• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDAHULUAN. Ternak itik merupakan hewan homoiterm yang dapat melakukan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENDAHULUAN. Ternak itik merupakan hewan homoiterm yang dapat melakukan"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ternak itik merupakan hewan homoiterm yang dapat melakukan homeostatis pada suhu lingkungan yang tidak sesuai dengan suhu tubuhnya. Pemeliharaan itik kurang diminati karena pemeliharaannya perlu ditunjang dengan adanya kolam. Hal ini dikarenakan secara fisiologis ternak itik terbiasa dengan kolam untuk berkubang karena itik merupakan golongan unggas air. Setelah adanya beberapa penelitian tentang pemeliharaan itik, pemeliharaannya menjadi lebih mudah dan sederhana dengan sistem pemeliharaan minim air. Namun, sistem pemeliharaan minim air menjadi pemicu ternak itik sulit untuk mempertahankan suhu tubuhnya.

Kesulitan mempertahankan suhu tubuh dapat menyebabkan terganggunya metabolisme dan penurunan konsumsi pakan. Terganggunya metabolisme dapat menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan sel tubuh serta penyerapan zat-zat makanan menjadi terhambat. Penurunan konsumsi pakanpun akan menganggu penyerapan nutrisi yang pada akhirnya menganggu pertumbuhan.

Pencernaan merupakan penguraian bahan makanan dari molekul yang kompleks menjadi molekul sederhana dalam saluran pencernaan sehingga dapat diserap dan digunakan oleh jaringan tubuh. Proses penyerapan zat makanan dilakukan oleh usus halus di dalam sistem pencernaan. Usus halus terbagi menjadi tiga bagian, yaitu duodenum, jejenum, dan ileum. Ileum merupakan bagian usus halus yang paling banyak melakukan absorpsi. Selaput mukosa pada dinding usus halus terutama ileum memiliki vili berbentuk jonjot yang lembut dan

(2)

menonjol seperti jari yang berfungsi sebagai penggerak aliran pakan dan memperluas permukaan penyerapan nutrien. Semakin luas permukaan vili usus semakin besar peluang terjadinya absorpsi dari saluran pencernaan.

Saluran pencernaan memegang peranan penting bagi produktivitas ternak. Pada sistem pemeliharaan itik minim air selain mengganggu suhu tubuh itik juga menghambat pertumbuhan vili usus sehingga vili usus menjadi lebih pendek. Kapasitas usus halus dalam mengabsorpsi zat makanan bergantung pada perkembangan permukaan dalam usus halus. Bila itik mengalami stres karena sistem pemeliharaan minim air maka kapasitas absorpsi dalam saluran pencernaan tidak dapat optimal yang pada akhirnya pertumbuhan itikpun tidak optimal.

Morfometrik ileum merupakan kajian tentang bentuk luar dan susunan ileum yang berkaitan dengan ukuran. Morfometrik ileum ini sangat berhubungan dengan aktivitas metabolisme dan kondisi saluran pencernaan itik. Upaya preventif perlu dilakukan sehingga dapat mencegah kerusakan dan penurunan fungsi saluran pencernaan. Penambahan feed additive ke dalam ransum merupakan cara yang mudah dilakukan karena secara langsung dapat mempengaruhi metabolismenya dan konsumsi pakan.

Banyak penelitian yang menunjukkan bahwa kitosan iradiasi memiliki manfaat di berbagai bidang, seperti bidang peternakan dan pertanian. Berdasarkan beberapa penelitian mengenai potensi kitosan iradiasi maka penulis tertarik untuk meneliti potensi kitosan iradiasi sebagai feed additive dalam ransum itik. Kitosan iradiasi merupakan polimer karbohidrat berbentuk serat yang mengandung gugus amin dan kaya dengan gugus hidroksil. Penelitian ini akan membahas mengenai pengaruh perlakuan terhadap morfometrik mikro yang meliputi jumlah dan ukuran vili ileum serta morfometrik makro yang meliputi

(3)

panjang dan diameter ileum. Pemberian kitosan iradiasi diharapkan dapat mencegah dampak buruk seperti produktivitas yang menurun pada ternak itik dalam kondisi pemeliharaan minim air terhadap saluran pencernaan terutama ileum.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian dari latar belakang dapat ditarik suatu permasalahan sebagai berikut :

1. Apakah ada pengaruh pemberian kitosan iradiasi terhadap morfometrik mikro dan makro ileum itik Cihateup dalam kondisi pemeliharaan minim air.

