• Tidak ada hasil yang ditemukan

B A B I P E N D A H U L U A N

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "B A B I P E N D A H U L U A N"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

B A B I

P E N D A H U L U A N

A. Latar Belakang Masalah

Kebutuhan masyarakat yang semakin banyak merupakan akibat dari kebutuhan manusia yang tidak terbatas yang diikuti dengan kecanggihan teknologi sehingga perkembangan dunia usaha semakin meningkat untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan timbul persaingan yang kompetitif. Perusahaan yang kuat akan bertahan hidup sebaliknya yang tidak mampu bersaing kemungkinan akan dilikuidasi atau mengalami kebangkrutan. Oleh karena itu, untuk dapat menghadapi perubahan yang terjadi, perusahaan tentu saja perlu melaksanakan fungsi-fungsi manajemen yang diantaranya meliputi perencanaan, pengorganisasian, dan pengendalian secara baik sehingga sasaran utama perusahaan dapat tercapai. Disamping itu pula perusahaan perlu melakukan pengelolaan modal dengan baik agar tersedia modal yang cukup dalam melaksanakan peningkatan kegiatan operasi, seperti menambah tenaga kerja, mesin, dan lain-lain, ataupun dalam perluasan usaha.

Salah satu bentuk pengelolaan aktiva lancar dan hutang lancar (modal kerja) adalah kebijakan mengenai modal kerja. Modal kerja adalah dana yang digunakan untuk kebutuhan operasional perusahaan sehari-hari. Penetapan besarnya modal kerja yang dibutuhkan perusahaan berbeda-beda. Kegiatan penyediaan modal tersebut bersifat dinamis sehingga harus disesuaikan dengan perkembangan perusahaan. Besarnya modal kerja yang telah ditetapkan merupakan salah satu alat ukur yang dapat dipergunakan untuk menyelesaikan

(2)

masalah likuiditas perusahaan.

Penetapan modal kerja yang dibutuhkan oleh perusahaan berbeda-beda, salah satunya bergantung pada jenis perusahaan. Kebijakan perusahaan dalam mengelola jumlah modal secara tepat akan mengakibatkan keuntungan, sedangkan akibat dari penanaman modal kerja yang kurang tepat akan mengakibatkan kerugian. Agar dapat menilai posisi keuangan suatu perusahaan dalam menyelesaikan kewajiban– kewajibannya, maka perlu digunakan alat analisis yang dinamakan rasio Likuiditas, artinya rasio yang memperlihatkan kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendeknya.

Apabila jumlah aktiva lancar terlalu kecil, maka akan menimbulkan situasi likuit, sedangkan apabila jumlah aktiva lancar yang terlalu besar akan berakibat timbulnya aktiva lancar atau dana yang menganggur. Semua ini akan berpengaruh kepada jalannya operasi perusahaan yang pada akhirnya akan mengurangi keuntungan atau laba yang seharusnya diperoleh perusahaan pada periode yang bersangkutan. Pengelolaan modal kerja yang baik selain akan lebih memperlancar aktivitas perusahaan juga dapat meningkatkan keberhasilan usaha untuk meraih keuntungan yang diharapkan.

Kenaikan dalam modal kerja mungkin ditunjukkan dalam penjualan, persediaan, hutang, dan adanya kenaikan dalam modal kerja ini akan diinterprestasikan bergantung pada sumber-sumber yang menyebabkan kenaikan tersebut. Apabila seluruh perubahan tersebut semuanya berasal dari hasil operasi perusahaan, maka hal ini akan dinilai sebagai hal yang amat baik atau menguntungkan dibandingkan dengan kenaikan modal kerja yang berasal dari pengeluaran hutang jangka panjang, sehingga pertambahan modal kerja akan

(3)

mempengaruhi peningkatan likuiditas ( Arthur J. Keown, 2010, Hal. 240).

Adapun data yang diperoleh dari penulis mengenai modal kerja dan

current ratio sebagai salah satu rasio likuiditas yang terdapat dalam perusahaan

manufaktur di BEI adalah sebagai berikut :

