Analisis Daya Saing Strategi pada Terminal Petikemas Makassar
dan Terminal Petikemas Bitung
The Analysis of Strategy Competitiveness
at Makassar and Bitung Container Terminal
Resty Yosna Panimba
1 Pelabu
2 Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Hasanuddin 3 Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Hasanuddin
* Correspondence author:
Abstrak
Peningkatan arus logistic di era digitalisasi ini seharusnya menjadi peluang bagi segmen kepelabuhanan untuk meningkatkan daya saingnya di tingkat dunia.
menganalisis faktor- faktor yang mempengaruhi peningkatan keunggulan kompetitif Terminal Petikemas Makassar dan Terminal Petikemas Bitung dan menentukan strategi yang efektif diterapkan pada Terminal Petikemas Makassar dan Terminal Petikem
strategis berdasarkan lingkungan internal dan eksternal kedua pelabuhan guna meningkatkan keunggulan kompetitifnya. Keputusan strategi manajerial dalam penelitian ini dalam cakupan analisis SWO
tipologi Miles & Snow. Lokasi atau tempat penelitian di Terminal Petikemas Makassar dan Bitung. Data yang dikumpulkan mencakup data-data sekunder. Populasi dan sampel dalam penelitian mencakup pihak manajemen dari Terminal Petikemas Makassar da
analisis data menggunakan analisis dengan pendekatan RBV dan Model I/O, analisis TOWS, QSPM dan Miles & SNOW Tipology. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan uraian faktor
maka Terminal Petikemas Makassar berada pada posisi dimana ancaman yang dihadapi lebih besar sehingga perlu memaksimalkan kekuatan yang ada sedangkan Terminal Petikemas Bitung berada pada posisi yang menguntungkan dengan potensi kekuatan sumber daya yang memad
untuk meningkatkan keunggulan kompetitifnya. Berdasarkan analisis Miles and Snow yang digunakan maka berdasarkan indikator strategi focus Terminal Petikemas Makassar mengadopsi strategi defender dan Terminal Petikemas Bitung menerapkan strategi prospector
Kata Kunci : pelabuhan; strategi bisnis; SWOT; QSPM;
Analisis Daya Saing Strategi pada Terminal Petikemas Makassar
dan Terminal Petikemas Bitung
The Analysis of Strategy Competitiveness
at Makassar and Bitung Container Terminal
Resty Yosna Panimba1*, Abd. Rahman Kadir2 and Andi Nur Baumassepe2,
uhan Indonesia IV; restyyosna@inaport4.co.id
Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Hasanuddin; rahmankadir80@yahoo.com ltas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Hasanuddin; massepe@gmail.com
Correspondence author: restyyosna@inaport4.co.id
Peningkatan arus logistic di era digitalisasi ini seharusnya menjadi peluang bagi segmen kepelabuhanan untuk meningkatkan daya saingnya di tingkat dunia. Penelitian ini bertujuan untuk
faktor yang mempengaruhi peningkatan keunggulan kompetitif Terminal Petikemas Makassar dan Terminal Petikemas Bitung dan menentukan strategi yang efektif diterapkan pada Terminal Petikemas Makassar dan Terminal Petikemas Bitung.Penelitian ini dirancang untuk mengarahkan keputusan strategis berdasarkan lingkungan internal dan eksternal kedua pelabuhan guna meningkatkan keunggulan kompetitifnya. Keputusan strategi manajerial dalam penelitian ini dalam cakupan analisis SWO
tipologi Miles & Snow. Lokasi atau tempat penelitian di Terminal Petikemas Makassar dan Bitung. Data data sekunder. Populasi dan sampel dalam penelitian mencakup pihak manajemen dari Terminal Petikemas Makassar dan Terminal Petikemas Bitung sebanyak 30 orang. Teknik analisis data menggunakan analisis dengan pendekatan RBV dan Model I/O, analisis TOWS, QSPM dan
Hasil Penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan uraian
faktor-Terminal Petikemas Makassar berada pada posisi dimana ancaman yang dihadapi lebih besar sehingga perlu memaksimalkan kekuatan yang ada sedangkan Terminal Petikemas Bitung berada pada posisi yang menguntungkan dengan potensi kekuatan sumber daya yang memadai sehingga diperlukan strategi agresif untuk meningkatkan keunggulan kompetitifnya. Berdasarkan analisis Miles and Snow yang digunakan maka berdasarkan indikator strategi focus Terminal Petikemas Makassar mengadopsi strategi defender dan
s Bitung menerapkan strategi prospector.
trategi bisnis; SWOT; QSPM; miles and snow tipology
Analisis Daya Saing Strategi pada Terminal Petikemas Makassar
The Analysis of Strategy Competitiveness
2,
rahmankadir80@yahoo.com
Peningkatan arus logistic di era digitalisasi ini seharusnya menjadi peluang bagi segmen kepelabuhanan Penelitian ini bertujuan untuk menguraikan dan faktor yang mempengaruhi peningkatan keunggulan kompetitif Terminal Petikemas Makassar dan Terminal Petikemas Bitung dan menentukan strategi yang efektif diterapkan pada Terminal as Bitung.Penelitian ini dirancang untuk mengarahkan keputusan strategis berdasarkan lingkungan internal dan eksternal kedua pelabuhan guna meningkatkan keunggulan kompetitifnya. Keputusan strategi manajerial dalam penelitian ini dalam cakupan analisis SWOT, QSPM dan tipologi Miles & Snow. Lokasi atau tempat penelitian di Terminal Petikemas Makassar dan Bitung. Data data sekunder. Populasi dan sampel dalam penelitian mencakup pihak n Terminal Petikemas Bitung sebanyak 30 orang. Teknik analisis data menggunakan analisis dengan pendekatan RBV dan Model I/O, analisis TOWS, QSPM dan -faktor lingkungan Terminal Petikemas Makassar berada pada posisi dimana ancaman yang dihadapi lebih besar sehingga perlu memaksimalkan kekuatan yang ada sedangkan Terminal Petikemas Bitung berada pada posisi yang ai sehingga diperlukan strategi agresif untuk meningkatkan keunggulan kompetitifnya. Berdasarkan analisis Miles and Snow yang digunakan maka berdasarkan indikator strategi focus Terminal Petikemas Makassar mengadopsi strategi defender dan
Abstract
Increasing the flow of logistics in the digitalization era should be an increase its competitiveness at the world level.
increasing competitive advantage at Makassar Container Terminal and Bitung Container Terminal and to determine the right strategy of Makassar Container Terminal and Bitung Container Terminal.
was designed to direct strategic decisions depends on internal and external environment of both ports to improved their competitiveness. Decision of manager
QSPM and Miles & Snow Typology. Location or place of research in Makassar and Bitung Container Terminal. The data collected includes secondary data. The population and sample in this study include Management of Makassar and Bitung Container Terminal as many as 40 people. Data analysis techniques use the RBV and Model I/O approach, TOWS analyze, QSPM and Miles & Snow Tipology.The result of this research showed that based by description of environment
position where threat that it was faced bigger so that it need to maximize existing strength while Bitung Container Terminal in a favorable position with the potential of adequate resources so that it was neede aggressive strategy to increase its competitive advantage. Based on the Miles and Snow analysis that used, Makassar Container Terminal can apply defender strategy and Bitung Container Terminal can apply prospector strategy.
Keywords : port; business strategy; SWOT; QSPM;
PENDAHULUAN
Indonesia sendiri merupakan salah satu negara yang hidup dalam lingkungan global dan saat ini tengah mempersiapkan diri untuk memasuki era digital 4.0. Revolusi industry 4.0 telah
pola hidup dan kerja manusia secara fundamental. Berbeda dengan revolusi industry sebelumnya, revolusi industry ini memiliki skala yang besar, ruang lingkup yang luas dan kompleksitas yang tinggi. Hal ini telah mempengaruhi semua sector termasuk s
Pada abad ke 21 globalisasi menyebabkan terjadinya percepatan dan perang ekonomi lintas batas. Sekitar 50% hasil container diseluruh dunia bergerak melalui Asia. Pusat ekonomi akan berpindah ke Asia. Oleh karena itu persaingan antar pelabuhan hub antara pe
meningkat lebih pesat lagi.
Dengan masuknya Indonesia di era digitalisasi maka arus barang dari atau ke Indonesia mengalami peningkatan tajam yang menuntut Indonesia sebagai negara maritime harus bias menjadi pemain utama dalam industry ini. Peningkatan arus barang ini merupakan salah satu dari dampak dari berkembangnya bisnis E-Commerce di Indonesia.A
pemberlakuan dan Implementasi UU 17 Tahun 2008 dan PP 61 Tahun 2009 merubah paradigma pengusahaan pelabuhan dan menjadikan kompetisi dalam penyediaan jasa kepelabuhanan oleh Badan Usaha Pelabuhan (BUP).
Menurut Sutomo dan Soemardjito (2012)
memiliki peranan strategis dalam memberikan pelayanan ekspor dan impor di negara
kawasan Asia dan Asia Tenggara (ASEAN), Eropa, Amerika, Timur Tengah dan Afrika yang menyebabkan pertumbuhan ekonomi di Indonesia bagian barat lebih berkembang dibandingkan Indonesia di bagian Timur. Hal ini tidak sejalan dengan tujuan jangka panjang pemerintah yaitu menciptakan pemerataan pertumbuhan ekonomi di seluruh wilayah Indonesia.