2. Berapa besar perbedaan morfometrik mikro dan makro ileum itik Cihateup yang diberi dengan tanpa pemberian kitosan iradiasi dalam kondisi pemeliharaan minim air.

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

Maksud dan tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Mempelajari dan mengetahui pengaruh pemberian kitosan iradiasi terhadap morfometrik mikro dan makro ileum itik Cihateup dalam kondisi pemeliharaan minim air.

2. Mempelajari dan mengetahui berapa besar perbedaan morfometrik mikro dan makro ileum itik Cihateup yang diberi dengan tanpa pemberian kitosan iradiasi dalam kondisi pemeliharaan minim air.

(4)

1.4 Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi ilmiah dan untuk menambah wawasan ilmu pengetahuan bagi akademisi, praktisi, dan stakeholder peternakan mengenai pemanfaatan kitosan iradiasi terhadap morfometrik mikro dan makro ileum itik Cihateup dalam kondisi pemeliharaan minim air. Selain itu, semoga hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi bagi penelitian selanjutnya.

1.5 Kerangka Pemikiran

Setiap ternak masing-masing memiliki Thermoneutral Zone (TNZ). TNZ merupakan suhu netral pada ternak sehingga bisa berproduktivitas dengan baik. Itik Cihateup memiliki TNZ relatif rendah dibandingkan ternak unggas lainnya berkisar 18,3-25,5oC. Pada kisaran suhu lingkungan yang normal, itik Cihateup akan membuang kelebihan panas yang diterima dengan cara radiasi, konveksi, dan konduksi. Pada saat suhu naik melebihi TNZ maka itik akan membuang panas dengan cara evaporasi seperti panting, hal ini merupakan tanda bahwa itik Cihateup mengalami stres. Hal ini akan dialami itik Cihateup dalam kondisi pemeliharaan minim air. Ternak yang menderita stres akan mengalami panting dengan frekuensi yang berbanding lurus dengan tingkat stres. Panting ini merupakan tanda klinis yang khas pada golongan unggas yang menderita stres secara bersamaan akan terjadi gangguan fungsi normal tubuhnya (Moares dkk., 2003). Selain panting ternak unggas yang stress juga memiliki ciri-ciri gelisah, banyak minum, mengepakan sayapnya, dan feed intake menurun (Tamzil., 2014). Feed intake yang menurun dikarenakan metabolisme yang terganggu, hal ini akan

(5)

memacu pertumbuhan dan perkembangan jaringan tubuh itik Cihateup tidak optimal, terutama pada saluran pencernaan.

Sistem pencernaan merupakan sistem yang terdiri dari saluran pencernaan dan organ pelengkap yang berperan dalam proses perombakan bahan makanan menjadi zat makanan yang mudah diserap oleh usus halus. Usus halus memiliki fungsi, yaitu sebagai tempat pencernaan dan penyerapan zat makanan. Usus halus terdiri dari tiga bagian, yaitu duodenum (usus dua belas jari), jejenum (usus kosong), dan ileum (usus penyerapan). Panjang usus bervariasi sesuai dengan ukuran tubuh, tipe makanan, dan faktor-faktor lain (Yao dkk., 2006).

Selaput lendir di lumen usus halus memiliki jonjot yang menonjol, yaitu vili yang berfungsi memperluas permukaan usus halus dalam penyerapan (Dibner dan Richard, 2004). Ileum merupakan bagian usus halus yang paling banyak melakukan absorpsi karena sepanjang permukaan ileum terdapat banyak vili. Permukaan vili terdapat mikrovili yang berfungsi untuk mengabsorpsi hasil pencernaan (Suprijatna dkk., 2005). Selama penyerapan zat makanan dalam tubuh, zat makanan tersebut diserap oleh mukosa usus kemudian ke darah atau limfe dan dikontrol sesuai dengan yang dibutuhkan oleh tubuh. Masing-masing vili pada usus halus terdapat jaringan kapiler dan jaringan getah bening (Tillman dkk., 1991). Permukaan vili terdiri atas tiga sel, yaitu sel absorptif, sel paneth, dan sel goblet. Sel absorptif berfungsi mengabsorpsi yang dihasilkan pada proses pencernaan. Fungsi dari sel paneth, yaitu mengawasi flora yang ada di usus halus dan memliki aktivitas antimikroba. Sel-sel goblet membantu proses pencernaan dengan mensekresikan mucus untuk mengabsorpsi nutrisi, selain itu sebagai alat pertahanan diri dari bakteri patogen (Utama, 2014). Sel goblet terdapat lebih banyak di ileum dibandingkan di duodenum (Eroschenko, 2002).

