• Tidak ada hasil yang ditemukan

GAMBARAN PEMENUHAN PERSONAL HYGIENE LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA TERATAI PALEMBANG TAHUN 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "GAMBARAN PEMENUHAN PERSONAL HYGIENE LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA TERATAI PALEMBANG TAHUN 2015"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

1

GAMBARAN PEMENUHAN PERSONAL HYGIENE LANSIA DI PANTI SOSIAL

TRESNA WERDHA TERATAI PALEMBANG

TAHUN 2015

Inne Yelisni1, Trilia1,Sri Rahayu Sulistia Ningsih2

Prodi DIII KeperawatanSTIKes Muhammadiyah Palembang1

Mahasiswa Prodi DIII Keperawatan STIKes Muhammadiyah Palembang2

Email: yellisni@gmail.com

ABSTRAK

Penuaan adalah suatu proses alamiah yang tidak dapat dihindari dan dapat berjalan terus menerus. Personal hygiene pada lansia merupakan upaya individu dalam memelihara kebersihan diri meliputi; kebersihan kulit, mandi, mulut, rambut, kaki dan kuku, dan genetalia.Tujuan dari peneltian ini untuk mengetahui gambaran pemenuhan personal hygiene pada lansia di PSTWT Palembang, sehingga diketahui gambaran perawatan kulit, mandi, mulut, rambut, kaki dan kuku, dan genetalia.Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh lansia yang ada di PSTWT Palembang.Data penelitian ini diambil dengan menggunakan kuesioner dan observasi. Tehnik pengambilan sampel menggunakan metode Accidental Sampling, sampel pada penelitian ini adalah 38 lansia dari total 63 lansia yang tinggal di PSTWT Palembang. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perawatan kulit dengan kategori baik sebanyak 24 orang (63,1%), perawatan mandi dengan kategori baik sebanyak 28 orang (73,7%), perawatan mulut dengan kategori baik sebanyak 23 orang (60,5%), perawatan rambut dengan kategori baik sebanyak 25 orang (65,8), perawatan kaki dan kuku dengan kategori baik sebanyak 25 orang (65,8%), perawatan genetalia dengan kategori baik sebanyak 29 orang (76,3%). Bagi peneliti selanjutnya agar dapat mengembangkan dan menyempurnakan penelitian ini menggunakan data yang lebih kualitatif agar pengkajiannya lebih mendapatkan hasil lebih baik, luas dan dapat mengetahui lebih dalam lagi.

Kata Kunci : Lansia, Personal Hygiene

ABSTRACT

Ageing is a natural process which cannot be avoided and can move along always. Personal hygiene at elderly is striving individual in looking after it hygiene to cover; skin hygiene, bath, mouth, hair, foot/feet and nail, and genital. Intention of this research to know the description of accomplishment personal hygiene elderly in Panti Sosial Tresna Werdha Teratai Palembang, causing is known image of treatment of skin, bath, mouth, hair, foot and nail, and genital. Population in this research is all the elderly in PSTWT Palembang. This research data taken by using questionnaire and observation. Techniques of sampling applies method Accidental Sampling, sample at this research is 38 elderly from total 63 elderly who live in PSTWT Palembang. Result of this research indicates that treatment of skin with good category 24 (63,1%), treatment of bath with good category 28 (73,7%), oral treatment with good category 23 (60,5%), hair shaped treatment with good category 25 (65,8), treatment of foot and nail with good category 25 (65,8%), treatment of genital with good category 29 (76,3%). For researcher hereinafter to can develop and makes perfect this research applies data which more qualitative that its study more gettingly is better result, wide and can know deeper again.

(2)

2 PENDAHULUAN

Usia lanjut sebagai tahap akhir siklus kehidupan merupakan tahap perkembangan normal yang akan dialami oleh setiap individu yang mencapai usia lanjut dan merupakan kenyataan yang tidak dapat dihindari. Usia lanjut adalah sekelompok orang yang sedang mengalami suatu proses perubahan yang bertahap dalam jangka waktu beberapa dekade. Menurut WHO, dikatakan usia lanjut tergantung dari korteks kebutuhan yang tidak dipisah-pisahkan. Korteks kebutuhan tersebut dihubungkan secara biologis ,sosial, dan ekonomi dan dikatakan usia lanjut mulai paling tidak pada saat masa puber dan prosesnya berlangsung sampai kehidupan dewasa.(1)

