• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. menekankan keterlibatan siswa dalam pembelajaran. Siswa aktif terlibat dalam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. menekankan keterlibatan siswa dalam pembelajaran. Siswa aktif terlibat dalam"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembelajaran tematik adalah pembelajaran terpadu yang melibatkan beberapa pelajaran yang diikat dalam tema-tema tertentu. Pembelajaran ini melibatkan beberapa kompetensi dasar, hasil belajar, dan indikator dari suatu mata pelajaran. Pembelajaran tematik merupakan pembelajaran terpadu yang menekankan keterlibatan siswa dalam pembelajaran. Siswa aktif terlibat dalam proses pembelajaran dan pemberdayaan dalam memecahkan masalah, sehingga hal ini menumbuhkan kreativitas sesuai dengan potensi dan kecenderungan mereka yang berbeda satu dengan lainnya. Sekaligus, dengan diterapkannya pembelajaran tematik, siswa diharapkan dapat belajar dan bermain dengan kreativitas yang tinggi. Karena dalam pembelajaran tematik belajar tidak semata-mata mendorong siswa untuk mengetahui (learning to know), tetapi belajar juga untuk melakukan (learning to do), untuk menjadi (learning tobe), dan untuk hidup bersama (learning to be together) (Andi Prastowo, 2019).

Pembelajaran tematik terpadu merupakan suatu model pembelajaran yang memadukan beberapa materi pembelajaran dari dari berbagai standar kompetensi dasar dari satu atau beberapa mata pelajaran. Penerapan pembelajaran ini dapat dilakukan melalui tiga pendekatan yakni penentuan berdasarkan keterkaitan standar kompetensi dan kompetensi dasar, tema dan masalah yang dihadapi (Trianto, 2010).

(2)

Media pembelajaran merupakan segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, dapat merangsang pikiran, perasaan dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar untuk menambah informasi baru pada diri siswa (Hayono, 2014:48).

Media pembelajaran adalah suatu perantara atau penghubung satu dengan yang lain. Media pembelajaran juga adalah perantara berbentuk fisik yang relevan terhadap suatu kegiatan – kegiatan pembelajaran yang sedang berlangsung di dalam kelas. Media pembelajaran adalah benda yang digunakan untuk menyalurkan suatu pesan kepada peserta didik. Media pembelajaran memiliki peranan yang pentimg dalam memberikan fasilitas guru dalam menyampaikan pengetahuan dengan berbagai bentuk sebagaimana pengetahuan itu disajikan kepada peserta didik. Media digunakan untuk mempermudah proses pembelajaran yang dilakukan oleh para pendidik. Dengan adanya media pembelajaran ini para pendidik dapat menyusun pengetahuan dan memberikan ilmu kepada peserta didik, dengan adanya media pembelajaran peserta didik dapat lebih mudah menerima materi pembelajaran. Para pendidik sendiri dapat dengan mudah membuat, menyusun media pembelajaran yang dapat disesuaikan dengan kondisi lingkungan, dan karakteristik peserta didik.

Dapat disimpulkan bahwa media yaitu suatu alat bantu yang digunakan oleh pendidik atau guru untuk menyalurkan pesan dalam proses pembelajaran di kelas dan dapat membantu guru dalam menyampaiakan pesan agar dapat dipahami dengan mudah oleh peserta didik. Penelitian ini ditujukan untuk SD Muhammadiyah 08 Dau sebagi tempat penelitian.

(3)

Peneliti melakukan observasi dan wawancara dengan guru Walikelas III di SD Muhammadiyah 08 Dau Malang, pada 19 Desember 2019. Permasalahan yang diperoleh adalah pembelajaran yang ada di SD Muhammadiyah 08 Dau Malang kurang terpenuhi, seperti sarana media pembelajaran yang belum diterapkan dan keterbatasan media pembelajaran. Terkadang guru menggunakan media alat peraga yang seadanya dan guru kurang memiliki kreatifitas serta inovasi yang menarik dalam menciptakan media pembelajaran. Namun disamping itu di SD Muhammadiyah 08 Dau mempunyai sarana dan prasana yang cukup menunjang seperti ruang kelas, perpustakaan, laboratorium komputer dan guru – guru di SD Muhammadiyah 08 Dau sudah berpendidikan minimal S1.