(6)

Kemampuan saluran pencernaan dalam mencerna dan menyerap zat makanan dapat dipengaruhi oleh luas permukaan epithel usus, jumlah lipatan-lipatannya, dan banyaknya vili serta mikrovili yang memperluas bidang penyerapan, selain itu juga dipengaruhi oleh tinggi dan luas permukaan vili, duodenum, jejenum, dan ileum (Sugito dkk., 2007). Luas permukaan usus halus dapat juga berpengaruh terhadap kemampuan mencerna dan menyerap zat-zat makanan. Luas permukaan usus halus dipengaruhi oleh panjang, lebar, pertambahan berat, dan pertambahan besar rongga di dalam usus halus (Yao dkk., 2006).

Morfometrik usus halus dapat berpengaruh pada kapasitas dan potensi usus halus dalam mencerna dan menyerap zat makanan bagi keperluan tubuh. Luas usus halus yang lebih besar dapat lebih memperbesar volume makanan yang dapat ditampung, dicerna, dan diserap oleh pembuluh darah vena portae dan lalu diangkut ke hepar. Luas penampang usus halus dipengaruhi oleh ukuran panjang dan lebarnya. Sehubungan dengan hal ini, pertumbuhan tinggi vili usus halus berhubungan erat dengan potensi usus halus dalam menyerap sari-sari makanan. Semakin tinggi vili usus halus, semakin besar efektivitas penyerapan zat makanan melalui epitel usus halus (Lenhard dan Mozes, 2003). Seiring meningkatnya panjang dan berat usus halus, semakin meningkat pula permukaan bagian dalam dan luas permukaan usus halus, sehingga dalam taraf tertentu terjadi peningkatan daya cerna dan daya serap zat makanan oleh usus halus (Yao dkk., 2006). Kondisi pemeliharaan minim air akan membuat itik Cihateup stres sehingga morfometrik usus halus terutama ileum tidak optimal maka dibutuhkan feed additive agar produktivitasnya tetap baik.

(7)

Kitosan iradiasi merupakan feed additive produk deasetilasi dari kitin yang merupakan biopolimer alami kedua terbanyak di alam setelah selulosa, yang banyak terdapat pada insecta, crustacea, dan fungi. Kitosan iradiasi berstruktur polimer karbohidrat yang berbentuk seperti serat. Kitosan iradiasi merupakan kitosan yang dimodifikasi berat molekulnya dengan penyinaran sinar gamma yang bersumber dari radio isotop cobalt-60 dengan variasi yang diketahui sehingga lebih mudah larut dan mudah terinfiltrasi ke dalam sel tubuh. Ciri-ciri kitosan iradiasi, yaitu kopolimer berbentuk lembaran tipis, berwarna putih atau kuning, dan tidak berbau. Serat ini bersifat tidak dicerna dan tidak diserap tubuh (Rismana, 2006).

Kitosan iradiasi merupakan senyawa makromolekul berantai panjang dengan struktur molekul (1→4) 2-amino-2-deoxy-β-D glucosamin, yang bersifat non toksik, biokompatibilitas, mudah terbiodegradasi, dan dimodifikasi secara kimia (Felt dkk., 1998). Kitosan iradiasi digunakan sebagai feed additive untuk unggas yang memiliki fungsi imunomodulator menguntungkan, antioksidatif, antimikroba, dan sifat hipokolesterolemik (Swiatkiewicz dkk., 2014).

