• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Imas Maesyaroh, 2014.

ANALISIS EFISIENSI EKONOMI DALAM PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI DENGAN METODE DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Kabupaten Subang merupakan salah satu Kabupaten yang berada di Provinsi Jawa Barat. Dalam perkembangannya Kabupaten Subang tumbuh menjadi kota wisata, untuk menarik minat wisatawan salah satu cara yang dilakukan pemerintah adalah mempromosikan industri makanan ciri khas Kabupaten Subang. Industri makanan yang berkembang saat ini diantaranya adalah industri dodol nanas dan industri wajit nanas. Hal tersebut didukung dengan fakta bahwa Kabupaten Subang merupakan penghasil nanas terbesar di Jawa Barat, sehingga para wisatawan akan tertarik untuk membeli dodol nanas dan wajit nanas sebagai buah tangan dari Kabupaten Subang.

Dodol nanas merupakan salah satu produk olahan dari nanas yang termasuk dalam jenis makanan semi basah dan mengandung vitamin E serta vitamin B12. Dodol sendiri berasal dari indonesia, dan untuk jenis dodol nanas berasal dari Kabupaten Subang. Jenis olahan buah nanas lainnya yaitu wajit nanas yang merupakan manisan (penganan) yang terbuat dari perpaduan buah nanas, kelapa, dan gula merah. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata wajit berasal dari kata wajik. Makanan ini biasanya digunakan sebagai makanan ringan atau makanan selingan. Dalam perkembangannya, dodol dan wajit mempunyai banyak nama sesuai dengan bahan baku yang digunakan atau daerah tempat makanan tersebut di produksi seperti dodol garut, dodol betawi, wajik ketan, wajik bandung, dan lain-lain.

Keberadaan dodol nanas dan wajit nanas di Kabupaten Subang dipelopori oleh Ibu Ika sejak tahun 1997. Produk ini telah mampu menciptakan peluang usaha serupa dan menyerap banyak tenaga kerja. Berawal dari dibentuknya kelompok Sekar Arum yang melakukan pelatihan dalam mengolah nanas menjadi jenis makanan baru yang menghasilkan nilai tambah lebih tinggi. Pada saat ini industri dodol nanas dan wajit nanas sudah berkembang, hal ini dibuktikan dengan meningkatnya jumlah pengusaha dodol nanas dan wajit nanas di Kabupaten Subang.

(2)

Imas Maesyaroh, 2014.

ANALISIS EFISIENSI EKONOMI DALAM PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI DENGAN METODE DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

Industri dodol nanas di Kabupaten Subang berjumlah 18 pengusaha dan industri wajit nanas berjumlah 10 pengusaha. Pada awalnya beberapa pengusaha masih memakai nama produk pengusaha lain, namun saat ini setiap pengusaha mempunyai nama untuk produknya masing-masing. Selain itu, kepemilikan sertifikat halal pun menunjang pengusaha untuk memasarkan produk ini ke pasar internasional. Hal ini menandakan bahwa usaha ini mempunyai prospek yang sangat baik untuk dikembangkan karena masih menggunakan teknologi yang sederhana dalam proses produksinya, sehingga penyerapan tenaga kerja yang banyak akan terjadi jika jumlah produksi meningkat.

Seiring dengan berkembangnya industri dodol nanas dan wajit nanas di Kabupaten Subang, ternyata kondisi di lapangan para pengusaha mengalami beberapa kendala dalam proses produksinya. Kendala tersebut diantaranya terkait dengan ketersediaan bahan baku utama yaitu buah nanas yang harganya berfluktuatif. Disamping itu, saat ini para petani nanas cenderung menjual buah nanas kepada tengkulak yang akan dijual kembali dengan harga lebih tinggi. Para tengkulak dan petani nanas lebih tertarik menjual nanas ke pasar ekspor dibanding menjual nya ke pasar lokal. Hal ini menyebabkan ketersediaan buah nanas langka dan harga nanas dipasaran menjadi tinggi. Namun, naik turunnya harga nanas ini tidak merubah output (harga jual) yang dihasilkan pengusaha dodol nanas dan wajit nanas.

