• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS QUALITY OF SERVICE DAN KARAKTERISTIK PADA LAYANAN ASYMMETRIC DIGITAL SUBSCRIBER LINE (ADSL) BINUS ACCESS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS QUALITY OF SERVICE DAN KARAKTERISTIK PADA LAYANAN ASYMMETRIC DIGITAL SUBSCRIBER LINE (ADSL) BINUS ACCESS"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS QUALITY OF SERVICE DAN KARAKTERISTIK PADA

LAYANAN ASYMMETRIC DIGITAL SUBSCRIBER LINE

(ADSL) BINUS ACCESS

Lukas Tanutama

1

; Ria Lini

2

; Hendrik Suantio

3

; Alberto Suhalim

4

1, 2, 3, 4

Jurusan Sistem Komputer, Fakultas Ilmu Komputer, BINUS University Jalan KH Syahdan No 9, Palmerah, Jakarta Barat 11480

lukast12@binus.edu

ABSTRACT

This research is done to identify QoS from operasional in ADSL service of BINUS Access. The method of this research used in gathering information of operational data from networking management ware. DSLAM ware has networking management facility that enable gathering particular data. BINUS Access has unique nature regarding ADSL usually used commercially by telecommunication company. BINUS Access is managed by education organization to help students. QoS parameter that is analysed is availability and time to restrore. Meanwhile, the analysed characteristic is traffic, usage, and interest factor. Summary of this research is parameter value of QoS like availability and time to restore which far away under general standards used in telecommunication. Traffic parameter in DSLAM is influenced by availability value and time to restore. Usage parameter and interest factor showed that there are many web browser application usage in social networking. The continuous research could be done to fix the performance and ADSL development of BINUS Access.

Keywords: ADSL, QoS, availability, time to restore, traffic, usage, interest factor.

ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui QoS dari sisi operasional pada layanan ADSL Binus Access. Dalam penelitian ini dilakukan pengumpulan informasi data operasional dari perangkat manajemen jaringan. Perangkat DSLAM mempunyai fasilitas manajemen jaringan yang memungkinkan diperolehnya data yang terkait. Binus Access mempunyai sifat yang cukup unik mengingat ADSL biasanya digelar secara komersial oleh perusahaan telekomunikasi. Binus Access dikelola oleh lembaga pendidikan untuk membantu para mahasiswa. Parameter QoS yang dianalisis adalah availability dan time to restore. Sedangkan untuk karakteristik yang dianalisis adalah traffic, usage, dan interest factor. Simpulan yang diperoleh dari penelitian adalah adanya nilai parameter QoS seperti availability dan time to restore yang berbeda jauh di bawah dari standar yang umum digunakan di dunia telekomunikasi. Parameter traffic yang terjadi di DSLAM mempengaruhi nilai availability dan time to restore. Parameter usage dan interest factor menunjukkan banyaknya penggunaan aplikasi web browser dengan tujuan social networking. Penelitian lebih lanjut untuk memperbaiki kinerja serta pengembangan dari layanan ADSL Binus Access perlu dilakukan.

(2)

PENDAHULUAN

Komunikasi, baik data, suara, maupun video menjadi kebutuhan semua kalangan. Media komunikasi menjadi kunci utama untuk mencapai komunikasi yang cepat dan efektif saat ini. Perkembangan dunia komunikasi bukan hanya itu saja, pekerja kini dituntut bergerak cepat dalam menyelesaikan pekerjaannya. Tren kegiatan kerja saat ini tidak lagi terikat oleh tempat dan waktu, Pekerjaan dapat dilakuakn atau diselesaikan di manapun Anda berada. Wide Area Network (WAN) adalah kunci utama untuk komunikasi data jarak jauh. Teknologi WAN broadband atau jalur pita lebar yang umum digunakan untuk menghantarkan koneksi internet di dunia pun berbagai macam, meliputi xDSL, cable modem dan wireless. Memang DSL bukan satu-satunya teknologi dibalik

broadband, namun teknologi ini yang paling banyak dan umum digunakan terutama di di wilayah

Asia maupun Amerika dan negara lain..

