• Tidak ada hasil yang ditemukan

Disampaikan pada acara: KONSULTASI REGIONAL KEMENTERIAN PU Kupang, 14 Maret 2012

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Disampaikan pada acara: KONSULTASI REGIONAL KEMENTERIAN PU Kupang, 14 Maret 2012"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN KUALITAS

PENINGKATAN KUALITAS

PERENCANAAN DAN PROGRAM

PERENCANAAN DAN PROGRAM

KEMENTERIAN PU

KEMENTERIAN PU

KEMENTERIAN

KEMENTERIAN PEKERJAANPEKERJAAN UMUMUMUM

Disampaikan pada acara:

KONSULTASI REGIONAL KEMENTERIAN PU Kupang, 14 Maret 2012

SEKRETARIAT

(2)

KONSEP RENCANA KERJA

PEMERINTAH (RKP) 2013

PEMERINTAH (RKP) 2013

(3)

TEMA PEMBANGUNAN TAHUN 2013

TEMA PEMBANGUNAN TAHUN 2013

MEMANTAPKAN EKONOMI DOMESTIK YANG KUAT

BAGI PENINGKATAN DAN PERLUASAN

KESEJAHTERAAN RAKYAT DAN PENGUATAN DAYA

TAHAN EKONOMI NASIONAL UNTUK

MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN RAKYAT

Kata kunci untuk pilihan tema ini adalah: Daya Tahan

Ekonomi (Resilience); Daya Saing; serta Peningkatan

(4)

ARAH KEBIJAKAN DAN PRIORITAS 2013

1. Percepatan pembangunan infrastruktur : domestic

connectivity

2. Meningkatnya pembangunan industri di berbagai koridor

ekonomi

3. Membaiknya iklim investasi dan usaha (Ease of doing

bussiness)

bussiness)

4. Penciptaan kesempatan kerja khususnya tenaga muda

5. Percepatan pengurangan kemiskinan: sinergi klaster 1-4

6. Perbaikan akses pelayanan dasar: tuntasnya rehab. Gedung

SD/SMP

7. Ketahanan pangan : pencapaian surplus beras 10 juta ton

8. Membaiknya kinerja birokrasi dan pemberantasan korupsi

9. Persiapan Pemilu 2014

(5)

PERKUATAN RKP 2013

PERKUATAN RKP 2013

Perkuatan RKP diarahkan untuk lebih fokus dan konkret

1. Adanya

arahan

presiden

untuk

meningkatkan

kualitas

belanja K/L dan daerah yang dicirikan antara lain :

- Alokasi pada prioritas yang lebih baik

- Efisiensi belanaj K/L

2. Belanja K/L akan difokuskan pada isu/kegiatan strategis,

2. Belanja K/L akan difokuskan pada isu/kegiatan strategis,

termasuk flat policy untuk belanja rutin;

3. K/L melakukan koordinasi lebih awal dengan stakeholder

terkait (Pemda dan Swasta) untuk pelaksanaan isu strategis

(lokus, alokasi, kewenangan), termasuk kesiapan yang lebih

baik dari K/L untuk program dan proyek.

(6)

Konsep Dasar Inisiatif Baru

Kebijakan

Kebijakan baru atau perubahan kebijakan berjalan yang menyebabkan adanya

konsekuensi anggaran, baik pada anggaran baseline maupun anggaran ke depan.

Inisiatif Baru dapat berupa : Penambahan Program (Fokus Prioritas)/ Outcome/

Kegiatan/Output baru, Penambahan Target, atau Percepatan Pencapaian Target.

- Memberikan Fleksibilitas Pada Sistem Perencanaan dan Penganggaran

- Menjaga Konsistensi Pencapaian Tujuan Pembangunan Nasional

- Meningkatkan Transparansi dan Akuntabilitas

- Melakukan Efisiensi

INISIATIF

DEFINISI

TUJUAN

-

Fleksibilitas dalam perencanaan

dengan tetap menjaga akuntabilitas

- Perencanaan berorientasi pada arah

kebijakan

- Penerapan prinsip tata kelola yang

baik (transparansi dan akuntabilitas)

- Berorientasi pencapaian kinerja

Semua Inisiatif Baru harus sesuai

dengan Arah Kebijakan & Prioritas

Pembangunan Nasional yang ditetapkan

Presiden (di awal tahun berjalan)