Pada saat pembelajaran berlangsung guru menjelaskan materi dengan mengandalkan buku guru dan buku siswa saja. Pada materi tematik Bahasa Indonesia, PPKn dan SBdP guru membacakan pemahaman seputar materi saja tidak ada media pendukung. Metode yang digunakan pada saat pembelajaran dikelas yaitu ceramah, tanya jawab dan penugasan. Pada saat pembelajaran berlangsung materi yang diajarkan kurang diminati oleh peserta didik, sehingga peserta didik cenderung tidak memperhatikan dengan baik apa yang telah dijelaskan oleh guru, peserta didik sebagaian ramai sendiri, bosan karena guru hanya ceramah dalam memberikan materi pembelajaran dan tidak ada media yang membuat pembelajaran menjadi menarik.

Guru walikelas III mengatakan bahwa sebenarnya peserta didik di kelas III tertarik dan senang apabila belajar dengan menggunakan media yang konkret dan dapat dilihat atau dipegang secara langsung, dengan adanya media maka

(4)

peserta didik akan termotivasi dalam proses belajar dikelas dan peserta didik lebih aktif tertarik sehingga dapat dengan cepat memahami materi pembelajaran dengan menggunakan media daripada tidak menggunakan media pembelajaran. Pada pembelajaran sebelumnya guru juga mengatakan kurang menggunakan media yang dapat menarik perhatian peserta didik. Oleh karena itu di SD Muhammadiyah 08 Dau Malang sangat membutuhkan media untuk pembelajaran. Sehingga peneliti perlu melakukan pengembangan media yang dapat membantu sekolah tersebut dalam proses pembelajaran berlangsung. Kemudian peneliti mengambil tema 2 menyayangi tumbuhan dan hewan dikarenakan materi yang sesuai dengan pengembangan media ini. Peneliti akan mengembangkan media Story Box Puzzle yang dimana media tersebut sesuai dengan kebutuhan siswa kelas 3 dan tema yang sesuai. Media story box puzzle diharapkan dapat membantu menarik perhatian peserta didik, dan peserta didik dapat dengan mudah memahami materi dan membantu peesrta didik dalam menyelesaikan masalah tersebut.

Hasil temuan dari penelitian pengembagan dilakukan oleh Lutfi Andi Darmawan yang berjudul “Pengembangan Media Puzzle Susun Kotak Pada Ekosistem” (2019) dan Atika Dewiyandari yang berjudul “Pengembangan Media Puzzle Karier Untuk Layanan Bimbingan Karier Siswa SD” (2018). Persamaan dari penelitian ini dengan penelitian yang akan dikembangkan yaitu pada “Pengembangan Media Puzzle Susun Kotak Pada Ekosistem” (2019) sama – sama menggunakan pembelajaran tematik, sedangkan untuk “Pengembangan Media Puzzle Karier Untuk Layanan Bimbingan Karier Siswa SD” (2018) tidak menggunakan pembelajaran tematik tetapi menggunakan

(5)

mata pelajaran bimbingan konseling SD dan menggunakan media Puzzle, dan untuk perbedaan “Pengembangan Media Puzzle Susun Kotak Pada Ekosistem” (2019) penelitiannya pada kelas V sekolah dasar, sedangkan “Pengembangan Media Puzzle Karier Untuk Layanan Bimbingan Karier Siswa SD” (2018) penelitiannya pada kelas III sekolah dasar, pada materi yang digunakan keduanya berbeda, yaitu rantai makanan pada pembelajaran IPA, sedangkan satunya menggunakan materi bimbingan koseling sekolah dasar.

Berdasarkan peneliti terdahulu, peneliti akan mengembangkan media Story Box Puzzle Tema 2 Menyayangi Tumbuhan dan Hewan, Subtema 1 Manfaat Hewan bagi Kehidupan Manusia dengan judul “Pengembangan Media Story Box Puzzle Dalam Pembelajaran Tematik Tema 2 Menyayangi Tumbuhan Dan Hewan Di Kelas III Sekolah Dasar” dengan menggunakan penelitian pengembangan. Media Story Box Puzzle yang dirancang peneliti merupakan media yang berbentuk Persegi panjang. Media puzzle ini menyerupai puzzle pada umunya dan memiliki papan yang seperti catur dan bisa dilipat layaknya papan catur. Selain itu media ini dapat digunkan secara langsung oleh peserta didik yang akan berperan aktif dalam proses pembelajaran baik dilakukan secara individu maupun bekerjasama dengan kelompok.

Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat disimpulkan bahwa peneliti melakukan penelitian yang berjudul tentang “Pengembangan Media Story Box Puzzle Dalam Pembelajaran Tematik Tema 2 Menyayangi Tumbuhan Dan Hewan Di Kelas III Sekolah Dasar” yang diharapkan dengan penelitian pengembangan media ini menjadikan pembelajaran yang lebih menyenangkan.