Digital Subscriber Line (DSL) merupakan teknologi yang menggunakan jalur telepon

dengan memanfaatkan kabel telepon yang ada, sehingga tidak perlu menambah jaringan atau nomor telepon baru khusus untuk DSL. Jalur komunikasi suara (telepon) pasti sudah memiliki infrastruktur yang luas, sehingga tidak akan sulit untuk membuat jalur komunikasi data didalam infrastrukturnya. Selain kecepatan koneksi yang lebih cepat, kelebihan xDSL dibanding dial-up biasa yaitu pada jalur telepon yang sedang digunakan untuk akses internet, dapat juga digunakan untuk menelepon keluar dan melakukan percakapan seperti biasa. Sedangkan pada dial-up, jalur telepon untuk akses internet tidak bisa digunakan untuk menelepon keluar secara bersamaan.

Dari segi ekonomik, xDSL jauh lebih murah biaya infrastrukturnya dibanding penggunaan UTP (Unshielded Twisted Pair), fiber optic dan wireless. UTP terbatas pada jarak yaitu maksimum 100m. Wireless juga terbatas pada jarak jangkauannya dan mudah dipengaruhi oleh banyak faktor seperti interferensi dan sinyal yang terhalang oleh bangunan tinggi. Hal ini dapat melemahkan sinyal pada saat diterima oleh device pengguna layanan. xDSL memiliki jarak jangkauan yang bervariasi antara 300 meter sampai dengan 6,5 km (dari pengguna ke Central Office). Fiber optic memang memiliki kemampuan yang lebih baik daripada yang lain dalam hal jarak jangkauannya yang jauh dan juga memiliki bandwidth yang besar, namun biaya infrastrukturnya tergolong cukup mahal dan pemasangannya yang rumit.

Melihat keuntungan ini, Universitas Bina Nusantara juga turut mengaplikasikan teknologi xDSL ini pada jaringan Binus@ccess-nya, yaitu ADSL. Binus@acces merupakan kerja sama antara Universitas Bina Nusantara dengan PT Bina Indonusa System. Pada awalnya, Binus@access merupakan perkembangan dari Cyber@ccess yang bertujuan untuk menyediakan layanan internet untuk mahasiswa dalam mengisi Kartu Rencana Studi (KRS) secara online. Saat itu layanan

internet masih tergolong cukup sulit untuk diakses dan juga mahal. Oleh karena itu dari pihak Bina

Nusantara mengadakan kerja sama dengan warung internet (warnet) yang ada di sekitar Universitas Bina Nusantara dengan menggunakan media wireless, agar mahasiswa dapat memperoleh kemudahan akses internet dan dengan biaya yang murah. Namun dengan semakin banyaknya permintaan mahasiswa akan layanan internet, maka dimulailah penggunaan ADSL. Layanan ADSL sendiri dimulai sekitar bulan September pada tahun 2006, dan mencakup mahasiswa yang tinggal di dekat dengan lingkungan Universitas Bina Nusantara yaitu seperti rumah kos, rumah kontrak, maupun warnet.

Melihat dari sisi pertumbuhan ADSL yang masih baru berkembang, banyaknya pengguna ADSL di sekitar Universitas Bina Nusantara, persaingan usaha dalam penyediaan layanan internet dan tuntutan dari pengguna layanan internet, maka dilakukan penelitian terhadap ADSL Binus Access dengan melakukan analisa terhadap parameter-parameter yang menentukan Quality of

(3)

PEMBAHASAN

Digital Subscriber Line (DSL)

DSL adalah teknologi modem yang menggunakan saluran telepon (local-loop) untuk mentransmisikan data ber-bandwidth besar seperti multimedia dan video. Teknologi DSL ini akan membawa dua sinyal berbeda (analog dan digital) pada satu kabel. Sinyal digital digunakan untuk komunikasi data sementara sinyal analog digunakan untuk komunikasi suara. DSL memanfaatkan frekuensi lebih tinggi untuk mengirim data (diatas 4000 Hz) dan frekuensi rendah untuk menyalurkan percakapan suara, dimana range frekuensi untuk percakapan suara berada pada 0 Hz sampai 4000 Hz. Kemampuan untuk memisahkan sinyal suara dan data ini adalah merupakan suatu keuntungan dari teknologi DSL dan seluruh koneksi DSL dilakukan secara digital, dimana data digital secara langsung dikirimkan atau diterima oleh komputer pengguna melalui modem DSL.