PT Pelindo IV (Persero) merupakan Badan Usaha Milik negara dibidang penyediaan dan pengelolaan jasa kepelabuhanan yang membawahi 26 cabang yang tersebar di wilayah Indonesia Timur . Dua diataranya merupakan Terminal Petikemas yaitu Terminal Petikemas Makassar dan Terminal Petikemas Bitung. Kedua pelabuhan ini memiliki potensi untuk meningkatkan daya saing Indonesia di sector logistic dan kepelabuhan yaitu dengan menentukan dan menerapkan strategi perbaikan dan pengembangan yang tepat sesuai lingkungan pelabuhan tersebut.
Menurut Michael Porter (1985)
yakni didefenisikan sebagai nilai output yang dihasilkan oleh seorang tenaga kerja. Meningkatnya
Increasing the flow of logistics in the digitalization era should be an opportunity for the port segment to increase its competitiveness at the world level. This study aims to describe and analyze the affecting factors of increasing competitive advantage at Makassar Container Terminal and Bitung Container Terminal and to
rmine the right strategy of Makassar Container Terminal and Bitung Container Terminal.
was designed to direct strategic decisions depends on internal and external environment of both ports to improved their competitiveness. Decision of managerial strategic in this research was in the scope of SWOT, QSPM and Miles & Snow Typology. Location or place of research in Makassar and Bitung Container Terminal. The data collected includes secondary data. The population and sample in this study include anagement of Makassar and Bitung Container Terminal as many as 40 people. Data analysis techniques use the RBV and Model I/O approach, TOWS analyze, QSPM and Miles & Snow Tipology.The result of this research showed that based by description of environment factors then Makassar Container Terminal in a position where threat that it was faced bigger so that it need to maximize existing strength while Bitung Container Terminal in a favorable position with the potential of adequate resources so that it was neede aggressive strategy to increase its competitive advantage. Based on the Miles and Snow analysis that used, Makassar Container Terminal can apply defender strategy and Bitung Container Terminal can apply
usiness strategy; SWOT; QSPM; miles & snow typology.
Indonesia sendiri merupakan salah satu negara yang hidup dalam lingkungan global dan saat ini tengah mempersiapkan diri untuk memasuki era digital 4.0. Revolusi industry 4.0 telah
pola hidup dan kerja manusia secara fundamental. Berbeda dengan revolusi industry sebelumnya, revolusi industry ini memiliki skala yang besar, ruang lingkup yang luas dan kompleksitas yang tinggi. Hal ini telah mempengaruhi semua sector termasuk sector ekonomi, industry dan transporatsi.
Pada abad ke 21 globalisasi menyebabkan terjadinya percepatan dan perang ekonomi lintas batas. Sekitar 50% hasil container diseluruh dunia bergerak melalui Asia. Pusat ekonomi akan berpindah ke Asia. Oleh karena itu persaingan antar pelabuhan hub antara pelabuhan di Asia akan Dengan masuknya Indonesia di era digitalisasi maka arus barang dari atau ke Indonesia mengalami peningkatan tajam yang menuntut Indonesia sebagai negara maritime harus bias menjadi ry ini. Peningkatan arus barang ini merupakan salah satu dari dampak Commerce di Indonesia.A-Room Kim,Jing Lu, 2016). Adanya pemberlakuan dan Implementasi UU 17 Tahun 2008 dan PP 61 Tahun 2009 merubah paradigma uhan dan menjadikan kompetisi dalam penyediaan jasa kepelabuhanan oleh Sutomo dan Soemardjito (2012) pelabuhan yang terletak dibagian barat Indonesia memiliki peranan strategis dalam memberikan pelayanan ekspor dan impor di negara
gara (ASEAN), Eropa, Amerika, Timur Tengah dan Afrika yang menyebabkan pertumbuhan ekonomi di Indonesia bagian barat lebih berkembang dibandingkan Indonesia di bagian Timur. Hal ini tidak sejalan dengan tujuan jangka panjang pemerintah yaitu
merataan pertumbuhan ekonomi di seluruh wilayah Indonesia.
(Persero) merupakan Badan Usaha Milik negara dibidang penyediaan dan pengelolaan jasa kepelabuhanan yang membawahi 26 cabang yang tersebar di wilayah Indonesia merupakan Terminal Petikemas yaitu Terminal Petikemas Makassar dan Terminal Petikemas Bitung. Kedua pelabuhan ini memiliki potensi untuk meningkatkan daya saing Indonesia di sector logistic dan kepelabuhan yaitu dengan menentukan dan menerapkan strategi
rbaikan dan pengembangan yang tepat sesuai lingkungan pelabuhan tersebut.
(1985) daya saing diidentifikasikan dengan masalah produktifitas, yakni didefenisikan sebagai nilai output yang dihasilkan oleh seorang tenaga kerja. Meningkatnya
opportunity for the port segment to
This study aims to describe and analyze the affecting factors of increasing competitive advantage at Makassar Container Terminal and Bitung Container Terminal and to rmine the right strategy of Makassar Container Terminal and Bitung Container Terminal.This research was designed to direct strategic decisions depends on internal and external environment of both ports to ial strategic in this research was in the scope of SWOT, QSPM and Miles & Snow Typology. Location or place of research in Makassar and Bitung Container Terminal. The data collected includes secondary data. The population and sample in this study include anagement of Makassar and Bitung Container Terminal as many as 40 people. Data analysis techniques use the RBV and Model I/O approach, TOWS analyze, QSPM and Miles & Snow Tipology.The result of this factors then Makassar Container Terminal in a position where threat that it was faced bigger so that it need to maximize existing strength while Bitung Container Terminal in a favorable position with the potential of adequate resources so that it was needed a aggressive strategy to increase its competitive advantage. Based on the Miles and Snow analysis that used, Makassar Container Terminal can apply defender strategy and Bitung Container Terminal can apply
Indonesia sendiri merupakan salah satu negara yang hidup dalam lingkungan global dan saat ini tengah mempersiapkan diri untuk memasuki era digital 4.0. Revolusi industry 4.0 telah mengubah pola hidup dan kerja manusia secara fundamental. Berbeda dengan revolusi industry sebelumnya, revolusi industry ini memiliki skala yang besar, ruang lingkup yang luas dan kompleksitas yang omi, industry dan transporatsi. Pada abad ke 21 globalisasi menyebabkan terjadinya percepatan dan perang ekonomi lintas batas. Sekitar 50% hasil container diseluruh dunia bergerak melalui Asia. Pusat ekonomi akan labuhan di Asia akan Dengan masuknya Indonesia di era digitalisasi maka arus barang dari atau ke Indonesia mengalami peningkatan tajam yang menuntut Indonesia sebagai negara maritime harus bias menjadi ry ini. Peningkatan arus barang ini merupakan salah satu dari dampak Room Kim,Jing Lu, 2016). Adanya pemberlakuan dan Implementasi UU 17 Tahun 2008 dan PP 61 Tahun 2009 merubah paradigma uhan dan menjadikan kompetisi dalam penyediaan jasa kepelabuhanan oleh elabuhan yang terletak dibagian barat Indonesia memiliki peranan strategis dalam memberikan pelayanan ekspor dan impor di negara-negara gara (ASEAN), Eropa, Amerika, Timur Tengah dan Afrika yang menyebabkan pertumbuhan ekonomi di Indonesia bagian barat lebih berkembang dibandingkan Indonesia di bagian Timur. Hal ini tidak sejalan dengan tujuan jangka panjang pemerintah yaitu (Persero) merupakan Badan Usaha Milik negara dibidang penyediaan dan pengelolaan jasa kepelabuhanan yang membawahi 26 cabang yang tersebar di wilayah Indonesia merupakan Terminal Petikemas yaitu Terminal Petikemas Makassar dan Terminal Petikemas Bitung. Kedua pelabuhan ini memiliki potensi untuk meningkatkan daya saing Indonesia di sector logistic dan kepelabuhan yaitu dengan menentukan dan menerapkan strategi daya saing diidentifikasikan dengan masalah produktifitas, yakni didefenisikan sebagai nilai output yang dihasilkan oleh seorang tenaga kerja. Meningkatnya
produktifitas ini disebabkan oleh peningkatan jumlah input fisik modal dan tenaga kerja, peningkatan kualitas input yang digunakan, dan peningkatan teknologi.
Faktor-faktor kunci untuk sukses dalam suatu industri adalah sumber daya, keterampilan dan atribut dari organisasi dalam suatu industriyang penting untuk menghasilkan kesuksesan di pasar. Model RBV (Resource Based View)
Based View) juga secara eksplisit fokus kepada manajer serta peran penting manajer dalam organisasi. prespektif RBV (Resource Based View)
meningkatkan pemahaman dalam mengelola dan mengoptimalkan sumberdaya organisasi ke dalam formulasi strategi dan inovasi perusahaan
kondisi dan karakteristik lingkungan eksternal sebagai input utama perusahaan dan penentuan strategi untuk mencapai keunggulan kompetitif. Menurutt
penerapan tipologi miles & Snow dapat mengidentifikasikan
orientasi organisasi terhadap pengembangan produk pasar. Teori ini menyatakan bahwa ada empat jenis strategi, yaitu Prospectors, Defenders, Analyzers, dan Reactors
Snow akan efektif pada industri kepelabuhanan jika ditunjang dengan analisis li dan eksternal.
