• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR SISWA

MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A

MATCH

Ari Mulyani

Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Purworejo e-mail: ary4_de4r@yahoo.com

Abstrak

Tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah (1) meningkatkan keaktifan belajar siswa menggunakan model pembelajaran make a match pada kelas V SD Negeri Kragilan Purworejo tahun ajaran 2013/2014. (2) meningkatkan prestasi belajar siswa menggunakan model pembelajaran make a match pada kelas V SD Negeri Kragilan Purworejo tahun ajaran 2013/2014. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Subjek dari penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri Kragilan Purworejo yang berjumlah 18 anak. Faktor yang diteliti berupa peningkatan keaktifan dan prestasi belajar matematika. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode observasi dan tes prestasi belajar pada akhir siklus. Analisis data menggunakan analisis data diskriptif presentase. Hasil penelitian ini adalah bahwa menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe make a match dalam proses pembelajaran dapat meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa. Sebelum dilakukan penelitian keaktifan siswa hanya mencapai 39% (kategori kurang). Pada siklus I keaktifan siswa mencapai 50% (kategori cukup) dan pada siklus II keaktifan siswa meningkat mencapai 60% (kategori aktif). Sedangkan untuk prestasi belajar siswa sebelum menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe make a match hanya mencapai 47,39% (kategori kurang). Pada siklus I mencapai 67,22% (kategori cukup) dan pada siklus II meningkat 79,44% (kategori tinggi).

Kata kunci: Make A Match, keaktifan, prestasi belajar

PENDAHULUAN

Pendidikan sangat penting bagi umat manusia dalam Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 dicantumkan upaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa serta agar pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pengajaran nasional yang diatur oleh Undang-Undang RI No 2 tahun 1989 tentang sistem pendidikan nasional. Banyak mata pelajaran yang penting dalam dunia pendidikan ada bahasa Indonesia, bahasa Inggris, matematika dan lain sebagainya. Mata pelajaran matematika merupakan salah satu pelajaran yang harus dipenuhi siswa untuk menempuh kelulusan Ujian Akhir Nasional (UAN).

(2)

Pembelajaran matematika bisa dimulai dengan pengenalan masalah yang sesuai dengan situasi kehidupan nyata di setiap kesempatan. Dengan mengajukan masalah yang bersifat nyata, siswa secara bertahap dapat dibimbing untuk menguasai konsep matematika sehingga pembelajaran menjadi lebih efektif. Akan tetapi, karena sifatnya yang abstrak konsep matematika tidak bisa langsung begitu saja digunakan tanpa ada pemahaman yang tepat sehingga pengunaan konsep matematika untuk mencari solusi dalam kehidupan sehari-hari perlu dilatih sesering mungkin agar pemahaman dan penggunaan konsep tersebut dapat meningkat yang secara tidak langsung dapat meningkatkan kualitas pembelajaran matematika itu sendiri khusunya untuk peningkatan keaktifan dan prestasi belajar siswa.

Keaktifan siswa dalam menerima pelajaran khususnya matematika masih sangat kurang, selain itu prestasi belajar matematika terutama di sekolah dasar juga masih tergolong rendah. Pada kenyataannya sekarang belum semua guru melakukan inovasi dalam pembelajaran, terutama pada mata pelajaran matematika. Proses pembelajaran matematika yang dilakukan selama ini masih didominasi oleh metode ceramah, dan kurang menggunakan model pembelajaran yang inovatif sehingga menyebabkan siswa tidak aktif dalam belajar dan prestasi belajar masih rendah. Hal ini dapat dilihat dari pencapaian nilai rata-rata Ujian Kenaikan Kelas (UKK) pada siswa kelas V SD Negeri 1 Purworejo yaitu 47 dengan nilai terendah 35 dan nilai tertinggi 64. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditentukan adalah 62. Jumlah siswa yang memperoleh nilai di atas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebanyak 2 siswa sedangkan yang memperoleh nilai di bawah KKM sebanyak 16 orang, jumlah keseluruhan siswa kelas V sebanyak 18 siswa.

Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan prestasi belajar matematika siswa di kelas V SD Negeri Kragilan masih rendah. Oleh karena itu, perlu dicari akar permasalahan dan solusi yang dapat diterapkan. Sebagai langkah awal, telah dikumpulkan data terkait dengan pelaksanaan pembelajaran di kelas V SD Negeri Kragilan untuk mengetahui permasalahan yang terjadi. Adapun hal-hal yang telah dilakukan yaitu melakukan observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran di kelas V SD

(3)

Negeri Kragilan. Berkenaan dengan masalah tersebut di atas, maka dilakukan usaha perbaikan pembelajaran matematika melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

Berdasarkan observasi yang dilakukan terkait dengan pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru matematika di kelas V, dengan mewawancarai guru kelas yang bersangkutan diketahui tingkat keaktifan siswa masih kurang aktif. Hal itu dikarenakan masih ada siswa yang kurang memperhatikan penjelasan guru, lebih asyik bermain daripada bertanya. Keaktifan siswa pun masih dominan hanya siswa yang ditanya saja yang mau menjawab bahkan ada yang ditanya tidak bisa menjawab. Dalam hal ini guru cenderung menggunakan metode ceramah dalam proses pembelajaran di kelas. Guru jarang dan hampir tidak pernah menggunakan model pembelajaran dalam melaksanakan pembelajaran sehingga pembelajaran di kelas menjadi kurang menarik dan aktifitas siswa dalam belajar matematika menjadi kurang. Tidak adanya penggunaan model pembelajaran cenderung membuat siswa menjadi pasif karena hanya fokus pada penjelasan guru, sehingga akan berdampak pada rendahnya prestasi belajar matematika siswa.

Peneliti mengemukakan penelitian terdahulu yang berkaitan dengan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif make a match salah satunya Winda Ramadianti, Improving Student’s Motivation to Learning Math By Cooperative Learning Technique Make A Match. Hasil penelitian meningkatkan motivasi belajar siswa menggunakan model pembelajaran make a match. Persamaan dengan penelitian ini yaitu menggunakan metode yang sama, sama-sama PTK, dan sampai dengan siklus II, perbedaannya penelitian Winda meningkatkan motivasi dan objeknya siswa SMP.

Dari berbagai faktor inilah yang mungkin menjadi kendala dalam proses pembelajaran yang harus diatasi khususnya di kelas V SD Negeri Kragilan tahun ajaran 2013/2014. Oleh karena itu untuk meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar matematika siswa dapat dilakukan dengan berbagai cara salah satunya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe make a match. Diharapkan dengan model pembejaran tipe make a match dapat membantu guru dalam proses pembelajaran. Dilihat pada permasalahan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk

(4)

meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe make a match di kelas V SD Negeri Kragilan.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Kragilan Kabupaten Purworejo. Waktu penelitian berlangsung dari bulan Desember 2012 sampai September 2013. Subjek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SD Negeri Kragilan Kabupaten Purworejo Tahun Ajaran 2013/2014. Siswa yang akan diteliti berjumlah 18 siswa, yang terdiri dari 9 siswa putra dan 9 siswa putri. Pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan dua metode yaitu berupa tes dan observasi.

Instrumen dalam penelitian ini adalah Lembar Observasi dan tes. Lembar observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi keaktifan belajar siswa yang disusun untuk mengetahui perolehan skor keaktifan belajar siswa di setiap pertemuan. Lembar observasi dibuat secara rinci dan menampilkan aspek-aspek dari proses yang harus diamati dengan menggunakan model pembelajaran tipe make a match. Sedangkan soal yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes uraian. Tes uraian ini merupakan suatu bentuk soal yang harus dijawab oleh siswa dengan mengisi jawaban pada soal yang diberikan. Tes dilakukan pada setiap akhir siklus. Soal tes dibuat berdasarkan kisi-kisi sesuaii materi pelajaran.

Menurut Suharsismi Arikunto (2010:137) mekanisme kerja diwujudkan dalam bentuk siklus (direncanakan 2 siklus), yang setiap siklusnya tercakup 4 kegiatan/tahap, yaitu: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan, dan (4) refleksi.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian menunjukkan bahwa keaktifan belajar siswa dalam pembelajaran matematika cukup memuaskan dengan diterakannya model pembelajaran make a match. Peningkatan keaktifan siswa dapat dilihat dari mulai prasiklus yaitu 39% dengan kategori rendah, meningkat pada siklus I menjadi 50% dengan kategori cukup, dan pada siklus II meningkat menjadi 60% dengan kategori aktif. Sedangkan prestasi belajar

(5)

menjadi 67,22% dengan kategori cukup, sedangkan pada siklus II meningkat menjadi 79,4% dengan kategori tinggi.