Teknologi xDSL ini dapat dikelompokkan berdasarkan metode pembagian bandwidth dari bentuk transmisinya, yaitu simetrik dan asimetrik. Asimetrik mempunyai bandwidth transmisi terima (downstream) lebih besar dibanding bandwidth transmisi kirimnya (upstream). Sedangkan simetrik mempunyai bandwidth upstream sama dengan downstream.

Asymmetric Digital Subscriber Line (ADSL)

ADSL merupakan layanan asimetrik, dengan bit rate upstream up to 1 Mbps, sedangkan

downstream 384 Kbps – 8 Mbps. Batas jarak terjauh untuk ADSL adalah sekitar 18.000 kaki atau

sekitar 5.486 km. Pada jarak yang mendekati batas terjauh dari ADSL, maka pengguna hanya akan mendapatkan kecepatan yang sangat kecil bila dibandingkan dengan pengguna yang berada dekat dengan CO (mendekati 2 km). Pada awal perkembangan ADSL, modulasi ADSL masih menggunakan CAP (Carrierless Amplitude Phase). Namun pada perkembangannya, saat ini modulasi CAP sudah banyak ditinggalkan dan beralih menggunakan modulasi DMT (Discrete

Multitone) karena dianggap lebih baik daripada CAP.

Komponen Sistem ADSL

Perlengkapan yang dibutuhkan untuk menyediakan dan menggunakan layanan ADSL antara lain modem ADSL, splitter dan DSLAM. Modem ADSL digunakan untuk mentransmisikan dan menerima sinyal digital menuju DSLAM atau berasal dari DSLAM. Modem ADSL pada sisi pengguna ini sering disebut sebagai ATU-R (ADSL Transmission Unit – Remote). Modem ADSL hanya bertukar data dengan DSLAM, dan menghubungkannya dengan internet.

Splitter terletak pada dua tempat yaitu pada sisi CO (Central Office) yang biasanya sudah

terintegrasi pada DSLAM dan pada sisi pengguna yang digunakan untuk memisahkan antara sinyal suara (POTS) dengan sinyal data. DSLAM yang berada pada sisi Central Office digunakan sebagai dasar untuk solusi DSL khususnya ADSL. DSLAM berfungsi untuk mengkonsentrasikan trafik data dari berbagai loop ADSL yang kemudian akan dikirimkan ke backbone network untuk dihubungkan lagi ke jaringan lainnya misalnya jaringan internet yang disediakan oleh ISP. Di dalam DSLAM sendiri biasanya sudah terintegrasi modem (ATU-C atau ADSL Transmission Unit

– Central Office) dan splitter. DSLAM mendukung berbagai jenis tipe xDSL dan modulasi seperti

CAP dan DMT.

Quality of Service (QoS)

QoS adalah suatu ukuran yang menunjukkan performa dari suatu layanan atau jaringan yang menentukan tingkat kepuasan pengguna dari layanan atau jaringan yang bersangkutan. Untuk

(4)

mengukur kualitas dari layanan ADSL pada Binus Access secara operasional, penulis menggunakan 2 parameter QoS yaitu availability dan time to restore, serta 3 parameter karakteristik yaitu traffic, usage, dan interest factor.

Availability adalah kemampuan dari seorang pengguna untuk menggunakan sistem, atau

dapat diartikan secara matematis yaitu rasio/ perbandingan dari nilai uptime (waktu saat sistem atau layanan beroperasi) dari sistem terhadap nilai total antara nilai uptime dengan nilai downtime (waktu saat sistem atau layanan tidak beroperasi). Rumus untuk menghitung nilai dari availability adalah:

.

