• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN KEUANGAN UNIT AKUNTANSI KUASA PENGGUNA ANGGARAN BA.018 SEMESTER II TAHUN ANGGARAN 2020

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN KEUANGAN UNIT AKUNTANSI KUASA PENGGUNA ANGGARAN BA.018 SEMESTER II TAHUN ANGGARAN 2020"

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

SEMESTER II TAHUN ANGGARAN 2020

Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi

Untuk Periode Yang Berakhir 31 Desember 2020

(2)

Sebagaimana diamanatkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara bahwa Menteri/Pimpinan Lembaga sebagai Pengguna Anggaran/Barang mempunyai tugas antara lain menyusun dan menyampaikan laporan keuangan Kementerian Negara/Lembaga yang dipimpinnya.

Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi adalah salah satu entitas akuntansi di bawah Kementerian Pertanian yang berkewajiban menyelenggarakan akuntansi dan laporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. Salah satu pelaksanaannya adalah dengan menyusun laporan keuangan berupa Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Operasional, Laporan Perubahan Ekuitas dan Catatan atas Laporan Keuangan.

Penyusunan Laporan Keuangan Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan dan kaidah-kaidah pengelolaan keuangan yang sehat dalam pemerintahan. Laporan Keuangan ini telah disusun dan disajikan dengan basis akrual sehingga akan mampu menyajikan informasi keuangan yang lebih transparan, akurat, dan akuntabel.

Laporan Keuangan ini diharapkan dapat memberikan informasi yang berguna kepada para pengguna laporan khususnya sebagai sarana untuk meningkatkan akuntabilitas/pertanggungjawaban dan transparansi pengelolaan keuangan negara pada Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi. Disamping itu, laporan keuangan ini juga dimaksudkan untuk memberikan informasi kepada manajemen dalam pengambilan keputusan dalam usaha untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance).

Bogor, 31 Desember 2020 kepala Balai,

Dr. Harmanto

(3)

Kata Pengantar Daftar Isi

Pernyataan Tanggung Jawab Ringkasan

I. Laporan Realisasi Anggaran II. Neraca

III. Laporan Operasional

IV. Laporan Perubahan Ekuitas V. Catatan atas Laporan Keuangan

A. Penjelasan Umum

B. Penjelasan atas Pos-pos Laporan Realisasi Anggaran B.1. Penerimaan Negara Bukan Pajak

B.2 Belanja

B.3. Belanja Pegawai B.4. Belanja Barang B.5. Belanja Modal

B.5.1. Belanja Modal Peralatan dan Mesin C. Penjelasan atas Pos-pos Neraca

C.1. Aset Lancar

C.1.1. Persediaan C.2. Aset Tetap

C.2.1. Peralatan dan Mesin C.2.2. Gedung dan Bangunan C.2.3. Jalan, Irigasi dan Jaringan C.2.4. Aset Tetap Lainnya

C.2.5. Akumulasi Penyusutan Aset Tetap C.3. Aset Lainnya

C.3.1. Aset Tak Berwujud C.3.2. Aset Lain-lain

C.3.3. Akumulasi Penyusutan/Amortisasi Aset Lainnya C.4. Kewajiban Jangka Pendek

C.5. Ekuitas

C.5.1. Ekuitas

D. Penjelasan atas Pos-pos Laporan Operasional D.1. Pendapatan Negara Bukan Pajak Lainnya D.2. Beban Pegawai

D.3. Beban Persediaan D.4. Beban Barang dan Jasa D.5. Beban Pemeliharaan D.6. Beban Perjalanan Dinas

D.7. Beban Penyusutan dan Amortisasi

D.8. Surplus/Defisit dari Kegiatan Non Operasional E. Penjelasan atas Pos-pos Laporan Perubahan Ekuitas E.1. Ekuitas Awal

(4)

Dampak Kumulatif Perubahan Kebijakan Akuntansi/Kesalahan Mendasar E.3.1. Selisih Revaluasi Aset Tetap

E.3.2. Koreksi Nilai Aset Tetap/Lainnya Non Revaluasi E.4. Transaksi Antar Entitas

E.4.1. Diterima Dari Entitas Lain (DDEL)/Ditagihkan Ke Entitas Lain (DKEL) E.4.2. Transfer Masuk/Transfer Keluar

E.5. Ekuitas Akhir

F. Pengungkapan-pengungkapan Lainnya

F.1. Kejadian-kejadian Penting Setelah Tanggal Neraca F.2. Pengungkapan Lain-lain

(5)

PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB

Laporan Keuangan Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi yang terdiri dari: (a) Laporan Realisasi Anggaran, (b) Neraca, (c) Laporan Operasional, (d) Laporan Perubahan Ekuitas, dan (e) Catatan atas Laporan Keuangan Tahun Anggaran 2020 sebagaimana terlampir adalah merupakan tanggung jawab kami.

Laporan Keuangan tersebut telah disusun berdasarkan sistem pengendalian intern yang memadai, dan isinya telah menyajikan informasi pelaksanaan anggaran dan posisi keuangan secara layak sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan.

Bogor, 31 Desember 2020 kepala Balai,

Dr. Harmanto NIP. 196711231993031001

(6)

RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN

Laporan Keuangan Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi Tahun 2020 ini telah disusun dan disajikan sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) dan berdasarkan kaidah-kaidah pengelolaan keuangan yang sehat di lingkungan pemerintahan. Laporan Keuangan ini meliputi:

I. Laporan Realisasi Anggaran

Laporan Realisasi Anggaran menggambarkan perbandingan antara anggaran dengan realisasinya, yang mencakup unsur-unsur Pendapatan-LRA dan Belanja selama periode 1 Januari sampai dengan 31 Desember 2020.

Realisasi Pendapatan Negara pada TA 2020 adalah berupa Pendapatan Negara Bukan Pajak sebesar Rp27.393.100,00 atau mencapai 126,32% dari estimasi Pendapatan-LRA sebesar Rp21.685.000,00

Realisasi Belanja Negara pada TA 2020 adalah sebesar Rp9.941.544.512,00 atau mencapai 97,53% dari alokasi anggaran sebesar Rp10.193.797.000,00

II. Neraca

Neraca menggambarkan posisi keuangan entitas mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas pada 31 Desember 2020.

Nilai Aset per 31 Desember 2020 dicatat dan disajikan sebesar Rp12.269.244.738,00 yang terdiri dari: Aset Lancar sebesar Rp1.673.400,00; Aset Tetap (neto) sebesar Rp12.255.251.382,00; Piutang Jangka Panjang (neto) sebesar Rp0,00; dan Aset Lainnya (neto) sebesar Rp12.319.956,00.

Nilai Kewajiban dan Ekuitas masing-masing sebesar Rp0,00 dan Rp12.269.244.738,00.

III. Laporan Operasional

Laporan Operasional menyajikan berbagai unsur pendapatan-LO, beban, surplus/defisit dari operasi, surplus/defisit dari kegiatan non operasional, surplus/defisit sebelum pos luar biasa, pos luar biasa, dan surplus/defisit-LO, yang diperlukan untuk penyajian yang wajar. Pendapatan-LO untuk periode sampai dengan 31 Desember 2020 adalah sebesar Rp21.379.000,00, sedangkan jumlah beban adalah sebesar Rp10.103.082.744,00 sehingga terdapat Defisit Kegiatan Operasional senilai Rp-10.081.703.744,00. Kegiatan Non Operasional dan Pos-Pos Luar Biasa masing-masing sebesar Surplus Rp5.611.100,00 dan Defisit Rp0,00 sehingga entitas mengalami Defisit-LO sebesar Rp-10.076.092.644,00. IV. Laporan Perubahan Ekuitas

Laporan Perubahan Ekuitas menyajikan informasi kenaikan atau penurunan ekuitas tahun pelaporan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Ekuitas pada tanggal 01 Januari 2020 adalah sebesar Rp12.264.942.991,00 ditambah Defisit-LO sebesar Rp-10.076.092.644,00 kemudian ditambah/dikurangi dengan koreksi-koreksi senilai Rp0,00 dan ditambah

(7)

Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi 7 Transaksi Antar Entitas sebesar Rp10.080.394.391,00 sehingga Ekuitas entitas pada tanggal 31 Desember 2020 adalah senilai Rp12.269.244.738,00.

V. Catatan atas Laporan Keuangan

Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK) menyajikan informasi tentang penjelasan atau daftar terinci atau analisis atas nilai suatu pos yang disajikan dalam Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Operasional, dan Laporan Perubahan Ekuitas. Termasuk pula dalam CaLK adalah penyajian informasi yang diharuskan dan dianjurkan oleh Standar Akuntansi Pemerintahan serta pengungkapan-pengungkapan lainnya yang diperlukan untuk penyajian yang wajar atas laporan keuangan.

Dalam penyajian Laporan Realisasi Anggaran untuk periode yang berakhir sampai dengan tanggal 31 Desember 2020 disusun dan disajikan berdasarkan basis kas. Sedangkan Neraca, Laporan Operasional, dan Laporan Perubahan Ekuitas untuk Tahun 2020 disusun dan disajikan dengan menggunakan basis akrual.

