• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Daya Saing Strategi pada Terminal Petikemas Makassar dan Terminal Petikemas Bitung

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Analisis Daya Saing Strategi pada Terminal Petikemas Makassar dan Terminal Petikemas Bitung"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Analisis Daya Saing Strategi pada Terminal Petikemas Makassar

dan Terminal Petikemas Bitung

The Analysis of Strategy Competitiveness

at Makassar and Bitung Container Terminal

Resty Yosna Panimba

1 Pelabu

2 Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Hasanuddin 3 Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Hasanuddin

* Correspondence author:

Abstrak

Peningkatan arus logistic di era digitalisasi ini seharusnya menjadi peluang bagi segmen kepelabuhanan untuk meningkatkan daya saingnya di tingkat dunia.

menganalisis faktor- faktor yang mempengaruhi peningkatan keunggulan kompetitif Terminal Petikemas Makassar dan Terminal Petikemas Bitung dan menentukan strategi yang efektif diterapkan pada Terminal Petikemas Makassar dan Terminal Petikem

strategis berdasarkan lingkungan internal dan eksternal kedua pelabuhan guna meningkatkan keunggulan kompetitifnya. Keputusan strategi manajerial dalam penelitian ini dalam cakupan analisis SWO

tipologi Miles & Snow. Lokasi atau tempat penelitian di Terminal Petikemas Makassar dan Bitung. Data yang dikumpulkan mencakup data-data sekunder. Populasi dan sampel dalam penelitian mencakup pihak manajemen dari Terminal Petikemas Makassar da

analisis data menggunakan analisis dengan pendekatan RBV dan Model I/O, analisis TOWS, QSPM dan Miles & SNOW Tipology. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan uraian faktor

maka Terminal Petikemas Makassar berada pada posisi dimana ancaman yang dihadapi lebih besar sehingga perlu memaksimalkan kekuatan yang ada sedangkan Terminal Petikemas Bitung berada pada posisi yang menguntungkan dengan potensi kekuatan sumber daya yang memad

untuk meningkatkan keunggulan kompetitifnya. Berdasarkan analisis Miles and Snow yang digunakan maka berdasarkan indikator strategi focus Terminal Petikemas Makassar mengadopsi strategi defender dan Terminal Petikemas Bitung menerapkan strategi prospector

Kata Kunci : pelabuhan; strategi bisnis; SWOT; QSPM;

Analisis Daya Saing Strategi pada Terminal Petikemas Makassar

dan Terminal Petikemas Bitung

The Analysis of Strategy Competitiveness

at Makassar and Bitung Container Terminal

Resty Yosna Panimba1*, Abd. Rahman Kadir2 and Andi Nur Baumassepe2,

uhan Indonesia IV; restyyosna@inaport4.co.id

Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Hasanuddin; rahmankadir80@yahoo.com ltas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Hasanuddin; massepe@gmail.com

Correspondence author: restyyosna@inaport4.co.id

Peningkatan arus logistic di era digitalisasi ini seharusnya menjadi peluang bagi segmen kepelabuhanan untuk meningkatkan daya saingnya di tingkat dunia. Penelitian ini bertujuan untuk

faktor yang mempengaruhi peningkatan keunggulan kompetitif Terminal Petikemas Makassar dan Terminal Petikemas Bitung dan menentukan strategi yang efektif diterapkan pada Terminal Petikemas Makassar dan Terminal Petikemas Bitung.Penelitian ini dirancang untuk mengarahkan keputusan strategis berdasarkan lingkungan internal dan eksternal kedua pelabuhan guna meningkatkan keunggulan kompetitifnya. Keputusan strategi manajerial dalam penelitian ini dalam cakupan analisis SWO

tipologi Miles & Snow. Lokasi atau tempat penelitian di Terminal Petikemas Makassar dan Bitung. Data data sekunder. Populasi dan sampel dalam penelitian mencakup pihak manajemen dari Terminal Petikemas Makassar dan Terminal Petikemas Bitung sebanyak 30 orang. Teknik analisis data menggunakan analisis dengan pendekatan RBV dan Model I/O, analisis TOWS, QSPM dan

Hasil Penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan uraian

faktor-Terminal Petikemas Makassar berada pada posisi dimana ancaman yang dihadapi lebih besar sehingga perlu memaksimalkan kekuatan yang ada sedangkan Terminal Petikemas Bitung berada pada posisi yang menguntungkan dengan potensi kekuatan sumber daya yang memadai sehingga diperlukan strategi agresif untuk meningkatkan keunggulan kompetitifnya. Berdasarkan analisis Miles and Snow yang digunakan maka berdasarkan indikator strategi focus Terminal Petikemas Makassar mengadopsi strategi defender dan

s Bitung menerapkan strategi prospector.

trategi bisnis; SWOT; QSPM; miles and snow tipology

Analisis Daya Saing Strategi pada Terminal Petikemas Makassar

The Analysis of Strategy Competitiveness

2,

rahmankadir80@yahoo.com

Peningkatan arus logistic di era digitalisasi ini seharusnya menjadi peluang bagi segmen kepelabuhanan Penelitian ini bertujuan untuk menguraikan dan faktor yang mempengaruhi peningkatan keunggulan kompetitif Terminal Petikemas Makassar dan Terminal Petikemas Bitung dan menentukan strategi yang efektif diterapkan pada Terminal as Bitung.Penelitian ini dirancang untuk mengarahkan keputusan strategis berdasarkan lingkungan internal dan eksternal kedua pelabuhan guna meningkatkan keunggulan kompetitifnya. Keputusan strategi manajerial dalam penelitian ini dalam cakupan analisis SWOT, QSPM dan tipologi Miles & Snow. Lokasi atau tempat penelitian di Terminal Petikemas Makassar dan Bitung. Data data sekunder. Populasi dan sampel dalam penelitian mencakup pihak n Terminal Petikemas Bitung sebanyak 30 orang. Teknik analisis data menggunakan analisis dengan pendekatan RBV dan Model I/O, analisis TOWS, QSPM dan -faktor lingkungan Terminal Petikemas Makassar berada pada posisi dimana ancaman yang dihadapi lebih besar sehingga perlu memaksimalkan kekuatan yang ada sedangkan Terminal Petikemas Bitung berada pada posisi yang ai sehingga diperlukan strategi agresif untuk meningkatkan keunggulan kompetitifnya. Berdasarkan analisis Miles and Snow yang digunakan maka berdasarkan indikator strategi focus Terminal Petikemas Makassar mengadopsi strategi defender dan

(2)

Abstract

Increasing the flow of logistics in the digitalization era should be an increase its competitiveness at the world level.

increasing competitive advantage at Makassar Container Terminal and Bitung Container Terminal and to determine the right strategy of Makassar Container Terminal and Bitung Container Terminal.

was designed to direct strategic decisions depends on internal and external environment of both ports to improved their competitiveness. Decision of manager

QSPM and Miles & Snow Typology. Location or place of research in Makassar and Bitung Container Terminal. The data collected includes secondary data. The population and sample in this study include Management of Makassar and Bitung Container Terminal as many as 40 people. Data analysis techniques use the RBV and Model I/O approach, TOWS analyze, QSPM and Miles & Snow Tipology.The result of this research showed that based by description of environment

position where threat that it was faced bigger so that it need to maximize existing strength while Bitung Container Terminal in a favorable position with the potential of adequate resources so that it was neede aggressive strategy to increase its competitive advantage. Based on the Miles and Snow analysis that used, Makassar Container Terminal can apply defender strategy and Bitung Container Terminal can apply prospector strategy.

Keywords : port; business strategy; SWOT; QSPM;

PENDAHULUAN

Indonesia sendiri merupakan salah satu negara yang hidup dalam lingkungan global dan saat ini tengah mempersiapkan diri untuk memasuki era digital 4.0. Revolusi industry 4.0 telah

pola hidup dan kerja manusia secara fundamental. Berbeda dengan revolusi industry sebelumnya, revolusi industry ini memiliki skala yang besar, ruang lingkup yang luas dan kompleksitas yang tinggi. Hal ini telah mempengaruhi semua sector termasuk s

Pada abad ke 21 globalisasi menyebabkan terjadinya percepatan dan perang ekonomi lintas batas. Sekitar 50% hasil container diseluruh dunia bergerak melalui Asia. Pusat ekonomi akan berpindah ke Asia. Oleh karena itu persaingan antar pelabuhan hub antara pe

meningkat lebih pesat lagi.

Dengan masuknya Indonesia di era digitalisasi maka arus barang dari atau ke Indonesia mengalami peningkatan tajam yang menuntut Indonesia sebagai negara maritime harus bias menjadi pemain utama dalam industry ini. Peningkatan arus barang ini merupakan salah satu dari dampak dari berkembangnya bisnis E-Commerce di Indonesia.A

pemberlakuan dan Implementasi UU 17 Tahun 2008 dan PP 61 Tahun 2009 merubah paradigma pengusahaan pelabuhan dan menjadikan kompetisi dalam penyediaan jasa kepelabuhanan oleh Badan Usaha Pelabuhan (BUP).

Menurut Sutomo dan Soemardjito (2012)

memiliki peranan strategis dalam memberikan pelayanan ekspor dan impor di negara

kawasan Asia dan Asia Tenggara (ASEAN), Eropa, Amerika, Timur Tengah dan Afrika yang menyebabkan pertumbuhan ekonomi di Indonesia bagian barat lebih berkembang dibandingkan Indonesia di bagian Timur. Hal ini tidak sejalan dengan tujuan jangka panjang pemerintah yaitu menciptakan pemerataan pertumbuhan ekonomi di seluruh wilayah Indonesia.

