• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Keputusan Pembelian

Untuk mendapat gambaran mengenai keputusan membeli, berikut ini akan dikemukakan definisi mengenai keputusan membeli menurut para ahli. Menurut Kotler (2009) keputusan membeli yaitu: “beberapa tahapan yang dilakukan oleh konsumen sebelum melakukan keputusan pembelian suatu produk”.

Pengambilan keputusan membeli adalah proses pengenalan masalah (problem recognition), pencarian informasi, evaluasi (penilaian) dan seleksi dari alternatif produk, seleksi saluran distribusi dan pelaksanaan keputusan terhadap produk yang akan digunakan atau dibeli oleh konsumen (Munandar, 2001).

Sedangkan menurut Assael (dalam Muanas, 2014:26), menyatakan bahwa keputusan sebagai pemilihan dari berbagai alternatif sesuai dengan kepentingan-kepentingan tertentu dengan menetapkan suatu pilihan yang dianggap paling menguntungkan.

Keputusan pembelian yang diambil oleh pembeli sebenarnya merupakan kumpulan dari sejumlah keputusan yang terorganisir. Menurut Sumarni (2005) setiap keputusan pembelian mempunyai

(2)

struktur sebanyak tujuh komponen. Komponen-komponen tersebut antara lain : Keputusan tentang jenis produk.

Keputusan tentang bentuk produk, Keputusan tentang merek, Keputusan tentang penjualan, Keputuasan tentang jumlah produk, Keputusan tentang waktu pembelian, Keputusan tentang cara pembayaran.

Kesimpulannya bahwa keputusan pembelian merupakan suatu tindakan yang dilakukan oleh konsumen untuk melakukan pembelian yang nyata, dengan melalui proses pengenalan masalah, mencari informasi, beberapa penilaian alternatif, membuat keputusan membeli. a) Proses-proses dalam Keputusan Membeli

Menurut pemahaman yang paling umum, sebuah keputusan adalah seleksi terhadap dua pilihan alternatif atau lebih. Berikut ini beberapa pendapat ahli mengenai proses pengambilan keputusan membeli yang dilakukan konsumen.

Menurut Kotler (2009) terdapat lima proses keputusan pembelian yang dilalui oleh setiap individu dalam melakukan pembelian, yaitu : 1. Pengenalan kebutuhan

Tahap awal keputusan membeli, konsumen mengenali adanya masalah kebutuhan akan produk yang akan dibeli. Konsumen merasaadanya perbedaan antara keadaan nyata dan keadaan yang di inginkan.Kebutuhan sangat dipicu oleh ransangan internal

(3)

(kebutuhan) daneksternal (pengaruh pengguna produk serupa sesuai kebutuhan).

2. Pencarian informasi

Tahap keputusan pembelian yang dapat meransang konsumenuntuk mencari informasi lebih banyak. Konsumen mungkin hanyameningkatkan perhatian atau mungkin aktif mencari informasi.

3. Evaluasi alternatif

Proses yang dilakukan konsumen untuk menggunakan informasiyang didapat untuk mengevaluasi alternatif yang ada, proses memilih produk yang akan dibeli.

4. Keputusan pembelian

Konsumen merencanakan untuk membeli sebuah produk dankemudian membeli produk tertentu untuk pemenuhan kebutuhan. 5. Tingkah laku pasca pembelian

Tindak lanjut setelah membeli berdasarkan pada rasa puas atautidaknya konsumen pada produk yang digunakannya.

b) Indikator keputusan pembelian

Ada tiga indikator dalam menentukan keputusan pembelian (Kotler, 2012), yaitu:

(4)

Pada saat melakukan pembelian, konsumen memilih salah satu dari beberapa alternatif. Pilihan yang ada didasarkan pada mutu, kualitas dan faktor lain yang menjadikan konsumen yakin untuk membeli produk yang dibutuhkan. Kualitas produk yang sangat baik akan membangun kepercayaan konsumen sehingga menjadi penunjang kepuasan konsumen.

2. Kemantapan dalam membeli produk

Setelah memilih beberapa alternatif, konsumen pastinya akan menetapkan salah satu diantaranya untuk dapat dimiliki. Salah satu yang dirasakan oleh konsumen itu sendiri yaitu kemantapan dalam melakukan pembelian produk tersebut.

3. Kecepatan dalam mengambil keputusan

Konsumen sering mengambil sebuah keputusan dengan menggunakan aturan (heuristik) pilihan yang sederhana. Heuristik adalah proses yang dilakukan seseorang dalam mengambil sebuah keputusan secara cepat, menggunakan pedoman umum dalam sebagian informasi saja.

