• Tidak ada hasil yang ditemukan

ITS TANGGAP BENCANA DAN PROBLEMA MASYARAKAT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ITS TANGGAP BENCANA DAN PROBLEMA MASYARAKAT"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Edisi 10 / Nopember 2012

Badan Koordinasi Pengendalian dan Komunikasi Program

Untuk meningkatkan kepedulian dalam kehidupan berbangsa di tingkat lokal dan nasional, ITS

mengembangkan program Tanggap Bencana dan Problema Masyarakat. Program ini diharapkan mampu membantu memecahkan masalah dalam masyarakat secara efektif dan efisien dengan memanfaatkan keunggulan dan kompetensi yang dimiliki oleh ITS.

Dengan adanya program tersebut, kontribusi ITS dalam menyelesaikan persoalan nyata di lingkup lokal dan nasional akan semakin terasa. Baik persoalan bencana atau pun persoalan masyarakat lainnya. Di sisi lain, potensi dan kompetensi sivitas akademika ITS juga akan semakin terasah dalam menyelesaikan persoalan riil kemasyarakatan.

Terlaksananya program Tanggap Bencana dan Problema Masyarakat tersebut menjadi bentuk pengabdian masyarakat yang efektif dan dapat memperkaya pengajaran, serta menginisiasi berbagai bentuk penelitian di lingkup ITS yang akhirnya mampu mengukuhkan reputasi ITS. Dalam jangka panjang, program ini akan dikembangkan ke skala internasional melalui berbagai program kerjasama seperti Engineering

without Border.

Pengembangan program Tanggap Bencana dan Problema Masyarakat ini dilakukan dengan berbagai langkah. Di antaranya bekerja sama dengan bagian Humas dan Protokol untuk memantau dan

menginformasikan problem-problem masyarakat di media masa yang membutuhkan respon dari dosen-dosen ITS. Selain itu, dengan melakukan monitoring, pendokumentasian serta publikasi kegiatan Tanggap Bencana dan Problema Masyarakat oleh ITS.

Sejak tersusunnya program Tanggap Bencana dan Problema Masyarakat di ITS, sudah cukup banyak peran yang diambil ITS dalam menyelesaikan berbagai persoalan di masyarakat tersebut. Bahkan jumlah permintaan masyarakat kepada ITS untuk menyelesaikan bencana dan problema masyarakat sudah meningkat sangat tajam di 2012. (*)

(2)

Guna makin memperluas jaringannya, saat ini ITS telah memiliki kerjasama dengan berbagai institusi baik dari dalam maupun luar negeri. Kerjasama yang dilakukan pun mencakup berbagai bidang yang ada terkait dengan keilmuan yang ada di ITS.

Pengembangan jejaring dan kerjasama ini dilakukan oleh ITS melalui beberapa langkah. Antara lain melalui pembuatan katalog kompetensi riset ITS dwi bahasa dalam bentuk media cetak dan interaktif (video); pendataan dan pemetaan stakeholders (untuk mewujudkan tripple helix) nasional dan

internasional yang terkait kompetensi riset ITS (instansi pemerintah, perusahaan, asosiasi pengusaha atau profesi, perguruan tinggi/sekolah); penyelenggaraan events yang berkaitan dengan kompetensi riset ITS dengan melibatkan stakeholders nasional dan internasional (konferensi/seminar, pameran, workshop, festival).