(6)

B. Rumusan masalah

Bagaimana pengembangan media Story Box Puzzle pada pembelajaran tematik kelas III di sekolah dasar?

C. Tujuan

Mengembangkan media Story Box Puzzle pada pembelajaran tematik kelas III di sekolah dasar.

D. Spesifikasi Produk yang Diharapkan

Penelitian ini menghasilkan produk pengembangan media “Story Box Puzzle”. Untuk mendapatkan produk media yang baik dan menarik, produk pengembangan yang dihasilkan memiliki spesifikasi sebagai berikut:

1. Konten atau isi media

Pada media Story Box Puzzle menggunakan pembelajaran Tematik. Komponen sebagai berikut:

Materi :

1) Membaca teks dongeng, dan pesan dalam dongeng (Bahasa Indonesia)

2) Keberagaman karakteristik (PPKn) 3) Karya seni dua dimensi (SBdP)

2. Konstruk atau tampilan Pengembangan Media

Media Story Box Puzzle ini memiliki tampilan serta komponen-komponen sebagi berikut :

a. Media Story Box Puzzle menyerupai puzzle pada umumnya tetapi terbuat dari triplek/kayu.

(7)

b. Story Box Puzzle ini, berbentuk papan persegi panjang, berukuran 120 cm X 60 cm.

c. Bentuk puzzlenya sendiri 10 cm X 10 cm, bahan dari kayu triplek. d. Gambar 2 dimensi.

e. Stiker puzzle berisi gambar dongeng atau cerita rakyat. 3. Keterangan

Berisi tentang mengenai bentuk cerita Story Box Puzzle, dan dibaliknya terdapat masing – masing cerita dongeng.

4. Petunjuk penggunaan

Berisi tentang cara atau prosedur penggunaan media yang digunakan dalam proses pembejaran.

5. Media pembelajaran ini telah memenuhi aspek kriteria kualitas media pembelajaran yang meliputi :

a. Kualitas isi dan tujuan (aspek kriteria pendidikan). b. Kualitas tampilan media.

c. Kualitas kepraktisan media.

6. Media pembelajaran yang dikembangkan didalamnya mengandung prinsip pembelajaran artinya media ini digunakan untuk kepentingan pembelajaran. Media pembelajaran ini diharapkan dapat memberikan visualisasi yang jelas terhadap materi yang disampaikan kepada peserta didik. Media pembelajaran ini dibuat bukan untuk menggantikan peran guru, tetapi untuk membimbing pesesrta didik dalam belajar sehingga siswa memperoleh kemudahan dalam memahami materi.

(8)

E. Pentingnya Penelitian dan Pengembangan

Pengembangan media “Story Box Puzzle” materi membaca teks dongeng, pesan dalam dongeng, keberagaman karakteristik dan karya seni dua dimensi pada peserta didik kelas III Sekolah Dasar merupakan upaya untuk menjapai tujuan pembelajaran. Adapun manfaat media ini sebagai berikut :

1. Bagi Sekolah

Pengembangan media Story Box Puzzle ini digunakan untuk membaca teks dongeng, pesan dalam dongeng (Bahasa Indonesia), keberagaman karakteristik (PPKn) dan karya seni dua dimensi (SBdP), pada peserta didik kelas III Sekolah Dasar yang mana berguna untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolah. Media Story Box Puzzle nini juga dikembangkan untuk membuat peserta didik aktif dalam pembelajaran dan menyenangkan karena pada media ini peserta didik dapat praktik secara langsung dengan memaikan Story Box Puzzle tersebut. Hal ini memudahkan peserta didik dalam memahami materi membaca membaca teks dongeng, pesan dalam dongeng (Bahasa Indonesia), keberagaman karakteristik (PPKn) dan karya seni dua dimensi (SBdP), dengan mencapai hasil belajar yang maksimal. Selain itu media ini juga mempermudah peserta didik untuk aktif dalam proses pembelajaran di kelas.

(9)

2. Bagi Guru

Media ini dapat membantu guru dalam proses pembelajaran dan penyampaian materi membaca teks dongeng, pesan dalam dongeng dan keberagaman karakteristik dan karya seni 2 dimensi. Guru dapat menjadikan peserta didik di kelas menjadi aktif dan menyenangkan dikarenakan peserta didik ikut aktif dalam penggunaan media tersebut. 3. Bagi Siswa

Media Story Box Puzzle ini dapat membantu peserta didik dalam memahami materi membaca teks dongeng, pesan dalam dongeng (Bahasa Indonesia), keberagaman karakteristik (PPKn) dan karya seni dua dimensi (SBdP). Selain itu media ini dapat menumbuhkan motivasi dalam belajar karena media yang dibuat menarik.

