• Tidak ada hasil yang ditemukan

III. METODE PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "III. METODE PENELITIAN"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

III. METODE PENELITIAN

3.1. Kerangka Pemikiran

Pendekatan terhadap sumber daya alam yang dikandung dalam sistem budaya tradisional adalah bersifat holistik dan bottom up sejalan dengan nalar yang berwawasan lingkungan dan keberlanjutan meskipun dikemas dalam berbagai mitologi, kepercayaan dan upacara-upacara suci (Sagbadja et al. 2006; Adimiharja 2008). Adanya unsur tabu dan aturan-aturan merupakan mekanisme sosial untuk konservasi sumber daya alam dan membangun kelenturan dalam ekosistem (Berkes et al. 2000). Pengetahuan tersebut diperoleh melalui proses panjang berupa akumulasi pengalaman, eksperimen informal, dan pemahaman yang tinggi terhadap lingkungan, sehingga merupakan proses dinamis yang selalu berubah (Becker dan Ghimire 2003; Watson et al. 2003). Berdasarkan konsep-konsep tersebut maka penelitian ini berupaya mengidentifikasi dan mengkaji mekanisme pemanenan madu hutan Tesso Nilo berdasarkan pengetahuan lokal dan praktek-praktek yang berkontribusi pada konservasi.

Unsur-unsur yang menjadi bagian dari mekanisme pengetahuan lokal dan praktek-praktek konservasi ditelaah secara spesifik melalui beberapa hal, diataranya adalah: 1) tata cara pemanenan yang merupakan warisan budaya turun temurun masyarakat yang melibatkan berbagai aktifitas berkaitan dengan ritual dan aturan-aturannya, 2) sistem pengetahuan dan penguasaan tentang pohon sialang yang merupakan hal penting karena berkaitan dengan hak untuk memanen sarang, bagi hasil dan keberlanjutan sumberdayanya, 3) Transfer pengetahuan dan perubahan, pewarisan pengetahuan antara generasi, masuknya pengaruh-pengaruh baru memungkinkan terjadinya perubahan dan memunculkan gap antara generasi tua dan muda.

HHBK pada dasarnya merupakan sumberdaya alam yang dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan dengan penggunaan yang bijaksana. Pengetahuan tentang hal tersebut senantiasa berkembang karena adanya pembaruan, penciptaan suatu inovasi baru. Penerimaan terhadap inovasi baru adalah karena kesadaran adanya kekurangan-kekurangan dan ketidakpuasan dengan keadaan, sehingga memunculkan keinginan untuk memperbaiki mutu

(2)

(Koentjaraningrat 1990). Demikian juga yang terjadi pada komersialisasi madu hutan Tesso Nilo yang diiringi dengan adanya transfer pengetahuan yang selama ini belum dikenali oleh masyarakat petani madu. Oleh sebab itu kemudian akan ditelaah juga mengenai perubahan terhadap tata cara panen dan adopsi inovasi terhadap produk.

Penelitian ini menggunakan informan utama petani madu Tesso Nilo, tetua adat, dan beberapa pihak yang lain. Petani madu adalah pelaku dari kegiatan pemanfaatan madu hutan yang menggunakan pengetahuan lokal mereka, dan juga akan terimbas langsung oleh terjadinya perubahan permintaan terhadap produk dan inovasi terhadap produk. Sedangkan tetua adat merupakan pengemban warisan budaya turun temurun yang memegang sejarah adat dalam pemanfaatan madu hutan. Informan lain adalah Ketua Asosiasi Petani Madu Tesso Nilo (APMTN), dimana melalui organisasi tersebut terjadi inovasi berupa perubahan perlakuan terhadap produk untuk memenuhi keinginan konsumen sekaligus menjangkau pasar yang lebih luas. Kepala Desa yang menjadi pemimpin lembaga formal dalam masyarakat yang masih memegang tradisi dan peran sertanya dalam mengadopsi keberadaan adat pada peraturan desa yang mengatur kepemilikan sialang. Informasi dari pihak Balai Taman Nasional Tesso Nilo diperlukan karena perannya sebagai pengelola kawasan dimana pohon sialang berada, bagaimana menyikapi semakin besarnya permintaan madu hutan Tesso Nilo, dan keberadaan pohon sialang, serta pembinaan yang telah dilakukan Balai TNTN khususnya bagi petani madu.

Keberadaan pengetahuan lokal dengan kearifannya dalam memanfaatkan sumberdaya alam menjadi hal yang penting dipelajari dalam upaya pengelolaan kawasan konservasi yang mengemban mandat untuk menjaga keberlangsungan sumber daya alam dan ekosistemnya. Pemanenan madu hutan merupakan pengetahuan lokal sebagai salah satu warisan turun temurun yang dapat disaksikan pelaksanaannya hingga saat ini. Kerangka pemikiran dalam penelitian ini disajikan pada Gambar 1.

