• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA INDEKS MASSA TUBUH DENGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER UNIVERSITAS TADULAKO TAHUN MASUK 2012

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA INDEKS MASSA TUBUH DENGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER UNIVERSITAS TADULAKO TAHUN MASUK 2012"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

55 Baso Ekoparman & I Nyoman Widajandja, Hubungan antara indeks massa tubuh... HUBUNGAN ANTARA INDEKS MASSA TUBUH DENGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

DOKTER UNIVERSITAS TADULAKO TAHUN MASUK 2012 Baso Ekoparman*, I Nyoman Widajadnja**,

* Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Tadulako

** Bagian Fisiologi, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Tadulako

ABSTRACT

Background : Corporeal fitness is ability body to conduct the everyday activity without generating physical fatigue and bounce abundant. Corporeal fitness in Indonesia can be told still be very low while obesity prevalence is mount in the last years. Which factor can influence somebody corporeal fitness storey one of them is abundant fat hoard. In Indonesia, there is not yet a lot of connective research mount the corporeal fitness with the body mass index (BMI) and the factors influence it.

Research Method : Design of this research is analytical descriptive with the approach of cross sectional, method with the gathering sampel by pusposive, there are found 116 samples from the Medical Student of Tadulako University at entire of year on 2012 which consisted of 40 mans and 76 womans. Measurement of anthropometri by with the body mass index (BMI), while the measurement of corporeal fitness storey by with harvard step test. Relation between of body mass index with the corporeal fitness storey is analysed by the correlation spearman test.

Result of Research : At the man subject was found the existence of a weak negative correlation strength between of body mass index with the corporeal fitness storey. It is showing that BMI excelsior of somebody is progressively lower the corporeal fitness storey. p < 0,05 ( p=0,041) very having a sense at the belief interval value is 95% and coefficient value of correlation is r = - 0,324. At the woman subject was found the existence of a weak negative correlation strength between of body mass index with the corporeal fitness storey. It is showing that BMI excelsior of somebody progressively lower the corporeal fitness storey. p < 0,05 ( p=0,02) very having a sense at the belief interval value is 95% and coefficient value of correlation is r = - 0,267. At the whole subject was found the existence of a weak negative correlation strength between body mass index with the corporeal fitness storey showing that BMI excelsior of somebody is progressively lower the corporeal fitness storey. It is showing that BMI excelsior of somebody progressively lower the corporeal fitness storey, p < 0,05 ( p=0,003) very having a sense at the belief interval value is 95% and coefficient value of correlation r = - 0,275.

Conclusion : There are found the existence of a weak negative correlation strength between of body mass index (BMI) with the corporeal fitness storey the Medical Student of Tadulako University at entire of year on 2012.

(2)

56 Baso Ekoparman & I Nyoman Widajandja, Hubungan antara indeks massa tubuh... ABSTRAK

Latar Belakang : Kebugaran jasmani adalah kemampuan tubuh untuk melakukan kegiatan sehari-hari tanpa menimbulkan kelelahan fisik dan mental yang berlebihan. Kebugaran jasmani di Indonesia dapat dikatakan masih sangat rendah sedangkan prevalensi obesitas meningkat pada tahun-tahun terakhir. Faktor yang dapat mempengaruhi tingkat kebugaran jasmani seseorang salah satunya adalah timbunan lemak yang berlebihan. Di Indonesia belum banyak penelitian yang menghubungkan tingkat kebugaran jasmani dengan indeks massa tubuh (IMT) serta faktor-faktor yang mempengaruhinya.

Metode Penelitian : Desain penelitian adalah deskriptif-analitik dengan pendekatan

cross sectional, metode pengumpulan sampel secara pusposive, didapatkan 116 sampel

dari mahasiswa Prograram Studi Pendidikan Dokter Universitas Tadulako tahun masuk 2012 terdiri dari 40 laki-laki dan 76 perempuan. Pengukuran antorpometri dengan indeks massa tubuh, sedangkan tingkat kebugaran dengan harvard step test. Hubungan antara indeks massa tubuh dengan tingkat kebugaran jasmani dianalisis dengan uji korelasi

spearman.