PT Pelindo IV (Persero) merupakan Badan Usaha Milik negara dibidang penyediaan dan pengelolaan jasa kepelabuhanan yang membawahi 26 cabang yang tersebar di wilayah Indonesia Timur . Dua diataranya merupakan Terminal Petikemas yaitu Terminal Petikemas Makassar dan Terminal Petikemas Bitung. Kedua pelabuhan ini memiliki potensi untuk meningkatkan daya saing Indonesia di sector logistic dan kepelabuhan yaitu dengan menentukan dan menerapkan strategi perbaikan dan pengembangan yang tepat sesuai lingkungan pelabuhan tersebut.

Menurut Michael Porter (1985)

yakni didefenisikan sebagai nilai output yang dihasilkan oleh seorang tenaga kerja. Meningkatnya

Increasing the flow of logistics in the digitalization era should be an opportunity for the port segment to increase its competitiveness at the world level. This study aims to describe and analyze the affecting factors of increasing competitive advantage at Makassar Container Terminal and Bitung Container Terminal and to

rmine the right strategy of Makassar Container Terminal and Bitung Container Terminal.

was designed to direct strategic decisions depends on internal and external environment of both ports to improved their competitiveness. Decision of managerial strategic in this research was in the scope of SWOT, QSPM and Miles & Snow Typology. Location or place of research in Makassar and Bitung Container Terminal. The data collected includes secondary data. The population and sample in this study include anagement of Makassar and Bitung Container Terminal as many as 40 people. Data analysis techniques use the RBV and Model I/O approach, TOWS analyze, QSPM and Miles & Snow Tipology.The result of this research showed that based by description of environment factors then Makassar Container Terminal in a position where threat that it was faced bigger so that it need to maximize existing strength while Bitung Container Terminal in a favorable position with the potential of adequate resources so that it was neede aggressive strategy to increase its competitive advantage. Based on the Miles and Snow analysis that used, Makassar Container Terminal can apply defender strategy and Bitung Container Terminal can apply

usiness strategy; SWOT; QSPM; miles & snow typology.

Indonesia sendiri merupakan salah satu negara yang hidup dalam lingkungan global dan saat ini tengah mempersiapkan diri untuk memasuki era digital 4.0. Revolusi industry 4.0 telah

pola hidup dan kerja manusia secara fundamental. Berbeda dengan revolusi industry sebelumnya, revolusi industry ini memiliki skala yang besar, ruang lingkup yang luas dan kompleksitas yang tinggi. Hal ini telah mempengaruhi semua sector termasuk sector ekonomi, industry dan transporatsi.

Pada abad ke 21 globalisasi menyebabkan terjadinya percepatan dan perang ekonomi lintas batas. Sekitar 50% hasil container diseluruh dunia bergerak melalui Asia. Pusat ekonomi akan berpindah ke Asia. Oleh karena itu persaingan antar pelabuhan hub antara pelabuhan di Asia akan Dengan masuknya Indonesia di era digitalisasi maka arus barang dari atau ke Indonesia mengalami peningkatan tajam yang menuntut Indonesia sebagai negara maritime harus bias menjadi ry ini. Peningkatan arus barang ini merupakan salah satu dari dampak Commerce di Indonesia.A-Room Kim,Jing Lu, 2016). Adanya pemberlakuan dan Implementasi UU 17 Tahun 2008 dan PP 61 Tahun 2009 merubah paradigma uhan dan menjadikan kompetisi dalam penyediaan jasa kepelabuhanan oleh Sutomo dan Soemardjito (2012) pelabuhan yang terletak dibagian barat Indonesia memiliki peranan strategis dalam memberikan pelayanan ekspor dan impor di negara

gara (ASEAN), Eropa, Amerika, Timur Tengah dan Afrika yang menyebabkan pertumbuhan ekonomi di Indonesia bagian barat lebih berkembang dibandingkan Indonesia di bagian Timur. Hal ini tidak sejalan dengan tujuan jangka panjang pemerintah yaitu

merataan pertumbuhan ekonomi di seluruh wilayah Indonesia.

(Persero) merupakan Badan Usaha Milik negara dibidang penyediaan dan pengelolaan jasa kepelabuhanan yang membawahi 26 cabang yang tersebar di wilayah Indonesia merupakan Terminal Petikemas yaitu Terminal Petikemas Makassar dan Terminal Petikemas Bitung. Kedua pelabuhan ini memiliki potensi untuk meningkatkan daya saing Indonesia di sector logistic dan kepelabuhan yaitu dengan menentukan dan menerapkan strategi

rbaikan dan pengembangan yang tepat sesuai lingkungan pelabuhan tersebut.

(1985) daya saing diidentifikasikan dengan masalah produktifitas, yakni didefenisikan sebagai nilai output yang dihasilkan oleh seorang tenaga kerja. Meningkatnya

opportunity for the port segment to

This study aims to describe and analyze the affecting factors of increasing competitive advantage at Makassar Container Terminal and Bitung Container Terminal and to rmine the right strategy of Makassar Container Terminal and Bitung Container Terminal.This research was designed to direct strategic decisions depends on internal and external environment of both ports to ial strategic in this research was in the scope of SWOT, QSPM and Miles & Snow Typology. Location or place of research in Makassar and Bitung Container Terminal. The data collected includes secondary data. The population and sample in this study include anagement of Makassar and Bitung Container Terminal as many as 40 people. Data analysis techniques use the RBV and Model I/O approach, TOWS analyze, QSPM and Miles & Snow Tipology.The result of this factors then Makassar Container Terminal in a position where threat that it was faced bigger so that it need to maximize existing strength while Bitung Container Terminal in a favorable position with the potential of adequate resources so that it was needed a aggressive strategy to increase its competitive advantage. Based on the Miles and Snow analysis that used, Makassar Container Terminal can apply defender strategy and Bitung Container Terminal can apply

Indonesia sendiri merupakan salah satu negara yang hidup dalam lingkungan global dan saat ini tengah mempersiapkan diri untuk memasuki era digital 4.0. Revolusi industry 4.0 telah mengubah pola hidup dan kerja manusia secara fundamental. Berbeda dengan revolusi industry sebelumnya, revolusi industry ini memiliki skala yang besar, ruang lingkup yang luas dan kompleksitas yang omi, industry dan transporatsi. Pada abad ke 21 globalisasi menyebabkan terjadinya percepatan dan perang ekonomi lintas batas. Sekitar 50% hasil container diseluruh dunia bergerak melalui Asia. Pusat ekonomi akan labuhan di Asia akan Dengan masuknya Indonesia di era digitalisasi maka arus barang dari atau ke Indonesia mengalami peningkatan tajam yang menuntut Indonesia sebagai negara maritime harus bias menjadi ry ini. Peningkatan arus barang ini merupakan salah satu dari dampak Room Kim,Jing Lu, 2016). Adanya pemberlakuan dan Implementasi UU 17 Tahun 2008 dan PP 61 Tahun 2009 merubah paradigma uhan dan menjadikan kompetisi dalam penyediaan jasa kepelabuhanan oleh elabuhan yang terletak dibagian barat Indonesia memiliki peranan strategis dalam memberikan pelayanan ekspor dan impor di negara-negara gara (ASEAN), Eropa, Amerika, Timur Tengah dan Afrika yang menyebabkan pertumbuhan ekonomi di Indonesia bagian barat lebih berkembang dibandingkan Indonesia di bagian Timur. Hal ini tidak sejalan dengan tujuan jangka panjang pemerintah yaitu (Persero) merupakan Badan Usaha Milik negara dibidang penyediaan dan pengelolaan jasa kepelabuhanan yang membawahi 26 cabang yang tersebar di wilayah Indonesia merupakan Terminal Petikemas yaitu Terminal Petikemas Makassar dan Terminal Petikemas Bitung. Kedua pelabuhan ini memiliki potensi untuk meningkatkan daya saing Indonesia di sector logistic dan kepelabuhan yaitu dengan menentukan dan menerapkan strategi daya saing diidentifikasikan dengan masalah produktifitas, yakni didefenisikan sebagai nilai output yang dihasilkan oleh seorang tenaga kerja. Meningkatnya

(3)

produktifitas ini disebabkan oleh peningkatan jumlah input fisik modal dan tenaga kerja, peningkatan kualitas input yang digunakan, dan peningkatan teknologi.

Faktor-faktor kunci untuk sukses dalam suatu industri adalah sumber daya, keterampilan dan atribut dari organisasi dalam suatu industriyang penting untuk menghasilkan kesuksesan di pasar. Model RBV (Resource Based View)

Based View) juga secara eksplisit fokus kepada manajer serta peran penting manajer dalam organisasi. prespektif RBV (Resource Based View)

meningkatkan pemahaman dalam mengelola dan mengoptimalkan sumberdaya organisasi ke dalam formulasi strategi dan inovasi perusahaan

kondisi dan karakteristik lingkungan eksternal sebagai input utama perusahaan dan penentuan strategi untuk mencapai keunggulan kompetitif. Menurutt

penerapan tipologi miles & Snow dapat mengidentifikasikan

orientasi organisasi terhadap pengembangan produk pasar. Teori ini menyatakan bahwa ada empat jenis strategi, yaitu Prospectors, Defenders, Analyzers, dan Reactors

Snow akan efektif pada industri kepelabuhanan jika ditunjang dengan analisis li dan eksternal.