Tabel I.1

Data Modal Kerja dan Current Ratio

NO EMITEN Modal Kerja Current Ratio

2008 2009 2010 2008 2009 2010 1 ADES -56,009 43,938 44,626 51,39 248,37 151,14 2 AISA -41,786 63,986 147,715 88,54 117,26 128,50 3 CEKA 351,913 297,880 338,657 735,07 489,45 249,79 4 DAVO 1,213,358 724,087 867,303 2.749,63 11.370,79 17.183,28 5 DLTA 400,616 482,665 408,948 378,94 470,36 352,50 6 FAST 86,437 172,532 231,410 137,90 153,79 170,82 7 INDF -1,663,739 1,795,851 10,218,876 89,77 116,09 203,65 8 MLBI -36,331 -290,712 -147,019 93,53 65,89 74,34 9 MYOR 915,053 986,194 1,644,520 218,87 229,04 258,08 10 PSDN 100,377 74,253 84,279 278,29 156,27 162,42 11 PTSP 2,630 5,708 4,622 108,74 116,89 112,96 12 SIPD 422,863 434,225 412,349 228,38 202,10 172,76 13 SKLT 41,625 41,404 48,529 170,52 189,02 222,15 14 SMAR 1,975,142 1,596,866 2,162,552 172,24 157,97 152,68 15 STTP 50,142 75,734 120,870 122,64 168,85 170,92 16 ULTJ 380,744 429,048 461,869 185,39 211,63 201,79 Sumber : www.idx.co.id

Berdasarkan dari data diatas diketahui ada beberapa perusahaan mengalami penurunan yang menggambarkan bahwa asset lancar yang diperoleh dari perusahaan lebih kecil dari hutang lancar sehingga perusahaan kesulitan dalam membayar hutangnya dengan asset lancar yang diperoleh perusahaan, dimana tingkat modal kerja yang tinggi akibat adanya jumlah modal yang cukup dengan tingkat penjualan yang tinggi sehingga modal cepat kembali ke bentuk semula yaitu kas dan piutang dan memungkinkan bagi perusahaan untuk dapat beroperasi yang lebih efisien karena tidak ada kesulitan untuk memperoleh barang atau jasa yang dibutuhkan. Memungkinkan bagi perusahaan untuk memberikan

(4)

syarat kredit yang lebih menguntungkan bagi pelanggan (Djarwanto, 2005:116-117).

Untuk nilai current ratio bahwa hampir semua perusahaan mengalami kenaikan nilai current ratio, tetapi masih ada beberapa perusahaan yang mengalami penurunan nilai current ratio, sementara teori rasio lancar yang tinggi berarti perusahaan dalam kondisi baik, karena rasio lancar yang tinggi mengindikasikan kemampuan perusahaan dalam mengelola keuangan dengan baik dengan membiarkan aktiva dalam bentuk lancar yang cenderung memberikan imbal hasil yang rendah (Martono dan Harjito, 2001: 135)

Faurani (2004) melakukan penelitian tentang analisis pengaruh modal kerja terhadap current ratio pada Koperasi Dharma Wanita “Mandalika” Mataram Nusa Tenggara Barat. Dalam penelitian ini menggunakan rasio lancar, modal kerja. Dengan hasil penelitian menunjukkan bahwa modal kerja tidak berpengaruh terhadap current ratio dan pada Koperasi Mandalika akan tetapi dapat juga dipengaruhi oleh faktor-faktor lain.

Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Analisis Pengaruh Modal Kerja Terhadap Likuiditas Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka dapat mengidientifikasi masalah penelitian sebagai berikut :

1. Terjadi penurunan modal kerja pada beberapa perusahaan dari tahun 2008-2010 yang diakibatkan oleh menurunnya tingkat penjualan pada beberapa

(5)

perusahaan.

2. Terjadi menurunnya tingkat likuiditas yang diukur dengan current ratio pada beberapa perusahaan dari tahun 2008-2010 yang disebabkan oleh beberapa perusahaan dalam mengelola keuangannya kurang baik dengan membiarkan aktiva dalam bentuk lancar yang cenderung memberikan imbal hasil yang rendah.

3. Penurunan dan kenaikan nilai modal kerja pada beberapa perusahaan tidak diikuti oleh kenaikan dan penurunan nilai current ratio

C. Batasan dan Rumusan Masalah Batasan Masalah

Dari latar belakang masalah diatas maka peneliti membatasi masalah penelitian ini mengenai likuiditas yang diukur atau proxy yang digunakan adalah

current ratio

Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah diatas maka penulis merumuskan masalah penelitian ini adalah : Apakah ada pengaruh modal kerja terhadap current ratio.

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya pengaruh modal kerja secara terhadap current ratio.

(6)

Manfaat Penelitian

Dengan tercapainya tujuan dalam penelitian ini, maka hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak, diantaranya :

1. Bagi Peneliti, sebagai bahan masukan didalam menambah ilmu pengetahuan dan pengembangan wawasan bidang akuntansi keuangan dan pasar modal, khususnya tentang modal kerja, perputaran modal kerja dan pengaruhnya terhadap likuiditas.

2. Bagi Investor/Calon Investor, sebagai bahan masukan didalam menilai kredibilitas perusahaan yang terdaftar di bursa dan pembuatan kebijakan-kebijakan di bursa.