Juga dilakukan peningkatan motivasi staf dosen untuk aktif dalam pelayanan kebutuhan (riset) stakeholders seperti menjadi narasumber, peneliti, trainer, kurator, juri kompetisi, anggota asosiasi profesi/pengusaha, dan lain-lain; menyelenggarakan hibah riset & PPM dengan isu-isu inovatif aplikatif yang kontekstual dengan kebutuhan stakeholders nasional & internasional (kerjasama industri nasional dan internasional); dan pembuatan luaran penelitian yang layak jual atau pamer (prototipe, produk serial). Selain itu juga mendatangkan stakeholders calon investor secara periodik, misalnya pada pameran tugas akhir (TA) setiap semester; mendatangkan media massa secara periodik untuk diberi bahan promosi dari hasil aset ipteks dalam format yang sudah siap diberitakan (disatukan dalam satu event promosi ITS), menyelenggarakan roadshow tentang kompetensi riset ke berbagai stakeholders nasional dan internasional (minimal setahun sekali); serta menyelenggarakan inkubator ipteks dan bisnis bagi usulan kegiatan hasil riset (dari dosen dan mahasiswa) yang siap dibentuk jadi badan usaha skala nasional dan internasional. Selama tahun 2012, jumlah dana penelitian ITS dari sumber internasional sudah mampu melebihi target. Begitu pula dengan jumlah konsorsium atau forum riset nasional yang melibatkan peneliti ITS. Jumlah konsorsium atau forum riset internasional yang melibatkan peneliti ITS sudah semakin banyak. Jumlah

joint publication sudah mencapai 80 persen dari target. Direncanakan ITS juga akan memiliki joint patent

pada tahun 2013 mendatang. (*)

(3)

Langkah ITS untuk melakukan internasionalisasi kian mantap. Untuk itu, International Office (IO) ITS terus berupaya menyamakan persepsi dari seluruh jajaran sivitas akademika ITS untuk mendukung misi ini. Terutama untuk kalangan para pimpinan seperti Dekan, Kepala Jurusan (Kajur), Kepala Unit dan Kepala Badan di lingkungan ITS.

Rektor ITS Prof Dr Ir Tri Yogi Yuwono DEA menegaskan bahwa internasionalisasi adalah keharusan bagi ITS. Hal ini megacu pada Rencana Strategis (Renstra) ITS hingga tahun 2017 dan sesuai target Renstra Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) RI hingga tahun 2020 tentang penguatan daya saing internasional. Tahun 2017, ITS sudah harus menjadi world class university.

Reputasi tersebut dapat tercapai dengan beberapa cara. Yakni melalui international recognition dari riset dan publikasi, pembelajaran yang harus mengacu terhadap standar internasional, penempatan posisi universitas di mata dunia, serta jumlah mahasiswa asing dalam universitas.

Selain international recognition, adanya international atmosphere juga menjadi faktor penting. Keduanya saling terkait. Dalam hal ini adalah memasyarakatkan iklim internasionalisasi ke semua kalangan di ITS. Hal ini membutuhkan sinergitas dari semua elemen yang ada di ITS.

Ada banyak standar internasional yang bisa menjadi acuan. Untuk tahap awal ini, ITS menjadikan QS Star sebagai standar acuan. Penilaian QS Star ini adalah penilaian berdasarkan jumlah bintang yang didapat. Standar QS Star sendiri meliputi tujuh aspek. Mulai dari teaching, employability, riset, internasionalisasi, fasilitas, distance learning dan advanced and specialist award. Kepedulian terhadap budaya dan

lingkungan, inovasi dan engangement adalah penilaian untuk advanced award. Sedangkan specialist

award meliputi penghargaan dosen dan ranking kelas dunia.

QS Star sendiri dipilih karena dianggap sesuai dengan kondisi ITS saat ini. Berdasarkan penilaian yang dilakukan, ITS hanya mendapatkan dua bintang dalam aspek teaching. Sedangkan dalam aspek riset, ITS baru mendapat satu bintang. Hal ini bukan berarti riset ITS tidak bagus, tetapi karena kemampuan

dokumentasi yang masih kurang.

Berdasarkan analisa dengan metode Strengh Weakness Opportunity Thread (SWOT), diketahui bahwa posisi ITS saat ini masih berada di kuadran ketiga. (*)

(4)

Semakin banyak disiplin ilmu yang mulai dikembangkan di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya. Hal ini ditandai dengan semakin banyaknya program studi atau jurusan baru yang dibuka di ITS. Kali ini, ada tiga lagi program studi baru yang sudah mendapat restu dibuka di ITS.

