• Tidak ada hasil yang ditemukan

Fungsi Seni Tari Tradisional di Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Fungsi Seni Tari Tradisional di Indonesia"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1 Fungsi Seni Tari Tradisional di Indonesia

Oleh: Dra. Lilin Candrawati S. M.Sn.

============================================================ Abstrak

Seni tradisional merupakan seni yang tumbuh serta berkembang pada suatu daerah atau lokalitas tertentu, serta pada umumnya dapat tetap hidup pada daerah yang memiliki kecenderungan terisolir atau tidak terkena pengaruh dari masyarakat luar. Tradisional artinya sikap dan Cara berpikir maupun bertindak yang selalu berpegang teguh pada norma dan adat kebiasaan yang ada secara turun-temurun. Jadi dalam konsep ini ada acuan waktu. Selain masalah waktu, konsep ini mengabaikan batasan norma dan adat kebiasaan mana yang diacu. Tari tradisional merupakan suatu hasil ekspresi hasrat manusia akan keindahan dengan latar belakang atau sistem budaya masyarakat pemilik kesenian tersebut. Dalam tari tradisional tersirat pesan dari masyarakatnya berupa pengetahuan, gagasan, kepercayaan, nilai dan norma.

Tari tradisional pada umumnya berfungsi sebagai sarana dalam upacara adat yang banyak terdapat di daerah-daerah yang bertradisi dan memiliki sistem kepercayaan yang kuat, sebagai tari bergembira atau tari pergaulan yang digunakan sebagai sarana mengungkapkan rasa gembira, syukur atau untuk pergaulan antara wanita dan laki-laki dan sebagai tari teatrikal atau tontonan yang merupakan tarian yang garapannya khusus untuk dipertunjukkan dan diselenggarakan di tempat pertunjukan khusus.

Keyword: Fungsi, seni tari, tari tradisional

PENDAHULUAN

Tari Tradisional adalah bagian seni tari yang telah baku oleh aturan-aturan tertentu. Dalam kurun waktu yang telah disepakati, aturan-aturan baku diwariskan secara turun-temurun melalui generasi ke generasi. Tarian jenis ini telah mengalami perjalanan cukup panjang, bertumpu pada pola garapan tradisi yang kuat. Tari jenis ini biasanya memiliki sifat kedaerahan yang kental dengan pola gaya tari yang dibangun melalui sifat dan karakter gerak yang sudah ada sejak lama. Tari-tarian tradisional yang dilestarikan oleh generasi

(2)

2 pendukung biasanya sudah sangat diyakini atas kemasyarakatannya. Masyarakat yang mau terlibat di sini ikut andil dalam melestarikan tari tradisional melalui rasa tanggung jawab dan kecintaan yang tidak bisa dinilai harganya. Masyarakat yang bersangkutan memandang bahwa tarian jenis ini menjadi salah satu bentuk ekspresi yang dapat menentukan watak dan karakter masyarakat yang mencintai tarian tersebut. Fungsi seni tari dalam kehidupan kita banyak sekali antara lain seni tari digunakan untuk sarana upacara adat dan keagamaan, untuk pergaulan, dakwah ataupun untuk pendidikan juga untuk hiburan.

Sementara itu, Sedyawati (1981:53), mengemukakan bahwa Seni pertunjukan, terutama yang berupa tari-tarian dengan iringan bunyi-bunyian, sering merupakan pengemban dari kekuatan-kekuatan magis yang di harapkan hadir, tetapi juga tidak jarang semata-mata tanda syukur pada terjadinya peristiwa-peristiwa tertentu. Beberapa fungsi seni pertunjukan dapat disebutkan sebagai berikut:

1) Sebagai pemanggil dan penjemput kekuatan supranatural (ghaib), 2) Peringatan dan pemujaan arwah nenek moyang

3) Sebagai perlengkapan upacara.

4) Perwujudan mengungkapkan keindahan semata

Pendapat lain diungkapkan oleh Soedarsono (1996: 12) yang membagi fungsi tari menjadi 3 yaitu:

1) Tari sebagai upacara yang khusus, berfungsi sebagai sarana upacara agama dan adat.

2) Tari bergembira atau tari pergaulan 3) Tari teatrikal atau tontonan/pertunjukan

Dari beberapa pendapat di atas maka pada umumnya tari tradisi secara garis besar memiliki fungsi yang sama, bahwa fungsi tari diantaranya adalah tari untuk upacara, tari sebagai hiburan, tari sebagai pertunjukan (Jazuli 1994: 43)

(3)

3 PERMASALAHAN

Berkaitan dengan adanya beberapa corak ragam tarian yang digunakan pada upacara-upacara adat di istana, upacara agama, bahkan ada yang ditujukan untuk pergaulan dan hiburan semata maka perlu dijabarkan dengan jelas fungsi-fungsi seni pertunjukan tari tradisional secara terperinci. Agar berbagai jenis tarian tersebut dapat diklasifikasikan sesuai dengan tujuan dan fungsinya.