Hasil Penelitian : Pada subjek laki-laki, didapatkan hubungan korelasi negatif yang lemah antara indeks massa tubuh dengan tingkat kebugaran jasmani. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi IMT semakin rendah tingkat kebugaran jasmani. p < 0,05 (p=0,041) sangat bermakna pada interval kepercayaan 95% dan nilai kofisien korelasi r = -0,324. Pada subjek perempuan, didapatkan hubungan korelasi negatif yang lemah antara indeks massa tubuh dengan tingkat kebugaran jasmani. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi IMT semakin rendah tingkat kebugaran jasmani. p < 0,05 (p=0,02) sangat bermakna pada interval kepercayaan 95% dan nilai kofisien korelasi r = -0,267. Pada subjek secara keseluruhan, didapatkan hubungan korelasi negatif yang lemah antara indeks massa tubuh dengan tingkat kebugaran jasmani. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi IMT semakin rendah tingkat kebugaran jasmani, p < 0,05 (p=0,003) sangat bermakna pada interval kepercayaan 95% dan nilai kofisien korelasi r = -0,275.

Kesimpulan : Terdapat hubungan negatif yang lemah antara indeks massa tubuh dengan tingkat kebugaran jasmani mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter Universitas Tadulako tahun masuk 2012.

(3)

57 Baso Ekoparman & I Nyoman Widajandja, Hubungan antara indeks massa tubuh... PENDAHULUAN

Kebugaran jasmani adalah

kemampuan tubuh untuk melakukan kegiatan sehari-hari tanpa menimbulkan

kelelahan fisik dan mental yang

berlebihan.[1] Kebugaran jasmani di Indonesia dapat dikatakan masih sangat rendah. Hal ini dibuktikan dari beberapa penelitian. Swasta [2] menyimpulkan,

bahwa tingkat kebugaran jasmani

mahasiswa IKORA FIK-UNY adalah sebagai berikut: 7 (12,72%) mahasiswa termasuk dalam kategori sangat buruk, 11 (20,00%) mahasiswa termasuk dalam kategori buruk, 22 (40,00%) mahasiswa termasuk dalam kategori sedang, 8 (14,547%) termasuk dalam kategori baik, 7 (12,72%) termasuk dalam kategori baik sekali, 0 (0,00%) termasuk dalam kategori istimewa.

Pramadita[3] melakukan penelitian pada 31 anak SD Bernadus Semarang. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa tidak ada satu subjek pun yang memiliki kesegaran kardiovaskular di atas rata-rata, baik dan baik sekali. Pada anak laki-laki didapatkan 6 (25%) anak memiliki kesegaran kardiovaskular yang

rendah dan 18 (75%) anak yang memiliki kesegaran kardiovaskular sangat rendah. Seluruh anak perempuan memiliki tingkat kesegaran kardiovaskular yang sangat rendah.

Faktor yang dapat mempengaruhi tingkat kebugaran jasmani seseorang salah satunya adalah timbunan lemak yang berlebihan atau peningkatan indeks massa tubuh (IMT). Timbunan lemak dapat menambah beban kerja dan memiliki pengaruh terhadap daya kerja

jantung-paru yang merupakan komponen

terpenting dari kebugaran jasmani. Akan tetapi, prevalensi obesitas meningkat pada tahun tahun terakhir. Penelitian di Amerika pada tahun 1997, 21%-24% anak Amerika menderita overweight dan 15% menderita obesitas. Penelitian di Rusia 6%

overweight dan 10% obesitas, di China

3,6% overweight dan 3,4% obesitas. Di Singapura pada tahun 2000 didapatkan prevalensi obesitas anak umur 6-7 tahun 10,8%,2 sedangkan di Indonesia angka kejadian obesitas belum diketahui dengan pasti. Prevalensi obesitas pada anak SD di beberapa kota besar di Indonesia berkisar 2,1%–25%. Penelitian di Semarang 9,1%

(4)

58 Baso Ekoparman & I Nyoman Widajandja, Hubungan antara indeks massa tubuh... dan 10,6% anak usia 6-7 tahun, berturut

turut menderita overweight dan obesitas, dengan proporsi laki-laki lebih besar dibanding wanita.[4] Berdasarkan hasil pengambilan data primer tahun 2013 tentang IMT Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter (PSPD) Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Tadulako dengan

menggunakan standar IMT menurut

Depkes RI 1994 menunjukkan bahwa dari 295 mahasiswa PSPD, 12,8% diantaranya dalam kondisi gemuk.

