• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2012 BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2012

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2012 BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2012"

Copied!
61
0
0

Teks penuh

(1)

i

TAHUN 2012

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN

KEMENTERIAN PERTANIAN

(2)

i Laporan Akuntabilitas Kinerja

(LAKIP) Badan Litbang Pertanian Tahun 2012 ini merupakan salah satu bentuk pertanggung jawaban kinerja Badan Litbang Pertanian dalam mendukung pemerintahan yang berdaya guna, berhasil guna, bersih dan bertanggungjawab, sesuai dengan Instruksi Presiden No. 7 tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Surat Keputusan Kepala Lembaga Adminstrasi Negara (LAN) No. 239/IX/6/8/2003 tentang Panduan Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) dan Permen PAN-RB No. 29/2011 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Badan Litbang Pertanian ini disusun berdasarkan indikator-indikator yang telah ditetapkan pada Rencana Strategis 2011 – 2014 dengan melaksanakan 1 (satu) sasaran yang dijabarkan dari 1 (satu) program utama

dilaksanakan oleh Pusat/Puslitbang/Balai Besar/Balai Penelitian/ Loka Penelitian lingkup Badan Litbang Pertanian yang berfungsi sebagai litbang pertanian strategis nasional, dan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) yang melaksanakan kegiatan litbang pertanian spesifik lokasi di 33 propinsi di Indonesia.

Diharapkan Laporan Akuntabilitas Kinerja Badan Litbang Pertanian Tahun 2012 ini dapat bermanfaat sebagai acuan dalam pengambilan kebijakan program dan umpan balik dalam memperbaiki dan meningkatkan kinerja Badan Litbang Pertanian selanjutnya. Jakarta, Februari 2013 Kepala Badan, Dr. Ir. Haryono, MSc. N

(3)

ii Halaman KATA PENGANTAR ... i DAFTAR ISI ... ii IKHTISAR EKSEKUTIF ... 1 BAB I. PENDAHULUAN ... 3

BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA ... 9

2.1 Visi ... 9

2.2 Misi Badan Litbang Pertanian ... 9

2.3 Tujuan ... 10

2.4 Sasaran ... 11

2.5 Arah Kebijakan ... 11

2.6 Program Badan Litbang Pertanian... 13

2.7 Kegiatan Badan Litbang Pertanian ... 13

2.8 Indikator Kinerja Utama ... 16

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA ... 19

3.1 Pengukuran Capaian Kinerja Tahun 2011 ... 19

3.2 Analisis Capaian Kinerja ... 20

3.3 Akuntabilitas Keuangan ... 41

BAB IV. PENUTUP ... 46

LAMPIRAN ... 47

Halaman Tabel 1. Perkembangan Komposisi SDM Badan Litbang Pertanian Tahun 2011 – 2012 menurut Tingkat Pendidikan ... 5

Tabel 2. Perkembangan Komposisi Tenaga Fungsional Badan Litbang Pertanian Tahun 2011 – 2012 …. 6 Tabel 3. Laboratorium Pengujian Terakreditasi ISO/IEC 17025:2005 ... 7

Tabel 4. Capaian Kinerja Indikator Sasaran RPJM Badan Litbang Pertanian Tahun 2011 ... 19

Tabel 5. Distribusi Benih Sumber Tanaman Pangan di Beberapa Propinsi Sampai dengan Desember 2012 ……… 26

(4)

iii DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 1. VUB Padi yang dilepas tahun 2012 ... 21 Gambar 2. Berbagai VUB tanaman pangan yang

Dilepas tahun 2012 ………... 22 Gambar 3. VUB sayuran yang dilepas tahun 2012 ………. 23 Gambar 4. VUB tanaman hias yang dilepas tahun 2012.. 24 Gambar 5. Galur ternak yang dilepas tahun 2012 ………. 25 Gambar 6. Keragaan tanaman jagung Varietas Srikandi

Putih untuk perbenihan ………. 26 Gambar 7. Pengelolaan air pada system kombinasi satu

arah dan tabat konservasi (SISTAK) di lahan rawa pasang surut ……….. 29 Gambar 8. Pupuk anorganik slow release ……….. 29 Gambar 9. Hasil teknologi litbang SDL yang telah

disebar ……… 30 Gambar 10. Sari buah cempedak (a) dan sari buah

Papaya (b) ……… 33 Gambar 11. Praktek pengolahan sari buah oleh

kelompok wanita tani di Kutai Kartanegara ... 34 Gambar 12. Persentase pagu anggaran Badan

Litbang Pertanian TA. 2012 per unit kerja ... 42 Gambar 13. Persentase pagu anggaran Badan

Litbang Pertanian TA. 2012 per belanja ... 42

Gambar 14. Perbandingan (persentase) realisasi terhadap pagu anggaran Badan Litbang

Pertanian TA. 2012 per belanja ... 43 Gambar 15. Perbandingan (persentase) realisasi

terhadap pagu anggaran Badan Litbang

Pertanian TA.2012 per eselon 2 ... 43 Gambar 16. Komposisi estimasi dan realisasi PNBP

fungsional dan umum TA. 2012 ... 44 Gambar 17. Persentase hibah luar negeri TA. 2012

per unit kerja ... 45 DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Gambar Struktur Organisasi Badan Litbang Pertanian

Lampiran 2. Realisasi Keuangan per Belanja per Unit Kerja Lingkup Badan Litbang per Desember tahun 2012 Lampiran 3. Formulir Rencana Strategis (RS)

Lampiran 4. Formulir Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Lampiran 5. Formulir Penetapan Kinerja (PK)

Lampiran 6. Formulir Pengukuran Kinerja Tingkat Unit Eselon I Kementerian/ Lemba

(5)

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 1 IKHTISAR EKSEKUTIF

Dalam rangka menjamin pelaksanaan program penelitian dan pengembangan pertanian yang konsisten dan kontinyu, Badan Litbang Pertanian telah menetapkan Rencana Strategis 2010 – 2014. Rencana Strategis ini dilaksanakan dengan mengacu kepada Undang Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional; Rencana Pembangunan Pertanian Jangka Panjang 2005-2025; Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2010-2014; dan Renstra Kementerian Pertanian Tahun 2010-2014. Renstra Litbang Pertanian merupakan dokumen perencanaan yang berisikan visi, misi, tujuan, sasaran strategis, kebijakan, strategi, program, dan kegiatan penelitian dan pengembangan pembangunan pertanian yang akan dilaksanakan oleh Badan Litbang Pertanian selama lima tahun ke depan (2010-2014). Agar Badan Litbang Pertanian dapat senantiasa eksis, antisipatif dan inovatif, dalam dokumen ini pula, ditetapkanlah visi Badan Litbang ke depan yaitu : “Pada tahun 2014 menjadi lembaga penelitian dan pengembangan pertanian berkelas dunia yang menghasilkan dan mengembangkan inovasi teknologi pertanian untuk mewujudkan pertanian industrial unggul berkelanjutan berbasis sumber daya lokal”.

Dalam rangka mendukung pelaksanaan program Kementerian Pertanian, Badan Litbang Pertanian menetapkan program utama pada periode 2010-2014 yang diarahkan untuk penciptaan

teknologi dan varietas unggul berdaya saing. Oleh karena itu Badan Litbang Pertanian menetapkan kebijakan alokasi sumber daya litbang menurut komoditas prioritas utama, yaitu 5 komoditas prioritas (padi, jagung, kedelai, sapi, dan tebu) dan 34 fokus komoditas lainnya mencakup: pangan (ubi kayu dan kacang tanah), hortikultura (kentang, cabai merah, bawang merah, mangga, manggis, pisang, anggrek, krisan, durian dan jeruk), perkebunan (kelapa sawit, karet, kelapa, sagu, aren, kakao, kopi, teh, kina, lada, jambu mete, kapas, tembakau, cengkeh, jahe, dan nilam), serta peternakan (sapi perah, kambing, domba, babi, ayam buras dan itik).

Sesuai dengan organisasi Badan Litbang Pertanian, program Badan Litbang Pertanian untuk periode 2010-2014 terdiri dari 12 kegiatan, yaitu sebagai berikut: (1) Kegiatan Litbang Tanaman Pangan; (2) Kegiatan Litbang Tanaman Hortikultura; (3) Kegiatan Litbang Tanaman Perkebunan; (4); Kegiatan Litbang Peternakan dan Veteriner; (5) Kegiatan Litbang Sumber Daya Lahan Pertanian; (6) Kegiatan Litbang Bioteknologi dan Sumber Daya Genetik Pertanian; (7) Kegiatan Penelitian Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian; (8) Kegiatan Perekayasaan/Penelitian dan Pengembangan Mekanisasi Pertanian; (9) Kegiatan Litbang Pascapanen Pertanian; (10) Kegiatan Pengembangan Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian; (11) Kegiatan Pengkajian dan Percepatan Diseminasi Inovasi Pertanian; (12) Kegiatan Dukungan Manajemen, Fasilitas dan Instrumen Teknis dalam Pelaksanaan Kegiatan Litbang Pertanian. Sementara itu, dalam tahun anggaran 2010, Badan

(6)

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2 Litbang Pertanian telah menetapkan 1 (satu) sasaran yang

selanjutnya diukur dengan 4 (empat) indikator kinerja.