3. Bagi Peneliti lainnya, sebagai bahan referensi bagi peneliti lainnya didalam melakukan penelitian lanjutan.

(7)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Uraian Teoritis 1. Modal Kerja

Mengenai pengertian modal kerja, dikemukakan oleh beberapa ahli, antara lain: Eugene. F Brigham, Joel. F Houston (2006:13 1) Modal kerja, atau kadang kadang disebut juga modal kotor, sebenarnya adalah aktiva lancar yang digunakan dalam operasi. Alwi (1994:1-2) mengemukakan bahwa : Modal kerja mengandung dua pengertian pokok yaitu Gross Working Capital yang merupakan selisih antara aktiva lancar dikurangi hutang lancar.

Mengenai pengertian modal kerja terdapat beberapa konsep yaitu (Riyanto, 1995:57-58):

1. Konsep Kuantitatif

Konsep ini mendasarkan pada kuantitas dari dana yang tertahan dalam unsur-unsur aktiva lancar dimana aktiva ini merupakan aktiva yang sekali berputar kembali dalam bentuk semula atau aktiva dimulai dari yang tertanam di dalamnya akan dapat bebas lagi dalam waktu yang pendek. Dengan demikian modal kerja dalam konsep ini adalah keseluruhan dari jumlah aktiva lancar.

2. Konsep kualitatif

Dalam konsep ini pengertian modal kerja juga dikaitkan dengan besarnya jumlah utang lancar atau utang yang harus segera dibayar. Dengan demikian maka sebagian dari aktiva lancar harus disediakan untuk

(8)

memenuhi dana dalam membagikan aktiva lancar ini tidak boleh digunakan untuk membayar operasi perusahaan untuk menjaga likuiditasnya.

3. Konsep Fungsional

Konsep ini menitik beratkan pada fungsi dalam menghasilkan penghasilan langsung (current income). Dan pengertian modal kerja menurut konsep ini adalah dana yang digunakan oleh perusahaan untuk menghasilkan current income sesuai dengan tujuan didirikannya perusahaan pada suatu periode tertentu.

Pada dasarnya, dana-dana yang dimiliki oleh suatu perusahaan seluruhnya akan digunakan untuk menghasilkan laba sesuai dengan usaha pokok perusahaan, tetapi tidak semua dapat digunakan untuk menghasilkan laba periode ini, ada sebagian yang akan digunakan untuk memperoleh atau menghasilkan laba dimasa yang akan datang.

2. Pentingnya Modal Kerja

Modal kerja yang cukup akan menguntungkan perusahaan, disamping memungkinkan bagi perusahaan untuk beroperasi secara ekonomis atau efisien dan perusahaan tidak mengalami kesulitan keuangan juga akan memberikan beberapa keuntungan (Munawir,2001 :16) yaitu :

1. Melindungi perusahaan terhadap krisis modal kerja karena turunnya nilai dari aktiva lancar.

2. Modal kerja yang cukup memungkinkan perusahaan untuk membayar semua kewajiban-kewajiban tepat pada waktunya.

(9)

3. Modal kerja yang cukup memungkinkan perusahaan untuk memelihara

“Credit standing” perusahaan yaitu penilaian pihak ketiga, misalnya bank dan para kreditor akan kelayakan perusahaan untuk menghadapi situasi darurat seperti dalam hal terjadi : pemogokan, banjir dan kebakaran.

4. Memungkinkan perusahaan untuk memberikan syarat kredit kepada para pembeli. Kadang-kadang perusahaan harus memberikan kepada para pembelinya syarat kredit yang lebih lunak dalam usaha membantu para pembeli yang baik untuk membiayai perusahaannya.

3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kebutuhan Modal Kerja

Kebutuhan perusahaan akan modal tergantung pada faktor faktor sebagai berikut (Tunggal.1995:96-101)

1. Sifat atau jenis perusahaan

Kebutuhan modal kerja tergantung pada jenis dan sifat dari usaha yang dijalankan perusahaan.

2. Waktu yang diperlukan untuk memproduksi dan memperoleh barang yang akan dijual serta harga persatuan dari barang tersebut.

3. Cara-cara atau syarat-syarat pembelian dan penjualan

Kebutuhan modal kerja perusahaan dipengaruhi oleh syarat pembelian dan penjualan. Makin banyak diperoleh syarat kredit untuk membeli bahan dari pemasok maka lebih sedikit modal kerja yang ditanamkan dalam persediaan.

4. Perputaran persediaan

(10)

diperlukan. Pengendalian persediaan yang efektif diperlukan untuk memelihara jumlah, jenis, dan kualitas barang yang sesuai dan mengatur investasi dalam persedian. Disamping itu biaya yang berhubungan dengan persediaan juga berkurang.

