesaan secara umum menekankan anggota keluarganya sebagai unit ekonomi yang sering kita lihat dalam hal mencari kebutuhan hidup, agar kebutuhan ekonomi terpenuhi. Faktor geografis juga sangat berpengaruh

10 http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31838/4/Chapter%20II.pdf (29 Maret

2015)

(10)

dalam kehidupan masyarakat seperti, keterikatan anggota masyarakat lebih intim dan awet.12

Masyarakat pada umumnya yang tinggal di daerah pedesaan berusaha untuk memenuhi kebutuhan keluarga dengan sistem pertanian subsistensi, dimana hasil yang diperoleh digunakan untuk kepentingan dan keluarganya sekaligus dikerjakan oleh anggota keluarga tersebut. Untuk memenuhi kebutuhan hidup yang lebih baik dari sebelumnya bagi masing-masing keluarga haruslah berusaha untuk meningkatkan penghasilannya dengan berbagai cara. Masyarakat akan mengalami perubahan secara perlahan-lahan, perubahan tersebut disebut dengan perubahan sosial, karena masyarakat merupakan bagian dari kelompok sosial.13

C. METODE

Berdasarkan judul penelitian ini, yaitu “Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Petani”, maka lokasi penelitian ini adalah Kecamatan Pinogu Kabupaten Bone Bolango. Di mana peneliti menjadikan desa-desa yang di Kecamatan tersebut sebagai objek penelitian. Adapun waktu perencanaan awal dilakukannya penelitian ini dilakukan pada tanggal Januari sampai dengan Mei 2015. Waktu penelitian ini juga menyesuaikan dengan proses penyusunan dan bimbingan proposal penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Sehingga waktu penelitian yang telah ditetapkan

12 Suci Sri Wahyuni, Peranan Koperasi Bakat Dalam Peningkatan Sosial Ekonomi

MasyarakatPetani (Studi Kasus di Nagari Barubasa, Kecamatan Pariangan Kabupaten Tanah Datar Propinsi Sumatra Barat), Jurusan Antropologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Andalas, Padang, 2011, hlm 5-6

(11)

tidaklah mutlak, akan tetapi dapat berubah suatu waktu sesuai dengan telah dilakukannya ujian proposal penelitian.

Metode penelitian ini adalah penelitian kualitatif, dengan pendekatan deskritif dan jenis penelitiannya adalah interpretif dasar. Metode penelitian kualitatif adalah suatu penelitian yang berupaya untuk memahami dan membuat mengerti mengenai suatu fenomena dari sisi perspektif partisipan. Sedangkan menurut Patton, penelitian kualitatif adalah sebuah usaha untuk memahami situasi dalam keunikan mereka sebagai bagian sebuah konteks khusus dan interaksi yang terjadi di sana. Dalam metode penelitian ini, teknik pengumpulan datanya dilakukan secara trianggulasi (gabungan), analisis datanya bersifat induktif, serta hasil penelitiannya lebih menekankan pada suatu makna daripada generalisasi.

Sementara itu, penelitian kualitatif interpretif dasar merupakan suatu penelitian kualitatif yang menunujukkan karakteristik penelitian di mana peneliti tertarik dalam memahami bagaimana partisipan membentuk makna terhadap situasi atau fenomena, makna ini diperantarai melalui peneliti sebagai instrumen, strateginya adalah induktif, dan hasilnya adalah deskritif. Dalam melakukan jenis penelitian ini, peneliti mencoba menemukan dengan menjelajahi dan memahami sebuah fenomena, sebuah proses, perspektif dan cara berpikir, bertindak dan keyakinan (worldview) orang-orang yang terlibat dalam penilitian, atau sebuah kombinasi dari semua hal tersebut. Data dalam penelitian ini dianalisa secara induktif untuk mengidentifikasi pola berulang atau topik-topik yang sering muncul di setiap data yang dikumpulkan.