INISIATIF

BARU

SYARAT PENGAJUAN

INISIATIF BARU

LANDASAN KONSEPTUAL

(7)

KEBIJAKAN INISIATIF BARU RKP 2013

Arahan kebijakan pemanfaatan Inisiatif Baru adalah untuk :

-

Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan

Ekonomi Indonesia (MP3EI);

-

Program Percepatan Penanggulangan Kemiskinan;

-

Ketahanan Pangan dalam rangka surplus 10 juta ton

-

Ketahanan Pangan dalam rangka surplus 10 juta ton

beras;

-

Pembangunan Kawasan Timur Indonesia (KTI), daerah

perbatasan dan tertinggal;

-

Kebijakan pencapaian prioritas pembangunan nasional

lainnya.

(8)

 Pagu Indikatif TA 2013 disusun berdasarkan

Prakiraan Maju TA 2013 yang telah disusun pada

APBN TA 2012.

 Formula penghitungan Pagu Indikatif TA 2013

dilakukan sebagai berikut :

dilakukan sebagai berikut :

Prakiraan Maju TA 2013 (dari APBN TA

2012)

Penyesuaian

baseline

Inisiatif

Baru

Pagu Indikatif

TA 2013

Total Pagu Indikatif 2013 *) 62.563,05 8.033,75 18.895,93 89.492,73

(9)

RENCANA KERJA (RENJA) 2013

KEMENTERIAN PU

(10)

RTRWN

RPJMN /

RENSTRA PU

PROV.KAB/KOTA

RTRW

Arahan

Arahan Penyusunan

Penyusunan

Rencana Jangka Menengah Bidang PU

Rencana Jangka Menengah Bidang PU

RENSTRA PU

PROV.KAB/KOTA

SPW – P/K

RIS-PU

RPIJM-PU

(11)

Kebijakan

Kebijakan dan

dan S

Strategi

trategi B

Bidang

idang PU

PU &

& P

Permukiman

ermukiman

dalam

dalam P

Pembangunan

embangunan N

Nasional

asional

K K E E M M A A K K M M K K E E S S E E J J A A H H R R A A K K KEBIJAKAN UMUM  Pro Poor Aksesibilitas Barang/Penumpang Ketahanan Pangan Investasi & Eksport

Penanggulangan Kemiskinan, Peningkatan Kesempatan Kerja PERTUMBUHAN PERTUMBUHAN EKONOMI EKONOMI

Jalan dan Jembatan Irigasi dan Rawa

 Jalan Toll/Akses Kawasan

Produksi, Industri & Pelabuhan PNPM Mandiri:  P2KP  PPIP  RISE Pengendalian Banjir M M U U R R A A N N & & H H T T E E R R A A A A N N K K Y Y A A T T  Pro Growth  Pro Job  Pro Green PENINGKATAN PENINGKATAN KUALITAS KUALITAS LINGKUNGAN LINGKUNGAN Kesenjangan Wilayah, Dukungan terhadap Kawasan Perbatasan

Terpencil & Terisolir KESEJAHTERAAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT MASYARAKAT Green Construction Pembangunan Berbasis Penataan Ruang Adaptasi terhadap

Perubahan Iklim Pengendalian Banjir

 RISE  Pamsimas  Sanimas RTRWN, RTRW Pulau, RTRW Provinsi dan RTRW Kab/Kota

 Air Minum & Sanitasi  Manajemen Persampahan  Perbaikan Lingkungan Permukiman  PSD PU untuk MBR Pembangunan Berbasis Pemberdayaan Masyarakat

(12)

IKU

IKU Sasaran

Sasaran Strategis

Strategis

1.

Semakin digunakannya RTRW sebagai acuan dalam

setiap perencanaan pembangunan nasional dan daerah.

2.

Meningkatnya ketersediaan SDA dan meningkatnya luas

serta kualitas layanan jaringan irigasi/rawa.

3.

Semakin berkurangnya luas, frekuensi, dan lamanya

genangan banjir.

4.

Meningkatnya kondisi jalan nasional dan jalan daerah

4.

Meningkatnya kondisi jalan nasional dan jalan daerah

dengan untuk mendukung peningkatan pertumbuhan

ekonomi.

5.

Terpenuhinya SPM bidang infrastruktur PU, termasuk

tercapainya target MDG’s.

6.

