• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

GAMBARAN UMUM WILAYAH

4.1. Deskripsi Tempat Penelitian

Untuk membantu mengetahui tentang persepsi warga Kemiri terhdap mahasiswa asal Papua, maka perlu dijelaskan tentang lokasi objek penelitian ini dan juga latar belakang narasumber yang dijadikan responden dalam penelitian ini.Hal ini dimaksudkan agar penelitian menjadi jelas dan mudah dipahami.

4.2 Latar Belakang Narasumber

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan sepuluh orang narasumber, dua orang di antaranya adalah Kepala RT dan RW, dua orang keamanan Kemiri, satu orang tokoh Agama, tiga orang pemilik Kos dua orang pemilik Warung.

Pak Aris Ketua RT 02

Ketua RT yang di jadikan responden dalam penelitan ini adalah Pak Aris yang berumur 46 tahun, selain menjabat ketua RT pak Aris juga keseharian bekerja sebagai wiraswasta. Menurut pandangan pak Aris terkait dengan persepsi terhadap sikap dan perilaku mahasiswa asal Papua beliau memandang bahwa mahasiswa asal Papua sangat sulit di beri arahan, insiden yang paling sering menjadi cikal bakal masalah oleh mereka di kemiri adalah mabuk, dan juga sering ugal-ugalan bawa kendaraan selain itu juga pak aris mengungkapkan penyesalanya ke beberapa mahasiswa luar Jawa karena persoalan mahasiswa yang terkadang makan di warung warganya dan tidak bayar bagi Pak Aris ini adalah hal yang sangat memalukan.

Pak Wiyono

Pak Wiyono 66 tahun menjabat sebagai ketua RW XI beliau adalah pensiunan Pemda tahun 2006, dari banyaknya responden yang di wawancarai pak Wiyono adalah responden yang boleh dikatakan paling pemilik banyak informasi terkait dengan mahasiswa Papua karena beliau beberapa kali terlibat dalam penanganan

(2)

masalah-masalah yang pernah terjadi di Kemiri, selain itu dari penuturan beliau ia juga sering patroli bersama dengan polsek Salatiga untuk memantau lingkungan warga, dalam pandangan beliau saat di wawancarai ia menilai bahwa mahasiswa Papua gagal memahami budaya orang Kemiri, terkesan seenaknya dan sulit di atur, suka mabuk-mabukan yang sering kali berujung dengan insiden di lingkungan Kemiri, maka tidak heran warga Kemiri seolah-olah memunculkan unsur penolakan kepada mereka di Kemiri.

Pak Slamet

Wawancara kedua dilakukan dengan pak Slamet 46 tahun selain keamanan di Kemiri beliau juga bekerja sebagai Security di kampus UKSW, pendidikan terakhir adalah SD, dalam penuturan pak Slamet terkait dengan sikap dan perilaku mahasiswa asal Papua, ia melihat bahwa perilaku suka minum minuman keras adalah seolah menjadi hal biasa yang dilakukan oleh mahasiswa luar Jawa, beberapa kali terlibat dalam pengamanan mahasiswa luar Jawa yang bermasala di kemiri seperti perkelahian, dan sering berinteraksi dengan mahasiswa luar Jawa, dalam pandangan pak Slamet yang paling sering membuat masalah di Kemiri adalah mahasiswa asal Papua.

Pak Legiman

Pak Legiman 60 tahun adalah salah satu keamanan di wilayah Kemiri, selain menjadi keamanan, pak Legiman juga bekerja dengan membuka warung makan di daerah Kemiri, di sekitar rumah pak Legiman terdapat beberapa kos-kosan yang dihuni oleh kebanyakan mahasiswa yang berasal dari Papua dan daerah lainnya, dalam penuturan yang disampaikan beliau terkait dengan sikap dan perilaku mahasiswa asal Papua, memandang bahawa anak-anak Papua sering berisik ketika lagi pada minum, kalau ditegur sulit ada banyak alasan yang di sampaikan mereka ketika ditegur, kadang mereka mengatakan ada kebaktian lah padahal terkadang sampai larut malam, trus kalau anak-anak Papua sering tidak bayar makan, suka mabuk-mabukan yang berujung onar dengan warga dan terkesan kurang menghargai kebiasaan masyarakat sini.