Indikator kinerja sasaran yang telah ditargetkan dalam Tahun 2010 sebagian besar telah tercapai dan melebihi target yang ditetapkan. Badan Litbang Pertanian berupaya agar hasil teknologi penelitian memiliki daya saing yang tinggi. Dalam rangka perlindungan kekayaan intelektual diusahakan agar inovasi hasil penelitian mendapatkan pengakuan diantaranya adalah hak paten. Selama 5 tahun terakhir, sebanyak 19 teknologi telah memperoleh hak paten. Selain melalui hak paten, perlindungan kekayaan hasil Litbang juga diupayakan melalui Hak Cipta, Merk dan PVT. Hasil penelitian Badan Litbang Pertanian yang telah mendapatkan Hak Cipta, Merk dan PVT selama tahun 2004 – 2008 adalah 8 hak cipta, 3 merk dan 3 PVT. Pencapaian kinerja akuntabilitas bidang keuangan Per 31 Desember 2010, anggaran Badan Litbang Pertanian telah direalisasikan sebesar 93,83%. Rata-rata realisasi anggaran per eselon-2 lingkup Badan Litbang Pertanian menunjukkan hasil yang cukup baik, yaitu di atas 90%.

Kendala yang dihadapi seperti kegiatan penelitian yang tergantung musim dan proses pencairan anggaran (karena revisi, pelaksanaan lelang dan swa kelola) serta pengadaan terlambat, masih dihadapi oleh Badan Litbang Pertanian. Namun, agar sasaran tetap tercapai, langkah antisipatif telah diupayakan oleh seluruh jajaran Badan Litbang Pertanian dengan

mengoptimalkan kegiatan koordinasi dan sinkronisasi serta peningkatan kapabilitas dan pembinaan program.

(7)

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 3 BAB I

PENDAHULUAN

Pada kurun waktu 2010-2014, Kementerian Pertanian telah menetapkan sistem pertanian industrial unggul berkelanjutan berbasis sumber daya lokal untuk meningkatkan kemandirian pangan, nilai tambah, ekspor dan kesejahteraan petani sebagai visi pembangunan pertanian. Sistem pertanian industrial merupakan suatu sistem yang menerapkan integrasi usaha tani disertai dengan koordinasi vertikal dalam satu alur produk, sehingga karakteristik produk akhir yang dipasarkan dapat dijamin dan disesuaikan dengan preferensi konsumen akhir. Dalam upaya mencapai tujuan pembangunan pertanian industrial berkelanjutan tersebut, penelitian dan pengembangan (litbang) di bidang pertanian mempunyai peranan yang sangat penting dan strategis.

Perkembangan organisasi Badan Litbang Pertanian yang dilaksanakan secara berkelanjutan dan disesuaikan dengan dinamika tuntutan perubahan lingkungan strategis Litbang Pertanian berperan penting dalam mendukung pencapaian Visi dan Misi Badan Litbang Pertanian. Kebijakan yang bertujuan untuk mewujudkan organisasi pemerintah yang efektif dan efisien telah dilakukan melalui penerbitan dua peraturan perundangan yaitu Peraturan Presiden RI No. 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara dan Peraturan Presiden No. 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan,

Tugas, dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara Serta Susunan Organisasi, Tugas, Dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara. Tindak lanjut pelaksanaan kebijakan tersebut, Menteri Pertanian telah menetapkan Peraturan Menteri Pertanian tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian (Permentan No.61/Permentan/OT.140/10.2010). Struktur Organisasi Badan Litbang Pertanian tahun 2012 terdiri dari jajaran eselon II yang meliputi: (1) Sekretariat Badan; (2) Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan; (3) Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Hortikultura; (4) Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Perkebunan; (5) Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan; (6) Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian; (7) Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian; (8) Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian; (9) Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian; (10) Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian; (11) Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian; (12) Balai Besar Penelitian Tanaman Padi; (13) Balai Besar Penelitian Veteriner; dan (14) Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian.

Sejalan dengan dinamika perubahan makro dan mikro, dimana terdapat perubahan struktur organisasi PT. RPN yang telah menjadil institusi mandiri dan adanya pemekaran wilayah, maka struktur organisasi Pusat, Puslitbang, Balai Besar, Balai Penelitian, Balai Pengkajian, dan Loka Penelitian lingkup Badan Litbang Pertanian saat ini dinilai perlu disempurnakan untuk

(8)

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 4 periode lima tahun mendatang. Berdasarkan surat persetujuan

dari Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Nomor B/2287/M.PAN-RB/9/2011 tanggal 27 September 2011 kepada Menteri Pertanian tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis di lingkungan Badan Litbang Pertanian, Badan Litbang Pertanian melakukan penyempurnaan organisasi pada 5 UPT yaitu Puslitbang Tanaman Pangan, Puslitbang Perkebunan, Puslitbang Peternakan, dan Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian. Usulan penyempurnaan organisasi meliputi perubahan nomenklatur, peningkatan status eselonering, penambahan mandat dan pembentukan UPT baru, yang semuanya itu telah diatur dalam Peraturan Menteri Pertanian. Spesialisasi komoditas dan bidang masalah pada struktur organisasi hasil penyempurnaan ini telah mengakomodir komoditas hasil penelitian dan pengembangan yang sebelumnya dilaksanakan oleh PT. RPN, dimana penambahan mandat ini telah ditampung pada balai penelitian lingkup Puslitbangbun. Selain itu, telah terbentuk pula UPT baru karena pemekaran wilayah di Kepri. Dengan demikian, struktur organisasi Badan Litbang Pertanian dapat mendukung fungsi-fungsi sistem agribisinis suatu komoditas secara utuh, walaupun membawa konsekuensi luas termasuk dalam aspek kebutuhan SDM dan fasilitas Sehingga, berdasarkan cakupan bidang tugas dan fungsinya, Balai Penelitian dan Loka Penelitian lingkup Badan Litbang Pertanian yang ada saat ini dapat memenuhi kriteria organisasi yang disyaratkan yaitu tugas dan fungsi lebih fokus,

ramping struktur, dan mengantisipasi prinsip-prinsip dasar otonomi daerah.

Selama kurun waktu 2005-2009, Badan Litbang Pertanian telah menunjukkan perannya secara signifikan melalui inovasi dan pengembangan teknologi berupa varietas unggul, pengelolaan tanaman terpadu, teknologi alat mesin pertanian (alsintan) dan pasca panen, pengembangan model kelembagaan serta saran kebijakan untuk mendukung pencapaian swasembada beras dan jagung, peningkatan produktivitas, nilai tambah dan daya saing produk pertanian serta peningkatan kesejahteraan petani. Dalam menjalankan perannya ke depan, permasalahan yang dihadapi semakin kompleks, seperti 1) makin terbatasnya sumberdaya lahan, air dan energi, 2) perubahan iklim global, 3) perkembangan dinamis sosial budaya masyarakat, 4) status dan luas kepemilikan lahan, 5) rendahnya diseminasi inovasi teknologi, 6) kelembagaan serta terbatasnya akses permodalan, 7) tekanan globalisasi dan liberalisasi pasar, 8) pesatnya perubahan kemajuan teknologi dan informasi pertanian global, dan 9) dinamika politik dalam dan luar negeri. Dalam rangka mengatasi permasalahan tersebut, Badan Litbang Pertanian telah, sedang dan akan terus berinisiatif melakukan langkah-langkah visioner melalui reorganisasi dan restrukturisasi program, optimalisasi pemanfaatan dan peningkatan sumberdaya penelitian yang dimiliki.

(9)

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 5 Paradigma Badan Litbang Pertanian dalam era pembangunan

yang makin kompetitif adalah penciptaan teknologi pertanian yang memiliki nilai tambah ekonomi yang tinggi untuk mewujudkan peran litbang dalam pembangunan pertanian (impact recognition) dan nilai ilmiah tinggi (scientific mission/recognition) untuk pencapaian status sebagai lembaga penelitian berkelas dunia (a world class research institution). Perubahan lingkungan strategis baik internal maupun eksternal harus dijawab dengan meningkatkan prioritas dan kualitas hasil litbang yang berorientasi pasar baik domestik maupun internasional dan berdaya saing tinggi. Guna menjawab kesemuanya itu, ke depan Badan Litbang Pertanian akan meningkatkan kerja sama/networking baik dengan pemerintah daerah, lembaga penelitian dan pelaku usaha nasional maupun internasional.

Peran Badan Litbang Pertanian yang semakin besar harus didukung oleh sumber daya yang memadai (SDM, pendanaan dan sarana-prasarana). SDM yang berkarakter dan kompeten akan terus dikembangkan dalam lima tahun ke depan melalui sistem rekruitmen berbasis kompetensi dan peningkatan kompetensi melalui pelatihan jangka pendek dan jangka panjang. Sumber dana yang memadai baik untuk penelitian maupun penguatan sarana dan prasarana akan terus diupayakan baik melalui pendanaan APBN, APBD, maupun peningkatan kerja sama dalam dan luar negeri.

Jumlah SDM Badan Litbang Pertanian per Desember 2011 sebanyak 7.728 orang atau 36.7% dari total SDM Kementerian Pertanian yang berjumlah 21.010 orang. SDM tersebut terdistribusi ke 66 Satuan kerja (Satker) di lingkungan Badan Litbang Pertanian. Perkembangan komposisi SDM Badan Litbang Pertanian menurut tingkat pendidikan dalam lima tahun terakhir disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1. Perkembangan Komposisi SDM Badan Litbang Pertanian Tahun 2011 – 2012 menurut Tingkat Pendidikan No. Pendidikan 2011 2012 1 S3 385 406 2 S2 1.133 1.093 3 S1 2.076 1994 4 <S1 4.558 4.235 TOTAL 8.151 7.728

Berdasarkan bidang tugasnya, SDM Badan Litbang Pertanian pada tahun 2012 terdiri atas tenaga fungsional (termasuk fungsional non peneliti) sebanyak 3.295 orang (42.6%), dan tenaga administrasi 4.433 orang (57.4%). Adapun perkembangan jumlah tenaga fungsional dalam lima tahun terakhir disajikan pada Tabel 2.

