• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN

PEMBAHASAN

4.1 Karakteristik Subjek Penelitian

Tabel 4.1

Distribusi Responden menurut Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Frekuensi %

Laki-laki/siswa 45 30,00 Perempuan/siswi 105 70,00

Total 150 100

Sebagian besar (70%) responden penelitian ini adalah siswa berjenis kelamin Perempuan.

Tabel 4.2

Distribusi Responden menurut Pekerjaan Orang Tua

Pekerjaan Orang Tua

Siswa Frekuensi % PNS 19 12.67% Petani 32 21.33% Pedagang 12 8.00% Karyawan Swasta/Pabrik 82 54.67% Tidak Bekerja 5 3.33% Total 150 100

(2)

Seagian besar orang tua para siswa yang men-jadi responden berprofesi sebagai pekerja pabrik yang berada di sekitar tempat tinggal mereka 64,67%.

4.2 Analisis Deskriptif

4.2.1 Pola Asuh Orang Tua Permisif

Pola asuh orang tua dibagi menjadi empat, pola asuh otoriter, demokratis, permisif, indulgent, dan

neglectful. Dalam penelitian ini 150 responden akan

dilihat responden mana yang cenderung mengalami pola asuh permisif dan pola asuh indulgent.

Di bawah ini disajikan data hasil frekuensi pola asuh orang tua:

Tabel 4.3

Statistik Deskriptif Pola Asuh Orang Tua Permisif

No Kategori Pola Asuh Range Skor Frek %

1 Sangat Rendah 15,00 – 27,00 4 2.67% 2 Rendah 27,01 – 39,00 48 32.00% 3 Sedang 39,01 – 51,00 98 65.33% 4 Tinggi 51,01 – 63,00 0 0.00% 5 Sangat Tinggi 63,01 – 75,00 0 0.00% Jumlah 150 100.00%

Pola asuh orang tua permisif sejumlah 98 siswa (65,33%), sehingga selanjutnya akan dicari hubungan antara siswa dengan pola asuh permisif tersebut dengan konsep diri dan disiplin diri.

(3)

4.2.2 Konsep diri

Di bawah ini disajikan data hasil frekuensi dan persentase jumlah responden Konsep Diri.

Tabel 4.5

Statistik Deskriptif Konsep diri

No Kategori Range Skor Frek %

1 Sangat Rendah 100,00 - 160,00 22 22.45% 2 Rendah 160,01 – 220,00 22 22.45% 3 Sedang 220,01 - 280,00 34 34.69% 4 Tinggi 280,01 - 340,00 16 16.33% 5 Sangat Tinggi 340,01 - 400,00 4 4.08% Jumlah 98 100.00%

Konsep diri siswa masuk dalam kategori sedang (34,69%).

4.2.3 Disiplin Diri

Berikut disajikan table statistik deskriptif disi-plin diri.

Tabel 4.6

Statistik Deskriptif Disiplin Diri

No Kategori Range Skor Frek %

1 Sangat Rendah 30,00 - 54,00 6 6.12% 2 Rendah 54,01 – 78,00 24 24.49% 3 Sedang 78,01 - 115,40 49 50.00% 4 Tinggi 115,41 - 124,20 17 17.35% 5 Sangat Tinggi 124,21 - 133,00 2 2.04% Jumlah 98 100.00%

(4)

Pada Tabel 4.6 di atas terlihat disiplin diri sebagian besar siswa ternyata berada dalam kategori sedang (50,00%).

4.3 Pengujian Normalitas Data Variabel

Penelitian

Sebelum melakukan pengujian terhadap hipo-tesis penelitian, terlebih dahulu dilakukan uji asumsi normalitas agar nantinya dapat menentukan pilihan analisis korelasi yang parametrik atau non parametrik. Pengujian terhadap normalitas data variabel penelitian menggunakan One Sample-Kolmogorov-Smirnov Test. Hasil pengujian normalitas terhadap variabel pola asuh permisif, konsep diri dan disiplin diri guru ditunjukkan pada Tabel 4.7 berikut ini.