Dalam metode penelitian kualitatif, instrumen yang digunakan oleh peneliti adalah peneliti itu sendiri. Di mana peneliti secara langsung melakukan interaksi dengan para informan. Peneliti sebagai instrumen penelitian melakukan kontak

(12)

langsung dengan para informan guna mendapatkan data yang lebih mendalam melalui teknik observasi dan wawancara di lapangan. Berkaitan dengan sumber data yang digunakan oleh peneliti dalam hal melihat persepsi masyarakat tentang ritual Dayango pada masyarakat Desa Dulupi ini, peneliti menggunakan data primer dan data sekunder.

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik observasi dan wawancara. Tujuan daripada observasi ini adalah untuk memperoleh gambaran yang luas dari lapangan dengan menggunakan sudut pandang atau kerangka pemikiran yang peneliti gunakan, dapat menggali informasi mengenai segala aktifitas di lokasi penelitian agar memperoleh pemahaman tentang keterkaitan pelaku utama yang diteliti dengan tempat-tempat di mana dia sering berada, dan dapat mengetahui keterbatasan peneliti dengan sudut pandang yang digunakan dalam menafsirkan hasil pengamatan. Selain itu manfaat observasi seperti yang dikemukakan oleh Patton berikut ini adalah membuat peneliti mampu memahami konteks data dalam keseluruhan situasi sosial, dapat memperoleh pengalaman langsung sehingga dapat memungkinkan peneliti menggunakan pendekatan induktif yang tidak dipengaruhi oleh pendangan sebelumnya.

Analisis data pada penelitian kualitatif adalah proses menyusun data agar dapat ditafsirkan. Menyusun data berarti mengelompokannya dalam pola, tema atau kategori. Tanpa kategorisasi atau klasifikasi data akan terjadi chaos. Tafsiran atau klasifikasi data akan terjadi pada analisis, menjelaskan pola atau kategori, mencari hubungan antara berbagai konsep. Interpretasi menggambarkan perspektif atau pandangan peneliti, bukan kebenaran. Kebenaran hasil penelitian masih harus dinilai orang lain dan diuji dalam berbagai situasi lain. Hasil interpretasi juga bukan genaralisasi dalam arti kuantitatif, karena gejala sosial terlampau banyak variabelnya sehingga sukar digeneralisasi. Generalisasi di sini lebih bersifat hipotesis kerja yang senantiasa harus lagi diuji kebenarannya dalam situasi lain.

Tugas peneliti ialah mengadakan analisis tentang data yang diperolehnya agar diketahui maknanya. Interpretasi harus melebihi atau mentransenden deskripsi

(13)

belaka. Jika peneliti tidak dapat mengadakan interpretasi dan hanya menyajikan data deskriptif saja, maka sebenarnya penelitian itu sia-sia saja dan tidak memenuhi harapan.

Data yang terkumpul dalam penelitian kualitatif biasanya meliputi ratusan bahkan ribuan halaman. Tiap jam kerja-lapangan dapat menghasilkan lebih dari dua puluh halaman. Maka timbul masalah yang pelik, bagaimana mengolah, menganalisis data yang banyak itu. Mengumpulkan dan memupuk data sampai akhir kerja-lapangan akan menghadapkan peneliti pada tugas yang sangat ruwet yang mungkin tak teratasi. Selain itu cara demikian tidak efektif dan tidak akan menghsilkan data yang serasi karena lapangan tidak didasarkan atas hasil analisis laporan kerja-lapangan sebelumnya. Jadi dalam penelitian kualitatif analisis data harus dimulai sejak awal. Data yang diperoleh dalam lapangan segera harus dituangkan dalam bentuk tulisan dan dianalisis.