TELAAH LITERATUR
Kinerja Pelabuhan menurut
pelabuhan atau tingkat keberhasilan layanan yang diberikan yang dapat dikelompokkan menjadi 3 kelompok indikator berikut: (1) Kinerja pelayanan dan produktivitas kapal dan barang bongkar muat yang berkaitan erat dengan informasi mengenai jumlah thr
peralatan atau fasilitas pelabuhan dalam jangka waktu tertentu. (2) Indikator pelayanan, yaitu kinerja lalu lintas, yang merupakan indikator yang berkaitan erat dengan panjang informasi waktu tentang layanan kapal di daerah pelabuhan. (3) Indikator pemanfaatan, yaitu pemanfaatan fasilitas pelabuhan dan peralatan produksi yang digunakan untuk mengukur sejauh manafasilitas dermaga dan prasarana pendukung yang digunakan secara intensif. Strategi merupakan alat untuk mencap
perkembangannya konsep mengenai strategi semakin terus berkembang. strategi adalah alat yang sangat penting untuk mencapai keunggulan bersaing.
Daya saing merupakan salah satu kriteria untuk menentukan keberhasilan dan pencapaian sebuah tujuan yang lebih baik oleh suatu negara dalam peningkatan pendapatan dan pertumbuhan ekonomi. Menurut Michael Porter (1985)
yakni didefenisikan sebagai nilai output yang dihasilkan oleh seorang tenaga kerja. Meningkatnya produktifitas ini disebabkan oleh peningkatan
kualitas input yang digunakan, dan peningkatan teknologi. Untuk memenangkan persaingan bisnis, perusahaan harus memiliki strategi yang cepat dan tepat sehingga mampu mempertahankan keunggulan bersaing secara berkelanjutan.
Salah satu teknik untuk mengukur daya saing adalah dengan menggunakan analisis SWOT. Analisis telah banyak digunakan oleh peneliti, termasuk
SWOT adalah indentifikasi berbagai factor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Menurut Freddy Rangkuti dalam bukunya Analisis SWOT teknik membedah kasus bisnis
2013) menegaskan bahwa perencanaan strategi harus memperhatikan faktor
perusahaan (kekuatan, kelemahan, peluang, ancaman) dalam kondisi yang ada saat ini. Untuk menghasilkan keputusan, strategic biasanya digunakan
(Quantitative Strategic Planning Matriks
Startegi in Action (Umar, 2001) menjelaskan bahwa QSPM adalah alat yang direkomendasikan para ahli strategi untuk melakukan evaluasi pilihan strategi alternatif secara objektif berdasarkan key success factor internal-eksternal yang telah diidentifikasi se
Strategi dapat diindentifikasi atas dasar sebagian besar unsur orientasi organisasi terhadap pengembangan produk pasar, (Miles et al., 1978)
produktifitas ini disebabkan oleh peningkatan jumlah input fisik modal dan tenaga kerja, peningkatan kualitas input yang digunakan, dan peningkatan teknologi.
faktor kunci untuk sukses dalam suatu industri adalah sumber daya, keterampilan dan atribut dari organisasi dalam suatu industriyang penting untuk menghasilkan kesuksesan di pasar.
Resource Based View) menunjukkkan gambaran internal organisasi. RBV (
juga secara eksplisit fokus kepada manajer serta peran penting manajer dalam Resource Based View) mampu memberikan alternatif tentang ba
meningkatkan pemahaman dalam mengelola dan mengoptimalkan sumberdaya organisasi ke dalam formulasi strategi dan inovasi perusahaan (Manurung, 2013). Sementara model I/O merupakan kondisi dan karakteristik lingkungan eksternal sebagai input utama perusahaan dan penentuan ulan kompetitif. Menurutt (Miles, Snow, Meyer, & Coleman, 1978) penerapan tipologi miles & Snow dapat mengidentifikasikan atas dasar sebagian besar unsur
asi terhadap pengembangan produk pasar. Teori ini menyatakan bahwa ada empat Prospectors, Defenders, Analyzers, dan Reactors. Penerapan Strategi Miles and Snow akan efektif pada industri kepelabuhanan jika ditunjang dengan analisis lingkungan internal
Kinerja Pelabuhan menurut (Bichou, 2006) dapat diindikasikan melalui prestasi
pelabuhan atau tingkat keberhasilan layanan yang diberikan yang dapat dikelompokkan menjadi 3 kelompok indikator berikut: (1) Kinerja pelayanan dan produktivitas kapal dan barang bongkar muat yang berkaitan erat dengan informasi mengenai jumlah throughput arus barang yang memanfaatkan peralatan atau fasilitas pelabuhan dalam jangka waktu tertentu. (2) Indikator pelayanan, yaitu kinerja lalu lintas, yang merupakan indikator yang berkaitan erat dengan panjang informasi waktu tentang aerah pelabuhan. (3) Indikator pemanfaatan, yaitu pemanfaatan fasilitas pelabuhan dan peralatan produksi yang digunakan untuk mengukur sejauh manafasilitas dermaga dan prasarana pendukung yang digunakan secara intensif. Strategi merupakan alat untuk mencap
perkembangannya konsep mengenai strategi semakin terus berkembang. (Porter, 1985) strategi adalah alat yang sangat penting untuk mencapai keunggulan bersaing.
Daya saing merupakan salah satu kriteria untuk menentukan keberhasilan dan pencapaian sebuah tujuan yang lebih baik oleh suatu negara dalam peningkatan pendapatan dan pertumbuhan (1985) daya saing diidentifikasikan dengan masalah produktifitas, yakni didefenisikan sebagai nilai output yang dihasilkan oleh seorang tenaga kerja. Meningkatnya produktifitas ini disebabkan oleh peningkatan jumlah input fisik modal dan tenaga kerja, peningkatan kualitas input yang digunakan, dan peningkatan teknologi. Untuk memenangkan persaingan bisnis, perusahaan harus memiliki strategi yang cepat dan tepat sehingga mampu mempertahankan
secara berkelanjutan.
Salah satu teknik untuk mengukur daya saing adalah dengan menggunakan analisis SWOT. Analisis telah banyak digunakan oleh peneliti, termasuk (Leghari A., Laba A. R., 2017)
SWOT adalah indentifikasi berbagai factor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Menurut Freddy Rangkuti dalam bukunya Analisis SWOT teknik membedah kasus bisnis
menegaskan bahwa perencanaan strategi harus memperhatikan faktor
perusahaan (kekuatan, kelemahan, peluang, ancaman) dalam kondisi yang ada saat ini. Untuk menghasilkan keputusan, strategic biasanya digunakan Matriks Perencanaan Strategis Kuantitatif (Quantitative Strategic Planning Matriks - QSPM). Husein Umar dalam bukunya Manajemen menjelaskan bahwa QSPM adalah alat yang direkomendasikan para ahli strategi untuk melakukan evaluasi pilihan strategi alternatif secara objektif berdasarkan key
eksternal yang telah diidentifikasi sebelumnya.
Strategi dapat diindentifikasi atas dasar sebagian besar unsur orientasi organisasi terhadap (Miles et al., 1978)) menyatakan bahwa ada empat jenis strategi, produktifitas ini disebabkan oleh peningkatan jumlah input fisik modal dan tenaga kerja, peningkatan faktor kunci untuk sukses dalam suatu industri adalah sumber daya, keterampilan dan atribut dari organisasi dalam suatu industriyang penting untuk menghasilkan kesuksesan di pasar. menunjukkkan gambaran internal organisasi. RBV (Resource juga secara eksplisit fokus kepada manajer serta peran penting manajer dalam mampu memberikan alternatif tentang bagaimana meningkatkan pemahaman dalam mengelola dan mengoptimalkan sumberdaya organisasi ke dalam odel I/O merupakan kondisi dan karakteristik lingkungan eksternal sebagai input utama perusahaan dan penentuan (Miles, Snow, Meyer, & Coleman, 1978), atas dasar sebagian besar unsur asi terhadap pengembangan produk pasar. Teori ini menyatakan bahwa ada empat Penerapan Strategi Miles and ngkungan internal
dapat diindikasikan melalui prestasi output pelabuhan atau tingkat keberhasilan layanan yang diberikan yang dapat dikelompokkan menjadi 3 kelompok indikator berikut: (1) Kinerja pelayanan dan produktivitas kapal dan barang bongkar muat oughput arus barang yang memanfaatkan peralatan atau fasilitas pelabuhan dalam jangka waktu tertentu. (2) Indikator pelayanan, yaitu kinerja lalu lintas, yang merupakan indikator yang berkaitan erat dengan panjang informasi waktu tentang aerah pelabuhan. (3) Indikator pemanfaatan, yaitu pemanfaatan fasilitas pelabuhan dan peralatan produksi yang digunakan untuk mengukur sejauh manafasilitas dermaga dan prasarana pendukung yang digunakan secara intensif. Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan, dalam (Porter, 1985) menyatakan Daya saing merupakan salah satu kriteria untuk menentukan keberhasilan dan pencapaian sebuah tujuan yang lebih baik oleh suatu negara dalam peningkatan pendapatan dan pertumbuhan daya saing diidentifikasikan dengan masalah produktifitas, yakni didefenisikan sebagai nilai output yang dihasilkan oleh seorang tenaga kerja. Meningkatnya jumlah input fisik modal dan tenaga kerja, peningkatan kualitas input yang digunakan, dan peningkatan teknologi. Untuk memenangkan persaingan bisnis, perusahaan harus memiliki strategi yang cepat dan tepat sehingga mampu mempertahankan Salah satu teknik untuk mengukur daya saing adalah dengan menggunakan analisis SWOT. (Leghari A., Laba A. R., 2017). Analisis SWOT adalah indentifikasi berbagai factor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Menurut Freddy Rangkuti dalam bukunya Analisis SWOT teknik membedah kasus bisnis (Rangkuti, menegaskan bahwa perencanaan strategi harus memperhatikan faktor-faktor strategis perusahaan (kekuatan, kelemahan, peluang, ancaman) dalam kondisi yang ada saat ini. Untuk Matriks Perencanaan Strategis Kuantitatif QSPM). Husein Umar dalam bukunya Manajemen menjelaskan bahwa QSPM adalah alat yang direkomendasikan para ahli strategi untuk melakukan evaluasi pilihan strategi alternatif secara objektif berdasarkan key Strategi dapat diindentifikasi atas dasar sebagian besar unsur orientasi organisasi terhadap ) menyatakan bahwa ada empat jenis strategi,
yaitu Prospectors, Defenders, Analyzers, dan Reactors.