Tabel 4.7

Uji Normalitas Data Variabel Penelitian

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Pola Asuh Permisif Konsep Diri Disiplin Diri N 98 98 98

Normal Parametersa Mean 42.6429 167.5204 79.4694 Std. Deviation 2.55355 16.99013 7.66193 Most Extreme Differences Absolute .089 .079 .098 Positive .089 .079 .061 Negative -.074 -.077 -.098 Kolmogorov-Smirnov Z .883 .780 .970 Asymp. Sig. (2-tailed) .417 .577 .303

(5)

Berdasarkan Tabel 4.7 di atas tampak bahwa untuk variabel pola asuh permisif diperoleh nilai

Kolmogorov-Smirnov (KS Z) sebesar 0,883 dengan

angka signifikan sebesar 0,417 yang lebih kecil dari 0,05 sehingga dapat dikatakan bahwa data variabel pola asuh permisif terdistribusi normal. Untuk variabel konsep diri diperoleh nilai Kolmogorov-Smirnov (KS Z) sebesar 0,780 dengan angka signifikan sebesar 0,577 yang lebih besar dari 0,05 sehingga dapat dikatakan bahwa data variabel konsep diri terdistribusi normal. Untuk variabel disiplin diri diperoleh nilai

Kolmogorov-Smirnov (KS Z) sebesar 0,970 dengan angka signifikan

sebesar 0,303 yang lebih besar dari 0,05 sehingga dapat dikatakan bahwa data variabel disiplin diri berdistribusi normal.

(6)

4.4 Pengujian Hubungan Pola Asuh Permisif

dan Konsep Diri dengan Disiplin Diri

Siswa

Tabel 4.8

Hubungan Pola Asuh Permisif dan Konsep Diri dengan Disiplin Diri Siswa

Pola Asuh Permisif Konsep Diri Disiplin Diri Product Moment Pola Asuh Permisif Correlation Coefficient 1.000 -.048 .064 Sig. (2-tailed) . .506 .384 N 98 98 98 Konsep Diri Correlation Coefficient -.048 1.000 .334 ** Sig. (2-tailed) .506 . .000 N 98 98 98 Disiplin Diri Correlation Coefficient .064 .334 ** 1.000 Sig. (2-tailed) .384 .000 . N 98 98 98

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Tabel 4.8 di atas menunjukkan nilai korelasi

Product Moment antarapola asuh permisif dengan

disiplin diri siswa sebesar 0,064 dengan P = 0,384 > 0,05 yang berarti antara pola asuh permisif dengan disiplin diri siswa tidakterdapat hubungan yang signi-fikan. Nilai korelasi antara konsep diri dengan disiplin diri siswa sebesar 0,334 dengan P = 0,000 < 0,05 berarti hubungan antara konsep diri dengan disiplin diri siswa signifikan. Karena pola asuh permisif tidak

(7)

berkorelasi signifikan dengan disiplin diri, maka perlu dilakukan analisis lebih lanjut sub konsep pola asuh permisif dengan disiplin diri, sebagai berikut.

Tabel 4.9

Hubungan sub konsep Pola Asuh Permisif dengan Disiplin Diri Siswa

Disiplin Diri

Memberi pengawasan yang sangat longgar(permisif indulgent) Pearson Correlation -0,322 Sig. (2-tailed) 0,001 N 98 Memberi Kebebasan Berpendapat(permisif indulgent) Pearson Correlation 0,278 Sig. (2-tailed) 0,006 N 98

Memberi pendapat dan pertimbangan terhadap aktivitas anak(permisif negelctful)

Pearson Correlation 0,298 Sig. (2-tailed) 0,003

N 98

Membatasi kebebasan anak(permisif negelctful)

Pearson Correlation -0,049 Sig. (2-tailed) 0,632

N 98

Memberikan hadiah dan hukuman (permisif negelctful)

Pearson Correlation -0,151 Sig. (2-tailed) 0,139

N 98

Dari Tabel 4.9 di atas dapat dilihat hasil sub konsep pola asuh permisif orang tua dengan disiplin diri sebagai berikut: memberi pengawasan longgar berhubungan negatif signifikan dengan disiplin diri siswa (r=-0,322; Sign. 0,001); memberi kebebasan berpendapat berhubungan signifikan dengan disiplin diri (r=0,278; Sign. 0,006); memberi pendapat dan pertimbangan berhubungan positif dan signifikan

(8)

dengan disiplin diri (r=0,298; Sign. 0,003); membatasi kebebasan anak (r=-0,049; Sign. 0,632); tidak berhu-bungan signifikan dengan disiplin diri, demikian pula dengan memberikan hadiah dan hukuman (r=-0,151; Sign. 0,139) tidak memiliki hubungan signifikan dengan disiplin diri.