(8)

I. LAPORAN REALISASI ANGGARAN

BALAI PENELITIAN AGROKLIMAT DAN HIDROLOGI

LAPORAN REALISASI ANGGARAN

UNTUK PERIODE YANG BERKAHIR 31 DESEMBER 2020 dan 31 DESEMBER 2019

Uraian Catatan 31 Desember 2020 31 Desember 2019

Anggaran Realisasi %. Realisasi

PENDAPATAN

Penerimaan Negara Bukan Pajak B.1. 21.685.000,00 27.393.100,00 126,32 55.104.440,00

Jumlah Pendapatan 21.685.000,00 27.393.100,00 126,32 55.104.440,00 BELANJA B.2. Belanja Pegawai B.3. 4.014.384.000,00 3.976.718.995,00 99,06 3.625.646.254,00 Belanja Barang B.4. 5.364.413.000,00 5.153.594.517,00 96,07 6.924.147.060,00 Belanja Modal B.5. 815.000.000,00 811.231.000,00 99,54 369.133.500,00 Jumlah Belanja 10.193.797.000,00 9.941.544.512,00 97,53 10.918.926.814,00

(9)

Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi 9

II. NERACA

BALAI PENELITIAN AGROKLIMAT DAN HIDROLOGI

NERACA

PER 31 DESEMBER 2020 dan 31 DESEMBER 2019

Uraian Catatan 31 Desember 2020 31 Desember 2019

ASET Aset Lancar

Persediaan C.1.1. 1.673.400,00 1.907.900,00

Jumlah Aset Lancar 1.673.400,00 1.907.900,00 Aset Tetap

Peralatan dan Mesin C.2.1. 19.865.936.001,00 18.865.668.454,00 Gedung dan Bangunan C.2.2. 10.588.957.500,00 10.588.957.500,00 Jalan, Irigasi dan Jaringan C.2.3. 180.670.500,00 180.670.500,00 Aset Tetap Lainnya C.2.4. 348.902.500,00 348.902.500,00 Akumulasi Penyusutan Aset Tetap C.2.5. -18.729.215.119,00 -17.733.757.043,00

Jumlah Aset Tetap 12.255.251.382,00 12.250.441.911,00 Aset Lainnya

Aset Tak Berwujud C.3.1. 129.675.000,00 129.675.000,00

Aset Lain-lain C.3.2. 7.114.000,00 7.114.000,00

Akumulasi Penyusutan/Amortisasi Aset Lainnya C.3.3. -124.469.044,00 -124.195.820,00

Jumlah Aset Lainnya 12.319.956,00 12.593.180,00 Jumlah Aset 12.269.244.738,00 12.264.942.991,00 Kewajiban Jangka Pendek

Jumlah Kewajiban Jangka Pendek 0,00 0,00

Jumlah Kewajiban 0,00 0,00

Ekuitas

Ekuitas C.5. 12.269.244.738,00 12.264.942.991,00

Jumlah Ekuitas 12.269.244.738,00 12.264.942.991,00 Jumlah Kewajiban dan Ekuitas 12.269.244.738,00 12.264.942.991,00

(10)

III. LAPORAN OPERASIONAL

BALAI PENELITIAN AGROKLIMAT DAN HIDROLOGI

LAPORAN OPERASIONAL

UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2020 dan 31 DESEMBER 2019

Uraian Catatan 31 Desember 2020 31 Desember 2019

KEGIATAN OPERASIONAL PENDAPATAN

Pendapatan Negara Bukan Pajak Lainnya D.1. 21.379.000,00 14.413.000,00

JUMLAH PENDAPATAN 21.379.000,00 14.413.000,00 BEBAN

Beban Pegawai D.2. 3.976.718.995,00 3.625.646.254,00 Beban Persediaan D.3. 1.169.052.867,00 1.349.980.884,00 Beban Barang dan Jasa D.4. 2.633.042.028,00 2.949.578.265,00 Beban Pemeliharaan D.5. 711.571.722,00 778.228.811,00 Beban Perjalanan Dinas D.6. 639.759.400,00 1.846.291.100,00 Beban Penyusutan dan Amortisasi D.7. 972.937.732,00 908.331.729,00

JUMLAH BEBAN 10.103.082.744,00 11.458.057.043,00 SURPLUS/DEFISIT DARI KEGIATAN OPERASIONAL -10.081.703.744,00 -11.443.644.043,00 KEGIATAN NON OPERASIONAL

Pendapatan dari Kegiatan Non Operasional Lainnya D.8. 6.464.100,00 40.691.440,00 Beban dari Kegiatan Non Operasional Lainnya D.8. 853.000,00 412.500,00

SURPLUS/DEFISIT DARI KEGIATAN NON OPERASIONAL 5.611.100,00 40.278.940,00 SURPLUS/DEFISIT - LO -10.076.092.644,00 -11.403.365.103,00

(11)

Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi 11

IV. LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS

BALAI PENELITIAN AGROKLIMAT DAN HIDROLOGI

LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS

UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2020 dan 31 DESEMBER 2019

Uraian Catatan 31 Desember 2020 31 Desember 2019

EKUITAS AWAL E.1. 12.264.942.991,00 11.617.581.194,00

SURPLUS/DEFISIT-LO E.2. -10.076.092.644,00 -11.403.365.103,00

KOREKSI YANG MENAMBAH/MENGURANGI EKUITAS YANG ANTARA LAIN BERASAL DARI DAMPAK KUMULATIF PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI/KESALAHAN MENDASAR

E.3. 0,00 137.985.411,00

Selisih Revaluasi Aset Tetap E.3.1. 0,00 -362.142.000,00

Koreksi Nilai Aset Tetap/Lainnya Non Revaluasi E.3.2. 0,00 500.127.411,00

TRANSAKSI ANTAR ENTITAS E.4. 10.080.394.391,00 11.912.741.489,00

(12)

V. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

A. PENJELASAN UMUM

A.1. Profil dan Kebijakan Teknis Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi

Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi didirikan sebagai salah satu upaya pemerintah untuk meningkatkan kwalitas Laporan/Keuangan Kementerian Negara/Lembaga Organisasi dan tata kerja entitas diatur dengan Peraturan Badan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan No. 2005/BALAP.071/2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Badan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan. Entitas berkedudukan di JL.RE Martadinata No. 30 Bogor.

Balai Penelitian Agroklimat dan Hodrologi mempunyai Tugas dan Fungsi dalam memberikan bimbingan dan dukungan implementasi akuntansi pemerintah berbasis akrual pada Kementerian Negara/Lembaga. Melalui peran tersebut diharapkan kwalitas laporan K/L dapat ditingkatkan yang pada akhirnya Laporan Keuangan Pemerintah Pusat dapat disajikan dengan akuntabel, akurat dan transparan.

Untuk mewujudkan tujuan diatas Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi berkomitmen dengan Visi “ Menjadi Balai Penelitian bertaraf Internasional yang menghasilkan Teknologi tepat guna dan informasi sumber daya iklim dan air yang akurat, real time dan professional untuk mendukung Pembangunan Pertanian “

Untuk mewujudkan akan dilakukan beberapa langkah-langkah strategis sebagai berikut :

1. Menyelenggarakan yang berkelanjutan berkaitan implementasi akuntansi pemerintah kepada Kementerian Negara/Lembaga.

2. Membina secara efektif Kementerian Negara/Lembaga dalam pemanfaatan informasi keuangan yang dihasilkan oleh sistem akuntansi yang di implementasikan.

3. Mengembangkan sistem yang professional dan terpercaya.

4. Menyelenggarakan sistem dukungan pengambilan keputusan yang handal kepada para pemangku kepentingan.

A.2. Pendekatan Penyusunan Laporan Keuangan

Laporan Keuangan Tahun 2020 ini merupakan laporan yang mencakup seluruh aspek keuangan yang dikelola oleh Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi. Laporan Keuangan ini dihasilkan melalui Sistem Akuntansi Instansi (SAI) yaitu serangkaian prosedur manual maupun yang terkomputerisasi mulai dari pengumpulan data, pencatatan dan pengikhtisaran sampai dengan pelaporan posisi keuangan dan operasi keuangan pada Kementerian Negara/Lembaga.

(13)

Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi 13 SAI terdiri dari Sistem Akuntansi Instansi Berbasis Akrual (SAIBA) dan Sistem Informasi Manajemendan Akuntansi Barang Milik Negara (SIMAK-BMN). SAI dirancang untuk menghasilkan Laporan Keuangan Satuan Kerja yang terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Operasional, Laporan Perubahan Ekuitas, dan Neraca. Sedangkan SIMAK-BMN adalah sistem yang menghasilkan informasi aset tetap, persediaan, dan aset lainnya untuk penyusunan neraca dan laporan barang milik negara serta laporan manajerial lainnya.

A.3. Basis Akuntansi

Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi menerapkan basis akrual dalam penyusunan dan penyajian Neraca, Laporan Operasi dan Laporan Perubahan Ekuitas. Basis akrual adalah basis akuntansi yang mengakui pengaruh transaksi dan peristiwa lainnya pada saat transaksi dan peristiwa itu terjadi, tanpa memperhatikan saat kas atau setara kas diterima atau dibayarkan.

Sedangkan Laporan Realisasi Anggaran basis kas untuk disusun dan disajikan dengan basis kas. Basis kas adalah basis akuntansi yang yang mengakui pengaruhi transaksi atau peristiwa lainnya pada saat kas atau setara kas diterima atau dibayar. Hal ini sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) yang ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan.

A.4. Dasar Pengukuran

Pengukuran adalah proses penetapan nilai uang untuk mengakui dan memasukkan setiap pos dalam laporan keuangan. Dasar pengukuran yang diterapkan Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi dalam penyusunan dan penyajian Laporan Keuangan adalah dengan menggunakan nilai perolehan historis.

Aset dicatat sebesar pengeluaran/penggunaan sumber daya ekonomi atau sebesar nilai wajar dari imbalan yang diberikan untuk memperoleh aset tersebut. Kewajiban dicatat sebesar nilai wajar sumber daya ekonomi yang digunakan pemerintah untuk memenuhi kewajiban yang bersangkutan.

Pengukuran pos-pos laporan keuangan menggunakan mata uang rupiah. Transaksi yang menggunakan mata uang asing dikonversi terlebih dahulu dan dinyatakan dalam mata uang rupiah.

A.5. Kebijakan Akuntansi

Penyusunan dan penyajian Laporan Keuangan Tahun 2020 telah mengacu pada Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP). Kebijakan akuntansi merupakan prinsip-prinsip, dasar-dasar, konvensi-konvensi, aturan-aturan, dan praktik-praktik spesifik yang dipilih oleh suatu entitas pelaporan dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan. Kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam laporan keuangan ini adalah merupakan kebijakan yang ditetapkan oleh Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi yang merupakan entitas pelaporan dari Kementerian Pertanian. Disamping itu, dalam penyusunannya telah diterapkan kaidah-kaidah pengelolaan keuangan yang sehat di lingkungan pemerintahan.