(10)

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 6 Tabel 2. Perkembangan Komposisi Tenaga Fungsional Badan

Litbang Pertanian Tahun 2011 – 2012

No. Jabatan Fungsional 2011 2012

1 Peneliti 1.644 2.022 2 Perekayasa 31 40 3 Penyuluh Pertanian 293 302 4 Teknisi Litkayasa 540 760 5 Pustakawan 81 97 6 Arsiparis 27 35 7 Pranata Komputer 7 14 8 Analis Kepegawaian 3 7 9 Perencana 2 2 10 Pranata Humas 3 11 11 Statistisi 2 2

12 Pengawas Bibit Ternak 2 1

13 Pengawas Mutu Pakan - 1

14 Pengawas Benih Tanaman - 1

Jumlah 2.635 3.295

Dari sejumlah peneliti Badan Litbang Pertanian ada yang telah mendapatkan gelar Profesor Riset. Profesor Riset adalah gelar tertinggi yang diberikan kepada para peneliti yang sudah

mencapai jenjang kepangkatan Ahli Peneliti Utama (APU) dengan angka kredit 1.050, sudah pernah menyampaikan orasi ilmiah serta telah menulis publikasi ilmiah internasional minimal 2 judul. Sampai dengan tahun 2012, Badan Litbang Pertanian telah mempunyai Profesor Riset sebanyak 103 orang yang telah dikukuhkan oleh LIPI.

Untuk menjawab tantangan globalisasi, standarisasi lembaga penelitian dalam kaitannya dengan kebijakan komersialisasi hasil dan jasa penelitian, Badan Litbang Pertanian harus mampu memberikan jaminan mutu terhadap hasil-hasil penelitiannya dan mendapatkan pengakuan secara nasional dan internasional melalui proses akreditasi/sertifikasi. Jaminan mutu dan pengakuan akreditasi/sertifikasi tersebut hanya dapat dicapai bila laboratorium dan unit kerja lingkup Badan Litbang Pertanian dapat menerapkan Good Laboratory Practices (GLP) dan Quality Management System (QMS) dalam melaksanakan segala kegiatannya. GLP dan QMS tersebut dapat dilaksanakan melalui implementasi sistem akreditasi/sertifikasi dengan dasar acuan standar yang ada. Dasar acuan yang digunakan untuk GLP adalah ISO/IEC 17025: 2000, sedangkan QMS dasar acuannya adalah ISO 9001:2001. Dalam pelaksanaannya, implementasi ISO/IEC 17025: 2005 pada unit kerja lingkup Badan Litbang Pertanian diarahkan untuk pengembangan laboratorium uji mutu dan produk, termasuk uji mutu benih/bibit. Sedangkan implementasi ISO 9001: 2001 akan lebih diarahkan untuk pengembangan manajemen Unit Kerja dan sertifikasi Unit Pengelola Benih Sumber (UPBS) pada Balai Penelitian Komoditas.

(11)

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 7 Laboratorium pengujian lingkup Balai Besar, Balai dan Loka

Penelitian di Badan Litbang Pertanian sebanyak 165 yang meliputi bidang pengujian: uji tanah, pupuk, tanaman, mutu benih, air, alsin pertanian, proksimat pangan dan pakan, penyakit hewan serta mutu dan keamanan pangan hasil pertanian, dan biologi molekuler serta fasilitas BSL3 untuk penanganan mikroba. Sampai dengan tahun 2012, sebanyak 29 unit laboratorium dari 17 UPT telah mendapat akreditasi ISO-17025-2000 dari Komite Akreditasi Nasional (KAN) yang berarti telah mendapatkan pengakuan formal, baik nasional, regional dan internasional, seperti terlihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Laboratorium Pengujian Terakreditasi ISO/IEC 17025-2000

No UPT Jenis Laboratorium

1 BB Padi Lab. Proksimat

2 Balitkabi Lab. Tanah, Mutu Benih dan Kimia

3 Balithi Lab. Virologi

4 Balitbu Lab. Mutu Benih

5. Balijestro Lab. Fitopatologi dan Pemuliaan 6. Balittro Lab. Kimia

7. BB Veteriner Lab. Hama/Parasitologi, Bakteriologi, Patologi, Toksikologi/Mikologi dan Virologi

8. Balitnak Lab. Kimia dan Fisiologi 9. Balitklimat Lab. Kimia

No UPT Jenis Laboratorium

10. BB Biogen Lab. Biologi Molokuler, Fasilitas Bank Gen

11. BB Pascapanen Lab. Kimia/Biokimia dan Uji Mutu Hasil 12. BBP Mektan Lab. Uji Alsintan (uji traktor roda 4 dan

2, pompa serta pascapanen biji-bijian) 13. BPTP Sumut Lab. Kimia

14. BPTP DIY Lab. Tanah

15. BPTP NTB Lab. Uji Tanah dan Pupuk 16 BPTP Sulsel Lab. Tanah dan Pupuk

Selain laboratorium, dalam pelaksanaan tupoksinya, Badan Litbang Pertanian juga didukung oleh 119 kebun percobaan seluas 5.753,26 ha yang digunakan untuk kegiatan penelitian pemuliaan, konservasi ex-situ SDG, produksi benih sumber dan show window inovasi teknologi. Luas kebun yang digunakan khusus untuk ex-situ konservasi plasma nutfah aneka buah (durian, mangga, pisang, jeruk, apel, anggur) 40,86 ha, untuk tanaman perkebunan (kelapa, kapuk, lada, kayu manis, cengkeh, pala) 1.556,8 ha, dan untuk pakan serta ternak (sapi, kambing dan domba) 302,70 ha. Secara umum kondisinya sangat bervariasi, baik luas, status lahan, penggunaan dan

pemanfaatan, maupun keragaannya. Kebun-kebun tersebut tersebar di berbagai wilayah pada kondisi agroklimat yang

(12)

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 8 berbeda-beda dengan ketinggian mulai dataran rendah sampai

dengan dataran tinggi.

Dalam memaksimalkan tupoksi Badan Litbang Pertanian terutama dalam penyebarluasan varietas-varietas unggul baru, telah diupayakan melalui pembentukan Uit Pengelola Benih Sumber (UPBS), yang berperan dalam 1) Meningkatkan produksi, mutu, dan distribusi benih sumber; 2) Mempercepat pengembangan varietas unggul baru; 3) Memantapkan kelembagaan perbenihan untuk menjamin distribusi benih; dan 4) Mendukung upaya penyediaan benih bermutu bagi petani. Saat ini, telah ada 46 UPT lingkup Badan Litbang Pertanian sebagai pelaksana UPBS dan telah memproduksi berbagai jenis benih (FS, SS dan ES) dari komoditas tanaman pangan, tanaman hortikultura dan perkebunan maupun peternakan.

Pengembangan sumber daya ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) ditujukan untuk mengubah penggunaan IPTEK dari yang berciri tradisional ke arah yang lebih maju. Dengan sumberdaya yang terbatas dan tatanan pasar yang sangat kompetitif, penerapan inovasi teknologi merupakan faktor kunci dalam pengembangan pertanian industrial unggul berkelanjutan. Inovasi teknologi harus bermanfaat dalam meningkatkan kapasitas produksi dan produktivitas sehingga dapat memacu pertumbuhan produksi dan peningkatan daya saing. Inovasi teknologi juga diperlukan dalam pengembangan produk (product development) dalam rangka peningkatan nilai tambah,

diversifikasi produk dan transformasi produk sesuai dengan preferensi konsumen.

Badan Litbang Pertanian telah dan terus mengembangkan kegiatan manajemen dengan melakukan sinkronisasi dan konsolidasi dalam penyusunan strategi, arah kebijakan dan kebijakan litbang pertanian. Untuk mencapai harmonisasi perencanaan kegiatan litbang pertanian secara menyeluruh, terintegrasi, dan bersinergi dengan sektor lain dalam mencapai tujuan pembangunan pertanian, Badan Litbang Pertanian perlu menyusun rencana strategis (renstra) sehingga hasil litbang yang dicapai dapat memberikan arti dalam mendukung pencapaian pembangunan pertanian nasional yang berbasis iptek.

(13)

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 9 BAB II

PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

Rencana Strategis Badan Litbang Pertanian dilaksanakan dengan mengacu kepada Undang Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional; Rencana Pembangunan Pertanian Jangka Panjang 2005-2025; Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2010-2014; dan Renstra Kementerian Pertanian Tahun 2010-2014. Renstra Litbang Pertanian merupakan dokumen perencanaan yang berisikan visi, misi, tujuan, sasaran strategis, kebijakan, strategi, program, dan kegiatan penelitian dan pengembangan pembangunan pertanian yang akan dilaksanakan oleh Badan Litbang Pertanian selama lima tahun ke depan (2010-2014). Dokumen ini disusun berdasarkan analisis strategis atas potensi, peluang, tantangan dan permasalahan termasuk isu strategis terkini yang dihadapi pembangunan pertanian dan perkembangan IPTEK dalam lima tahun ke depan. Renstra Badan Litbang Pertanian 2010-2014 merupakan implementasi dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN 2010-2014) bidang penelitian dan pengembangan pertanian. Dokumen Renstra ini selanjutnya diharapkan dapat digunakan sebagai acuan dan arahan bagi Unit kerja Jajaran Birokrasi di lingkup Badan Litbang Pertanian dalam merencanakan dan melaksanakan penelitian dan pengembangan pertanian periode

2010-2014 secara menyeluruh, terintegrasi, dan sinergis baik di dalam maupun antar sektor/ sub-sektor terkait.

Reformasi perencanaan dan penganggaran 2010-2014 mengharuskan Badan Litbang Pertanian merestrukturisasi program dan kegiatan dalam kerangka Penganggaran Berbasis Kinerja (Performance-based Budgeting). Untuk itu, dokumen renstra ini dilengkapi dengan indikator kinerja utama sehingga akuntabilitas pelaksana kegiatan beserta organisasinya dapat dievaluasi selama periode tahun 2010-2014.

