• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Awal mula es krim yang diketahui sudah ada sejak bertahun-tahun lamanya sekitar abad kedua sebelum masehi, meskipun tidak diketahui kapan dan siapa yang dapat disebutkan dalam penemuan ini. Kita tahu bahwa The Alexander the Great (Raja Yunani kuno) menyukai salju dan es berasa dengan madu dan nectar. Dalam sejarah kitab suci disebutkan Raja Salomon mempunyaik kebiasaan meminum minuman es selama memanen. Pada era Kerajaan Roma, Nero Claudius Caesar (54-86 sesudah masehi) sering mengirim pesuruhnya untuk pergi ke gunung untuk mengambil salju untuk kemudian ditambahkan perasa buah dan jus. Lebih dari seribu tahun kemudian, Marco Polo kembali ke Italy setelah menyesuri The Far East, dengan resep yang kemungkinan mirip dengan apa yang kita kenal dengan sekarang sherbet. Sejarahwan menyimpulkan bahwa resep ini berubah menjadi ice cream pada sekitar abad ke 16. Inggris juga sepertinya sudah menemukan es krim pada saat bersamaan, atau mungkin lebih awal dari Italia. “Cream Ice” seperti yang kita kenal sekarang, sudah sering disajikan di meja Charles I pada abad ke 17. Prancis kemudian memperkenalkan hidangan penutup dingin pada 1553 oleh orang Itali, Chaterine de Medici ketika ia menjadi istri dari Henry II dari Prancis. Tidak sampai tahun 1660 untuk es krim dibuat untuk rakyat umum. The Sicilian Procopio memperkenalkan resep pencampuran susuk, cream, mentega dan telur di Café Procope, café pertama di Paris.

Di Indonesia, es krim sendiri dibawa oleh orang Belanda. Pada saat itu, es krim hanya dapat dinikmati di kota-kota besar dan termasuk barang yang mewah dan mahal, sehingga kebanyakan hanya orang Belanda saja yang menikmatinya.

Namun, pada jaman sekarang ini es krim di Indonesia sudah menyebar di mana-mana, terutama di Jakarta, sebagai salah satu kota tertua di Indonesia yang juga menjadi pusat pemerintahan dari jaman dahulu. Di Jakarta sendiri pun sudah

(2)

banyak penjual es krim, dari yang paling murah sampai mahal. Dengan bahan dasar santan, sampai cream. Dari yang berkeliling, sampai membuka stand di pusat perbelanjaan. Dari buatan lokal, hingga internasional. Semuanya bisa didapatkan dengan mudah di Jakarta, dengan menyesuaikan selera masing-masing.

Saat ini, es krim di dunia banyak macamnya. Hampir setiap negara memiliki es krimnya masing-masing. Baik dari Turki, Italia, Jepang, Thailand, Singapura, dan sebagainya, termasuk di Indonesia. Di Indonesia sendiri, masyarakat tak perlu repot untuk berkeliling dunia untuk menikmati es krim dari negara lain. Cukup di Jakarta, sebagai kota metropolitan yang memudahkan masyarakatnya mendapatkan hal yang diperlukan, masyarakat kita pun dapat menikmati es krim yang berasal dari berbagai belahan di dunia bahkan hanya dalam satu tempat. Tak hanya produk asli es buatan Indonesia, es krim yang berasal dari berbagai dunia pun bisa didapatkan dengan mudah di pusat perbelanjaan.