(14)

Kebijakan-kebijakan akuntansi yang penting yang digunakan dalam penyusunan Laporan Keuangan Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi adalah sebagai berikut:

(1) Pendapatan - LRA

• Pendapatan-LRA adalah semua penerimaan Rekening Kas Umum Negara yang menambah Saldo Anggaran Lebih dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan yang menjadi hak pemerintah dan tidak perlu dibayar kembali oleh pemerintah.

• Pendapatan-LRA diakui pada saat kas diterima pada Kas Umum Negara (KUN).

• Akuntansi pendapatan-LRA dilaksanakan berdasarkan azas bruto, yaitu dengan membukukan penerimaan bruto, dan tidak mencatat jumlah nettonya (setelah dikompensasikan dengan pengeluaran).

• Pendapatan-LRA disajikan menurut klasifikasi sumber pendapatan.

(2) Pendapatan - LO

• Pendapatan-LO adalah hak pemerintah pusat yang diakui sebagai penambah ekuitas dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan dan tidak perlu dibayar kembali.

• Pendapatan-LO diakui pada saat timbulnya hak atas pendapatan dan /atau Pendapatan direalisasi, yaitu adanya aliran masuk sumber daya ekonomi. • Akuntansi pendapatan-LO dilaksanakan berdasarkan azas bruto, yaitu

dengan membukukan penerimaan bruto, dan tidak mencatat jumlah nettonya (setelah dikompensasikan dengan pengeluaran).

• Pendapatan disajikan menurut klasifikasi sumber pendapatan.

(3) Belanja

• Belanja adalah semua pengeluaran dari Rekening Kas Umum Negara yang mengurangi Saldo Anggaran Lebih dalam peride tahun anggaran yang bersangkutan yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh pemerintah.

• Belanja diakui pada saat terjadi pengeluaran kas dari KUN.

• Khusus pengeluaran melalui bendahara pengeluaran, pengakuan belanja terjadi pada saat pertanggungjawaban atas pengeluaran tersebut disahkan oleh Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN).

• Belanja disajikan menurut klasifikasi ekonomi/jenis belanja dan selanjutnya klasifikasi berdasarkan organisasi dan fungsi akan diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan.

(4) Beban

• Beban adalah penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa dalam periode pelaporan yang menurunkan ekuitas, yang dapat berupa pengeluaran atau konsumsi aset atau timbulnya kewajiban.

(15)

Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi 15 • Beban disajikan menurut klasifikasi ekonomi/jenis belanja dan selanjutnya klasifikasi berdasarkan organisasi dan fungsi diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan.

(5) Aset

• Aset diklasifikasikan menjadi Aset Lancar, Aset Tetap, Piutang Jangka Panjang dan Aset Lainnya.

a. Aset Lancar

• Kas disajikan di neraca dengan menggunakan nilai nominal. Kas dalam bentuk valuta asing disajikan di neraca dengan menggunakan kurs tengah Bank Indonesia pada tanggal neraca.

• Investasi Jangka Pendek BLU dalam bentuk surat berharga disajikan sebesar nilai perolehan sedangkan investasi dalam bentuk deposito dicatat sebesar nilai nominal.

• Piutang diakui apabila menenuhi kriteria sebagai berikut:

a) Piutang yang timbul dari Tuntutan Perbendaharaan/ Ganti Rugi apabila telah timbul hak yang didukung dengan Surat Keterangan Tanggung Jawab Mutlak dan/atau telah dikeluarkannya surat keputusan yang mempunyai kekuatan hukum tetap.

b) Piutang yang timbul dari perikatan diakui apabila terdapat peristiwa yang menimbulkan hak tagih dan didukung dengan naskah perjanjian yang menyatakan hak dan kewajiban secara jelas serta jumlahnya bisa diukur dengan andal

• Piutang disajikan dalam neraca pada nilai yang dapat direalisasikan (net realizable value). Hal ini diwujudkan dengan membentuk penyisihan piutang tak tertagih. Penyisihan tersebut didasarkan atas kualitas piutang yang ditentukan berdasarkan jatuh tempo dan upaya penagihan yang dilakukan pemerintah. Perhitungan penyisihannya adalah sebagai berikut:

Kualitas

Piutang Uraian Penyisihan

Lancar Belum dilakukan pelunasan s.d. tanggal jatuh

tempo

0,5%

Kurang Lancar Satu bulan terhitung sejak tanggal surat tagihan pertama tidak dilakukan pelunasan

10%

Diragukan Satu bulan terhitung sejak tanggal surat tagihan

kedua tidak dilakukan pelunasan

50%

Macet 1. Satu bulan terhitung sejak tanggal surat tagihan

ketiga tidak dilakukan pelunasan

100%

2. Piutang telah diserahkan kepada Panitia Urusan Piutang Negara/DJKN

(16)

• Tagihan Penjualan Angsuran (TPA) dan Tuntutan Perbendaharaan/Ganti Rugi (TP/TGR) yang akan jatuh tempo 12 (dua belas) bulan setelah tanggal neraca disajikan sebagai Bagian Lancar TP/TGR atau Bagian Lancar TPA. • Nilai Persediaan dicatat berdasarkan hasil perhitungan fisik pada tanggal

neraca dikalikan dengan:

harga pembelian terakhir, apabila diperoleh dengan pembelian; harga standar apabila diperoleh dengan memproduksi sendiri;

harga wajar atau estimasi nilai penjualannya apabila diperoleh dengan cara lainnya.

b. Aset Tetap

• Aset tetap mencakup seluruh aset berwujud yang dimanfaatkan oleh pemerintah maupun untuk kepentingan publik yang mempunyai masa manfaat lebih dari 1 tahun.

• Nilai Aset tetap disajikan berdasarkan harga perolehan atau harga wajar. • Pengakuan aset tetap didasarkan pada nilai satuan minimum kapitalisasi

sebagai berikut:

• Tagihan Penjualan Angsuran (TPA) dan Tuntutan Ganti Rugi (TGR) yang akan jatuh tempo 12 (dua belas) bulan setelah tanggal neraca disajikan sebagai Bagian Lancar TPA/TGR.

a. Pengeluaran untuk per satuan peralatan dan mesin dan peralatan olah raga yang nilainya sama dengan atau lebih dari Rp1.000.000 (satu juta rupiah);

b. Pengeluaran untuk gedung dan bangunan yang nilainya sama dengan atau lebih dari Rp25.000.000 (dua puluh lima juta rupiah);

c. Pengeluaran yang tidak tercakup dalam batasan nilai minimum kapitalisasi tersebut di atas, diperlakukan sebagai biaya kecuali pengeluaran untuk tanah, jalan/irigasi/jaringan, dan aset tetap lainnya berupa koleksi perpustakaan dan barang bercorak kesenian.

• Aset Tetap yang tidak digunakan dalam kegiatan operasional pemerintah yang disebabkan antara lain karena aus , ketinggalan jaman, tidak sesuai dengan kebutuhan organisasi yang makin berkembang, rusak berat, tidak sesuai dengan rencana umum tata ruang (RUTR), atau masa kegunaannya telah berakhir direklasifikasi ke Aset Lain-Lain pada pos Aset Lainnya. • Aset tetap yang secara permanen dihentikan penggunaannya, dikeluarkan

dari neraca pada saat ada penetapan dari entitas sesuai dengan ketentuan perundang-undangan di bidang pengelolaan BMN/BMD.

c. Penyusutan Aset Tetap

• Penyusutan aset tetap adalah penyesuaian nilai sehubungan dengan penurunan kapasitas dan manfaat dari suatu aset tetap. Kebijakan penyusutan aset tetap didasarkan pada Peraturan Menteri Keuangan No.01/PMK.06/2013 tentang Penyusutan Barang Milik Negara Berupa Aset Tetap pada Entitas Pemerintah Pusat sebagaimana diubah dengan PMK 90/PMK.06/2014 tentang Penyusutan Barang Milik Negara Berupa Aset Tetap pada Entitas Pemerintah Pusat.

(17)

Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi 17 b. Konstruksi dalam Pengerjaan (KDP)

c. Aset Tetap yang dinyatakan hilang berdasarkan dokumen sumber sah atau dalam kondisi rusak berat dan/atau usang yang telah diusulkan kepada Pengelola Barang untuk dilakukan penghapusan.

• Penghitungan dan pencatatan Penyusutan Aset Tetap dilakukan setiap akhir semester tanpa memperhitungkan adanya nilai residu.

• Penyusutan Aset Tetap dilakukan dengan menggunakan metode garis lurus yaitu dengan mengalokasikan nilai yang dapat disusutkan dari Aset Tetap secara merata setiap semester selama Masa Manfaat.

• Masa Manfaat Aset Tetap ditentukan dengan berpedoman Keputusan Menteri Keuangan Nomor: 59/KMK.06/2013 tentang Tabel Masa Manfaat Dalam Rangka Penyusutan Barang Milik Negara berupa Aset Tetap pada Entitas Pemerintah Pusat. Secara umum tabel masa manfaat adalah sebagai berikut:

Kelompok Aset Tetap Masa Manfaat

Peralatan dan Mesin 2 s.d 20 tahun

Gedung dan Bangunan 10 s.d 50 tahun

Jakan, Irigasi dan Jaringan 5 s.d 40 tahun

Aset Tetap Lainnya (Alat Musik Modern) 4 tahun

d. Piutang Jangka Panjang

• Piutang Jangka Panjang adalah piutang yang diharapkan / dijadwalkan akan diterima dalam jangka waktu lebih dari 12 (dua belas) bulan setelah tanggal pelaporan.