Proses menua merupakan proses sepanjang hidup, tidak hanya dimulai dari suatu waktu tertentu, tetapi dimulai sejak permulaan kehidupan. Menjadi tua merupakan proses alamiah, yang berarti seseorang telah memulai tiga tahap kehidupannya, yaitu; anak dan orang tua. Dua tahap ini berbeda,baik secara biologi maupun psikologis. Memasuki usia tua berarti mengalami kemunduran, misalnya kemunduran fisik yang ditandai dengan kulit yang mengendur, rambut memutih, gigi mulai ompong, pendengaran kurang jelas, penglihatan semakin memburuk, gerakan lambat, dan figur tubuh yang tidak proporsional(2).

Saat ini diseluruh dunia jumlah orang lanjut usia diperkirakan ada 500 juta dengan usia rata-rata 60 tahun dan diperkirakan pada tahun 2025 akan mencapai 1,2 milyar. Pada tahun 2000 diperkirakan jumlah lanjut usia meningkat menjadi 9,99% dari seluruh penduduk indonesia (22,277,700 jiwa) dengan umur harapan hidup 65-70 tahun dan pada tahnun 2020 akan meningkat menjadi 11,09% (29.120.000 lebih) dengan harapan hidup 70-75 tahun (2).

Penduduk lanjut usia di Indonesia dua tahun terakhir mengalami peningkatan signifikan pada tahun 2007. Jumlah penduduk lanjut usia sebesar 18,96 juta jiwa dan meningkat menjadi 20.547.541 pada tahun 2009 jumlah ini termasuk terbesar keempat setelah China, India dan Jepang. Karena usia harapan hidup perempuan lebih panjang dari pada laki – laki, maka jumlah penduduk lanjut usia perempuan lebih banyak dibandingkan laki – laki (11,29 juta jiwa berbanding 9,26 juta jiwa). Oleh karena itu, permasalahan lanjut usia secara umum di Indonesia adalah permasalahan pada perempuan yang lebih didominasi pada lansia(3). Jumlah lanjut usia

(lansia) di Provinsi Sumatera (Sumsel) saat ini mengalami peningkatan tiga kali lipat yaitu mencapai sekitar 10 persen dari jumlah penduduk di Indonesia. Jika penduduk di Provinsi tujuh juta lebih, artinya 700 ribu sudah berumur diatas 60 tahun. Di

(3)

3 Palembang terdapat tiga Panti Tresna Werdha, dua milik swasta yaitu Panti Werdha Darma Bakti jumlah lansia pada tahun 2006 terdapat 50 orang lansia, Panti Werdha Tama jumlah lansia pada tahun 2006 terdapat 69 orang lansia, pada tahun 2007 terdapat 62 lansia, pada tahun 2008 jumlah lansia terdapat 78 orang lansia pada tahun 2011 berjumlah 75 orang lansia, serta 1 milik pemerintah yaitu Panti Sosial Tresna Werdha Teratai berjumlah 65 orang lansia(4).

Kebersihan perseorangan sangat penting dalam usaha mencegah timbulnya peradangan, apalagi pada lansia yang semakin rentan timbul berbagai penyakit yang menyangkut personal hygiene seperti, penyakit kulit, gatal – gatal alergi, diare, dll(2)

Masalah – masalah personal hygiene yang ada pada lansia yaitu, kurang merawat diri; merawat kebersihan kulit, kuku, rambut, gigi, mulut, mata, hidung, telinga dan perineum(5).

Personal hygiene merupakan kebutuhan dasar manusia yang harus senantiasa terpenuhi.Personal hygiene merupakan perawatan diri, dimana seseorang merawat fungsi – fungsi tertentu seperti mandi, kebersihan tubuh secara umum dan berhias.Personal hygiene atau kebersihan diri ini diperlukan untuk kenyamanan, keamanan, dan kesehatan seseorang. Personal hygiene yang tidak baik akan mempermudah tubuh terserang berbagai penyakit, seperti penyakit kulit,

penyakit infeksi, penyakit mulut, dan penyakit saluran cernaatau bahkan dapat menghilangkan fungsi bagian tubuh tertentu, seperti halnya kulit(6).

