• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

154

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengamatan dan pengalaman penulis selama melaksanakan magang di Proyek Condominium The Accent Bintaro Tangerang Selatan dapat diambil kesimpulan antara lain :

1. Metode yang dipakai dalam pengerjaan kolom pada bagian unit hunian seperti yang diambil adalah lantai 8 menggunakan Metode konvensional dan Metode Standing. Data durasi yang diperoleh kolom konvensional didapat melalui data pengamatan kolom konvensional lantai 7 yang sudah dikonversikan dengan variabel sehingga menghasilkan standart time dan dapat digunakan sebagai data akurat kolom konvensional lantai 8. Metode Standing digunakan untuk menghemat efisiensi waktu dan biaya jika dipakai lebih dari 1 kali siklus pekerjaan pelaksanaan kolom. Sebaliknya, hanya efisien di waktu namun , tidak pada biaya jika dipakai dalam 1 kali pekerjaan. 2. Urutan pengerjaan kolom beton bertulang dengan Metode Standing adalah sebagai

berikut :

a) Marking as-as Kolom b) Pabrikasi tulangan kolom

c) Pembuatan stek/adjustable support d) Pemasangan tulangan kolom e) Pemasangan sepatu kolom f) Pemasangan beton decking g) Pemasangan busa kolom h) Pengangkatan bekisting kolom

i) Pemasangan bekisting dengan table form (table form sudah ada saat pabrikasi bekisting)

j) Pemberian oli pada bekisting kolom

k) Vertikallity

l) Pengecoran Kolom

m) Pembongkaran kolom tidak sepenuhnya hanya pelonggaran n) Pengangkatan bekisting dengan Tc

(2)

155 o) Perawatan Beton

3. Urutan pengerjaan kolom beton bertulang dengan Metode Konvensional adalah sebagai berikut :

a) Marking As-As Kolom b) Pabrikasi Tulangan Kolom

c) Pembuatan Stek/adjustable support d) Pemasangan tulangan kolom e) Pemasangan sepatu kolom f) Pemasangan beton decking g) Pemasangan busa kolom h) Pemasangan bekisting

i) Pemberian oli pada bekisting kolom

j) Vertikallity

k) Pengecoran Kolom

l) Pembongkaran Kolom Sepenuhnya m) Perawatan Beton

4. Setiap aktivitas pengerjaaan pelaksanaan kolom membutuhkan durasi atau lama pekerjaan. Durasi dibutuhkan akan menjadi pembanding efisiensi waktu antara pengerjaan kolom dengan Metode Standing dan Metode Konvensional pada pengerjaan kolom. Durasi yang rendah adalah durasi yang menjelaskan bahwa waktu pengerjaan lebih efisien dan Metode Standing dapat dikatakan lebih efisien.

Dibawah ini terdapat tabel yang menjelaskan tentang total durasi pengerjaan kolom secara keseluruhan dengan Metode Konvensional dan Standing.

(3)

156 Tabel 5.1.Durasi Pelaksanaan Pekerjaan Kolom Metode Konvensional dan Standing

Tabel 5.2.Durasi Pelaksanaan Pekerjaan Bekisting Keseluruhan Kolom Metode Konvensional dan Standing

Tabel diatas menjelaskan total durasi pengerjaan bekisting kolom konvensional dan

standing yang dimulai dari pabrikasi bekisting sampai dengan pembongkaran bekisting.

Tabel 5.3.Durasi Pelaksanaan Pekerjaan Bekisting Tanpa Pabrikasi Bekisting Kolom Metode Konvensional dan Standing

K3 Konvensional 193 K4 Konvensional 195 K5 Konvensional 193 K3 Standing 146 K4 Standing 148 K5 Standing 145 Tipe Kolom

Total durasi Pelaksanaan Pengerjaan Kolom Keseluruhan

Durasi Pekerjaan (jam)

K3KO 95 K4KO 96 K5KO 95 K3ST 49 K4ST 51 K5ST 49

Tipe Kolom Durasi Pekerjaan (jam)

Total durasi Pelaksanaan Pengerjaan Bekisting Kolom

K3KO 3 K4KO 4 K5KO 4 K3ST 1 K4ST 1 K5ST 1 Tipe

Kolom Durasi Pekerjaan (Jam)

Total durasi Pelaksanaan Pengerjaan Bekisting Kolom (-)

(4)

157 Tabel diatas menjelaskan total durasi pengerjaan bekisting kolom konvensional dan

standing yang dimulai dari erection bekisting sampai dengan pembongkaran bekisting

tanpa adanya pabrikasi bekisting kolom.