TELAAH LITERATUR

Kinerja Pelabuhan menurut

pelabuhan atau tingkat keberhasilan layanan yang diberikan yang dapat dikelompokkan menjadi 3 kelompok indikator berikut: (1) Kinerja pelayanan dan produktivitas kapal dan barang bongkar muat yang berkaitan erat dengan informasi mengenai jumlah thr

peralatan atau fasilitas pelabuhan dalam jangka waktu tertentu. (2) Indikator pelayanan, yaitu kinerja lalu lintas, yang merupakan indikator yang berkaitan erat dengan panjang informasi waktu tentang layanan kapal di daerah pelabuhan. (3) Indikator pemanfaatan, yaitu pemanfaatan fasilitas pelabuhan dan peralatan produksi yang digunakan untuk mengukur sejauh manafasilitas dermaga dan prasarana pendukung yang digunakan secara intensif. Strategi merupakan alat untuk mencap

perkembangannya konsep mengenai strategi semakin terus berkembang. strategi adalah alat yang sangat penting untuk mencapai keunggulan bersaing.

Daya saing merupakan salah satu kriteria untuk menentukan keberhasilan dan pencapaian sebuah tujuan yang lebih baik oleh suatu negara dalam peningkatan pendapatan dan pertumbuhan ekonomi. Menurut Michael Porter (1985)

yakni didefenisikan sebagai nilai output yang dihasilkan oleh seorang tenaga kerja. Meningkatnya produktifitas ini disebabkan oleh peningkatan

kualitas input yang digunakan, dan peningkatan teknologi. Untuk memenangkan persaingan bisnis, perusahaan harus memiliki strategi yang cepat dan tepat sehingga mampu mempertahankan keunggulan bersaing secara berkelanjutan.

Salah satu teknik untuk mengukur daya saing adalah dengan menggunakan analisis SWOT. Analisis telah banyak digunakan oleh peneliti, termasuk

SWOT adalah indentifikasi berbagai factor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Menurut Freddy Rangkuti dalam bukunya Analisis SWOT teknik membedah kasus bisnis

2013) menegaskan bahwa perencanaan strategi harus memperhatikan faktor

perusahaan (kekuatan, kelemahan, peluang, ancaman) dalam kondisi yang ada saat ini. Untuk menghasilkan keputusan, strategic biasanya digunakan

(Quantitative Strategic Planning Matriks

Startegi in Action (Umar, 2001) menjelaskan bahwa QSPM adalah alat yang direkomendasikan para ahli strategi untuk melakukan evaluasi pilihan strategi alternatif secara objektif berdasarkan key success factor internal-eksternal yang telah diidentifikasi se

Strategi dapat diindentifikasi atas dasar sebagian besar unsur orientasi organisasi terhadap pengembangan produk pasar, (Miles et al., 1978)

produktifitas ini disebabkan oleh peningkatan jumlah input fisik modal dan tenaga kerja, peningkatan kualitas input yang digunakan, dan peningkatan teknologi.

faktor kunci untuk sukses dalam suatu industri adalah sumber daya, keterampilan dan atribut dari organisasi dalam suatu industriyang penting untuk menghasilkan kesuksesan di pasar.

Resource Based View) menunjukkkan gambaran internal organisasi. RBV (

juga secara eksplisit fokus kepada manajer serta peran penting manajer dalam Resource Based View) mampu memberikan alternatif tentang ba

meningkatkan pemahaman dalam mengelola dan mengoptimalkan sumberdaya organisasi ke dalam formulasi strategi dan inovasi perusahaan (Manurung, 2013). Sementara model I/O merupakan kondisi dan karakteristik lingkungan eksternal sebagai input utama perusahaan dan penentuan ulan kompetitif. Menurutt (Miles, Snow, Meyer, & Coleman, 1978) penerapan tipologi miles & Snow dapat mengidentifikasikan atas dasar sebagian besar unsur

asi terhadap pengembangan produk pasar. Teori ini menyatakan bahwa ada empat Prospectors, Defenders, Analyzers, dan Reactors. Penerapan Strategi Miles and Snow akan efektif pada industri kepelabuhanan jika ditunjang dengan analisis lingkungan internal

Kinerja Pelabuhan menurut (Bichou, 2006) dapat diindikasikan melalui prestasi

pelabuhan atau tingkat keberhasilan layanan yang diberikan yang dapat dikelompokkan menjadi 3 kelompok indikator berikut: (1) Kinerja pelayanan dan produktivitas kapal dan barang bongkar muat yang berkaitan erat dengan informasi mengenai jumlah throughput arus barang yang memanfaatkan peralatan atau fasilitas pelabuhan dalam jangka waktu tertentu. (2) Indikator pelayanan, yaitu kinerja lalu lintas, yang merupakan indikator yang berkaitan erat dengan panjang informasi waktu tentang aerah pelabuhan. (3) Indikator pemanfaatan, yaitu pemanfaatan fasilitas pelabuhan dan peralatan produksi yang digunakan untuk mengukur sejauh manafasilitas dermaga dan prasarana pendukung yang digunakan secara intensif. Strategi merupakan alat untuk mencap

perkembangannya konsep mengenai strategi semakin terus berkembang. (Porter, 1985) strategi adalah alat yang sangat penting untuk mencapai keunggulan bersaing.

Daya saing merupakan salah satu kriteria untuk menentukan keberhasilan dan pencapaian sebuah tujuan yang lebih baik oleh suatu negara dalam peningkatan pendapatan dan pertumbuhan (1985) daya saing diidentifikasikan dengan masalah produktifitas, yakni didefenisikan sebagai nilai output yang dihasilkan oleh seorang tenaga kerja. Meningkatnya produktifitas ini disebabkan oleh peningkatan jumlah input fisik modal dan tenaga kerja, peningkatan kualitas input yang digunakan, dan peningkatan teknologi. Untuk memenangkan persaingan bisnis, perusahaan harus memiliki strategi yang cepat dan tepat sehingga mampu mempertahankan

secara berkelanjutan.

Salah satu teknik untuk mengukur daya saing adalah dengan menggunakan analisis SWOT. Analisis telah banyak digunakan oleh peneliti, termasuk (Leghari A., Laba A. R., 2017)

SWOT adalah indentifikasi berbagai factor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Menurut Freddy Rangkuti dalam bukunya Analisis SWOT teknik membedah kasus bisnis

menegaskan bahwa perencanaan strategi harus memperhatikan faktor

perusahaan (kekuatan, kelemahan, peluang, ancaman) dalam kondisi yang ada saat ini. Untuk menghasilkan keputusan, strategic biasanya digunakan Matriks Perencanaan Strategis Kuantitatif (Quantitative Strategic Planning Matriks - QSPM). Husein Umar dalam bukunya Manajemen menjelaskan bahwa QSPM adalah alat yang direkomendasikan para ahli strategi untuk melakukan evaluasi pilihan strategi alternatif secara objektif berdasarkan key

eksternal yang telah diidentifikasi sebelumnya.

Strategi dapat diindentifikasi atas dasar sebagian besar unsur orientasi organisasi terhadap (Miles et al., 1978)) menyatakan bahwa ada empat jenis strategi, produktifitas ini disebabkan oleh peningkatan jumlah input fisik modal dan tenaga kerja, peningkatan faktor kunci untuk sukses dalam suatu industri adalah sumber daya, keterampilan dan atribut dari organisasi dalam suatu industriyang penting untuk menghasilkan kesuksesan di pasar. menunjukkkan gambaran internal organisasi. RBV (Resource juga secara eksplisit fokus kepada manajer serta peran penting manajer dalam mampu memberikan alternatif tentang bagaimana meningkatkan pemahaman dalam mengelola dan mengoptimalkan sumberdaya organisasi ke dalam odel I/O merupakan kondisi dan karakteristik lingkungan eksternal sebagai input utama perusahaan dan penentuan (Miles, Snow, Meyer, & Coleman, 1978), atas dasar sebagian besar unsur asi terhadap pengembangan produk pasar. Teori ini menyatakan bahwa ada empat Penerapan Strategi Miles and ngkungan internal

dapat diindikasikan melalui prestasi output pelabuhan atau tingkat keberhasilan layanan yang diberikan yang dapat dikelompokkan menjadi 3 kelompok indikator berikut: (1) Kinerja pelayanan dan produktivitas kapal dan barang bongkar muat oughput arus barang yang memanfaatkan peralatan atau fasilitas pelabuhan dalam jangka waktu tertentu. (2) Indikator pelayanan, yaitu kinerja lalu lintas, yang merupakan indikator yang berkaitan erat dengan panjang informasi waktu tentang aerah pelabuhan. (3) Indikator pemanfaatan, yaitu pemanfaatan fasilitas pelabuhan dan peralatan produksi yang digunakan untuk mengukur sejauh manafasilitas dermaga dan prasarana pendukung yang digunakan secara intensif. Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan, dalam (Porter, 1985) menyatakan Daya saing merupakan salah satu kriteria untuk menentukan keberhasilan dan pencapaian sebuah tujuan yang lebih baik oleh suatu negara dalam peningkatan pendapatan dan pertumbuhan daya saing diidentifikasikan dengan masalah produktifitas, yakni didefenisikan sebagai nilai output yang dihasilkan oleh seorang tenaga kerja. Meningkatnya jumlah input fisik modal dan tenaga kerja, peningkatan kualitas input yang digunakan, dan peningkatan teknologi. Untuk memenangkan persaingan bisnis, perusahaan harus memiliki strategi yang cepat dan tepat sehingga mampu mempertahankan Salah satu teknik untuk mengukur daya saing adalah dengan menggunakan analisis SWOT. (Leghari A., Laba A. R., 2017). Analisis SWOT adalah indentifikasi berbagai factor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Menurut Freddy Rangkuti dalam bukunya Analisis SWOT teknik membedah kasus bisnis (Rangkuti, menegaskan bahwa perencanaan strategi harus memperhatikan faktor-faktor strategis perusahaan (kekuatan, kelemahan, peluang, ancaman) dalam kondisi yang ada saat ini. Untuk Matriks Perencanaan Strategis Kuantitatif QSPM). Husein Umar dalam bukunya Manajemen menjelaskan bahwa QSPM adalah alat yang direkomendasikan para ahli strategi untuk melakukan evaluasi pilihan strategi alternatif secara objektif berdasarkan key Strategi dapat diindentifikasi atas dasar sebagian besar unsur orientasi organisasi terhadap ) menyatakan bahwa ada empat jenis strategi,