2. Label Halal

Label halal adalah label yang dicantumkan pada kemasan pangan yang mengindikasikan bahwa suatu produk telah menjalani proses pemeriksaan kehalalan dan telah dinyatakan halal. Adapun label halal yang resmi dari Indonesia berasal dari LPPOM MUI yang terdapat di

(5)

sejumlah produk makanan olahan impor di Indonesia. Sertifikasi halal adalah fatwa tertulis MUI yang menyatakan kehalalan suatu produk sesuai dengan syariat Islam. Pemegang sertifikat halal MUI bertanggung jawab untuk memelihara kehalalan produk yang diproduksinya. Menurut LPPOM MUI, untuk mendapatkan izin pencantuman label halal, maka pemilik usaha harus melakukan permohonan sertifikasi halal terlebih dahulu dengan mendaftar ke sekretariat LPPOM MUI melalui serangkaian proses yang sudah diatur, seperti berikut ini: Bagi industri pengolahan:

1. Produsen harus mendaftarkan seluruh produk yang diproduksi di lokasi yang sama atau memiliki merek atau brand yang sama. 2. Produsen harus mendaftarkan seluruh lokasi produksi termasuk

pabrik pengemasan.

3. Ketentuan untuk tempat harus dilakukan di perusahaan yang sudah mempunyai produk bersertifikat halal atau yang bersedia disertifikasi halal.

LPPOM-MUI menerima dan mengakui sertifikasi halal dari beberapa lembaga yang terpercaya dari luar negeri. Beberapa contoh lembaganya adalah JAKIM Malaysia, MUIS Singapura, dan IFANCA. MUI saat ini hanya menggunakan satu logo untuk label halal yang di keluarkan, dapat di lihat pada gambar 1:

(6)

Gambar 1: Label Halal Resmi MUI Sumber: www.halalmui.or 3. Religiusitas

Sikap religiusitas merupakan integrasi secara komplek antara pengetahuan agama, perasaan serta tindakan keagamaan dalam diri seseorang. Religiusitas dapat dilihat dari aktivitas beragama dalam kehidupan sehari-hari yang dilaksanakan secara rutin dan konsisten. Sedangkan religiusitas sendiri merupakan suatu sikap yang berhubungan dengan religi seseorang. Menurut R. Stark dan C.Y. Glock (dalam Jalaluddin 2010), religiusitas memiliki 5 dimensi yaitu:

a) Dimensi Ideologi atau keyakinan, yaitu dimensi dari keberagamaan yang berkaitan dengan apa yang harus dipercayai, misalnya kepercayaan adanya Tuhan, malaikat, surga, dsb. Kepercayaan atau doktrin agama adalah dimensi yang paling mendasar.

b) Dimensi Peribadatan, yaitu dimensi keberagaman yang berkaitan dengan sejumlah perilaku, dimana perilaku tersebut sudah ditetapakan oleh agama, seperti tata cara ibadah, pembaptisan, pengakuan dosa, berpuasa, shalat atau menjalankan ritual-ritual khusus pada hari-hari suci.

(7)

c) Dimensi Penghayatan, yaitu dimensi yang berkaitan dengan perasaan keagamaan yang dialami oleh penganut agama atau seberapa jauh seseorang dapat menghayati pengalaman dalam ritual agama yang dilakukannya, misalnya kekhusyukan ketika melakukan sholat.

d) Dimensi Pengetahuan, yaitu berkaitan dengan pemahaman dan pengetahuan seseorang terhadap ajaran-ajaran agama yang dianutnya.

e) Dimensi Pengamalan, yaitu berkaitan dengan akibat dari ajaran-ajaran agama yang dianutnya yang diaplikasikan melalui sikap dan perilaku dalam kehidupan sehari-hari. B. Penelitian Terdahulu

Penelitian ini mengkaji tentang pengaruh tingkat religiusitas dan latar belakang terhadap kewaspadaan dalam pengambilan keputusan konsumsi pada produk berlabel halal. Untuk menjelaskan lebih lanjut terkait judul penelitian penulis. Maka peneliti menggunakan beberapa literatur penelitian terdahulu. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Dona Setianti (2015) tentang religiusitas dan teori prilaku terencana terhadap produk berlabel halal, hasil yang di dapat adalah variabel religiusitas dan norma subyektif berpengaruh terhadap keputusan konsumen dalam pemilihan label halal dan kontribusi sikap dan persepsi kontrol perilaku berpengaruh positif secara signifikan.

(8)

Muhammad Nasrullah (2015) melakukan penelitian tentang merek Islam, religiusitas dan keputusan konsumen terhadap produk pada civitas akademika STAIN Pekalongan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa religiusitas sebagai variabel moderating memperlemah hubungan antara variabel merek Islam dengan keputusan konsumen. Eri Agustian (2013) tentang pengaruh labelisasi halal terhadap keputusan pembelian produk Wall’s Conello. Hasil penelitian dalam jurnal tersebut menjelaskan adanya hubungan yang kuat antara labelisasi halal terhadap keputusan pembelian konsumen. Analisis pengaruh label halal pada penelitian tersebut menjadi persamaan dan acuan dalam penelitian yang diteliti.