tersebut dikatagorikan menjadi strategi berdasarkan isinya. Tipologi strategi yang lain adalah strategi berdasarkan proses atau strategi berdasarkan pembuatan
BAHAN DAN METODE
Lokasi dan Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan fokus analisa menyusun alternatif strategi dalam perubahan lingkungan perusahaan dan alternatif strategi mana yang prioritas untuk dilaksanakan. Keputusan strategi manajerial dal
analisa tipologi Miles & Snow
Lokasi atau tempat penelitian adalah Terminal Petikemas Makassar dan Terminal Petikemas Bitung. Dalam rencana penelitian ini, penelitian ini berlangsung selama kurang lebih dua
Sumber Data
Data yang dikumpulkan mencakup data primer dan data sekunder. Data primer dikumpulkan melalui wawancara langsung dengan pihak
instansi yang terkait dalam penelitian ini. Selain itu jurnal, artikel, laporan penelitian, buku, dan sumber Teknik Analisa Data
Analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini berdasarkan tahap
manajemen, berdasarkan data sekunder dari internal dan eksternal perusahaan menggunakan RBV, Model I/O dan Matriks TOWS, dan Typologi Strategy.
PEMBAHASAN
Lampiran A menunjukkan hal yang dilakukan sebelum melakukan analisis SWOT. Terlebih dahulu dilakukan scanning environment
pendekatan RBVyaitu menguraikan data tentang sumber daya berwujud dan tidak berwujud untuk memperoleh kondisi internal yang layak dan relevan sebagai Strength dan Weakness. Untuk memperoleh kondisi weakness-strength digunakan pendekatan model I/O yang menguraikan faktor faktor dari segi politik, ekonomi, social dan teknologi dimana kondisi tersebut menjadi input pembentukan strategi baru.
Lampiran B menunjukkan untuk mengetahui posisi perusahaan dala
dilakukan perbandingan nilai faktor internal yang telah dilakukan uji validitas (kekuatan kelemahan) untuk menentukan titik pada sumbu x dan perbandingan nilai faktor eksternal yang telah dilakukan uji validitas (peluang
-Petikemas Makassar berada pada kuadran II dimana perusahaan memiliki ancaman yang lebih besar namun dapat memaksimalkan kekuatan untuk meraih peluang dengan strategi diversifikasi. Sementara untuk Terminal Petikemas
kekuatan dan peluang yang besar sehingga harus dilakukan strategi agresif.
Lampiran C menunjukan terdapat delapan (8) strategi yang dapat diterapkan untuk mengatasi kondisi perusahaan ini. Digunakan a
strategi terhadap perusahaan Analisis tersebutmenunjukkan strategi VII “Melakukan kordinasi dengan otoritas pelabuhan untuk menerapkan Berthing Windows System dan Indonesia National Single Window (INSW) system secara konsisten dan optimal kepada pengguna jasa” memiliki total attractive score yang tertinggi untuk Terminal Petikemas Makasar dan strategi I “Melakukan pengembangan dan penambahan infra dan suprastruktur pelabuhan agar dapat mewujudkan International Hub Port” memiliki total attractive score tertinggi untuk Terminal Petikemas Bitung.
Lampiran D menunjukkan strategi yang tepat bagi perusahaan menggunakan tipology Miles and Snow. Adapun Miles dan Snow mengusulkan klasifikasi strategi dari empat karakter yang Analyzers, dan Reactors. Tipologi strategi berdasarkan definisi tersebut dikatagorikan menjadi strategi berdasarkan isinya. Tipologi strategi yang lain adalah strategi berdasarkan proses atau strategi berdasarkan pembuatan.
Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan fokus analisa menyusun alternatif strategi dalam perubahan lingkungan perusahaan dan alternatif strategi mana yang prioritas untuk dilaksanakan. Keputusan strategi manajerial dalam penelitian ini dalam cakupan analisa SWOT dan Lokasi atau tempat penelitian adalah Terminal Petikemas Makassar dan Terminal Petikemas Bitung. Dalam rencana penelitian ini, penelitian ini berlangsung selama kurang lebih dua
Data yang dikumpulkan mencakup data primer dan data sekunder. Data primer dikumpulkan melalui wawancara langsung dengan pihak-pihak yang terkait. data sekunder akan diperoleh dari instansi yang terkait dalam penelitian ini. Selain itu digunakan pula data pendukung lainnya berupa jurnal, artikel, laporan penelitian, buku, dan sumber-sumber lainnya.
Analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini berdasarkan tahap-tahap perumusan strategi a sekunder dari internal dan eksternal perusahaan menggunakan RBV, Model I/O dan Matriks TOWS, dan Typologi Strategy.
menunjukkan hal yang dilakukan sebelum melakukan analisis SWOT. Terlebih scanning environment terhadap semua kondisi lingkungan perusahaan. Digunakan pendekatan RBVyaitu menguraikan data tentang sumber daya berwujud dan tidak berwujud untuk memperoleh kondisi internal yang layak dan relevan sebagai Strength dan Weakness. Untuk strength digunakan pendekatan model I/O yang menguraikan faktor faktor dari segi politik, ekonomi, social dan teknologi dimana kondisi tersebut menjadi input
menunjukkan untuk mengetahui posisi perusahaan dalam kuadran TOWS, dilakukan perbandingan nilai faktor internal yang telah dilakukan uji validitas (kekuatan kelemahan) untuk menentukan titik pada sumbu x dan perbandingan nilai faktor eksternal yang telah
- ancaman) untuk menentukan titik pada sumbu y. Terminal Petikemas Makassar berada pada kuadran II dimana perusahaan memiliki ancaman yang lebih besar namun dapat memaksimalkan kekuatan untuk meraih peluang dengan strategi diversifikasi. Sementara untuk Terminal Petikemas Bitung berada pada kuadran I dimana perusahaan memiliki kekuatan dan peluang yang besar sehingga harus dilakukan strategi agresif.
menunjukan terdapat delapan (8) strategi yang dapat diterapkan untuk mengatasi kondisi perusahaan ini. Digunakan analisis QSPM untuk mengukur tingkat ketertarikan setiap strategi terhadap perusahaan Analisis tersebutmenunjukkan strategi VII “Melakukan kordinasi dengan otoritas pelabuhan untuk menerapkan Berthing Windows System dan Indonesia National W) system secara konsisten dan optimal kepada pengguna jasa” memiliki total attractive score yang tertinggi untuk Terminal Petikemas Makasar dan strategi I “Melakukan pengembangan dan penambahan infra dan suprastruktur pelabuhan agar dapat mewujudkan
national Hub Port” memiliki total attractive score tertinggi untuk Terminal Petikemas Bitung. menunjukkan strategi yang tepat bagi perusahaan menggunakan tipology Miles and Snow. Adapun Miles dan Snow mengusulkan klasifikasi strategi dari empat karakter yang Tipologi strategi berdasarkan definisi tersebut dikatagorikan menjadi strategi berdasarkan isinya. Tipologi strategi yang lain adalah strategi
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan fokus analisa menyusun alternatif strategi dalam perubahan lingkungan perusahaan dan alternatif strategi mana yang prioritas untuk am penelitian ini dalam cakupan analisa SWOT dan Lokasi atau tempat penelitian adalah Terminal Petikemas Makassar dan Terminal Petikemas Bitung. Dalam rencana penelitian ini, penelitian ini berlangsung selama kurang lebih dua bulan.