• Tagihan Penjualan Angsuran (TPA, Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi (TP/TGR) dinilai berdasarkan nilai nominal dan disaj ikan sebesar nilai yang dapat direalisasikan.

e. Aset Lainnya

• Aset Lainnya adalah aset pemerintah selain aset lancar, aset tetap , dan piutang jangka panjang. Termasuk dalam Aset Lainnya adalah aset tak berwujud, tagihan penjualan angsuran yang jatuh tempo lebih dari 12 (dua belas) bulan , aset kerjasama dengan pihak ketiga (kemitraan), dan kas yang dibatasi penggunaannya.

• Aset Tak Berwujud (ATB) disajikan sebesar nilai tercatat netto yaitu sebesar harga perolehan setelah dikurangi akumulasi amortisasi.

• Amortisasi ATB dengan masa manfaat terbatas dilakukan dengan metode garis lurus dan nilai sisa nihil. Sedangkan atas ATB dengan masa manfaat tidak terbatas tidak dilakukan amortisasi.

(18)

• Masa manfaat Aset Tak Berwujud ditentukan dengan berpedoman Keputusan Menteri Keuangan Nomor:620/KM.6/2015 tentang Masa Manfaat Dalam Rangka Amortisasi Barang Milik Negara berupa aset tak berwujud pada Entitas Pemerintah Pusat. Secara umum tabel masa manfaat adalah sebagai berikut:

Kelompok Aset Tak Berwujud Masa Manfaat (Tahun

Software Komputer 04

Franchise 05

Lisensi, Hak Paten Sederhana, Merk, Desain Industri, Rahasia Dagang, Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu

10

Hak Ekonomi Lembaga Penyiaran, Paten Biasa, Perlindungan Varietas Tanaman Semusim

20

Hak Cipta Karya Seni Terapan, Perlindungan Varietas Tanaman Tahunan

25

Hak Ekonomi atas Ciptaan Gol. II, Hak Ekonomi Pelaku Pertunjukan, Hak Ekonomi Produser Fonogram

50

Hak Ekonomi atas Ciptaan Gol. I 70

• Aset Lain-lain berupa aset tetap pemerintah disajikan sebesar nilai buku yaitu harga perolehan dikurangi akumulasi penyusutan.

(6) Kewajiban

• Kewajiban adalah utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya mengakibatkan aliran keluar sumber daya ekonomi pemerintah.

• Kewajiban pemerintah diklasifikasikan ke dalam kewajiban jangka pendek dan kewajiban jangka panjang.

a. Kewajiban Jangka Pendek

Suatu kewajiban diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka pendek jika diharapkan untuk dibayar atau jatuh tempo dalam waktu dua belas bulan setelah tanggal pelaporan.

Kewajiban jangka pendek meliputi Utang Kepada Pihak Ketiga, Belanja yang Masih Harus Dibayar, Pendapatan Diterima di Muka, Bagian Lancar Utang Jangka Panjang, dan Utang Jangka Pendek Lainnya.

(19)

Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi 19 b. Kewajiban Jangka Panjang

Kewajiban diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka panjang jika diharapkan untuk dibayar atau jatuh tempo dalam waktu lebih dari dua belas bulan setelah tanggal pelaporan.

• Kewajiban dicatat sebesar nilai nominal, yaitu sebesar nilai kewajiban pemerintah pada saat pertama kali transaksi berlangsung.

(7) Ekuitas

• Ekuitas merupakan selisih antara aset dengan kewajiban dalam satu periode. Pengungkapan lebih lanjut dari ekuitas disajikan dalam Laporan Perubahan Ekuitas.

(20)

B. PENJELASAN ATAS POS-POS LAPORAN REALISASI ANGGARAN

Selama periode berjalan, Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi telah mengadakan revisi Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) dari DIPA awal. Hal ini disebabkan oleh adanya program belanja pemerintah dan adanya perubahan kegiatan sesuai dengan kebutuhan dan situasi serta kondisi pada saat pelaksanaan. Perubahan tersebut berdasarkan sumber pendapatan dan jenis belanja adalah sebagai berikut:

Uraian Anggaran Awal Anggaran Setal Revisi Pendapatan

Pendapatan Dari Penjualan, Pengelolaan BMN, Iuran Badan Usaha dan

Penerimaan Klaim Asuransi BMN

17.685.000,00 17.685.000,00

Pendapatan Pendidikan, Budaya, Riset, dan Teknologi

4.000.000,00 4.000.000,00

Jumlah Pendapatan 21.685.000,00 21.685.000,00

Belanja

Belanja Gaji dan Tunjangan PNS 4.149.784.000,00 3.956.784.000,00

Belanja Lembur 64.600.000,00 57.600.000,00

Belanja Barang Operasional 1.442.646.000,00 1.625.206.000,00 Belanja Barang Non Operasional 1.286.500.000,00 383.965.000,00 Belanja Barang Persediaan 3.125.800.000,00 1.172.111.000,00

Belanja Jasa 835.255.000,00 817.895.000,00

Belanja Pemeliharaan 846.390.000,00 724.636.000,00 Belanja Perjalanan Dalam Negeri 1.400.000.000,00 640.600.000,00 Belanja Modal Peralatan dan Mesin 850.000.000,00 815.000.000,00 Jumlah Belanja 14.000.975.000,00 10.193.797.000,00

B.1. PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK

Realisasi Pendapatan untuk periode yang berakhir pada 31 Desember 2020 adalah sebesar Rp27.393.100,00 atau mencapai 126,32% dari estimasi pendapatan yang ditetapkan sebesar Rp21.685.000,00. Rincian estimasi pendapatan dan realisasinya adalah sebagai berikut:

(21)

Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi 21 Rincian Estimasi dan Realisasi Pendapatan

Uraian 2020

Akun Pendapatan Anggaran Realisasi .% Pendapatan Dari Penjualan, Pengelolaan BMN,

Iuran Badan Usaha dan Penerimaan Klaim Asuransi BMN

17.685.000,00 6.239.000,00 35,28

Pendapatan Lain-lain 0,00 6.014.100,00 0,00 Pendapatan Pendidikan, Budaya, Riset, dan

Teknologi

4.000.000,00 15.140.000,00 378,50

Jumlah 21.685.000,00 27.393.100,00 126,32

Realisasi Pendapatan TA 2020 mengalami penurunan sebesar -50,29% dibandingkan TA 2019. Rincian perbandingan realisasi pendapatan pada Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi adalah sebagai berikut:

Perbandingan Realisasi Pendapatan 31 Desember 2020 dan 31 Desember 2019

Uraian Realisasi 31

Desember 2020

Realisasi 31

Desember 2019 .% Pendapatan Dari Penjualan, Pengelolaan BMN,

Iuran Badan Usaha dan Penerimaan Klaim Asuransi BMN

6.239.000,00 13.413.000,00 -53,49

Pendapatan Lain-lain 6.014.100,00 40.691.440,00 -85,22 Pendapatan Pendidikan, Budaya, Riset, dan

Teknologi

15.140.000,00 1.000.000,00 1.414,00

Jumlah 27.393.100,00 55.104.440,00 -50,29

B.2 BELANJA

Realisasi Belanja pada TA 2020 adalah sebesar Rp9.941.544.512,00 atau 97,53% dari anggaran belanja sebesar Rp10.193.797.000,00. Rincian anggaran dan realisasi belanja TA 2020 adalah sebagai berikut:

(22)

Rincian Pagu dan Realisasi Belanja per 31 Desember 2020

Uraian 2020

Akun Belanja Anggaran Realisasi .%

Belanja Pegawai 4.014.384.000,00 3.977.089.259,00 99,07 Belanja Barang 5.364.413.000,00 5.153.594.517,00 96,07 Belanja Modal 815.000.000,00 811.231.000,00 99,54 Total Belanja Kotor 10.193.797.000,00 9.941.914.776,00 97,53

Pengembalian Belanja -370.264,00 0.00

Total Belanja 10.193.797.000,00 9.941.544.512,00 97,53

Dibandingkan dengan Tahun 2019, Realisasi Belanja TA 2020 mengalami penurunan sebesar -8,95% dibandingkan realisasi belanja pada tahun sebelumnya. Hal ini disebabkan antara lain:

1. Adanya Pemotongan pagu anggaran DIPA di semua kegiatan baik penelitian maupun manajemen Balai. Pada bulan April pagu DIPA dari 14.000.975.000 Menjadi Rp. 12.835.575.000, bulan Juni dari Rp. 12.835.575.000 menjadi Rp. 9.833.551.000, bulan Nopember dari Rp. 9.833.551.000 menjadi Rp.

10.193.797.000 .