Idealnya availability harus mencapai 100%. Namun availability yang baik adalah 99,999% (five

nines), yang berarti tingkat kegagalan sistem sebesar 26 detik per bulan.

Time to restore adalah waktu yang diperlukan suatu link untuk pulih kembali (up) setelah

mengalami terputusnya koneksi (down). Dengan mendapatkan time to restore, maka dapat diketahui berapa lama rata-rata layanan ADSL saat mengalami gangguan hingga terputusnya layanan itu sampai layanan ADSL beroperasi dengan normal kembali. Parameter Traffic mengukur besarnya traffic paket yang lewat pada DSLAM ADSL Binus Access Anggrek dan Syahdan. Dengan parameter ini dapat diketahui bagaimana lalu lintas keseluruhan dari layanan ADSL setiap harinya, apakah tinggi, sedang, atau rendah pada jam-jam tertentu.

Parameter usage digunakan untuk melihat jenis-jenis aplikasi yang sering digunakan oleh pelanggan internet ADSL Binus Access. Interest Factor merupakan faktor ketertarikan pelanggan terhadap layanan internet ADSL Binus Access. Parameter ini digunakan untuk mengetahui tingkah laku pengguna ADSL Binus Access dalam menggunakan layanan internet (browsing), dengan analisis ditinjau dari segi edukasi (binus, wikipedia), search engine (google), email (yahoo), social

networking (friendster, facebook), streaming, dan download (indowebster, dan youtube).

Komponen Perangkat Lunak

Komponen perangkat lunak atau software yang digunakan dalam penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan data dari parameter-parameter yang telah didefinisikan untuk mengukur QoS dan karakteristik dari layanan ADSL Binus Access secara operasional. Software yang berfungsi sebagai system monitoring yaitu Element Management System (EMS) yang memantau koneksi ADSL pada DSLAM melalui port management ethernet atau serial. Data EMS dapat digunakan untuk mendapatkan parameter availability dan time to restore dari layanan ADSL Binus Access. Pada penelitian ini digunakan EMS, karena tool ini diciptakan memang khusus untuk management DSLAM, yaitu Dlink DAS-3248.

Cacti digunakan untuk memantau aktivitas dari lalu lintas ADSL Binus Access (traffic

monitoring), dan dari data Cacti akan didapatkan parameter traffic. Contoh traffic monitoring yang

lain adalah MRTG, tetapi tidak digunakan pada penelitian ini karena beberapa alasan. Seperti halnya Cacti, MRTG merupakan antarmuka website, tetapi tidak mempunyai tampilan seringkas dan selengkap Cacti. Selain itu, Cacti lebih mudah digunakan, serta mempunyai kelebihan untuk segi privacy, misalnya bisa dibuat account khusus guest.

Wireshark sebagai software packet analyzer digunakan untuk mendapatkan parameter interest factor dan usage dari pengguna layanan ADSL Binus Access. Contoh packet analyzer

(5)

karena ditemukan adanya beberapa kekurangan. Pada Wireshark, tool tersebut bisa melakukan analisa dengan sendirinya, yaitu menu statistics, sehingga didapatkan persentase-persentase yang dibutuhkan. Selain itu, Microsoft Packet Analyzer hanya dapat melihat sampai ke transport layer, sedangkan Wireshark dapat melihat sampai ke application layer.

Hasil Analisa Data

Hasil analisa untuk parameter availability adalah sebagai berikut:

Availability Anggrek:

Total MJ Anggrek (untuk 21 port) = 4.606.900 detik Lama EMS Aktif Anggrek = 3.100.038 detik

Total EMS Aktif Anggrek (untuk 21 port) = 3.100.038 x 21 = 65.100.798 detik Diasumsikan:

Downtime = Total MJ = 4.606.900 detik

Uptime + Downtime = Total EMS Aktif = 65.100.798 detik

Uptime = Total EMS Aktif – Total MJ = 65.100.798 – 4.606.900 = 60.493.898 detik

Availability_Anggrek =

100

%

798

.