2.1 Visi

“Pada tahun 2014 menjadi lembaga penelitian dan pengembangan pertanian berkelas dunia yang menghasilkan dan mengembangkan inovasi teknologi pertanian untuk mewujudkan pertanian industrial unggul berkelanjutan berbasis sumber daya lokal”

2.2 Misi Badan Litbang Pertanian

a. Menghasilkan, mengembangkan dan mendiseminasikan inovasi teknologi, sistem dan \model serta rekomendasi kebijakan di bidang pertanian yang berwawasan lingkungan dan berbasis sumber daya lokal guna mendukung terwujudnya pertanian industrial unggul berkelanjutan.

(14)

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 10 b. Meningkatkan kualitas sumber daya penelitian dan

pengembangan pertanian serta efisiensi dan efektivitas pemanfaatannya.

c. Mengembangkan jejaring kerja sama nasional dan internasional (networking) dalam rangka penguasaan Iptek (scientific recognition) dan peningkatan peran Badan Litbang Pertanian dalam pembangunan pertanian (impact recognition).

2.3 Tujuan

a. Menghasilkan varietas unggul baru dan mengembangkan teknologi benih, bibit, pupuk, alat dan mesin pertanian, pengendalian organisme pengganggu tanaman (OPT) dan ternak, serta teknologi pascapanen dalam rangka mendukung peningkatan produksi, nilai tambah, daya saing dan ekspor.

b. Meningkatkan kapasitas dan kompetensi lembaga (capacity

building) untuk menghasilkan, mengembangkan,

mendiseminasikan, dan mempromosikan teknologi berbasis sumberdaya lokal dalam penyediaan dan perbanyakan benih, bibit, pupuk, aneka obat dan mesin pertanian, teknologi pascapanen, serta bioteknologi.

c. Menghasilkan, mengembangkan dan mendiseminasikan teknologi mutakhir terutama bioteknologi bidang pangan

yang mampu mengantisipasi perubahan iklim global, gangguan OPT, serta preferensi pengguna teknologi dalam rangka peningkatan produksi, diversifikasi pangan, nilai tambah dan daya saing.

d. Meningkatkan efektifitas berbagai metode dan media diseminasi inovasi teknologi pertanian kepada petani dalam rangka mendukung pengembangan sistem pertanian industrial.

e. Mengkaji dan mengembangkan berbagai model kerja sama kelembagaan antar pelaku usaha untuk mendiseminasikan hasil inovasi dan kelembagaan kepada petani dan pengguna secara proporsional untuk mendukung pengembangan sistem pertanian industrial.

f. Menghasilkan rekomendasi kebijakan pembangunan pertanian yang bersifat antisipatif dan responsif untuk mendukung pengembangan sistem pertanian industrial, serta meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani.

(15)

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 11 2.4. Sasaran

Sebagai lembaga penelitian dan pengembangan yang berkelas dunia, sasaran yang harus dicapai :

a. Terciptanya varietas unggul, galur/klon dalam rangka peningkatan produksi dan produktivitas mendukung pencapaian swasembada dan swasembada berkelanjutan; b. Terciptanya inovasi teknologi produksi dan pengelolaan

sumberdaya pertanian mendukung pencapaian swasembada dan swasembada berkelanjutan;

c. Terciptanya teknologi pascapanen hasil pertanian berbasis sumberdaya lokal mendukung diversifikasi pangan dan peningkatan nilai tambah, daya saing, dan ekspor;

d. Tersedianya kebijakan pengembangan kelembagaan agribisnis dan agroindustri untuk peningkatan kesejahteraan petani;

e. Meningkatnya diseminasi dan promosi inovasi teknologi pertanian, serta jejaring kerjasama nasional dan internasional;

f. Meningkatnya jumlah publikasi di jurnal ilmiah nasional dan internasional, hak kekayaan intelektual (HKI), serta komersialisasi hasil penelitian.

2.5 Arah Kebijakan

Arah kebijakan dan strategi litbang pertanian ke depan disusun dengan mempertimbangkan sasaran pembangunan pertanian 2010 – 2014 melalui peningkatan penguasaan dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) yang inovatif, efisien dan efektif dengan mengedepankan kaidah ilmiah dan berkontribusi terhadap perkembangan iptek. Kebijakan tersebut diimplementasikan melalui pemanfaatan sumberdaya penelitian yang ada secara optimal dan meningkatkan jejaring kerjasama dengan institusi lain baik nasional maupun internasional. Dalam upaya mendukung pencapaian sasaran pembangunan pertanian, rumusan arah kebijakan litbang pertanian dikelompokkan ke dalam 4 (empat) kategori sesuai dengan 4 (empat) target sukses Kementerian Pertanian, yaitu:

1. Pencapaian swasembada dan swasembada berkelanjutan; 2. Peningkatan diversifikasi pangan;

3. Peningkatan nilai tambah, daya saing dan ekspor; 4. Peningkatan kesejahteraan petani.

(16)

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 12 2.5.1 Dukungan pencapaian swasembada dan

swasembada berkelanjutan

a) Memfokuskan pada penciptaan inovasi teknologi benih/bibit unggul, pupuk, alat dan mesin pertanian (alsintan) untuk mendukung pencapaian sasaran pembangunan pertanian, yaitu: (1) pemantapan swasembada beras, jagung, daging ayam, dan gula konsumsi; (2) pencapaian swasembada kedelai, daging sapi, gula industri; dan (3) peningkatan produksi susu segar, buah, sayur, bunga, tanaman perkebunan dan produk-produk pertanian substitusi impor.

b) Memprioritaskan penyediaan inovasi teknologi untuk optimalisasi pemanfaatan sumberdaya lahan pertanian. c) Mitigasi dan adaptasi terhadap dampak perubahan iklim. d) Meningkatkan kuantitas dan kualitas pengkajian teknologi

dan adaptasi inovasi teknologi spesifik lokasi untuk mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya pertanian nasional yang beragam.

2.5.2 Dukungan terhadap peningkatan diversifikasi pangan

a) Mendukung percepatan diversifikasi pangan berbasis sumber daya lokal melalui penyediaan inovasi teknologi.

b) Melakukan promosi dan diseminasi penggunaan pangan lokal non beras sebagai sumber karbohidrat.

2.5.3 Dukungan terhadap peningkatan nilai tambah, daya saing dan ekspor

a) Memperkuat inovasi teknologi dan kelembagaan untuk pengembangan industri hilir pertanian di perdesaan berbasis kelompok tani untuk meningkatkan nilai tambah, daya saing dan ekspor produk pertanian.

b) Mempercepat penyediaan inovasi teknologi untuk pengembangan bio-energy berbasis bahan baku lokal terbarukan untuk memenuhi kebutuhan energi masyarakat khususnya di perdesaan dan mensubstitusi BBM.

2.5.4 Dukungan terhadap peningkatan kesejahteraan petani

a) Mendorong peningkatan kesejahteraan petani melalui pengembangan rekayasa model kelembagaan dan rumusan kebijakan pembangunan pertanian antisipatif dan responsif yang berpihak kepada petani.

b) Memberikan bantuan benih/bibit dan bimbingan teknologi kepada petani/kelompok tani di pedesaan.

(17)

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 13 2.6 Program Badan Litbang Pertanian

Program Badan Litbang Pertanian pada periode 2010-2014 diarahkan untuk penciptaan teknologi dan varietas unggul berdaya saing. Oleh karena itu Badan Litbang Pertanian menetapkan kebijakan alokasi sumber daya litbang menurut komoditas prioritas utama yang ditetapkan oleh Kementerian Pertanian, yaitu 5 komoditas prioritas (padi, jagung, kedelai, sapi, dan tebu) dan 34 fokus komoditas lainnya mencakup: pangan (ubi kayu dan kacang tanah), hortikultura (kentang, cabai merah, bawang merah, mangga, manggis, pisang, anggrek, krisan, durian dan jeruk), perkebunan (kelapa sawit, karet, kelapa, sagu, aren, kakao, kopi, teh, kina, lada, jambu mete, kapas, tembakau, cengkeh, jahe, dan nilam), serta peternakan (sapi perah, kambing, domba, babi, ayam buras dan itik).

2.7 Kegiatan Badan Litbang Pertanian

Sesuai dengan organisasi Badan Litbang Pertanian, program Badan Litbang Pertanian untuk periode 2010-2014 terdiri dari 12 kegiatan, yaitu sebagai berikut:

2.7.1 Kegiatan Litbang Tanaman Pangan

Kegiatan Litbang Tanaman Pangan diarahkan pada perakitan varietas tanaman pangan umur ultra genjah, toleran terhadap cekaman biotik/abiotik, dan adaptif untuk daerah tropis serta dampak perubahan iklim global. Selain itu, juga dirakit inovasi

teknologi untuk peningkatan produktivitas benih F1 hibrida padi dan jagung serta akselerasi produksi dan penyebaran benih sumber untuk mempercepat diseminasi varietas unggul baru. Sejalan dengan hal tersebut, juga diprogramkan penelitian untuk menghasilkan teknologi budidaya pendukung peningkatan produktivitas dan peningkatan indek panen yang efisien dan ramah lingkungan serta teknologi panen dan pasca panen primer.

2.7.2 Kegiatan Litbang Tanaman Hortikultura

Kegiatan Litbang Tanaman Hortikultura diarahkan pada pemuliaan dan pengelolaan sumberdaya genetik hortikultura sebagai bahan perakitan varietas unggul baru adaptif daerah tropis (genjah, better eating quality, seedless, trendsetter), serta inovasi teknologi modern yang efektif, efisien dan ramah lingkungan berbasis sumber daya lokal yang dapat mengantisipasi perubahan iklim dan menanggulangi permasalahan OPT.