Meningkatnya kemampuan Pemda dan stakeholders jasa

konstruksi serta meningkatnya pemahaman masyarakat

mengenai konstruksi/bangunan.

(13)

KRITERIA PERENCANAAN PROGRAM

KRITERIA PERENCANAAN PROGRAM

I.

I. PencapaianPencapaian SasaranSasaran KinerjaKinerja KementerianKementerian PUPU::

1.

1. MengacuMengacu dandan berbasisberbasis padapada RencanaRencana Tata Tata RuangRuang;; 2.

2. MendukungMendukung prioritasprioritas pembangunanpembangunan nasionalnasional dandan target RENSTRA PU;target RENSTRA PU; 3.

3. MendukungMendukung implementasiimplementasi OtonomiOtonomi Daerah yang Daerah yang nyatanyata dandan bertanggungjawabbertanggungjawab, , antaraantara lain lain melaluimelalui Sinergi

Sinergi Program Program PusatPusat dandan Daerah (DAK).Daerah (DAK). II.

II. PeningkatanPeningkatan KualitasKualitas ProgramProgram::

1.

1. MempertajamMempertajam alokasialokasi padapada prioritasprioritas//isuisu strategisstrategis padapada tiaptiap prioritasprioritas pembangunanpembangunan;; 2.

2. MengacuMengacu padapada kinerjakinerja, , ketetapanketetapan, , dandan sinergisinergi ((baikbaik antarantar sektorsektor dandan antarantar tingkattingkat kewenangankewenangan);); 3.

3. MemenuhiMemenuhi standarstandar kelayakankelayakan teknikteknik, , lingkunganlingkungan, , maupunmaupun ekonomiekonomi;; 4.

4. MenggunakanMenggunakan KerangkaKerangka PengeluaranPengeluaran JangkaJangka MenengahMenengah (KPJM) (KPJM) untukuntuk merancangmerancang rencanarencana 4.

4. MenggunakanMenggunakan KerangkaKerangka PengeluaranPengeluaran JangkaJangka MenengahMenengah (KPJM) (KPJM) untukuntuk merancangmerancang rencanarencana pelaksanaan

pelaksanaan anggarananggaran (procurement and disbursement plan) (procurement and disbursement plan) lebihlebih awalawal.. 5.

5. MeningkatkanMeningkatkan efisiensiefisiensi pelayananpelayanan infrastrukturinfrastruktur PU yang PU yang dibangundibangun dandan prosesproses penyelenggaraannya

penyelenggaraannya.. III.

III. PenangananPenanganan IsuIsu--isuisu StrategisStrategis::

1.

1. MendukungMendukung implementasiimplementasi MasterplanMasterplan PercepatanPercepatan Pembangunan Pembangunan EkonomiEkonomi Indonesia (MP3EI) Indonesia (MP3EI) dandan Program

Program PercepatanPercepatan dandan PerluasanPerluasan PenguranganPengurangan KemiskinanKemiskinan Indonesia (MP3KI) Indonesia (MP3KI) termasuktermasuk Program Klaster

Program Klaster--4;4; 2.

2. MendukungMendukung Program domestic Program domestic conectivityconectivity, , KetahananKetahanan PanganPangan NasionalNasional, , dandan PengendalianPengendalian BanjirBanjir;; 3.

3. MendukungMendukung pencapaianpencapaian MilleniumMillenium Development Goals (MDGDevelopment Goals (MDG’’s) s) dandan program program responsifresponsif gender;gender; 4.

(14)

PENYELENGGARAAN BIDANG PU

PENYELENGGARAAN BIDANG PU

Satker Tetap Satker Tetap S K P D BANG WAS di PUSAT TUR BIN

BIN BANG WAS

di DAERAH

Dekonsentrasi

TUR BIN WAS

Dilaksanakan Sendiri

TUR BIN BANG WAS

Tugas Pembantuan Provinsi

Urusan

Pemerintahan

UrsPem Kewenangan Pemerintah S K P D S K P D S K P D APBN Dep. PU APBD Tugas Pembantuan BANG Provinsi/Kab/Kota

Pemerintahan

Bidang PU

UrsPem Kewenangan Provinsi UrsPem Kewenangan Kab/Kota

(15)

KAWASAN KORIDOR KOMODITI UNGGULAN DEBOTTLENECKING REGULASI PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PUSAT EKONOMI NON-KORIDOR