4. Bagi peneliti yang lain

Pengembangan media Story Box Puzzle ini bisa digunakan untuk menjadi bahan referensi peneliti lain ketika menghadapi suatu permasalahan yang di temui dalam proses pembelajaran peserta didik di sekolah.

F. Asusmsi dan Keterbatasan Penelitian dan Pengembangan

1. Asumsi

Melalui penggunaan media Story Box Puzzle ini memiliki materi membaca teks dongeng, pesan dalam dongeng (Bahasa Indonesia), keberagaman karakteristik PPKn) dan karya seni dua dimensi (SBdP) pada peserta didik kelas III Sekolah Dasar, penulis berasumsi bahwa :

(10)

a. Peserta didik di SD Muhammadiyah 08 Dau dapat memahami media Story Box Puzzle .

b. Peserta didik kelas III dapat mengurutkan puzzle dengan tepat. 2. Keterbatasan Penelitian dan Pengembangan

a. Media Story Box Puzzle ini hanya digunakan untuk kelas III SD. b. Produk yang dihasilkan berupa media pembelajaran interaktif yang

berisi materi membaca teks dongeng, pesan dalam dongeng (Bahasa Indonesia), keberagaman karakteristik (PPKn) dan karya seni dua dimensi (SBdP).

G. Definisi Operasional

1. Pengembangan

Pengembangan yaitu suatu kegiatan yang dilakukan untuk mengembangkan suatu produk yang sudah ada untuk dikembangkan lagi dalam proses pembelajaran.

2. Media pembelajaran

Media merupakan pembawa informasi dan pengetahuan dalam interaksi guru dengan peserta didik pada saat proses pembelajaran.

3. Story Box Puzzle

Puzzle adalah permainan yang dapat digunakan untuk melatih konsentrasi dan meningkatkan daya ingat anak (Hariyanto, 2011; 118). Permainan puzzle adalah sebuah permainan yang bertujuan untuk melatih anak untuk lebih berfikir kreatif dalam merangkai gambar puzzle yang sudah disiapkan, permainan puzzle memiliki tujuan sebagai berikut; a) permainan puzzle bertujuan untuk melatih anak berfikir kreatif, b) dapat

(11)

mengembangkan aspek kognitif dan motorik halus pada anak. (Jannah, 2018; 121).

4. Pembelajaran Tematik

Pembelajaran tematik yaitu dapat membantu peserta didik untuk mendapatkan pengalaman langsung dan terlatih yang mana dapat menemukan sendiri berbagai pengetahuan yang dipelajari sehingga peserta didik dapat belajar dengan menyenangkan. Mata pelajaran yang digunakan pada pembelajran ini adalah Tematik membaca teks dongeng, pesan dalam dongeng (Bahasa Indonesia), keberagaman karakteristik (PPKn) dan karya seni dua dimensi (SBdP).

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil simpulan tersebut, implikasi yang dapat diperoleh adalah perlunya reevaluasi pengelolaan keuangan daerah dalam era desentralisasi ini (sebagaimana

kemungkinan seseorang untuk mendapatkan atau menemukan perbedaan pengaruh antara kedua jenis latihan tersebut, begitu juga dengan hasil pada penelitian ini didapatkan

Citra ini diambil dengan pengaturan jangkauan suhu manual 29℃- 37℃, emisivitas 0.96 sesuai dengan rujukan tabel emisivitas bahan PVC [8], suhu refleksi diatur pada

Guru memberikan Apersepsi kepada siswa untuk mendorong rasa ingin tahu dan berfikir kritis, dalam mengetahui Jenis saklar manual3. Guru menjelaskan kompetensi yang

Oleh karena itu, pendidikan kejuruan harus mampu mengembangkan soft skill dan hard skill yang akan digunakan peserta didik dalam berpikir tingkat tinggi dan bekerja praktis

Penerapan konsep CRM di perpustakaan sangat diperlukan untuk dapat membangun sebuah hubungan yang baik antara pemustaka dengan perpustakaan.Terbangunnya sebuah

Sistem sensor pada penelitian ini memiliki keluaran berupa frekuensi analog serta dapat digunakan untuk mengetahui kuantisasi nilai warna kulit biji kedelai serta indeks warna