Dari beberapa pendapat di atas maka pada umumnya tari tradisi secara garis besar memiliki fungsi yang sama, bahwa fungsi tari diantaranya adalah tari untuk upacara, tari sebagai hiburan, tari sebagai pertunjukan

PEMBAHASAN

A. Seni Tari Sebagai Sarana Upacara

Fungsi tari sebagai sarana upacara dapat dibedakan menjadi tiga yaitu: 1. Upacara keagamaan yaitu jenis tari-tarian yang digunakan dalam

peristiwa keagamaan. Jenis tarian semacam ini masih bisa dilihat di pulau Bali sebagai pusat perkembangan agama Hindhu. Jenis tarian ini diselenggarakan di Pura-Pura pada waktu tertentu dan merupakan tarian sesaji yang bersifat religius.

Beberapa contoh jenis tari untuk sarana upacara keagamaan adalah: tari sanghyang (Bali), tari rejang (Bali), tari rantak kudo (Jambi), tari seblang (Banyuwangi), tari gabor, wayang uwong, tari gambuh, tari ngalase (Jawa Barat), tari senyang (Jawa Timur), tari randai, tari tor tor (Sumatera), tari gantan dan tari huda (Kalimantan), tari mon dan tari tewadan (Papua), tari reko tenda (Flores), tari ma'gellu, Tari Pa'gellu, Tari Bissu, dan Tari Bataran (Sulawesi).

(4)

4 Tari Sanghyang – Bali, tari sebagai sarana upacara

Sumber: kujaja.com

2. Upacara kebesaran istana atau adat yang berkaitan langsung dengan kepentingan masyarakat di lingkungannya selama adat masih dipergunakan. Contohnya sebagai berikut : Upacara panen dirayakan dengan Tari Pakarena (Sulawesi Tenggara) dan Tari Manimbo (Toraja), Upacara maju perang menggunakan Tari Mandau (Kalimantan), Tari Karja (Sulawesi Timur), Tari Legong Kraton (Bali), Tari Bedoyo Semang (Yogyakarta), Bedoyo Ketawang, (Surakarta), Srimpi (Jawa Timur), dan Beskalan (Situbondo) Gending Sriwijaya (Palembang), Tari Patudu dan Tari Pojoge (Makasar), Tari Gembu (Sumenep).

3. Upacara adat yang berkaitan dengan peristiwa kehidupan manusia seperti kelahiran, perkawinan, penobatan, dan kematian. Adapun beberapa macam tariannya sebagai berikut: Untuk upacara Khitanan dirayakan dengan tari Sisingaan (Subang) dari Tari Jaranan Buto (Blitar), Upacara Perkawinan dimeriahkan dengan Tari Beksan, Tari Lawung (Yogyakarta) Upacara kematian menggunakan Tari

(5)

5 Ma'bodang (Sulawesi), Tari Ma'maropkha, Tari Ma'Randing (Sulawesi).

B. Tari Sebagai Sarana Hiburan dan Pergaulan

Sebagai sarana hiburan biasanya tarian ini digunakan juga untuk pergaulan dan disebut juga tari gembira. Pada umumnya tari hiburan tidak bertujuan untuk ditonton, tetapi lebih mementingkan kepuasan individu dan tidak mementingkan keindahan. Sifat tari hiburan adalah spontanitas dan improvisasi. Hiburan lebih menitik beratkan pada pemberian kepuasan perasaan tanpa mempunyai tujuan yang lebih dalam seperti memperoleh pengetahuan dan pengalaman dari apa yang dilihatnya. Oleh karena itu, tari hiburan dapat dikategorikan sebagai tari yang bobot nilainya ringan. Bagi pelaksana (penari) mungkin hanya sekedar untuk menyalurkan hati atau kesenangan seni, misalnya untuk perayaan suatu pesta/perayaan hari besar atau ulang tahun.

Dalam jenis tarian yang berfungsi sebagai hiburan pribadi, setiap orang penikmat memiliki gaya pribadi sendiri-sendiri. Tak ada aturan yang ketat untuk tampil di atas pentas. Biasanya asal penikmat bisa mengikuti irama lagu yang mengiringi tari serta merespon penari wanita pasangannya, kenikmatan pribadi akan tercipta (Soedarsono 2002:199)

Contoh tariannya adalah sebagai berikut: Tari Tayuban, Tari Jaipongan (Jawa Barat), Tari Ketuk Tilu (Jawa Barat), Tari Joged Bumbung (bali), Tari Ronggeng Blantik (Betawi)

(6)