100

.

65

898

.

493

.

60

×

= 93%

Availability Syahdan:

Total MJ Syahdan (untuk 16 port) = 1.953.174 detik Lama EMS Aktif Syahdan = 3.145.855 detik

Total EMS Aktif Syahdan (untuk 16 port) = 3.145.855 x 16 = 50.333.680detik Diasumsikan:

Downtime = Total MJ = 1.953.174 detik

Uptime + Downtime = Total EMS Aktif = 50.333.680 detik

Uptime = Total EMS Aktif – Total MJ = 50.333.680 – 1.953.174 = 48.380.506 detik

Availability_Syahdan =

100

%

50.333.680

48.380.506 ×

= 96%

Rata-rata Availability =

2

_

_

Anggrek

Availabili

ty

Syahdan

ty

Availabili

+

= 94,5%

Hasil analisa untuk parameter time to restore adalah sebagai berikut:

Time to Restore Anggrek:

Diasumsikan: Total Time to Restore = Total MJ Total MJ Anggrek (untuk 21 port) = 4.606.900 detik

Jumlah kejadian MJ Anggrek (untuk 21 port) = 389 kejadian Rata-rata Time to Restore Anggrek / port =

port

jumlah

MJ

Total

_

_

=

port

21

detik

4.606.900

Rata-rata Time to Restore Anggrek / port = 60jam 56menit 16detik Rata-rata Kejadian MJ Anggrek / port =

port

jumlah

kejadianMJ

jumlah

_

_

=

port

kejadian

21

389

(6)

JADI, rata-rata Time to Restore Anggrek untuk 1 port DSLAM, untuk 1 kejadian MJ =

kejadian

18,5238

16detik

56menit

60jam

= 3jam 17menit 22detik

Time to Restore Syahdan:

Diasumsikan: Total Time to Restore = Total MJ Total MJ Syahdan (untuk 16 port) = 1.953.174 detik

Jumlah kejadian MJ Syahdan (untuk 16 port) = 318 kejadian Rata-rata Time to Restore Syahdan / port =

port

jumlah

MJ

Total

_

_

=

port

16

detik

1.953.174

Rata-rata Time to Restore Syahdan / port = 33jam 54menit 33detik Rata-rata Kejadian MJ Syahdan / port =

port

jumlah

kejadianMJ

jumlah

_

_

=

port

kejadian

16

318

Rata-rata Kejadian MJ Syahdan / port = 19,875 kejadian

JADI, rata-rata Time to Restore Syahdan untuk 1 port DSLAM, untuk 1 kejadian MJ =

kejadian

19,875

33detik

54menit

33jam

= 1jam 42menit 22detik

Hasil analisa untuk parameter traffic adalah sebagai berikut: Berdasar masa liburan dan masa kuliah:

Anggrek (Tabel 1):

Tabel 1 Traffic Anggrek berdasarkan masa kuliah/libur INBOUND

(Mbps)

OUTBOUND

(Mbps) Pembagian Masa Liburan dan Kuliah

0,33 2,57 (01-09-2008 s/d 07-09-2008) Sebelum Kuliah Semester Ganjil 0,50 5,34 (15-09-2008 s/d 21-09-2008) Kuliah Minggu ke-2

0,27 2,43 (29-09-2008 s/d 05-10-2008) Libur Idul Fitri

0,47 4,28 (13-10-2008 s/d 19-10-2008) Kuliah Sesudah Idul Fitri 0,30 2,81 (21-10-2008 s/d 22-10-2008) Libur Job Expo

0,41 3,46 (03-11-2008 s/d 09-11-2008) Kuliah Sebelum UTS 0,49 4,32 (13-11-2008) Hari Tenang Sebelum UTS 0,32 3,09 (16-11-2008 s/d 22-11-2008) UTS

Syahdan (Tabel 2):

Tabel 2 Traffic Syahdan berdasarkan masa kuliah/libur INBOUND

(Mbps)