5. Perputaran piutang

Kebutuhan modal kerja juga dipengaruhi jangka waktu penagihan piutang. Apabila penagihan piutang dilakukan secara efektif maka tingkat perputaran piutang akan tinggi sehingga modal kerja tidak akan terikat dalam waktu yang lama dan dapat segera digunakan dalam siklus usaha perusahaan.

6. Siklus Usaha (Konjungtor)

Dalam masa “prosperti” perusahaan akan berupaya untuk membeli barang terdahulu untuk memperoleh harga yang rendah dan memastikan adanya persediaan yang cukup, sehingga dalam masa tersebut diperlukan modal kerja yang besar.

7. Musim

Apabila perusahaan tidak dipengruhi musim, maka penjualan tiap bulan rata-rata sama. Tetapi jika dipengaruhi musim, perusahaan memerlukan sejumlah modal kerja yang maksimum untuk jangka relative pendek.

(11)

4. Likuiditas Perusahaan

Likuiditas (Riyanto, 1995:25) adalah berhubungan dengan masalah kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansial yang segera harus dipenuhi. Jumlah alat-alat pembayaran (alat likuid) yang dimiliki oleh suatu perusahaan pada suatu saat merupakan kekuatan membayar yang belum tentu dapat memenuhi segala kewajiban finansialnya yang harus segera dipenuhi atau dengan kata lain perusahaan tersebut belum tentu memiliki kemampuan membayar.

Kemampuan membayar baru terdapat pada perusahaan apabila kekuatan mambayarnya adalah demikian besarnya sehingga dapat memenuhi semua kewajiban finansialnya yang segera harus dipenuhi. Dengan demikian maka kemampuan membayar itu dapat diketahui setelah membandingkan kekuatan membayarnya di satu pihak dengan kewajiban-kewajiban finansialnya yang segera harus dipenuhi di lain pihak.

Suatu perusahaan yang mempunyai kekuatan membayar sedemikian besarnya sehingga mampu memenuhi segala kewajiban finansialnya yang harus segera dipenuhi, dikatakan bahwa perusahaan tersebut adalah likuid, dan sebaliknya yang tidak mempunyai kemampuan membayar adalah illikuid.

Untuk menilai likuiditas perusahaan terdapat beberapa rasio yang dapat digunakan sebagai alat untuk menganalisa dan menilai posisi likuiditas perusahaan, yaitu:

1. Current Ratio

Current Ratio biasanya digunakan sebagai alat untuk mengukur keadaan likuiditas suatu perusahaan, dan juga merupakan petunjuk untuk dapat mengetahui

(12)

dan menduga sampai dimanakah kiranya kita, apabila memberikan kredit berjangka pendek kepada seorang nasabah, dapat merasa aman atau tidak. Dasar perbandingan tersebut dipergunakan sebagai alat petunjuk, apakah perusahaan yang mendapat kredit kira-kira akan mampu ataupun tidak untuk memenuhi kewajibannya untuk melakukan pembayaran kembali atau pada pelunasan pada tanggal yang sudah ditentukan.

Dasar perbandingan itu menunjukkan apakah jumlah aktiva lancar itu cukup melampaui besarnya kewajiban lancar, sehingga dapatlah sekiranya diperkirakan bahwa, sekiranya pada suatu ketika dilakukan likuiditas dari aktiva lancar dan ternyata hasilnya dibawah nilai dari yang tercantum di neraca, namun masih tetap akan terdapat cukup kas ataupun yang dapat dikonversikan menjadi uang kas di dalam waktu singkat, sehingga dapat memenuhi kewajibannya, dengan kata lain rasio lancar mengukur kemampuan perusahaan memenuhi hutang jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancarnya (aktiva yang akan berubah menjadi kas dalam waktu satu tahun atau satu siklus bisnis). Adapun formulasi dari current ratio (CR) adalah sebagai berikut:

Current Ratio = Aktiva Lancar x 100% Hutang Lancar

B. Kerangka Konseptual

Modal kerja merupakan salah satu sumber daya yang penting bagi perusahaan. Modal kerja digunakan untuk membiayai operasi sehari-hari perusahaan, dimana dana yang telah dikeluarkan tersebut diharapkan akan kembali dalam jangka waktu yang relatif pendek melalui hasil aktivitas perusahaan tersebut, yang akan dipergunakan untuk operasi selanjutnya.