5. Pelaksanaan pengerjaan kolom menggunakan analisis biaya yang disajikan dalam bentuk AHS pada pengerjaan kolom K3. Analisis hanya terdapat pada material berupa bahan, alat dan pekerja. Analisis biaya dibutuhkan untuk dapat mengetahui efisiensi biaya yang terdapat pada pengerjaan kolom dengan Metode Standing dan Konvensional. Kesimpulanya dapat memilih metode pengerjaan yang lebih efisien dalam biaya. Hasilnya adalah efisiensi biaya diperoleh pada pelaksanaan pengerjaan kolom dengan metode konvensional( jika digunakan pemakaian hanyak 1 siklus pekerjaan)( Dapat dilihat pada tabel 4.11 dan 4.12 di bab IV serta dengan lampiran 5 terkait kurva S).

6. Produktivitas diperoleh dari pembagian antara volume dengan durasi suatu item dalam pelaksanaan pengerjaan kolom dengan Metode Standing dan Konvensional. Produktivitas dipengaruhi oleh volume, waktu, jumlah tenaga kerja dan material/alat yang digunakan.

Volume yang sama pada setiap kolom dengan Metode Konvensional dan Standing akan menghasilkan produktivitas yang lebih besar pada kolom dengan Metode Standing dikarenakan waktu pengerjaan lebih cepat sehingga lebih efisien dalam waktu.

Produktivitas pada pengerjaan perkuatan/vertikallity, pabrikasi bekisting kolom dan pembongkaran dan lainnya pada Metode Standing menghasilkan produktivitas lebih besar dibandingkan Metode Konvensional dikarenakan waktu pengerjaan yang lebih cepat. Hal tersebut menyimpulkan bahwa kolom dengan Metode Standing lebih efisien dalam segi waktu.

Perbandingan produktivitas antara kolom dengan Metode Konvensional dan Standing adalah seperti tabel dibawah ini :

(5)

158 Tabel 5.4.Produktivitas Pekerjaan Kolom Metode Konvensional dan Standing

7. Permasalahan-permasalahan yang terjadi pada kolom dapat dilihat pada Bab IV. 8. Faktor-Faktor yang mempengaruhi pengerjaan kolom standing dan konvensional

adalah sebagai berikut : a) Material

b) Lingkungan c) Manajemen

d) Kualitas dan kuantitas e) Metode pelaksanaan f) Pekerja K3KO 32.151 0.12743 115.900 11.59 5.795 12.32061069 24.6159292 23.779 K4KO 35.62 0.14687 134.200 6.71 6.71 13.317 25.742 31.646 K5KO 30.598 0.12031 91.500 10.98 5.49 10.886 22.515 22.630 K3ST 53.8 0.24021 231.800 57.95 57.95 16.14 68.17647059 53.800 K4ST 35.800 0.27020 161.040 44.7333 44.7333 16.523 41.938 71.600 K5ST 38.4 0.22717 131.76 54.90 36.6 13.9636 36.6 51.2 Bongkar Bekisting Curing Perbandingan Produktivitas Pekerjaan Kolom metode kovensional dan standing

Pemasangan bekisting

kolom

Perkuatan,pengikatan

atau Vertikality Cor Tipe Kolom Pabrikasi Bekisting Kolom Erection Bekisting Kolom Erection Kolom

(6)

159 9. Kelemahan dan kelebihan yang terdapat pada kolom dengan metode standing dan

konvensional adalah sebagai berikut :

Tabel 5.5.Kelemahan dan Kelebihan Kolom Beton Bertulang Dengan Sistem Konvensional

No Kelemahan Kelebihan

1 Waktu yang digunakan dalam pelaksanaan pengerjaan khususnya pada saat pelaksanaan pemasangan bekisting kolom lebih lama.