4.5 Pembahasan Hasil

Berdasarkan hasil analisis konsep diri berhu-bungan signifikan dengan disiplin diri siswa, namun pola asuh permisif tidak berhubungan signifikan dengan disiplin diri. Pada pola permisif orang tua memanjakan, dan mengizinkan anak untuk melaku-kan apa saja yang mereka inginmelaku-kan. Pola asuh permisif orang tua tidak berhubungan dengan disiplin diri siswa, namun jika dikaji lebih dalam pada sub konsep pola asuh permisif seperti memberi pengawas-an longgar berhubungpengawas-an negatif signifikpengawas-an dengpengawas-an disiplin diri siswa; memberi kebebasan berpendapat berhubungan signifikan dengan disiplin diri, memberi pendapat dan pertimbangan berhubungan positif dan signifikan dengan disiplin diri, membatasi kebebasan anak, tidak berhubungan signifikan dengan disiplin diri, demikian pula dengan memberikan hadiah dan hukuman tidak memiliki hubungan signifikan dengan disiplin diri.

Permasalahan terkait kedisiplinan siswa di SMA Negeri 1 Bergas, misalnya ada siswa yang masih

(9)

terlambat masuk sekolah, terlambat masuk kelas waktu pergantian jam belajar, terlambat mengikuti upacara, membolos tidak mengikuti pelajaran, tidak melaksanakan tugas piket, membuang sampah semba-rangan, serta tidak mengikuti kegiatan pramuka. Guru BK menjelaskan bahwa siswa yang terlambat umum-nya terlambat bangun akibat tidur larut malam. Kebiasaan anak yang terlambat tidur, terlambat bangun, senang menghabiskan waktu untuk bermain, dan kebiasaan anak yang susah diatur karena kurangnya perhatian dan bimbingan orang tua.

Pada Pola asuh permisif orang tua tidak ikut campur dalam kehidupan anaknya. Pada masa remaja mereka mengalami penyimpangan-penyimpangan peri-laku, misalnya suka tidak masuk sekolah, kenakalan remaja. Dengan demikian anak menunjukkan pengen-dalian diri yang buruk dan tidak bisa menangani kebebasan dengan baik. Jadi orang tua yang tidak menuntut ataupun menanggapi menunjukkan suatu pola asuh yang atau uninvolved. Orangtua ini tidak memonitor perilaku anaknya ataupun mendukung ketertarikan mereka, karena orang tua sibuk dengan masalahnya sendiri dan cenderung meninggalkan tanggung jawab mereka sebagai orang tua.

Pola asuh permisif menunjukkan bahwa orang tua memberikan kebebasan penuh pada anak untuk berbuat sekehendaknya, berbuat serba boleh, dengan tanpa banyak dituntut kewajiban dan tanggung jawab. Orang tua selalu menerima, membenarkan atau malah

(10)

mungkin tidak peduli terhadap perilaku anak. Dengan demikian orang tua tidak pernah menghukum maupun memberi ganjaran kepada anak, kekuasaan dan kehendak anak tampak dominan. Orang tua kurang kontrol terhadap perilaku anak, bimbingan dan arahan orang tua juga sangat kurang. Orang tua tidak mempersiapkan masa depan anak dengan matang, hanya menyediakan sarana sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan anak. Dalam suasana keluarga permisif kemungkinan komunikasi antara anak dengan orang jarang sekali terjadi.

Pola asuh permisif ini dapat mengakibatkan anak tidak terkendali, yang berarti anak bersikap tidak menaati aturan/norma yang berlaku, sering melanggar aturan dan ketentuan yang ada dalam keluarga dan lingkungan masyarakat. Selain itu, sebagai akibat pola asuh orang tua yang permisif ini menyebabkan kendala bagi anak untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan. Tidak jarang anak mencari kelompok-kelompok yang dianggapnya mampu mene-rima apa yang dikehendakinya. Hal ini sering meng-akibatkan anak salah pergaulan.

Berdasarkan hal tersebut, disiplin diri terbentuk jika orang tua permisif melakukan komunikasi yang baik dan nyaman terhadap anaknya seperti memberi-kan kesempatan anak untuk mengeluarmemberi-kan pendapat-nya, bukan membatasi kebebasan atau memberikan reward atau hukuman terhadap anak.