Di Jakarta, es krim sudah banyak memiliki gerai tersendiri. Mereka tidak lagi hanya untuk hidangan tambahan, namun sudah berkembang menjadi jajanan sendiri. Kini orang tidak perlu membeli makanan berat untuk mendapat es krim sebagai pencuci mulut, namun bisa membeli es krim kapan pun dan di manapun. Bahkan kini es krim bisa dinikmati sebagai pengganti snack, untuk mengurangi kalori berlebih dari hidangan lainnya. Selain itu, dengan bahan dasar susu dan krim, makanan ini bisa dinikmati oleh seluruh kalangan, dari anak kecil hingga orang tua. Tak hanya es dengan berbahan dasar krim, es di Indonesia banyak yang mengganti susu dengan santan, karena pada jaman dahulu, susu termasuk susah didapat dan kelapa, adalah perwakilan buah negara tropis dengan rasa khas tersendiri. Sampai saat ini, image kelapa sebagai buah dari negara tropis sudah melekat kuat. Hal itu memang tidak dapat dipungkiri lantaran pohon kelapa hanya bisa hidup di dekat pantai atau dengan suhu yang panas. Buah kelapa sendiri ada beraneka macam, termasuk kelapa parut yang dagingnya bisa diparut hingga menghasilkan air seputih susu, yang kita sebut dengan santan atau dalam istilah asing; coconut milk. Santan sendiri sudah memiliki rasa, perpaduan rasa manis dan gurih yang terdapat dari buah kelapa itu sendiri. Sehingga, santan selain untuk

(3)

bahan dasar memasak, juga bisa dicampurkan pada adonan es krim sebagai pengganti susu sapi atau kambing. Walau sudah memiliki rasa, namun masih bisa ditambahkan dengan gula dan garam, untuk menambah rasa yang dibutuhkan dalam pembuatan es krim tersebut. Es yang dihasilkan, tentu berbeda dengan es yang berbahan dasar krim. Teksturnya sedikit lebih kasar, namun lebih gurih dan rasanya juga jauh lebih murah. Walau begitu, tidak mengurangi minat masyarakat untuk menikmati es ‘khas’ dari Indonesia, seperti es dung dung, es doger, es kopyor, dan masih banyak lagi.

Bagi segilintir orang, khususnya bagi mereka yang menyukai es krim dan travelling, tentu membutuhkan info yang membantu mereka dalam mencari es krim yang diminati banyak orang dan terkenal baik rasa maunpun warisan turun temurun leluhur. Bagi mereka yang bukan orang Indonesia, agak kesulitan menggunakan website yang kebanyakan menggunakan bahasa Indonesia. Juga tidak memiliki cindera mata khas dari Jakarta. Atas dasar tersebut, penulis merasa tertantang untuk membuat buku “Peranan Desain Komunikasi Visual Dalam Perancangan Buku GLACIES ice cream on frame” dengan hasil foto yang menjadi unggulan dalam buku ini, juga panduan dan sejarah singkat mengenai es krim yang berada di Jakarta. Mengapa di Jakarta? Karena di Jakarta, hampir separuh penduduk berasal dari luar daerah, sehingga sudah cukup mewakili es dari daerah yang ada di Indonesia maupun di luar daerah bahkan luar negeri.

1.2 Rumusan Masalah

Dengan uraian di atas, dapat didefinisikan masalah sebagai berikut : 1. Apa itu buku GLACIES ice cream on frame?

2. Apa manfaat buku GLACIES ice cream on frame?

3. Apakah peran DKV dalam perancangan buku GLACIES ice cream on frame? 4. Bagaimanakah cara memvisualkan es krim yang menggugah selera ke dalam

bentuk buku?

5. Bagaimana cara mempromosikan buku GLACIES ice cream on frame kepada masyarakat khususnya turis di Jakarta?

(4)

1.3 Ruang Lingkup

Pembahasan yang lebih spesifik dalam pembuatan tugas akhir terdapat pada ruang lingkup yang mengerucut pada pengambilan foto yang menarik dengan desain buku yang simple and clean, agar dapat terfokus pada daya tarik es krim itu sendiri. Ditambah dengan sejarah singkat mengenai es krim tersebut, juga kedai dan cara mendapat es krim itu di Jakarta. Buku ini juga akan didukung dengan promosi dan merchandise dari buku GLACIES ice cream on frame.