6 Tari Joged Bumbung – Bali, tari sebagai sarana hiburan dan pergaulan

Sumber: dwikresnantaka.wordpress.com C. Tari Sebagai Pertunjukan atau Tontonan

Tari sebagai pertunjukan mengandung pengertian untuk mempertunjukkan sesuatu yang dinilai seni, tetapi senantiasa berusaha untuk menarik perhatian dan dapat memberikan kepuasan sejauh aspek jiwa melibatkan diri dalam pertunjukan itu dan memperoleh kesan setelah dinikmati sehingga menimbulkan adanya perubahan dan wawasan baru. Pada tari pertunjukan dalam penyajiannya mengutamakan segi artistiknya dengan konsepsional yang matang dan cermat serta tema dan tujuan jelas juga koreografinya yang berkualitas karena sengaja disusun untuk dipertontonkan. Para penari biasanya menyampaikan suatu pernyataan yang tertulis dalam suatu judul/tema atau yang melatar belakangi tarianya. Tarian ini dapat menyampaikan suasana gembira, sedih gagah, patriotik, juga bisa menampilkan suasana alam, kisah binatang, kisah percintaan dan sebagainya. Dalam penyajiannya tari pertunjukan di tempatkan pada tempat khusus (teater) baik berupa panggung terbuka atau tertutup. Adapun contoh tariannya sebagai berikut: Tari Merak, Tari Kijang, Tari Tayub (Jawa Barat), Tari Ngremo (Jawa Timur).

(7)

7 Tari Tayub – Jawa Barat, tari sebagai pertunjukan atau tontonan

Sumber: disparbud.jabarprov.go.id

KESIMPULAN

Seni pertunjukan tari tradisional adalah bagian seni tari yang telah baku oleh aturan-aturan tertentu. Dalam kurun waktu yang telah disepakati, aturan baku diwariskan secara turun-temurun melalui generasi ke generasi. Tarian jenis ini telah mengalami perjalanan cukup panjang, bertumpu pada pola garapan tradisi yang kuat. Tari-tarian jenis ini biasanya memiliki sifat kedaerahan yang kental dengan pola gaya tari yang dibangun melalui sifat dan karakter gerak yang sudah ada sejak lama. Jenis tari-tarian tradisional yang dilestarikan oleh generasi pendukung biasanya sudah sangat diyakini atas kemasyarakatannya. Masyarakat yang mau terlibat di sini ikut andil dalam melestarikan tari tradisional melalui rasa tanggung jawab dan kecintaan yang tidak bisa dinilai harganya.

Masyarakat yang bersangkutan memandang bahwa tarian jenis ini menjadi salah satu bentuk ekspresi yang dapat menentukan watak dan karakter

(8)

8 Dra. Lilin Candrawati S., M.Sn, saat ini merupakan Widyaiswara di PPPPTK Seni dan Budaya Yogyakarta. Meraih gelar sarjana seni di Institut Seni Indonesia jurusan Komposisi Tari tahun 1990, dan meraih gelar Magister Seni (MSn) Pengkajian Seni Tari di Pasca Sarjana Institut Seni Indonesia Yogyakarta pada tahun 2006.

masyarakat yang mencintai tarian tersebut. Dengan demikian tergambar perangai, kelakukan dan cermin pribadinya. Tari Tradisional yang berkembang di penjuru daerah Indonesia sangat beragam dan bervariasi tumbuh berkembangnya dalam aktivitas kehidupan masyarakat pendukungnya. Banyak diantaranya untuk keperluan agama, adat, dan keperluan lain berhubungan ritual yang diyakini masyarakat di lingkungannya.

============================================================

Referensi :

Jazuli, M. 1994. Telaah Teoritis Seni Tari. Semarang: IKIP Semarang Press

Sedyawati, Edi. 1981. Pertumbuhan Seni Pertunjukan Indonesia. Jakarta: Sinar harapan

Soedarsono, R.M. 1996. Tari Tradisional Indonesia. Jakarta: Yayasan Harapan Kita BP3 TMII

Soedarsono, R.M. 2002. Seni Pertunjukan di Era Globalisasi Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

============================================================ BIODATA PENULIS

Referensi

Dokumen terkait

Kuasi eksperimen ada dua bentuk desain yaitu : Times-Series Design dan Nonequivalen Control Group Design (Sugiyono, 2014). Peneliti menggunakan Nonequivalen Control

terutama adalah norma norama yang di langgar dalam sebuah pergaulan yang tidak ingin terkekang dengan aturan norama agama dan norma umum, sehingga terjadilah pergaulan

Kajian ini bertujuan untuk (a) menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi dalam usahatani padi di lahan pasang surut, (b) menganalisis beda resiko produksi padi di

Chlorine Dioxide Gas Retain Postharvest Quality and Shelf Life of Tomato During Modiied Atmosphere Packaging Storage.. Mohammad Zahirul Islam 1,2) , Mahmuda Akter Mele 1) , Jong

Oleh karena itu peran militer dalam politik disertai dengan sentralisasi dalam kepentingan masyarakat, pemerintah yang tidak mampu mengkontrol negara akan semakin

[r]

Bahkan sejak kami berdiri hingga sekarang belum ada aturan main tentang detail pelaksanaan TJSP dari pemerintah yang bisa dijadikan acuan dalam melaksanakan program TJSP di