Dari uraian tersebut di atas, penelitian ini penting dilakukan untuk

mengkaji secara mendalam tentang

hubungan IMT dengan kebugaran jasmani mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter Universitas Tadulako serta melengkapi data yang menggambarkan timgkat kebugaran jasmani maupun IMT mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter Universitas Tadulako.

METODE

Penelitian ini dilakukan pada mahasiswa Program Studi Pendidikan

Dokter Tahun Masuk 2012 Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Tadulako pada bulan Maret

2013. Metode pengambilan sampel

dilakukan dengan purposive sampling. Dari 169 mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter Tahun Masuk 2012,

didapatkan 116 mahasiswa yang

memenuhi kriteria inklusi. Subjek penelitian telah mendapat informed consent kemudian dilakukan pengukuran

indeks massa tubuh dan tes harvard untuk mengetahui tingkat kebugaran jasmani.

Terdapat 2 variabel penelitian yakni Indeks Massa Tubuh (IMT) sebagai variabel bebas dan tingkat kebugaran jasmani sebagai variabel terikat.

Olahan data ini dilakukan dengan cara editing, coding, entry dan tabulating, dengan penggunaan software SPSS versi

17. Uji hipotesis atau analisis bivariat

menggunakan uji korelasi spearman untuk mendapatkan hubungan antara indeks massa tubuh dengan tingkat kebugaran jasmani.

(5)

59 Baso Ekoparman & I Nyoman Widajandja, Hubungan antara indeks massa tubuh... HASIL

Tabel 1. menunjukkan keseluruhan

subjek penelitian berjumlah 116

mahasiswa terdiri dari 40 laki-laki (34,5%) dan 76 perempuan (65,5%). Subjek penelitian berumur 18-20 tahun dengan rerata umur laki-laki 18,5 (SD 0,59) dan rerata umur perempuan 18,3 (SD 0,52). Rerata tinggi badan subjek laki-laki 1,68 (SD 0,05) m dan rerata tinggi badan subjek perempuan 1,53 (SD 0,05) m, sedangkan rerata berat badan subjek laki-laki 63,72 (SD 13,7) kg dan rerata berat badan subjek perempuan 53,52 (SD 10,6) kg.

Gambar 1. menunjukkan distribusi status Indeks Massa Tubuh (IMT) subjek

penelitian. Pada subjek laki-laki setelah disesuaikan dengan klasifikasi IMT Indonesia, didapatkan sebanyak 11 subjek termasuk dalam kategori kurus (27,5%), 19 subjek termasuk dalam kategori normal (47,5%) dan sebanyak 10 subjek termasuk dalam kategori gemuk (25%). Rerata IMT subjek laki-laki 22,34 (SD 4,12) kg/ .

IMT untuk subjek perempuan setelah disesuaikan dengan klasifikasi IMT Indonesia, didapatkan sebanyak 9 subjek termasuk dalam kategori kurus (11,8%), sebanyak 56 subjek termasuk dalam kategori normal (73,7%) dan sebanyak 11

subjek termasuk dalam kategori

gemuk(14,5%). Rerata IMT subjek

perempuan 22,61 (SD 3,99) kg/ .

IMT untuk keseluruhan subjek setelah disesuaikan dengan klasifikasi IMT Indonesia, didapatkan sebanyak 20 subjek termasuk dalam kategori kurus (11,8%), sebanyak 75 subjek termasuk dalam kategori normal (73,7%) dan sebanyak 21

subjek termasuk dalam kategori

gemuk(14,5%). Rerata IMT subjek secara keseluruhan 22,51 (SD 4,02) kg/ .