Peningkatan keaktifan dan prestasi belajar yang menunjukkan keberhasilan di setiap siklusnya menekankan pada model pembelajaran yang digunakan oleh guru, yaitu menggunakan model pembelajaran tipe make a match. Hasil dari penelitian ini, menunjukkan bahwa keaktifan belajar dalam mengikuti pembelajaran mendukung peningkatan prestasi belajar siswa. Dengan demikian, indikator keberhasilan dalam pembelajaran siswa sudah terpenuhi.

SIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan yang diperoleh berdasarkan penelitian dan pembahasan adalah bahwa dengan menggunakan model pembelajaran make a match dapat meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa. Keaktifan siswa meningkat dilihat dari prasiklus yaitu 39% dengan kategori kurang, sedangkan pada siklus I yaitu 50% dengan kategori cukup, meningkat pada siklus II menjadi 60% dengan kategori aktif. Sedangkan prestasi

prasiklus siklus I siklus II 61% 50% 40% 39% 50% 60% Grafik 3

Data Keaktifan Siswa tdk aktif aktif

PRA SIKLUS SIKLUS I SIKLUS II 47.39% 67.22% 79.44% 52.61% 32.78% 20.56% Grafik 4

Data Prestasi Belajar Siswa Mencapai KKM Blm Mencapai KKM

(6)

67,22% dengan kategori cukup, meningkat pada siklus II menjadi 79,44% dengan kategori tinggi.

Berdasarkan hasil penelitian maka peneliti menyampaikan saran berkaitan dengan pembelajaran melalui penggunaan model pembelajaran make a match sebagai berikut. 1. Menggunakan model pembelajaran make a match dapat dijadikan sebagai salah

satu alternatif dalam pembelajaran matematika.

2. Dengan model pembelajaran make a match dapat dikembangkan pada materi lain dengan harapan dapat meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa.

3. Guru hendaknya membuat perencanaan yang matang dalam memilih materi, mengalokasikan waktu, dan juga menyusun pertanyaan-pertanyaan tambahan dalam memberikan umpan balik pada pelaksanaan dengan menggunakan model pembelajaran make a match sehingga materi akan lebih mudah diterima siswa, waktu yang tersedia menjadi lebih efektif, dan dapat mengantisipasi jawaban dari siswa yang belum jelas.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi, dkk. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Arsyad, Azhar. 2011. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Darminto, Bambang Priyo. 2011. Diktat Perkuliahan Strategi Belajar Mengajar. Purworejo: Tidak di Publikasikan.

Huda, Miftahul. 2013. Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Purwanto, Ngalim. 2009. Evaluasi Pengajaran. Bandung: PT REMAJA ROSDAKARYA. Winda Ramadianti. 2011. Improving Student’s Motivation To Learning Math By

Cooperative Learning Technique Make A Match. Journal Of Yogyakarta State

University. 978-979-16353-7-0.

Gambar

Grafik 3 Data Keaktifan Siswa

Referensi

Dokumen terkait

The model of corporate governance system in western perspective raises an issue of the design of an efficient corporate governance structure of the Islamic financial

Slično idućem alatu, Clone Stamp Tool, i HB alat radi kopiranje određenog dijela slike.. Vodi računa o bojama te osvjetljenju na

No Nama Penyedia Hasil Evaluasi Administrasi 1 KAP.. Kumalahadi,Kuncara,Sugen g Pamudji

putranya pada saat belajar di rumah, memberikan teladan kepada anaknya. keadaan ini akan menjadikan anak bermotivasi untuk belajar dan timbul kesadaran dari

Dimana dalam skripsi ini terdapat 3 (tiga) sub masalah yakni (1) Bagaimana bentuk perlindungan hukum bagi konsumen terhadap produk kosmetik yang tidak terdaftar BPOM dalam

memberikan asuhan keperawatan professional pada klien lansia yang mengalami1. berbagai perubahan fisiologis dengan atau tanpa gangguan struktur pada

IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT MENGGUNAKAN PETA KONSEP.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Metode yang digunakan untuk menyelesaikan masalah tersebut adalah Artificial Neural Network, karena pada pelelitiannya sebelumnya terkait dengan peramalan harga,