Dwiwiyati Astogini (2011) meneliti tentang aspek religiusitas dalam keputusan pembelian produk halal (studi tentang labelisasi halal pada produk makanan dan minuman kemasan). Berdasarkan uji F dan uji t yang dilakukan dalam penelitian ini, diketahui bahwa aspek religiusitas tidak berpengaruh terhadap keputusan pembelian produk halal. Helly Zella Rafita (2016) meneliti tentang pengaruh label halal terhadap keputusan pembelian produk kosmetik. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa label halal berpengaruh terhadap keputusan pembelian.

Wahyu Budi Utami (2013) meneliti tentang label halal produk kosmetik wardah dan pengaruhnya terhadap keputusan pembelian. Penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda untuk menganalisis pengaruh label halal terhadap keputusan pembelian konsumen. Hasil

(9)

penelitian ini menyimpulkan bahw 3a label halal yang terdapat pada kosmetik wardah mempunyai hubungan yang signifikan terhadap keputusan pembelian, hal tersebut membuktikan bahwa keberadaan label halal pada kosmetk memberikan nilai positif yang memiliki peluang besar dalam mempengaruhi keputusan pembelian konsumen.

(10)

Penelitian ini terdapat dua variabel independen atau bebas adalah label halal dan religiusitas. Variabel dependen atau terikat adalah keputusan membeli. Kerangka pikir penelitian dapat dilihat pada gambar 2:

Gambar 2 Kerangka Berfikir

Kerangka pemikiran ini menunjukkan sebuah pengaruh antara variabel label halal (X1) berpengaruh terhadap keputusan membeli (Y) yang dalam penelitian ini ditunjukkan dengan hipotesis 1 (H1). Variabel Religiusitas (X2)

berpengaruh terhadap keputusan membeli (Y), yang dalam penelitian ini ditunjukkan dengan hipotesis 2 (H2). Pengaruh antara kedua variabel

independen yaitu label halal dan religiusitas tehadap variabel dependen yaitu keputusan membeli, dalam penelitian ini ditunjukkan dengan hipotesis 3 (H3).

Label Halal

Keputusan Pembelian Religiusitas

(11)

D. Hipotesis

1. Hubungan label halal dengan keputusan pembelian

Wahyu Budi Utami (2013) meneliti tentang label halal produk kosmetik wardah dan pengaruhnya terhadap keputusan pembelian. Dari penelitian tersebut dinyatakan bahwa label halal berpengaruh terhadap keputusan pembelian. Hal ini karena banyak dari konsumen yang memperhatikan label halal sebelum membeli produk. Sedangkan menurut Suryani (2012) hanya sedikit orang yang memperhatikan label halal, sehingga hubungan label halal terhadap keputusan pembelian sangat kecil.

H1 : Label halal berpengaruh terhadap keputusan pembelian 2. Hubungan Religiusitas dengan Keputusan Pembelian

Beberapa penelitian menyoroti peran religiusitas konsumen dan efeknya pada proses pengambilan keputusan pembelian. Seperti halnya hasil penelitian Choi.Y, Kale.R & Shin.J (2010) menemukan adanya perbedaan tingkat religiusitas yang mempengaruhi konsumen dalam menggunakan sumber informasi produk yang ada dalam proses pengambilan keputusan pembelian. Temuan lain yang telah dilakukan oleh Shah Alam & Mohd, Hisham (2011) menemukan tingkatan religiusitas konsumen akan menunjukkan perbedaan orientasi dan perilaku membeli mereka.

Gambar

Gambar 1: Label Halal Resmi MUI  Sumber: www.halalmui.or  3. Religiusitas
Gambar 2  Kerangka Berfikir

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan data yang dirilis oleh Baznas Kota Pekanbaru menyebutkan bahwa jumlah mustahik zakat yang telah mendapat distribusi dana zakat adalah sebanyak

Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat yang dilaksanakan Program Studi Teknik Kimia berjalan dengan antusias ini terlihat banyaknya pertanyaan yang ditanyakan

Sesuai dengan kriteria diterima atau ditolaknya hipotesis maka dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa menerima hipotesis yang diajukan terbukti atau dengan kata lain variabel

ISOLASI SENYAWA MARKER DAN UJI SITOTOKSISITAS EKSTRAK KULIT BATANG TUMBUHAN MANGROVE TANCANG (Bruguiera gymnhorriza) dan API-API PUTIH (Avicennia marina) TERHADAP SEL T47D DAN

Hasil penelitian menunjukkan: 1) Kepuasan konsumen berpengaruh positif signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen, artinya semakin tinggi tingkat kepuasan konsumen

Dalam penelitian mengenai kepuasan konsumen terhadap pelayanan jasa pengiriman barang terdapat variabel utama yang diteliti, variabel utama adalah kepuasan konsumen yaitu

Peran dan Fungsi Tenaga Kesehatan Pada Home Care.. Kondisi

Pembinaan Khusus bagi Warga Binaan yang Terindikasi Gangguan Jiwa Hakikatnya Warga Binaan adalah sumber daya manusia yang harus diperlakukan dengan baik dan manusiawi