(3)

Gambar 1 Kerangka Pemikiran

Keterangan :

= Fokus Penelitian

Pengelolaan TNTN

Perlindungan Pemanfaatan Pengawetan

HHBK Madu Hutan

Pemanfaatan oleh masyarakat

- Aspek Sosial - Aspek Ekonomi - Aspek Budaya

Pengetahuan Lokal

Tata cara panen Penguasaan Pohon sialang Pembagian keuntungan Transfer Pengetahuan - Inovasi produk - Adopsi inovasi

- Perubahan tata cara panen

Komersialisasi dan transfer teknologi

Implikasi terhadap keanekaragaman hayati dan konservasi kawasan

(4)

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan selama bulan April sampai dengan bulan Juni 2012 di dua desa yaitu Desa Lubuk Kambang Bunga dan Desa Air Hitam yang terletak di Kecamatan Ukui, Kabupaten Pelalawan, Riau. Faktor penentu lokasi desa contoh tersebut adalah: 1) berbatasan langsung dengan kawasan TNTN, 2) penggunaan pengetahuan lokal untuk pemanenan madu hutan bagi masyarakat yang memanfaatkannya, 3) terdapatnya APMTN yang berada di Desa Lubuk Kambang Bunga.

Gambar 2 Peta Lokasi Penelitian (Sumber: TNTN 2010)

3.3. Alat dan Bahan

Alat yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah panduan wawancara.

3.4. Metode dan Teknik Pengumpulan Data 3.4.1. Penentuan Informan

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif sehingga jumlah informan tidak menjadi bahan pertimbangan secara khusus. Adapun hal yang menjadi bahan pertimbangan adalah: 1) tepat tidaknya pemilihan informan, dan 2)

Desa Lubuk Kambang Bunga

(5)

kompleksitas dan keragaman sosial yang diteliti (Bungin 2007). Pemilihan informan dari petani madu dilakukan berdasarkan convenience sampling, dengan pertimbangan kemudahan yang bisa didapatkan peneliti, karena informan yang sulit diketahui keberadaannya. Jumlah Informan sebanyak 18 orang, terdiri dari 5 orang pemanjat, 2 orang tukang tiris, 2 orang tukang sambut, Ketua APMTN, Kepala Desa Air Hitam, Bathin, Kepala Desa Lubuk Kambang Bunga, Kepala Balai TNTN, Sekretaris Dewan Kesenian Kabupaten Pelalawan, Staf Dinas Pariwisata Kabupaten Pelalawan, LSM dan 2 orang informan dari Desa Tanjung Air Hitam dan Desa Lipai Bulan untuk keterangan tentang penguasaan sialang dan pembagian keuntungannya di desa mereka.

3.4.2. Kebutuhan Data

Data yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan dalam penelitian ini disajikan dalam Tabel 1.

Tabel 1 Data-data yang dikumpulkan

Parameter Variabel Informan Cara Pengambilan

Pengetahuan Tradisional Pemanfaatan Madu Hutan Tesso Nilo

Tata cara pemanenan - Proses Survey - Pembagian tugas

- Persiapan panen (alat dan bahan) - Prosesi Panen

- Prosesing Hasil dan Kualitas Madu - Petani Madu - Tetua Adat - Observasi partisipatif - wawancara mendalam - studi literatur Penguasaan pohon sialang - Model penguasaan

- Kewenangan dalam mengelola - Perlakuan pada pohon termasuk

upaya perlindungannya - Pewarisan - Petani Madu - Tetua Adat - wawancara mendalam - studi literatur Pembagian keuntungan

Proporsi pembagian keuntungan : - Pemilik pohon sialang

- Pekerja - Tetua Adat - Desa - Petani Madu - Tetua adat - wawancara mendalam Transfer pengetahuan antar generasi dan perubahan - Pewarisan pengetahuan - Gap antar generasi

- Petani Madu - Tetua adat - wawancara mendalam Peraturan Desa

Peraturan Desa tentang Sialang Kepala Desa - wawancara mendalam - studi literatur

(6)

Tabel 1 Lanjutan

3.4.3. Pengumpulan Data

Penelitian dirancang dengan pendekatan studi kasus. Studi kasus bersifat menguraikan dan menjelaskan secara komprehensif mengenai berbagai aspek sehingga penelitian diupayakan untuk menelaah sebanyak mungkin data mengenai subyek yang diteliti, mendalam dan detail serta menggunakan berbagai instrumen untuk mengumpulkan data (Faisal 2003). Pendekatan penelitian studi kasus bersifat mengeksplorasi proses, peristiwa-peristiwa dan aktifitas (Cresswell 2010). Jenis data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan sekunder. Data primer diperoleh melalui metode pengambilan data berupa observasi partisipatif dan wawancara mendalam dengan informan. Data sekunder diperoleh lewat studi literatur dari berbagai sumber dengan tidak menutup kemungkinan dari literatur akan menjadi data primer yang didasarkan pada kepentingannya terhadap penelitian ini.