(6)

60 Baso Ekoparman & I Nyoman Widajandja, Hubungan antara indeks massa tubuh... Gambar 2. menunjukkan distribusi

tingkat kebugaran jasmani subjek

penelitian. Hasil tes harvard pada subjek laki-laki setelah diklasifikasikan berdasarkan tingkat kebugaran jasmani, didapatkan sebanyak 3 subjek termasuk dalam kategori kurang sekali (7,5%), sebanyak 3 subjek termasuk dalam kategori kurang (7,5%), sebanyak 10 subjek termasuk dalam kategori sedang (25%), sebanyak 2 subjek termasuk dalam kategori baik (5%) dan sebanyak 22 subjek termasuk dalam kategori baik sekali (55%). Rerata tingkat kebugaran jasmani laki-laki 85,53 (SD 24,60).

Hasil tes harvard pada subjek perempuan setelah diklasifikasikan berdasarkan tingkat kebugaran jasmani, didapatkan sebanyak 21 subjek termasuk dalam kategori kurang sekali (27,6%), sebanyak 13 subjek termasuk dalam

kategori kurang (17,1%), sebanyak 19 subjek termasuk dalam kategori sedang (25%), sebanyak 9 subjek termasuk dalam kategori baik (11,9%) dan sebanyak 14 subjek termasuk dalam kategori baik sekali (57,5%). Rerata tingkat kebugaran jasmani perempuan 67,93 (SD 21,00).

Hasil tes harvard pada kesluruhan

subjek setelah diklasifikasikan

berdasarkan tingkat kebugaran jasmani, didapatkan sebanyak 24 subjek termasuk dalam kategori kurang sekali (20,7%), sebanyak 16 subjek termasuk dalam kategori kurang (13,8%), sebanyak 29 subjek termasuk dalam kategori sedang (25%), sebanyak 11 subjek termasuk dalam kategori baik (9,5%) dan sebanyak 36 subjek termasuk dalam kategori baik sekali (31,%). Rerata tingkat kebugaran jasmani secara keseluruhan subjek penelitian 74,30 (SD 23,65).

(7)

61 Baso Ekoparman & I Nyoman Widajandja, Hubungan antara indeks massa tubuh... Gambar 3. menunjukkan bahwa

subjek laki-laki memiliki hubungan korelasi negatif antara indeks massa tubuh dengan tingkat kebugaran jasmani yang

menunjukkan semakin tinggi IMT,

semakin rendah tingkat kebugaran

jasmani, p < 0,05 (p=0,041) sangat bermakna pada interval kepercayaan 95% dan nilai kofisien korelasi r = -0,324 yang menunjukkan adanya kekuatan korelasi yang lemah.

Gambar 4. menunjukkan bahwa pada subjek perempuan memiliki hubungan korelasi negatif antara IMT dengan

tingkat kebugaran jasmani yang

menunjukkan semakin tinggi IMT,

semakin rendah tingkat kebugaran

jasmani, p < 0,05 (p=0,02) sangat bermakna pada interval kepercayaan 95% dan nilai kofisien korelasi r = -0,267 yang menunjukkan adanya kekuatan korelasi yang lemah.

Gambar 5. menunjukkan bahwa subjek secara keseluruhan memiliki hubungan korelasi negatif antara IMT dengan tingkat kebugaran jasmani yang

menunjukkan semakin tinggi IMT,

semakin rendah tingkat kebugaran

jasmani, p < 0,05 (p=0,003) sangat bermakna pada interval kepercayaan 95% dan nilai kofisien korelasi r = -0,275 yang menunjukkan adanya kekuatan korelasi yang lemah.

PEMBAHASAN

Berdasarkan klasifikasi IMT

Indonesia, didapatkan subjek laki-laki secara keseluruhan memiliki IMT dalam kategori normal dengan rerata IMT subjek laki-laki 22,34 (SD 4,12) kg/ . Subjek perempuan secara keseluruhan memiliki IMT dalam kategori normal dengan rerata IMT subjek perempuan 22,61 (SD 3,99)

(8)

62 Baso Ekoparman & I Nyoman Widajandja, Hubungan antara indeks massa tubuh... memiliki IMT dalam kategori normal

dengan rerata (IMT) subjek secara keseluruhan 22,51 (SD 4,02) kg/ .