(4)

yaitu Prospectors, Defenders, Analyzers, dan Reactors.

tersebut dikatagorikan menjadi strategi berdasarkan isinya. Tipologi strategi yang lain adalah strategi berdasarkan proses atau strategi berdasarkan pembuatan

BAHAN DAN METODE

Lokasi dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan fokus analisa menyusun alternatif strategi dalam perubahan lingkungan perusahaan dan alternatif strategi mana yang prioritas untuk dilaksanakan. Keputusan strategi manajerial dal

analisa tipologi Miles & Snow

Lokasi atau tempat penelitian adalah Terminal Petikemas Makassar dan Terminal Petikemas Bitung. Dalam rencana penelitian ini, penelitian ini berlangsung selama kurang lebih dua

Sumber Data

Data yang dikumpulkan mencakup data primer dan data sekunder. Data primer dikumpulkan melalui wawancara langsung dengan pihak

instansi yang terkait dalam penelitian ini. Selain itu jurnal, artikel, laporan penelitian, buku, dan sumber Teknik Analisa Data

Analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini berdasarkan tahap

manajemen, berdasarkan data sekunder dari internal dan eksternal perusahaan menggunakan RBV, Model I/O dan Matriks TOWS, dan Typologi Strategy.

PEMBAHASAN

Lampiran A menunjukkan hal yang dilakukan sebelum melakukan analisis SWOT. Terlebih dahulu dilakukan scanning environment

pendekatan RBVyaitu menguraikan data tentang sumber daya berwujud dan tidak berwujud untuk memperoleh kondisi internal yang layak dan relevan sebagai Strength dan Weakness. Untuk memperoleh kondisi weakness-strength digunakan pendekatan model I/O yang menguraikan faktor faktor dari segi politik, ekonomi, social dan teknologi dimana kondisi tersebut menjadi input pembentukan strategi baru.

Lampiran B menunjukkan untuk mengetahui posisi perusahaan dala

dilakukan perbandingan nilai faktor internal yang telah dilakukan uji validitas (kekuatan kelemahan) untuk menentukan titik pada sumbu x dan perbandingan nilai faktor eksternal yang telah dilakukan uji validitas (peluang

-Petikemas Makassar berada pada kuadran II dimana perusahaan memiliki ancaman yang lebih besar namun dapat memaksimalkan kekuatan untuk meraih peluang dengan strategi diversifikasi. Sementara untuk Terminal Petikemas

kekuatan dan peluang yang besar sehingga harus dilakukan strategi agresif.

Lampiran C menunjukan terdapat delapan (8) strategi yang dapat diterapkan untuk mengatasi kondisi perusahaan ini. Digunakan a

strategi terhadap perusahaan Analisis tersebutmenunjukkan strategi VII “Melakukan kordinasi dengan otoritas pelabuhan untuk menerapkan Berthing Windows System dan Indonesia National Single Window (INSW) system secara konsisten dan optimal kepada pengguna jasa” memiliki total attractive score yang tertinggi untuk Terminal Petikemas Makasar dan strategi I “Melakukan pengembangan dan penambahan infra dan suprastruktur pelabuhan agar dapat mewujudkan International Hub Port” memiliki total attractive score tertinggi untuk Terminal Petikemas Bitung.

Lampiran D menunjukkan strategi yang tepat bagi perusahaan menggunakan tipology Miles and Snow. Adapun Miles dan Snow mengusulkan klasifikasi strategi dari empat karakter yang Analyzers, dan Reactors. Tipologi strategi berdasarkan definisi tersebut dikatagorikan menjadi strategi berdasarkan isinya. Tipologi strategi yang lain adalah strategi berdasarkan proses atau strategi berdasarkan pembuatan.

Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan fokus analisa menyusun alternatif strategi dalam perubahan lingkungan perusahaan dan alternatif strategi mana yang prioritas untuk dilaksanakan. Keputusan strategi manajerial dalam penelitian ini dalam cakupan analisa SWOT dan Lokasi atau tempat penelitian adalah Terminal Petikemas Makassar dan Terminal Petikemas Bitung. Dalam rencana penelitian ini, penelitian ini berlangsung selama kurang lebih dua

Data yang dikumpulkan mencakup data primer dan data sekunder. Data primer dikumpulkan melalui wawancara langsung dengan pihak-pihak yang terkait. data sekunder akan diperoleh dari instansi yang terkait dalam penelitian ini. Selain itu digunakan pula data pendukung lainnya berupa jurnal, artikel, laporan penelitian, buku, dan sumber-sumber lainnya.

Analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini berdasarkan tahap-tahap perumusan strategi a sekunder dari internal dan eksternal perusahaan menggunakan RBV, Model I/O dan Matriks TOWS, dan Typologi Strategy.

menunjukkan hal yang dilakukan sebelum melakukan analisis SWOT. Terlebih scanning environment terhadap semua kondisi lingkungan perusahaan. Digunakan pendekatan RBVyaitu menguraikan data tentang sumber daya berwujud dan tidak berwujud untuk memperoleh kondisi internal yang layak dan relevan sebagai Strength dan Weakness. Untuk strength digunakan pendekatan model I/O yang menguraikan faktor faktor dari segi politik, ekonomi, social dan teknologi dimana kondisi tersebut menjadi input

menunjukkan untuk mengetahui posisi perusahaan dalam kuadran TOWS, dilakukan perbandingan nilai faktor internal yang telah dilakukan uji validitas (kekuatan kelemahan) untuk menentukan titik pada sumbu x dan perbandingan nilai faktor eksternal yang telah

- ancaman) untuk menentukan titik pada sumbu y. Terminal Petikemas Makassar berada pada kuadran II dimana perusahaan memiliki ancaman yang lebih besar namun dapat memaksimalkan kekuatan untuk meraih peluang dengan strategi diversifikasi. Sementara untuk Terminal Petikemas Bitung berada pada kuadran I dimana perusahaan memiliki kekuatan dan peluang yang besar sehingga harus dilakukan strategi agresif.

menunjukan terdapat delapan (8) strategi yang dapat diterapkan untuk mengatasi kondisi perusahaan ini. Digunakan analisis QSPM untuk mengukur tingkat ketertarikan setiap strategi terhadap perusahaan Analisis tersebutmenunjukkan strategi VII “Melakukan kordinasi dengan otoritas pelabuhan untuk menerapkan Berthing Windows System dan Indonesia National W) system secara konsisten dan optimal kepada pengguna jasa” memiliki total attractive score yang tertinggi untuk Terminal Petikemas Makasar dan strategi I “Melakukan pengembangan dan penambahan infra dan suprastruktur pelabuhan agar dapat mewujudkan

national Hub Port” memiliki total attractive score tertinggi untuk Terminal Petikemas Bitung. menunjukkan strategi yang tepat bagi perusahaan menggunakan tipology Miles and Snow. Adapun Miles dan Snow mengusulkan klasifikasi strategi dari empat karakter yang Tipologi strategi berdasarkan definisi tersebut dikatagorikan menjadi strategi berdasarkan isinya. Tipologi strategi yang lain adalah strategi

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan fokus analisa menyusun alternatif strategi dalam perubahan lingkungan perusahaan dan alternatif strategi mana yang prioritas untuk am penelitian ini dalam cakupan analisa SWOT dan Lokasi atau tempat penelitian adalah Terminal Petikemas Makassar dan Terminal Petikemas Bitung. Dalam rencana penelitian ini, penelitian ini berlangsung selama kurang lebih dua bulan.

Data yang dikumpulkan mencakup data primer dan data sekunder. Data primer dikumpulkan pihak yang terkait. data sekunder akan diperoleh dari digunakan pula data pendukung lainnya berupa

tahap perumusan strategi a sekunder dari internal dan eksternal perusahaan menggunakan RBV,

menunjukkan hal yang dilakukan sebelum melakukan analisis SWOT. Terlebih terhadap semua kondisi lingkungan perusahaan. Digunakan pendekatan RBVyaitu menguraikan data tentang sumber daya berwujud dan tidak berwujud untuk memperoleh kondisi internal yang layak dan relevan sebagai Strength dan Weakness. Untuk strength digunakan pendekatan model I/O yang menguraikan faktor-faktor dari segi politik, ekonomi, social dan teknologi dimana kondisi tersebut menjadi input

m kuadran TOWS, dilakukan perbandingan nilai faktor internal yang telah dilakukan uji validitas (kekuatan - kelemahan) untuk menentukan titik pada sumbu x dan perbandingan nilai faktor eksternal yang telah menentukan titik pada sumbu y. Terminal Petikemas Makassar berada pada kuadran II dimana perusahaan memiliki ancaman yang lebih besar namun dapat memaksimalkan kekuatan untuk meraih peluang dengan strategi diversifikasi. Bitung berada pada kuadran I dimana perusahaan memiliki menunjukan terdapat delapan (8) strategi yang dapat diterapkan untuk mengatasi nalisis QSPM untuk mengukur tingkat ketertarikan setiap strategi terhadap perusahaan Analisis tersebutmenunjukkan strategi VII “Melakukan kordinasi dengan otoritas pelabuhan untuk menerapkan Berthing Windows System dan Indonesia National W) system secara konsisten dan optimal kepada pengguna jasa” memiliki total attractive score yang tertinggi untuk Terminal Petikemas Makasar dan strategi I “Melakukan pengembangan dan penambahan infra dan suprastruktur pelabuhan agar dapat mewujudkan

national Hub Port” memiliki total attractive score tertinggi untuk Terminal Petikemas Bitung. menunjukkan strategi yang tepat bagi perusahaan menggunakan tipology Miles and Snow. Adapun Miles dan Snow mengusulkan klasifikasi strategi dari empat karakter yang