(13)

Pendekatan yang praktis dengan memperkenalkan istilah yang digunakan dalam laporan tahunan perusahaan. Modal kerja diartikan sebagai yang berputar menjadi uang tunai selama satu putaran operasi perusahaan. Sedangkan yang dimaksud dengan satu putaran operasi adalah jangka waktu yang dibutuhkan untuk mengubah uang tunai menjadi persediaan, piutang sampai menjadi uang kembali. Agar modal kerja dapat terus berputar sejalan dengan aktivitas operasi perusahaan sehari-hari, maka perusahaan perlu adanya suatu pengendalian terhadap sumber dan penggunaan modal kerja, yang dibuat dalam bentuk suatu laporan perubahan modal kerja. Munawir (2002;128) menyatakan bahwa : “Laporan mengenai pengendalian sumber modal kerja sangat berguna bagi manajemen untuk mengadakan pengawasan terhadap modal kerja agar sumber modal kerja dapat digunakan secara efektif, serta dapat dijadikan dasar pengolahan atau perencanaan modal kerja dimasa datang”

Pengawasan terhadap sumber dan pengunaan modal kerja merupakan hal yang penting bagi perusahaan yang ingin mempertahankan tingkat likuditasnya, hal ini dapat tercapai selama modal kerja yang tersedia dikelola secara efektif dan efisien. Munawir (2002;31) mengemukakan definisi likuiditas sebagai berikut :“Likuiditas adalah menunjukan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi, atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan pada saat ditagih”. Jumlah alat-alat pembayaran (alat-alat likuid) yang dimiliki oleh suatu perusahaan pada saat tertentu merupakan “kekuatan membayar” dari perusahaan yang bersangkutan. Rasio likuiditas berguna untuk mengukur tingkat likuiditas suatu perusahaan tentang cara menilai dan meningkatkan posisi keuangan perusahaan tersebut.

(14)

Dalam mengukur atau menentukan tingkat likuiditas, suatu perusahaan perlu mempertimbangkan pengukuran yang mapan terhadap modal kerja, karena akibat kesalahan dalam penetapan, perusahaan akan dihadapkan pada hambatan dalam menyelenggarakan aktivitas perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan harus menjaga agar jumlah modal kerjanya dapat mencukupi kegiatan usahanya. Apabila tingkat likuiditasnya tinggi maka semakin tidak efektif karena aktiva lancar yang terlalu besar akan berakibat timbulnya aktiva lancar yang menganggur, dan menuntut para manajer untuk mengambil tindakan dalam mengalokasikan aktiva lancar yang menganggur, sehingga akan sangat berpengaruh terhadap perputaran modal kerja. Informasi mengenai sumber dan penggunaan modal kerja sangat penting, hal ini berguna untuk mengetahui sejauh mana tingkat likuiditas yang dapat dicapai pada suatu periode oleh perusahaan.

Gambar II.1 Kerangka Konseptual

C. Hipotesis

Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah : Ada pengaruh modal kerja terhadap current ratio pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.

(15)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian dalam penelitian ini adalah penelitian asosiatif kausal. Menurut Umar (2003:30), penelitian asosiatif kausal adalah penelitian yang bertujuan untuk menganalisis hubungan anatara satu variabel lainnya atau bagaimana suatu variabel mempengeruhi variabel lain

B. Defenisi Operasional

Penelitian ini menggunakan dua variabel dependen dan satu variabel independen. Definisi operasional masing-masing variabel dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Modal Kerja

Modal kerja adalah selisih antara asset lancar dengan hutang lancar Modal kerja = Asset Lancar – Hutang Lancar

2. Current Ratio

rasio lancar mengukur kemampuan perusahaan memenuhi hutang jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancarnya (aktiva yang akan berubah menjadi kas dalam waktu satu tahun atau satu siklus bisnis). Adapun formulasi dari current ratio (CR) adalah sebagai berikut:

Current Ratio = Aktiva Lancar x 100% Hutang Lancar

(16)

C. Tempat dan Waktu Penelitian

Adapun tempat dan waktu penelitian sebagai berikut :

Tempat : Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id)

Waktu : Penelitian ini dimulai dari bulan Mei 2012 hingga selesai

Tabel 3.1 Waktu Penelitian

Jadwal kegiatan

Bulan Pelaksanaan 2012

Mei Juni Juli Agustus

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1.Pengajuan judul 2.Pembuatan Proposal 3. Bimbingan Proposal 4. Seminar Proposal 5. Pengumpulan Data 6. Bimbingan Skripsi

7. Sidang Meja Hijau

D. Populasi dan Sampel 1. Populasi Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek / subjek, yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari untuk kemudian ditarik kesimpulannya. (Sugiono, 2004 : 72). Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2008-2010. Adapun jumlah populasi dalam penelitian adalah 150 (seratus lima puluh ) perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.