2.7.3 Kegiatan Litbang Tanaman Perkebunan

Penelitian dan pengembangan tanaman perkebunan dilakukan dalam konteks kebijakan prioritas komoditas melalui kegiatan pemuliaan dan pengelolaan sumberdaya genetik, inovasi teknologi budidaya dan pengolahan hasil, serta rekomendasi kebijakan berbasis: (1) pengembangan bahan bakar nabati (jarak pagar, kemiri sunan, sagu, dan aren), (2) penghasil serat

(18)

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 14 (kapas, kenaf) dan pemanis (stevia, tebu, bit), (3) kelapa, aren

dan kelapa sawit, (4) tanaman obat (tembakau, dan kina) dan aromatik (minyak atsiri), (5) rempah dan tanaman penyegar (kakao, kopi, dan teh), serta (6) komoditas lain seperti karet dan tanaman industri lain.

2.7.4 Kegiatan Litbang Peternakan dan Veteriner

Penelitian peternakan dan veteriner dilaksanakan melalui pengelolaan sumber daya genetik, perakitan galur baru ternak (dengan konsep low external input) dan varietas tanaman pakan. Perakitan inovasi teknologi budi daya ternak dan tanaman pakan mengantisipasi perubahan iklim serta rekomendasi kebijakan peternakan dan veteriner. Pengembangan sistem integrasi ternak dengan komoditas pangan, hortikultura dan perkebunan. Sedangkan penelitian veteriner dilaksanakan untuk mendukung peningkatan populasi ternak, meningkatkan status kesehatan hewan, keamanan pangan dan pengendalian penyakit zoonosis.

2.7.5 Kegiatan Litbang Sumber Daya Lahan Pertanian Inventarisasi dan evaluasi potensi sumber daya lahan pertanian meliputi pemetaan tanah sistematis dan pemetaan tematik di lokasi terpilih, yang dilakukan dengan memanfaatkan citra satelit, digital elevation model (DEM) berbasis GIS. Penelitian optimalisasi pemanfaatan sumber daya lahan, berupa

pengembangan inovasi teknologi pengelolaan sumber daya lahan pertanian (sawah, lahan kering, lahan rawa, iklim dan air), formulasi pupuk (anorganik, organik, hayati dan pengembangan teknologi nano) dan formulasi pembenah tanah. Sementara kegiatan mitigasi dan adaptasi perubahan lingkungan pertanian terdiri dari perakitan teknologi mengantisipasi pencemaran lingkungan pertanian, perubahan iklim global (teknologi rendah emisi dan measurable, reportable, verifiable (MRV) methodology) dan lahan terdegradasi.

2.7.6 Kegiatan Litbang Bioteknologi dan Sumber Daya Genetik Pertanian

Kegiatan Litbang Bioteknologi dan Sumber Daya Genetik Pertanian diarahkan kepada pengelolaan, pemanfaatan dan pelestarian sumber daya genetik pertanian seperti tanaman dan mikroba; kloning gen dan pengembangan peta genetik sifat-sifat penting komoditas pertanian; perbaikan komoditas pertanian untuk sifat-sifat unggul (produktivitas, adaptabilitas, tahan cekaman biotik) melalui teknik kultur in vitro, rekayasa genetik, atau marka molekuler; serta pemanfaatan bioteknologi untuk perbanyakan bibit, pengolahan produk dan limbah pertanian.

(19)

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 15 2.7.7 Kegiatan Penelitian Sosial Ekonomi dan Kebijakan

Pertanian

Kegiatan Penelitian Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian ditujukan untuk menghasilkan pengetahuan, data, informasi, analisis dan rekomendasi kebijakan yang berkaitan dengan hasil: (1) pengkajian kebijakan penguatan dan perlindungan usaha pertanian, (2) pengkajian kebijakan sumberdaya alam, infratruktur dan investasi pertanian, (3) pengkajian kebijakan kelembagaan dan regulasi pertanian, (4) pengkajian kebijakan ekonomi makro, ketahanan pangan, pengentasan kemiskinan dan pembangunan perdesaan, (5) penelitian dinamika ekonomi pertanian dan perdesaan, serta (6) pelaksanaan evaluasi dan tanggap cepat atas isu kebijakan aktual dan 7) diseminasi hasil dan peningkatan kapasitas lembaga.

2.7.8 Kegiatan Perekayasaan/Penelitian dan Pengembangan Mekanisasi Pertanian

Perekayasaan/penelitian dan pengembangan mekanisasi meliputi lima kegiatan utama, yaitu perekayasaan/penelitian teknologi mekanisasi pertanian untuk peningkatan produktivitas dan efisiensi pemanfaatan sumberdaya pertanian, peningkatan kualitas dan nilai tambah produk pertanian, pemanfaatan limbah dan sumber daya energi terbarukan di bidang pertanian, pengembangan dan penerapan teknologi mekanisasi pertanian berbasis kemitraan dan analisis dan sintesis kebijakan untuk percepatan pengembangan mekanisasi pertanian.

2.7.9 Kegiatan Litbang Pascapanen Pertanian

Kegiatan penelitian dan pengembangan pascapanen difokuskan untuk menghasilkan inovasi teknologi penanganan dan pengolahan hasil pertanian mendukung pencapain target diversifikasi pangan, peningkatan nilai tambah, daya saing dan ekspor. Kegiatan dilakukan baik dalam skala laboratorium, pilot maupun skala operasional meliputi penanganan segar produk pertanian, diversifikasi pangan dan substitusi pangan impor, serta pengembangan produk dan teknologi untuk meningkatkan nilai tambah dan daya saing.

2.7.10 Kegiatan Pengembangan Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian

Pengembangan perpustakaan digital lingkup Kementerian Pertanian dilakukan untuk lebih meningkatkan pengelolaan dan pemanfaatan informasi melalui peningkatan keahlian SDM. Peningkatan penyebarluasan teknologi pertanian terus dilakukan melalui berbagai media diseminasi, antara lain media elektronik, cetak, pameran dan seminar serta media tradisional yang berkembang di masyarakat. Peningkatan kegiatan komunikasi dan partisipasi kegiatan ilmiah dilakukan melalui seminar,

workshop, magang, pengembangan website, dan publikasi ilmiah baik nasional maupun internasional. Pengembangan sistem komunikasi Badan Litbang dengan pengguna dilakukan untuk mengefektifkan pemenuhan kebutuhan teknologi.

(20)

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 16 2.7.11 Kegiatan Pengkajian dan Percepatan Diseminasi

Inovasi Pertanian

Program pengkajian dan percepatan diseminasi inovasi pertanian meliputi kegiatan pengkajian spesifik lokasi, percepatan diseminasi inovasi, dan koordinasi. Kegiatan pengkajian spesifik lokasi dilakukan dengan memadukan hasil penelitian UK/UPT lingkup Badan Litbang Pertanian dengan lokal genius yang dikembangkan masyarakat. Percepatan diseminasi inovasi pertanian melalui pengembangan berbagai pendekatan untuk menunjang terwujudnya pertanian industrial perdesaan. Koordinasi dilakukan dalam rangka mensinergikan kegiatan pengkajian di 32 BPTP.

2.7.12 Kegiatan Dukungan Manajemen, Fasilitas dan Instrumen Teknis dalam Pelaksanaan Kegiatan Litbang Pertanian

Kegiatan pengembangan kelembagaan mencakup pengembangan budaya kerja inovatif berorientasi bisnis melalui peningkatan jumlah institusi di lingkup Badan Litbang Pertanian yang menerapkan reformasi birokrasi secara menyeluruh, pengembangan sumber daya litbang (SDM, sarana dan prasarana) diikuti pengembangan standarisasi dan akreditasi lembaga dan pranata litbang. Di samping itu, untuk memicu tercapainya output yang optimal, maka akan dilakukan pengembangan manajemen teknologi dan sistem informasi, koordinasi jaringan kerja sama penelitian dan pengkajian,

reformasi perencanaan dan penganggaran, monitoring dan evaluasi serta penyiapan regulasi paten dan lisensi.

2.8 Indikator Kinerja Utama

Berdasarkan 6 (enam) sasaran yang telah ditetapkan oleh Badan Litbang Pertanian maka disusun Indikator Kinerja Utama (IKU) Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian tahun 2010-2014 guna mendukung pencapaian masing-masing sasaran tersebut. Keenam sasaran dan IKU Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian yang tertuang dalam Renstra Badan Litbang Pertanian 2010 – 2014 adalah sebagai berikut :

Sasaran pertama, Terciptanya varietas unggul, galur/klon dalam rangka peningkatan produksi dan produktivitas mendukung pencapaian swasembada dan swasembada berkelanjutan dengan indikator :

1. Jumlah varietas unggul baru padi, jagung, kedelai dan tanaman pangan lainnya.

2. Jumlah varietas unggul baru dan tanaman hortikultura (tanaman sayuran, buah tropika dan sub tropika, dan hias). 3. Jumlah varietas/klon unggul tanaman perkebunan dengan

produktivitas tinggi dan bermutu.

4. Jumlah galur unggul/harapan ternak dan tanaman pakan ternak (TPT) spesifik lokasi.

(21)

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 17 Sasaran kedua, Terciptanya inovasi teknologi produksi dan

pengelolaan sumberdaya pertanian mendukung pencapaian swasembada dan swasembada berkelanjutan, dengan indikator : 1. Jumlah teknologi baru pengelolaan sumber daya lahan dan

lingkungan pertanian secara berkelanjutan, serta formula pupuk.

2. Jumlah prototipe alat dan mesin untuk peningkatan efisiensi sistem produksi pertanian, kualitas, nilai tambah dan daya saing produk dan limbah pertanian.