Pemelihara kebersihan diri sangat menemukan status kesatuan, dimana individu secara sadar dengan pengetahuannya dan atas inisiatif pribadi menjaga kesehatan dan mencegah terjadinya penyakit.Upaya ini lebih menguntungkan bagi individu karena lebih hemat biaya. Upaya pemeliharaan kebersihan diri mencangkup tentang kebersihan rambut, mata, telinga, gigi, mulut, kulit, kuku, serta kebersihan dalam berpakaian(7).

Panti Sosial Tresna Werdha Teratai Palembang mencatat sebanyak 15% lansia yang dalam pemenuhan kebersihan diri itu memerlukan bantuan total. Sebagian lain pun masih sangat kurang yakni untuk menjaga kebersihan kamar sendiri pun susah dan harus diarahkan dan diingatkan terlebih dahulu, jarang merapikan tempat tidur dan terkadang mandi hanya satu kali dalam sehari(8).

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Agustina (2013) didapatkan data bahwa lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Teratai Palembang, berjumlah 70 orang, laki – laki berjumlah 28 dan 42 perempuan, lansia yang tinggal dipanti terlihat mandi 2x sehari, tetapi ada juga yang tidak mandi dikarenakan alasan lansia dingin, malas dan keterbatasan fisik yang

(4)

4 tidak memungkinkan lansia itu untuk mandi dengan sendiri, hanya dibantu oleh para lansia itu sendiri untuk melakukan personal hygiene dan dalam melakukan praktek personal hygiene lansia melakukannya sendiri tanpa ada bantuan dari petugas panti, serta kurangnya sarana petugas seperti, tenaga kerja untuk mendampingi lansia dalam melakukan personal yang baik.

Dari hasil penelitian dan wawancara dengan petugas panti pada tanggal 28 Januari 2015 didapatkan bahwa jumlah lansia sekarang yang tinggal di Panti Sosial Tresna Werdha Teratai Palembang adalah 62 lansia, laki – laki berjumlah 29 orang lansia dan perempuan berjumlah 33 orang lansia. Data dari observasi yang dilakukan penelitian didapatkan , ruang kamar rata – rata masih kotor, tidak disapu, bau tidak sedap, ada sebagian lansia yang tidak mandi, tidak mau mengganti pakaian. Ada beberapa lansia yang memerlukan bantuan total, dikarenakan ada yang sakit sehingga tidak bisa melakukan personal hygiene secara mandiri.

Dari data yang diuraikan diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Gambaran Pemenuhan Personal Hygiene lansia Di Panti Sosial Tresna Werdha Teratai Palembang Tahun 2015”.

METODE PENELITIAN

Menurut Hidayat (2010) Metode penelitian merupakan cara yang akan

dilakukan dalam proses penelitian. Dalam menyusun proposal, metode penelitian harus diuraikan secara rinci seperti variabel penelitian, rancangan penelitian, teknik pengumpulan data, analisis data, cara penafsiran, dan menyimpan hasil penelitian(9).

Metode penelitian deskriptif pada penelitian ini yaitu dengan menggambarkan personal hygiene lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Teratai Palembang Tahun 2015

Dalam penelitian ini populasinya adalah semua lansia yang ada di Panti Sosial Tresna Werdha Teratai Palembang dengan jumlah lansia 63 orang terdiri laki – laki 28 orang dan perempuan 35 orang.

Tehnik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan Accidental yaitu pengambilan sampel yang dilakukan dengan cara pengambilan responden yang kebetulan ada dan bersedia pada saat penelitian di Panti Sosial Tresna Werdha Teratai Palembang Tahun 2015 dengan jumlah 38 responden, berdasarkan ciri atau sifat – sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dari hasil penelitian yang dilakukan pada 38 responden dari tanggal 5 April – 14 Mei 2015 mengenai “Gambaran Pemenuhan Personal Hygiene Lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Teratai

(5)

5 Palembang Tahun 2015” dan adapun datanya sebagai berikut :

a.