Prosedur pengumpulan data yang dilakukan menggunakan tiga strategi sebagai berikut :

1. Observasi partisipatif

Pengumpulan data mengenai aktifitas pemanenan madu dilakukan dengan pengamatan langsung ke lapangan untuk mengamati aktifitas individu-individu di lokasi penelitian. Pengamatan diantaranya dilakukan dengan mengikuti kegiatan panen madu. Pemanenan madu dilakukan pada pohon sialang yang berada di pinggir sungai sehingga akses ke lokasi dilakukan dengan menggunakan perahu

pompong. Aktifitas tersebut diikuti pada malam hari mulai dari tahap persiapan

Menelaah pengaruh terjadinya komersialisasi terhadap pemanfaatan madu hutan

Perubahan tata cara panen

- Standarisasi dalam proses memanen

- Perlakuan terhadap produk

- Petani Madu - Ketua APMTN - wawancara mendalam - observasi partisipatif Adopsi Inovasi produk

- Kemampuan petani madu untuk mengadopsi pengetahuan baru - Penerapan - Petani Madu - Ketua APMTN - wawancara mendalam - observasi partisipatif

Pengelolaan oleh Balai Taman Nasional Tesso Nilo

Kebijakan Balai

Pengelolaan oleh TNTN Kepala Balai - wawancara mendalam - studi literatur

(7)

hingga panen madu berakhir, sehingga detil-detil dalam pemanenan madu, penggunaan ritual beserta tata caranya dapat tergambar dengan jelas.

2. Wawancara

Wawancara dilakukan dengan bertatap muka secara langsung. Panduan wawancara digunakan agar proses pengambilan data dan informasi tetap dalam koridor kebutuhan data-data yang diinginkan. Metode wawancara dengan in depth

interview (wawancara mendalam) dimana ada keterlibatan langsung pewawancara

dengan aktifitas informan, membutuhkan waktu yang lama dan berkali-kali (Bungin 2007).

3. Studi Literatur

Dilakukan dengan pencarian pustaka yang memiliki keterkaitan dengan penelitian dan sesuai dengan kebutuhan data.

3.5. Metode Analisis Data

Data yang diperoleh berupa transkrip wawancara dengan para informan yang dianalisis secara deskriptif kualitatif. Hasil penelitian, data yang terkumpul dan kebenarannya diuji keabsahannya dengan triangulasi sumber data dengan cara membandingkan data hasil pengamatan dengan hasil wawancara, membandingkan hasil wawancara dengan literatur yang bersangkutan, dan melakukan cross check terhadap berbagai informasi yang didapatkan (Bungin 2007). Tema-tema dibangun berdasarkan sejumlah sumber data atau perspektif dari partisipan sehingga meningkatkan validitas penelitian (Cresswell 2011).

Gambar

Gambar 1  Kerangka Pemikiran
Gambar 2  Peta Lokasi Penelitian (Sumber: TNTN 2010)  3.3. Alat dan Bahan
Tabel 1  Data-data yang dikumpulkan
Tabel 1  Lanjutan

Referensi

Dokumen terkait

Penentuan proporsi alokasi kesetiap alternatif konfigurasi distribusi ini dilakukan setelah total alokasi untuk suatu wilayah telah ditentukan. Jadi dalam hal ini hanya

From the analysis of land capability, land capability class III is the most land capability class in Sukabumi city (97.8 %). So it can be concluded that the land use in

Pembentukan objektif tingkah laku sebagai tujuan pendidikan bukan semata-mata untuk guru melakukan sesuatu aktiviti tetapi untuk membawa perubahan yang signifikan dalam.. pola

dan/atau sanksi administratif serta publikasi di media cetak. Uang paksa merupakan salah satu tekanan agar orang atau pihak yang dihukum mematuhi dan melaksanakan

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi kerja memiliki pengaruh terhadap kinerja guru. Seorang guru dalam melaksanakan tugasnya tidak hanya membutuhkan kemampuan

Dari Informasi permasalahan yang dihadapi oleh warga dengan kegiatan forum tripika kecamatan, dilakukan dengan gerakan sentuh hati serta mengedepankan jalinan silatulrahmi sehingga

Gempabumi yang sering terjadi berdasarkan peta seismisitas dari bulan Juli 2016- Maret 2017 adalah gempabumi dangkal yang ditunjukan oleh titik berwarna merah pada

Bersama ini, kami staf akademik di Jurusan Manajemen Universitas Terbuka dalam rangka melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi bermaksud melakukan penelitian dengan