(5)

berbeda: defenders, prospectors, analyzers dan reactors. Klasifikasi tersebut didasarkan p penilaian bagaimana perusahaan menanggapi tiga masalah atau tantangan diantaranya (a) entrepreneurial, mendefinisikan domain pasar perusahaan; (b) engineering, berfokus pada pemilihan teknologi dan proses produksi dan distribusi; dan (c) administration

rasionalisasi dan inovasi struktur organisasi dan proses kebijakan. Secara ringkas, berdasarkan enam indikator dalam miles and snow dapat dijelaskan sebagai berikut

a. Terminal Petikemas Makassar menerapkan strategi Defender yang

strategi stabilitas, kelangsungan hidup usaha kepelabuhanan dengan memperhatikan kebutuhan konsumen dan focus terhadap efisiensi biaya serta menerapkan struktur organisasi fungsional dan line authority. Terminal Petikemas Makassar da

dimilikinya khususnya untuk kapal

pertumbuhan yang stabil tanpa banyak melakukan perubahan karena keterbatasan yang dimiliki dan berfokus pada efisiensi. U

Petikemas Makassar melakukan pembenahan dan investasi melalui penerapan kembali system informasi yang terintegrasi serta pengadaan Mini Power Plant 3 MW sebagai pengganti bahan bakar solar sehingga tidak hanya menghasilkan efisiensi biaya namun dapat meningkatkan produktivitas peralatan.

b. Terminal Petikemas Bitung menerapkan strategi prospector dimana strategi untuk indikator focus strategy, product-market domain dan value creation ini berfokus pada

jasa yang sesuai kebutuhan pelanggan dalam hal ini perusahaan pelayaran dan perusahaan ekspedisi serta menciptakan layanan jasa yang terbaik menyusun perencanaan baru guna menangkap peluang pasar yang lebih besar dan ekspansi usaha yait

yang diuraikan sebagai berikut:

1. Melakukan pengembangan dan penambahan fasilitas pelabuhan baik infrastruktur berupa penambahan panjang dermaga agar kapal ukuran besar (ukuran 1000 TEUs dan LOA 213 m) dapat sandar serta penambahan

Stacker dan Jembatan Timbang dan suprastruktur berupa peningkatan system teknologi yang terintegrasi dengan cepat dan tepat.

2. Melakukan pedekatan dan kordinasi dengan stakeholder sebagai upaya mewujudkan International Hub Port.

Sementara posisi strategy prospector untuk indikator operational driver, culture dan organization adalah efisiensi biaya, informasi pelanggan, informasi produk dan fleksibilitas serta menerapkan struktur organisasi fungsional dan line

pasar dan produk.

KESIMPULAN DAN SARAN

1. Adapun Strategi yang ditetapkan untuk Terminal Petikemas Makassar dan Terminal petikemas Bitung agar dapat meningkatkan daya saingnya antara lain:

a. Melakukan pengembangan dan penambahan infra dan suprastruktur pelabuhan sebagai upaya mewujudkan International Hub Port.

b. Meningkatkan kualitas pelayanan baik dari peralatan yang modern, lapangan serta staf yang melayani sehingga proses B/M dan sandar kapal dapat be

aman.

c. Melakukan kerjasama dengan berbagai pihak baik perusahaan pelayaran, pemerintah daerah, dan pengusaha lokal untuk memasarkan dan mendistribusikan komoditas unggulan daerah ke pasar internasional

d. Menyusun strategi marketing yang tepat guna membangun relasi baik dengan customer dan calon customer

e. Melakukan inovasi terhadap fasilitas pelabuhan menuju "Green Port" yang akan berdampak pada peningkatan efisiensi dan produktivitas B/M.

berbeda: defenders, prospectors, analyzers dan reactors. Klasifikasi tersebut didasarkan p penilaian bagaimana perusahaan menanggapi tiga masalah atau tantangan diantaranya (a) entrepreneurial, mendefinisikan domain pasar perusahaan; (b) engineering, berfokus pada pemilihan teknologi dan proses produksi dan distribusi; dan (c) administration, melibatkan formalisasi, rasionalisasi dan inovasi struktur organisasi dan proses kebijakan. Secara ringkas, berdasarkan enam indikator dalam miles and snow dapat dijelaskan sebagai berikut

Terminal Petikemas Makassar menerapkan strategi Defender yang menekankan penggunaan strategi stabilitas, kelangsungan hidup usaha kepelabuhanan dengan memperhatikan kebutuhan konsumen dan focus terhadap efisiensi biaya serta menerapkan struktur organisasi fungsional dan line authority. Terminal Petikemas Makassar dapat mempertahankan pasar (petikemas) yang dimilikinya khususnya untuk kapal-kapal domestik dan beberapa kapal asing serta meningkatkan pertumbuhan yang stabil tanpa banyak melakukan perubahan karena keterbatasan yang dimiliki dan berfokus pada efisiensi. Untuk mempertahankan kinerja yang dimilikinya, Terminal Petikemas Makassar melakukan pembenahan dan investasi melalui penerapan kembali system informasi yang terintegrasi serta pengadaan Mini Power Plant 3 MW sebagai pengganti bahan ak hanya menghasilkan efisiensi biaya namun dapat meningkatkan Terminal Petikemas Bitung menerapkan strategi prospector dimana strategi untuk indikator market domain dan value creation ini berfokus pada penyediaan layanan jasa yang sesuai kebutuhan pelanggan dalam hal ini perusahaan pelayaran dan perusahaan ekspedisi serta menciptakan layanan jasa yang terbaik menyusun perencanaan baru guna menangkap peluang pasar yang lebih besar dan ekspansi usaha yaitu dengan melakukan hal yang diuraikan sebagai berikut:

Melakukan pengembangan dan penambahan fasilitas pelabuhan baik infrastruktur berupa penambahan panjang dermaga agar kapal ukuran besar (ukuran 1000 TEUs dan LOA 213 m) dapat sandar serta penambahan Container Crane, RTG, Headtruck, Chasis, Reach Stacker dan Jembatan Timbang dan suprastruktur berupa peningkatan system teknologi yang terintegrasi dengan cepat dan tepat.

Melakukan pedekatan dan kordinasi dengan stakeholder sebagai upaya mewujudkan Sementara posisi strategy prospector untuk indikator operational driver, culture dan organization adalah efisiensi biaya, informasi pelanggan, informasi produk dan fleksibilitas serta menerapkan struktur organisasi fungsional dan line authority, sekaligus tetap berfokus pada orientasi

Adapun Strategi yang ditetapkan untuk Terminal Petikemas Makassar dan Terminal petikemas Bitung agar dapat meningkatkan daya saingnya antara lain:

pengembangan dan penambahan infra dan suprastruktur pelabuhan sebagai upaya mewujudkan International Hub Port.

Meningkatkan kualitas pelayanan baik dari peralatan yang modern, lapangan serta staf yang melayani sehingga proses B/M dan sandar kapal dapat berjalan dengan mudah, cepat dan Melakukan kerjasama dengan berbagai pihak baik perusahaan pelayaran, pemerintah daerah, dan pengusaha lokal untuk memasarkan dan mendistribusikan komoditas unggulan daerah ke pasar internasional

ing yang tepat guna membangun relasi baik dengan customer dan Melakukan inovasi terhadap fasilitas pelabuhan menuju "Green Port" yang akan berdampak pada peningkatan efisiensi dan produktivitas B/M.

berbeda: defenders, prospectors, analyzers dan reactors. Klasifikasi tersebut didasarkan pada penilaian bagaimana perusahaan menanggapi tiga masalah atau tantangan diantaranya (a) entrepreneurial, mendefinisikan domain pasar perusahaan; (b) engineering, berfokus pada pemilihan , melibatkan formalisasi, rasionalisasi dan inovasi struktur organisasi dan proses kebijakan. Secara ringkas, berdasarkan enam menekankan penggunaan strategi stabilitas, kelangsungan hidup usaha kepelabuhanan dengan memperhatikan kebutuhan konsumen dan focus terhadap efisiensi biaya serta menerapkan struktur organisasi fungsional pat mempertahankan pasar (petikemas) yang kapal domestik dan beberapa kapal asing serta meningkatkan pertumbuhan yang stabil tanpa banyak melakukan perubahan karena keterbatasan yang dimiliki ntuk mempertahankan kinerja yang dimilikinya, Terminal Petikemas Makassar melakukan pembenahan dan investasi melalui penerapan kembali system informasi yang terintegrasi serta pengadaan Mini Power Plant 3 MW sebagai pengganti bahan ak hanya menghasilkan efisiensi biaya namun dapat meningkatkan Terminal Petikemas Bitung menerapkan strategi prospector dimana strategi untuk indikator penyediaan layanan jasa yang sesuai kebutuhan pelanggan dalam hal ini perusahaan pelayaran dan perusahaan ekspedisi serta menciptakan layanan jasa yang terbaik menyusun perencanaan baru guna u dengan melakukan hal-hal Melakukan pengembangan dan penambahan fasilitas pelabuhan baik infrastruktur berupa penambahan panjang dermaga agar kapal ukuran besar (ukuran 1000 TEUs dan LOA 213 Container Crane, RTG, Headtruck, Chasis, Reach Stacker dan Jembatan Timbang dan suprastruktur berupa peningkatan system teknologi Melakukan pedekatan dan kordinasi dengan stakeholder sebagai upaya mewujudkan Sementara posisi strategy prospector untuk indikator operational driver, culture dan organization adalah efisiensi biaya, informasi pelanggan, informasi produk dan fleksibilitas serta authority, sekaligus tetap berfokus pada orientasi