(17)

Tabel 3.2 Populasi Penelitian

No EMITEN

1 Holcim Indonesia Tbk 2 Indocement Tunggal Prakasa 3 Semen Gresik (Persero) Tbk 4 Arwana Citra Mulia Tbk 5 Ashahimas Flat Glass Tbk

6 Inti Keramik Alamasri Industri Tbk 7 Keramik Indonesia Asosiasi Tbk 8 Astra Agro LestariTbk

9 Surya Toto Indonesia Tbk

10 Alumindo Light Metal Industri Tbk 11 Beton Jaya Manunggal Tbk

12 Citra Turbindo Tbk

13 Indah Aluminium Industri Tbk 14 Itamaraya Gold Industry Tbk 15 Jaya Pari Steel Tbk

16 Lion Metal work Tbk 17 Lion Mesh Prima Tbk 18 Pelangi Indah Canindo Tbk 19 Tembaga Mulia Semanan Tbk 20 Gunawan Danjaya Steel Tbk 21 Jakarta Kyoei Steel Work Ltd Tbk 22 Flat Timah Nusantara Tbk

23 Budi Acid Jaya Tbk 24 colorpark Indonesia Tbk 25 Duta Pertiwi Nusantara Tbk 26 Ekadarma International Tbk 27 Eterindo Wahanatama Tbk 28 Intan Wijaya International Tbk 29 Resource Alam Indonesia Tbk 30 Indo Acidatama Tbk

31 Sorini Agro Asia Corporindo Tbk 32 Unggul Indah cahaya Tbk

(18)

33 Try Polyta Indonesia Tbk 34 Barito Pacific Tbk

35 Aneka Kemasindo Utama 36 Argha Karya Prima Ind Tbk 37 Asia Plast Industri Tbk 38 Berlina Tbk

39 Dynaplast Tbk

40 Titan Kimia Nusantara Tbk 41 Kageo Igar Jaya Tbk 42 Leyand International Tbk 43 Siwani Makmur Tbk 44 Trias Sentosa Tbk

45 Tunas Baru Lampung Tbk 46 Tunas Alfin Tbk ( share B) 47 Sekawan Intipratama Tbk 48 Yanaprima Hastapersada Tbk 49 Chaeron Pokphan Indonesia Tbk 50 Japfa Comfeed Indonesia Tbk 51 Malindo Feedmill Tbk

52 Sierad Produce Tbk 53 Barito Fasifik Tbk

54 Daya Sakti Unggul Corporation Tbk 55 Sumalindo Lestary Jaya Tbk

56 Surya Dumai Industries 57 Tirta Mahakam Resource Tbk 58 Fajar Surya Wisesa Tbk

59 Indah Kiat Pulp & Paper Corp Tbk 60 Tjiwi Kimia Tbk

61 Suparma Tbk

62 Surabaya Agung Industry Pulp Tbk 63 Toba Pulp Lestary Tbk

64 Kertas Basuki Rachmat Indonesia Tbk 65 Astra International Tbk

66 Astra Otoparts Tbk 67 Indo Kordsa Tbk 68 Gajah Tunggla Tbk 69 Goodyear Indonesia Tbk

70 Indomobil Sukses International Tbk 71 Indospring Tbk

72 Multi Prima Sejahtera Tbk 73 Multi starada Arah Sarana Tbk 74 Nypress Tbk

75 Prima Aloy Steel Universal Tbk 76 Albond Makmur Usaha Tbk 77 Selamat Sempurna Tbk 78 APAC Citra Centerex Tbk 79 Argo Pantes Tbk

(19)

80 Centex Tbk

81 Centex Tbk (Seri B) 82 Delta Dunia Petroindo Tbk 83 Eratex Djaja Tbk

84 Ever Shine Textile Industri Tbk 85 Hanson International Tbk 86 Hanson Internatinal Tbk (seri B) 87 Indorama Syntheties Tbk

88 karwell Indonesia Tbk 89 Pan Brothers Tbk

90 panasia Filament Inti Tbk 91 Panasia Indosyntex Tbk 92 Polychem Indonesia Tbk 93 Poly Sindo Eka Perkasa 94 Ricky Putra Globalindo Tbk 95 Roda Vivatex Tbk

96 Sunson Textile Manufaktur Tbk 97 Texmaco jaya Tbk

98 Tijin Indonesia Fiber Tbk 99 Unitex Tbk

100 Akr. corporindo. Tbk 101 Asia Pasifik Fiber Tbk

102 Primaindo Asia Infrastruktur Tbk 103 Sepatu Bata Tbk

104 surya Intrindo Makmur Tbk 105 GTT Kabel Indonesia Tbk 106 Jembo cable company Tbk 107 Kabelindo Murni Tbk 108 Sucaco Tbk

