• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGETAHUAN GIZI, POLA KONSUMSI SAYUR DAN BUAH SERTA STATUS GIZI SISWA SMA NEGERI 1 MATTIROBULU KECAMATAN MATTIROBULU KABUPATEN PINRANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGETAHUAN GIZI, POLA KONSUMSI SAYUR DAN BUAH SERTA STATUS GIZI SISWA SMA NEGERI 1 MATTIROBULU KECAMATAN MATTIROBULU KABUPATEN PINRANG"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

26

PENGETAHUAN GIZI, POLA KONSUMSI SAYUR DAN BUAH SERTA

STATUS GIZI SISWA SMA NEGERI 1 MATTIROBULU KECAMATAN

MATTIROBULU KABUPATEN PINRANG

Sukmawati1, Siti Saharia Rowa1, Chaerunimah1, Sitti Suharyanti2

1

Jurusan Gizi, Politeknik Kesehatan Kemenkes, Makassar 2

Alumni Jurusan Gizi, Politeknik Kesehatan Kemenkes, Makasar

ABSTRACT

Background: Vegetables and fruits are the sources of vitamins and mineral, moreover their contents of fiber have are urgent part in our absorption process. Also the cause of nutrient’s problem and the change of consumption system is caused by the less of knowledge about nutrient which can be seen at their bad habit in eating. The increasing of teenagers nutrients’s status. It is also caused by food inoome and infection trouble. Objectives: This research aims to know how the description about student’s knowledge nutrient, consumption system of vegetables, fruit and nutrient status at SMAN 1 Mattirobulu, Mattirobulu Subdistrict, Pinrang District.

Methods: The kind of this research is qualitive descriptive in collecting data where the sample taken are 120 students using randong sampling technical. Nutrient’s knowlesge is detained optained from Food Frequency Questionare blank and processed using computer program. Nutrient status is optained from anthropometry measuring including body weight and tell prossed using IMT formula manually using calculator. Data is presented in frequency and narration distribution list.

Results: The research result showed that about 0,8% of nutrient knowledge is good, 45,8% is medium, 53,3% less, and 5,0% obesity. Consumption system of vegetable is 43,3% enough and 56,7% minus. Consumption system of fruit is 41,7% enough and 58,3% less. Nutrion status is 29,2% thin, 61,7% normal, 4,2% fat, and 0,5% obesity. The average of student’s nutrient normal but they have the less of knowledge and consumption’s system of vegetables and fruit

Suggestion: The research suggest to Headmaster of SMAN 1 Mattirobulu to corperate with local government clinic and healty unit in visiting school in educating about the vital of nutrient which aims to increase students’s knowledge especially in healty part.

Keywords: Nutrient’s Knowledge, Consumption’s system of vegetable and fruit, Nutrient Status.

PENDAHULUAN

Sayur dan buah merupakan sumber vitamin dan mineral yang diperlukan oleh tubuh untuk mengatur proses biokimia dalam tubuh. Kebutuhan vitamin dan mineral relatif kecil, tetapi fungsinya di dalam tubuh tidak dapat diganti oleh zat gizi lain. Defisiensi vitamin dan mineral dapat mengakibatkan berbagai masalah kesehatan dan daya tahan tubuh menurun (Gustiara, 2012).

Tingkat konsumsi sayur dan buah Indonesia masih sangat jauh tertinggal, Jika dibandingkan dengan beberapa negara

tetangga (Asia). Urutan pertama diduduki oleh negara China yakni 270 kg/kapita/tahun, kedua Singapura sebesar 120 kg/kapita/tahun, urutan ketiga disusul oleh Kamboja sebesar 109 kg/kapita/tahun dan dan keempat diduduki oleh Vietnam yakni 85 kg/kapita/tahun (Hendriadi, 2013).

Secara keseluruhan kurang konsumsi sayur dan buah dialami oleh penduduk umur 10 tahun keatas sebesar 93,7%. Kurang konsumsi sayur dan buah dihadapi oleh seluruh kabupaten di Sulawesi Selatan kecuali Enrekang yang penduduknya mengkonsumsi

(2)

27

sayur dan buah lebih sering (14,6%).

Sedangkan Pinrang merupakan kabupaten paling kurang konsumsi sayur dan buah yakni 99% yang artinya hanya 1% penduduk yang lebih sering konsumsi sayur dan buah. Kurang konsumsi sayur dan buah pada kategori umur 15-24 yakni sebesar 93,4% (Riskesdas, 2007). Salah satu penyebab timbulnya masalah gizi dan perubahan pola makan pada remaja adalah pengetahuan gizi yang rendah dan terlihat pada kebiasaan makan yang salah. Dari hasil penelitian Lestari tahun 2014 pengetahuan gizi pada remaja masih tergolong kurang yakni 83,8% dan konsumsi buah serta sayur tergolong kurang yaitu 91,9%.