Berdasarkan tes Harvard yang telah dilakukan, didapatkan rerata tingkat kebugaran jasmani laki-laki 85,53 (SD 24,60). Hal ini menunjukkan bahwa tingkat kebugaran jasmani subjek laki-laki dalam kategori baik, sedangkan yang memiliki persentase paling tinggi (55%) berada pada tingkat kebugaran jasmani dalam kategori baik sekali. Subjek perempuan memiliki rerata tingkat kebugaran jasmani 67,93 (SD 21,00). Hal ini menunjukkan bahwa tingkat kebugaran jasmani subjek perempuan dalam kategori

sedang, sedangkan yang memiliki

persentase paling tinggi (57,5%) berada pada tingkat kebugaran jasmani dalam kategori baik sekali. Secara keseluruhan subjek penelitian memiliki rerata kebugaran jasmani 74,30 (SD 23,65). Hal ini menunjukkan bahwa tingkat kebugaran jasmani subjek secara keseluruhan dalam kategori sedang, sedangkan yang memiliki persentase paling tinggi (31%) berada pada tingkat kebugaran jasmani dalam kategori baik sekali.

Penelitian tentang hubungan antara IMT dengan tingkat kebugaran jasmani sudah pernah dilakukan beberapa peneliti. Menurut Joshi P, Bryan C, dan Howat H, [5] terdapat korelasi yang signifikan secara statistik antara kategori IMT dan skor keseluruhan kebugaran (p=0,05). Dengan kata lain, para peserta dengan IMT yang normal lebih mungkin untuk mencapai skor keseluruhan kebugaran yang lebih

tinggi dibandingkan mereka yang

dikategorikan dengan IMT kelebihan berat badan atau obesitas.

Menurut Utari[6], terdapat hubungan negatif antara IMT dengan tingkat kebugaran jasmani. Pada anak laki-laki didapatkan nilai korelasi sedang (r=-0,666; p=0,000) sedangkan pada anak perempuan nilai korelasi lemah (r=-0,442;

p = 0,009). Menurut Olivia[7], terdapat hubungan negatif yang sedang antara IMT dengan kebugaran fisik (r = - 0.521;

p < 0.001).

Hipotesis pada penelitian ini terbukti yaitu terdapat hubungan antara IMT dengan tingkat kebugaran mahasiswa PSPD tahun masuk 2012. Berdasarkan analisis data yang dilakukan pada subjek

(9)

63 Baso Ekoparman & I Nyoman Widajandja, Hubungan antara indeks massa tubuh... laki-laki, didapatkan hubungan korelasi

negatif yang lemah antara indeks massa tubuh dengan tingkat kebugaran jasmani. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi IMT semakin rendah tingkat kebugaran jasmani, p < 0,05 (p=0,041)

sangat bermakna pada interval

kepercayaan 95% dan nilai kofisien korelasi r = -0,324.

Pada subjek perempuan, didapatkan hubungan korelasi negatif yang lemah antara IMT dengan tingkat kebugaran jasmani. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi IMT semakin rendah tingkat kebugaran jasmani. p < 0,05 (p=0,02) sangat bermakna pada interval kepercayaan 95% dan nilai kofisien korelasi r = -0,267.

Pada subjek secara keseluruhan, didapatkan hubungan korelasi negatif yang lemah antara IMT dengan tingkat kebugaran jasmani. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi IMT semakin rendah tingkat kebugaran jasmani, p < 0,05 (p=0,003) sangat bermakna pada interval kepercayaan 95% dan nilai kofisien korelasi r = -0,275.

Hal tersebut sudah sesuai dengan

teori, dimana peningkatan IMT

(kegemukan) akan memberikan beban tambahan pada thoraks dan abdomen berupa peregangan berlebih, sehingga otot-otot pernapasan bekerja lebih keras.