Perbandingan Realisasi Belanja 31 Desember 2020 dan 31 Desember 2019

Uraian Realisasi 31 Desember 2020 Realisasi 31 Desember 2019 .% Belanja Pegawai 3.976.718.995,00 3.625.646.254,00 9,68 Belanja Barang 5.153.594.517,00 6.924.147.060,00 -25,57 Belanja Modal 811.231.000,00 369.133.500,00 119,77 Total Belanja 9.941.544.512,00 10.918.926.814,00 -8,95 B.3. BELANJA PEGAWAI

Realisasi Belanja Pegawai per 31 Desember 2020 dan 31 Desember 2019 adalah masing-masing sebesar Rp3.976.718.995,00 dan Rp3.625.646.254,00. Belanja Pegawai adalah belanja atas kompensasi, baik dalam bentuk uang maupun barang yang ditetapkan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang diberikan kepada pejabat negara, Pegawai Negeri Sipil (PNS), dan pegawai yang

(23)

Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi 23

AKUN NM AKUN REVISI DIPA BELANJA SISA PENGGUNAAN BELANJA *Merujuk pada SE DJPB.0369_2020

521131 Belanja Barang Operasional Penanganan Pandemi Lainnya 79.000.000 78.970.600 29.400 Pembelian disinfektan, masker, face shield

521241 Belanja Barang Non Operasional Penanganan Pandemi COVID-19 60.000.000 56.189.000 3.811.000 Pembelian konsumsi wfo ,biaya kominikasi zoom meeting 521841 Belanja Barang Persediaan Penanganan Pandemi COVID-19 53.400.000 52.488.700 911.300 Pembelian masker, sarung tangan,termometer,vitamin 522192 Belanja Jasa Penanganan Pandemi COVID-19 5.000.000 4.300.000 700.000 Honorarium narasumber dan moderator dalam rangka seminar

online prediksi iklim

524115 Belanja Perjalanan Dinas- Penanganan Pandemi COVID-19 45.600.000 45.600.000 Transport wfo bulan Juni dan Juli 2020

-521131 Belanja Barang Operasional Penanganan Pandemi Covid-19 100.000.000 99.920.000 80.000 Pembelian vitamin, madu , penambah daya tahan tubuh pegawai 521241 Belanja Barang Non Operasional Penanganan Pandemi COVID-19 25.725.000 25.525.000 200.000 Pembelian kotak masker

521841 Belanja Barang Persediaan Penanganan Pandemi COVID-19 174.475.000 174.421.800 53.200 Pembelian handsanitizer,masker,desinfektan 522192 Belanja Jasa Penanganan Pandemi COVID-19 215.600.000 197.811.000 17.789.000Rapid tes,swab tes pegawai, penyemprotan desinfektan

Jumlah 758.800.000 735.226.100 23.573.900

pekerjaan yang telah dilaksanakan kecuali pekerjaan yang berkaitan dengan pembentukan modal. Realisasi belanja TA 2020 mengalami kenaikan sebesar 9,68% dari TA 2019. Hal ini disebabkan antara lain oleh:

1. Adanya penambahan 2 orang PNS dan 2 orang cpns

Perbandingan Belanja Pegawai

per 31 Desember 2020 dan 31 Desember 2019

Uraian Realisasi 31 Desember 2020 Realisasi 31 Desember 2019 Naik (Turun) % Belanja Gaji dan Tunjangan PNS 3.919.767.259,00 3.539.421.563,00 10,75 Belanja Lembur 57.322.000,00 86.228.000,00 -33,52 Jumlah Belanja Kotor 3.977.089.259,00 3.625.649.563,00 9,69 Pengembalian Belanja Pegawai -370.264,00 -3.309,00 11.089,60 Jumlah Belanja 3.976.718.995,00 3.625.646.254,00 9,68

B.4. BELANJA BARANG

Realisasi Belanja Barang per 31 Desember 2020 dan 31 Desember 2019 adalah masing-masing sebesar Rp5.153.594.517,00 dan Rp6.924.147.060,00. Realisasi belanja barang TA 2020 mengalami penurunan sebesar -25,57% dari TA 2019. Hal ini disebabkan antara lain oleh:

1. Penurunan pagu anggaran terutama pada akun 524111 Belanja perjalanan biasa dan 521219 Belanja barang non operasional lainnya terkait pandemi COVID-19

2. Kegiatan penelitian dan manajemen tidak sepenuhnya terealisasi dengan maksimal

Penjelasan belanja barang untuk penanganan pandemic COVID-19 sebagai berikut :

Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi mengalokasikan Belanja Barang untuk penanganan pandemic COVID-19 sebesar Rp. 758.800.000. Anggaran tersebut terserat sebesar Rp. 735.226.100 dengan rincian sebagai berikut :

(24)

Perbandingan Belanja Barang

per 31 Desember 2020 dan 31 Desember 2019

Uraian Realisasi 31 Desember 2020 Realisasi 31 Desember 2019 Naik (Turun) % Belanja Barang Operasional 1.605.450.452,00 1.233.045.200,00 30,20 Belanja Barang Non Operasional 370.508.950,00 1.135.216.300,00 -67,36 Belanja Barang Persediaan 1.169.953.667,00 1.455.214.334,00 -19,60 Belanja Jasa 657.082.626,00 581.316.765,00 13,03 Belanja Pemeliharaan 710.839.422,00 673.063.361,00 5,61 Belanja Perjalanan Dalam Negeri 639.759.400,00 1.846.291.100,00 -65,35 Jumlah Belanja Kotor 5.153.594.517,00 6.924.147.060,00 -25,57

Pengembalian Belanja Barang 0,00 0,00 0,00

Jumlah Belanja 5.153.594.517,00 6.924.147.060,00 -25,57

B.5. BELANJA MODAL

Realisasi Belanja Modal per 31 Desember 2020 dan 31 Desember 2019 adalah masing-masing sebesar Rp811.231.000,00 dan Rp369.133.500,00. Belanja modal merupakan pengeluaran anggaran untuk perolehan aset tetap dan aset lainnya yang memberi manfaat lebih dari satu periode akuntansi. Realisasi belanja modal pada TA 2020 mengalami kenaikan sebesar 119,77% dibandingkan TA 2019. Hal ini disebabkan antara lain oleh:

1. Adanya pengadaan perangkat pengolah data dan komunikasi berupa laptop,komputer, printer, scanner, CCTV

2. Adanya pengadaan fasilitas kantor berupa AC, kursi dan meja 3. Adanya pengadaan 1 unit kendaraan roda 4

Perbandingan Belanja Modal

per 31 Desember 2020 dan 31 Desember 2019

Uraian Realisasi 31 Desember 2020 Realisasi 31 Desember 2019 Naik/(Turun) % Belanja Modal Peralatan dan Mesin 811.231.000,00 369.133.500,00 119,77 Jumlah Belanja Kotor 811.231.000,00 369.133.500,00 119,77

Pengembalian Belanja Modal 0,00 0,00 0,00

(25)

Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi 25 B.5.1. BELANJA MODAL PERALATAN DAN MESIN

Realisasi Belanja Modal Peralatan dan Mesin per 31 Desember 2020 dan 31 Desember 2019 adalah masing-masing sebesar Rp811.231.000,00 dan Rp369.133.500,00. Realisasi Belanja Modal Peralatan dan Mesin TA 2020 mengalami kenaikan sebesar 119,77% dibandingkan TA 2019. Hal ini disebabkan antara lain oleh

1. Adanya Pengadaan perangkat pengolah data dan komunikasi berupa laptop,komputer,printer, scanner, CCTV

2. Adanya pengadaan 1 unit kendaraan roda 4

Perbandingan Belanja Modal Peralatan dan Mesin per 31 Desember 2020 dan 31 Desember 2019

Uraian Jenis Belanja Realisasi 31 Desember 2020 Realisasi 31 Desember 2019 Naik (Turun) % Belanja Modal Peralatan dan Mesin 811.231.000,00 369.133.500,00 119,77 Jumlah Belanja Kotor 811.231.000,00 369.133.500,00 119,77

Pengembalian Belanja 0,00 0,00 0,00

Jumlah Belanja 811.231.000,00 369.133.500,00 119,77

C. PENJELASAN ATAS POS-POS NERACA

C.1. ASET LANCAR

C.1.1. Persediaan

Saldo Persediaan per 31 Desember 2020 dan 31 Desember 2019 adalah masing-masing sebesar Rp1.673.400,00 dan Rp1.907.900,00. Persediaan merupakan jenis aset dalam bentuk barang atau perlengkapan (supplies) pada tanggal neraca yang diperoleh dengan maksud untuk mendukung kegiatan operasional dan/atau untuk dijual, dan/atau diserahkan dalam rangka pelayanan kepada masyarakat. Rincian Persediaan per 31 Desember 2020 dan 31 Desember 2019 adalah sebagai berikut:

Perbandingan Persediaan

per 31 Desember 2020 dan 31 Desember 2019

Uraian 31 Desember 2020 31 Desember 2019

Barang Konsumsi 1.673.400,00 1.907.900,00

(26)

C.2. ASET TETAP

C.2.1. Peralatan dan Mesin

Nilai Aset Peralatan dan Mesin yang dimiliki Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi per 31 Desember 2020 dan 31 Desember 2019 adalah masing-masing sebesar Rp19.865.936.001,00 dan Rp18.865.668.454,00. Mutasi nilai Peralatan dan Mesin tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

Saldo Nilai Perolehan per 31 Desember 2019 18.865.668.454,00 Mutasi Tambah

Pembelian 811.231.000,00 Transfer Masuk 189.036.547,00

Saldo per 31 Desember 2020 19.865.936.001,00

Akumulasi Penyusutan s.d 31 Desember 2020 -17.710.712.679,00

Nilai Buku per 31 Desember 2020 2.155.223.322,00

Mutasi transaksi penambahan dan pengurangan peralatan dan mesin adalah berupa:

Mutasi transaksi penambahan peralatan dan mesin adalah berupa:

1. Transaksi pembelian dari CV.Cahaya Bintang Ravidi sesuai BAST nomor 001/BAST/CBR/I/2020 tanggal 31 Januari 2020.

SebesarRp14.190.000

2. Transaksi pembelian dari CV.Cahaya Bintang Ravidi sesuai BAST nomor 001/BAST/CBR/I/2020 tanggal 31 Januari 2020.

SebesarRp45.540.000

3. Transaksi pembelian dari CV.Cahaya Bintang Ravidi sesuai BA nomor 002/BAST/CBR/II/2020 tanggal 12Pebruari 2020.

SebesarRp32.250.000

4. Transaksi pembelian dari CV.Karya Jasa Abadi sesuai BA nomor 005/BAST/KJA/II/2020 tanggal 12 Pebruari 2020.

SebesarRp80.000.000

5. Transaksi pembelian dari CV.Karya Jasa Abadi sesuai BA nomor 005/BAST/KJA/II/2020 tanggal 12 Pebruari 2020.

SebesarRp20.000.000

6. Transaksi pembelian dari CV.Karya Jasa Abadi sesuai BA nomor 005/BAST/KJA/II/2020 tanggal 12 Pebruari 2020.

SebesarRp25.800.000

7. Transaksi pembelian dari CV.Karya Jasa Abadi sesuai BA nomor 005/BAST/KJA/II/2020 tanggal 12 Pebruari 2020.

SebesarRp25.700.000

8. Transaksi pembelian dari CV.Karya Jasa Abadi sesuai BA nomor 005/BAST/KJA/II/2020 tanggal 12 Pebruari 2020.

(27)

Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi 27 9. Transaksi pembelian dari CV.Karya Jasa Abadi sesuai BA nomor

005/BAST/KJA/II/2020 tanggal 12 Pebruari 2020. SebesarRp1.000.000

10. Transaksi pembelian dari CV.Daya Prima Simetris sesuai BA nomor 003/BAST/DPS/II/2020 tanggal 19 Pebruari 2020.

SebesarRp24.000.000

11. Transaksi pembelian dari CV.Daya Prima Simetris sesuai BA nomor 003/BAST/DPS/II/2020 tanggal 19 Pebruari 2020.

SebesarRp29.820.000

12. Transaksi pembelian dari CV.Daya Prima Simetris sesuai BA nomor 003/BAST/DPS/II/2020 tanggal 19 Pebruari 2020.

SebesarRp79.600.000

13. Transaksi pembelian dari CV.Daya Prima Simetris sesuai BA nomor 003/BAST/DPS/II/2020 tanggal 19 Pebruari 2020.

SebesarRp79.600.000

14. Transaksi dari Setia Jaya Toyota sesuai BA nomor 1000118 tanggal 16 April 2020 sebesar Rp.403.000.000

15. Transaksi pembelian dari CV Daya Prima Simetris tanggal 17 Pebruari 2020 sebesar RP.8.400.000

16. Transaksi pembelian dari CV, Bintang Ravidisesuai BAST nomor 007/BAST/CBR/III/2020 tanggal 23Maret 2020 sebesar Rp8.931.000

Selain dari pembelian, nilai tambah terjadi karena adanya transfer masuk dari Satker Balai Besar Sumber Daya Lahan Pertanian sesuai BAST Nomor B- 2387/PL.010/H.8/7/2019 tanggal 18 Pebruari 2020 sebesarRp189.036.547

C.2.2. Gedung dan Bangunan

Nilai Aset Gedung dan Bangunan yang dimiliki Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi per 31 Desember 2020 dan 31 Desember 2019 adalah masing-masing sebesar Rp10.588.957.500,00 dan Rp10.588.957.500,00.

C.2.3. Jalan, Irigasi dan Jaringan

Nilai Aset Jalan, Irigasi dan Jaringan yang dimiliki Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi per 31 Desember 2020 dan 31 Desember 2019 adalah masing-masing sebesar Rp180.670.500,00 dan Rp180.670.500,00.

C.2.4. Aset Tetap Lainnya

Nilai Aset Tetap Lainnya yang dimiliki Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi per 31 Desember 2020 dan 31 Desember 2019 adalah masing-masing sebesar Rp348.902.500,00 dan Rp348.902.500,00.

(28)

C.2.5. Akumulasi Penyusutan Aset Tetap

Nilai saldo Akumulasi Penyusutan Aset Tetap yang dimiliki Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi per 31 Desember 2020 dan 31 Desember 2019 adalah masing-masing sebesar Rp-18.729.215.119,00 dan Rp-17.733.757.043,00.

Akumulasi Penyusutan Aset Tetap merupakan kontra akun Aset Tetap yang disajikan berdasarkan pengakumulasian atas penyesuaian nilai sehubungan dengan penurunan kapasitas dan manfaat Aset Tetap selain untuk Tanah dan Konstruksi dalam Pengerjaan (KDP). Rincian Akumulasi Penyusutan Aset Tetap per 31 Desember 2020 adalah sebagai berikut:

Rincian Akumulasi Penyusutan Aset Tetap

No Aset Tetap Nilai Perolehan Akm. Penyusutan Nilai Buku 1. Peralatan dan Mesin 19.865.936.001,00 -17.710.712.679,00 2.155.223.322,00 2. Gedung dan

Bangunan

10.588.957.500,00 -968.405.949,00 9.620.551.551,00

3. Jalan, Irigasi dan Jaringan

180.670.500,00 -50.096.491,00 130.574.009,00

4. Aset Tetap Lainnya 348.902.500,00 0,00 348.902.500,00 Akumulasi Penyusutan 30.984.466.501,00 -18.729.215.119,00 12.255.251.382,00

C.3. ASET LAINNYA

C.3.1. Aset Tak Berwujud

Saldo Aset Tak Berwujud per 31 Desember 2020 dan 31 Desember 2019 adalah masing-masing sebesar Rp129.675.000,00 dan Rp129.675.000,00. Aset Tak Berwujud merupakan aset yang dapat diidentifikasi dan dimiliki, tetapi secara umum tidak mempunyai wujud fisik.

Rincian Saldo Aset Tak Berwujud per 31 Desember 2020 adalah sebagai berikut:

Uraian Nilai Hak Cipta 13.350.000,00 Paten 825.000,00 Software 115.500.000,00 Jumlah 129.675.000,00 C.3.2. Aset Lain-lain

(29)

Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi 29 Rp7.114.000,00 dan Rp7.114.000,00. Aset Lain-lain merupakan Barang Milik Negara (BMN) yang berada dalam kondisi rusak berat dan tidak lagi digunakan dalam operasional Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi serta dalam proses penghapusan dari BMN.

C.3.3. Akumulasi Penyusutan/Amortisasi Aset Lainnya

Nilai saldo Akumulasi Penyusutan Aset Lainnya yang dimiliki Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi per 31 Desember 2020 dan 31 Desember 2019 adalah masing-masing sebesar Rp-124.469.044,00 dan Rp-124.195.820,00.

Akumulasi Penyusutan Aset Lainnya merupakan kontra akun Aset Lainnya yang disajikan berdasarkan pengakumulasian atas penyesuaian nilai sehubungan dengan penurunan kapasitas dan manfaat Aset Lainnya.

Berikut disajikan rangkuman Akumulasi Penyusutan Aset Lainnya per 31 Desember 2020, sedangkan rincian akumulasi penyusutan aset lainnya disajikan pada Lampiran Laporan Keuangan ini.

Rincian Akumulasi Penyusutan Aset Lainnya

No Aset Lainnya Nilai Perolehan Akm. Penyusutan Nilai Buku 1. Aset Tak Berwujud 129.675.000,00 -115.500.000,00 14.175.000,00 2. Aset Lain-lain 7.114.000,00 -7.114.000,00 0,00 Akumulasi Penyusutan 136.789.000,00 -124.469.044,00 12.319.956,00

C.5. EKUITAS

C.5. Ekuitas

Saldo Ekuitas per 31 Desember 2020 dan 31 Desember 2019 adalah masing-masing sebesar Rp12.269.244.738,00 dan Rp12.264.942.991,00. Ekuitas adalah merupakan kekayaan bersih entitas yang merupakan selisih antara aset dan kewajiban. Rincian lebih lanjut tentang ekuitas disajikan dalam Laporan Perubahan Ekuitas.

(30)

D. PENJELASAN ATAS POS-POS LAPORAN OPERASIONAL

D.1. Pendapatan Negara Bukan Pajak Lainnya

Jumlah Pendapatan untuk periode yang berakhir pada 31 Desember 2020 dan 31 Desember 2019 adalah masing-masing sebesar Rp21.379.000,00 dan Rp14.413.000,00. Pendapatan tersebut terdiri dari:

Perbandingan PNBP Lainnya

per 31 Desember 2020 dan 31 Desember 2019

Uraian Realisasi 31 Desember 2020 Realisasi 31 Desember 2019 Naik (Turun) % Pendapatan Hasil Survey dan Pemetaan 0,00 700.000,00 -100,00 Pendapatan Layanan Penelitian/Riset dan

Pengembangan Iptek

15.140.000,00 300.000,00 4.946,67

Pendapatan Penggunaan Sarana dan Prasarana sesuai dengan Tusi

3.350.000,00 6.650.000,00 -49,62

Pendapatan Sewa Tanah, Gedung, dan Bangunan

2.889.000,00 6.763.000,00 -57,28

Jumlah 21.379.000,00 14.413.000,00 48,33

Pendapatan pada 31 Desember 2020 mengalami kenaikan sebesar (48,33 %) karena adanya kenaikan pendapatan pada jasa sewa alat instrumen lapang.

D.2. Beban Pegawai

Jumlah Beban Pegawai untuk periode yang berakhir pada 31 Desember 2020 dan 31 Desember 2019 adalah masing-masing sebesar Rp3.976.718.995,00 dan Rp3.625.646.254,00. Beban Pegawai adalah beban atas kompensasi, baik dalam bentuk uang maupun barang yang ditetapkan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang diberikan kepada pejabat negara, Pegawai Negeri Sipil (PNS), dan pegawai yang dipekerjakan oleh pemerintah yang belum berstatus PNS sebagai imbalan atas pekerjaan yang telah dilaksanakan kecuali pekerjaan yang berkaitan dengan pembentukan modal.

(31)

Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi 31 Perbandingan Beban Pegawai

per 31 Desember 2020 dan 31 Desember 2019

Uraian Realisasi 31 Desember 2020 Realisasi 31 Desember 2019 Naik (Turun) % Beban Gaji Pokok PNS 2.449.110.580,00 2.320.713.120,00 5,53 Beban Pembulatan Gaji PNS 35.435,00 32.552,00 8,86 Beban Tunj. Anak PNS 54.564.066,00 50.034.358,00 9,05 Beban Tunj. Beras PNS 121.231.080,00 117.103.140,00 3,53 Beban Tunj. Fungsional PNS 609.080.000,00 486.300.000,00 25,25 Beban Tunj. PPh PNS 37.413.154,00 28.264.886,00 32,37 Beban Tunj. Struktural PNS 41.400.000,00 31.140.000,00 32,95 Beban Tunj. Suami/Istri PNS 196.067.680,00 186.850.198,00 4,93 Beban Tunjangan Umum PNS 51.470.000,00 56.255.000,00 -8,51 Beban Uang Lembur 57.322.000,00 86.228.000,00 -33,52 Beban Uang Makan PNS 359.025.000,00 262.725.000,00 36,65 Jumlah 3.976.718.995,00 3.625.646.254,00 9,68

Beban pegawai pada 31 Desember 2020 mengalami kenaikan karena adanya penambahan 2 orang PNS.