Data yang dikumpulkan mencakup data primer dan data sekunder. Data primer dikumpulkan pihak yang terkait. data sekunder akan diperoleh dari digunakan pula data pendukung lainnya berupa
tahap perumusan strategi a sekunder dari internal dan eksternal perusahaan menggunakan RBV,
menunjukkan hal yang dilakukan sebelum melakukan analisis SWOT. Terlebih terhadap semua kondisi lingkungan perusahaan. Digunakan pendekatan RBVyaitu menguraikan data tentang sumber daya berwujud dan tidak berwujud untuk memperoleh kondisi internal yang layak dan relevan sebagai Strength dan Weakness. Untuk strength digunakan pendekatan model I/O yang menguraikan faktor-faktor dari segi politik, ekonomi, social dan teknologi dimana kondisi tersebut menjadi input
m kuadran TOWS, dilakukan perbandingan nilai faktor internal yang telah dilakukan uji validitas (kekuatan - kelemahan) untuk menentukan titik pada sumbu x dan perbandingan nilai faktor eksternal yang telah menentukan titik pada sumbu y. Terminal Petikemas Makassar berada pada kuadran II dimana perusahaan memiliki ancaman yang lebih besar namun dapat memaksimalkan kekuatan untuk meraih peluang dengan strategi diversifikasi. Bitung berada pada kuadran I dimana perusahaan memiliki menunjukan terdapat delapan (8) strategi yang dapat diterapkan untuk mengatasi nalisis QSPM untuk mengukur tingkat ketertarikan setiap strategi terhadap perusahaan Analisis tersebutmenunjukkan strategi VII “Melakukan kordinasi dengan otoritas pelabuhan untuk menerapkan Berthing Windows System dan Indonesia National W) system secara konsisten dan optimal kepada pengguna jasa” memiliki total attractive score yang tertinggi untuk Terminal Petikemas Makasar dan strategi I “Melakukan pengembangan dan penambahan infra dan suprastruktur pelabuhan agar dapat mewujudkan
national Hub Port” memiliki total attractive score tertinggi untuk Terminal Petikemas Bitung. menunjukkan strategi yang tepat bagi perusahaan menggunakan tipology Miles and Snow. Adapun Miles dan Snow mengusulkan klasifikasi strategi dari empat karakter yang
berbeda: defenders, prospectors, analyzers dan reactors. Klasifikasi tersebut didasarkan p penilaian bagaimana perusahaan menanggapi tiga masalah atau tantangan diantaranya (a) entrepreneurial, mendefinisikan domain pasar perusahaan; (b) engineering, berfokus pada pemilihan teknologi dan proses produksi dan distribusi; dan (c) administration
rasionalisasi dan inovasi struktur organisasi dan proses kebijakan. Secara ringkas, berdasarkan enam indikator dalam miles and snow dapat dijelaskan sebagai berikut
a. Terminal Petikemas Makassar menerapkan strategi Defender yang
strategi stabilitas, kelangsungan hidup usaha kepelabuhanan dengan memperhatikan kebutuhan konsumen dan focus terhadap efisiensi biaya serta menerapkan struktur organisasi fungsional dan line authority. Terminal Petikemas Makassar da
dimilikinya khususnya untuk kapal
pertumbuhan yang stabil tanpa banyak melakukan perubahan karena keterbatasan yang dimiliki dan berfokus pada efisiensi. U
Petikemas Makassar melakukan pembenahan dan investasi melalui penerapan kembali system informasi yang terintegrasi serta pengadaan Mini Power Plant 3 MW sebagai pengganti bahan bakar solar sehingga tidak hanya menghasilkan efisiensi biaya namun dapat meningkatkan produktivitas peralatan.
b. Terminal Petikemas Bitung menerapkan strategi prospector dimana strategi untuk indikator focus strategy, product-market domain dan value creation ini berfokus pada
jasa yang sesuai kebutuhan pelanggan dalam hal ini perusahaan pelayaran dan perusahaan ekspedisi serta menciptakan layanan jasa yang terbaik menyusun perencanaan baru guna menangkap peluang pasar yang lebih besar dan ekspansi usaha yait
yang diuraikan sebagai berikut:
1. Melakukan pengembangan dan penambahan fasilitas pelabuhan baik infrastruktur berupa penambahan panjang dermaga agar kapal ukuran besar (ukuran 1000 TEUs dan LOA 213 m) dapat sandar serta penambahan
Stacker dan Jembatan Timbang dan suprastruktur berupa peningkatan system teknologi yang terintegrasi dengan cepat dan tepat.
2. Melakukan pedekatan dan kordinasi dengan stakeholder sebagai upaya mewujudkan International Hub Port.
Sementara posisi strategy prospector untuk indikator operational driver, culture dan organization adalah efisiensi biaya, informasi pelanggan, informasi produk dan fleksibilitas serta menerapkan struktur organisasi fungsional dan line
pasar dan produk.
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Adapun Strategi yang ditetapkan untuk Terminal Petikemas Makassar dan Terminal petikemas Bitung agar dapat meningkatkan daya saingnya antara lain:
a. Melakukan pengembangan dan penambahan infra dan suprastruktur pelabuhan sebagai upaya mewujudkan International Hub Port.
b. Meningkatkan kualitas pelayanan baik dari peralatan yang modern, lapangan serta staf yang melayani sehingga proses B/M dan sandar kapal dapat be
aman.
c. Melakukan kerjasama dengan berbagai pihak baik perusahaan pelayaran, pemerintah daerah, dan pengusaha lokal untuk memasarkan dan mendistribusikan komoditas unggulan daerah ke pasar internasional
d. Menyusun strategi marketing yang tepat guna membangun relasi baik dengan customer dan calon customer
e. Melakukan inovasi terhadap fasilitas pelabuhan menuju "Green Port" yang akan berdampak pada peningkatan efisiensi dan produktivitas B/M.
berbeda: defenders, prospectors, analyzers dan reactors. Klasifikasi tersebut didasarkan p penilaian bagaimana perusahaan menanggapi tiga masalah atau tantangan diantaranya (a) entrepreneurial, mendefinisikan domain pasar perusahaan; (b) engineering, berfokus pada pemilihan teknologi dan proses produksi dan distribusi; dan (c) administration, melibatkan formalisasi, rasionalisasi dan inovasi struktur organisasi dan proses kebijakan. Secara ringkas, berdasarkan enam indikator dalam miles and snow dapat dijelaskan sebagai berikut
Terminal Petikemas Makassar menerapkan strategi Defender yang menekankan penggunaan strategi stabilitas, kelangsungan hidup usaha kepelabuhanan dengan memperhatikan kebutuhan konsumen dan focus terhadap efisiensi biaya serta menerapkan struktur organisasi fungsional dan line authority. Terminal Petikemas Makassar dapat mempertahankan pasar (petikemas) yang dimilikinya khususnya untuk kapal-kapal domestik dan beberapa kapal asing serta meningkatkan pertumbuhan yang stabil tanpa banyak melakukan perubahan karena keterbatasan yang dimiliki dan berfokus pada efisiensi. Untuk mempertahankan kinerja yang dimilikinya, Terminal Petikemas Makassar melakukan pembenahan dan investasi melalui penerapan kembali system informasi yang terintegrasi serta pengadaan Mini Power Plant 3 MW sebagai pengganti bahan ak hanya menghasilkan efisiensi biaya namun dapat meningkatkan Terminal Petikemas Bitung menerapkan strategi prospector dimana strategi untuk indikator market domain dan value creation ini berfokus pada penyediaan layanan jasa yang sesuai kebutuhan pelanggan dalam hal ini perusahaan pelayaran dan perusahaan ekspedisi serta menciptakan layanan jasa yang terbaik menyusun perencanaan baru guna menangkap peluang pasar yang lebih besar dan ekspansi usaha yaitu dengan melakukan hal yang diuraikan sebagai berikut:
Melakukan pengembangan dan penambahan fasilitas pelabuhan baik infrastruktur berupa penambahan panjang dermaga agar kapal ukuran besar (ukuran 1000 TEUs dan LOA 213 m) dapat sandar serta penambahan Container Crane, RTG, Headtruck, Chasis, Reach Stacker dan Jembatan Timbang dan suprastruktur berupa peningkatan system teknologi yang terintegrasi dengan cepat dan tepat.
Melakukan pedekatan dan kordinasi dengan stakeholder sebagai upaya mewujudkan Sementara posisi strategy prospector untuk indikator operational driver, culture dan organization adalah efisiensi biaya, informasi pelanggan, informasi produk dan fleksibilitas serta menerapkan struktur organisasi fungsional dan line authority, sekaligus tetap berfokus pada orientasi
Adapun Strategi yang ditetapkan untuk Terminal Petikemas Makassar dan Terminal petikemas Bitung agar dapat meningkatkan daya saingnya antara lain:
pengembangan dan penambahan infra dan suprastruktur pelabuhan sebagai upaya mewujudkan International Hub Port.