(3)

In,Am Soimin 55 tahun salah seorang pemuka agama Islam di Kemiri, keseharian beliau selain menjadi pemuka agama ia juga mencari kesibukan dengan membuka warung di depan rumahnya, ketika di tanya mengenai bagaimaa tanggapanya terhadp sikap dan perilaku mahasswa asal Papua, beliau menuturkann, bahwa anak-anak Papua di sini itu kurang sopan karena sudah beberapa kali di tegur oleh waga agar bisa lebih memahami adat istiadat warga tapi to tidak di lakukan. Kayak tahun 2015 lalau kalau tidak salah bulan oktober, meraka bakar anjing di pemukiman warga yang mana di situ mayoritas orang islam, trus di kemiri barat juga pernah hal serupa terjadi.

Pemilik Kos

Narasumber yang berikut adalah Pak Tarjo 67 tahun pendidikan terakhir beliau adalah SMK di Semarang, beliau adalah salah seorang warga Kemiri 1 yang juga menjadi pemilik kos Tarjo, selain pemilik kos ia juga mendirikan usaha-usaha rental dan usaha lainya, menurut pandangan beliau saat di wawancarai terkait dengan sikap dan perilaku mahasiswa Papua mereka memandang orang Papua adalah keras, terkesan arogan sulit di atur, dan kurang adaptasi dengan warga. Sementara pemilik kos berikutnya adalah Tante Tije pemilik Kos Bios umur beliau adalah 65 tahun salah seorang wiraswasta di Salatiga, narasumber lainya adalah Pak Tri 69 tahun pendidikan terakhir beliau adalah S1 ia adalah pensiunan dari PT Pertamina cabang Semarang.

Pemilik Warung

Yang dijadikan narasumber berikutnya adalah ibu Tun pemilik warung Tuntun letaknya di Kemiri barat pendidikan terakhir beliau adalah 37 tahun pendidikan terakhir SMA, selain itu ada juga pemilik warung yang letaknya di Kemiri 1 milik pak Marjono umur beliau 60 tahun pendidikan terakhir SD.

4.2. Sejarah Keberadaan Kemiri

Berikut akan dijelaskan secara singkat mengenai sejarah adanya dukuh Kemiri hingga saat ini, dimana pada zaman dahulu kemungkinan besar sebelum merdeka, tepatnya di Kauman ada berupa pohon kemiri yang sangat banyak yang bertebaran di sekitar kauman dan Kemiri saat ini. Semakin bertambahnya tahun, maka semakin bertambah pula penduduk yang menduduki

(4)

dukuh Kemiri (yang sekarang) sehingga sehingga warga yang menduduki dukuh ini pun mencari nama yang baik untuk sebutan desa atau dukuh ini, waktu itu sedikit kesulitan dalam mencari nama, karena banyaknya buah Kemiri yang ada di lingkungan dukuh tersebut maka mereka yang tergabung dalam dukuh tersebut menamai dukuh Kemiri Nderean (bunga). Namun berkembangnya waktu sehingga nama nderean pun sudah tidak dipakai, karena banyaknya orang yang bukan asli dukuh tersebut yang tinggal di dukuh Kemiri sehingga nama nderean dihilangkan dan hanya di pakai dukuh Kemiri

Dengan bertambah banyaknya penduduk yang ada di Kemiri maka muncullah pembagian berupa gang-gang seperti jalan Cemara, Kemiri Raya, Turen dan lain sebagainya, yang tujuannya untuk mempermudah para petugas pos (pengantar surat).