Adapun Strategi yang ditetapkan untuk Terminal Petikemas Makassar dan Terminal petikemas pengembangan dan penambahan infra dan suprastruktur pelabuhan sebagai Meningkatkan kualitas pelayanan baik dari peralatan yang modern, lapangan serta staf yang rjalan dengan mudah, cepat dan Melakukan kerjasama dengan berbagai pihak baik perusahaan pelayaran, pemerintah daerah, dan pengusaha lokal untuk memasarkan dan mendistribusikan komoditas unggulan ing yang tepat guna membangun relasi baik dengan customer dan Melakukan inovasi terhadap fasilitas pelabuhan menuju "Green Port" yang akan berdampak

(6)

f. Melakukan kordinasi dengan otoritas pelab

System dan Indonesia National Single Window (INSW) system secara konsisten dan optimal kepada pengguna jasa.

g. Menerapkan sistem pengendalian dan pengawasan yang ketat terhadap semua segmen terutama dalam penerapan pros

h. Mengedukasi serta memberikan pelatihan secara berkelanjutan kepada karyawan khususnya saat ini dalam bidang teknik dan teknologi di era 4.0 (digitalisasi).

2. Quantitif Strategi Planning Matrix (QSPM), menunjukkan strategi VII “Mel

dengan otoritas pelabuhan untuk menerapkan Berthing Windows System dan Indonesia National Single Window (INSW) system secara konsisten dan optimal kepada pengguna jasa” memiliki total attractive score yang tertinggi untuk Terminal Petikema

“Melakukan pengembangan dan penambahan infra dan suprastruktur pelabuhan agar dapat mewujudkan International Hub Port” memiliki total attractive score tertinggi untuk Terminal Petikemas Bitung.

3. Berdasarkan Analisis Tipologi Miles a

Petikemas Bitung menerapkan strategi prospector sesuai dengan keunggulan kompetitifnya. Terminal Petikemas Makassar menerapkan strategi defender yang menekankan penggunaan strategi stabilitas dengan tetap mengupayakan efisiensi dan peningkatan kinerja yang ada

DAFTAR PUSTAKA

Bichou, K. (2006). Chapter 24 Review of Port Performance Approaches and a Supply Chain Framework to Port Performance Benchmarking.

https://doi.org/10.1016/S0739

Leghari A., Laba A. R., A. A. (2017).

Kabupaten Gowa. Jurnal Bisnis Manajemen Dan Informatika

Manurung, L. (2013). Strategi & Inovasi Model Bisnis Meningkatkan Kinerja Usaha: Studi. Elex Media Komputindo.

Miles, R. E., Snow, C. C., Meyer, A. D., & Coleman, H. J. (1978). Organizational strategy, structure, and process. Academy of Management Review. Academy of

https://doi.org/10.5465/AMR.1978.4305755

Porter, M. E. (1985). Technology and Competitive Advantage. https://doi.org/10.1108/eb039075

Rangkuti, F. (2013). Teknik Membedah Kasus Bisnis Analisis SWOT Cara Perhitunga Rating, dan OCAI. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Sutomo, H., & Soemardjito, J. (2012). Assessment Model of the Port Effectiveness and Efficiency (Case Study: Western Indonesia Region).

https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2012.04.074 Umar, H. (2001). Strategic Management in Action

Melakukan kordinasi dengan otoritas pelabuhan untuk menerapkan Berthing Windows System dan Indonesia National Single Window (INSW) system secara konsisten dan optimal kepada pengguna jasa.

Menerapkan sistem pengendalian dan pengawasan yang ketat terhadap semua segmen terutama dalam penerapan prosedur pelayanan operasional.

Mengedukasi serta memberikan pelatihan secara berkelanjutan kepada karyawan khususnya saat ini dalam bidang teknik dan teknologi di era 4.0 (digitalisasi).

Quantitif Strategi Planning Matrix (QSPM), menunjukkan strategi VII “Mel

dengan otoritas pelabuhan untuk menerapkan Berthing Windows System dan Indonesia National Single Window (INSW) system secara konsisten dan optimal kepada pengguna jasa” memiliki total attractive score yang tertinggi untuk Terminal Petikemas Makasar dan strategi I “Melakukan pengembangan dan penambahan infra dan suprastruktur pelabuhan agar dapat mewujudkan International Hub Port” memiliki total attractive score tertinggi untuk Terminal Berdasarkan Analisis Tipologi Miles and Snow, strategi yang efektif diterapkan bagi Terminal Petikemas Bitung menerapkan strategi prospector sesuai dengan keunggulan kompetitifnya. Terminal Petikemas Makassar menerapkan strategi defender yang menekankan penggunaan

etap mengupayakan efisiensi dan peningkatan kinerja yang ada

Bichou, K. (2006). Chapter 24 Review of Port Performance Approaches and a Supply Chain Framework to Port Performance Benchmarking. Research in Transportation Economics https://doi.org/10.1016/S0739-8859(06)17024-9

Leghari A., Laba A. R., A. A. (2017). Analisis Strategi Retribusi Daerah Sektor Pariwisata Jurnal Bisnis Manajemen Dan Informatika, 14(1), 14–26.

Strategi & Inovasi Model Bisnis Meningkatkan Kinerja Usaha: Studi. Elex Miles, R. E., Snow, C. C., Meyer, A. D., & Coleman, H. J. (1978). Organizational strategy, structure,

Academy of Management Review. Academy of https://doi.org/10.5465/AMR.1978.4305755

Porter, M. E. (1985). Technology and Competitive Advantage. Journal of Business Strategy https://doi.org/10.1108/eb039075

Teknik Membedah Kasus Bisnis Analisis SWOT Cara Perhitunga PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Sutomo, H., & Soemardjito, J. (2012). Assessment Model of the Port Effectiveness and Efficiency (Case Study: Western Indonesia Region). Procedia - Social and Behavioral Sciences

rg/10.1016/j.sbspro.2012.04.074 Strategic Management in Action

uhan untuk menerapkan Berthing Windows System dan Indonesia National Single Window (INSW) system secara konsisten dan Menerapkan sistem pengendalian dan pengawasan yang ketat terhadap semua segmen Mengedukasi serta memberikan pelatihan secara berkelanjutan kepada karyawan khususnya Quantitif Strategi Planning Matrix (QSPM), menunjukkan strategi VII “Melakukan kordinasi dengan otoritas pelabuhan untuk menerapkan Berthing Windows System dan Indonesia National Single Window (INSW) system secara konsisten dan optimal kepada pengguna jasa” memiliki s Makasar dan strategi I “Melakukan pengembangan dan penambahan infra dan suprastruktur pelabuhan agar dapat mewujudkan International Hub Port” memiliki total attractive score tertinggi untuk Terminal nd Snow, strategi yang efektif diterapkan bagi Terminal Petikemas Bitung menerapkan strategi prospector sesuai dengan keunggulan kompetitifnya. Terminal Petikemas Makassar menerapkan strategi defender yang menekankan penggunaan

etap mengupayakan efisiensi dan peningkatan kinerja yang ada

Bichou, K. (2006). Chapter 24 Review of Port Performance Approaches and a Supply Chain Research in Transportation Economics. Analisis Strategi Retribusi Daerah Sektor Pariwisata Strategi & Inovasi Model Bisnis Meningkatkan Kinerja Usaha: Studi. Elex Miles, R. E., Snow, C. C., Meyer, A. D., & Coleman, H. J. (1978). Organizational strategy, structure, Academy of Management Review. Academy of Management. Journal of Business Strategy. Teknik Membedah Kasus Bisnis Analisis SWOT Cara Perhitungan Bobot, Sutomo, H., & Soemardjito, J. (2012). Assessment Model of the Port Effectiveness and Efficiency Social and Behavioral Sciences.

(7)

Lampiran A

Tabel 1 Internal Factor Evaluation (IFE) Matrix TPM Tahun 2019

Kode Item Pernyataan

A. KEKUATAN

S1 Lokasi pelabuhan sangat strategis

S2 Peralatan B/M yang didukung system yang terintegrasi

S3 Dukungan penuh pemerintah dan manajemen PT Pelindo IV untuk pengembangan dan investasi

S4 Telah melayani pelayaran internasional S5 Sumber daya yang professional dan kompeten

S6 Penerapan Service Level Guarantee dan Service Level Agreement pelayanan B/M Petikemas

B KELEMAHAN

W1 Keterbatasan kapasitas fasilitas terminal

W2 Kurangnya kerjasama yang baik dengan pengguna jasa terkait pelaksanaan system operasional

W3 Ketidakseimbangan cargo

masuk lebih besar dibandingkan cargo yang keluar

W4 Ketergantungan terhadap vendor peralatan dan teknologi informasi yang cukup tinggi

W5 Kegiatan promosi dan pemasaran yang dilakukan masih sangat kurang, sehingga pertumbuhan customer baru sangat kecil.