Mengingat pentingnya konsumsi sayur dan buah yang cukup khususnya pada anak remaja, untuk menjaga kesehatan tubuh, maka perlu dilakukan penelitian tentang pengetahuan gizi, pola konsumsi sayur dan buah serta status gizi pada siswa SMA (remaja).

METODE PENELITIAN Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif, yang bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan gizi, pola konsumsi sayur dan buah serta status gizi siswa SMA Negeri 1 Mattirobulu Kecamatan Mattirobulu Kabupaten Pinrang.

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada tahun 2015 di SMA Negeri 1 Mattirobulu Kabupaten Kecamatan Mattirobulu Kabupaten Pinrang. Penentuan lokasi penelitian dilakukan dengan

purpossive sampling, dengan pertimbangan

bahwa dari semua kabupaten di Sulawesi Selatan Kabupaten Pinrang yang paling rendah konsumsi sayur dan buah (Data pada tahun 2006).

Populasi dan Sampel

Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas II SMA Negeri 1 Mattirobulu Kecamatan Mattirobulu Kabupaten Pinrang berjumlah 172 siswa. Jumlah sampel sebanyak 120 orang yang ditarik dengan metode teknik simple random sampling. Jenis dan Cara Pengumpulan Data 1. Data Primer

Data primer yang dikumpulkan meliputi pengetahuan gizi, pola konsumsi sayur dabuah, serta status gizi. Data pengetahuan gizi diperoleh melalui wawancara. Pola konsumsi sayur dan buah diperoleh melalui

wawancara dengan menggunakan formulir

Food Frequency Questionare (FFQ) dan diolah

menggunakan program komputer. Status gizi diperoleh melalui pengukuran antropometri yaitu Berat Badan (BB) dan Tinggi Badan (TB) dan diolah menggunakan rumus IMT secara manual dengan menggunakan kalkulator 2. Data Sekunder

Data sekunder yang dikumpulkan adalah gambaran umum tentang SMA Negeri 1 Mattirobulu Kecamatan Mattirobulu Kabupaten Pinrang.

Pengolahan Data dan Analisa Data

Data pengetahuan gizi diolah secara manual dengan menggunakan kalkulator yang terdiri dari 20 pertanyaan pada kuesioner. Setiap nomor jika benar mendapat skor 5. Data pola konsumsi sayur dan buah diolah menggunakan program SPSS dengan bantuan instrumen Food Frequency Questionare

(FFQ). Skor yang diberikan yakni >1 kali/hari skor 50, 1 kali/hari skor 25, 3 kali/minggu skor 15, <3 kali/minggu skor 1 dan tidak pernah mengkonsumsi skor 0. Data status gizi responden diperoleh dari pengukuran berat badan (kg) dan tinggi badan (cm), dengan menggunakan alat bantu timbangan berat badan digital dan stadiometer kemudian dihitung dengan rumus IMT.

Instrumen Penelitian

1. Kuesioner pengetahuan gizi

2. Formulir Food Frekuensi Questionare 3. Stadiometer

4. Timbangan Berat Badan 5. Kalkulator

6. Alat tulis menulis HASIL PENELITIAN Karakteristik Sampel Umur

Tabel 01

Distribusi Sampel Berdasarkan Umur

Umur (Tahun) n % 15 16 17 18 2 63 54 1 1,7 52,5 45,0 0,8 Jumlah 120 100

Berdasarkan umur menunjukkan bahwa dari 120 sampel, siswa dominan berumur 16 dan 17 tahun sebanyak 63 dan 54

(3)

26

orang (52,5% dan 45,0%) dan hanya 1 orang (0,8%) yang berumur 18 tahun.

Jenis kelamin

Tabel 02

Distribusi Sampel Berdasarkan Jenis Kelamin

Variabel n % Laki-laki Perempuan 52 68 43,3 56,7 Jumlah 120 100

Berdasarkan jenis kelamin seperti yang ditunjukkan pada tabel 02 menunjukkan bahwa pada umumnya responden berjenis kelamin perempuan (56,7 %).