D. HASIL DAN PEMBAHASAN

Masyarakat merupakan kesatuan dari orang-orang yang hidup di daerah tertentu dan bekerjasama dalam kelompok-kelompok berdasarkan kebudayaan yang sama untuk mencapai kepentingan yang sama, salah satu ciri masyarakat adalah selalu berkembang. Mungkin pada masyarakat tertentu perkembangannya sangat cepat, tetapi pada masyarakat lainnya agak lambat bahkan sangat lambat, masyarakat erat sekali hubungannya dengan alam. Masyarakat desa pada umumnya sangat bergantung kepada alam. Hal ini dikarenakan memang daerah pedesaan lebih banyak masih alami dan belum mendapat sentuhan pembangunan seperti halnya kota. Masyarakat menggunakan alam sekitar seoptimal mungkin untuk kehidupan mereka. Tanah di pedesaan yang umumnya masih subur banyak dimanfaatkan oleh

(14)

masyarakat untuk kelangsungan hidup mereka. Misalnya membuka lahan untuk pertanian padi, perkebunan,dll

Dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu berusaha untuk memenuhi kebutuhannya. Salah satu kebutuhan yang wajib dipenuhi untuk kelangsungan hidup manusia yaitu kebutuhan makan, dan untuk ketersediaan makan tersebut manusia harus memiliki dukungan ekonomi yang cukup melalui pekerjaannya. Hal ini merupakan sesuatu yang sangat mendasar untuk keberlangsungan hidup manusia tersebut. Kehidupan sosial ekonomi adalah cara-cara atau strategi yang diterapkan seesorang dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari serta pemanfatan penghasilan dan hasil ekonomi yang diperoleh dan juga berbicara tentang hidup sehari-hari (Kristina Sembiring, 2009, hlm: 27).

Tingkat kehidupan suatu masyarakat dapat dinilai dari social ekonominya, karena keadaan social ekonomi akan mempengaruhi tingkat partisipasi masyarakat dalam kegiatan pemerintahan, pembangunan, pendidikan dan kehidupan bermasyarakat. Keadaan soial ekonomi juga erat hubungannya dengan mata pencaharian penduduk, karena setiap mata pencaharian penduduk, mempunyai jenis yang berbeda-beda sehingga dapat diketahui tingkat kesejahteraan masyarakat. Mata pencaharian penduduk di kecamatan Pinogu sangat beragam.

Sebagian besar masyarakat di Kecamatan Pinogu masih mengantukan kehidupan mereka sebagai petani yang merupakan pekerjaan sudah turun temurun atau warisan dari keluarga mereka sebelumnya. Aktifitas pertanian yang ada di kecamatan pinogu ini masih sangat tinggi semua itu dapat dilihat dari kegiatan para

(15)

petani yang pergi ke kebun semenjak pagi hari sampai dengan sore hari, dalam bekerja sebagai petani mereka juga sering di bantu oleh anggota keluarga dalam bekerja dan perempuan juga ikut berperan dalam membantu para suami mereka dalam bekerja sebagai petani.

Seperti yang di ungkapkan oleh Bapak Abdul Wahab Hadju:

Paling banyak pekerjaan sekarang yang ada di Kecamatan Pinogu ini sebagai petani sawah dan petani kebun, memang tingkat aktifitas masyarakat petani yang ada di Pinogu ini masih pagi-pagi mereka tetap tinggi antusias dalam berkebun. Masyarakat di Kecamatan Pinogu ini juga masih tetap mempertahankan budaya gotong royong dalam aktifitas pertanian selain itu juga peran dari perempuan sangat membantu para suami mereka dalam bekerja di kebun. Kalau keadaan jalan yang ada di Kecamatan Pinogu ini menurut saya pribadi sudah tidak memenuhi sayarat lagi untuk dipakai oleh kenderaan roda 2 dan itu yang menjadi keluhan dari masyarakat Pinogu. dengan keadaan yang sekarang ini memang susah bagi masyarakat Pinogu untuk menjual hasil-hasil pertanian contohnya macam jagung tida tau somo bawa kamana, kalau misalnya mo di bawah ke pusat Kabupaten mo rugi petani kasiang karena ongkos ojek itu sangat mahal jadi sampe skrang petani disini ba tanam milu hanya untuk mo makan hari-hari saja. Kalau saya lihat kondisi ekonomi di Pinogu ini masih lambat karna perputaran uang dengan kondisi jalan yang sekarang ini tidak baik. Saya rasa sangat perlu sekali pemerintah untuk membuat jalan karena ini yang sudah di idam-idamkan oleh masyarakat pinogu sampai sekarang, saya rasa sangat berpengaruh sekali karena kita tau bersama bahwa infrastruktur jalan ini merupakan urat nadi perekonomian.