Beban kerja pernapasan merupakan

jumlah energi yang dibutuhkan dalam proses pernapasan. Jumlah energi diukur

dengan banyaknya oksigen yang

dikonsumsi oleh otot-otot pernapasan untuk tiap ventilasi. Semakin besar nilai indek massa tubuh, semakin tinggi beban kerja pernapasan. Beban kerja pernapasan pada obesitas meningkat 60%, obesitas berat sebesar 250% .[8] IMT juga memberikan dampak terhadap kapasitas vital (KV), volume cadangan inspirasi (VCI), kapasitas inspirasi (KI) dan kapasitas vital paksa (KVP). Semakin tinggi indeks massa tubuh semakin rendah kapasitas paru tersebut sehingga jumlah energi pada obesitas berbanding terbalik dengan jumlah oksigen yang masuk ke dalam tubuh.[9]

Kelemahan penelitian ini terletak pada sampel yang digunakan adalah manusia, dimana dalam proses penelitian

(10)

64 Baso Ekoparman & I Nyoman Widajandja, Hubungan antara indeks massa tubuh... tidak bisa dipastikan semua subjek

penelitian memberikan informasi dengan benar dan melakukan tes Harvard secara sungguh-sungguh. Peneliti juga memiliki keterbatasan dalam menegakkan diagnosis untuk penyakit jantung dan paru, sehingga variabel perancu dieksklusi dengan melakukan pendekatan terhadap riwayat penyakit sekarang dan riwayat penyakit terdahulu subjek penelitian. Terdapat variabel perancu dieksklusi secara metode kualitatif, seperti kadar hemoglobin hanya dilakukan dengan melihat tidak adanya tanda-tanda anemia. Tidak ada alat ukur yang tepat digunakan untuk mengukur aktivitas fisik dan asupan energi perhari dari subjek penelitian, sehingga hal tersebut di atas merupakan kelemahan pada penelitian ini.

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan tujuan penelitian yaitu mengetahui hubungan antara Indeks Massa Tubuh (IMT) dengan tingkat kebugaran jasmani mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter Universitas Tadulako Tahun Masuk 2012, maka kesimpulan yang didapat adalah terdapat

hubungan korelasi negatif yang lemah antara IMT dengan tingkat kebugaran

jasmani mahasiswa Program Studi

Pendidikan Dokter Universitas Tadulako tahun masuk 2012, baik subjek laki-laki,

maupum subjek perempuan. IMT

mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter Universitas Tadulako tahun masuk 2012 dalam kategori normal, baik subjek laki-laki, maupun subjek perempuan. Tingkat kebugaran jasmani mahasiswa

Program Studi Pendidikan Dokter

Universitas Tadulako tahun masuk 2012 dalam kategori sedang, subjek laki-laki

dalam kategori baik dan subjek

perempuan dalam kategori sedang.

Saran peneliti kepada semua pihak yang terkait baik untuk subjek penelitian maupun instansi yang terkait, bahwa perlu upaya untuk meningkatkan kesegaran

jasmani dengan menurunkan Indeks

Massa Tubuh (IMT), salah satunya dengan olahraga kontinyu dan ritmik yang melibatkan sebagian besar otot-otot tubuh, misalnya berenang, berlari, dan senam. Bagi peneliti selanjutnya, diperlukan penelitian lebih lanjut dengan instrumen yang lebih tepat untuk menilai

(11)

faktor-65 Baso Ekoparman & I Nyoman Widajandja, Hubungan antara indeks massa tubuh... faktor perancu seperti aktivitas fisik dan

latihan yang mempengaruhi tingkat kesegaran jasmani.

DAFTAR PUSTAKA

1. Karim F. Panduan Kesehatan

Olahraga Bagi Petugas Kesehatan. Jakarta: Departemen Kesehatan, Program Studi Ilmu Kedokteran Olahraga FKUI, PDSKO (Persatuan

Dokter Spesialis Kedokteran

Olahraga) dan PPKORI

(Perhimpunan Pembina Kesehatan Olahraga Republik Indonesia); 2002. 2. Pramadita A. Hubungan Indeks

Massa Tubuh dengan Kesegaran Kardiovascular yang diukur dengan Harvard Step Test dan 20M Shuttle Run Test Pada Anak Obesitas.