Meningkatkan kualitas pelayanan baik dari peralatan yang modern, lapangan serta staf yang melayani sehingga proses B/M dan sandar kapal dapat berjalan dengan mudah, cepat dan Melakukan kerjasama dengan berbagai pihak baik perusahaan pelayaran, pemerintah daerah, dan pengusaha lokal untuk memasarkan dan mendistribusikan komoditas unggulan daerah ke pasar internasional
ing yang tepat guna membangun relasi baik dengan customer dan Melakukan inovasi terhadap fasilitas pelabuhan menuju "Green Port" yang akan berdampak pada peningkatan efisiensi dan produktivitas B/M.
berbeda: defenders, prospectors, analyzers dan reactors. Klasifikasi tersebut didasarkan pada penilaian bagaimana perusahaan menanggapi tiga masalah atau tantangan diantaranya (a) entrepreneurial, mendefinisikan domain pasar perusahaan; (b) engineering, berfokus pada pemilihan , melibatkan formalisasi, rasionalisasi dan inovasi struktur organisasi dan proses kebijakan. Secara ringkas, berdasarkan enam menekankan penggunaan strategi stabilitas, kelangsungan hidup usaha kepelabuhanan dengan memperhatikan kebutuhan konsumen dan focus terhadap efisiensi biaya serta menerapkan struktur organisasi fungsional pat mempertahankan pasar (petikemas) yang kapal domestik dan beberapa kapal asing serta meningkatkan pertumbuhan yang stabil tanpa banyak melakukan perubahan karena keterbatasan yang dimiliki ntuk mempertahankan kinerja yang dimilikinya, Terminal Petikemas Makassar melakukan pembenahan dan investasi melalui penerapan kembali system informasi yang terintegrasi serta pengadaan Mini Power Plant 3 MW sebagai pengganti bahan ak hanya menghasilkan efisiensi biaya namun dapat meningkatkan Terminal Petikemas Bitung menerapkan strategi prospector dimana strategi untuk indikator penyediaan layanan jasa yang sesuai kebutuhan pelanggan dalam hal ini perusahaan pelayaran dan perusahaan ekspedisi serta menciptakan layanan jasa yang terbaik menyusun perencanaan baru guna u dengan melakukan hal-hal Melakukan pengembangan dan penambahan fasilitas pelabuhan baik infrastruktur berupa penambahan panjang dermaga agar kapal ukuran besar (ukuran 1000 TEUs dan LOA 213 Container Crane, RTG, Headtruck, Chasis, Reach Stacker dan Jembatan Timbang dan suprastruktur berupa peningkatan system teknologi Melakukan pedekatan dan kordinasi dengan stakeholder sebagai upaya mewujudkan Sementara posisi strategy prospector untuk indikator operational driver, culture dan organization adalah efisiensi biaya, informasi pelanggan, informasi produk dan fleksibilitas serta authority, sekaligus tetap berfokus pada orientasi
Adapun Strategi yang ditetapkan untuk Terminal Petikemas Makassar dan Terminal petikemas pengembangan dan penambahan infra dan suprastruktur pelabuhan sebagai Meningkatkan kualitas pelayanan baik dari peralatan yang modern, lapangan serta staf yang rjalan dengan mudah, cepat dan Melakukan kerjasama dengan berbagai pihak baik perusahaan pelayaran, pemerintah daerah, dan pengusaha lokal untuk memasarkan dan mendistribusikan komoditas unggulan ing yang tepat guna membangun relasi baik dengan customer dan Melakukan inovasi terhadap fasilitas pelabuhan menuju "Green Port" yang akan berdampak
f. Melakukan kordinasi dengan otoritas pelab
System dan Indonesia National Single Window (INSW) system secara konsisten dan optimal kepada pengguna jasa.
g. Menerapkan sistem pengendalian dan pengawasan yang ketat terhadap semua segmen terutama dalam penerapan pros
h. Mengedukasi serta memberikan pelatihan secara berkelanjutan kepada karyawan khususnya saat ini dalam bidang teknik dan teknologi di era 4.0 (digitalisasi).
2. Quantitif Strategi Planning Matrix (QSPM), menunjukkan strategi VII “Mel
dengan otoritas pelabuhan untuk menerapkan Berthing Windows System dan Indonesia National Single Window (INSW) system secara konsisten dan optimal kepada pengguna jasa” memiliki total attractive score yang tertinggi untuk Terminal Petikema
“Melakukan pengembangan dan penambahan infra dan suprastruktur pelabuhan agar dapat mewujudkan International Hub Port” memiliki total attractive score tertinggi untuk Terminal Petikemas Bitung.
3. Berdasarkan Analisis Tipologi Miles a
Petikemas Bitung menerapkan strategi prospector sesuai dengan keunggulan kompetitifnya. Terminal Petikemas Makassar menerapkan strategi defender yang menekankan penggunaan strategi stabilitas dengan tetap mengupayakan efisiensi dan peningkatan kinerja yang ada
DAFTAR PUSTAKA
Bichou, K. (2006). Chapter 24 Review of Port Performance Approaches and a Supply Chain Framework to Port Performance Benchmarking.
https://doi.org/10.1016/S0739
Leghari A., Laba A. R., A. A. (2017).
Kabupaten Gowa. Jurnal Bisnis Manajemen Dan Informatika
Manurung, L. (2013). Strategi & Inovasi Model Bisnis Meningkatkan Kinerja Usaha: Studi. Elex Media Komputindo.
Miles, R. E., Snow, C. C., Meyer, A. D., & Coleman, H. J. (1978). Organizational strategy, structure, and process. Academy of Management Review. Academy of
https://doi.org/10.5465/AMR.1978.4305755
Porter, M. E. (1985). Technology and Competitive Advantage. https://doi.org/10.1108/eb039075
Rangkuti, F. (2013). Teknik Membedah Kasus Bisnis Analisis SWOT Cara Perhitunga Rating, dan OCAI. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Sutomo, H., & Soemardjito, J. (2012). Assessment Model of the Port Effectiveness and Efficiency (Case Study: Western Indonesia Region).
https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2012.04.074 Umar, H. (2001). Strategic Management in Action
Melakukan kordinasi dengan otoritas pelabuhan untuk menerapkan Berthing Windows System dan Indonesia National Single Window (INSW) system secara konsisten dan optimal kepada pengguna jasa.
Menerapkan sistem pengendalian dan pengawasan yang ketat terhadap semua segmen terutama dalam penerapan prosedur pelayanan operasional.
Mengedukasi serta memberikan pelatihan secara berkelanjutan kepada karyawan khususnya saat ini dalam bidang teknik dan teknologi di era 4.0 (digitalisasi).
Quantitif Strategi Planning Matrix (QSPM), menunjukkan strategi VII “Mel
dengan otoritas pelabuhan untuk menerapkan Berthing Windows System dan Indonesia National Single Window (INSW) system secara konsisten dan optimal kepada pengguna jasa” memiliki total attractive score yang tertinggi untuk Terminal Petikemas Makasar dan strategi I “Melakukan pengembangan dan penambahan infra dan suprastruktur pelabuhan agar dapat mewujudkan International Hub Port” memiliki total attractive score tertinggi untuk Terminal Berdasarkan Analisis Tipologi Miles and Snow, strategi yang efektif diterapkan bagi Terminal Petikemas Bitung menerapkan strategi prospector sesuai dengan keunggulan kompetitifnya. Terminal Petikemas Makassar menerapkan strategi defender yang menekankan penggunaan
etap mengupayakan efisiensi dan peningkatan kinerja yang ada
Bichou, K. (2006). Chapter 24 Review of Port Performance Approaches and a Supply Chain Framework to Port Performance Benchmarking. Research in Transportation Economics https://doi.org/10.1016/S0739-8859(06)17024-9
Leghari A., Laba A. R., A. A. (2017). Analisis Strategi Retribusi Daerah Sektor Pariwisata Jurnal Bisnis Manajemen Dan Informatika, 14(1), 14–26.
Strategi & Inovasi Model Bisnis Meningkatkan Kinerja Usaha: Studi. Elex Miles, R. E., Snow, C. C., Meyer, A. D., & Coleman, H. J. (1978). Organizational strategy, structure,
Academy of Management Review. Academy of https://doi.org/10.5465/AMR.1978.4305755
Porter, M. E. (1985). Technology and Competitive Advantage. Journal of Business Strategy https://doi.org/10.1108/eb039075
Teknik Membedah Kasus Bisnis Analisis SWOT Cara Perhitunga PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Sutomo, H., & Soemardjito, J. (2012). Assessment Model of the Port Effectiveness and Efficiency (Case Study: Western Indonesia Region). Procedia - Social and Behavioral Sciences
rg/10.1016/j.sbspro.2012.04.074 Strategic Management in Action
uhan untuk menerapkan Berthing Windows System dan Indonesia National Single Window (INSW) system secara konsisten dan Menerapkan sistem pengendalian dan pengawasan yang ketat terhadap semua segmen Mengedukasi serta memberikan pelatihan secara berkelanjutan kepada karyawan khususnya Quantitif Strategi Planning Matrix (QSPM), menunjukkan strategi VII “Melakukan kordinasi dengan otoritas pelabuhan untuk menerapkan Berthing Windows System dan Indonesia National Single Window (INSW) system secara konsisten dan optimal kepada pengguna jasa” memiliki s Makasar dan strategi I “Melakukan pengembangan dan penambahan infra dan suprastruktur pelabuhan agar dapat mewujudkan International Hub Port” memiliki total attractive score tertinggi untuk Terminal nd Snow, strategi yang efektif diterapkan bagi Terminal Petikemas Bitung menerapkan strategi prospector sesuai dengan keunggulan kompetitifnya. Terminal Petikemas Makassar menerapkan strategi defender yang menekankan penggunaan
etap mengupayakan efisiensi dan peningkatan kinerja yang ada
Bichou, K. (2006). Chapter 24 Review of Port Performance Approaches and a Supply Chain Research in Transportation Economics. Analisis Strategi Retribusi Daerah Sektor Pariwisata Strategi & Inovasi Model Bisnis Meningkatkan Kinerja Usaha: Studi. Elex Miles, R. E., Snow, C. C., Meyer, A. D., & Coleman, H. J. (1978). Organizational strategy, structure, Academy of Management Review. Academy of Management. Journal of Business Strategy. Teknik Membedah Kasus Bisnis Analisis SWOT Cara Perhitungan Bobot, Sutomo, H., & Soemardjito, J. (2012). Assessment Model of the Port Effectiveness and Efficiency Social and Behavioral Sciences.