109 Sumi Indo kabel tbk 110 Voksel Elektric Tbk 111 KMI Wire and Cable Tbk 112 Sat Nusapersada Tbk 113 Arona Nusapersana Tbk 114 Ades Water Indonesia Tbk 115 Aqua Golden Missippi Tbk 116 Cahaya Kalbar Tbk

117 Davomas Abadi Tbk 118 Delta Jakarta Tbk

119 Indofood Sukses Makmur Tbk 120 Mayora Indah Tbk

121 Multi Bintang Indonesia Tbk 122 Lautan Luas Tbk

123 Sekar Bumi Tbk 124 Sekar laut Tbk 125 Siantar Top Tbk 126 Suba Indah Tbk

(20)

127 Tiga Pilar Sejahtera food Tbk 128 Ultra jaya Milk Ind Tbk 129 BAT Indonesia Tbk 130 Gudang Garam Tbk 131 HM Sampoerna Tbk 132 Bentoel International Tbk

133 Bristol- Myers Squibb IndonesiaTbk(PS) 134 Bristol-Myers Squibb Indonesia Tbk 135 Ace Hardware Indonesia Tbk

136 Indofarma Tbk 137 Kalbe farma Tbk 138 Kimia farma Tbk 139 Merk Tbk

140 Pyridam Farma Tbk

141 Schering Plough Indonesia Tbk 142 tempo Scan Pasifik Tbk

143 Taisho Pharmaceutical Tbk 144 Mandom Indonesia Tbk 145 Mustika Ratu Tbk

146 Sara Lee Body Care Indonesia Tbk 147 Unilever Indonesia Tbk

148 Kedaung Indah scan Tbk

149 Kedaung setia Budi Industrial Tbk 150 Langgeng Makmur Industri Tbk

2. Sampel penelitian

Menurut Sugiono (2008 : 116) : “sampel adalah sebagian dari jumlah dan karekteristik yang dimilkki oleh populasi tersebut”. Jadi sampel merupakan sebagian dari populasi untuk mewakili karakteristik populasi yang diambil untuk keperluan penelitian. Dalam penelitian ini, data dikumpulkan dari Bursa Efek Indonesia yaitu perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI

Pertimbangan yang dimaksud adalah criteria dari sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini yang akan dilakukan sesuai dengan beberapa pertimbangan. Kiteria yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

(21)

1. perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI pada tahun 2008-2010

2. Perusahaan tersebut tidak di delesting dari BEI tahun 2008-2010. 3. Perusahaan memiliki laporan keuangan yang lengkap dan telah

diaudit per tanggal 31 Desember 2008- 31 Desember 2010 Tabel 3.2

Sampel Penelitian Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEI

No. Nama Perusahaan Kode

1 PT. Akasha Wira Internasional Tbk. ADES 2 PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk. AISA

3 PT. Cahaya Kalbar Tbk. CEKA

4 PT. Davomas Abadi Tbk. DAVO

5 PT. Delta Djakarta Tbk. DLTA

6 PT. Fast Food Indonesia Tbk. FAST

7 PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. INDF 8 PT. Multi Bintang Indonesia Tbk. MLBI

9 PT. Majora Indah Tbk. MYOR

10 PT. Prasidha Aneka Niaga Tbk. PSDN 11 PT. Prioneerindo Gourmet International Tbk. PTSP

12 PT. Sierad Produce Tbk. SIPD

13 PT.Sekar Laut Tbk. SKLT

14 PT. SMART Tbk. SMAR

15 PT. Siantar Top Tbk. STTP

16 PT. Tunas Baru Lampung UTLJ

17 PT.Bristol-Myers Squibb Indonesia Tbk 18 PT.Ace Hardware Indonesia Tbk

19 PT. Indofarma Tbk 20 PT.Kalbe farma Tbk 21 PT.Astra International Tbk 22 PT.Astra Otoparts Tbk 23 PT.Indo Kordsa Tbk 24 PT.Gajah Tunggla Tbk 25 PT.Goodyear Indonesia Tbk

26 PT.Indomobil Sukses International Tbk 27 PT.Indospring Tbk

28 PT.Multi Prima Sejahtera Tbk 29 PT.Multi starada Arah Sarana Tbk 30 PT.Nypress Tbk

31 PT.Prima Aloy Steel Universal Tbk 32 PT.Albond Makmur Usaha Tbk 33 PT.Selamat Sempurna Tbk 34 PT.Holcim Indonesia Tbk

(22)

35 PT.Indocement Tunggal Prakasa 36 PT.Semen Gresik (Persero) Tbk 37 PT.Arwana Citra Mulia Tbk 38 PT.Ashahimas Flat Glass Tbk