3. Jumlah teknologi vaksin ternak isolate lokal, diagnostik dan formula obat biofarmaka untuk hewan.

4. Jumlah teknologi budidaya dan panen.

5. Jumlah teknologi dan manajemen antisipasi, adaptasi, dan mitigasi perubahan iklim.

6. Jumlah teknologi spesifik lokasi.

Sasaran ketiga, Terciptanya teknologi pascapanen hasil pertanian berbasis sumberdaya lokal mendukung diversifikasi pangan dan peningkatan nilai tambah, daya saing, dan ekspor, dengan indikator :

1. Jumlah teknologi penanganan segar produk pertanian, teknologi dan produk diversifikasi pangan, subsitusi pangan impor, dan teknologi pengembangan produk bernilai tambah dan berdaya saing.

Sasaran keempat, Tersedianya kebijakan pengembangan kelembagaan agribisnis dan agroindustri untuk peningkatan kesejahteraan petani, dengan indikator :

1. Jumlah kebijakan untuk penguatan daya saing, perlindungan usaha pertanian, penguatan kelembagaan dan kebijakan untuk mendorong pertumbuhan sektor pertanian dan perdesaan.

Sasaran kelima, Meningkatnya diseminasi dan promosi inovasi teknologi pertanian, serta jejaring kerjasama nasional dan internasional, dengan indikator :

1. Jumlah teknologi yang terdiseminasi kepada Pengguna/stake holder.

2. Jumlah kerjasama penelitian nasional dan internasional. Sasaran keenam, Meningkatnya jumlah publikasi di jurnal ilmiah nasional dan internasional, hak kekayaan intelektual (HKI), serta komersialisasi hasil penelitian, dengan indikator :

1. Jumlah publikasi hasil litbang pertanian. 2. Prosentase perpustakaan digital.

3. Jumlah invensi yang memperoleh HKI. 4. Jumlah invensi yang dilisensi dunia industri.

Berdasarkan RPJM 2010 – 2014, Badan Litbang Pertanian mempunyai 1 (satu) sasaran yaitu Meningkatnya Inovasi dan Diseminasi Teknologi Pertanian, dan 4 (empat) indikator sasaran, yaitu :

(22)

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 18 1. Inovasi teknologi benih, bibit, pupuk, obat hewan dan

tanaman, alsintan, dan produk olahan.

2. Inovasi teknologi pengelolaan sumberdaya pertanian. 3. Rekomendasi kebijakan pertanian.

4. Diseminasi inovasi teknologi benih, bibit, pupuk, obat hewan dan tanaman, alsintan dan produk olahan.

Mengacu sasaran dan indikator RPJM di atas, pada tahun 2012 Badan Litbang Pertanian menyusun 6 (enam) sasaran dan 18 (delapan belas) indikator yang tertuang di dalam Renstra 2010 - 2014 Badan Litbang Pertanian. Penetapan dokumen PK 2012 yang ditandatangani Kepala Badan Litbang Pertanian dengan Menteri Pertanian didasarkan pada Renstra diatas. Pada perjalanannya, sasaran dan indikator yang tertuang dalam Renstra tersebut tidak mengalami revisi, dimana tetap terdiri dari 6 (enam) sasaran dan 18 (delapan belas) indikator, namun PK 2012 direvisi menjadi 19 (sembilan belas) indikator, dengan menambahkan 1 (satu) indikator guna mendukung sasaran pertama, yaitu jumlah benih sumber padi, jagung, dan kedelai dengan SMM ISO 9001-2008.

(23)

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 19 BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

Pada Bab ini diuraikan kriteria keberhasilan (realisasi terhadap target), sasaran kegiatan yang dilaksanakan serta permasalahan dan upaya yang telah dilakukan. Untuk mengukur keberhasilan kinerja ditetapkan 4 (empat) kategori keberhasilan, yaitu (1) sangat berhasil: > 100%; (2) berhasil: 80 – 100%; (3) cukup berhasil: 60 – 79%; dan tidak berhasil: 0 – 59%. Realisasi sampai akhir tahun 2012 menunjukkan bahwa sasaran telah dapat dicapai dengan rata-rata capaian sebesar 159,2% (sangat berhasil ).

Keberhasilan pencapaian sasaran disebabkan oleh faktor pengawalan kegiatan melalui monitoring dan evaluasi kegiatan penelitian yang cukup ketat, mulai dari tahap awal hingga tahap akhir kegiatan. Keberhasilan pencapaian sasaran tersebut juga didorong oleh dukungan manajemen penelitian, baik aspek pelayanan keuangan, pengolahan data, perpustakaan, publikasi, dan sarana penelitian.

Monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan dilakukan untuk memastikan tercapainya target setiap kegiatan. Metode yang dilakukan adalah dengan memantau capaian kinerja setiap bulan ataupun triwulanan beserta kendala yang dihadapi. Sehingga dengan demikian diharapkan bila tidak tercapainya target suatu indikator dapat diantisipasi sejak awal.

3.1 PENGUKURAN CAPAIAN KINERJA TAHUN 2011 Berdasarkan RPJM 2010-2014, Badan Litbang Pertanian mempunyai 1 (satu) sasaran dan 4 (empat) indikator sasaran dengan target dan capaian untuk tahun 2012 adalah sebagai berikut:

Tabel 4. Capaian Kinerja Indikator Sasaran RPJM Badan Litbang Pertanian Tahun 2012

Sasaran

Indikator Kinerja

Uraian Target Capaian %

Meningkatnya inovasi dan diseminasi teknologi pertanian Jumlah varietas unggul baru tanaman dan galur unggul ternak 49 teknologi 74 teknologi 151,0 Jumlah inovasi teknologi 197 teknologi 410 teknologi 208,1 Jumlah rekomendasi kebijakan pertanian 24 rekomendasi 38 rekomendasi 158,3 Jumlah teknologi pertanian yang terdiseminasikan 320 paket teknologi 382 paket teknologi 119,4

(24)

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 20 Indikator kinerja berdasarkan RPJM tersusun dari indikator

kinerja yang tersebar pada kegiatan yang dilaksanakan oleh unit kerja lingkup Badan Litbang Pertanian. Untuk indikator pertama, yaitu mengenai capaian varietas unggul baru tanaman dan galur unggul ternak merupakan output dari kegiatan litbang tanaman pangan, litbang perkebunan, litbang hortikultura dan litbang peternakan. Capaian indikator kedua, merupakan output dari 8 kegiatan litbang, diantaranya litbang pengolahan pasca panen, litbang sumberdaya lahan pertanian, litbang tanaman komoditas dan peternakan dan sebagainya. Untuk indikator kinerja ketiga, capaian diperoleh melalui kegiatan analisis kebijakan pada beberapa kegiatan litbang pertanian, serta capaian indikator keempat diperloleh melalui kegiatan pengkajian teknologi spsifik lokasi.

3.2 ANALISIS CAPAIAN KINERJA

Pengukuran tingkat capaian kinerja Badan Litbang Pertanian Tahun 2012 dilakukan dengan cara membandingkan antara target indikator kinerja sasaran dengan realisasinya. Analisis dan evaluasi capaian kinerja tahun 2012 Badan Litbang Pertanian dapat dijelaskan sebagai berikut:

Untuk mencapai sasaran pertama, diukur dengan 5 (lima) indikator kinerja. Adapun pencapaian target dari masing-masing indikator kinerja dapat digambarkan sebagai berikut:

Indikator Kinerja Target Realisasi %

1. Jumlah varietas unggul baru padi, jagung, kedelai dan tanaman pangan lainnya

12 VUB 20 VUB 166

2. Jumlah varietas unggul baru tanamanhortikultura (tanaman sayuran, buah tropika dan sub tropika, dan hias)

25 VUB 34 VUB 136

3. Jumlah varietas/klon unggul tanamanperkebunan dengan produktivitas tinggi dan bermutu

6 VUB 6 VUB 100

4. Jumlah galur unggul/harapan ternak dan tanaman pakan ternak(TPT) spesifik lokasi

6 galur 15 galur 250

Sasaran 1 :

Terciptanya varietas unggul, galur/klon dalam rangka peningkatan produksi dan

produktivitas mendukung pencapaian

(25)

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 21

Indikator Kinerja Target Realisasi %

5. Jumlah benih sumber padi, jagung dan kedelai dengan SMM ISO9001-2008

45 ton 58,29 ton 129

Berdasarkan indikator kinerja sasaran pertama yang telah ditargetkan pada tahun 2012 telah melebihi target yang telah ditetapkan, dengan kategori keberhasilan di atas 100 % (sangat berhasil).

Pencapaian indikator pertama yaitu telah dilepas 24 varietas unggul baru berasal dari tanaman padi dan palawija antara lain 11 VUB padi, 3 VUB jagung, dan 6 VUB aneka kacang dan umbi. Sebanyak 11 VUB padi yang dihasilkan adalah dari jenis padi inbrida dan padi gogo, yang sesuai untuk lahan sawah, lahan rawa, dan lahan kering, yaitu : a) varietas unggul baru padi sawah inbrida sebanyak 10 VUB yang dilepas dengan nama varietas Inpari 22, Inpari 23 Bantul, Inpari 24 Gabusan, Inpari 25 Opak Jaya, Inpari 26, Inpari 27, Inpari 28 Kerinci, Inpari 29 Rendaman, Inpari 30 Ciherang Sub 1, Inpara 7; b) varietas unggul baru padi gogo sebanyak 1 VUB yang dilepas dengan nama Inpago 9. Beberapa contoh VUB padi yang telah dilepas pada tahun 2012 dapat dilihat pada gambar berikut.