Hasil pengerjaan kolom beton terlihat lebih mulus dan rapi

2 Harus menunggu pengerjaan pengecoran plat lantai, balok dan lainnya sehingga tidak efisien dalam siklus waktu pengerjaan.Selain itu juga harus menggunakan bekisting dan menunggu pemakaian secara bergantian.

Tidak terlalu memusatkan kosentrasi yang berlebihan saat pemasangan bekisting, marking dan pabrikasi besi

3 Efisien dalam segi biaya. Tidak menggunakan pheonolic yang kelas atas sehingga bekisting tidak terlalu kuat.

Tabel 5.6.Kelemahan dan Kelebihan Kolom Beton Bertulang Dengan Sistem Standing

No Kelemahan Kelebihan

1 Hasil pengerjaan kolom khususnya pada saat pengecoran dan pekerjaan bekisting yang tidak rapi menyebabkan terdapatnya sambungan bekisting yang terlihat tidak rapi.

Waktu yang digunakan dalam pelaksanaan pengerjaan kolom lebih cepat dan efisien.

2 Hasil pengerjaan kolom yang tidak rapi menyebabkan terdapat bekas cor dan plin dan tidak efisien dalam segi biaya jika dipakai 1 kali siklus pekerjaan.

Mutu dari pheonolic nya kelas atas sehingga bekisting lebih kuat.

(7)

160 3 Tidak akuratnya marking menyebabkan

penulangan miring atau bekisting yang tidak proporsional.

Mengurangi produktivitas pekerja dalam segi tenaga.

4 Menggunakan waktu yang lebih lama saat marking, pabrikasi besi dan pemasangan bekisting kolom.

Tidak terlalu menggunakan waktu lama saat vertikallity dikarenakan waktu yang lama dipakai saat marking sehingga effisien dalam waktu

vertikallity.

10. Efisien biaya dapat diperoleh dengan menggunakan kolom dengan Metode Standing jika pemakaian bekistingnya 6-8 kali siklus kerja.

11. Solusi –Solusi yang dapat diberikan terkait permasalahan yang terdapat pada kolom adalah sebagai berikut :

a) Patching (penambalan)

Dilakukan pada area beton yang bermasalah pada selimut beton. Penambalan

(patching) menggunakan sika atau bahan dasar polymer/ bahan campuran

semen dan air atau dapat dikatakan melapisi permukaan beton yang terkelupas dengan bounding agent /sika grouting dan melapisinya dengan sika grouting. Solusi ini dapat berlaku pada beton yang keropos. Sebelum pelaksanaan harus ada pembersihan/ pengeringan terlebih dahulu.

b) Grouting

Grouting adalah solusi yang berperan dalam membongkar retakan hingga dasar

retakan atau perapian dari beton yang tidak rapi/tidak lurus lalu menuang

bounding agent/sika grouting/ material perbaikan yang nanti hasilnya akan

merapatnya beton yang lama dan material perbaikan struktur tersebut. Solusi ini dipakai untuk beton yang retak. Sebelum pelaksanaan harus ada pembersihan/ pengeringan terlebih dahulu.

c) Pressure Grouting/ Injeksi(Suntikan)

Injeksi dilakukan dengan membuat lubang di sepanjang retakan yang jarak dari 1 lubang ke lubang lain adalah 25 cm lalu tutup dengan selang karet. Setelah itu, material perbaikan struktur/ exopy/ bounding agent/ sika grouting dapat dimasukkan ke dalam lubang karet tersebut. Jika material itu keluar pada salah

(8)

161 satu selang karet, maka segera tutup selang lubang tersebut. Sebelum pelaksanaan, harus ada pembersihan/pengeringan terlebih dahulu.

5.2 Saran

Adapun saran-saran yang dapat penulis berikan berdasarkan hasil pengamatan, pembahasan dan kesimpulan adalah sebagai berkut :

1. Pembersihan lahan proyek baik management area/ site harus lebih diperhatikan agar tertata rapi dan mobilisasi dapat menghasilkan efisiensi waktu pengerjaan khususnya pada kolom.