Selain itu, harga bahan baku dan bahan penolong yang menyebabkan naiknya ongkos produksi apabila harga di pasarannya ikut naik. Biaya tenaga kerja yang dihitung per satu kali produksi cenderung berubah-ubah tergantung dengan jumlah produksi. Kenaikan harga input produksi dapat berakibat juga pada output (harga jual) hasil produksi dodol nanas dan wajit nanas yang semakin tinggi, namun pertimbangan persaingan pasar menjadi alasan pengusaha tidak dapat secara signifikan menaikkan

output. Kondisi ini berpengaruh terhadap produksi dodol nanas dan wajit nanas yang

mengakibatkan terjadinya inefisien, yang dalam jangka panjang akan mengalami kerugian dari jumlah penerimaan yang diperoleh lebih kecil dari pengeluaran proses produksi. Hal inilah yang menyebabkan perlu dianalisisnya efisiensi produksi pada

(3)

Imas Maesyaroh, 2014.

ANALISIS EFISIENSI EKONOMI DALAM PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI DENGAN METODE DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

industri dodol nanas dan industri wajit nanas di Kabupaten Subang. Nilai output yang terus meningkat tidak menjamin bahwa industri tersebut sudah mencapai efisiensi yang optimum, karena yang dimaksud efisien adalah jika tidak adanya barang yang terbuang percuma atau penggunaan sumber daya ekonomi seefektif mungkin untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan masyarakat.

Efisiensi merupakan indikator penting dalam mengukur kinerja keseluruhan aktivitas suatu perusahaan. Pengukuran efisiensi dapat memberikan penilaian terhadap baik buruknya operasi sebuah perusahaan atau organisasi. Semakin efisiennya sebuah organisasi ditunjukan dengan semakin minimalnya penggunaan sumber daya input untuk menghasilkan output. Banyak alat pengukuran efisiensi yang lazim digunakan, misalnya menggunakan fungsi produksi Cobb-Douglas dengan penyelesaian melalui model ekonometrika, model Constant Elasticity Of Substitution (CES), dan dalam perkembangan terakhir pengukuran efisiensi dengan menggunakan Data Envelopment

Analisis (DEA).

Data Envelopment Analisis (DEA) merupakan suatu alat untuk mengukur tingkat

efisiensi yang mengukur efisiensi operasional suatu industri berdasarkan masing-masing perusahaan dalam suatu industri. Dengan adanya metode analisis efisiensi maka dapat mengetahui pengusaha mana yang telah efisien dalam hal penggunaan input dan pengeluaran output. Pendekatan DEA lebih menekankan pendekatan yang berorientasi kepada tugas dan lebih memfokuskan kepada tugas yang penting, yaitu mengevaluasi kinerja dari unit pembuat keputusan / UPK.

Semenjak tahun 1980-an, pendekatan DEA banyak digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dari industri perbankan secara nasional dan belum pernah digunakan untuk mengukur efisiensi dari industri makanan, maka dari itu penulis tertarik menggunakan pendekatan ini. Pendekatan DEA ini merupakan pendekatan non

parametric. Oleh karena itu, pendekatan ini tidak memerlukan asumsi awal dari fungsi

produksi, selain itu pendekatan ini dapat mengidentifikasi unit yang digunakan sebagai referensi bagi unit yang tidak efisien. Ada dua model yang sering digunakan dalam pendekatan ini, yaitu model constant returns to scale (CRS) dan variable returns to

(4)

Imas Maesyaroh, 2014.

ANALISIS EFISIENSI EKONOMI DALAM PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI DENGAN METODE DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

scale (VRS). DEA merupakan sebuah metode optimasi program matematika yang

mengukur efisiensi teknik suatu unit kegiatan ekonomi (UKE) dan membandingkan secara relatif terhadap UKE yang lain (Charnes et, al. 1978; Banker et, al. 1984; dalam Aam S. Rusydiana 2013:25).