Maksud dari bapak Abdul Wahab Hadju yaitu pekerjaan utama masyarakat Pinogu itu adalah petani sawah dan petani kebun, tingkat aktifitas masyarakat Pinogu dalam bidang pertanian itu sangat tinggi ini dapat diliahat dari kesibukan masyarakat yang masih pagi-pagi sudah bekerja di lahan pertanian mereka masing-masing selain itu juga mereka masih mempertahankan budaya gotong royong dalam bidang pertanian. Perempuan juga ikut berperan dalam membantu suami mereka dalam

(16)

bekerja di lahan pertanian. Ia juga berpendapat bahwa dengan keadaan jalan yang sekarang sudah tidak memenuhi syarat lagi untuk dipakai oleh kenderaan roda 2 dan itu yang menjadi keluhan masyarakat Pinogu ini sampai dengan sekarang. Dengan keadaan jalan yang sekarang juga sangat sulit untuk masyarakat Pinogu dalam mendistribusikan hasil-hasil pertanian mereka keluar dari Kecamatan Pinogu tersebut contohnya saja seperti jagung apa bila sudah panen mereka sudah tidak tahu lagi bagaimana cara untuk dapat mendistribusikan jagung ini agar bisa menjadi uang, kalau misalnya mereka pasarkan di Pusat Kabupaten nantinya mereka akan rugi karena biaya transportasi itu sangat mahal. Jadi petani di Pinogu hanya menanam jagung untuk dikonsumsi sehari-hari saja. Berbicara tenang kondisi ekonomi masyarakat Pinogu ini masih sangat lambat karena perputaran uang dengan kondisi jalan yang sekarang ini tidak baik. Perhatian dari pemerintah sangat diharapkan oleh masyarakat Pinogu agar bisa membuat jalan dan itu yang sudah menjadi harapan dari masyarakat karena kita ketahui bersama bahwa infrastruktur jalan itu merupakan urat nadi perekonomian dari suatu daerah atau Negara.

Pendapatan masyarakat dapat berasal dari bermacam-macam sumbernya, yaitu : ada yang disektor formal (gaji atau upah yang diterima secara bertahap), sektor informal (sebagai penghasilan tambahan dagang, tukang, buruh, dan lain-lain), dan disektor subsistem (hasil usaha sendiri berupa tanaman, ternak, dan pemberian orang lain)

Sedangkan pendapatan untuk seluruh masyarakat yang bekerja sebagai petani di Kecamatan Pinogu dapat digolongkan sebagai masyarakat yang berpenghasilan

(17)

tidak menentu pada saat tiap kali panen. hal ini dapat dilihat dari kebutuhan hidup sehari-hari masyarakat yang berada di Kecamatan Pinogu tersebut sangat berbeda-beda. Untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari pun terkadang tidak dapat terpenuhi ini karena hasil dari pertanian itu tidak menentu tiap kali panen.

Hasil pertanian yang ada dikecamatan pinogu sangat beragam yaitu seperti kopi, coklat, kemiri dan beras. Akan tetapi dari hasil pertanian yang sangat berlimpah itu belum bisa mereka distribusikan keluar dari Kecamatan Pinogu dan hanya bisa dikonsumsi oleh masyarakat yang berada diwilayah tersebut. Sebagian besar masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidup mereka itu bersumber dari hasil pertanian. Akan tetapi masyarakat yang ada di kecamatan pinogu ini masih sangat sulit untuk mendistribusikan hasil pertanian mereka keluar wilayah kecamatan hal ini disebab oleh biaya trasportasi yang sangat mahal dan kondisi jalan yang masih sangat buruk sehingga mereka masih sulit untuk mendistribusikan hasil pertanian mereka.