TOTAL SKOR

Sumber : Data Diolah Per

Maret-Tabel 2 External Factor Evaluation (EFE) Matrix TPM Tahun 2019

Kode Item Pernyataan

A. PELUANG

O1 Pertumbuhan arus petikemas yang didukung pertumbuhan ekonomi daerah setempat

O2 Memiliki Back Up area pengembangan

O3 Memiliki konektivitas pelabuhan laut dengan kawasan industry/kawasan ekonomi khusus (KEK)

O4 Memiliki hubungan yang baik dengan para stakeholder, serikat pelabuhan dan pemerintah daerah

O5 Memiliki daerah hinterland yang memadai

O6 Potensi memperluas pangsa pasar dengan melakukan kerjasama dengan pihak lain

B ANCAMAN

T1 Regulasi pemerintah terhadap pengelolaan pelabuhan yang bias

berubah setiap saat

T2 Persaingan yang ketat dengan pelabuhan internasional di negara

lain, khususnya di negara tetangga yang lebih unggul dibandingkan Makassar dan Bitung

T3 Potensi peningkatan arus kapal dan barang yang tinggi dan tidak didukung kesiapan pelabuhan dapat menyebabkan bottlenecking T4 Tuntutan dari para stakeholder untuk terus meningkatkan kinerja

pelayanan dengan biaya yang semakin murah

T5 Rentan terhaap perubahan teknologi transportasi laut yang sangat

cepat perubahannya

TOTAL SKOR

Sumber : Data Diolah Per Maret-April 2019

Tabel 1 Internal Factor Evaluation (IFE) Matrix TPM Tahun 2019

Item Pernyataan Bobot Rating

Lokasi pelabuhan sangat strategis 0,099 3,9

Peralatan B/M yang didukung system yang terintegrasi 0,078 3,9 Dukungan penuh pemerintah dan manajemen PT Pelindo IV untuk

pengembangan dan investasi

0,076 4,0

Telah melayani pelayaran internasional 0,101 3,9

Sumber daya yang professional dan kompeten 0,083 3,7 Penerapan Service Level Guarantee dan Service Level Agreement 0,091 3,7

Jumlah

Keterbatasan kapasitas fasilitas terminal 0,097 3,2 Kurangnya kerjasama yang baik dengan pengguna jasa terkait

pelaksanaan system operasional

0,094 3,4

Ketidakseimbangan cargo (inbalance cargo) dimana cargo yang masuk lebih besar dibandingkan cargo yang keluar

0,094 3,3

Ketergantungan terhadap vendor peralatan dan teknologi informasi 0,093 3,1 Kegiatan promosi dan pemasaran yang dilakukan masih sangat

kurang, sehingga pertumbuhan customer baru sangat kecil.

0,093 3,4

Jumlah

1,000 TOTAL SKOR

-April 2019

External Factor Evaluation (EFE) Matrix TPM Tahun 2019

Item Pernyataan Bobot Rating

Pertumbuhan arus petikemas yang didukung pertumbuhan 0,100 3,7

Memiliki Back Up area pengembangan 0,053 3,1

Memiliki konektivitas pelabuhan laut dengan kawasan industry/kawasan ekonomi khusus (KEK)

0,087 3,6

Memiliki hubungan yang baik dengan para stakeholder, serikat pelabuhan dan pemerintah daerah

0,096 3,6

Memiliki daerah hinterland yang memadai 0,098 3,7

Potensi memperluas pangsa pasar dengan melakukan kerjasama 0,076 2,9

Regulasi pemerintah terhadap pengelolaan pelabuhan yang bias 0,100 3,8

Persaingan yang ketat dengan pelabuhan internasional di negara lain, khususnya di negara tetangga yang lebih unggul dibandingkan

0,104 3,8

Potensi peningkatan arus kapal dan barang yang tinggi dan tidak didukung kesiapan pelabuhan dapat menyebabkan bottlenecking

0,104 4,0

Tuntutan dari para stakeholder untuk terus meningkatkan kinerja pelayanan dengan biaya yang semakin murah

0,082 3,7

Rentan terhaap perubahan teknologi transportasi laut yang sangat 0,099 3,8

Jumlah

1,000 TOTAL SKOR

April 2019

Tabel 1 Internal Factor Evaluation (IFE) Matrix TPM Tahun 2019

Rating Skor 3,9 0,38 3,9 0,30 4,0 0,30 3,9 0,39 3,7 0,30 3,7 0,34 2,02 3,2 0,31 3,4 0,32 3,3 0,31 3,1 0,29 3,4 0,31 1,54 3,56

External Factor Evaluation (EFE) Matrix TPM Tahun 2019

Rating Skor 3,7 0,37 3,1 0,17 3,6 0,31 3,6 0,35 3,7 0,36 2,9 0,22 1,76 3,8 0,38 3,8 0,39 4,0 0,41 3,7 0,30 3,8 0,38 1,86 7,25

(8)

Tabel 3 Internal Factor Evaluation (IFE) Matrix TPB Tahun 2019

Kode Item Pernyataan

A. KEKUATAN

S1 Lokasi pelabuhan sangat strategis

S2 Peralatan B/M yang didukung system yang terintegrasi

S3 Dukungan penuh pemerintah dan manajemen PT Pelindo IV untuk

pengembangan dan investasi

S4 Telah melayani pelayaran internasional

S5 Sumber daya yang professional dan kompeten

S6

Penerapan Service Level Guarantee dan Service Level Agreement pelayanan B/M Petikemas

Jumlah

B KELEMAHAN

W1 Keterbatasan kapasitas fasilitas terminal

W2 Kurangnya kerjasama yang baik dengan pengguna jasa terkait

pelaksanaan system operasional

W3 Ketidakseimbangan cargo (inbalance cargo)

masuk lebih besar dibandingkan cargo yang keluar

W4 Ketergantungan terhadap vendor peralatan dan teknologi informasi

yang cukup tinggi

W5 Kegiatan promosi dan pemasaran yang dilakukan masih sangat

kurang, sehingga pertumbuhan customer baru sangat kecil.

Jumlah TOTAL SKOR

Sumber : Data Diolah Per Maret-April 2019

Tabel 4 External Factor Evaluation (EFE) Matrix TPB Tahun 2019

Kode Item Pernyataan

A. PELUANG

O1 Pertumbuhan arus petikemas yang didukung pertumbuhan ekonomi daerah setempat

O2 Memiliki Back Up area pengembangan

O3 Memiliki konektivitas pelabuhan laut dengan kawasan industry/kawasan ekonomi khusus (KEK)

O4 Memiliki hubungan yang baik dengan para stakeholder, serikat pelabuhan dan pemerintah daerah

O5 Memiliki daerah hinterland yang memadai

O6 Potensi memperluas pangsa pasar dengan melakukan kerjasama dengan pihak lain

B ANCAMAN

T1 Regulasi pemerintah terhadap pengelolaan pelabuhan yang bias

berubah setiap saat

T2 Persaingan yang ketat dengan pelabuhan internasional di negara

lain, khususnya di negara tetangga yang lebih unggul dibandingkan Makassar dan Bitung

T3 Potensi peningkatan arus kapal dan barang yang tinggi dan tidak

didukung kesiapan pelabuhan dapat menyebabkan bottlenecking

T4 Tuntutan dari para stakeholder untuk terus meningkatkan kinerja

pelayanan dengan biaya yang semakin murah

T5 Rentan terhaap perubahan teknologi transportasi laut yang sangat

cepat perubahannya

TOTAL SKOR

Sumber : Data Diolah Per

Maret-Tabel 3 Internal Factor Evaluation (IFE) Matrix TPB Tahun 2019

Item Pernyataan Bobot Rating

Lokasi pelabuhan sangat strategis 0,098 4,0

Peralatan B/M yang didukung system yang terintegrasi 0,085 4,0

Dukungan penuh pemerintah dan manajemen PT Pelindo IV untuk pengembangan dan investasi

0,099 4,0

Telah melayani pelayaran internasional 0,100 3,6

Sumber daya yang professional dan kompeten 0,085 3,9

Penerapan Service Level Guarantee dan Service Level Agreement pelayanan B/M Petikemas0,094 3,8

Jumlah

Keterbatasan kapasitas fasilitas terminal 0,101 4,0

Kurangnya kerjasama yang baik dengan pengguna jasa terkait pelaksanaan system operasional

0,073 3,5

(inbalance cargo) dimana cargo yang masuk lebih besar dibandingkan cargo yang keluar

0,088 3,2

Ketergantungan terhadap vendor peralatan dan teknologi informasi 0,088 3,8

Kegiatan promosi dan pemasaran yang dilakukan masih sangat kurang, sehingga pertumbuhan customer baru sangat kecil.