Berdasarkan uraian tersebut, penulis tertarik untuk meneliti permasalahan diatas. Adapun judul penelitian yang penulis ambil adalah “Analisis Efisiensi Ekonomi

Dalam Penggunaan Faktor-faktor Produksi Dengan Metode Data Envelopment Analysis (DEA) (Studi Kasus pada Industri Dodol Nanas dan Wajit Nanas di Kabupaten Subang)”.

1.2 Rumusan Masalah

Bertitik tolak dari latar belakang masalah. Maka, dirumuskanlah perumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana gambaran umum mengenai variabel input (modal, bahan baku, bahan penolong, bahan bakar, dan tenaga kerja) dan variabel output (hasil produksi) pada industri dodol nanas dan wajit nanas di Kabupaten Subang?

2. Apakah penggunaan faktor produksi pada industri dodol nanas dan wajit nanas di Kabupaten Subang dengan menggunakan metode Data Envelopment Analysis(DEA) sudah mencapai efisiensi optimum?

3. Apakah skala produksi industri dodol nanas dan wajit nanas di Kabupaten Subang berada pada tahap produksi Decreasing return to scale, Constant return to scale, atau Increasing return to scale?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan permasalahan sebelumnya, maka tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah mengetahui dan menganalisis hal-hal berikut ini :

(5)

Imas Maesyaroh, 2014.

ANALISIS EFISIENSI EKONOMI DALAM PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI DENGAN METODE DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu

1. Gambaran umum mengenai variabel input (modal, bahan baku, bahan penolong, bahan bakar, dan tenaga kerja) dan variabel output (hasil produksi) pada industri dodol nanas dan wajit nanas di Kabupaten Subang.

2. Penggunaan faktor produksi pada industri dodol nanas dan wajit nanas di Kabupaten Subang dengan menggunakan metode Data Envelopment Analysis(DEA) sudah mencapai efisiensi optimum.

3. Skala produksi industri dodol nanas dan wajit nanas di Kabupaten Subang berada pada tahap produksi Decreasing return to scale, Constant return to scale, atau

Increasing return to scale. 1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik bagi aspek teoritis (pengembangan ilmu) maupun aspek praktis (guna laksana).

Bagi aspek teoritis (pengembangan ilmu) penelitian ini mengharapkan dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan khususnya terkait dengan mikro ekonomi. Disamping itu penelitian inipun dapat diharapkan menjadi referensi bagi yang tertarik dan ingin mengkajilebih dalam tentang penelitian ini.

Bagi aspek praktek (guna laksana) penelitian ini diharapkan dapat dijadikan

input atau masukan bagi para pengambil kebijakan (pemerintah) dan pelaku bisnis di

Referensi

Dokumen terkait

2 Sekolah Menengah Pertama (SMP) Sekolah Menengah Petama Negeri 3 Sleman - 2001-20041. 3 Sekolah Menengah Atas (SMA) Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Sleman

Sedangkan dari RCP 85 wilayah Selaparang hingga 50 tahun mendatang diproyeksikan secara umum mengalami trend yang menurun, kecuali untuk suhu rata – rata

Surat Ketetapan Pajak Daerah Lebih Bayar, yang dapat disingkat SKPDLB, adalah surat ketetapan pajak yang menentukan jumlah kelebihan pembayaran

Dari hasil yang telah diperoleh kita dapat melihat ketika bandwidth hanya digunakan secara individual, maka client 1 mendapatkan bandwidth maksimum rata-rata 512

• Pelayanan kesehatan yang bermutu adalah pelayanan kesehatan yang dapat memuaskan setiap pemakai jasa pelayanan kesehatan sesuai dengan tingkat kepuasan rata-rata penduduk,.

Foundation steel Φ ≥ 10 mm in grid pattern Foundation beam has a minimum size of 20 x 20 cm, 4 steel bars Φ ≥ 12 mm Foundation depth ≥ foundation

Berdasarkan fenomena bahwa praktek akuntansi pada UKM masih rendah padahal sebenarnya informasi akuntansi dapat menjadi dasar bagi pengambilan keputusan bisnis

Di sinilah pentingnya peran lain (pendamping) yaitu para kiyai, dai dan diyah, dan masyarakat untuk mendukung dan ikut serta dalam membangun zakat, bersama dengan para