Inpari 24 gabusan Inpari 25 Opak Jaya Padi Inpari 26

Inpari 27 Kerinci Inpari 28 Kerinci Inpago 9

Gambar 1. VUB Padi yang Dilepas Tahun 2012

Sebanyak 3 VUB jagung hibrida yang dilepas dengan nama varietas Bima Putih-1, Bima Putih-2, dan Bima 16. Varietas Bima Putih 1 memiliki potensi hasilnya 10,3 t/ha pipilan kering, berumur sedang, memiliki kandungan asam amino lisin dan triptofan tinggi, stay green yaitu warna batang dan daun di atas tongkol masih hijau, saat biji sudah masak/waktu untuk panen dan tahan rebah. Varietas Bima Putih 2 potensi hasil 10,4 t/ha pipilan kering, memiliki kandungan asam amino lisin dan triptofan tinggi, peka terhadap penyakit bulai sehingga VUB ini akan lebih baik jika dikembangkan pada lokasi yang tidak terdapat endemik penyakit bulai dan penyakit hawar daun, selain keunggulan tersebut VUB ini juga stay green. Varietas Bima 16

(26)

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 22 dengan potensi hasil 10,9 ton/ha pipilan kering pada kadar air

15%, memiliki kandungan karbohidrat, protein dan lemak tinggi,

stay green dan tahan penyakit bulai, toleran penyakit karat daun dan toleran penyakit bercak daun.

Gambar 2. Berbagai VUB Tanaman Pangan yang Dilepas Tahun 2012

Sebanyak 6 VUB aneka kacang dan umbi yang dihasilkan adalah: a) varietas unggul baru kedelai sebanyak 1 VUB dengan nama varietas Dering 1; b) varietas unggul baru kacang tanah sebanyak 4 VUB yang dilepas dengan nama HypoMa 1, HypoMa

2, Takar 1, dan Takar 2; dan c) varietas unggul ubikayu sebanyak 1 VUB yang dilepas dengan nama Litbang UK-2. Keunggulan dari masing-masing VUB aneka kacang dan umbi adalah sebagai berikut :

1. Varietas Dering 1 berasal dari persilangan tunggal antara varietas unggul lama Davros dengan MLG 2984 (genotipe toleran kekeringan). Dari hasil uji multilokasi di berbagai tempat, kedelai varietas Dering 1, memiliki karakteristik umur tanaman 81 hari, merupakan varietas kedelai genjah pertama. Warna biji kuning, potensi hasil 2,8 ton/ha, tahan penggerek polong dan karat daun, diharapkan dapat memenuhi kebutuhan petani dan mendukung pencapaian swasembada kedelai.

2. Varietas Hypoma 1 adaptatif di lingkungan optimal, dengan potensi hasil 3,70 t/ha polong kering. Varietas tersebut cukup toleran terhadap penyakit bercak daun (Cercospora arachidicola Hori) dan karat daun (Puccinia arachidis) dan sekaligus agak toleran terhadap penyakit layu bakteri (Ralstonia solanacearum). Varietas HypoMa 2 mempunyai daya adaptasi umum terutama jika ditanam di wilayah yang sering mengalami kekeringan pada fase generatif. Potensi hasil varietas HypoMa2 mencapai 3,50 t/ha polong kering, toleran kekeringan, serta agak toleran terhadap penyakit bercak dan karat daun. Varietas Takar 1 mempunyai keunggulan hasil tinggi 4,3 t/ha, toleran karat, sementara

varietasTakar 2 mempunyai keunggulan hasil tinggi 3,8 t/ha dan toleran karat.

Ubikayu Var. Litbang UK-2

Kedelai Var. Dering-1

Kacang Tanah Var. Takar-1

(27)

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 23 3. Varietas unggul ubikayu Litbang UK-2 mempunyai

keunggulan umur panen 9-10 bulan, potensi hasil 60,4 t/ha, sedangkan rata-rata hasil 42,2 t/ha, potensi hasil bioetanol 96% sebanyak 14.472 liter/ha sehingga sesuai untuk bahan baku bioetanol. Keunggulan lain agak tahan terhadap tungau, agak tahan penyakit busuk akar/umbi.

Dari keluaran yang dicapai terdapat kegiatan yang sudah mencapai outcome, yaitu varietas unggul baru padi, jagung dan kedelai yang dilepas tahun 2012 ini akan ditanam dalam program diseminasi sebagai display varietas di lokasi Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT) di seluruh propinsi dalam upaya pencapaian swasembada pangan 2014 dan mendukung 4 sukses Kementerian Pertanian. Jagung putih Bima Putih 1 dan 2 untuk menggantikan varietas lokal yang banyak ditanam petani, bermanfaat untuk ditanak sebagai nasi jagung dan subtitusi beras bagi penderita diabetes. Di masa mendatang jagung putih diharapkan akan lebih berkembang baik sebagai pangan maupun bahan industri tepung yang dapat mensubtitusi terigu.

Pencapaian indikator kedua yaitu telah dilepas 34 varietas unggul baru berasal dari tanaman hortikultura, yaitu 5 VUB sayuran, dan 29 VUB tanaman hias. VUB sayuran yang dilepas yaitu mentimun hibrida Litsa Hijau, jamur kuping Nawangsari, dan 3 VUB kentang dengan nama varietas Amabile, Maglia dan Medians. Sedangkan untuk tanaman hias VUB yang dilepas terdiri dari 2 VUB anggrek Phalaenopsis tipe standar, 2 VUB Phalaenopsis tipe multiflora, 2 VUB anggrek Phalaenopsis tahan

penyakit busuk daun, 1 VUB anggrek Dendrobium mutan, 6 varietas Krisan tipe standar, 2 varietas Krisan pot, 7 varietas Krisan mutan, 2 varietas Gladiol, dan 5 varietas Anyelir.

Selain VUB sayuran dan tanaman hias yang sudah dihasilkan, adapula VUB buah tropika yang dihasilkan namun masih merupakan aksesi, yaitu sebanyak 14 aksesi. Aksesi tersebut adalah 6 aksesi durian dan 8 aksesi manggis. Pada tahun 2012 juga, telah dihasilkan 2 CVUB tanaman jeruk dan buah subtropika, yaitu jeruk keprok SoE dan jeruk pamelo dengan sifat seedless, daya hasil tinggi, rasa manis dan warna kulit menarik. Saat ini kedua CVUB yang dihasilkan dari perakitan melalui mutasi dengan radiasi sinar gamma masih dievaluasi kestabilannya sampai dengan tahun 2013 dan pada akhir tahun 2013 akan didaftarkan sebagai VUB.

Gambar 3. VUB Sayuran yang Dilepas Tahun 2012 Kentang Mentimun Hibrida

(28)

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 24

Krisan Mutan Marimar Krisan Mutan Yulimar Krisan Mutan Violetana

Gladiol Andev Gladiol Farida Aruna Belani

Phal. Ayu Lestari Phal. Ayu Lila Phal. Indu Prames Phal. Udapa Pink

Gambar 4. VUB Tanaman Hias yang Dilepas Tahun 2012

Pada tahun 2012 ini, telah tercapai outcome dari output terciptanya VUB yang dihasilkan dari kegiatan litbang hortikulura, yaitu telah mendapat perjanjian lisensi dari swasta untuk cabai merah varietas Kencana dan kangkung varietas Sutera dengan PT. Agrindo Hartha Mekar berdasarkan penandatangan MoU pada tanggal 25 Mei 2012. Selain itu, telah ada varietas yang telah diadopsi oleh petani, yaitu varietas cabai keriting Kencana oleh kelompok tani di Ciamis Jawa Barat, dimana petani meminta benih sumber varietas Kencana untuk kegiatan penangkaran benih dasar seluas 2000 m2 yang akan menghasilkan 20-40 kg benih sumber kelas dasar untuk didistribusikan di provinsi Jawa Barat.

Pencapaian indikator ketiga adalah pelepasan varietas unggul baru tanaman perkebunan sebanyak 6 varietas unggul, yang terdiri dari 2 varietas Wijen, 1 varietas Pinang, 1 varietas Kelapa, 1 varietas cengkeh Gorontalo, dan 1 varietas Purwoceng.

Pencapaian indikator keempat yang dihasilkan melalui kegiatan litbang peternakan telah melepas 15 galur harapan, meliputi 9 galur harapan ternak, yaitu Ayam KUB, Ayam Gaok, Itik PMp, Domba Komposit Garut, Domba Komposit Sumatera, Domba Barbados Cross, Kambing Boerka, Kambing Boerawa, Kelinci FZ3, serta 6 galur tanaman pakan ternak (TPT) yaitu

Calopogonium mucunoides, Arachis hybrid, Lab-lab purpureus, Stylosanthes scabra, Panicum maximum cv, Paspalum atratum. Gambar capaian galur ternak dapat dilihat pada gambar berikut.

(29)

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 25 Itik MA Domba komposit Garut

Ayam KUB PS Betina dan Jantan

Gambar 5. Galur ternak yang Dilepas Tahun 2012

Outcome dari terciptanya galur harapan Ayam Kampung Unggul Balitnak (Ayam KUB) telah dilakukan perjanjian lisensi antara Badan Litbang Pertanian dengan PT Ayam Kampung Indonesia (PT. AKI) tertanggal 9 Februari 2012. Maksud dan tujuan dari

perjanjian lisensi tersebut adalah untuk mengembangkan bibit Ayam KUB dari hasil pemuliaan, dan tujuan untuk kegiatan komersialisasi Ayam KUB tersebut. Komersialisasi meliputi pengembangan produksi ayam kampung dari bibit Ayam KUB, promosi, distribusi, dan pemasaran Ayam KUB.