Dengan kondisi jalan yang sekarang ini masyarakat yang ada di Kecamatan Pinogu masih mengalami kesulitan untuk mendistribusikan hasil pertanian mereka keluar dari wilayah mereka. Jalan merupakan lokomotif untuk mengerakan pembanguna ekonomi bukan hanya di perkotaan tetapi juga diwilayah pedesaan. Selain itu juga jalan merupakan pilar menentukan kelancaran arus barang, jasa, manusia, uang dan informasi dari zona pasar ke zona pasar lainya. Sehinga masyarakat pinogu sangat mengharapkan perbaikan jalan yang ada diwilyah mereka, sehingga mereka tidak mengalami kesulitan mendistribusikan hasil pertani

(18)

Sehubungan dengan paparan diatas tersebut maka peran pemerintah sangat di harapkan dapat memberikan kontribusi kepada Kecamatan Pinogu dalam hal pembanguna atau perbaikan Jalan yang selama ini di idam-idamkan oleh masyarakat Pinogu.

E. KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan

Berdasarkan uraian dari hasil dan pembahasan di atas yang telah di peroleh dari lokasi penelitian, maka dapat di simpulkan bahwa : Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Petani Di Kecamatan Pinogu Kabupaten Bone Bolango ialah :

 Kondisi ekonomi masyarakat di Kecamatan Pinogu pada umumnya bekerja di sektor pertanian dan pekerjaan sebagai petani ini sudah merupakan warisan turun temurun dari keluarga mereka seblumnya. Selain itu juga mereka masih mempertahankan budaya atau kegiatan gotong royong dalam bidang pertanian. Dalam kehidupan sehari-hari masyarakat sang tergantung dari hasil pertanian untuk menafkahi keluarga. Pinogu terkenal dengan kekayaan sumber daya alam dan hasil-hasil pertanian yang sangat berlimpah akan tetapi hasil-hasil dari pertanian tersebut belum bisa mereka pasarkan keluar dari wilayah mereka tersebut di karenakan biaya transportasi dan kondisi yang masih buruk.

 Pendapatan yang tidak menentu menjadi penyebab kondisi sosial ekonomi mereka yang kurang cukup baik. Dengan kondisi pendapatan yang tidak

(19)

menentu pada saat setiap kali panen, rata-rata para petani ini memiliki kehidupan yang kurang lebih sama antara sesama petani yang lain.

 Jika di lihat dari rumah tingal, sebagian besar masyarakat yang ada di kecamatan pinogu ini sudah memiliki rumah yang permanen akan tetapi pngerjaan rumahnya belum selesai semua hal ini di sebabkan bahan-bahan bangunan harus di beli di pusat kabupaten karena di wilayah tempat tinggal mereka belum ada tmpat yang menjual bahan-bahan bangunan.

 Salah satu faktor penghambat dari proses pendistribusian hasil pertani masyarakat yang ada di kecamtan pinogu yaitu Jalan, Jalan merupakan lokomotif untuk mengerakan pembanguna ekonomi bukan hanya di perkotaan tetapi juga diwilayah pedesaan. Selain itu juga jalan merupakan pilar menentukan kelancaran arus barang, jasa, manusia, uang dan informasi dari zona pasar ke zona pasar lainya. Sehinga masyarakat pinogu sangat mengharapkan perbaikan jalan yang ada diwilyah mereka, sehingga mereka tidak mengalami kesulitan mendistribusikan hasil pertani.