Panjang usus halus ayam broiler dapat bertambah akibat diberi ransum yang banyak mengandung serealia dan serat yang tinggi (Jones dan Taylor, 2001). Ransum yang banyak mengandung serat akan menimbulkan perubahan ukuran saluran pencernaan, sehingga menjadi lebih berat, lebih panjang, dan lebih tebal karena membantu gerak peristaltik usus dan memacu perkembangan organ pencernaan (Amrullah, 2004). Semakin banyak jumlah ransum yang dikonsumsi maka akan semakin aktif kegiatan usus untuk mencerna sehingga dapat merangsang pertumbuhan organ pencernaan (Sirl dkk., 1992). Semakin tinggi kadar serat kasar dalam ransum, maka laju pencernaan dan penyerapan nutrisi

(8)

akan semakin lambat (Syamsuhaidi, 1997). Ransum yang mengandung serat tinggi memerlukan penyerapan zat makanan di dalam usus halus yang intensif maka usus akan memperluas permukaan dengan mempertebal dinding usus atau memperpanjang usus sehingga banyak nutrisi yang diserap oleh usus (Retnodiati, 2001). Hal ini berlaku pada kitosan iradiasi dikarenakan polimer yang berbentuk serat ini akan memacu pertumbuhan usus halus terutama ileum.

Ayam yang diberi ransum dengan penambahan kitosan dengan kadar 150 ppm meningkatkan daya cerna pakan sehingga asupan dan efisiensi nutrien semakin tinggi (Huang dkk., 2005). Hasil penelitian yang sama juga menunjukkan perkembangan vili dan pertumbahan bobot badan yang lebih tinggi dengan pemberian kitosan dengan kisaran level 100-1000 ppm dalam ransum (Xu dkk., 2013).

Berdasarkan uraian tersebut ditetapkan hipotesis bahwa penambahan kitosan iradiasi dengan konsentrasi 150 ppm sebagai feed additive pada ransum mampu meningkatkan morfometrik mikro dan makro ileum itik Cihateup dengan meningkatkan jumlah dan ukuran vili serta meningkatkan panjang dan diameter ileum.

1.6 Waktu dan Lokasi Penelitian

Percobaan ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai Maret 2017. Pemberian kitosan iradiasi disemprotkan pada pakan itik Cihateup dilakukan di Kandang Percobaan Laboratorium Ilmu Ternak Unggas. Analisis sampel dilakukan pada bulan Maret 2017 di Laboratorium Mikroteknik Hewan Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam serta Laboratorium Fisiologi Ternak dan Biokimia Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran.

Referensi

Dokumen terkait

Sehingga dari hasil penelitian didapat nilai arus searah yang efektif dan lama waktu penginjeksian untuk pengereman putaran motor induksi tiga fasa secara dinamik

Studi kasus adalah strategi penelitian sosial atau suatu metode penelitian yang mempelajari kejadian-kejadian (cases) pada fenomena kontemporer di dalam

Jadi dapat diketahui upaya yang dilakukan orang tua dalam meningkatkan pendidikan Agama Islam anak yaitu pertama mengarahkan anak untuk shalat dan mengaji di TPQ,

PenMayM Keionpok pelemal. Evalui Pmslm penr untr. BeEmat Sapi poro.g K isiunyosyat€da.. \ardi. cnatia lndonesi&

2 PT. Alya Sinar Pratama Memenuhi Syarat Dapat mengikuti tahap evaluasi harga.. EVALUASI HARGA. 1)

Prakiraan penjalaran asap sampai dengan tanggal 07 April 2009 pukul 07.00 WIB, di wilayah Sumut arahnya menuju Barat Laut, di wilayah Riau arahnya menuju Timur Laut, di wilayah

NO NAMA TEMPAT TUGAS KECAMATAN BIDANG STUDI JADWAL UJIAN TEMPAT UJIAN ALAMAT 253 IKE RISRIYANINGRUM TK FLORY Tambak Sari Guru Kelas TK 2014-03-05(07.30-10.00) SMK NEGERI 1

Bahwa benar, atas perbuatan Terdakwa yang tidak memenuhi janjinya , Saksi-2 dan Saksi-1 Saksi merasa kecewa karena ekonomi rumah tangganya menjadi berantakan