D.3. Beban Persediaan

Jumlah Beban Persediaan untuk periode yang berakhir pada 31 Desember 2020 dan 31 Desember 2019 adalah masing-masing sebesar Rp1.169.052.867,00 dan Rp1.349.980.884,00. Beban Persediaan merupakan beban untuk mencatat konsumsi atas barang-barang yang habis pakai, termasuk barang-barang hasil produksi baik yang dipasarkan maupun tidak dipasarkan. Rincian Beban Persediaan untuk 31 Desember 2020 dan 31 Desember 2019 adalah sebagai berikut:

Perbandingan Beban Persediaan per 31 Desember 2020 dan 31 Desember 2019

Uraian Realisasi 31 Desember 2020 Realisasi 31 Desember 2019 Naik (Turun) % Beban Persediaan bahan baku 10.500.200,00 271.286.500,00 -96,13 Beban Persediaan konsumsi 1.113.164.667,00 1.078.694.384,00 3,20 Beban persediaan lainnya 45.388.000,00 0,00 0,00 Jumlah 1.169.052.867,00 1.349.980.884,00 -13,40

(32)

Pada beban persediaan mengalami penurunan disebabkan oleh penurunan pagu dalam DIPA karena pemotongan anggaran terkait pandemic COVID-19

D.4. Beban Barang dan Jasa

Jumlah Beban Barang dan Jasa untuk periode yang berakhir pada 31 Desember 2020 dan 31 Desember 2019 adalah masing-masing sebesar Rp2.633.042.028,00 dan Rp2.949.578.265,00. Beban Barang dan Jasa adalah konsumsi atas jasa-jasa dalam rangka penyelenggaraan kegiatan entitas. Rincian Beban Barang dan Jasa untuk 31 Desember 2020 dan 31 Desember 2019 adalah sebagai berikut:

Perbandingan Beban Barang dan Jasa per 31 Desember 2020 dan 31 Desember 2019

Uraian Realisasi 31 Desember 2020 Realisasi 31 Desember 2019 Naik (Turun) % Beban Bahan 47.098.750,00 254.328.300,00 -81,48 Beban Barang Non Operasional - Penanganan

Pandemi COVID-19

81.714.000,00 0,00 0,00

Beban Barang Non Operasional Lainnya 117.836.200,00 355.973.100,00 -66,90 Beban Barang Operasional - Penanganan

Pandemi COVID-19

178.890.600,00 0,00 0,00

Beban Barang Operasional Lainnya 75.994.300,00 77.340.300,00 -1,74 Beban Honor Operasional Satuan Kerja 127.610.000,00 128.400.000,00 -0,62 Beban Honor Output Kegiatan 123.860.000,00 524.914.900,00 -76,40 Beban Jasa - Penanganan Pandemi COVID-19 202.111.000,00 0,00 0,00 Beban Jasa Konsultan 15.000.000,00 15.000.000,00 0,00 Beban Jasa Pos dan Giro 6.629.500,00 3.620.000,00 83,14 Beban Jasa Profesi 51.200.000,00 141.600.000,00 -63,84 Beban Keperluan Perkantoran 1.153.462.152,00 957.821.900,00 20,43 Beban Langganan Air 10.547.600,00 20.951.100,00 -49,66 Beban Langganan Listrik 222.084.684,00 238.890.764,00 -7,04 Beban Langganan Telepon 149.509.842,00 146.246.901,00 2,23 Beban Penambah Daya Tahan Tubuh 69.493.400,00 69.483.000,00 0,02

Beban Sewa 0,00 15.008.000,00 -100,00

Jumlah 2.633.042.028,00 2.949.578.265,00 -10,73

Penurunan pada beban barang dan jasa karena adanya pemotongan anggaran terutama pada beban honor output kegiatan dan realisasi anggaran kegiatan

(33)

Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi 33 D.5. Beban Pemeliharaan

Jumlah Beban Pemeliharaan untuk periode yang berakhir pada 31 Desember 2020 dan 31 Desember 2019 adalah masing-masing sebesar Rp711.571.722,00 dan Rp778.228.811,00. Beban pemeliharaan merupakan beban yang dimaksudkan untuk mempertahankan aset tetap atau aset lainnya yang sudah ada ke dalam kondisi normal. Rincian Beban Pemeliharaan untuk 31 Desember 2020 dan 31 Desember 2019 adalah sebagai berikut:

Perbandingan Beban Pemeliharaan per 31 Desember 2020 dan 31 Desember 2019

Uraian Realisasi 31 Desember 2020 Realisasi 31 Desember 2019 Naik (Turun) % Beban Pemeliharaan Gedung dan Bangunan 234.894.500,00 236.919.200,00 -0,85 Beban Pemeliharaan Peralatan dan Mesin 475.944.922,00 436.144.161,00 9,13 Beban Persediaan bahan untuk pemeliharaan 732.300,00 105.165.450,00 -99,30

Jumlah 711.571.722,00 778.228.811,00 -8,57

Beban pemeliharaan pada 31 Desember 2020 mengalami penurunan sebesar ( -8,57 % ) karena adanya pemotongan pagu anggaran dalam DIPA .

D.6. Beban Perjalanan Dinas

Jumlah Beban Perjalanan Dinas untuk periode yang berakhir pada 31 Desember 2020 dan 31 Desember 2019 adalah masing-masing sebesar Rp639.759.400,00 dan Rp1.846.291.100,00. Beban tersebut adalah merupakan beban yang terjadi untuk perjalanan dinas dalam rangka pelaksanaan tugas, fungsi, dan jabatan. Rincian Beban Perjalanan Dinas untuk 31 Desember 2020 dan 31 Desember 2019 adalah sebagai berikut:

Perbandingan Beban Perjalanan Dinas per 31 Desember 2020 dan 31 Desember 2019

Uraian Realisasi 31 Desember 2020 Realisasi 31 Desember 2019 Naik (Turun) % Beban Perjalanan Biasa 594.159.400,00 1.846.291.100,00 -67,82 Beban Perjalanan Dinas - Penanganan

Pandemi COVID-19

45.600.000,00 0,00 0,00

Jumlah 639.759.400,00 1.846.291.100,00 -65,35

Beban perjalanan pada 31 Desember 2020 mengalami penurunan sebesar ( -65,35 % ) disebabkan karena pagu perjalanan turun dan adanya pemotongan anggaran pada semua kegiatan baik penelitian dan manajemen terkait pandemic COVID-19.

(34)

D.7. Beban Penyusutan dan Amortisasi

Jumlah Beban Penyusutan dan Amortisasi untuk periode yang berakhir pada 31 Desember 2020 dan 31 Desember 2019 adalah masing-masing sebesar Rp972.937.732,00 dan Rp908.331.729,00. Beban penyusutan adalah merupakan beban untuk mencatat alokasi sistematis atas nilai suatu aset tetap yang dapat disusutkan (depreciable assets) selama masa manfaat aset yang bersangkutan. Sedangkan Beban Amortisasi digunakan untuk mencatat alokasi penurunan manfaat ekonomi untuk Aset Tak berwujud. Rincian Beban Penyusutan dan Amortisasi untuk 31 Desember 2020 dan 31 Desember 2019 adalah sebagai berikut:

Perbandingan Beban Penyusutan dan Amortisasi per 31 Desember 2020 dan 31 Desember 2019

Uraian Realisasi 31 Desember 2020 Realisasi 31 Desember 2019 Naik (Turun) % Beban Amortisasi Hak Cipta 190.724,00 190.724,00 0,00 Beban Amortisasi Paten 82.500,00 82.500,00 0,00 Beban Penyusutan Gedung dan Bangunan 277.350.604,00 277.350.604,00 0,00

Beban Penyusutan Irigasi 0,00 0,00 0,00

Beban Penyusutan Jaringan 3.840.412,00 3.840.412,00 0,00 Beban Penyusutan Peralatan dan Mesin 691.473.492,00 626.867.489,00 10,31

Jumlah 972.937.732,00 908.331.729,00 7,11

Pada beban penyusutan dan amortisasi mengalami kenaikan sebesar ( 7,11 % ) di sebabkan adanya penyusutan pada peralatan dan mesin.

D.8. Surplus/Defisit dari Kegiatan Non Operasional

Pos Surplus/Defisit Dari Kegiatan Non Operasional terdiri dari pendapatan dan beban yang sifatnya tidak rutin dan bukan merupakan tugas pokok dan fungsi entitas. Surplus/Defisit Dari Kegiatan Non Operasional Tahun 2020 dan 2019 adalah sebagai berikut:

(35)

Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi 35 Perbandingan Pos Surplus/Defisit dari Kegiatan Non Operasional

per 31 Desember 2020 dan 31 Desember 2019

Uraian Realisasi 31 Desember 2020 Realisasi 31 Desember 2019 Naik (Turun) % Beban Kerugian Pelepasan Aset 0,00 0,00 0,00 Beban Penyesuaian Nilai Persediaan -853.000,00 -412.500,00 106,79 Pendapatan Penyesuaian Nilai Persediaan 450.000,00 0,00 0,00 Penerimaan Kembali Belanja Barang Tahun

Anggaran Yang Lalu

5.829.100,00 35.450.300,00 -83,56

Penerimaan Kembali Belanja Pegawai Tahun Anggaran Yang Lalu

185.000,00 5.241.140,00 -96,47

Jumlah 5.611.100,00 40.278.940,00 -86,07

Penurunan sebesar ( -86,07 ) dikarenakan tidak ada pengembalian belanja modal dan pendapatan dari pemindahtanganan BMN.