OUTBOUND

(Mbps) Pembagian Masa Liburan dan Kuliah

0,16 1,65 (01-09-2008 s/d 07-09-2008) Sebelum Kuliah Semester Ganjil 0,22 2,45 (15-09-2008 s/d 21-09-2008) Kuliah Minggu ke-2

0,07 0,75 (29-09-2008 s/d 05-10-2008) Libur Idul Fitri

0,29 3,05 (13-10-2008 s/d 19-10-2008) Kuliah Sesudah Idul Fitri 0,26 2,50 (21-10-2008 s/d 22-10-2008) Libur Job Expo

(7)

TRAFFIC ADSL ANGGREK 0,00 1,00 2,00 3,00 4,00 PAGI (04:00 -10:00) SIANG (10:00 - 18:00) MALAM (18:00 -04:00) M bi ts pe r s e c o nd INBOUND (Mbps) OUTBOUND (Mbps)

TRAFFIC ADSL SYAHDAN

0,00 1,00 2,00 3,00 4,00 PAGI (04:00 -10:00) SIANG (10:00 - 18:00) MALAM (18:00 -04:00) M bi ts pe r s e c ond INBOUND (Mbps) OUTBOUND (Mbps)

TRAFFIC ADSL ANGGREK

0,00 1,00 2,00 3,00 4,00 5,00 SEN IN SELA SA RA BU KAM IS JUMA T SABT U MIN GGU M bi ts pe r s e c o n d INBOUND (Mbps) OUTBOUND (Mbps) 0,29 2,37 (03-11-2008 s/d 09-11-2008) Kuliah Sebelum UTS

0,22 1,91 (13-11-2008) Hari Tenang Sebelum UTS

0,25 2,00 (16-11-2008 s/d 22-11-2008) UTS

• Berdasar pagi, siang, dan malam:

Anggrek:

Gambar 1 Traffic Anggrek berdasarkan pagi, siang, dan malam

Syahdan:

.

Gambar 2 Traffic Syahdan berdasarkan pagi, siang, dan malam

• Berdasar hari Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jumat, Sabtu, dan Minggu:

Anggrek:

(8)

TRAFFIC ADSL SYAHDAN 0,00 1,00 2,00 3,00 4,00 5,00 SEN IN SEL ASA RAB U KAM IS JUM AT SAB TU MIN GGU M bit s p e r s e c ond INBOUND (Mbps) OUTBOUND (Mbps) Syahdan:

Gambar 4 Traffic Syahdan berdasarkan pengelompokan hari

Hasil analisa untuk parameter Usage adalah sebagai berikut:

Usage Anggrek:

Tabel 3 Pengelompokan usage Anggrek berdasarkan aplikasi

Application Protocol Average Summary

Browsing, HTTP Download, & TCP transmission

HTTP 7,06% 56,84% SSL 0,17% DNS 0,16% other TCP 49,45% FTP Download FTP 0,01% 0,01% Streaming RTSP 0,16% 0,16% Chatting IRC 0,01% 0,10% MSN 0,03% YM 0,06%

Torrent Bit Torrent 0,55% 0,55%

Other UDP other UDP 0,68% 0,68%

Data TCP Data TCP 26,50% 26,50%

Data UDP Data UDP 12,19% 12,19%

Usage Syahdan:

Tabel 4 Pengelompokan usage Syahdan berdasarkan aplikasi

Application Protocol Average Summary

Browsing, HTTP Download, & TCP transmission

HTTP 5,37% 61,74% SSL 0,11% DNS 0,48% other TCP 55,78% FTP Download FTP 0,01% 0,01% Streaming RTSP 0,00% 0,00% Chatting IRC 0,00% 0,26% MSN 0,11% YM 0,15%

(9)

Torrent Bit Torrent 0,10% 0,10% Other UDP other UDP 0,67% 0,67% Data TCP Data TCP 25,75% 25,75%

Data UDP Data UDP 1,90% 1,90%

Hasil analisa untuk parameter Interest Factor adalah sebagai berikut:

Interest Factor Anggrek:

Tabel 5 Pengelompokan interest factor Anggrek berdasarkan site dan tujuan

Purpose Site Ratio Summary

Education binus.ac.id 5,16% 5,36%

wikipedia.org 0,20%

Search Engine google.com 7,11% 7,11%

Email yahoo.com 11,33% 11,33%

Social Networking friendster.com 15,89% 17,52% facebook.com 1,63% Streaming and Download indowebster.com 13,22% 13,30%

youtube.com 0,08%

Other 45,39% 45,39%

Interest Factor Syahdan:

Tabel 6 Pengelompokan interest factor Syahdan berdasarkan site dan tujuan

Purpose Site Ratio Summary

Education binus.ac.id 3,10% 3,17%

wikipedia.org 0,07% Search Engine google.com 6,46% 6,46%

Email yahoo.com 9,65% 9,65%

Social Networking friendster.com 18,20% 20,06% facebook.com 1,86% Streaming and Download indowebster.com 9,21% 9,76%

youtube.com 0,55%

Other 50,89% 50,89%

Analisis Keseluruhan Parameter QoS Pada ADSL Binus Access

Dari ke-5 parameter QoS yang menjadi acuan (availability, time to restore, traffic, usage, dan interest factor), dapat dirangkum sebagai berikut:

(10)

Availability

Availability_Anggrek = 93%, Availability_Syahdan = 96%. Rata-rata Availability ADSL

Binus Access Anggrek dan Syahdan = 94,5%. Di dunia telekomunikasi untuk perangkat carrier

class, availability yang baik mencapai 99.999% (five nines).

Time to Restore

Rata-rata Time to Restore Anggrek (untuk 1 port, untuk 1 kejadian) selama = 3jam 17menit 22detik, dengan rata-rata 1 port mengalami down sebanyak 18,5238 kejadian MJ. Untuk DSLAM Anggrek, port yang dominan terjadi MJ dan paling lama time to restore-nya, yaitu:

port 28 163 kejadian MJ port 9 time to restore 504 jam

qRata-rata Time to Restore Syahdan (untuk 1 port, untuk 1 kejadian) selama = 1jam 42menit 22detik, dengan rata-rata 1 port mengalami down sebanyak 19,875 kejadian MJ.

Untuk DSLAM Syahdan, port yang dominan terjadi MJ dan yang paling lama time to restore-nya, yaitu:

port 17 69 kejadian MJ port 10 time to restore 348 jam

Untuk mencapai availability yang baik (sebesar 99.999%), time to restore-nya hanya selama 26 detik dalam 1 bulan.

Traffic

Traffic penggunaan bandwidth ADSL di Anggrek lebih tinggi dibandingkan ADSL di

Syahdan. Traffic pada masa kuliah lebih tinggi dibandingkan pada masa liburan. Rata-rata penggunaan bandwith meningkat seiring waktu dari pagi (pukul 04:00 – pukul 10:00), ke siang (pukul 10:00 – pukul 18:00), kemudian ke malam hari (pukul 18:00 – pukul 04:00), rata-rata traffic lebih tinggi di malam hari. Rata-rata traffic selama masa kuliah (dari hari Senin sampai Minggu) untuk Anggrek berbentuk cekung (traffic tinggi di awal minggu dan akhir minggu). Sedangkan untuk Syahdan berbentuk cembung (traffic rendah di awal minggu dan akhir minggu).

Usage

Aplikasi yang lebih dominan digunakan adalah browsing, HTTP Download, dan TCP

Transmission, yaitu untuk Anggrek sebesar 56,84% dan Syahdan sebesar 61,74%.

Interest Factor

Sebagian besar pengguna mengakses internet dengan tujuan social networking, yaitu untuk Anggrek sebesar 17,52% dan Syahdan sebesar 20,06%.