Lampiran A
Tabel 1 Internal Factor Evaluation (IFE) Matrix TPM Tahun 2019
Kode Item Pernyataan
A. KEKUATAN
S1 Lokasi pelabuhan sangat strategis
S2 Peralatan B/M yang didukung system yang terintegrasi
S3 Dukungan penuh pemerintah dan manajemen PT Pelindo IV untuk pengembangan dan investasi
S4 Telah melayani pelayaran internasional S5 Sumber daya yang professional dan kompeten
S6 Penerapan Service Level Guarantee dan Service Level Agreement pelayanan B/M Petikemas
B KELEMAHAN
W1 Keterbatasan kapasitas fasilitas terminal
W2 Kurangnya kerjasama yang baik dengan pengguna jasa terkait pelaksanaan system operasional
W3 Ketidakseimbangan cargo
masuk lebih besar dibandingkan cargo yang keluar
W4 Ketergantungan terhadap vendor peralatan dan teknologi informasi yang cukup tinggi
W5 Kegiatan promosi dan pemasaran yang dilakukan masih sangat kurang, sehingga pertumbuhan customer baru sangat kecil.
TOTAL SKOR
Sumber : Data Diolah Per
Maret-Tabel 2 External Factor Evaluation (EFE) Matrix TPM Tahun 2019
Kode Item Pernyataan
A. PELUANG
O1 Pertumbuhan arus petikemas yang didukung pertumbuhan ekonomi daerah setempat
O2 Memiliki Back Up area pengembangan
O3 Memiliki konektivitas pelabuhan laut dengan kawasan industry/kawasan ekonomi khusus (KEK)
O4 Memiliki hubungan yang baik dengan para stakeholder, serikat pelabuhan dan pemerintah daerah
O5 Memiliki daerah hinterland yang memadai
O6 Potensi memperluas pangsa pasar dengan melakukan kerjasama dengan pihak lain
B ANCAMAN
T1 Regulasi pemerintah terhadap pengelolaan pelabuhan yang bias
berubah setiap saat
T2 Persaingan yang ketat dengan pelabuhan internasional di negara
lain, khususnya di negara tetangga yang lebih unggul dibandingkan Makassar dan Bitung
T3 Potensi peningkatan arus kapal dan barang yang tinggi dan tidak didukung kesiapan pelabuhan dapat menyebabkan bottlenecking T4 Tuntutan dari para stakeholder untuk terus meningkatkan kinerja
pelayanan dengan biaya yang semakin murah
T5 Rentan terhaap perubahan teknologi transportasi laut yang sangat
cepat perubahannya
TOTAL SKOR
Sumber : Data Diolah Per Maret-April 2019
Tabel 1 Internal Factor Evaluation (IFE) Matrix TPM Tahun 2019
Item Pernyataan Bobot Rating
Lokasi pelabuhan sangat strategis 0,099 3,9
Peralatan B/M yang didukung system yang terintegrasi 0,078 3,9 Dukungan penuh pemerintah dan manajemen PT Pelindo IV untuk
pengembangan dan investasi
0,076 4,0
Telah melayani pelayaran internasional 0,101 3,9
Sumber daya yang professional dan kompeten 0,083 3,7 Penerapan Service Level Guarantee dan Service Level Agreement 0,091 3,7
Jumlah
Keterbatasan kapasitas fasilitas terminal 0,097 3,2 Kurangnya kerjasama yang baik dengan pengguna jasa terkait
pelaksanaan system operasional
0,094 3,4
Ketidakseimbangan cargo (inbalance cargo) dimana cargo yang masuk lebih besar dibandingkan cargo yang keluar
0,094 3,3
Ketergantungan terhadap vendor peralatan dan teknologi informasi 0,093 3,1 Kegiatan promosi dan pemasaran yang dilakukan masih sangat
kurang, sehingga pertumbuhan customer baru sangat kecil.
0,093 3,4
Jumlah
1,000 TOTAL SKOR
-April 2019
External Factor Evaluation (EFE) Matrix TPM Tahun 2019
Item Pernyataan Bobot Rating
Pertumbuhan arus petikemas yang didukung pertumbuhan 0,100 3,7
Memiliki Back Up area pengembangan 0,053 3,1
Memiliki konektivitas pelabuhan laut dengan kawasan industry/kawasan ekonomi khusus (KEK)
0,087 3,6
Memiliki hubungan yang baik dengan para stakeholder, serikat pelabuhan dan pemerintah daerah
0,096 3,6
Memiliki daerah hinterland yang memadai 0,098 3,7
Potensi memperluas pangsa pasar dengan melakukan kerjasama 0,076 2,9
Regulasi pemerintah terhadap pengelolaan pelabuhan yang bias 0,100 3,8
Persaingan yang ketat dengan pelabuhan internasional di negara lain, khususnya di negara tetangga yang lebih unggul dibandingkan
0,104 3,8
Potensi peningkatan arus kapal dan barang yang tinggi dan tidak didukung kesiapan pelabuhan dapat menyebabkan bottlenecking
0,104 4,0
Tuntutan dari para stakeholder untuk terus meningkatkan kinerja pelayanan dengan biaya yang semakin murah
0,082 3,7
Rentan terhaap perubahan teknologi transportasi laut yang sangat 0,099 3,8
Jumlah
1,000 TOTAL SKOR
April 2019
Tabel 1 Internal Factor Evaluation (IFE) Matrix TPM Tahun 2019
Rating Skor 3,9 0,38 3,9 0,30 4,0 0,30 3,9 0,39 3,7 0,30 3,7 0,34 2,02 3,2 0,31 3,4 0,32 3,3 0,31 3,1 0,29 3,4 0,31 1,54 3,56
External Factor Evaluation (EFE) Matrix TPM Tahun 2019
Rating Skor 3,7 0,37 3,1 0,17 3,6 0,31 3,6 0,35 3,7 0,36 2,9 0,22 1,76 3,8 0,38 3,8 0,39 4,0 0,41 3,7 0,30 3,8 0,38 1,86 7,25
Tabel 3 Internal Factor Evaluation (IFE) Matrix TPB Tahun 2019
Kode Item Pernyataan
A. KEKUATAN
S1 Lokasi pelabuhan sangat strategis
S2 Peralatan B/M yang didukung system yang terintegrasi
S3 Dukungan penuh pemerintah dan manajemen PT Pelindo IV untuk
pengembangan dan investasi
S4 Telah melayani pelayaran internasional
S5 Sumber daya yang professional dan kompeten
S6
Penerapan Service Level Guarantee dan Service Level Agreement pelayanan B/M Petikemas
Jumlah
B KELEMAHAN
W1 Keterbatasan kapasitas fasilitas terminal
W2 Kurangnya kerjasama yang baik dengan pengguna jasa terkait
pelaksanaan system operasional
W3 Ketidakseimbangan cargo (inbalance cargo)
masuk lebih besar dibandingkan cargo yang keluar
W4 Ketergantungan terhadap vendor peralatan dan teknologi informasi
yang cukup tinggi
W5 Kegiatan promosi dan pemasaran yang dilakukan masih sangat
kurang, sehingga pertumbuhan customer baru sangat kecil.
Jumlah TOTAL SKOR
Sumber : Data Diolah Per Maret-April 2019
Tabel 4 External Factor Evaluation (EFE) Matrix TPB Tahun 2019
Kode Item Pernyataan
A. PELUANG
O1 Pertumbuhan arus petikemas yang didukung pertumbuhan ekonomi daerah setempat
O2 Memiliki Back Up area pengembangan
O3 Memiliki konektivitas pelabuhan laut dengan kawasan industry/kawasan ekonomi khusus (KEK)
O4 Memiliki hubungan yang baik dengan para stakeholder, serikat pelabuhan dan pemerintah daerah
O5 Memiliki daerah hinterland yang memadai
O6 Potensi memperluas pangsa pasar dengan melakukan kerjasama dengan pihak lain
B ANCAMAN
T1 Regulasi pemerintah terhadap pengelolaan pelabuhan yang bias
berubah setiap saat
T2 Persaingan yang ketat dengan pelabuhan internasional di negara
lain, khususnya di negara tetangga yang lebih unggul dibandingkan Makassar dan Bitung
T3 Potensi peningkatan arus kapal dan barang yang tinggi dan tidak
didukung kesiapan pelabuhan dapat menyebabkan bottlenecking
T4 Tuntutan dari para stakeholder untuk terus meningkatkan kinerja
pelayanan dengan biaya yang semakin murah
T5 Rentan terhaap perubahan teknologi transportasi laut yang sangat
cepat perubahannya
TOTAL SKOR
Sumber : Data Diolah Per
Maret-Tabel 3 Internal Factor Evaluation (IFE) Matrix TPB Tahun 2019
Item Pernyataan Bobot Rating
Lokasi pelabuhan sangat strategis 0,098 4,0
Peralatan B/M yang didukung system yang terintegrasi 0,085 4,0
Dukungan penuh pemerintah dan manajemen PT Pelindo IV untuk pengembangan dan investasi
0,099 4,0
Telah melayani pelayaran internasional 0,100 3,6
Sumber daya yang professional dan kompeten 0,085 3,9
Penerapan Service Level Guarantee dan Service Level Agreement pelayanan B/M Petikemas0,094 3,8
Jumlah
Keterbatasan kapasitas fasilitas terminal 0,101 4,0
Kurangnya kerjasama yang baik dengan pengguna jasa terkait pelaksanaan system operasional
0,073 3,5
(inbalance cargo) dimana cargo yang masuk lebih besar dibandingkan cargo yang keluar
0,088 3,2
Ketergantungan terhadap vendor peralatan dan teknologi informasi 0,088 3,8
Kegiatan promosi dan pemasaran yang dilakukan masih sangat kurang, sehingga pertumbuhan customer baru sangat kecil.