KO

N

EK

TI

VI

TA

S

KO

N

EK

TI

VI

TA

S

Keterkaitan Pembangunan

Keterkaitan Pembangunan IInfrastruktur

nfrastruktur PU dan

PU dan

Permukiman

Permukiman pada

pada Kawasan K

Kawasan Koridor

oridor E

Ekonomi

konomi

INFRASTRUKTUR BIDANG PU INFRASTRUKTUR PEMERINTAH LAINNYA INFRASTRUKTUR OLEH SWASTA

JALAN AIR BAKU& AIR BERSIH PENGENDALIAN BANJIR

KO

N

EK

TI

VI

TA

S

JA

LA

N

KO

N

EK

TI

VI

TA

S

JA

LA

N

PENGELOLAAN AIR LIMBAH

Pembangunan Kawasan Koridor Mengacu RTRW dan RTR Kawasan Pembangunan Kawasan Koridor Mengacu RTRW dan RTR Kawasan

(16)

PENINGKATAN DAN PERLUASAN

PROGRAM-PROGRAM PRO-RAKYAT

I.

PROGRAM RUMAH SANGAT SEDERHANA;

II. PROGRAM KENDARAAN ANGKUTAN UMUM;

III. PROGRAM AIR BERSIH UNTUK RAKYAT;

III. PROGRAM AIR BERSIH UNTUK RAKYAT;

IV. PROGRAM LISTRIK MURAH DAN HEMAT;

V. PROGRAM PENINGKATAN KEHIDUPAN NELAYAN; dan

VI. PROGRAM PENINGKATAN KEHIDUPAN MASYARAKAT

(17)

I. Program Rumah Murah dan Sangat Murah

1. Rumah Sangat Murah

Untuk rakyat sangat miskin dan miskin,

Harga Rp 5 juta sampai 10 juta

Dana Bantuan Pemenrintah, BUMN dan CSR Swasta

Bisa konsep rumah singgah “sementara”

Jika sudah siap  menuju rumah murah

2. Rumah Murah

Program Pro

Program Pro--Rakyat yang

Rakyat yang Terkait

Terkait Kementerian

Kementerian PU

PU

2. Rumah Murah

Untuk rakyat berpenghasilan rendah (termasuk petani penggarap,

nelayan dan buruh kelas bawah)

Harga Rp 20 juta sampai 25 juta

Pemberian kredit sangat lunak

Pemerintah bantu sebagian biaya pembelian

III.

Program Air Bersih untuk Rakyat

Atasi krisis air di daerah tandus dan sulit air;

Sasaran: Tidak ada lagi krisis air tahun 2025;

Paduan Proyek PU dan PNPM

(18)

V. Program Peningkatan Kehidupan Nelayan

Pembuatan rumah murah bagi nelayan;

Membuat alternatif kegiatan/pekerjaan nelayan;

Skema UMK dan KUR;

Pembangunan SPBU solar dan Cold Storage;

Angkutan umum murah;

Fasilitas sekolah dan Puskesmas, termasuk perbankan.

Program Pro

Program Pro--Rakyat yang

Rakyat yang Terkait

Terkait Kementerian

Kementerian PU

PU

Fasilitas sekolah dan Puskesmas, termasuk perbankan.

VI. Program Kehidupan Masyarakat Pinggir Kota:

Pembangunan rumah sangat sederhana;

UMK & Pekerjaan;

Relokasi bila perlu;

(19)

Tiga (3) Program Prioritas:

1. Surplus Beras

Dari Swasembada ke surplus beras,

Dalam waktu 5-10 tahun ke depan

2. Lapangan Kerja

ARAHAN PRESIDEN (

ARAHAN PRESIDEN (Direktif

Direktif Bogor)

Bogor)

2. Lapangan Kerja

Percepatan pengurangan pengangguran

Pengurangan satu juta per tahun

3. Transportasi Jakarta

Kemacetan teratasi sebelum tahun 2020

(20)

1. Mengimplementasikan Pedoman Perencanaan;

2. Program/Kegiatan baru, direncanakan sejak n-3, penyiapan dan

penyelesaian kesiapan proyek (readiness criteria) pada n-2,

sehingga pada saat pengusulan kegiatan (n-1) semua sudah

siap;