Ketiga prodi baru tersebut adalah Prodi Teknik Multi Media dan Jaringan, Manajemen Bisnis untuk jenjang sarjana (S1), serta Prodi Teknik Sipil program jenjang Diploma IV (D-IV) . Dua prodi baru jenjang S1 tersebut berada di bawah naungan Fakultas Teknologi Industri (FTI), dan jenjang D-IV Teknik Sipil di bawah naungan Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP).

Izin pembukaan ketiga prodi baru tersebut didasarkan pada Surat Keputusan (SK) Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) RI Nomor: 382/E/O/2012 tentang penyelenggaraan program-rpogram studi baru pada Institut Teknologi Sepuluh Nopember di Surabaya.

Dengan diterbitkannya SK pembentukan prodi-prodi baru tersebut, ITS harus segera memenuhi persyaratan dosen tetap di masing-masing prodi tersebut sesuai ketentuan yang dipersyaratkan pada Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 paling lambat tahun 2014.

Izin penyelenggaraan prodi baru tersebut diberikan untuk jangka waktu dua tahun terhitung sejak tahun akademik pertama setelah ditetapkannya SK tersebut. ITS nantinya juga wajib menyampaikan laporan hasil penyelenggaraan prodi baru paling lambat satu bulan setelah akhir semester kepada Ditjen Dikti. Sebab, bila laporan hasil penyelenggaraan tidak disampaikan bisa mengakibatkan dicabutnya izin penyelenggaraan. Izin penyelenggaraan prodi tersebut nantinya juga bisa digunakan sebagai dasar permohonan akreditasi Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT). (*)

(5)

Puskominfo BKPKP ITS HUMAS :

Indah Tri Sukmawati Hp : 081231157772 PIN : 2A3E4F2C Telp : (031) 5927012 e-mail : humas@its.ac.id

itshumas@gmail.com

Salah satu mobil listrik karya mahasiswa ITS yang bertanding dalam kompetisi mobil irit Indonesia Energy Marathon Challenge

ITS senantiasa mendukung aktivitas ramah lingkungan seperti kegiatan bersepeda di lingkungan kampus

Aktivitas laboratorium ITS terus meningkat guna mendukung jumlah riset skala nasional dan internasional Bibit-bibit pohon yang disediakan untuk penghijauan di lingkungan

Referensi

Dokumen terkait

Kemurnian etil asetat ini merupakan perolehan terbaik yang dicapai, meskipun air pada side product dan asam asetat pada bottom dapat mencapai kemurnian yang lebih

Alasan lain menambahan variabel internal auditor adalah karena perusahaan yang memiliki internal auditor akan memper cepat proses audit, karena data- data yang dibutuhkan

BAB III: Metode Penelitian Pada bab ini dijelaskan tentang metode penelitian yang digunakan untuk mengetahui penggunaan media audio-visual dalam meningkatkan motivasi, pemahaman

Individu merasakan hubungan dengan sosok transeden atau Tuhan adalah hal yang mendasar bagi individu yang memiliki spiritualitas. Keyakinan memiliki hubungan dengan Tuhan

Penyediaan Dana kepada Pihak Terkait dan atau Penyediaan Dana besar (large exposures) sebagaimana diatur dalam ketentuan OJK tentang Batas Maksimum Pemberian Kredit

• Dianggap sebagai suatu revolusi konsep perancangan pabrik kimia dengan beberapa metode pendekatan yang memungkinkan untuk ”minimisasi” ukuran peralatan proses dan sistem

Untuk menilai hubungan antara tersedianya panduan/format, reward, psikologisdan social, lingkungan kerja, pengetahuan dan tersedianya waktu pada perawat pelaksana

- Sarana belajar ttg Kesehatan Ibuhamil Dalam bentuk tatap muka kelompok untuk. Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan ibu-ibu mengenai