Contohnya : Lokasi/ area pabrikasi besi seperti pemotongan, penyimpanan dan pembengkokan , pabrikasi bekisting, area/ site pengangkatan besi kolom dan lainnya. 2. Pekerjaan pemasangan sepatu kolom sering terlupakan oleh para pekerja. Sebaiknya

setiap mandor dan bagian pengawas selalu mengingatkan untuk diadakannya pemasangan sepatu kolom dikarenakan hal tersebut sangat penting pada saat pemasangan bekisting guna menjaga kerekatan bekisting pada tulangan kolom.

3. Adanya penambahan alat pengecoran kolom yang tidak terlalu mahal dengan kapasitas mampu mengecor kolom yang memiliki tinggi lebih dari 3 meter seperti spider concrete

pump sehingga dapat menghasilkan effisiensi waktu.

4. Sebaiknya para pekerja/ tukang-tukang di lapangan selalu diingatkan untuk melakukan pengecoran kolom dengan jarak yang kurang lebih 1-1.5 meter di atas tulangan besi kolom agar tidak terjadi segregasi selain itu, agar selalu melakukan pembersihan atau pengeringan pada kolom saat di grouting apabila kolom tersebut keropos.

5. Pada saat melakukan pemasangan bekisting diupayakan setiap sisi harus rapat agar tidak terjadi plin.

6. Pada saat pembongkaran bekisting harus benar-benar dibongkar saat umurnya

memenuhi standart untuk dibongkar. Waktu untuk hal tersebut dapat diketahui melalui test silinder beton.

7. Penggunaan lampu atau genset seharusnya dipantau agar pengecoran di malam hari atau kondisi gelap dapat terlaksana dengan baik.

8. Penggunaan minyak solar yang merugikan seharusnya dipantau dan diberhentikan pada saat pengerjaan bekisting agar tidak merugikan hasil pengecoran kolom.

(9)

162 produktivitas harus diperhatikan agar waktu pelaksanaan menjadi lebih efektif dan efisien serta produktivitas dapat meningkat. Bila perlu, kontraktor dapat melakukan penambahan tenaga kerja pelaksana atau membuat jadwal shift kerja.

Gambar

Tabel 5.2.Durasi Pelaksanaan Pekerjaan Bekisting Keseluruhan Kolom Metode  Konvensional dan Standing
Tabel 5.5.Kelemahan dan Kelebihan Kolom Beton Bertulang Dengan Sistem  Konvensional

Referensi

Dokumen terkait

Adapun konsep pemasaran (marketing) : Orientasi pelanggan, menemukan apa yang diingkan oleh konsumen serta menyediakan bagi mereka (lebih memperhatikan

Mengetahui hasil belajar keterampilan menulis karangan sederhana dengan menggunakan model Think Talk Write (TTW) kelas XI Bahasa jerman di SMAN 1 Krian dengan

Kenjougo adalah keigo yang menyatakan rasa hormat terhadap lawan bicara atau orang yang dibicarakan dengan cara merendahkan diri pembicara (termasuk benda-benda,

 Sistem Satelit Lingkungan Operasional Berorbit Polar Nasional adalah suatu sistem satelit yang akan digunakan untuk memantau kondisi lingkungan global, dan

Maka dari model regresi ini dapat disimpul- kan bahwa corporate governance (kepemilikan institusional, kualitas audit, komisaris independen, komite audit), profitabilitas

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi dan mencari solusi permasalahan cahaya alami terhadap kenyamanan visual di ruang kerja pada rumah tinggal mahasiswa

Pada gambar 4.5 menunjukkan bahwa pada penelitian ini formulasi edible film dari campuran 3g tepung tapioka, 3 ml kitosan 2%, 1 ml gliserin, dan 1 g ektrak kulit

Laporan ini pada prinsipnya adalah rekam informasi penyelenggaraan pemerintahan daerah selama 1 (satu) tahun anggaran yang disusun berdasarkan Peraturan Bupati