0,089 5,3
Jumlah
1,000 TOTAL SKOR
April 2019
Tabel 4 External Factor Evaluation (EFE) Matrix TPB Tahun 2019
Item Pernyataan Bobot Rating
Pertumbuhan arus petikemas yang didukung pertumbuhan 0,089 3,7
Memiliki Back Up area pengembangan 0,100 3,9
Memiliki konektivitas pelabuhan laut dengan kawasan industry/kawasan ekonomi khusus (KEK)
0,098 3,7
Memiliki hubungan yang baik dengan para stakeholder, serikat pelabuhan dan pemerintah daerah
0,092 3,8
Memiliki daerah hinterland yang memadai 0,093 4,0
Potensi memperluas pangsa pasar dengan melakukan kerjasama 0,095 3,9
Regulasi pemerintah terhadap pengelolaan pelabuhan yang bias 0,088 3,7
Persaingan yang ketat dengan pelabuhan internasional di negara lain, khususnya di negara tetangga yang lebih unggul dibandingkan
0,097 3,6
Potensi peningkatan arus kapal dan barang yang tinggi dan tidak didukung kesiapan pelabuhan dapat menyebabkan bottlenecking
0,074 3,8
Tuntutan dari para stakeholder untuk terus meningkatkan kinerja pelayanan dengan biaya yang semakin murah
0,082 3,5
Rentan terhaap perubahan teknologi transportasi laut yang sangat 0,094 3,5
Jumlah
1,000 TOTAL SKOR
-April 2019
Tabel 3 Internal Factor Evaluation (IFE) Matrix TPB Tahun 2019 Skor 0,39 0,34 0,39 0,35 0,33 0,36 2,16 0,40 0,26 0,28 0,33 0,47 1,74 3,90
Tabel 4 External Factor Evaluation (EFE) Matrix TPB Tahun 2019
Rating Skor 3,7 0,32 3,9 0,38 3,7 0,36 3,8 0,35 4,0 0,37 3,9 0,37 2,16 3,7 0,32 3,6 0,35 3,8 0,28 3,5 0,29 3,5 0,32 1,57 7,45
Lampiran B
Ket:
Sumbu X : 2,02 – 1,54 = 0,48 Sumbu Y : 1,76 – 1,86 = -0,10
Gambar 1 Posisi Terminal Petikemas Makassar berdasarkan Matriks Swot
Sumbu X : 2,16 – 1,74 = 0,42 Sumbu Y : 2,16 – 1,57 = 0,59
Gambar 2 Posisi Terminal Petikemas Bitung berdasarkan Matriks Swot WEAKNESS S KUADRAN III STRATEGI TURN-KUADRAN IV STRATEGI DEFENSIF WEAKNESS S KUADRAN III STRATEGI TURN-ARROUND KUADRAN IV STRATEGI DEFENSIF = 0,48 0,10
Gambar 1 Posisi Terminal Petikemas Makassar berdasarkan Matriks Swot
= 0,42 1,57 = 0,59
Gambar 2 Posisi Terminal Petikemas Bitung berdasarkan Matriks Swot STRENGTH OPPORTUNITY THREAT KUADRAN III -ARROUND KUADRAN I STRATEGI AGRESIF KUADRAN II STRATEGI DIVERSIFIKASI KUADRAN IV DEFENSIF (0,42 :0,59) STRENGTH OPPORTUNITY THREAT (0,48 : -0,10) KUADRAN I STRATEGI AGRESIF KUADRAN III ARROUND KUADRAN IV DEFENSIF KUADRAN II STRATEGI DIVERSIFIKASI
Gambar 1 Posisi Terminal Petikemas Makassar berdasarkan Matriks Swot
Gambar 2 Posisi Terminal Petikemas Bitung berdasarkan Matriks Swot STRENGTH
DIVERSIFIKASI STRENGTH
Lampiran C
PELUANG
Pertumbuhan arus petikemas yang didukung pertumbuhan ekonomi daerah setempat Memiliki Back Up area pengembangan
Memiliki konektivitas pelabuhan laut dengan kawasan industry/kawasan ekonomi khusus (KEK)
Memiliki hubungan yang baik dengan para stakeholder, serikat pelabuhan dan pemerintah daerah
Memiliki daerah hinterland yang memadai
Potensi memperluas pangsa pasar dengan melakukan kerjasama dengan pihak lain
ANCAMAN
Regulasi pemerintah terhadap pengelolaan pelabuhan yang bias berubah setiap saat
Persaingan yang ketat dengan pelabuhan internasional di negara lain, khususnya di negara tetangga yang lebih unggul dibandingkan Makassar dan Bitung
Potensi peningkatan arus kapal dan barang yang tinggi dan tidak didukung kesiapan pelabuhan dapat menyebabkan bottlenecking
Tuntutan dari para stakeholder untuk terus meningkatkan kinerja pelayanan dengan biaya yang semakin murah
Rentan terhaap perubahan teknologi transportasi laut yang sangat cepat perubahannya
Sumber :Data Diolah Per Maret-April 2019
Tabel 6 : QSPM Terminal Petikemas Makassar Tahun 2019 Tabel 5 Matriks SWOT
KEKUATAN KELEMAHAN
Lokasi pelabuhan sangat strategis Keterbatasan kapasitas fasilitas terminal Peralatan B/M yang didukung system yang terintegrasi
Kurangnya kerjasama yang baik dengan pengguna jasa terkait pelaksanaan system operasional
Dukungan penuh pemerintah dan manajemen PT Pelindo IV untuk pengembangan dan investasi
Ketidakseimbangan cargo
dimana cargo yang masuk lebih besar dibandingkan cargo yang keluar
Telah melayani pelayaran internasional Ketergantungan terhadap vendor peralatan dan teknologi informasi yang cukup tinggi Sumber daya yang professional dan kompeten
Kegiatan promosi dan pemasaran yang dilakukan masih sangat kurang, sehingga pertumbuhan customer baru sangat kecil. Penerapan Service Level Guarantee dan Service
Level Agreement pelayanan B/M Petikemas
SO Strategy WO Strategy
ST Strategy WT Strategy
5. Melakukan inovasi dan pengembangan fasilitas pelabuhan menuju "Green Port" yang akan berdampak pada peningkatan efisiensi dan produktivitas B/M
7. Menerapkan sistem pengendalian dan pengawasan yang ketat terhadap semua segmen terutama dalam penerapan prosedur pelayanan operasional.
6. Melakukan kordinasi dengan otoritas pelabuhan untuk menerapkan Berthing Windows System dan Indonesia National Single Window (INSW) system secara konsisten dan optimal kepada pengguna 1.Melakukan pengembangan dan penambahan infra dan suprastruktur pelabuhan agar dapat mewujudkan International Hub Port
3. Melakukan kerjasama dengan berbagai pihak baik perusahaan pelayaran, pemerintah daerah, dan pengusaha lokal untuk memasarkan dan mendistribusikan komoditas unggulan daerah ke pasar internasional
2. Meningkatkan kualitas pelayanan baik dari peralatan yang modern, lapangan serta staf yang melayani sehingga proses B/M dan sandar kapal dapat berjalan dengan mudah, cepat dan aman.
Memiliki hubungan yang baik dengan para stakeholder, 4. Menyusun strategi marketing yang tepat guna membangun relasi baik dengan customer dan calon customer
Potensi memperluas pangsa pasar dengan melakukan
Regulasi pemerintah terhadap pengelolaan pelabuhan
Persaingan yang ketat dengan pelabuhan internasional di negara lain, khususnya di negara tetangga yang lebih
8. Mengedukasi serta memberikan pelatihan secara berkelanjutan kepada karyawan khususnya saat ini dalam bidang teknik dan teknologi di era 4.0 (digitalisasi)
Potensi peningkatan arus kapal dan barang yang tinggi
April 2019
Tabel 6 : QSPM Terminal Petikemas Makassar Tahun 2019
KELEMAHAN
Keterbatasan kapasitas fasilitas terminal Kurangnya kerjasama yang baik dengan pengguna jasa terkait pelaksanaan system Ketidakseimbangan cargo (inbalance cargo) dimana cargo yang masuk lebih besar dibandingkan cargo yang keluar
Ketergantungan terhadap vendor peralatan dan teknologi informasi yang cukup tinggi Kegiatan promosi dan pemasaran yang dilakukan masih sangat kurang, sehingga pertumbuhan customer baru sangat kecil.
WO Strategy
WT Strategy
7. Menerapkan sistem pengendalian dan pengawasan yang ketat terhadap semua segmen terutama dalam penerapan prosedur pelayanan operasional.
3. Melakukan kerjasama dengan berbagai pihak baik perusahaan pelayaran, pemerintah daerah, dan pengusaha lokal untuk memasarkan dan mendistribusikan komoditas unggulan daerah ke pasar internasional
4. Menyusun strategi marketing yang tepat guna membangun relasi baik dengan customer dan
8. Mengedukasi serta memberikan pelatihan secara berkelanjutan kepada karyawan khususnya saat ini dalam bidang teknik dan teknologi di era 4.0 (digitalisasi)