Pekerjaan Ayah

Tabel 03

Distribusi Sampel Berdasarkan Pekerjaan Ayah Variabel n % Buruh Petani Wiraswasta PNS 3 61 44 12 2,5 50,8 36,7 10,0 Jumlah 120 100

Berdasarkan pekerjaan ayah seperti yang ditunjukkan pada tabel 03 menunjukkan bahwa rata-rata pekerjaan ayah adalah petani sebanyak 61 orang (50,8%).

Pekerjaan Ibu

Tabel 04

Distribusi Sampel Berdasarkan Pekerjaan Ibu

Variabel n % IRT Wiraswasta PNS 104 3 13 86,7 2,5 10,8 Jumlah 120 100

Berdasarkan pekerjaan ibu Pada umumnya adalah IRT (Ibu Rumah Tangga) sebanyak 104 orang (86,7%).

Pengetahuan Gizi

Tabel 05

Distribusi Sampel Berdasarkan Pengetahuan Gizi Variabel n % Baik Sedang Kurang 1 55 64 0,8 45,8 53,3 Jumlah 120 100

Berdasarkan kategori pengetahuan Gizi sesuai tabel 05, pada umumnya tergolong kurang yaitu sebanyak 64 orang (53,3%), dan kategori baik hanya 1 orang (0,8%).

Pola Konsumsi Sayur Tabel 06

Distribusi Sampel Berdasarkan Pola Konsumsi Sayur

Variabel n % Cukup Kurang 52 68 43,3 56,7 Jumlah 120 100

Pola konsumsi sayur pada umumnya kategori yang kurang yaitu sebanyak 68 orang (56,7%).

Pola Konsumsi Buah Tabel 07

Distribusi Sampel Berdasarkan Pola Konsumsi Buah

Variabel n % Cukup Kurang 50 70 41,7 58,3 Jumlah 120 100

Pola konsumsi buah pada tabel 07 menunjukkan bahwa sebagian besar termasuk kategori yang kurang yaitu sebanyak 70 orang (58,3%).

(4)

29

Status Gizi

Tabel 08

Distribusi Sampel Berdasarkan Status Gizi Variabel n % Kurus Normal Gemuk Obesitas 35 74 5 6 29,2 61,7 4,2 5,0 Jumlah 120 100

Pada tabel 08 rata-rata siswa mempunyai status gizi normal sebanyak 74 orang (61,7%), namun masih ada 29,2% uang kurus dan selebihnya adalah gemuk dan obesitas.

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian, pengetahuan gizi pada umumnya kurang, hal ini dikarenakan siswa SMA masih termasuk dalam golongan remaja dimana lebih mementingkan penampilan dibandingkan kesehatan. Remaja belum terlalu memperhatikan mengenai manfaat gizi dari makanan/minuman yang dikonsumsinya, sehingga tidak ada upaya untuk mengakses informasi tentang gizi. Tingkat pengetahuan gizi dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya adalah kurangnya informasi kesehatan khususnya gizi..

Pola konsumsi sayur pada umumnya termasuk kategori yang kuran (56,7%), hasil ini sama dengan hasil penelitian yang dilakukan Nurwahidah (2014) di SMAN 1 Soppeng Riaja konsumsi sayur tergolong kurang yakni 64,2%. Hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa konsumsi sayur pada sampel masih rendah kurang dari 200 gram/orang perhari. Hal ini dikarenakan rata-rata responden beralasan bahwa rasa sayur tidak enak.

Menurut Mudajianah (2004) pola konsumsi pangan di Indonesia telah menyebabkan kekurangan konsumsi sayuran pada hampir semua provinsi di Indonesia. Saat ini orang cenderung mengkonsumsi makanan yang serba instan dan praktis. Kecenderungan tersebut menyebabkan rendahnya konsumsi sayur Karena hampir semua makanan instan tidak mengandung sayur.

Pola konsumsi buah rata-rata termasuk kategori yang kurang (58,3%). Tingkat konsumsi buah dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya adalah faktor ekonomi, karena harga buah relative agak

mahal sementara pekerjaan orang tua siswa pada umumnya petani dan buruh yang berpenghasilan rendah. Buah yang paling sering dikonsumsi adalah buah pisang dikarenakan ketersediaan buah pisang cukup banyak dan harganya terjangkau. Hasil penelitian ini sama dengan hasil penelitian Nurwahidah (2014), dan Lestari (2014), dimana konsumsi buah pada umumnya rendah..

Status gizi pada umumnya, normal, tetapi masih ada yang kurus (29,2%), status gizi gemuk (4,2%), dan status gizi obesitas (5,0%). Sampel yang berstatus gizi kurus, gemuk, dan obesitas, semua tergolong masalah gizi.