Pewatan Kul

it

Tabel 1

Distribusi frekuensi responden berdasarkan perawatan kulit di Panti Sosial Tresna Werdha Teratai

Palembang Tahun 2015

No Kategori Frekuensi Persentase (%) 1 2 Baik Kurang 24 14 63,1 36,9 Jumlah 38 100

Berdasarkan Tabel 1 di atas di dapatkan bahwa sebagian besar perawatan kulit menunjukan bahwa dari 38 responden dikategorikan baik sebanyak 24 orang (63,1%).

b. Perawatan Mandi Tabel 2

Distribusi frekuensi responden berdasarkan perawatan mandi di Panti Sosial Tresna Werdha Teratai

Palembang Tahun 2015

No Kategori Frekuensi Persentase (%) 1 2 Baik Kurang 28 10 73,7 26,3 Jumlah 38 100

Berdasarkan Tabel 2 di atas di dapatkan bahwa sebagian besar perawatan

mandi menunjukan bahwadari 38 responden dikategorikan baik sebanyak 28 orang (73,7%)

.

c. Perawatan Mulut Tabel 3

Distribusi frekuensi responden berdasarkan perawatan mulut di Panti Sosial Tresna Werdha Teratai

Palembang Tahun 2015

No Kategori Frekuensi Persentase (%) 1 2 Baik Kurang 10 28 26,3 73,7 Jumlah 38 100

Berdasarkan Tabel 3 di atas di dapatkan bahwa sebagian besar perawatan mulut menunjukan bahwa dari 38 responden dikategorikan baik sebanyak 10 orang (26,3%).

d. Perawatan Rambut Tabel 4

Distribusi frekuensi responden berdasarkan perawatan rambut di Panti Sosial Tresna Werdha Teratai

Palembang Tahun 2015

No Kategori Frekuensi Persentase (%) 1 2 Baik Kurang 25 13 65,8 34,2 Jumlah 38 100

(6)

6 Berdasarkan Tabel 4 di atas di dapatkan bahwa sebagian besar perawatan rambut menunjukan bahwa dari 38 responden dikategorikan baik sebanyak 25 orang (65,8%).

e. Perawatan Kaki dan Kuku Tabel 5

Distribusi frekuensi responden berdasarkan perawatan kaki dan kuku di

Panti Sosial Tresna Werdha Teratai PalembangTahun 2015

No Kategori Frekuensi Persentase (%) 1 2 Baik Kurang 25 13 65,8 34,2 Jumlah 38 100

Berdasarkan Tabel 5 di atas di dapatkan bahwa sebagian besar perawatan kaki dan kuku menunjukan bahwa dari 38 responden dikategorikan baik sebanyak 25 orang (65,8%).

f. Perawatan Genetalia Tabel 6

Distribusi frekuensi responden berdasarkan perawatan genetalia di

Panti Sosial Tresna Werdha Teratai Palembang Tahun 2015

No Kategori Frekuensi Persentase (%) 1 2 Baik Kurang 29 9 76,3 23,7 Jumlah 38 100

Berdasarkan Tabel 6 di atas di dapatkan bahwa sebagian besar perawatan genetalia menunjukan bahwa dari 38 responden dikategorikan baik sebanyak 29 orang (76,3%).

Pembahasan

1. Keterbatasan Peneliti

Peneliti menyadari bahwa penelitian ini masih banyak memiliki keterbatasan yang tidak dapat terkontrol oleh penelitian, yang diantaranya adalah :

a. Keterbatasan dalam mengumpulkan data dari responden

Peneliti mengumpulkan data dari responden yang seluruhnya lansia. Dalam proses pengumpulan data dengan metode wawancara dan observasi, peneliti melakukan pengumpulan data dengan mewawancarai seluruh sampel dari responden dikarenakan keterbatasan responden untuk membaca kuesioner. b. Metode penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif yaitu metode penelitian yang dilakukan melakukan melalui pengamatan baik secara langsung maupun tidak langsung tanpa adanya perlakuan atau intervensi.Desain ini mempunyai kelemahan karena tidak dapat dilihat adanya hubungan sebab akibat tetapi hanya menggambarkan.

(7)

7 2. Pembahasan

a. Perawatan kulit

Berdasarkan hasil penelitian dan observasi yang dilakukan di Panti Sosial Tresna Werdha Teratai Palembang dapat dilihat bahwa mayoritas responden yang sudah melakukan perawatan kulit dari 38 responden dikategorikan baik sebanyak 24 orang (63,1%) dan yang kurang sebanyak 14 orang (36,9%).

Kulit merupakan organ aktif yang berfungsi pelindung, sekresi, ekskresi, pengatur temperature, dan sensasi.Kulit memiliki tiga lapisan utama yaitu epidermis, dermis, subkutan. Epidermis (lapisan luar) disusun beberapa lapisan tipis dari sel yang mengalami tahapan berbeda dari maturasi, melindungi jaringan yang berada dibawahnya terhadap kehilangan cairan dan cedera mekanis maupun kimia serta mencegah masuknya mikroorganisme yang memproduksi penyakit(10).

Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Rizky Amelia AR (2014) Dari 257 responden diperoleh hasil analisis univariat didapatkan bahwa kebersihan kulit yang baik sebanyak 125 sampel (46,8 %) dan yang tidak baik kebersihan kulit sebanyak 142 sampel (53,2%). Dari hasil wawancara menunjukkan bahwa sebagian besar lansia tidak

memperhatikan kebersihan kulit mereka, hal ini mungkin di pengaruhi oleh ketidak tahuan mereka terhadap kebersihan kulit.

Maka peneliti berasumsi bahwa penelitian ini tidak ada mempunyai kesamaan penelitian karena menurut penelitian Rizky Amelia AR (2014) lansia tidak dapat menggunakan alat mandinya dengan baik, sedangkan penelitian saya ada sebagian lansia dapat membersihkan kulitnya dengan baik dengan fasilitas yang di berikan panti untuk lansia(11).

b. Perawatan mandi

Berdasarkan hasil penelitian di Panti Sosial Tresna Werdha Teratai Palembang Tahun 2015 yang melakukan perawatan mandi dari 38 responden dikategorikan baik sebanyak 28 orang (73,7%) dan yang kurang sebanyak 10 orang (26,3%). Dari hasil wawancara dan observasi bahwa lebih banyak lansia yang mandinya 3x dalam 1 hari dikarenakan lansia merasa badannya terasa meriang pada siang hari, dan ada sebagian lansia lebih cenderung berdiam diri dan malas melakukan aktifitas.

Mandi adalah bagian perawatan

hygiene total.Mandi dapat dikategorikan

sebagai pembersihan atau terapeutik. Mandi ditempat tidur yang lengkap diperluakan bagi individu yang

(8)

8 ketergantungan total dan memerlukan

personal hygiene total. Keluasan mandi

individu dan metode yang digunakan untuk mandi berdasarkan pada kemampuan fisik individu dan kebutuhan tingkat hygiene yang diperlukan(10).

Maka peneliti berasumsi mandi dapat menghilangkan bau tidak enak, membuat individu merasaa lebih rileks dan segar serta meningkatkan citra diri individu. Sehingga dapat memicu lansia untuk mandi 3x dalam sehari.

c. Perawatan mulut

Berdasarkan hasil penelitian di Panti Sosial Tresna Werdha Teratai Palembang Tahun 2015 yang melakukan peawatan mulut dengan kategori baik sebanyak 10 responden (26,3%), kurang baik sebanyak 28 Responden (73,7%).

Hygiene mulut membantu

mempertahankan setatus kesehatan mulut, gigi, gusi, dan bibir.Menggosok membersihkan gigi dari partikel – partikel makanan, plak dan bakteri, memasase gusi, dan mengurangi ketidak nyamanan yang dihasilkan dari baud dan rasa yang tidak nyaman.Beberapa penyakit yang muncul akibat perawatan gigi dan mulut yang buruk adalah karies, radang gusi, dan sariawan.Hygiene mulut yang baik memberikan rasa sehat dan

selanjutnyamenstimulasi nafsu makan(10).

Maka peneliti berasumsi membersihkan mulut dapat membuat mulut kita segar dan tidak bau, mencegah penyakit mulut dan gigi, meningkatkan daya tahan tubuh, mencapai rasa nyaman dan mampu melakukan sendiri perawatan hygiene mulut dengan benar.

d. Perawatan Rambut

Berdasarkan penelitian di Panti Sosial Tresna Werdh Teratai Palembang Tahun 2015 yang melakukan perawatan rambut dengan kategori baik sebanyak 25 orang (65,8%) dan yang kurang sebanyak 13 orang (34,2%).