3. Mengurangi program/kegiatan yang kurang effektif mendukung

3. Mengurangi program/kegiatan yang kurang effektif mendukung

prioritas nasional;

4. Menyusun besaran kegiatan (paket) yang proporsional dan

selalu berorientasi pada effektifitas dan efisiensi;

5. Mengupayakan semaksimal mungkin kualitas pekerjaan sesuai

dengan yang direncanakan (tercapainya umur rencana),

(21)

PRINSIP PENYUSUNAN PROGRAM/KEGIATAN

1. Merupakan tugas tanggung jawab Pemerintah (Pusat)

2. Memiliki dampak signifikan terhadap pencapaian sasaran pembangunan:

pertumbuhan ekonomi, pembukaan lapangan kerja, penurunan jumlah

kemiskinan, mendukung ketahanan pangan, mendukung pembangunan

berkelanjutan;

3. Penting dan mendesak dilaksanakan;

4. Realistis untuk dilaksanakan;

4. Realistis untuk dilaksanakan;

5. Dilaksanakan dengan menerapkan prinsip good governance (efisien,

efektif, transparan, akuntabel, dan partisipatif);

6. Merupakan bagian dari RPJMN, Renstra, RKP PU, dan Hasil Konreg;

7. Memperhatikan hasil Kunjungan Kerja, Kunjungan Spesifik, Kunjungan

Individual, Rapat Kerja, RDP dng Komisi V DPR-RI;

8. Alokasi PHLN yang akan diserap harus sudah merupakan bagian dari

Komitmen Annual Work Plan dan dipastikan dapat diserap.

(22)

ALOKASI PER PROVINSI

KEMENTERIAN PU TAHUN 2010-2012

RPM PHLN TOTAL RPM PHLN TOTAL RPM PHLN TOTAL TOTAL 2011-2010 TOTAL 2012-2011 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 = 8 - 5 13 = 11 - 8 7.604 1.517 9.121 14.838 1.747 16.585 17.666 1.166 18.831 7.464 2.247 1 441 100 541 1.290 164 1.454 1.624 50 1.674 913 220 2 317 34 351 511 60 571 720 34 754 220 183 3 524 75 598 749 101 850 1.030 31 1.061 252 211 4 SULAWESI SELATAN 950 537 1.487 1.505 519 2.024 1.589 523 2.111 537 87

KAWASAN TIMUR INDONESIA SULAWESI UTARA GORONTALO SULAWESI TENGAH (Dalam Miliar Rupiah) No. Provinsi APBN TA. 2010 APBN-P TA. 2011 APBN TA. 2012 SELISIH 4 950 537 1.487 1.505 519 2.024 1.589 523 2.111 537 87 5 366 57 422 576 85 661 688 44 732 238 71 6 276 92 368 665 116 781 874 82 956 413 175 7 523 296 819 1.554 294 1.848 1.524 109 1.633 1.029 (215) 8 585 216 801 1.053 283 1.335 1.199 167 1.366 534 30 9 679 66 745 1.419 75 1.495 1.881 79 1.960 749 465 10 591 16 608 1.243 32 1.275 1.118 39 1.157 667 (118) 11 254 10 263 634 11 645 728 6 734 382 89 12 1.422 1 1.423 2.511 2 2.513 3.096 2 3.098 1.090 584 13 677 16 693 1.128 5 1.133 1.596 2 1.598 440 465 NUSA TENGGARA TIMUR

MALUKU MALUKU UTARA PAPUA PAPUA BARAT SULAWESI SELATAN SULAWESI BARAT SULAWESI TENGGARA BALI

(23)

ALOKASI DAK BIDANG INFRASTRUKTUR

(PROVINSI DAN KABUPATEN/KOTA) TA. 2010-2012

.

(Dalam Miliar Rupiah)

2011-2010

2012-2011

1 Provinsi Sulawesi Utara

107

171

180

65

9

2 Provinsi Gorontalo

56

96

90

40

(6)

3 Provinsi Sulawesi Tengah

118

161

161

43

1

4 Provinsi Sulawesi Selatan

218

324

290

106

(34)

5 Provinsi Sulawesi Barat

47

81

86

34

5

SELISIH

NO

PROVINSI

2010

2011

2012

5 Provinsi Sulawesi Barat

47

81

86

34

5

6 Provinsi Sulawesi Tenggara

99

122

163

22

41

7 Provinsi Bali

59

84

119

26

34

8 Provinsi Nusa Tenggara Barat

96

137

157

41

20

9 Provinsi Nusa Tenggara Timur

194

280

303

86

23

10 Provinsi Maluku

101

130

113

29

(17)

11 Provinsi Maluku Utara

85

132

126

47

(6)

12 Provinsi Papua

442

539

510

96

(29)

13 Provinsi Papua Barat

121

162

157

41

(6)

1.745

2.419

2.453

675

34

Total

(24)

Pada 2013 kita berpegang pada RPJMN dan Renstra.