(11)

PENUTUP

Dari hasil analisis yang dilakukan terhadap parameter-parameter QoS secara operasional pada layanan ADSL Binus Access, didapatkan simpulan seperti berikut. Pertama, Availability Anggrek lebih rendah dibandingkan Syahdan, sehingga mempengaruhi nilai Time to Restore Anggrek yang lebih lama. Hal ini dapat dikaitkan dengan parameter traffic Anggrek yang lebih padat dibandingkan Syahdan. Semakin tinggi suatu traffic, maka memungkinkan terjadinya kegagalan sistem lebih besar. Availability dan time to restore ADSL Binus Access pada penelitian ini berbeda jauh di bawah dari standar yang umum digunakan di dunia telekomunikasi. Kedua, mayoritas pengguna ADSL baik Anggrek maupun Syahdan mengakses internet untuk keperluan

browsing dan download. Ketiga, perilaku browsing yang dilakukan pengguna ADSL baik Anggrek

maupun Syahdan cenderung mengarah ke tujuan Social Networking, yaitu situs friendster dan

facebook.

DAFTAR PUSTAKA

Abe, George.(2000). Residential Broadband, second edition. Cisco Press, Indianapolis.

Bhusan Bharat, (2004), White Paper Measurement and Analysis of End-to-end Service Quality of 3G Networks and Services, www.ist-albatross.org/QoSWhitePaper.pdf

Downes Kevin, dkk.(1998). Internetworking Technologies Handbook, second edition. Macmillan Technical Publishing, Indianapolis.

Franklin, Curt, (2000), How DSL Works, http://computer.howstuffworks.com/dsl.htm

Gunawan Hendra, (2000), Asymmetrical Digital Subscriber Line, http://www.elektroindonesia.com/elektro/el04a.html

Hamill Hugh, dkk, (2005), Asymmetric Digital Subscriber Line, http://www.esatclear.ie/~aodhoh/adsl/report.html#Resear

Lukas, Jonathan.(2006). Jaringan Komputer. Graha Ilmu, Yogyakarta.

Murthy M. V. Ramana, (2005), DSL : An Overview, www.multitech.co.in/DSL.pdf

Odom, Wendell.(2004). CCNA INTRO Exam Certification Guide. Cisco Press, Indianapolis.

Orebaugh, Angela. (2007). Wireshark & Ethereal Network Protocol Analyzer Toolkit. Syngress Publishing, Inc., Rockland, MA

Stallings, William.(2000). Data and Computer Communication, sixth edition. Prentice Hall, New Jersey.

Summers Charles K, (1999), ADSL: Standards, Implementation, and Architecture, http://books.google.com/books?id=HsXaS5y6SZoC&dq=ADSL:+Standards,+Implementat ion,+and+Architecture.pdf&printsec=frontcover&source=bn&hl=en&sa=X&oi=book_resu lt&resnum=4&ct=result

(12)

Tanenbaum, Andrew.(2003). Computer Networks, fourth edition. Prentice Hall, New Jersey. Volf, Zahy, dkk, (2005), ADSL, http://www2.rad.com/networks/2005/adsl/main.htm

Gambar

Gambar 1 Traffic Anggrek berdasarkan pagi, siang, dan malam
Gambar 4 Traffic Syahdan berdasarkan pengelompokan hari

Referensi

Dokumen terkait

Pajak tangguhan diukur dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau yang telah secara substantif berlaku pada tanggal laporan posisi keuangan interim dan yang akan digunakan

[r]

Pendekatan Konversi – proses tentang pengambilan informasi dari satu sistem lama untuk menggantikan suatu sistem yang baru, dapat secara manual dan/atau metode otomatis..

Proses analisis data tersebut dilakukan berdasarkan data lapangan dan sekunder yang dilakukan pada setiap satuan pemetaan, meliputi 10 parameter yaitu: kemiringan lereng,

[r]

Dari hasil analisis, terlihat adanya hubungan yang bermakna antara pengetahuan HIV/AIDS dengan sikap terhadap ODHA dimana variabel tingkat pendidikan dan keterpaparan media

Though you don’t need to be an expert assembly language programmer in order to write efficient code, if you’re going to study compiler output (as you will do in this book),

Dari beberapa tanaman yang biasa digunakan oleh penyehat tradisional di Desa Lamalera ada yang telah dibuktikan secara ilmiah dan lulus uji diantaranya tanaman