1.4 Tujuan

Buku “GLACIES ice cream on frame” ini memiliki tujuan utama sebagai semi-dokumenter yang mengandung sejarah singkat dalam membahas es krim yang ada di Jakarta. Selain itu, diharapkan buku ini dapat menjadi cindera mata tambahan bagi traveller luar kota dan atau luar negeri dari Jakarta selain makanan dan minuman.

1.5 Metode Perancangan

Metode perancangan yang akan digunakan penulis adalah dengan cara mengumpulkan data yang akan dikunjungi oleh penulis pada setiap objek, juga melakukan observasi dari teori-teori desain yang mendukung untuk buku bertemakan makanan.

(5)

Penulisan karya tulis ini akan menggunakan sistematika sebagai berikut :

BAB I. PENDAHULUAN

Memaparkan mengenai latar belakang, rumusan masalah, ruang lingkup, tujuan, metode perancangan, dan metode perancangan. Bab ini menjelaskan dan memberi gambaran singkat topik bahasan.

BAB II. LANDASAN TEORI

Memaparkan teori-teori yang mendukung dalam perancangan buku GLACIES ice cream on frame dengan menggunakan teori yang didapat dalam perkuliahan desain komunikasi visual, untuk memudahkan penyampaian maksud dan tujuan dari buku pada pembaca dengan baik.

BAB III. TINJAUAN DATA

Memaparkan uraian mengenai peninjauan data secara umum maupun khusus mengenai penjelasan buku GLACIES ice cream on frame. Bab ini juga membahas hal-hal lain yang membantu perancangan buku GLACIES ice cream on frame bisa dijadikan sumber data.

BAB IV. ANALISIS DATA

Memaparkan tujuan analisis untuk kebutuhan perancangan, kemudian mencangkup analisis terhadap data-data yang dikumpulkan dengan analisis yang relevan berdasarkan saran utama dalam perancangan buku GLACIES ice cream on frame dengan data 5W + 1H (what, where, who, when, why + how) yang diperlukan untuk mendapat foto yang mendukung.

(6)

Memaparkan perancangan buku secara detail dengan penggunaan desain yang menarik dan sesuai dengan hasil nyata yang dibuat.

BAB VI. PENUTUP

Berisikan kesimpulan yang memuat ringkasan isi dan tujuan penulisan.

Referensi

Dokumen terkait

Konsep power set juga belum dipahami dengan baik oleh mahasiswa sehingga tidak bisa membedakan antara elemen dari himpunan A dan elemen dari power set A, (3)

Sumber Primer adalah sumber data yang diterima langsung dari objek yang akan diteliti (responden) seperti sumber dari pengurus makam dan pembeli sepetak tanah

Dari uraian di atas sangat menarik jika dilakukan penelitian mengenai “ Pemanfaatan E-Book Interaktif dalam Pembelajaran Proses Fisiolosi Pada Tumbuhan Untuk

Aktor memilih menu untuk lihat waiting list atau melihat registrasi member dan tambah masjid yang menungggu untuk mendapat persetujuan dari admin, kemudian

Perbedaan pengaturan hak kesehatan buruh yang diselenggarakan oleh Jamsostek dan BPJS Kesehatan adalah dari segi asas dan prinsip penyelenggaraan; sifat kepesertaan; subjek

Membuktikan pemberian ekstrak etanol daun stevia rebaudiana dengan dosis 300mg/kgBB secara oral mencegah peningkatan kadar trigliserida pada tikus wistar jantan

Misalnya Anda melakukan analisis risiko dari deviasi force draft fan , menurut data historis, deviasi tersebut memiliki kategori kemungkinan kejadian di tingkat 2 - mungkin

Berdasarkan pengamatan kemampuan berbahasa siswa pada siklus 1 telah mengalami peningkatan dari pratindakan walaupun belum mencapai persentase KKM yang telah ditentukan.