39 PT.Inti Keramik Alamasri Industri Tbk 40 PT.Keramik Indonesia Asosiasi Tbk 41 PT.Astra Agro LestariTbk

42 PT.Surya Toto Indonesia Tbk

43 PT.Alumindo Light Metal Industri Tbk 44 PT.Beton Jaya Manunggal Tbk

45 PT.Citra Turbindo Tbk

46 PT.Indah Aluminium Industri Tbk 47 PT.Itamaraya Gold Industry Tbk 48 PT.Jaya Pari Steel Tbk

49 PT.Gudang Garam Tbk 50 PT.HM Sampoerna Tbk Sumber : www.idx.co.id

Sampel penelitian adalah 50 perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI E. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan studi data sekunder yaitu : dengan mempelejari, mengklasifikasikan data sekunder berupa catatan-catatan laporan keuangan, maupun informasi lainnya yang terkait dengan ruang lingkup penelitian ini

F. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini, teknik analisis data yang digunakan adalah analisis statistik dengan menggunakan software SPSS 15. Sebelum data dianalisis, maka untuk keperluan analisis data tersebut, terlebih dahulu dilakukan uji statistik deskriptif dan uji asumsi klasik sebelum melakukan pengujian hipotesis

(23)

1. Regresi Linier Sederhana

Jika ada satu variabel tak bebas atau variabel terikat (dependent variable) tergantung pada satu atau lebih variabel bebas atau peubah bebas (independent variable) hubungan antara kedua variabel tersebut dapat dicirikan melalui model matematik (statistik) yang disebut sebagai model regresi.

Persamaan regresi sederhana :

Y= a + bX Keterangan : Y = Variabel dependen a = Konstanta b = Koefisien regresi X =Variabel bebas 2. Pengujian Normalitas

Menurut Ghozali (2005 : 110), “uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal”. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Untuk melihat normalitas data dapat dilakukan dengan analisis grafik yang menggunakan grafik P-P Plot dan analisis statistik. Melalui analisis grafik, normalitas dapat di deteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. Secara statistik, normalitas dapat juga dilihat dari uji

(24)

memenuhi asumsi normalitas, sebaliknya, jika nilai Asymp.Sig.(2-tailed) < 0,05 maka distribusi data dinyatakan tidak memenuhi asumsi normalitas.

3. Uji Hipotesis

Pengujian Hipotesis untuk Regresi Sederhana dengan Menggunakan Uji t Uji t digunakan untuk menguji koefisien regresi secara parsial atau individu. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh yang signifikan antara variabel independen dengan variabel dependennya. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan variabel terikat/dependen. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan t hitung dengan t tabel pada dejat signifikansi 5% (ά = 0,05). Jika nilai t hitung > t tabel atau ά < 0,05, maka H0 ditolak dan Ha diterima yang berarti

hipotesis yang diajukan dapat diterima. Rumus uji t adalah sebagai berikut :

Keterangan :

r2 = korelasi xy yang ditemukan n = jumlah sampel

Gambar

Tabel 3.1  Waktu Penelitian
Tabel 3.2  Populasi Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Perkembangan pasca kemerdekaan mungkin dapat dimulai dari tahun 1950an yang ditandai dengan berdirinya perpustakaan baru. Pada tanggal 25 Agustus 1950 berdiri perpustakaan

Kandungan amonia berlebih dalam larutan sintesis urea yang keluar dari  stripper  akan naik bila  stripper  dioperasikan pada tekanan yang lebih tinggi.. Apabila

Memahami pernyataan dan ingkarannya, menentukan nilai kebenaran pernyataan majemuk, serta mampu menggunakan prinsip logika matematika dalam pemecahan masalah yang

Kepala daerah dalam menyelenggarakan fungsi sebagai pemimpin daerah terhadap pemerintah daerah memiliki tugas dan wewenang sesuai dengan Pasal 25 Undang-Undang Nomor 32 Tahun

142 D.3 Hasil Perhitungan Dampak Pengganda Total Pendapatan Tabel Input Output Kabupaten Jember Tahun 2010 Transaksi Domestik Atas Dasar Harga Produsen Updatting Tahun

Undang-Undang Republik Indonesia 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak Undang-Undang Republik Indonesia nomor 28 Tahun 2004 Tentang Perubahan. Undang-undang Nomor 16 Tahun

Hasil dari penelitian ini diharapkan memeberikan manfaat kepada pembaca mengenai problematika kehidupan yang dialami masyarakat Timur Tengah dengan melihat pandangan

Ujicoba terhadap sistem dilakukan biasanya setelah pengetesan program. Ujicoba sistem dilakukan untuk memeriksa dan memastikan bahwa komponen-komponen program atau tiap-tiap