Dukuh Kemiri adalah bagian dalam kelurahan Salatiga seperti yang terlihat dalam peta monografi Kelurahan Salatiga:

Gambar 1.3 Peta Kemiri Salatiga

(5)

Sumber : Ketua RT 02 Kemiri Salatiga

1.4 Kondisi Demografi Luas kelurahan : 202 Ha Jumlah RT : 80 RT Jumlah RW : 12 RW

(6)

Tabel 1.2 Jumlah Penduduk

No Klasifikasi Jumlah

1 Jumlah penduduk awal 15,805 Orang 2 Total Jumlah Kleahiran 10 Orang 3 Total jumlah kematian 4 Orang 4 Total penduduk datang 15 Orang 5 Total penduduk pindah 26 Orang

6 Total WNA 0

7 Jumlah Penduduk akhir 15,800 0rang

Sumber. Data kelurahan , Laporan Monografi Bulan April 2016 Tabel 1.3 Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin 1 Jumlah Penduduk Total berdasar Jenis

Kelamin

7751 orang

2 Kepala Keluarga Perempuan 8049 orang

Sumber. Data kelurahan , Laporan Monografi Bulan April 2016 Tabel 1.4 Jumlah Penduduk Total berdasarkan DP4 1 Jumlah Penduduk Laki-laki 4583 orang 2 Jumlah Penduduk Perempuan 5583 orang

Tabel 1.5 Jumlah Kepala Keluarga berdasarkan Jenis Kelamin 1 Kepala Keluarga Laki-laki 4661 orang

2 Kepala Keluarga Perempuan 1433 orang Sumber. Data kelurahan , Laporan Monografi Bulan April 2016

Tabel 1.6 Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama dan Aliran Kepercayaan

(7)

2 Kristen Protestan 3182 orang 3 Katolik 1496 orang 4 Hindu 8 orang 5 Budha 83 orang 6 Kong Hu Cu 0 orang 7 Kepercayaan 2 orang

Sumber. Data kelurahan , Laporan Monografi Bulan April 2016 Tabel 1.7 Jumlah Kepemilikkan Dokumen Pencatatan Sipil

a. Penduduk Pemilik Akta Kelahiran berdasarkan jenis kelamin dan Usia

No Usia Laki-Laki Perempuan

Memiliki Akta Lahir Tidak Memiliki Akta Lahir Memiliki Akta Lahir Tidak Memiliki Akta Lahir 1 0-4 tahun 276 219 249 200 2 5- 9 tahun 306 281 305 290 3 10-14 tahun 358 216 332 204 4 7-9 tahun 352 206 304 191

Sumber. Data kelurahan Laporan Monografi Bulan April 2016

b. Total Penduduk Pemilik Akta Kelahiran usia 0 s.d > 70 tahun 2482 orang

c. Pemilik Akta Kelahiran 8 orang

d. Pemilik Akta Kelahiran 4275 orang

Tabel 1.8 Jumlah Penduduk total berdasarkan tingkat pendidikan

No Pendidikan Jumlah

1 Tidak/ belum sekolah 2284 orang 2 Tidak tamat SD/sederajat 1562 orang

(8)

4 Tamat SLTP 2169 orang

5 Tamat SLTA 5079 orang

6 Diploma I/II 141 orang

7 Diploma III 617 orang

8 Strata 1/Diploma IV 1649 orang

9 Strata 2 150 orang

10 Strata 3 13 orang

Sumber. Data kelurahan , Laporan Monografi Bulan April 2016 Tabel 1.9 Jumlah Penduduk berdasarkan Jenis Pekerjaan

No Pekerjaan Jumlah

1 Belum tidak bekerja 2779 orang 2 Mengurus Rumah Tangga 2032 orang

3 Pelajar Mahasiswa 3132 orang

4 Pensiunan 492 orang

5 Pegawai Negeri Sipil 424 orang 6 Tentara Nasional Indonesia 46 orang

7 Kepolisian RI 47 orang

8 Perdagangan 42 orang

9 Petani Pekebun 14 orang

10 Peternak 1 orang

11 Nelayan Perikanan 0 orang

12 Industri 7 orang

13 Konstruksi 5 orang

14 Transportasi 6 orang

15 Karyawan Swasta 2915 orang

16 Karyawan BUMN 64 orang

17 Karyawan BUMD 13 orang

(9)