0,089 5,3

Jumlah

1,000 TOTAL SKOR

April 2019

Tabel 4 External Factor Evaluation (EFE) Matrix TPB Tahun 2019

Item Pernyataan Bobot Rating

Pertumbuhan arus petikemas yang didukung pertumbuhan 0,089 3,7

Memiliki Back Up area pengembangan 0,100 3,9

Memiliki konektivitas pelabuhan laut dengan kawasan industry/kawasan ekonomi khusus (KEK)

0,098 3,7

Memiliki hubungan yang baik dengan para stakeholder, serikat pelabuhan dan pemerintah daerah

0,092 3,8

Memiliki daerah hinterland yang memadai 0,093 4,0

Potensi memperluas pangsa pasar dengan melakukan kerjasama 0,095 3,9

Regulasi pemerintah terhadap pengelolaan pelabuhan yang bias 0,088 3,7

Persaingan yang ketat dengan pelabuhan internasional di negara lain, khususnya di negara tetangga yang lebih unggul dibandingkan

0,097 3,6

Potensi peningkatan arus kapal dan barang yang tinggi dan tidak didukung kesiapan pelabuhan dapat menyebabkan bottlenecking

0,074 3,8

Tuntutan dari para stakeholder untuk terus meningkatkan kinerja pelayanan dengan biaya yang semakin murah

0,082 3,5

Rentan terhaap perubahan teknologi transportasi laut yang sangat 0,094 3,5

Jumlah

1,000 TOTAL SKOR

-April 2019

Tabel 3 Internal Factor Evaluation (IFE) Matrix TPB Tahun 2019 Skor 0,39 0,34 0,39 0,35 0,33 0,36 2,16 0,40 0,26 0,28 0,33 0,47 1,74 3,90

Tabel 4 External Factor Evaluation (EFE) Matrix TPB Tahun 2019

Rating Skor 3,7 0,32 3,9 0,38 3,7 0,36 3,8 0,35 4,0 0,37 3,9 0,37 2,16 3,7 0,32 3,6 0,35 3,8 0,28 3,5 0,29 3,5 0,32 1,57 7,45

(9)

Lampiran B

Ket:

Sumbu X : 2,02 – 1,54 = 0,48 Sumbu Y : 1,76 – 1,86 = -0,10

Gambar 1 Posisi Terminal Petikemas Makassar berdasarkan Matriks Swot

Sumbu X : 2,16 – 1,74 = 0,42 Sumbu Y : 2,16 – 1,57 = 0,59

Gambar 2 Posisi Terminal Petikemas Bitung berdasarkan Matriks Swot WEAKNESS S KUADRAN III STRATEGI TURN-KUADRAN IV STRATEGI DEFENSIF WEAKNESS S KUADRAN III STRATEGI TURN-ARROUND KUADRAN IV STRATEGI DEFENSIF = 0,48 0,10

Gambar 1 Posisi Terminal Petikemas Makassar berdasarkan Matriks Swot

= 0,42 1,57 = 0,59

Gambar 2 Posisi Terminal Petikemas Bitung berdasarkan Matriks Swot STRENGTH OPPORTUNITY THREAT KUADRAN III -ARROUND KUADRAN I STRATEGI AGRESIF KUADRAN II STRATEGI DIVERSIFIKASI KUADRAN IV DEFENSIF (0,42 :0,59) STRENGTH OPPORTUNITY THREAT (0,48 : -0,10) KUADRAN I STRATEGI AGRESIF KUADRAN III ARROUND KUADRAN IV DEFENSIF KUADRAN II STRATEGI DIVERSIFIKASI

Gambar 1 Posisi Terminal Petikemas Makassar berdasarkan Matriks Swot

Gambar 2 Posisi Terminal Petikemas Bitung berdasarkan Matriks Swot STRENGTH

DIVERSIFIKASI STRENGTH

(10)

Lampiran C

PELUANG

Pertumbuhan arus petikemas yang didukung pertumbuhan ekonomi daerah setempat Memiliki Back Up area pengembangan

Memiliki konektivitas pelabuhan laut dengan kawasan industry/kawasan ekonomi khusus (KEK)

Memiliki hubungan yang baik dengan para stakeholder, serikat pelabuhan dan pemerintah daerah

Memiliki daerah hinterland yang memadai

Potensi memperluas pangsa pasar dengan melakukan kerjasama dengan pihak lain

ANCAMAN

Regulasi pemerintah terhadap pengelolaan pelabuhan yang bias berubah setiap saat

Persaingan yang ketat dengan pelabuhan internasional di negara lain, khususnya di negara tetangga yang lebih unggul dibandingkan Makassar dan Bitung

Potensi peningkatan arus kapal dan barang yang tinggi dan tidak didukung kesiapan pelabuhan dapat menyebabkan bottlenecking

Tuntutan dari para stakeholder untuk terus meningkatkan kinerja pelayanan dengan biaya yang semakin murah

Rentan terhaap perubahan teknologi transportasi laut yang sangat cepat perubahannya

Sumber :Data Diolah Per Maret-April 2019

Tabel 6 : QSPM Terminal Petikemas Makassar Tahun 2019 Tabel 5 Matriks SWOT

KEKUATAN KELEMAHAN

Lokasi pelabuhan sangat strategis Keterbatasan kapasitas fasilitas terminal Peralatan B/M yang didukung system yang terintegrasi

Kurangnya kerjasama yang baik dengan pengguna jasa terkait pelaksanaan system operasional

Dukungan penuh pemerintah dan manajemen PT Pelindo IV untuk pengembangan dan investasi

Ketidakseimbangan cargo

dimana cargo yang masuk lebih besar dibandingkan cargo yang keluar

Telah melayani pelayaran internasional Ketergantungan terhadap vendor peralatan dan teknologi informasi yang cukup tinggi Sumber daya yang professional dan kompeten

Kegiatan promosi dan pemasaran yang dilakukan masih sangat kurang, sehingga pertumbuhan customer baru sangat kecil. Penerapan Service Level Guarantee dan Service

Level Agreement pelayanan B/M Petikemas

SO Strategy WO Strategy

ST Strategy WT Strategy

5. Melakukan inovasi dan pengembangan fasilitas pelabuhan menuju "Green Port" yang akan berdampak pada peningkatan efisiensi dan produktivitas B/M

7. Menerapkan sistem pengendalian dan pengawasan yang ketat terhadap semua segmen terutama dalam penerapan prosedur pelayanan operasional.

6. Melakukan kordinasi dengan otoritas pelabuhan untuk menerapkan Berthing Windows System dan Indonesia National Single Window (INSW) system secara konsisten dan optimal kepada pengguna 1.Melakukan pengembangan dan penambahan infra dan suprastruktur pelabuhan agar dapat mewujudkan International Hub Port

3. Melakukan kerjasama dengan berbagai pihak baik perusahaan pelayaran, pemerintah daerah, dan pengusaha lokal untuk memasarkan dan mendistribusikan komoditas unggulan daerah ke pasar internasional

2. Meningkatkan kualitas pelayanan baik dari peralatan yang modern, lapangan serta staf yang melayani sehingga proses B/M dan sandar kapal dapat berjalan dengan mudah, cepat dan aman.

Memiliki hubungan yang baik dengan para stakeholder, 4. Menyusun strategi marketing yang tepat guna membangun relasi baik dengan customer dan calon customer

Potensi memperluas pangsa pasar dengan melakukan

Regulasi pemerintah terhadap pengelolaan pelabuhan

Persaingan yang ketat dengan pelabuhan internasional di negara lain, khususnya di negara tetangga yang lebih

8. Mengedukasi serta memberikan pelatihan secara berkelanjutan kepada karyawan khususnya saat ini dalam bidang teknik dan teknologi di era 4.0 (digitalisasi)

Potensi peningkatan arus kapal dan barang yang tinggi

April 2019

Tabel 6 : QSPM Terminal Petikemas Makassar Tahun 2019

KELEMAHAN

Keterbatasan kapasitas fasilitas terminal Kurangnya kerjasama yang baik dengan pengguna jasa terkait pelaksanaan system Ketidakseimbangan cargo (inbalance cargo) dimana cargo yang masuk lebih besar dibandingkan cargo yang keluar

Ketergantungan terhadap vendor peralatan dan teknologi informasi yang cukup tinggi Kegiatan promosi dan pemasaran yang dilakukan masih sangat kurang, sehingga pertumbuhan customer baru sangat kecil.

WO Strategy

WT Strategy

7. Menerapkan sistem pengendalian dan pengawasan yang ketat terhadap semua segmen terutama dalam penerapan prosedur pelayanan operasional.

3. Melakukan kerjasama dengan berbagai pihak baik perusahaan pelayaran, pemerintah daerah, dan pengusaha lokal untuk memasarkan dan mendistribusikan komoditas unggulan daerah ke pasar internasional

4. Menyusun strategi marketing yang tepat guna membangun relasi baik dengan customer dan

8. Mengedukasi serta memberikan pelatihan secara berkelanjutan kepada karyawan khususnya saat ini dalam bidang teknik dan teknologi di era 4.0 (digitalisasi)

Gambar

Tabel 1 Internal Factor Evaluation (IFE) Matrix TPM Tahun 2019
Tabel 3 Internal Factor Evaluation (IFE) Matrix TPB Tahun 2019
Gambar 1 Posisi Terminal Petikemas Makassar berdasarkan Matriks Swot
Tabel 6  : QSPM Terminal Petikemas Makassar Tahun 2019Tabel 5 Matriks SWOT
+3

Referensi

Dokumen terkait

1) Rivalrous consumption, dimana konsumsi oleh satu konsumen akan mengurangi atau menghilangkan kesempatan pihak lain untuk melakukan hal serupa. Terjadi rivalitas antar

untuk membedakan organisasi publik dan privat (bisnis) adalah “laba” atau “keuntungan”, namun tidak berarti bahwa prinsip ini membenarkan organisasi publik boleh dikelola

dengan suatu batasan yang relatif jelas, yang berfungsi secara relatif teratur dalam rangka mencapai suatu atau serangkaian

Tingkat bunga dapat berpengaruh terhadap tingkat investasi, jumlah uang beredar, inflasi, obligasi, yang pada akhirnya akan berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi negara

Petugas Tally Lapangan memerintahkan Operator RTG untuk mengangkat petikemas dari Lapangan Penumpukan ke atas chassis Head Truck sesuai dengan posisi yang tercantum dalam

Alhamdulillahirobbil’alamin, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan skripsi

Kerajaan Islam Demak dengan tokoh Raden Fatah yang menduduki sebagai sultan pertama merupakan salah satu data yang menunjukkan terlembaganya Islam ke dalam

Jika melihat dari penelitian ini, okezone.com sebagai media massa berita online telah menjadi media atau perantara antara pemerintah dengan masyarakat mengenai