Menurut (Supariasa, 2012) status gizi dipengaruhi oleh banyak faktor, dimana secara langsung dipengaruhi oleh konsumsi makanan sehari hari. Status gizi yg kurus pada penelitian ini tegolong tinggi, keadaan ini sangat signifikan dengan data asupan sayur dan buah yang masih rendah.

Sampel yang gemuk dan obesitas juga masih ada, keadaan ini erat kaitannya dengan kebiasaan beberapa sampel yang senang makan makanan cepat saji yang sangat tinggi dengan kandungan Energi, karbohidrat, dan lemak tetapi rendah serat. Obesitas pada anak remaja yang berlanjut sampai dewasa akan beresiko tinggi terkena penyakit degeneratif.

KESIMPULAN

1. Pengetahuan gizi pada siswa SMA Negeri 1 Mattirobulu sebagian besar termasuk kategori kurang yaitu 53,3%.

2. Pola konsumsi sayur pada siswa SMA Negeri 1 Mattirobulu sebagian besar termasuk kategori kurang 56,7%

3. Pola konsumsi buah pada siswa SMA Negeri 1 Mattirobulu sebagian besar termasuk kategori kurang 58,3%

4. Status gizi pada siswa SMA Negeri 1 Mattirobulu sebagian besar status gizi normal sebanyak 61,7%.

SARAN

Diharapkan kepada pihak sekolah khususnya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan agar memasukkan mata pelajaran Gizi dan Kesehatan di dalam Kurikulum.

DAFTAR PUSTAKA

Almatsier S. (2004). Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta; Gramedia Pustaka Utama

(5)

26

Gustiara I. (2012). Konsumsi Sayur dan Buah

pada Siswa SMAN 1 Pekanbaru. Gizi

Kesmas FKM USU medan. Volume 1. Hendriadi A. (2013). Optimalisasi Kegiatan

Litkajibangdiklatluh dan Corporate

Management untuk Peningkatan

Kinerja Litbang Holtikultura.

Lestari I (2014). Gambaran Pengetahuan,

Sikap pada remaja SMA, Ketersediaan Buah dan Sayur di Tingkat Rumah Tangga dan Pola Konsumsi Buah dan Sayur di Kabupaten Bantaeng. Skripsi.

Studi Ilmu Gizi FKM Unhas.

Mudajianah S. (2004). Pola Konsumsi Pangan. Dalam; Baliwati FB, Khomshan A, Meti D. (2004). Pengantar Pangan dan Gizi. Bogor; Penebar Swadaya.

Nurwahidah. (2014). Gambaran Pola Konsumsi Sayur dan Buah serta Status Gizi Siswa di SMAN 1 Soppeng

Riaja Kecamatan Soppeng Riaja

Kabupaten Pinrang. Karya Tulis.

Makassar; jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan. Riskesdas. (2007). Riset Kesehatan Dasar.

Jakarta; departemen Kesehatan RI. Supariasa IDN, dkk. (2012). Penilaian Status

Gizi. Jakarta; Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Referensi

Dokumen terkait

Staf bangunan dan lingkungan berkoordinasi dengan security tentang keamanan lingkungan kampus selama kegiatan berlansung, meliputi : peminjaman kunci ruang, keamanan

Dari penelitian yang dilakukan, dapat diambil kesimpulan bahwa infusa bawang dayak dapat menurunkan tingkat nekrosis epitel tubulus pada ginjal mencit yang diinduksi karbon

Seberapa besar pengaruh media audio visual animasi tentang “pentingnya mengkonsumsi sayur dan buah” terhadap peningkatan pengetahuan konsumsi sayur dan buah siswa kelas

Nilai moral tersebut digunakan sebagai data penelitian yang mencakup keberanian, kemurahan hati, kejujuran, dan kesetiaan tokoh Hanum dalam novel trilogi karya Hanum

membentuk konstruksi kalimat (konstituen) kurang koheren dan tidak menunjukkan hierarki yang jelas. 3) Kesalahan lain yang juga ditemui dari kalimat yang dihasilkan

Bagian utama dari sistem ini nantinya adalah user interface aplikasi, dimana bagian itu digunakan langsung untuk melakukan input data (varietas padi, periode

Pada flowchart sistem pengamanan mobil tidak aktif (OFF) akan dijelaskan ketika pemilik mobil kembali masuk mobil dan memutus tegangan pada alat sistem pengamanan

Jenis penelitian berupa Penelitian Tindakan Kelas (PTK), yang terdiri dari 2 siklus dan setiap siklus 2 pertemuan. Subjek penelitian ini adalah siswa TKIT Al Mumtaz sejumlah