Semarang: Fakultas Kedokteran

Universtas Diponegoro; 2011.

3. Swasta E. Kebugaran Jasmani dan

Indeks Massa tubuh Mahasiswa

Program Studi IKORA FIK UNY; 2009.

4. Anam M, Mexitalia M, Widjanarko B. Pengaruh Intervensi Diet dan Olah

Raga Terhadap Indeks Massa Tubuh,

Lemak Tubuh, dan Kesegaran

Jasmani pada Anak Obes. Semarang:

Bagian Ilmu Kesehatan Anak

Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro; 2010.

5. Joshi P, Bryan C, Howat H. Relationship of Body Mass Index and

Fitness Levels Among School

Children. Journal of Strength and Conditioning Research. 2011: 1-8. 6. Utari A. Hubungan Indeks Massa

Tubuh Dengan Tingkat Kesegaran Jasmani Pada Anak Usia 12-14

Tahun. Semarang: Fakultas

Kedokteran Universitas Diponegoro; 2007.

7. Olivia W. Hubungan Indeks Massa Tubuh dengan Kebugaran Fisik Pada

Mahasiwa Laki-laki Fakultas

Kedokteran Universitas Sumatera Utara Tahun Masuk 2010. Medan : Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara; 2011.

8. Trubus. Kegemukan Pergi dan Tak Kembali. Jakarta: Cipta Sehat; 2010. 9. Ristianingrum I, Rahmawati I, Rujito

(12)

66 Baso Ekoparman & I Nyoman Widajandja, Hubungan antara indeks massa tubuh... Dengan Tes Fungsi Paru. Mandala of

Gambar

Gambar  1.  menunjukkan  distribusi  status  Indeks  Massa  Tubuh  (IMT)  subjek
Gambar  2.  menunjukkan  distribusi  tingkat  kebugaran  jasmani  subjek  penelitian.  Hasil  tes  harvard  pada  subjek  laki-laki  setelah  diklasifikasikan  berdasarkan  tingkat  kebugaran  jasmani,  didapatkan  sebanyak  3  subjek  termasuk  dalam  kat
Gambar  3.  menunjukkan  bahwa  subjek  laki-laki  memiliki  hubungan  korelasi negatif antara indeks massa tubuh  dengan  tingkat  kebugaran  jasmani  yang  menunjukkan  semakin  tinggi  IMT,  semakin  rendah  tingkat  kebugaran  jasmani,  p  &lt;  0,05

Referensi

Dokumen terkait

pengembangan kurikulum nasional dan lokal, peningkatan kompetensi guru melalui pelatihan, pengadaan buku dan alat pengajaran, pengadaan dan perbaikan sarana pendidikan,

Setelah persamaan untuk fluks neutron baru dan koefisien difusi diperoleh maka dilakukan pembacaan data penampang lintang makroskopik untuk 70 grup energi dan

Kecuali sejauh hak-hak istimewa dan kekebalan hukum tambahan dapat diberikan oleh Negara penerima, seorang agen diplomatik yang berkewarganegaraan dari atau yang secara permanen

Yang dimaksud dengan “ keterjangkauan ” adalah pola pengembangan transportasi wilayah harus dilakukan secara berkesinambungan, berkembang dan meningkat dengan mengikuti

ARSY Tour and Travel tidak hanya menawarkan perjalanan yang nyaman, tapi juga memberikan komitmen aman dengan penyediaan layanan Global Positioning System (GPS)

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh fraksi yang memiliki efek penghambatan aktivitas α-glukosidase tertinggi dari ekstrak etanol daun garu dan mengidentifikasi

Selain itu penerapan media bantu pembelajaran software MatLab (Simulink) pada materi ajar gerbang logika dasar memberikan pengaruh yang lebih baik dibandingkan

MASYARAKAT PENGGUNA LALU LINTAS.// DENGAN ADANYA KEGIATAN APEL TERTIB LALU LINTAS INI / DIHARAPKAN BISA MENJADIKAN YOGYAKARTA. RAMAH