19 Buruh Harian Lepas 962 orang 20 Buruh Tani Perkebunan 17 orang 21 Buruh Nelayan Perikanan 0 orang

22 Buruh Peternakan 4 orang

23 Pembantu Rumah Tangga 34 orang

24 Tukang Cukur 6 orang

25 Tukang Listrik 6 orang

26 Tukang Batu 15 orang

27 Tukang Kayu 9 orang

28 Tukang Sol Sepatu 1 orang

29 Tukang Las, Pandai Besi 4 orang

30 Tukang Jahit 15 orang

31 Tukang Gigi 0 orang

32 Penata Rambut 1 orang

33 Mekanik 13 orang

34 Pabrik 1 orang

35 Paraji 0 orang

36 Perancang Busana 1 orang

37 Imam Masjid 0 orang

38 Pendeta 19 orang

39 Pastor 4 orang

40 Wartawan 4 orang

41 Ustadz Mubaliqh 1 orang

42 Juru Masak 3 orang

43 Promotor Acara 0 orang

44 Anggota DPR RI 0 orang

45 Anggota DPD 0 orang

46 Anggota BPK 0 orang

47 Presiden 0 orang

(10)

49 Anggota MahkamahKonstitusi 0 orang 50 AnggotaKabinet Kementrian 0 orang

51 Duta Besar 0 orang

52 Gubernur 0 orang

53 Bupati 0 orang

54 Wakil Bupati 0 orang

55 Walikota 0 orang

56 Wakil Walikota 0 orang

57 Anggota DPRD Provinsi 0 orang 58 Anggota DPRD Kab. Kota 2 orang

59 Dosen 80 orang 60 Guru 279 orang 61 Pilot 0 orang 62 Pengacara 2 orang 63 Dokter 15 orang 64 Notaris 1 orang 65 Arsitek 3 orang 66 Akuntan 2 orang 67 Konsultan 1 orang 68 Dokter 15 orang 69 Bidan 10 orang 70 Perawat 11 orang 71 Apoteker 4 orang

72 Psikiater Psikologi 1 orang

73 Penyiar Radio 0 orang

74 Pelaut 5 orang

75 Peneliti 4 orang

76 Sopir 64 orang

77 Pialang 0 orang

(11)

Sumber. Data kelurahan ,Laporan Monografi Bulan April 2016

79 Pedagang 272 orang

80 Perangkat Desa 0 orang

81 Kepala Desa 0 orang

82 Biarawati 5 orang

83 Wiraswasta 1848 orang

84 Lainnya 4 orang

Gambar

Gambar 1.3  Peta Kemiri Salatiga
Tabel 1.2 Jumlah Penduduk
Tabel 1.8 Jumlah Penduduk total berdasarkan tingkat pendidikan

Referensi

Dokumen terkait

Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa ISPA adalah suatu tanda dan gejala akut akibat infeksi yang terjadi di setiap bagian saluran pernafasan atau

Hasil uji kualitas, direncanakan sistem penyediaan air bersih untuk Kecamatan Belitang meliputi perencanaan intake, pipa transmisi dan bangunan Instalasi Pengolahan Air

(Muhadjir: 1989). a) Deduksi, yakni metode yang bertitik tolak pada data-data yang universal (umum), kemudian diaplikasikan ke dalam satuan-satuan yang singular

Akan tetapi pemikiran Amina Wadud tentang adanya pemahaman agama yang absolut dan pemikiran agama yang relatif, menurut pemikir yang tidak sepakat dengan

• Pencitraan (CT Scan/MRI) kepala dengan kontras lesi parenkim pada daerah basal otak, infark, tuberkuloma, maupun hidrosefalus  jika ada indikasi, terutama jika dicurigai

Kunjungan Kerja bersama Bappeda, Dinas Bina Marga, Dinas Perhubungan, Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air, Dinas Penataan Ruang & Permukiman, Badan Lingkungan Hidup Provsu,

Malang tepatnya pada tanggal 17 oktober 2001 memiliki banyak obyek wisata yang tidak kalah menariknya dengan daerah lain dengan didukung visi misi kota Batu

bahwa rencana kerja dan anggaran merupakan dokumen perencanaan dan penganggaran yang berisi rencana pendapatan, belanja program dan kegiatan serta rencana pembiayaan,