Pada tahun 2012 telah dilakukan penyebaran Parent Stock (PS) dan Final Stock (FS) ke sepuluh propinsi sebanyak 12.800 ekor, yaitu propinsi Banten, Jateng, Jatim, NTB, Sumsel, Sumbar, Kalbar, Kaltim, Gorontalo dan Sulsel. Penyebaran bertujuan untuk membentuk pembibitan/breeding centre ayam KUB1 sebagai penyedia sumber DOC bagi kebutuhan ayam lokal potong. Serta tersedia sekitar 200-1000 indukan ayam KUB1 yang siap menghasilkan DOC ayam lokal di setiap breeding centre.

Untuk memberikan perlindungan hukum terhadap hasil riset, Badan Litbang Pertanian telah mengajukan permohonan pelepasan rumpun atau galur ternak Ayam KUB kepada Kementerian Pertanian yang sampai saat ini dalam proses penyelesaian.

Pencapaian indikator kelima yaitu telah dihasilkannya benih sumber padi, jagung dan kedelai sebanyak 50,09 ton yang terdiri dari benih sumber padi 39,06 ton, jagung 8,62 ton dan kedelai 10,61 ton. Dalam menghasilkan benih sumber padi tersebut digunakan 36 varietas padi yang telah dihasilkan Badan Litbang Pertanian seperti varietas Ciherang, Cibogo, Inpari, Inpara dan lainnya. Benih sumber jagung dihasilkan dari 6 varietas seperti

(30)

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 26 Lamuru, Sukmaraga, Bisma, Srikandi Kuning-1, Srikandi Putih-1,

dan Anoman-1. Sedangkan untuk benih sumber kedelai dihasilkan dari 9 varietas, yaitu Anjasmoro, Argomulyo, Burangrang, Detam 1, Detam 2, Grobogan, Panderman, Kaba, Gema. Berikut adalah gambar salah satu contoh keragaan tanaman pangan untuk perbanyakan benih.

Outcome dari kegiatan penyediaan benih sumber adalah telah disebarkannya benih sumber padi, jagung dan kedelai ke 32 propinsi melalui BPTP.

Distribusi benih sumber per lokasi disajikan pada tabel berikut. Tabel 5. Distribusi benih sumber tanaman pangan di beberapa

propinsi sampai dengan Desember 2012

No Propinsi Jumlah Benih (kg)

Padi Jagung Kedelai

1 Aceh 178 10 134,5 2 Sumatera Utara 412 10 78,5 3 Kep. Riau 193 0 131 4 Sumatera Barat 123 0 25 5 Bengkulu 20 0 85 6 Jambi 123 0 110 7 Sumatera Selatan 155 0 242 8 Bangka Belitung 110 0 50 9 Lampung 557 0 177 10 Banten 383 70 170 11 DKI Jakarta 160 50 28 12 Jawa Barat 3.505 11 190.5 13 Jawa Tengah 2.885 95 342 14 DI Yogyakarta 145 15 162,2 15 Jawa Timur 2.275 45 2.004,45 16 Bali 100 20 40

17 Nusa Tenggara Barat 1.610 63 417

18 Nusa Tenggara Timur 70 0 40

19 Kalimantan Barat 88 25 90

20 Kalimantan Selatan 486 30 375

21 Kalimantan Tengah 255 0 134

22 Kalimantan Timur 27 15 98

23 Sulawesi Barat 40 2.065 0

Gambar 6. Keragaan tanaman jagung varietas Srikandi Putih untuk perbenihan

(31)

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 27

No Propinsi Padi Jumlah Benih (kg) Jagung Kedelai

24 Sulawesi Selatan 196 260 207 25 Sulawesi Tengah 241 0 80 26 Sulawesi Tenggara 145 50 200 27 Sulawesi Utara 65 20 41 28 Gorontalo 30 30 100 29 Maluku 210 41 0 30 Maluku Utara 225 0 38 31 Papua 231 17 95 32 Papua Barat 97 0 4 T O T A L 15.340 2.942 5.889,15

Benih VUB selanjutnya diperbanyak oleh UPBS (unit produksi benih sumber) yang ada di beberapa UPT Badan Litbang Pertanian seperti di BB Padi, Balitkabi, Balitsereal, dan Lolit Tungro. Benih sumber ini akan digunakan untuk beberapa kegiatan, antara lain 1) bahan penyebarluasan melalui display dan demplot di lokasi SL-PTT, serta kegiatan diseminasi lainnya, 2) memenuhi permintaan para penangkar dan produsen benih lokal dan swasta untuk diperbanyak menjadi benih sebar (Extension seeds), dan 3) sebagian digunakan untuk kegiatan penelitian tahun berikutnya.

Bila dibandingkan dengan tahun 2011, presentase pencapaian sasaran pertama dapat dilihat pada tabel berikut :

Indikator Kinerja Realisasi 2011(%)

Realisasi 2012(%)

1. Jumlah varietas unggul baru padi, jagung, kedelai dan tanaman pangan lainnya

263,6 166

2. Jumlah varietas unggul baru tanamanhortikultura (tanaman sayuran, buah tropika dan sub tropika, danhias)

457,9 136

3. Jumlah varietas/klon unggul tanaman perkebunan dengan produktivitas tinggi dan bermutu

130 100

4. Jumlah galur unggul/harapan ternak dan tanaman pakan ternak(TPT) spesifik lokasi

250,0 233,3

5. Jumlah benih sumber padi, jagung dan kedelai dengan SMM ISO 9001-2008

Tidak ditargetkan

129

Dari setiap indikator kinerja, capaian tahun 2011-2012 telah mencapai tagret bahkan melebihi target yang ditetapkan. Namun, capaian indikator kedua yaitu jumlah VUB dan benih sumber tanaman hortikultura, tahun 2012 menurun drastis lebih dari 3 kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya. Alasan capaian realisasi VUB tahun 2011 (457,89%) lebih besar dari capaian realisasi tahun 2012 (136%) disebabkan oleh:

(32)

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 28 1. Ada calon-calon varietas yang sudah tersedia dari hasil

penelitian tahun-tahun terdahulu, baru dapat direalisasikan sebagai VUB pada tahun 2011 dengan Surat Keputusan (SK) Menteri Pertanian tentang Pelepasan varietas tahun 2011. 2. Pada tahu 2012, peneliti kurang termotivasi untuk pelepasan

varietas, karena dalam hasil penilaian pelepasan varietas tahun 2012 yang dikeluarkan oleh SK Ditjen Hortikultura, mempunyai nilai yang lebih rendah jika dibandingkan pelepasan varietas oleh SK Menteri Pertanian.

3. Untuk Balithi capaian realisasi 65 VUB (541,67%) dari target 12 VUB, sebenarnya jumlah 65 VUB tersebut termasuk 45 CVUB, sehingga sebenarnya VUB yang dihasilkan Balithi pada tahun 2011 hanya 22 VUB.

Untuk mencapai sasaran kedua, diukur dengan 6 (enam) indikator kinerja. Adapun pencapaian target dari masing-masing indikator kinerja dapat digambarkan sebagai berikut:

Indikator Kinerja Target Realisasi %

1. Jumlah teknologi pengelolaan sumber daya lahan dan lingkungan pertanian secara berkelanjutan, serta formula pupuk

16 tekn. 25 tekn. 156,2

2. Jumlah prototipe alat dan mesin untuk peningkatan efisiensi sistem produksi pertanian, kualitas, nilai tambah dan daya saing produk dan limbah pertanian

6 prototipe 6 prototipe 100,0

3. Jumlah teknologi vaksin ternak isolat lokal, diagnostik dan formula obat biofarmaka untuk hewan.

6 tekn. 6 tekn. 100

4. Jumlah teknologi budidaya, dan panen

60 tekn. 103 tekn. 171,6

5. Jumlah teknologi dan manajemen antisipasi, adaptasi, dan mitigasi perubahan iklim

7 tekn. 13 tejkn. 185,7

6. Jumlah teknologi spesifik lokasi

132 tekn. 246 tekn. 186,3

Berdasarkan indikator kinerja sasaran kedua yang telah ditargetkan pada tahun 2012, 4 indikator telah melebihi target,

Sasaran 2 :

Terciptanya inovasi teknologi produksi dan pengelolaan sumberdaya pertanian mendukung pencapaian swasembada dan swasembada berkelanjutan

Gambar

Gambar 14.  Perbandingan (persentase) realisasi   terhadap pagu anggaran Badan Litbang
Tabel 1.   Perkembangan  Komposisi  SDM  Badan  Litbang  Pertanian  Tahun  2011  –  2012  menurut  Tingkat  Pendidikan   No
Tabel 4.   Capaian Kinerja Indikator Sasaran RPJM Badan Litbang  Pertanian Tahun 2012
Gambar 2.  Berbagai VUB Tanaman Pangan yang Dilepas Tahun  2012
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pada menu utama ini terdapat beberapa sub menu yang terdiri dari dosen untuk memanage data dosen, mahasiswa untuk memanage data mahasiswa, mata perkuliahan

Rekonsiliasi antara laba sebelum beban pajak penghasilan sebagaimana yang disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian dengan taksiran rugi

Pertunjukan musik yang disuguhkan kepada penonton oleh Kesenian Tradisional Tong-Tong Prek Desa Jatirejo, Kecamatan Ampelgading, Kabupaten Pemalang sama dengan

Ide kepentingan nasional mengacu pada perangkat ideal dari tujuan-tujuan nasional yang harus ditemukan sebagai dasar dari hubungan luar negeri dan politik luar negeri

Menurut data yang ada di tabel

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Billfath merupakan salah satu fakultas yang memiliki peranan penting dan strategis dalam menghasilkan

TEORI PERTUMBUHAN DUAL SEKTOR Sektor tradisional  surplus tenaga kerja, produktivitas rendah  pertanian PERTUMBUHAN Sektor modern  produktivitas tinggi  sumber akumulasi

Kalau dikaji dari telaah historis ditemukan pemahaman bahwa pada dasarnya setiap masyarakat mengembangkan sistem pengobatan yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan dari