Rambut merupakan bagian dari tubuh yang memiliki fungsi sebagai proteksi serta pengatur suhu, melalui rambut perubahan status kesehatan diri dapat diidentifikasi. Penyakit atau ketidak mampuan mencegah seseorang untuk memelihara perawatan rambut sehari – hari seperti menyikat, menyisir dan bershampo adalah cara – cara dasar hygiene perawatan rambut, distribusi pola rambut dapat menjadi indikator status kesehatan umum atau obat – obatan dapat mempengaruhi karakteristik rambut.(10)

Maka peneliti berasumsi memiliki rambut kepala yang bersih dan sehat,

(9)

9 untuk mencapai rasa nyaman dan pada diri.Rambut membutuhkan perawatan yang sangat baik dan teratur, terutama pada wanita. Agar tidak banyak mengalami kerontokan biasanya sering terjadi pada lansia dikarenakan factor usia lansia semakin tua.

e. Perawatan kaki dan kuku

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan peneliti di Panti Sosial Tresna Werdh Teratai Palembang Tahun 2015 yang melakukan perawatan kaki dan kuku dengan kategori baik sebanyak 25 orang (65,8%) dan yang kurang sebanyak 13 orang (34,2%).

Kaki dan kuku seringkali memerlukan perhatian yang khusus untuk mencegah infeksi, bau dan cedera pada jaringan. Tetapi seringkali orang tidak sadar akan masalah kaki dan kuku sampai terjadi nyeri dan rasa tidak nyaman. Menjaga kebersihan kuku penting dalam mempertahankan

personal hygiene karena berbagai

kuman dapat masuk kedalam tubuh melalui kuku.Oleh sebab itu, kuku seharusnya tetap dalam keadaan sehat dan bersih. Perawatan dapat digabungkan selama mandi atau pada waktu yang terpisah(10).

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Rizky Amelia AR (2014) Berdasarkan hasil penelitian dari hasil

analisis univariat didapatkan bahwa kebersihan tangan dan kuku dikategorikan baik sebanyak 173 sampel (64,8%) dan yang tidak baik adalah sebanyak 94 sampel (35,2%), karena telah dijadwalkan untuk melakukan kebersihan kuku yaitu memotong kuku 1x dalam 1 minggu(11).

Maka peneliti berasumsi lansia dapat membersihkan kaki dan kuku dengan cara memotongi kuku jika panjang. Pada lansia, proses penuaan memberi perubahan pada kuku yaitu, pertumbuhan kuku menjadi lebih lambat, permukaan tidak mengkilat tetapi menjadi bergaris dan mudah pecah karena agak keropos.

f. Perawatan genetalia

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan peneliti di Panti Sosial Tresna Werdh Teratai Palembang Tahun 2015 yang melakukan perawatan genetalia dengan kategori baik sebanyak 29 orang (76,3%) dan yang kurang sebanyak 25 orang (23,7%).

Perawatan genetalia merupakan bagian dari mandi lengkap.Seseorang yang paling membutuhkan perawatan genetalia yang teliti adalah yang beresiko terbesar memperoleh infeksi. Seseorang yang tidak mampu melakukan personal hygiene(10).

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Rizky Amelia AR (2014) Dari hasil analisis univariat didapatkan

(10)

10 bahwa yang melakukan perawatan genitalia degan kategori baik sebanyak 184 sampel (68,%) dan yang kurang baik sebanyak 83 sampel (31,1%), karena banyak lansia yang mengetahui tentang kebersihan genetalia.

Peneliti berasumsi lansia dapat mencegah terjadinya infeksi, mempertahankan kebersihan genetalia, meningkatkan kenyamanan serta mempertahankan hygiene genetalia pada lansia.

SIMPULAN dan SARAN Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada 38 responden mengenai gambaran pemenuhan personal hygiene lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Teratai Palembang Tahun 2015, dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Perawatan kulit di Panti Sosial Tresna Werdh Teratai Palembang Tahun 2015 dengan kategori baik sebanyak 24 orang (63,1%) dan yang kurang sebanyak 14 orang (36,9%).

2. Perawatan mandi di Panti Sosial Tresna Werdh Teratai Palembang Tahun 2015 dengan kategori baik sebanyak 28 orang (73,7%) dan yang kurang sebanyak 10 orang (26,3%).

3. Perawatan mulut di Panti Sosial Tresna Werdh Teratai Palembang Tahun 2015 dengan kategori baik sebanyak 10

orang (26,3%) dan yang kurang sebanyak 28 orang (73,7%)

4. Perawatan Rambut di Panti Sosial Tresna Werdh Teratai Palembang Tahun 2015 dengan kategori baik sebanyak 25 orang (65,8%) dan yang kurang sebanyak 13 orang (34,2%). 5. Perawatan kaki dan kuku di Panti Sosial

Tresna Werdh Teratai Palembang Tahun 2015 dengan kategori baik sebanyak 25 orang (65,8%) dan yang kurang sebanyak 13 orang (34,2%). 6. Perawatan genetalia di Panti Sosial

Tresna Werdh Teratai Palembang Tahun 2015 dengan kategori baik sebanyak 29 orang (76,3%) dan yang kurang sebanyak 25 orang (23,7%).