5.2.Saran

Berdasarkan uraian dari hasil dan pembahasan di atas yang telah diperoleh dari lokasi penelitian , maka dapat disarankan bahwa:

1. Diharapkan bagi pemerintah kecamatan agar bisa memberikan sosialisai kepada masyarakat terkait cara peningkatan hasil-hasil pertanian dan cara pengolahan peranian.

(20)

2. Bagi pemerintah agar supaya bisa memperhatikan keluhan atau permintaan dari masyarakat pinogu terutama dalam Pembangunan jalan.

3. Diharapkan penelitian ini dapat dijadikan sumber referensi bagi peneliti yang akan melakukan penelian menyangkut tentang Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Petani.

(21)

DAFTAR PUSTAKA

Basrowi dan Siti Juariyah. “Analisis Kondisi Sosial Ekonomi dan Tingkat Pendidikan Masyarakat Desa Srigading Kecamatan Labuhan Mangarai Kabupaten Lampung Timur”. Dosen Pendidikan IPS FKIP Unila dan Alumni FKIP Unila. Jurnal Ekonomi & Pendidikan, Volume 7 Nomor 1, April 2010.

Iek, Mesak, “Analisis dampak pembangunan jalan terhadap pertumbuhan usaha ekonomi rakyat di pedalaman May Barat Provinsi Papua Barat”, Jurnal

Ekonomi Kuantitatif Terapan, Vol. 6, No. 1, Februari 2013, Universitas

Cendrawasih, Provinsi Papua Barat.

Silvianis Reza, 2015. “Efektivitas Organisasi dalam Pelaksanaan Pembangunan Infrastruktur Di Desa Sotol Kecamatan Langgam Kabupaten Pelalawan Tahun 2011-201”3, Jurusan Ilmu Administrasi Prodi Administrasi Publik Fakultas Sosial dan Politik, Jom FISIP Volume 2 N0.1 Februari, Universitas Riau.

Wahyuni Suci Sri, 2011, “Peranan Koperasi Bakat Dalam Peningkatan Sosial Ekonomi MasyarakatPetani (Studi Kasus di Nagari Barubasa, Kecamatan Pariangan Kabupaten Tanah Datar Propinsi Sumatra Barat)”, Skripsi pada Jurusan Antropologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Andalas, Padang.

Halaman Internet

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31838/4/Chapter%20II.pdf (29 Maret 2015)

(22)

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/28068/4/Chapter%20I.pdf (29 Maret 2015)

Referensi

Dokumen terkait

Pada hari ini Kamis tanggal dua puluh bulan Agustus tahun Dua ribu lima belas, yang bertandatangan dibawah ini Pejabat Pengadaan pada Dinas Prasarana Wilayah Kabupaten

Namun demikian dimensi orientasi keusahawanan menunjukkan hubungan yang positif dengan prestasi pulangan modal, manakala semua dimensi orientasi

Pejabat Pengadaan pada Dinas Prasarana Wilayah Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun Anggaran 2015,. dengan berdasarkan Evaluasi dan Berita Acara Hasil Pengadaan Langsung (BAHPL)

Analisis yang digunakan yaitu metode kualitatif deskriptif dan dikuatkan dengan metode kuantitatif ini menghasilkan kesimpulan bahwa BPRS berpengaruh positif

Islam telah menggariskan dua tuntutan yang wajib dikerjakan oleh umatnya, iaitu menjadi khalifah dan menunaikan ibadah. Menjadi khalifah adalah hubungkait dengan

Hasil pengujian menggunakan metode regresi logistik, menunjukkan hasil bahwa dari kelima variabel yang digunakan dalam penelitian ini, terdapat tiga variabel

Berdasarkan hasil kepustakaan yang di lakukan oleh peneliti, terdapat beberapa penelitian terdahulu yang diyakini peneliti tidak ada penelitian yang sama dengan

Berdasarkan Tabel 4, dapat dilihat bahwa ekstrak etanol 70% pada konsen- trasi 10% dan 15% memberikan pengaruh yang tidak berbeda nyata terhadap lebar daerah ham- bat, konsentrasi