(11)

Pada pola permisif orangtua terlibat dengan anaknya tetapi sedikit sekali menuntut atau mengen-dalikan mereka. Biasanya orangtua yang demikian akan memanjakan, dan mengizinkan anak untuk melakukan apa saja yang mereka inginkan. Pola pola asuh ini menunjukkan bagaimana orangtua sangat terlibat dengan anaknya, tetapi menempatkan sedikit sekali kontrol pada mereka. Hal ini berkaitan dengan ketidakmampuan sosial, terutama dalam kontrol diri. Jadi pola pola asuh permisif orangtua memiliki tuntut-an rendah dtuntut-an ttuntut-anggaptuntut-an terlibat tinggi pada tuntut-anak. Orangtua ini toleran, hangat dan menerima. Mereka menunjukkan sedikit otoritas, dan membiarkan ter-bentuknya self-regulation pada anak atau remaja. Hal ini yang kemudian mengakibatkan siswa memiliki konsep diri dan disiplin diri yang baik, karena mereka mendapatkan kepercayaan penuh dari orang tua mereka.

Menurut Gunadi (2012), kepercayaan yang kita berikan pada anak menciptakan warna relasi positif kita dengannya. Juga, kepercayaan ini akan membu-atnya memandang diri secara positif pula. Orang yang merasa dipercaya akan berupaya keras untuk tidak mengecewakan orang yang mempercayainya.

Hasil penelitian ini sejalan penelitian yang dila-kukan Prasetyo (2013) mengenai hubungan pandang-an pola asuh permisif orpandang-ang tua dengpandang-an disiplin diri siswa SMA Pancasila Surabaya, menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan.

(12)

Konsep diri berhubungan dengan disiplin diri siswa. Menurut Fitt (1971) Konsep diri secara individu fenomologis menjelaskan bahwa ketika individu persepsikan dirinya, bereaksi terhadap dirinya, mem-berikan arti dan nilai serta membentuk abstraksi tentang dirinya, berarti ia menunjukkan suatu kesa-daran diri (self awareness) dan kemampuan untuk keluar dari dirinya sendiri untuk melihat dirinya. Siswa yang memiliki konsep diri yang baik cenderung mengetahui apa yang harus dilakukan di sekolah, demikian pula hak dan kewajiban mereka sebagai pelajar. Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Penelitian Andrie (2013) mengungkapkan tidak ada hubungan positif antara konsep diri dan disiplin diri.

Konsep diri adalah keadaan dimana seseorang dapat memahami diri sendiri dengan setepat-tepat-nya. Seseorang disebut memiliki konsep diri jika memahami emosi dan mood yang sedang dirasakan, kritis terhadap informasi mengenai diri sendiri, dan sadar tentang diri yang nyata. Konsep diri jika seseorang sadar mengenai pikiran, perasaan, dan evaluasi diri yang ada dalam dirinya. Orang dengan konsep diri yang baik memiliki kemampuan memonitor diri, yakni mampu membaca situasi sosial dalam memahami orang lain dan mengerti harapan orang lain terhadap dirinya.

Referensi

Dokumen terkait

Puji syukur dan terima kasih penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan kasihnya penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan

dalam penelitian ini adalah:.. 1) Apakah accruals quality memiliki pengaruh terhadap cost of debt perusahaan ?. 2) Apakah audit quality memiliki pengaruh terhadap cost of debt

Penderajatan utk NSCLC ditentukan menurut International Staging System For Lung Cancer berdasarkan sistem TNM. Pengertian T tumor yg dikatagorikan atas

Demikian permohonan saya ini, atas perhatiannya disampaikan terima kasih.

status fungsional yang lebih rendah juga lebih tinggi risiko infeksi dengan penggunaan steroid. Menentukan adanya infeksi pada pasien yang memakai glukokortikoid

Pasukan yang dipimpin oleh dua orang berpangkat letnan itu pun pada 14 Desember 1683 kemudian berhasil menaklukan daerah tersebut dan menangkap Syekh Yusuf yang merupakan

Data yang diperoleh dari hasil pelaksanakan PTK pada kelas 4 SD Negeri Dukuh 01 adalah data yang berupa angka (data kuantitatif) yang menunjukkan nilai tes kondisi

Pilus dan fimbria adalah struktur berbentuk seperti rambut halus yang menonjol dari dinding sel, pilus mirip dengan flagelum tetapi lebih pendek, kaku dan berdiameter lebih kecil