Saran

1. Bagi Panti Sosial Tresna Werdha Teratai Palembang

Sebagai acuan bagi Panti Sosial Tresna Werdha Teratai dalam membuat program/kegiatan dalam membuat jadwal lansia seperti senam, lansia bisa di jadwalkan senam dalam 1 minggu 1 kali dan ada yang menjadi instruksi senam.

2. Bagi STIKes Muhammadiyah

Bagi institusi khususnya program studi Diploma III Keperawatan STIKes Muhammadiyah Palembang dapat dijadikan bahan bacaan dalam bidang keperawatan khususnya dalam keperawatan gerontik, dan memfasilitasi

(11)

11 mahasiswa/I dalam melakukan penelitian serta memperbanyak referensi buku-buku keperawatan gerontik.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

a. Perlu dilakukan penelitian lanjutan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi Personal Hygiene pada lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Teratai Palembang.

b. Perlu dilakukan penelitian lanjutan mengenai pengalaman lansia dalam perawatan diri di Panti Sosial Tresna Werdha Teratai Palembang.

DAFTAR PUSTAKA

1. Notoatmodjo,S. 2007. Promosi

Kesehatan dan Ilmu Perilaku.

Jakarta:Rineka Cipta.

2. Nugroho. 2008. Keperawatan Gerontik

dan Geriatric.Jakarta: EKG

3. U.S. Census Bureau. Jumlah Penduduk

Lansia Menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Umur: Internasional Data

Base (2009).

4. Depsos, Kota Palembang,

2011palembang.tribunnews.com

Metropolis › Palembang City (24 jan 2015)

5. Mubarak, 2009. Ilmu Keperawatan

Komunitas Konsep dan Aplikasi.

Jakarta : Salemba Medika.

6. Saryono, Widianti. 2010. Kebutuhan

Dasar Manusia (KDM).

Yogyakarta:Nuha Medika.

7. Agustina, R. 2013. Faktor – Faktor

Yang Mempengaruhi Personal Hygiene Pada Lansia. Palembang.

8. Data Panti Sosial Tresna Werdha Teratai Palembang. 2015

9. Hidayat. 2009. Konsep Personal

Hygiene, (Online)

http://icoel.wordpress.com, diakses 20 Januari 2015

10. Setiabudhi, T., 2002. Menuju Bahagia

di Usia Lanjut. Jakarta: Pusat Kajian

Nasional Masalah Lanjut Usia.

11. Rizky Amelia AR. 2014. Hubungan

Sumber Penyediaan Air Bersih dan Personal Hygiene Lansia. Gorontalo

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil penelitan yang telah dilakukan oleh penulis dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan Diklat Prajabatan pada Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan Daerah

Dan dapat berinteraksi langsung tanpa harus bertemu dan mungkin akan lebih murah biayanya daripada menelpon, karena program ini dirancang seperti halnya masyarakat mengirim

a) Migrasi yaitu : perpindahan penduduk dari suatu wilayah ke wilayah tujuan dengan maksud menetap. Migrasi Ulang alik yaitu : migran yang meninggalkan daerah asal

Hal ini dapat dilakukan dengan suatu wadah yang dikenal sebagai Website GrandPrix Motor, yaitu sebuah ajang balapan motor yang pada saat ini banyak menarik perhatian dari

Dalam mengikuti tes masuk perguruan tinggi terdapat 120 soal, ditetapkan bahwa setiap menjawab soal benar diberi skor 4, menjawab soal salah diberi skor –2

Kesimpulan : Semua intervensi hasil literature review ini berupa mengulum es batu, mengunyah permen karet, dan berkumur dengan obat kumur dapat digunakan

Pola pengelolaan irigasi yang kedua adalah pola yang bersifat otonom yaitu keputusan mengenai pembagian air diatur oleh masyarakat sendiri seperti yang dipraktekkan

Manajemen merupakan salah satu komponen vital bagi semua aspek pendidikan. Mekanisme manajemen yang kurang bagus akan sangat berpengaruh terhadap mutu atau output