(36)

E. PENJELASAN ATAS POS-POS LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS

E.1. Ekuitas Awal

Nilai ekuitas pada tanggal 31 Desember 2020 dan 31 Desember 2019 adalah masing-masing sebesar Rp12.264.942.991,00 dan Rp11.617.581.194,00.

E.2. Surplus/Defisit-LO

Jumlah Defisit LO untuk periode yang berakhir pada 31 Desember 2020 dan 31 Desember 2019 adalah sebesar Rp-10.076.092.644,00 dan Rp-11.403.365.103,00. Defisit LO merupakan selisih kurang antara surplus/defisit kegiatan operasional, surplus/defisit kegiatan non operasional, dan pos luar biasa.

E.3. Koreksi Yang Menambah/Mengurangi Ekuitas Yang Antara Lain Berasal Dari Dampak Kumulatif Perubahan Kebijakan Akuntansi/Kesalahan Mendasar

Saldo Koreksi Yang Menambah/Mengurangi Ekuitas Yang Antara Lain Berasal Dari Dampak Kumulatif Perubahan Kebijakan Akuntansi/Kesalahan Mendasar untuk periode yang berakhir pada 31 Desember 2020 dan 31 Desember 2019 adalah masing-masing sebesar Rp0,00 dan Rp137.985.411,00.

E.3.1. Selisih Revaluasi Aset Tetap

Selisih Revaluasi Aset Tetap merupakan selisih yang muncul pada saat dilakukan penilaian ulang aset tetap. Selisih Revaluasi Aset Tetap untuk periode yang berakhir pada 31 Desember 2020 dan 31 Desember 2019 adalah masing-masing sebesar Rp0,00 dan Rp-362.142.000,00.

E.3.2. Koreksi Nilai Aset Tetap/Lainnya Non Revaluasi

Koreksi Aset Tetap/Lainnya Non Revaluasi untuk periode yang berakhir pada 31 Desember 2020 dan 31 Desember 2019 adalah masing-masing sebesar Rp0,00 dan Rp500.127.411,00. Koreksi ini berasal dari transaksi koreksi nilai aset tetap dan aset lainnya yang bukan karena revaluasi nilai

E.4. Transaksi Antar Entitas

Nilai Transaksi Antar Entitas untuk periode yang berakhir pada 31 Desember 2020 dan 31 Desember 2019 adalah masing-masing sebesar Rp10.080.394.391,00 dan Rp11.912.741.489,00. Transaksi Antar Entitas adalah transaksi yang melibatkan dua atau lebih entitas yang berbeda baik internal KL, antar KL, antar BUN maupun KL dengan BUN. Rincian Transaksi Antar Entitas terdiri dari:

(37)

Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi 37 Rincian Transaksi Antar Entitas per 31 Desember 2020.

Jenis Koreksi Nilai Koreksi 31 Desember 2020

Ditagihkan ke Entitas Lain 9.941.544.512,00

Diterima dari Entitas Lain -27.393.100,00

Transfer Masuk 166.242.979,00

Jumlah 10.080.394.391,00

E.4.1. Diterima Dari Entitas Lain (DDEL)/Ditagihkan Ke Entitas Lain (DKEL)

Diterima dari Entitas Lain/Ditagihkan ke Entitas Lain merupakan transaksi antar entitas atas pendapatan dan belanja pada KL yang melibatkan kas negara (BUN). Pada periode sampai dengan 31 Desember 2020 saldo DDEL adalah sebesar Rp-27.393.100,00 sedangkan DKEL sebesar Rp9.941.544.512,00.

E.4.2. Transfer Masuk/Transfer Keluar

Transfer Masuk/Transfer Keluar merupakan perpindahan aset/kewajiban dari satu entitas ke entitas lain pada internal KL, antar KL dan antara KL dengan BA-BUN.

Transfer Masuk sampai dengan 31 Desember 2020 adalah sebesar Rp166.242.979,00 yang terdiri dari:

Rincian Transfer Masuk per 31 Desember 2020.

No Jenis Entitas Asal Nilai

1. Peralatan dan Mesin 018090200237242000KD 189.036.547,00 2. Akumulasi Penyusutan

Peralatan dan Mesin

018090200237242000KD -22.793.568,00

Jumlah 166.242.979,00

E.5. Ekuitas Akhir

Saldo Ekuitas Akhir untuk periode 31 Desember 2020 dan 31 Desember 2019 adalah masing-masing sebesar Rp12.269.244.738,00 dan Rp12.264.942.991,00.

(38)

F. PENGUNGKAPAN-PENGUNGKAPAN LAINNYA

F.1. Kejadian-kejadian Penting Setelah Tanggal Neraca

Sampai dengan laporan Semester II per 31 Desember 2020, jumlah persediaan buku-buku koleksi perpustakaan Balitklimat yang berupa majalah ilmiah, prosiding, bulletin, jurnal, buku teks, laporan, dan buku statistik berjumlah 1.810 buah. Rincian jumlah tersebut adalah sebagai berikut :

No Jenis Buku Jumlah Harga

Satuan

Jumlah

1 Buku Teks 481 1 481

2 Buku Ilmiah Populer 17 1 29.430.500

3 Jurnal 685 1 685

4 Prosiding,Buletin,Majalah Ilmiah 151 1 151

5 Laporan Penelitian 423 1 423

6 Buku Statistik 53 1 53

Jumlah 1.810 1 29.432.293

Jumlah sebagian buku tersebut merupakan hibah dan transfer masuk dari institusi baik dari dalam maupun luar negeri yang tidak diketahui nilainya. Oleh sebab itu di dalam penyajian Catatan Atas Laporan Keuangan ini dinilai sebesar Rp. 1,- sesuai dengan himbauan dari pemeriksaan Inspektorat Jenderal Kementerian Pertanian. F.2. Pengungkapan Lain-lain

Sebagai tindak lanjut peraturan Menteri Keuangan No. 58/PMK.05/2013 tanggal 13 Juli 2013 tentang penerbitan rekening giro, maka UPT Balitklimat TMT Januari 2013 hanya mengeluarkan satu rekening yaitu Bank Rakyat Indonesia ( BRI ) yang oleh pemerintah ditetapkan sebagai Treasure Single Account ( TSA ) atas nama Bendahara Pengeluaran untuk keperluan menampung uang keperluan belanja Negara dalam rangka pelaksanaan APBN.

Tahun anggaran sebelumnya ( 2013 ) dana APBN ditampung melalui Bank JABAR, sebagai langkah mengikuti peraturan perundangan yang berlaku maka mulai 7 Januari 2013 rekening Bank JABAR ditutup dan dialihkan ke BRI. Untuk menampung dana penelitian yang bersumber dari mitra kerja sebelum adanya peraturan Menteri Keuangan No. 58/2013, ditampung melalui rekening BRI No.0012-01-00147130-8 yang ditatausahakan oleh BendaharaKerjasama.

(39)

Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi 39 Sehubungan dengan diterbitkannya Peraturan Dirjen Keuangan No. 37/PB/2013 tentang sistem penggajian PNS melalui giralisasi ( Bank ), maka per tanggal 17 September 2013 Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi membuka rekening baru di Bank BNI 46 dengan nomor rekening 196033757. Pertimbangan membuka rekening pada bank tersebut :

1. KPPN Bogor sudah bekerjasama dengan Bank BNI 46, sehingga akan lebih mempermudah dan mempercepat pencairan dana dariBUN.

2. Adanya kemudahan dan fasilitas dari BNI 46 yang lebih baik dari Banklain.

Untuk memenuhi peraturan yang berlaku maka rekening BRI yang digunakan untuk menampung dana dari mitra telah ditutup sejak tanggal 25 Oktober 2013, dan seluruh saldonya telah dipindahkan ke rekening BNI 46.

Daftar Rekening Pemerintah

No Bank/Rekening Keterangan

1 Bank BNI KCU Bogor/BPG 023Balitklimat

Rekening Bendahara Pengeluaran ( RM )

Pejabat Pengelola Anggaran pada tahun 2020 adalah sebagai berikut :

Jabatan Nama

Kuasa Pengguna Anggaran : Dr. Arivin Rivaie

Pejabat Pembuat Komitmen : M Nur Imansyah,S.Kom

Kasubbag Tata Usaha : M Nur Imansyah,S.Kom

Bendahara Pengeluaran : Sulistyawati A.Md

Referensi

Dokumen terkait

Laporan Keuangan Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika yang terdiri dari: (a) Laporan Realisasi Anggaran, (b) Neraca, (c) Laporan Operasional, (d) Laporan

Pengaturan mengenai keberadaan OJK diatur didalam Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan menurut Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 21

Jika dijelaskan lebih lanjut mengenai sikap keagamaan, menurut Ramayulis (2007), sikap keagamaan merupakan suatu keadaan yang ada dalam diri seseorang yang

Dari Tabel 2 diperoleh nilai signifikansi (sig) untuk tiap variabel independen terbesar adalah (0,001) < 0,05, dapat disimpulkan bahwa koefisien regresi b i (keterampilan,

Perhitungan kebutuhan air tanpa faktor jarak yaitu kebutuhan air sawah dikalikan dengan luas masing-masing petak tersier dibandingkan dengan besarnya efisiensi

Pada pengujian delay untuk fitur on dan off, pengiriman data dari website sampai alat benar- benar menyala atau mati yang dihitung secara manual berada di rata-rata

Penyakit layu Fusarium (Fusarium oxysporum f. passiflorae) biasanya menyerang pada tanaman markisa ungu, pengendaliannya dapat dilakukan dengan penggunaan jamur antagonis

Kemenkeu bersama sejumlah K/L terkait melakukan Penandaan Anggaran (Budget Tagging) Mitigasi Perubahan Iklim sebagai tools dalam pemetaan dukungan pembiayaan publik (APBN)