Ada 7 prioritas program sesuai arahan Presiden yang belum tertuang dalam

RPJMN dan Renstra PU sehingga diperlukan new inisiatif ; di mana yang

berhubungan langsung dengan Kementerian PU, antara lain:

Koridor Ekonomi, percepatan dan perkuatan domestic connectivity;

Ketahanan Pangan, dalam rangka peningkatan 7% produksi;

Ketahanan Pangan, dalam rangka peningkatan 7% produksi;

Air Minum, dalam rangka pencapaian target MDG’s;

Pemenuhan kebutuhan perumahan untuk masyarakat miskin;

Penanganan Pasca Bencana Alam ;

Isu perbatasan ;

Kegiatan Pendukung (Jakons, Litbang, RB, dll)

Arahan tersebut memerlukan penyesuaian Renstra PU dan diusulkan melalui

(25)

Tahun ini Kementerian PU diberikan Anugerah Parahita Ekapraya (APE) Kategori Utama

oleh Presiden Republik Indonesia, yang merupakan penghargaan tertinggi dalam

pelaksanaan pengarusutamaan gender (PUG).

Namun demikian masih terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam rangka

meningkatkan kualitas PUG, antara lain sebagai berikut:

1)

Masih perlu ditingkatkannya dan diperluasnya pemahaman mengenai konsep

gender, PUG, PPRG, dan Anggaran Responsif Gender (ARG), dari tingkat pengambil

kebijakan sampai pelaksana kegiatan.

2)

Pelaksanaan PUG perlu dimulai dari analisis situasi yang dikaitkan dengan

PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN RESPONSIF GENDER

PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN RESPONSIF GENDER ((PPRG

PPRG))

2)

Pelaksanaan PUG perlu dimulai dari analisis situasi yang dikaitkan dengan

ketidaksetaraan gender, berupa tingkat keberpihakan terhadap kepentingan laki-laki

maupun perempuan, anak-anak, dan termasuk orang dengan kebutuhan khusus.

3)

ARG merupakan salah satu bukti keberpihakan kita dalam mengurangi

ketidaksetaraan gender dan sebagai implementasi penganggaran berbasis kinerja.

Penerapannya mengacu pada Peraturan Menteri Keuangan (PMK) tentang

Penyusunan RKAK-KL.

4)

Penentuan Kegiatan yang responsif gender harus dilakukan sedini mungkin dan

diikuti dengan penyiapan dan pelaksanaan yang dilakukan dengan sebaik mungkin,

agar benar-benar dapat memberikan nilai tambah dan meningkatkan kualitas

pembangunan infrastruktur PU dan Permukiman

(26)

TERIMA KASIH

TERIMA KASIH

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa dalam novel Surga Yang Tak Dirindukan karya Asma Nadia, didalamnya terkandung pesan moral yang

komunitas yaitu cerminan dan kesadaran kritis, membangun identitas komunitas, tindakan representasi dan politis, praktek yang berhubungan dengan budaya, asosiasi

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Wanita Pengusaha Dalam Memulai Usaha

Berdasarkan uraian tersebut maka peneliti mempunyai gagasan untuk mengadakan penelitian tentang adakah korelasi kecerdasan spiritual dengan motivasi belajar siswa pada

Pada luka insisi operasi dilakukan infiltrasi anestesi local levobupivakain pada sekitar luka karena sekresi IL-10 akan tetap dipertahankan dibandingkan tanpa

Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari

2.Jumlah kata tiap baris 8-12 suku kata 3.Baris pertama dan kedua disebut sampiran 4.Baris ketiga dan empat disebut isi..

Terhambatnya kemampuan berbahasa secara keseluruhan yang dialami anak tunarungu, berimplikasi pada kebutuhan khusus mereka untuk memperoleh layanan pendidikan yang